Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR INTERAKTIF TEKS FANTASI PADA NOVEL AROMA KARSA

KARYA DEE LESTARI

Disusun untuk melengkapi tugas Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa dan


Sastra Indonesia

Oleh
Anggita Nuramalia
(0202521052)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah “Bahan Ajar Interaktif Teks Fantasi Pada Novel Aroma
Karsa Karya Dee Lestari.”
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Saya
ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah. Akhir kata saya berharap semoga makalah “Bahan Ajar Interaktif Teks
Fantasi Pada Novel Aroma Karsa Karya Dee Lestari” dapat memberikan manfaat.

Semarang, 10 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Identifikasi Masalah .................................................................................6
C. Batasan Masalah......................................................................................6
D. Rumusan Masalah....................................................................................6
E. Tujuan Penulisan......................................................................................6
F. Manfaat Penelitian....................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Novel........................................................................................ 7
B. Ciri-Ciri Novel..............................................................................................7
C. Pengertian Teks Fantasi.............................................................................9
D. Pengertian Bahan Ajar................................................................................9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian ..............................................................................15
B. Data dan Sumber Data.............................................................................17
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data....................................................17
D. Instrumen Penelitian................................................................................. 18
E. Metode Analisis Data................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan media pengembangan strategis kultural yang lebih
menekankan pada perubahan cara berfikir dan perilaku individu. Dalam Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Angka 1 menyatakan Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan berperan penting dalam keberlangsungan hidup manusia,
karena pada dasarnya pendidikan digunakan sebagai sarana untuk meingkatkan
kualitas sumber daya manusia baik dalam kepribadian, moral, dan karakter baik.
Peraturan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Riset dan Teknologi
Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran. Kurikulum Merdeka pada pendidikan menengah dengan
struktur kurikulum pada projek penguatan Profil Pelajar Pancasila ditujukan untuk
memperkuat upaya pencapaian yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara
fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut: 1) mengintegrasikan ke dalam mata
pelajaran lain; 2) mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila; dan/atau 3) mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Pelaksanaan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan secara
fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek harus
mengacu pada capaian Profil Pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik,
dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlah alokasi jam pelajaran projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dari

4
semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek
tidak harus sama. (Kemendikbud Ristek, 2022)
Faiz & Kurniawaty (2022) mengemukakan bahwa pada era kemajuan
teknologi globalisasi saat ini, peran pendidikan nilai dan karakter sangat dibutuhkan
demi memberikan keseimbangan anatara perkembangan teknologi dan
perkembangan manusianya. Melalui implementasi Profil Pelajar Pancasila
diharapkan peserta didik terutama di SMP mampu berkembang nilai karakternya
sehingga terbentuk perilaku yang baik dan melekat pada diri peserta didik.
Di dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsa
perlu dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran pada mata
pelajaran Teks Fantasi yang di dalamnya terkandung penumbuh kembangan
karakter yang diselaraskan dengan Profil Pelajar Pancasila. Perwujudan pelajar
Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang memuat 6 elemen penting
dalam pembentukan karakter diantaranya Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Berkhebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri,
Bernalar Kritis dan Kreatif ( Permendikbud, Nomor 22 Tahun 2020).
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan bukan
hanya menekankan pada proses pemahaman materi melainkan juga
mengembangkan nilai karakter sehingga peserta didik dapat lebih mudah
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya bertumpu pada materi
ajar.
Untuk itu, perlu dikembangkan berbagai pilihan bahan ajar pembelajaran
yang mampu meningkatkan motivasi, minat, dan atusias dalam proses pembelajaran
teks fantasi. Terutama di era perkembangan zaman ini dimana pelajaran sastra
merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk mengetahui dan
memahami karakteristik peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri SATAP 2 Krangkeng pada
tanggal 11 Oktober 2022 dengan Bapak Didin Mahpudin, S.Pd. Beliau menyatakan
bahwa proses pembelajaran sudah menggunakan kurikulum merdeka dan sudah
dilakukan pembelajaran yang bermuatan profil pelajar pancasila, meskipun demikian
guru masih menggunakan modul bahan ajar pada kurikulum 2013 yang di dalamnya
dimasukkan komponen kurikulum merdeka.

