Modul Ajar Fisika XI

Capaian Pembelajaran
Mata Pelajaran : Fisika

Satuan Pendidikan : SMA/MA
Fase : F
Kelas : XI
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip vektor ke dalam kinematika dan dinamika gerak
partikel, usaha dan energi, fluida dinamis, getaran harmonis, gelombang bunyi dan gelombang cahaya
dalam menyelesaikan masalah, serta menerapkan prinsip dan konsep energi kalor dan termodinamika
dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor. Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip
kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi, menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang elektromagnetik dalam
menyelesaikan masalah. Peserta didik mampu menganalisis keterkaitan antara berbagai besaran fisis pada
teori relativitas khusus, gejala kuantum dan menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas
dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Peserta didik mampu memberi penguatan pada aspek fisika
sesuai dengan minat untuk ke perguruan tinggi yang berhubungan dengan bidang fisika. Melalui kerja
ilmiah juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila khususnya mandiri, inovatif, bernalar kritis,
kreatif, dan bergotong royong.
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Fisika Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip vektor, kinematika dan dinamika gerak,
fluida, gejala gelombang bunyi dan gelombang cahaya dalam menyelesaikan masalah, serta
menerapkan prinsip dan konsep kalor dan termodinamika, dengan berbagai perubahannya
dalam mesin kalor. Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan (baik
statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai
produk teknologi, menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang elektromagnetik dalam
menyelesaikan masalah. Peserta didik mampu memahami prinsip-prinsip gerbang logika
dan pemanfaatannya dalam sistem komputer dan perhitungan digital lainnya. Peserta didik
mampu menganalisis keterkaitan antara berbagai besaran fisis pada teori relativitas khusus,
gejala kuantum dan menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Keterampilan Proses 1. Mengamati
Peserta didik mampu mengoptimalkan potensi menggunakan ragam alat bantu untuk
melakukan pengamatan.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik mampu mempertanyakan dan memprediksi berdasarkan hasil observasi,
mampu merumuskan permasalahan yang ada dan mampu mengajukan pertanyaan
kunci untuk menyelesaikan masalah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik mengidentifikasi latar belakang masalah, merumuskan tujuan, dan
menggunakan referensi dalam perencanaan penelitian.
Peserta didik membedakan variabel, termasuk yang dikendalikan dan variabel bebas,
menggunakan instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Peserta didik menentukan langkah-langkah kerja dan cara pengumpulan data.
Capaian Pembelajaran i
4. Memproses, menganalisis data, dan informasi
Peserta didik menyiapkan peralatan/instrumen yang sesuai untuk penelitian ilmiah,
menggunakan alat ukur secara teliti dan benar, mengenal keterbatasan dan kelebihan
alat ukur yang dipakai.
Peserta didik menerapkan teknis/proses pengumpulan data, mengolah data sesuai
jenisnya/sesuai keperluan, menganalisis data dan menyimpulkan hasil penelitian serta
memberikan rekomendasi tindak lanjut/saran dari hasil penelitian.
5. Mencipta
Peserta didik mampu menggunakan hasil analisis data dan informasi untuk menciptakan
ide solusi ataupun rancang bangun untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
6. Mengevaluasi dan refleksi
Peserta didik berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi,
mengembangkan keingintahuan, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Peserta didik mengajukan argumentasi ilmiah dan kritis berani mengusulkan perbaikan
atas suatu kondisi dan bertanggungjawab terhadap usulannya.
Peserta didik bersikap jujur terhadap temuan data/fakta.
7. Mengomunikasikan hasil
Peserta didik menyusun laporan tertulis hasil penelitian serta mengomunikasikan hasil
penelitian, prosedur perolehan data, cara mengolah dan cara menganalisis data serta
mengomunikasikan kesimpulan yang sesuai untuk menjawab masalah penelitian/
penyelidikan secara lisan atau tulisan.
Peserta didik menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel, grafik, diagram
alur/flowchart dan/atau peta konsep, menyajikan data dengan simbol dan standar
internasional dengan benar, dan menggunakan media yang sesuai dalam penyajian
hasil pengolahan data.
Peserta didik mendeskripsikan kecenderungan hubungan, pola, dan keterkaitan variabel
dan menggunakan bahasa, simbol dan peristilahan yang sesuai untuk bidang fisika.
ii Modul Ajar Fisika Kelas XI

