PENDAHULUAN
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Langkah selanjutnya adalah operasionalisasi. Operasionalisasi
(operationalization) adalah proses menghubungkan sebuah definisi konseptual pada
satu set prosedur atau teknik pengukuran, dengan meninjau dimensi, aspek, atau sifat
yang ditunjukkan oleh suatu konsep. Pada praktiknya, dari sebuah konstruk atau
dimensi dikembangkan indikator-indikator yang teramati dan dapat diukur. Indikator-
indikator ini merupakan representasi, manifestasi, atau secara bersama-sama
membentuk pengertian utuh dari sebuah konsep/konstruk atau dimensi.
Operasionalisasi konsep terdiri dari beberapa tahap (Sekaran, 2010), yaitu:
1. Membuat definisi konstruk yang akan diukur.
2. Menyusun konten pengukuran, yaitu instrumen (satu atau lebih item atau
pertanyaan) yang dapat mengukur konsep yang akan dikembangkan.
3. Menyusun format respon (kuesioner) dengan skala tertentu (sangat setuju s/d sangat
tidak setuju)
4. Menilai reliability dan validity skala pengukuran
4
Skala terdiri dari empat jenis, yaitu:
1. Skala Nominal
Merupakan skala yang labelnya hanya digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan objek. Bila skala ini digunakan untuk identifikasi maka ada
korespondensi satu-satu antara tiap nomor dengan objek Namun bila digunakan
untuk klasifikasi maka nomor tersebut digunakan untuk membedakan kelas atau
kategori.
2. Skala Ordinal
Merupakan skala di mana penilaian yang diberikan menggambarkan tingkat
relatif karakteristik yang dimiliki objek tersebut, atau dengan kata lain dapat
dikatakan sebagai urutan (order). Dengan menggunakan skala ini dapat ditentukan
apakah suatu objek memiliki karakteristik lebih atau kurang dibandingkan objek lain,
namun seberapa lebih atau seberapa kurangnya tidak diketahui. Contoh: peringkat
pemenang lomba; pengukuran opini, persepsi, atau perilaku; serta pengukuran
preferensi konsumen terhadap beberapa jenis produk.
3. Skala Interval
Dalam skala ini jarak dua angka pada skala menggambarkan jarak yang sebanding
pada karakteristik objek yang diukur. Perbedaannya dengan skala ordinal ialah, pada
skala ini dapat dilakukan pembandingan. Pada skala ini terdapat interval yang sama
atau konstan antara dua nilai. Akan tetapi skala ini tidak memiliki titik nol absolut.
Contoh: temperatur.
4. Skala Rasio
Skala rasio memiliki seluruh sifat dari skala nominal, ordinal, dan interval
sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan objek, serta
memberi peringkat dan membandingkan. Sebab, pada skala ini terdapat titik nol
absolut. Contoh: tinggi badan, berat badan, besar pendapatan, dll
5
Teknik-teknik penskalaan dapat dibagi sebagai berikut (Malhotra, 2010):
6
Selain informasi mengenai masalah penelitian, diperlukan juga informasi mengenai
target populasi yang relevan.
2. Menentukan tipe metode wawancara
Tipe metode wawancara akan mempengaruhi bentuk kuesioner, apakah wawancara
personal, menggunakan telepon, atau computer-assisted.
3. Menentukan isi tiap pertanyaan
Pertama, perlu dievaluasi apakah suatu pertanyaan diperlukan atau tidak. Setiap
pertanyaan harus memberi informasi yang diperlukan untuk tujuan tertentu,
sehingga bila suatu pertanyaan dirasa tidak berpengaruh maka lebih baik
dihilangkan. Namun bila pertanyaan-pertanyaannya kontroversial, dapat diberi
pertanyaan pendahuluan yang bersifat netral.
4. Mendesain pertanyaan yang mampu mengatasi ketidakmampuan dan ketidakmauan
responden untuk menjawab.
Responden bisa jadi tidak dapat menjawab kuesioner karena tidak memiliki
informasi, tidak ingat, atau tidak dapat menentukan respon yang pas.
5. Memutuskan struktur pertanyaan
Struktur pertanyaan terdiri dari pertanyaan terstruktur dan tidak terstruktur.
Pertanyaan tidak terstruktur, berupa open-ended question, di mana responden bebas
menjawab dan tidak diberi pilihan (semacam essay). Pertanyaan terstruktur, peneliti
dapat memilih apakah akan menggunakan pilihan ganda, pertanyaan dikotomi (ya/
tidak/tidak tahu) atau menggunakan skala.
