Anda di halaman 1dari 9

Thu Al-Qamar (bujur bulan)

Diselesaikan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahsul Kutub 2


Dosen pengampu: Drs. H. Slamet Hambali, M.S.I

Disusun oleh:
Difa Armelisa (2102046020)
M.Abdul Azzam (2102046050)
Ahmad Fuad (2102046063)

PROGRAM STUDI ILMU FALAK


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2023
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam penyusunan kalender Hijriah diperlukan sebuah metode yang dikenal
dengan hisab (perhitungan), dan metode ini dibagi menjadi dua. Pertama, metode
hisab yang beracuan pada fase New Moon yang berarti bulan baru secara astronomis,
di mana untuk mengawali setiap bulan dalam kalender menggunakan patokan, bahwa
awal bulan harus terjadi setelah ijtima’ dan tinggi hilal di atas 0 . Kedua, awal setiap
bulan dalam kalender menggunakan patokan visibilitas rukyat al-hilal (Imkan al-
Rukyat).
Kedua metode di atas sebenarnya beracuan pada satu metode yakni hisab, karena
tidak mungkin sebuah kalender dibuat hanya menggunakan rukyat, tanpa melalui
hisab (perhitungan). Faktanya, rukyat saat ini tidak dilakukan secara tradisional tanpa
melakukan analisis perhitungan, tidak ada metode rukyat yang meniadakan hisab,
meskipun secara tidak sadar hisab pasti telah memegang kontrol sebagian besar
kegiatan merukyat. Oleh karena itu kedudukan hisab juga sangat penting bagi
perukyat, karena tanpa hisab yang akurat, rukyat pun gagal dilakukan.1
Akurasi perhitungan hisab terbagi menjadi hisab ‘urfi, taqribi, tahqiqi dan
kontemporer. Salah satu perhitungan awal bulan kamariah yang termasuk ke dalam
hisab haqiqi bi at-tahqiq adalah kitab Al-Khulashah al-Wafiyyah karya KH. Zubair
Umar al-Jaelani, meskipun tergolong haqiqi bi at-tahqiq, namun ada beberapa bulan
yang masih menghasilkan selisih yang cukup besar dengan perhitungan
kontemporer, khususnya pada faktor irtifa’ al-hilal, sehingga menimbulkan
perbedaan penetapan bila disandarkan dengan kriteria, baik imkan al-rukyat maupun
wujud al-hilal.
1.2 Rumusan Masalah
1. bagaimana perhitungan thul al- qamar (bujur bulan) dalam kitab khulasatul
wafiah?

1
Ahmad Jazuli, ‘Analisis Pemikiran Slamet Hambali Tentang Modifikasi Hisab Awal Bulan Kamariah Dalam Kitab Al- Khulashah Al-Wafiyyah
Karya Zubair Umar Al-Jaelani’ (Semarang: Program Studi Ilmu Falak, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2018),
1-2.
1.3 Tujuan
1. mengetahui dan memahami perhitungan thul al-qamar (bujur bulan) dan kitab
khulasatul wafiah.

PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hisab ‘urfi
Hisab ‘urfi ialah suatu model perhitungan penanggalan yang didasarkan
pada masa siklus rata-rata pergerakan benda langit menjadi acuannya, yaitu
Matahari untuk kalender Syamsiah dan Bulan untuk kalender Kamariah.2
Hitungan hisab ‘urfi ini berdasarkan hitungan-hitungan tradisional bahwa bulan
mengelilingi Bumi selama 354 lebih 11/30 hari, yakni dengan cara melakukan
perhitungan rata-rata waktu yang diperlukan oleh bulan untuk mengorbit Bumi.3
Pada hisab ‘urfi, 1 siklus berdaur 30 tahun, dalam 30 tahun ini terdapat 11 tahun
kabisat dan 19 tahun basiṭah. cara menetukan tahun kabisat dilakukan dengan
angka tahun dibagi 30, jika sisanya adalah angka-angka yang terhitung pada
tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, dan 29, maka tahun tersebut adalah
tahun kabisat.4
Haqiqi taqribi
Haqiqi taqribi merupakan perhitungan yang menggunakan data bulan dan
matahari berdasarkan data dan tabel Ulugh Bek dengan proses perhitungan yang
sederhana. Hisab ini dilakukan hanya dengan cara penambahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian tanpa mempergunakan ilmu ukur segitiga bola
(spherical trigonometry).5
Haqiqi bi tahqiq
Hisab haqiqi adalah metode yang dicangkok dari kitab al-Mathla’ al-Said
Rushd al- Jadid yang berakar dari sistem astronomi serta matematika modern
yang sistem asal muasalnya dari sistem hisab astronom-astronom muslim tempo
dulu dan telah dikembangkan oleh astronom-astronom modern (barat)
berdasarkan penelitian baru. Inti dari sistem ini adalah menghitung atau