Alur Tujuan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Fase : F
Kelas : XI
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Penyusun : Sri Lestari
RASIONAL
Rasional Alur Tujuan Pembelajaran adalah rangkaian tujuan yang disusun secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Pada proses pembelajaran
fisika, peserta didik dilatih untuk melakukan penelitian sederhana mengenai fenomena alam. Peserta didik belajar menemukan permasalahan, membuat hipotesis, merancang
percobaan sederhana, melakukan percobaan, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan hasil percobaan baik secara tertulis maupun secara lisan.
ELEMEN PEMAHAMAN SAINS
Pada akhir fase ini peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip vektor, kinematika dan dinamika gerak, usaha dan energi, fluida, gejala gelombang bunyi dan gelombang
cahaya dalam menyelesaikan masalah, serta menerapkan prinsip kalor dan termodinamika, dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor.
ELEMEN KETERAMPILAN PROSES
Peserta didik memiliki kemampuan melakukan percobaan secara mandiri untuk memecahkan permasalahan. Peserta didik melakukan keterampilan proses secara mandiri melalui
tahapan mengamati; mempertanyakan dan memprediksi; merencanakan dan melakukan penyelidikan; memproses, menganalisis data, dan informasi; mencipta; mengevaluasi dan
refleksi; serta mengomunikasikan hasil.
Alur Tujuan Pembelajaran Cakupan Materi Indikator Penilaian Profil Pelajar Pancasila Prakiraan Jam
1. Menerapkan prinsip Kinematika Benda Titik 1. Menganalisis gerak benda satu dimensi Profil Pelajar Pancasila yang 18 JP
penjumlahan vektor sebidang. 1. Vektor dan dua dimensi menggunakan dikembangkan dalam fase ini adalah
2. Menganalisis besaran-besaran vektor berikut makna fisisnya dan bergotong royong, bernalar kritis,
2. Gerak benda dalam satu dimensi
fisis pada gerak lurus dengan penerapannya dalam kehidupan sehari- dan kreatif.
meliputi:
kecepatan konstan (tetap) dan hari.
a. posisi, jarak, dan
gerak lurus dengan percepatan perpindahan 2. Menganalisis gerak parabola
konstan (tetap) berikut menggunakan vektor berikut makna
b. kelajuan dan kecepatan
penerapannya dalam kehidupan fisisnya dan penerapannya dalam
sehari-hari. c. percepatan dan perlambatan kehidupan sehari-hari.
d. gerak lurus beraturan (GLB)
3. Menganalisis besaran fisika yang terkait
dan gerak lurus berrubah
dengan gerak melingkar benda dan
beraturan (GLBB)
penerapan gerak melingkar dalam
teknologi.
iii
iv
3. Menyajikan data dan grafik hasil 3. Gerak benda dalam dua dimensi
percobaan untuk menyelidiki meliputi:
sifat gerak benda yang bergerak a. gerak parabola
lurus dengan kecepatan konstan b. gerak melingkar
(tetap) dan bergerak lurus
dengan percepatan konstan
(tetap) berikut makna fisisnya.
4. Menganalisis gerak parabola
dengan menggunakan vektor,
berikut makna fisisnya dan
Modul Ajar Fisika Kelas XI

penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Menganalisis besaran fisis
pada gerak melingkar dengan
laju konstan (tetap) dan
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Menganalisis interaksi pada gaya Dinamika Benda Titik 1. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Profil Pelajar Pancasila yang 20 JP
serta hubungan antara gaya, 1. Gerak menurut Newton dinamika benda titik pada hukum dikembangkan dalam fase ini adalah
massa, dan gerak lurus benda 2. Gaya berat dan gaya normal Newton untuk gerak lurus, gerak bergotong royong, mandiri, kreatif,
serta penerapannya dalam 3. Gaya gesek vertikal, dan gerak melingkar beraturan. dan bernalar kritis.
kehidupan sehari-hari. 2. Memahami definisi gerak menurut
4. Hukum Newton tentang graviasi
2. Menganalisis keteraturan gerak 5. Penerapan hukum Newton hukum Newton
planet dan satelit dalam tata 3. Menganalisis interaksi gaya serta
6. Dinamika gerak melingkar
surya berdasarkan hukun-hukum hubungan antara gaya, massa, dan
Newton gerakan benda pada gerak lurus.
4. Menganalisis keteraturan gerak planet
dalam tata surya berdasarkan hukun-
hukum Newton.
1. Menganalisis konsep energi, Usaha dan Energi 1. Menganalsis konsep hubungan Profil Pelajar Pancasila yang 18 JP
usaha (kerja), hubungan usaha 1. Usaha oleh gaya tetap berbagai gaya dengan usaha, hubungan dikembangkan dalam fase ini adalah
(kerja), perubahan energi, 2. Usaha oleh gaya tidak tetap usaha dengan perubahan energi, bergotong royong, bernalar kritis,
hukum kekekalan energi, serta 3. Energi kinetik hukum kekekalan energi mekanik, serta dan kreatif.
penerapannya dalam kehidupan penerapannya dalam kehidupan sehari-
4. Energi potensial
sehari-hari. hari.
5. Energi potensial pegas
6. Gaya konservatif dan
nonkonservatif
2. Menerapkan metode ilmiah 7. Hukum kekekalan energi 2. Mendemonstrasikan penerapannya
untuk mengajukan gagasan mekanik dan penerapannya penyelesaian masalah terkait
penyelesaian masalah gerak dalam kehidupan sehari-hari perubahan energi kinetik dan energi
dalam kehidupan sehari-hari, 8. Daya potensial dalam kehidupan sehari-hari.
yang berkaitan dengan konsep
energi, dan hukum kekekalan
energi.
Menerapkan konsep momentum Dinamika Sistem Partikel 1. Menganalisis gejala alam dan Profil Pelajar Pancasila yang 16 JP
dan impuls, serta hukum kekekalan 1. Momentum keteraturannya dalam cakupan dikembangkan dalam fase ini adalah
momentum dalam kehidupan 2. Hukum kekekalan momentum mekanika benda titik dengan cara bergotong royong, mandiri, kreatif,
sehari-hari. 3. Impuls menunjukkan hubungan antara dan bernalar kritis.
konsep impuls dan momentum untuk
4. Hubungan momentum dan
menyelesaikan masalah tumbukan.
impuls
5. Tumbukan 2. Menerapkan hukum kekekalan
momentum dalam kehidupan sehari-
6. Penerapan hukum kekekalan
hari.
momentum
1. Menerapkan konsep torsi, Dinamika Benda Tegar 1. Menerapkan konsep torsi, momen Profil Pelajar Pancasila yang 18 JP
momen inersia, titik berat, dan 1. Dinamika rotasi inersia, titik berat, dan momentum dikembangkan dalam fase ini adalah
momentum sudut pada benda 2. Momentum sudut sudut pada benda tegar dalam bergotong royong, bernalar kritis,
tegar (statis dan dinamis) dalam 3. Keseimbangan benda tegar kehidupan sehari-hari. dan kreatif.
kehidupan sehari-hari. 2. Menganalisis hubungan antara konsep
4. Titik berat dan pusat massa
2. Membuat karya yang torsi, momentum sudut, dan momen
menerapkan konsep titik berat inersia berdasarkan hukum II Newton,
dan keseimbanagan benda tegar. serta penerapannya dalam masalah
benda tegar.
3. Membuat karya yang menerapkan titik
berat dan keseimbangan benda tegar.
1. Menerapkan hukum-hukum Mekanika Fluida 1. Menerapkan prinsip hidrostatistika, Profil Pelajar Pancasila yang 20 JP
fluida statis dalam kehidupan 1. Fluida statis meliputi: hukum pascal, hukum Archimedes, dikembangkan dalam fase ini adalah
sehari-hari. a. Tekanan dan massa jenis persamaan kontinuitasm dan hukum bergotong royong, bernalar kritis,
2. Menerapkan prinsip fluida Bernoulli. dan kreatif.
b. Tekanan hidrostatik
dinamis dalam teknologi. c. Pengukuran tekanan 2. Menganalisis hukum-hukum yang
3. Merencanakan, melalukan berhubungan dengan fluida statis dan
d. Hukum Pascal
perocobaan, dan menguji hasil fluida dinamis serta penerapannya
e. Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
percobaan sederhana yang
f. Tegangan permukaan dan
menerapkan prinsip dinamika
kapilaritas
fluida.
v
vi
2. Fluida Dinamis meliputi:
a. Fluida ideal
b. Kontinuitas
c. Hukum Bernoulli
1. Menganalisis sifat elastisitas Elastisitas dan Gerak Harmonis 1. Menganalisis konsep elastisitas bahan Profil Pelajar Pancasila yang 16 JP
bahan dalam kehidupan sehari- 1. Elastisitas meliputi: dan titik patahnya, serta merancang dikembangkan dalam fase ini
hari. a. Tegangan dan regangan percobaan menggunakan pegas atau adalah bernalar kritis, kreatif, dan
2. Menganalisis hubungan antara benda elastis lainnya. bergotong royong.
b. Hukum hooke
gaya dan getaran dalam c. Energi potensial pegas 2. Menjelaskan konsep gerak harmonis
Modul Ajar Fisika Kelas XI