6. Menentukan diksi dan kata-kata yang digunakan dalam pertanyaan
Menentukan kata-kata dan struktur kalimat merupakan bagian tersulit dalam
pembuatan kuesioner. Karena bila tidak tepat bisa jadi responden tidak mengerti
dan malas menjawab.
7. Mengatur pertanyaan dalam urutan yang sesuai.
Pertanyaan pembuka akan menentukan kelanjutan apakah responden akan tetap
mengisi kuesioner atau tidak. Oleh karena itu, pertanyaannya harus simple,
menarik, dan tidak mengancam.
8. Mengidentifikasi bentuk dan layout
Format, spasi, ukuran huruf, dan jenis huruf dapat mempengaruhi tingkat
keterlibatan responden.
9. Mereproduksi kuesioner
Produksi kuesioner juga berpengaruh pada keterlibatan responden. Bila kuesioner
terdiri dari banyak halaman, dapat dibuat buklet daripada dihekter seperti biasa.
10. Mengeliminasi kesalahan dengan melakukan pengujian
Pengujian dilakukan pada beberapa sampel responden agar dapat dilakukan
pengembangan untuk menghindari masalah yang mungkin timbul.
7
2.5. Konsep Sampling
Sebelum masuk ke sampling, terlebih dahulu perlu diketahui beberapa istilah yang
berkaitan dengan sampling, sebagai berikut:
a. Populasi: Sekelompok orang, benda, atau kejadian yang berkaitan dengan
kepentingan peneliti; yang memiliki kesamaan karakteristik
b. Elemen: Setiap satu anggota populasi
c. Sensus: pendaftaran elemen populasi atau objek studi
d. Sampel (unit sampel): Suatu bagian populasi (unit) di mana elemen populasinya
akan diambil datanya untuk dianalisis
e. Bingkai populasi (population frame): Daftar yang mengandung seluruh elemen
populasi di mana sampel dapat ditarik
f. Subjek: Setiap satu anggota sampel
Alasan penggunaan sampling (penentuan sampel) atau sensus dapat diketahui dengan
melihat tabel perbandingan berikut:
8
Bingkai sampling dapat diperoleh dari buku telepon, milis, dsb atau dengan
menyaringnya pada tahap pengumpulan data. Bingkai sampling diperlukan agar
memastikan tidak ada elemen populasi yang terlewat padahal seharusnya ada, atau
agar elemen yang seharusnya tidak termasuk dapat dikeluarkan. Sebab hal
tersebut dapat mengakibatkan kesalahan sampling (sampling error).
3. Memilih teknik sampling
Teknik sampling yang sesuai diperlukan agar sampel yang diambil/digunakan
dapat merepresentasikan populasi sehingga hasil penelitian lebih akurat. jenis-
jenis teknik sampling akan dijlaskan pada sub bab selanjutnya.
4. Menentukan ukuran sampel
Ukuran sampel merupakan jumlah elemen yang akan dimasukkan dalam sampel
penelitian. Penentuan jumlah ini tergolong kompleks dan membutuhkan beberapa
pertimbangan baik kualitatif maupun kuantitatif.
5. Mengeksekusi proses sampling
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keempat tahap yang telah ditentukan
sebelumnya, yaitu dengan mengatur atau menyusun metodologi bagaimana agar
target populasi dan bingkai sampel dapat diperoleh, serta bagaimana agar teknik
sampling dan ukuran sampel dapat ditentukan.
1. Nonprobability sampling
Merupakan teknik sampling yang tidak menggunakan prosedur seleksi
menggunakan peluang/probabilitas melainkan lebih didasarkan pada judgment
dari peneliti.
A. Convenience sampling
Penentuan sampel secara mudah/dekat (convenient) yang sepenuhnya diserahkan
pada interviewer, biasanya karena responden berada pada waktu dan tempat yang
9
tepat. Teknik ini paling tidak mahal dan tidak menghabiskan banyak waktu, serta
unit sampelnya aksesible, udah diukur, dan kooperatif. Namun keterbatasannya
ialah tidak representatif dan tidak dapat digunakan untuk mengeneralisasi
populasi, serta tidak cocok untuk proyek riset peasaran yang membutuhkan
kesimpulan mengenai populasi. Biasanya hanya digunakan untuk riset
eksploratori, untuk memperoleh gambaran atau hipotesis.
B. Judgemental sampling
Penentuan sampel ialah berdasarkan judgment peneliti, namun atas tujuan
tertentu. Pada sampling jenis ini peneliti memiliki keyakinan tertentu bahwa
responden yang dipilihnya dapat merepresentasikan populasi. Contoh: tes pasar
untuk menguji produk, pemilihan saksi di persidangan, dll.