2
Ahmad Musonnif, Ilmu Falak (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011), 99.
3
Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam Dan Sains Modern (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007), 102.
4
Ahmad Izzudin, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyat Praktis Dan Solusi Permasalahannya) (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), 96
5
Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab Rukyah, Cetakan I (Jakarta: Penerbiat Erlangga, 2007), 7.
menentukan posisi matahari, bulan, dan titik sampul orbit bulan dengan orbit
matahari dalam sistem koordinat ekliptika.6
Ijtima’
Ijtima’ bisa pula disebut iqtiran merupakan pertemuan atau bertemunya
(berimpitnya) dua benda yang berjalan secara aktif. Pengertian ijtimak bila
dikaitkan dengan bulan baru kamariah adalah suatu peristiwa saat bulan dan
matahari terletak pada posisi garis bujur yang sama, bila dilihat dari arah timur
ataupun arah barat.7

2.2 Perhitungan Thul Al-Qamar (Bujur Bulan)

Langkah 1
Mencari ta’dil al-Syam menggunakan dalil awal (khosshoh al Syam)
“ ‘ ° b
30 31 10 2 Dalil Awal (Khosshoh al-Syam)8
Ta’dil al-Syam
46 47 1 (-) 2b 10° A
28 48 1 (-) 2b 11° B
0° 31’ 30” C
Rumus interpolasi A-(A-B)*C
-1° 47’ 46” – (-1° 47’ 46” – (-)1° 48’ 28”)* 0° 31’ 30” = -1° 48’ 8”
Ta’dil al-Syam = -1° 48’ 8”

Langkah 2
Mencari ta’dil awal lil qomar menggunakan dalil awal (khosshoh al-Syam)

6
Izzudin, Fiqih Hisab Rukyah, 7-8.
7
Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 93.

8
mengambil data dengan cara mengambil dari angka buruj dan derajat lalu mengambil data di tabel yang ada
di kitab khulashoh al-Wafiah hal.218 (bawah)
30 31 10 2 Dalil Awal (Khosshoh al-Syam)9
Ta’dil awal lil qomar
33 10 0 (+) 2b 10° A
37 10 0 (+) 2b 11° B
0° 31’ 30” C
Rumus interpolasi A-(A-B)*C
0° 10’ 33” – (0° 10’ 33” – 0° 10’ 37”)* 0° 31’ 30” = 0° 10’ 35”
Ta’dil awal lil qomar = 0° 10’ 35”

Langkah 3
Mencari dalil tsani menggunakan wasath al-qomar ke 1
32 47 28 5 Wasath al qomar
56 19 22 5 thul syams
36 27 6 10 sisa
36 27 6 10 +
12 55 12 8
28 14 14 1 khosshotul qomar
44 40 28 6 Dalil Tsani’
Langkah 4
mencari Ta’dil tsani lil qomar menggunakan dalil tsani’
44 40 28 6 Dalil Tsani’10
Ta’dil Tsani’ lil qomar
18 38 0 (+) 6b 28° A
33 39 0 (+) 6b 29° B
0° 40’ 44” C
Rumus interpolasi A-(A-B)*C
0° 38’18” – (0° 38’ 18” – 0° 39’ 33”)* 0° 40’ 44” = 0° 39’ 9”

9
Tabel hal. 219 (bawah)
10
Tabel hal. 220 (bawah kanan)
Ta’dil tsani’ lil qomar = 0° 39’ 9”
Langkah 5
Mencari Ta’dil al-Khasshah menggunakan dalil awal (khosshoh al-Syam)
30 31 10 2 Dalil Awal (Khosshoh al-Syam)11
Ta’dil al-Khosshoh
44 21 0 (+) 2b 10° A
52 21 0 (+) 2b 11° B
0° 31’ 30” C
Rumus interpolasi A-(A-B)*C
0° 21’44” – (0° 21’ 44” – 0° 21’ 52”)* 0° 31’ 30” = 0° 21’ 48”
Ta’dil al-Khosshoh = 0° 21’ 48”
Langkah 6
Mencari ta’dil tsalits menggunakan dalil dari jumlah akhir khosshoh al-qomar
0 26 15 1 Dalil tsalist dari khosshoh al-qomar12
Ta’dil Tsalits’ lil qomar
54 14 4 (-) 1b 15° A
31 19 4 (-) 1b 16° B
0° 26’ 0” C
Rumus interpolasi A-(A-B)*C
-4° 14’54” – (-4° 14’ 54” – (-)4° 19’ 31”)* 0° 26’ 0” = -4° 16’ 54”
Ta’dil tsalits’ lil qomar = -4° 16’ 54”
Langkah 7
Mencari dalil rabi’ menggunakan wasath al-qomar ke 2
22 20 25 5 Wasath al qomar
56 19 22 5 thul syams
26 0 3 0 dalil rabi’
Langkah 8
Mencari ta’dil rabi’ menggunakan dalil rabi’