5
Melihat fakta yang terjadi dalam pembelajaran, guru hanya menggunakan
bahan ajar pada modul ajar yang mengacu pada kurikulum 2013. Bahan ajar yang
bermuatan Profil Pelajar Pancasila belum disediakan untuk guru saja, melainkan
juga belum disediakan untuk peserta didik. Di samping itu, guru memiliki
keterbatasan waktu dalam merancang dan menyiapkan bahan ajar pembelajaran
serta tidak tersedianya bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik. Pada dasarnya, guru telah mengetahui pentingnya peran bahan ajar dalam
pembelajaran untuk menunjang proses belajar mengajar.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti perlu melakukan tindakan
dengan mengembangkan bahan ajar interaktif sebagai bahan ajar pembelajaran
sastra di SMP. Pemilihan bahan ajar interaktif bermuatan profil pelajar pancasila
merupakan solusi alternatif untuk membuat pembelajaran tidak monoton menjadi
menarik, menyenangkan, dan mudah untuk diingat, sehingga akan meningkatkan
pemahaman untuk peserta didik. Karena bahan ajar tersebut tidak hanya memuat
materi saja tetapi di dalamnya terdapat gambar, serta dilengkapi dengan buku
panduan pembelajaran, sehingga praktis digunakan pada saat penyampaian materi,
peserta didik akan lebih mudah dalam mengingat materi pembelajaran.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah di
atas, identifikasi masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pendidik masih terkendala dalam keterbatasan buku-buku penunjang sastra
bermuatan profil pelajar pancasila.
2. Perlunya bahan ajar teks fantasi penunjang sastra yang bermuatan profil
pelajar pancasila.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bahan ajar teks fantasi yang bermuatan profil pelajar
pancasila yang dikembangkan dari novel karya Dee Lestari?
2. Bagaimanakah respon guru terhadap bahan ajar teks fantasi penunjang
sastra yang bermuatan profil pelajar pancasila yang dikembangkan?

6
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bahan ajar teks fantasi yang bermuatan profil pelajar pancasila
yang dikembangkan dari novel karya Dee Lestari.
2. Mengetahui respon guru terhadap bahan ajar teks fantasi penunjang sastra
yang bermuatan profil pelajar pancasila yang dikembangkan.

3. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan keilmuan
pengetahuan dalam pengajaran bidang bahasa dan sastra terutama
pembelajaran teks fantasi.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pembangunan di Indonesia, khususnya dunia pendidikan sebagai ranah yang
strategis untuk menanamkan karakter profil pelajar Pancasila pada generasi
muda khususnya siswa. Agar generasi muda memiliki harkat dan martabat
yang baik.

7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Teks Novel
1. Pengertian Novel
Novel merupakan karya sastra imajinatif yang mengandung rangkaian
cerita kehidupan. Sebuah novel tersebut biasanya menceritakan atau
mengilustrasikan mengenai kehidupan manusia yang berinteraksi atau
berhubungan dengan lingkungan serta masyarakat. Menurut Abrams dalam
Nurgiantoro (2015:12) novel berasal dari bahasa Itali novella, yang dalam
bahasa Jerman disebut novelle dan novel dalam bahasa Inggris, dan inilah
kemudian masuk kedalam bahasa Indonesia. Secara harfiah “novella berarti
‘sebuah barang baru yang kecil’ dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita pendek
dalam bentuk prosa.”
Menurut Nurgiyantoro (2015:13) mendefinisikan novel sebagai cerita yang
menyajikan suatu hal yang lebih banyak, rinci, detil, dan lebih banyak
melibatkan berbagai permasalahan yang kompleks. Sedangkan menurut Esten
(2013;7) bahwa novel merupakan pengungkapan dan fragman kehidupan
manusia (dalam jangka yang lebih panjang) dimana terjadi konflik-konflik yang
akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan hidup antara pelakunya.
Novel merupakan karangan panjang yang mengandung rangkaian cerita
kehidupan secara menyeluruh yang diungkapkan secara fiktif. Menurut Kosasih
(2016: 299) juga menyatakan bahwa “novel merupakan teks naratif yang
fiksional. Isinya mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan sesorang
atau beberapa orang tokoh. Karena kisah kehidupan yang diceritakan itu
bersifat utuh, bentuk novel terdiri atas puluhan bahkan ratusan halaman.”
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya
cerita imajinatif yang mengisahkan sisi problematika tokoh dalam kehidupan
sehari-hari yang diungkapkan secara fiktif.