C. Quota sampling
Jenis ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama yaitu membuat atau
mengembangkan kuota, melalui penentuan jumlah dari tiap kelompok
karakteristik kontrol (misal usia, jenis kelamin, ras). Kuota ini berfungsi untuk
menentukan komposisi karakteristik tersebut agar sesuai dengan populasi.
Keuntungan metode ini ialah biaya yang rendah dan kemudahan bagi interviewer
untuk menentukan elemen dalam kuota. Untuk selanjutnya metode agar dapat
mengurangi bias dalam pemilihan elemen pun dikembangkan untuk metode ini.
D. Snowball sampling
Penentuan sampel dilakukan secara random sebagai sampel inisial. Setelah itu
sampel selanjutnya ditentukan berdasarkan informasi yang diberikan responden
inisial tersebut. Tujuan utama teknik ini ialah untuk mengestimasi karakteristik
yang jarang ada di populasi, sehingga baru dapat diketahui dari responden inisial
yang diambil. Keuntungannya ialah variansi dan biaya cenderung rendah, serta
meningkatkan kemungkinan melibatkan karakteristik yang diharapkan dari
populasi.
2. Probability sampling
Merupakan teknik sampling di mana masing-masing elemen memiliki peluang
yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
A. Simple random sampling
Tiap elemen memiliki probabilitas terpilih yang sama, dan tiap elemen
independen terhadap elemen lainnya.
B. Systematic sampling
Merupakan teknik di mana sampel ditentukan dengan memilih starting point
secara acak, lalu memilih setiap elemen ke-i dalam urutan bingkai sampel.
C. Stratified sampling
Merupakan teknik yang terdiri proses dua tahap untuk mempartisi populasi
menjadi subpopulasi atau strata. Kemudian elemen dipilih dari tiap subpopulasi
dengan prosedur random.
D. Cluster sampling
10
Dalam teknik ini target populasi dibagi menjadi subpopulasi yang mutually
exclusive yang disebut cluster. Kemudan sampel acak dipilih dari cluster tersebut
berdasarkan teknik probability sampling seperti simple random sampling. Untuk
setiap cluster, seluruh elemen dapat dimasukkan ke dalam sampel atau dapat
dipilih secara probabilistik.
Tabel 2.2 Kondisi yang sesuai untuk tiap jenis sampling
12
𝑛(∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
√[𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 ][𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 ]
Keterangan:
r : Korelasi Produk Moment
∑𝑥 : Jumlah Skor suatu item
∑𝑦 : Jumlah total skor jawaban
Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid adalah nilai
indeks valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 (Sugiyono, 2016 : 179). Oleh karena
itu, semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki
dngan mengambil data responden yang baru, karena dianggap tidak valid.
2
𝑘 ∑𝑠
𝑟=[ ] . [1 − 2 ]
𝑘−1 𝑠
Dimana rumus varians adalah:
2
(∑ 𝑥 )
∑ 𝑥2 −
𝑠2 = 𝑁
𝑁
Keterangan:
r : Reliabilitas kuesioner atau korelasi alpha
k : banyaknya item soal
𝑠2 : Varians total
N : Jumlah responden
Seperti pada uji validitas, penghitungan ini dapat dilakukan secara manual
atau dengan menggunakan bantuan pogram Minitab. Membuat kesimpulan, dengan
cara membandingkan koefisien reliabilitas yang didapat. Menurut Ghozali (2011),
suatu variabel dapat dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbanch’s alpha > 0,6.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
MULAI
Desain kuesioner
SELESAI
14
3.2. Penjelasan Flowchart Praktikum
1. Praktikum dimulai dengan melakukan briefieng modul II, membahas aturan
praktikum, dan menentukan topik yang akan dibahas pada praktikum modul II
ini.
2. Menentukan tujuan dari praktikum tersebut seperti untuk mengetahui konsep
atau konstruk yang berkaitan dengan permasalahan riset yang dihadapi, dapat
melakukan operasionalisasi terhadap konsep atau konstruk tersebut, mengetahui
cara membuat instrumen pengukuran dalam bentuk kuesioner, mengetahui cara
membuat rencana sampling yang tepat
3. Menentukan pernyataan kuesioner dari produk celana jeans Levi’s yang mudah
dipahami responden
4. Merancang desain kuesioner berdasarkan pernyataan kuesioner sebelumnya.
5. Melakukan pengumpulan data dengan melakukan wawancara, tertulis, dan
online.
