PENDAHULUAN
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, membahas dan mempelajari cara perhitungan curah
hujan rata-rata pada suatu daerah aliran sungai (DAS). Perhitungan curah hujan
ini menggunakan dua metode yang digunakan yaitu metode rata-rata dan metode
Thiessen. Data curah hujan yang diambil yaitu dari empat wilayah antara lain
Ciherang, Cisomang, Cibeureum dan Cicalengka. Pada perhitungan dengan
metode rata-rata akan lebih sederhana dan tidak membutuhkan ketelitian yang
tinggi. Metode ini dipergunakan untuk daerah dengan variasi hujan yang sekecil
mungkin. Hasil perhitungan ini akan lebih akurat apabila jumlah stasiun
penangkaran hujan itu cukup banyak, karena banyaknya stasiun curah hujan akan
mempengaruhi data curah hujan yang diambil untuk lebih mudah mengolah data
dan tingkat keakuratan hasil perhitungan tinggi.
Dari hasil perhitungan, pada tabel curah hujan wilayah rata-rata mendapatkan
hasil sebesar rata-rata terkecil yaitu 51 pada bulan Agustus, dan yang terbesar
pada bulan Desember yaitu 343. Kelebihan dari metode rata-rata ini adalah lebih
obyektif, lebih sederhana dalam perhitungan, tingkat ketelitian rendah, tingkat
keakuratan hasil lebih tinggi apabila data yang diambil lengkap dan cukup
banyak. Kekurangan metode ini adalah ketergantungan pada luas dari wilayah
tersebut, karena data yang diambil cakupan luas wilayah harus sekecil mungkin
agar data lebih akurat.
Penggunaan metode yang kedua adalah metode Thiessen, metode ini dapat
dilakukan pada daerah yang memiliki distribusi penangkar hujan yang tidak
merata atau seragam dengan mempertimbangkan luas daerah pengaruh dari
masing-masing stasiun curah hujan. Pada metode ini dianggap bahwa pada data
curah hujan dari suatu tempat pengamatan dapat dipakai pada daerah pengaliran di
tempat sekitar. Hasil metode Thiessen mendapatkan data curah hujan rata-rata
terkecil yaitu 92 pada bulan juli dan yang terbesar pada bulan November yaitu
403.
Keuntungan menggunakan metode Thiessen ini adalah pertama, memberikan
hasil yang lebih teliti daripada cara dengan metode rata-rata, akan tetapi
penentuan stasiun pengamatan dan pemilihan ketinggian akan mempengaruhi
ketelitian hasil. Kedua, penganti metode rata-rata untuk menetukan curah hujan
wilayah, tetapi hasil yang lebih akurat akan ditentukan sejauh mana penentuan
stasiun pengamatan mewakili daerah pengamatan sekitar. Kekurangan metode ini
adalah lebih rumit dalam perhitungan karena harus menghitung luas wilayah
tersebut dan hal itu membutuhkan ketelitian yang tinggi dan ketergantungan pada
penempatan stasiun pengamatan pada wilayah tersebut, karena dipengaruhi oleh
luas dan ketinggian dari wilayah tersebut.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pada praktikum hidrologi kali ini kita dapat menarik beberapa kesimpulan
yang berdasarkan hasil dan pembahasan yang kami lakukan kali ini adalah:
1. Perhitungan curah hujan rata – rata daerah aliran dapat menggunakan dua
metode yaitu metode aritmatik dan metode Thiessen.
2. Penggunaan metode rata-rata aritmatik lebih sederhana dan tidak
membutuhkan ketelitian yang tinggi dari pada penggunaan metode
Thiessen.
3. Perhitungan metode Thiessen menghasilkan data yang lebih akurat
daripada metode rata-rata karena memperhitungkan luas wilayah cakupan
setiap stasiun curah hujan.
4. Semakin banyak jumlah stasiun klimatologi pengukuran curah hujan maka
hasil perhitungannya lebih akurat.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah:
1. Pastikan praktikan memahami materi dan prosedur sebelum di mulai
praktikumnya.