8
2. Ciri-Ciri Novel
Novel merupakan sebuah karya fiksi yang tertulis dan biasanya dalam
bentuk sebuah cerita. Cerita novel biasanya lebih panjang dari sebuah cerpen.
Novel memiliki jumlah kata ataupun kalimat setidaknya mencapai puluhan atau
bahkan puluh ribu kata, sehingga dalam proses membaca jauh lebih banyak
memakan waktu. Dari segi panjang cerita, novel lebih panjang dari pada novel
sehingga novel dapat mengemukakan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih
detil, dan lebih banyak melibatkan permasalahan yang kompleks. Pada novel
juga terdapat banyak tokoh, yang akan membuat cerita lebih hidup saat dibaca.
Alur yang digunakan pengarang juga lebih kompleks. Novel yang bagus tidak
lupa ditulis dengan menggunakan bahasa yang komunikatif agar pembaca
dengan mudah memahami isi dan cerita novel tersebut. Adapun ciri-ciri
menurut Nurgiyantoro (2015: 13) yakni sebagai berikut: mencakup jumlah kata,
jumlah halaman, jumlah waktu, tokoh yang lebih banyak, alur cerita dalam
novel lebih kompleks.

B. Teks Fantasi
Menurut Nurgiyantoro (2014: 113), fantasi sering juga disebut sebagai
cerita fantasi (literary fantasy) dan perlu dibedakan dengan cerita rakyat fantasi
(folk fantasy) yang tak pernah dikenali siapa penulisnya mencoba menghadirkan
sebuah dunia lain (other world) di samping dunia realitas.
Menurut Yanner, dkk. (2018: 101) cerita fantasi adalah sebuah cerita
yang di dalamnya mengandung keajaiban dari pemunculan tokoh yang unik
seperti robot, pohon, ataupun benda mati tetapi dapat berbicara bahkan memiliki
perilaku layaknya manusia. cerita fantasi ialah sebuah karangan tulisan bersifat
khayalan atau imajinasi penulis yang menceritakan serta menggambarkan
dengan jelas pengalaman, adegan demi adegan secara imajinasi, impian atau
praduga belaka.
Dapat diartikan bahwa teks fantasi merupakan sesuatu keadaan yang
bersifat tidak dapat dicari keasliannya dalam dunia nyata. Perilaku dan sikap
tokoh yang tidak mungkin menjadi mungkin, dan latar dapat menembus ruang
dan waktu dimensi lain. Tema yang terdapat di dalam teks cerita fantasi
biasanya seperti supranatural, majis dan juga futuristik.

9
C. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah salah satu komponen penting yang harus ada dalam
proses pembelajaran karena di dalamnya memuat apa saja yang harus
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Di dalamnya mencakup
materi, langkah-langkah pembelajaran, media, dan evaluasi. Tugas pendidik
adalah menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan
sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif. Salah satu cara untuk
membuat suasana belajar yang menarik dan menyenangkan adalah dengan
menggunakan bahan ajar yang menarik pula, yaitu bahan ajar yang membuat
siswa tertarik dan senang mempelajari bahan tersebut.
Fauzan (Majid, 2007: 173) mengemukakan bahwa “Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.”
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan
segala bentuk yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan
proses kegiatan belajar agar materi yang disampaikan secara runtut dan efektif.
Menurut Nurdiyansyah (Ika Lestari, 2013) Bahan ajar adalah seperangkat
materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut Prastowo (2015: 7) “Bahan ajar merupakan segala
bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan
digunakan dalam proses pembelajaran.
Pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar merupakan
segala bentuk bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara
sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri dan
dirancang sesuai kurikulum yang berlaku. Dengan adanya bahan ajar guru
akan lebih runtut dalam mengajari materi kepada siswa dan tercapainya semua
kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Karakteristik Bahan Ajar


Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun
perguruan tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar,
10
buku teks pelajaran. Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk
mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang ada di dalamnya.
Sesuai dengan penulisan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Penddikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003 bahan ajar memiliki
beberapa karakteristik, yaitu self instruction, self contained, stand alone, adaptive,
dan user friendly. Widodo dan Jasmadi dalam Lestari (2013).
1. Self instruction, yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan
diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan.
2. Self contained, yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau
subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam bahan ajar secara utuh. Jadi,
sebuah bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku
secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.
3. Stand alone (berdiri sendiri), yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak
terrgantung pada bahan ajar yang lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar lain.
4. Adaptive, yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang
sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman
atau lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknoligi.
5. User friendly, yaitu setiap instruksi dan paparan informasi bersifat membantu dan
bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon
dan mengakses sesuai keinginan. Jadi selayaknya bahan ajar hadir untuk
memudahkan pembaca untuk mendapatkan informasi.
Sedangkan menurut Yaumi (2013: 285) menjelaskan bahwa karakteristik
bahan ajar yang baik dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Konten informasi yang dikembangkan dalam bahan pembelajaran dihubungkan
dengan pengalaman peserta didik;
b. Peserta didik menyadari tentang pentingnya informasi yang disajikan dalam
bahan pembelajaran;
c. Informasi yang dituangkan dalam bahan pembelajaran tersedia mudah diperoleh
paling tidak dalam bahan yang dikembangkan
d. Bahan pembelajaran terorganisasi dengan baik sehingga memudahkan bagi
peserta didik untuk mempelajarinya;
e. Gaya penulisan sangat jelas dan dapat dipahami dengan baik;
11
f. Penggunaan kosa kata dan bahasa sesuai dengan umur dan tingkat sekolah dan
diterima dikalangan umum;
g. Kata-kata sulit dan istilah-istilah teknik dijabarkan dan dijelaskan dalam bahan
pembelajaran yang dikembangkan.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, kriteria bahan ajar yang baik yaitu dapat
menyampaikan informasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang memudahkan
peserta didik dalam mempelajari bahan ajar tersebut.
Pendapat lain diungkapkan, Tarigan (Abidin, 2014: 267) sebuah bahan ajar
yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
a. Mencerminkan satu sudut pndang modern atas mata pelajaran dan penyajiannya;
b. Menyediakan satu sumber yang teratur dan bertahap;
c. Menyediakan pokok masalah yang kaya dan serasi;
d. Menyediakan aneka model, metode, dan sarana pengajaran;
e. Menyajikan fiksasi awal bagi tugas dan latihan;
f. Menyajikan sumber bahan evalusi dan remedial;
Berdasarkan pendapat ahli di atas, kriteria bahan ajar yaitu bahan ajar yang
memudahkan peserta didik dalam mempelajari bahan ajar tersebut yaitu dengan
menyediakan pokok masalah yang kaya dan serasi dan menyediakan sumber bahan
evaluasi dan remedial.

3. Ruang Lingkup Bahan Ajar


Pengelompokkan bahan ajar berdasarkan jenis yang dilakukan dengan berbagai
cara oleh beberapa ahli dan masing-masing ahli memiliki justifikasi sendiri-sendiri
pada saat pengelompokkannya. Menurut Ali (2011: 20) bahan ajar dapat dibedakan
menjadi 4 jenis, yakni:
1. Bahan ajar pandang (visual)
Bahan ajar yang terdiri dari bahan ajar cetak (printed) antara lain handout,
buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, booklet, foto atau gambar,
dan bahan ajar non-cetak seperti model atau market.
2. Bahan ajar dengar (audio)
Bahan ajar yang termasuk ke dalam bahan ajar ini adalah kaset, radio, piringan
hitam, dan compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual)