6. Melakukan pengolahan data dengan melakukan uji validitas dan uji realibilitas.
7. Melakukan analisis dan pembahasan dari hasil olahan data yang didapatkan.
8. Membuat kesimpulan dari hasil praktikum yang telah dilkaukan dan
memberikan saran terhadap praktikum agar lebih baik lagi kedepannya
9. Praktikum selesai dengan pengumpulan laporan praktikum yang telah dibuat.
15
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
16
4.2. Pernyataan dari Indikator
Berikut di Tabel 4.2 merupakan pernyataan-pernyataan dari masing-masing Indikator.
Tabel 4.2 Pernyataan dari Indikator
= 100.000 × 0,025% = 25
= 25 × 2% = 0,5
= 25 + 0,5 = 25,5
100%
Ukuran sampel sebenarnya = Ukuran sampel ideal ×
𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑠𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒
100%
= 25,5 × = 30
85%
17
4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk menentukan uji validitas pada laporan ini digunakan software pengolahan data
SPSS.
Berikut ini adalah Table Case Processing Summary:
Tabel 4.3 Case Processing Summary
Case Processing Summary
N %
Valid 30 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Pada tabel diatas valid ada 30 responden dengan excluded 0 yang artinya data seluruh
responden yang diinput seluruhnya pada software dengan presentasi valid 100%.
Berikut ini adalah tabel Realibility Statistic:
Tabel 4.4 Reliability Statistics
Reliability Statistics
Value .739
Part 1
N of Items 8a
Total N of Items 16
Correlation Between Forms .725
Equal Length .841
Spearman-Brown Coefficient
Unequal Length .841
Guttman Split-Half Coefficient .828
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8.
b. The items are: X9, X10, X11, X12, X13, X14, X15, X16.
Dilihat dari tabel diatas bahwa nilai cronbach’s alpha adalah 0.864 dan N of item
adalah jumlah pernyataan pada kuesioner yang terdiri dari 16 pernyataan. Berdasarkan
pada BAB 2.8.2 dasar pengambilan uji reabilitas cronchbach alpha menurut Ghozali
(2011), Dari tabel 4.4 dapat dilihat nilai cronbach’s alpha untuk setiap pertanyaan >
18
0,60 maka dapat disimpulkan bahwa setiap pernyataan dalam kuesioner dapat
dinyatakan reliable.
Berikut ini adalah tabel Total Statistics:
Tabel 4.5 Item Total Statistics
Item-Total Statistics
Pada nilai corrected item-total correlation disebut juga sebagai nila r hitung yang
didasari oleh nilai degree of freedom 30-2 yaitu = 28 dengan signifikansi 5% maka
nilai r tabel satu arah adalah 0,3061.
19
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8.
b. The items are: X9, X10, X11, X12, X13, X14, X15,
X16.
Dilihat dari tabel 5.1 bahwa nilai cronbach’s alpha adalah 0.864 dan N of item adalah
jumlah pernyataan pada kuesioner yang terdiri dari 16 pernyataan. Dapat dilihat nilai
cronbach’s alpha untuk setiap pertanyaan > 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa setiap
pernyataan dalam kuesioner dapat dinyatakan reliable.
20
Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas:
Berdasarkan pada tabel 5.2 diatas, pada kolom Corrected Item-Total Correlation
dengan nilai r tabel adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 terdapat 2 variabel (X) yang
tidak valid dan data yang valid adalah 14 variabel.
21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Setelah mengidentifikasi konsep maka dapat ditentukan demensi dan variabel
pengukuran untuk mebuat bentuk kuesioner
2. Melakukan rekapitulasi dari hasil pengisian kuesioner dengan 3 metode yaitu:
secara langsung, online dan interview
3. Dengan menentukan jumlah pasar potensial 100.000 maka didapatkan sampel
ukuran sampel yang didapatkan adalah 30, yang artinya untuk mendaptakan
hasil laporan praktikum dibutuh 30 orang untuk mengisi kuesioner. 10 orang
untuk mengisi kuesioner secara langsung, 10 lagi untuk mengisi kuesioner
secara online melalui google form, dan 10 orang lagi melalui wawancara.
6.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah dapat melakukan penyusan laporan dengan
data yang terdiri dari dua arah, sehingga penulis dapat mengetahui cara
penghitungan yang berbeda dalam menentukan uji validitas dan uji reliabilitas.
Diharapkan juga pengambilan jumlah sampel minimal setengah dari populasi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Garvin, D. A. (1987). Managing Quality. New York: The Free Press
Hair, J.F. et al., 2013. Multivariate data analysis 7th ed., Pearson Education
Limited
Malhotra. (2007). Marketing Research : an applied orientation, pearson
education, inc. fifth edition. New Jearsey : USA.
Sekaran, uma dan Roger Bougie. (2010). Edisi 5, Research Method For
Business: A Skill Building Approach. John Wiley @ Sons, New York.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung :
IKAPI
23