11
Tabel hal. 220-221 (kiri)
12
Tabel hal. 221 (bawah kanan)
26 0 3 0 dalil rabi’13
Ta’dil Rabi’ lil qomar
40 3 0 (+) 0b 3° A
53 4 0 (+) 0b 4° B
0° 0’ 26” C
Rumus interpolasi A-(A-B)*C
0° 3’40” – (0° 3’ 40” – 0° 4’ 53”)* 0° 0’ 26” = 0° 3’ 41”
Ta’dil robi’ lil qomar = 0° 3’ 41”
Langkah 9
Mencari taqdil uqdah menggunakan dalil awal (khosshoh al-Syam)
30 31 10 2 Dalil Awal (Khosshoh al-Syams)14
Ta’dil al-Uqdah
17 8 0 (-) 2b 10° A
20 8 0 (-) 2b 11° B
0° 31’ 30” C
Rumus interpolasi A-(A-B)*C
-0° 8’17” – (-0° 8’ 17” – (-)0° 8’ 20”)* 0° 31’ 30” = -0° 8’ 19”
Ta’dil al-Uqdah = -0° 8’ 19”
Langkah 10
Mencari dalil Khamis menggunakan wasath al-qomar ke 3
3 24 25 5 Wasath al qomar
38 24 3 11 + al-Uqdah
41 48 28 4 dalil Khomis
Langkah 11
Mencari ta’dil Khomis menggunakan dalil Khamis
41 48 28 4 dalil Khomis15
Ta’dil Khamis
2 6 0 (+) 4b 28° A

13
Tabel hal. 221 (bawah kiri)
14
Tabel hal. 225 (kiri)
15
Tabel hal. 225 (kiri nya kiri)
56 5 0 (+) 4b 29° B
0° 48’ 41” C
Rumus interpolasi A-(A-B)*C
0° 6’2” – (0° 6’ 2” – 0° 5’ 56”)* 0° 48’ 41” = 0° 5’ 57”
Ta’dil Khomis = 0° 5’ 57”

PENUTUP
Bahwa Thu al Qamar (bujur bulan) bisa dihitung dengan memasukkan data
angka-angka yang terdapat dalam tabel di halaman belakang atau terakhir kitab
Khulasah Wafiyah. Kemudian, data berisi angka tersebut dijumlahkan, untuk
kemudian di-ta’dil (dikoreksi) sebanyak lima kali. Pada ta’dil (koreksi pertama)
dihasilkan untuk mencari thu al-Syams (bujur matahari), dan ta’dil (koreksi)
setelahnya digunakan untuk mengeluarkan perhitungan thu al-Qamar (bujur bulan).

Lebih luasnya, Bujur Bulan juga dapat diistilahkan dengan Apparent


Longitude—Bujur Astronomis Bulan yang terlihat. Lebih dikenal sebagai Bujur
Astronomic Bulan. Data yang dalam bahasa Arab dikenal pula istilah Taqwim atau
Thul Qomar ini adalah jarak antara titik Aries (Vernal Equinox/Hamal) diukur
sepanjang Lingkaran Eliptika. Data ini diperlukan dalam menghitung ijtima dan
gerhana.

REFERENSI

Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008)

———, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam Dan Sains Modern (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,2007)

Izzudin, Ahmad, Fiqih Hisab Rukyah, Cetakan I (Jakarta: Penerbiat Erlangga, 2007)

———, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyat Praktis Dan Solusi Permasalahannya) (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012)

Jazuli, Ahmad, ‘Analisis Pemikiran Slamet Hambali Tentang Modifikasi Hisab Awal Bulan Kamariah Dalam Kitab Al-Khulashah
Al-Wafiyyah Karya Zubair Umar Al-Jaelani’ (Semarang: Program StudiIlmu Falak, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Walisongo, 2018)

Musonnif, Ahmad, Ilmu Falak (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011)

Anda mungkin juga menyukai