12
Bahan ajar yang termasuk ke dalam bahan ajar ini yakni, Compact Disk dan
film.
4. Bahan Ajar Multimedia Interaktif
Bahan ajar yang terdiri dari CAI (Computer Assisted Interactive) dan bahan
ajar web (web based learning materials).
Bahan ajar menurut Ellington & Race dalam Sadjati (2015: 1.7)
mengelompokkan jenis bahan ajar berdasarkan bentuknya ke dalam 7 jenis, yaitu:
1. Bahan Ajar Cetak dan Duplikatnya, misalnya handouts, lembar kerja siswa,
bahan belajar mandiri, bahan ajar untuk kelompok.
2. Bahan Ajar Display yang tidak diproyeksikan, misalnya flipchart, poster, model,
dan foto.
3. Bahan Ajar Display Diam yang diproyeksikan, mislanya slide, flimstrips, dan
lain-lain.
4. Bahan Ajar Audio, misalnya audiodics, audio tapes, dan siaran radio.
5. Bahan ajar audio yang dihubungkan dengan bahan visual diam, misalnya
program slide suara, program filmstrip bersuara, tape model, dan tape realita.
6. Bahan Ajar Video, misalnya siaran televisi, dan rekaman videotape.
7. Bahan Ajar Komputer, misalnya Computer Assisted Instruction (CAI) dan
computer based tutorial (CBT).
Hamdani (2011: 219) bahan ajar dalam bentuk cetak terdiri dari lembar
kegiatan siswa, handout, buku, modul, brosur, wallchart, booklet, dll. Adapun
menurut Majid dan Prastowo (2015) memiliki jenis bahan ajar cetak sebagai berikut:
1. Handout
Menurut Prastowo (2015:79 handout merupakan bahan pembelajaran yang
sangat ringkas, bersumber dari beberapa literatur yang relavan terhadap
kompetensi dasar dan materi pokok yang dianjurkan kepada peserta didik.
2. Modul
Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
3. Buku Teks
Buku teks merupakan Buku pelajaran dalam bidang tertentu, yang
merupakan buku standar yang disusun oleh pakar-pakar dalam bidang itu.
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)

13
Lembar Kerja Siswa adalah materi ajar yang sudah diringkas sedemikian
rupa sehingga siswa mendapatkan materi ajar tersebut secara mandiri.
5. Model (Maket)
Menurut Prastowo (2015: 227-228) “ Model atau maket merupakan bahan
ajar yang berupa tiruan kecil yang berbentuk (rupa) persis seperti yang ditiru.
Benda yang ditiru nyata bisa dirasakan oleh peserta didik tanpa mengurangi
struktur aslinya.”
6. Brosur
Menurut Majid (2012: 177) “Brosur adalah bahan informasi tertulismengenai
suatu masalah yang disusun secara bersistem atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi.”
7. Leaflet
Majid (2012:177) “Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang
dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.
Berdasarkan berbagai jenis bahan ajar oleh beberapa ahli di atas jenis-jenis
bahan ajar
dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Bahan Ajar Pandang (Visual)
Bahan ajar yang terdiri dari bahan ajar cetak (printed) antara lain handout,
buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, booklet, foto atau
gambar, dan bahan ajar non-cetak seperti model atau market.
2. Bahan Ajar Dengar (Audio)
Bahan ajar yang termasuk ke dalam bahan ajar ini adalah kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio.
3. Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual)
Bahan ajar yang termasuk ke dalam bahan ajar ini yakni, Compact Disk dan
film.
4. Bahan Ajar Multimedia Interaktif
Bahan ajar yang terdiri dari CAI (Computer Assisted Interactive) dan bahan
ajar web (web based learning materials).
Dalam penelitian ini, jenis bahan ajar yang akan dikembangan yaitu berupa
bahan ajar digital. Bahan ajar modul ini penulis kaitkan dengan cerita fantasi yang
diperoleh dari novel karya Dee Lestari. Bahan ajar modul ini diharapkan dapat
memudahkan guru dalam memberkan informasi kepada peserta didik. Bahan ajar
14
modul ini juga penulis susun dengan tampilan semenarik mungkin sehingga dapat
meningkatkan siswa aktif untuk membaca dan menggali informasi yang ada di dalam
buku tersebut.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan sebuah cara untuk mengetahui hasil dari
sebuah permasalahan yang spesifik, dimana permasalahan tersebut disebut juga
dengan permasalahan penelitian. Selain itu metodologi dapat diartikan sebagai
sebuah ide yang jelas tentang metode apa atau peneliti akan memproses dengan
cara bagaimana di dalam penelitiannya agar dapat mencapai tujuan penelitian.
Menurut Sudjana dan Ibrahim (2014: 172) menjelaskan bahwa metode
penelitian merupakan cara atau pendekatan yang dipilih peneliti untuk
memecahkan masalah dalam penelitian terpecahkan.
Metode yang digunakan untuk memeroleh data atau informasi dalam
penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Menurut Sugiyono (2013: 297) metode Research and
Development adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Menurut Sukmadinata (2016: 164) penelitian dan pengembangan
(Research and Development) adalah strategi atau langkah-langkah yang cukup
ampuh yang dapat dipertanggungjawabkan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan produk yang sudah ada. Produk tersebut tidak hanya dalam
bentuk benda seperti buku, modul, dan alat pembelajaran lainnya, tetapi ada juga
dalam bentuk e-book, e-modul, dan lainnya.
Dalam hal penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall dalam
Sugiyono (2017: 645), menyatakan bahwa “What is research and development?
It is a process used to develop and validate educational product.” Apakah
penelitian dan pengembangan itu? Penelitian dan pengembangan merupakan
proses/metode yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk.
Selanjutnya dinyatakan By “product” we mean not only such things as textbooks,
intructional films, and computer software, but also methods, such as a method of
15
teaching, and program, such as drug education program or staff development
program. Yang dimaksud produk disini tidak hanya suatu yang berupa benda
seperti buku teks, film untuk pembelajaran, dan software (perangkat lunak)
komputer, tetapi juga metode seperti metode mengajar, dan program seperti
program pendidikan untuk mengatasi penyakit anak minum-minuman keras dan
program pengembangan staf.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
ADDIE yaitu analysis (analisis), design (perancangan), development
(pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi).
Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini dikembangkan
secara sistematis dan berpijak pada landasan teoretis desain pembelajaran.
Model ini terdiri atas lima langkah, yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan
(design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi (implementation),
dan (5) evaluasi (evaluation). Prosedur yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap analisis (analyze).
Tahap dimana peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang akan
digunakannya dalam membuat produk bahan ajar. Bahan atau materi yang
digunakan yang digunakan pada penelitian ini adalah teks novel yang berkaitan
dengan nilai moral dalam novel-novel karya Tere Liye. Bahan yang harus
dikumpulkan peneliti adalah seperti kompetensi dasar, kompetensi inti, materi
teks novel.
2. Tahap perancangan (design)
Pada tahap ini peneliti melakukan perencanaan atau rancangan dalam
membuat produk bahan ajar. Peneliti melakukan pemetaan materi yang akan
digunakannya. Mulai dari pemetaan materi dengan melihat kompetensi dasar
dan kompetensi inti selanjutnya menentukan materi yang digunakan yaitu nilai
moral dalam teks novel.
3. Tahap pengembangan (development)
Tahap pengembangan draf produk. Pada tahap ini peneliti melakukan
pengolahan bahan yang sudah dikumpulkan pada tahap sebelumnya. Setelah
tahap pengembangan selesai, selanjutnya tahap penyempurnaan produk yaitu
peneliti melakukan pengecekkan bahan-bahan atau materi isi dari produk bahan
ajar ini sudah lengkap dan sistematis sebelum dan melakukan editing apabila
16
masih terdapat kesalahan seperti kalimat atau kata yang tidak sesuai. Analisis
nilai moral dalam teks novel adalah yang menjadi utama pada tahap ini. Jika
semuanya sudah selesai peneliti melakukan produksi atau penerbitan bahan
ajar.
4. Tahap implementasi (implementation)
Pada tahap ini diimplementasikan produk bahan ajar yang telah
dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi,
rancangan produk bahan ajar yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi
sebenarnya. Materi disampaikan dengan model/metode baru yang
dikembangkan.
5. Tahap evaluasi (evaluation)
Pada tahap ini evaluasi dilakukan untuk melihat ketercapaian tujuan
pengembangan produk. Pada tahap ini juga dilakukan tahap revisi yang
disesuaikan dengan saran-saran dari ahli yaitu dosen dan guru mata pelajaran
untuk kekurangan atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh produk bahan
ajar tersebut.

B. Data dan Sumber Data


Pada penelitian ini data yang diperoleh terdiri dari dua data. Pertama,
data yang diperoleh berupa penggalan dalam teks novel karya Dee Lestari yang
berjudul novel Aroma Karsa. Penggalan teks inilah yang nantinya akan
dimanfaatkan sebagai bahan ajar digital untuk pembelajaran teks fantasi kelas VII
SMP. Kedua, data berupa skor penilaian dari validasi bahan ajar digital teks
fantasi kelas VII SMP. Dimana data yang diperoleh akan menentukan
keberhasilan penulis dalam membuat bahan ajar digital teks fantasi.
Sumber data bahan ajar yang rancangan bahan ajar digital teks fantasi kelas
VII SMP diperoleh dari teks keseluruhan novel karya Dee Lestari yang berjudul
novel Aroma Karsa. dan dua penimbang ahli yang terdiri dari dosen ahli dan guru
bahasa Indonesia. Bahan ajar yang telah disusun terlebih dahulu dan divalidasi
oleh penimbang ahli yang terdiri dari dosen dan guru.
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode simak.
Metode simak merupakan metode yang dilakukan melalui proses penyimakan
atau pengamatan terhadap penggunaan bahasa yang diteliti (Zain, 2014:89).
17
Teknik lanjutan yang digunakan peneliti adalah teknik catat. Teknik catat
adalah mencatat beberapa bentuk yang relavan bagi penelitiannya dari
penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2005:93).
Adapun teknik catat adalah kegiatan pencatatan semua data yang
diperoleh dari pembacaan novel karya Dee Lestari dengan menggunakan kartu
data. Teknik catat ini merupakan pengumpulan data-data novel karya Dee Lestari,
pada tahap ini data-data yang ditemukan dalam novel karya Dee Lestari dicatat
dalam kartu data yang telah dipersiapkan, kemudian dimasukan ke dalam lembar
analisis data untuk dianalisis.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama adalah peneliti itu sendiri
(Sugiyono, 2015: 307). Artinya dalam penelitian ini penulis sendiri yang akan
meneliti novel karya Dee Lestari. Pengumpulan data digunakan peneliti dalam
penelitian ini yaitu berbentuk kartu data dan instrumen non tes (angket).
Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner atau angket dengan sejumlah
pertanyaan yang ditujukan kepada responden di dalam penelitian ini yaitu guru
dan dosen bahasa Indonesia.

E. Metode Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dengan
menggunakan metode penyediaan data dalam penelitian ini adalah metode agih
dan tehnik lanjutan adalah tehnik bagi unsur langsung (BUL). Analisis data
bertujuan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan.

18
DAFTAR PUSTAKA
Eliastuti. M. 2017. Analisis Nilai-Nilai Moral dalam Novel “Kembang Turi” Karya Budi
Sarjono. Genta Mulia. 3(1)
Endah. S. G. 2017. Modulku: Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK Kelas XI
Semester 1 (Wajib). Surakarta: CV Mediatama.
Fauzan. 2019. Teori dan Penerapan Pengembangan Bahan Ajar Sintaksis Bahasa
Arab Berdasarkan Metode Induktif. Prosiding Konferensi Nasional Bahasa
Arab. 5
Hartati. M. dkk. 2016. Analisis Nilai Moral yang Terkandung Dalam Novel Ayat-Ayat
Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia.
5(1)
Herkawati. N. A. 2016. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK Kelas XI (Wajib).
Surakarta: CV Mediatama
Kusmana. S. dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK Kelas XI (Edisi
Revisi). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Letari. I. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Padang: Akademia Permata.

Melati, T. S. dkk. 2019. Analisis Konflik Tokoh Dalam Novel Rindu Karya Tere Liye
Berdasarkan Pendekatan Psikologi Sastra. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa
Indonesia. 2(2)
Murtini. R. H. 2013. Nilai Moral Dalam Ehon Guri To Gura No Kaisuiyoku Karya
Nakawa Rieko. Japanese Literature. 2(1)
Nugraha. F. B. H. 2014. Nilai Moral Dalam Novel Pulang Karya Leila S Chudori.
Nurgiantoro. B. 2005. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Nurgiantoro. B. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Prastowo. A. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Tematik (Tinjauan Teoretis dan
Praktik). Jakarta: Kencana

19
Septiani. A. 2018. Analisis Nilai Moral Dalam Novel Ibuk Karya Iwan Setiawan Dan
Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Teks Novel Kelas XI SMA. Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. UGJ. Cirebon
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung:
Alfabeta
Suryaningsih. N.& Kusmana. S. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Karya Tulis Ilmiah
Berbasis Pendekatan Konstruktivisme. Jurnal tuturan. 7(2)
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung:
Alfabeta

20

Anda mungkin juga menyukai