kehidupan sehari-hari. sederhana dan melakukan percobaan
2. Gerak harmonis sederhana terkait faktor-faktor yang memengaruhi
3. Melakukan percobaan getaran meliputi:
harmonis pada ayunan periode getaran.
a. Sudut fase, fase, dan beda
sederhana dan/atau getaran
fase
pegas serta makna fisisnya.
b. Simpangan, kecepatan, dan
percepatan gerak harmonis
c. Gerak harmonis pada pegas
d. Ayunan sederhana
e. Energi pada gerak harmonis
3. Getaran teredam, getaran paksa,
dan resonansi
Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri Gelombang 1. Menjelaskan karakteristik gelombang Profil Pelajar Pancasila yang 18 JP
gelombang secara umum. 1. Gelombang mekanik meliputi: mekanik, gelombang berjalan, dikembangkan dalam fase ini adalah
a. Gelombang transversal dan gelombang transversal, dan gelombang bergotong royong, kreatif, mandiri
gelombang longitudinal longitudinal. dan bernalar kritis.
b. Gelombang berjalan 2. Mendeskripsikan gejala serta ciri-ciri
c. Sifat-sifat gelombang gelombang bunyi serta menerapkannya
dalam teknologi.
2. Karakteristik gelombang bunyi
3. Efek Doppler 3. Menjelaskan karakteristik gelombang
elektromagnetik.
4. Gelombang elektromagnetik
meliputi:
• Spektrum gelombang
elektromagnetik
• polarisasi
1. Menjelaskan keterkaitan Superposisi Gelombang 1. Menjelaskan dan menggunakan Profil Pelajar Pancasila yang 14 JP
superposisi gelombang dan 1. Superposisi gelombang dan prinsip superposisi dan interferensi dikembangkan dalam fase ini adalah
interferensi gelombang. interferensi gelombang. bergotong royong, kreatif, dan
2. Menjelaskan kisi difraksi dalam 2. Mendemonstrasikan dan menjelaskan bernalar kritis.
2. Superposisi dan gelombang
kehidupan sehari-hari. stasioner pembentukan gelombang stasioner.
3. Percobaan Melde 3. Menganalisis kisi difraksi untuk
menentukan panjang gelombang.
4. Difraksi dan kisi difraksi
1. Menganalisis pengaruh kalor Kalor dan Termodinamika 1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap Profil Pelajar Pancasila yang 22 JP
pada kehidupan sehari-hari. 1. Suhu dan kalor suatu zat. dikembangkan dalam fase ini adalah
2. Menjelaskan teori kinetik gas 2. Kalor jenis dan kalor laten 2. Menerapkan asas Black dalam bergotong royong, bernalar kritis,
dan karakteristik gas pada ruang 3. Asas Black pemecahan masalah. dan kreatif.
tertutup. 4. Teori kinetik gas 3. Menganalisis sifat-sifat gas ideal serta
3. Menjelaskan hukum 5. Hukum-hukum tentang gas dan perubahan keadaan gas dan kapasitas
termodinamika dalam persamaan gas ideal: kalor.
kehidupan sehari-hari. a. Hukum Charles 4. Menerapkan hukum termodinamika
b. Hukum Boyle dalam mesin carnot.
c. Hukum Gay-Lussac
d. Hukum Boyle-Gay Lussac
6. Tekanan gas ideal
7. Teorema ekuipartisi energi
8. Kapasitas kalor
9. Termodinamika
vii
BAB I KINEMATIKA BENDA TITIK

Materi : BAB I Kinematika Benda Titik
Fase/Kelas : F/XI
Alokasi Waktu : 9 kali pertemuan
Kompetensi Awal: Profil Pelajar Pancasila:

Peserta didik dapat menerapkan prinsip pen- Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada
jumlahan vektor sebidang. Peserta didik juga dapat Fase F adalah bergotong royong, bernalar kritis,
menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak dan kreatif melalui proses pembelajaran kinematika
lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan gerak benda titik.
lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta
didik dapat menyajikan data dan grafik hasil
percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang
bergerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap)
dan bergerak lurus dengan percepatan konstan
(tetap) berikut makna fisisnya. Selain itu, peserta
didik dapat menganalisis gerak parabola dengan
menggunakan vektor, berikut makna fisisnya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sarana Prasarana
• LCD proyektor.
• Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
• Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
• Lingkungan sekolah dan laboratorium.
Jumlah Peserta Didik

Maksimal 36 peserta.
Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA/TIDAK.
2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/
TIDAK.
(Jika memilih YA maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik).
Target Peserta Didik

Peserta didik regular/tipikal.
Bab I Kinematika Benda Titik 1

Materi Ajar dan Media Pembelajaran
1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta dan konsep tentang kinematika benda titik seperti berikut.
1) Vektor.
2) Gerak benda dalam satu dimensi.
3) Gerak benda dalam dua dimensi.
b. Materi Pembelajaran Remidial
Materi pembelajaran untuk remedial sama dengan materi reguler. Akan tetapi penekanan materinya hanya
pada materi yang belum dikuasai (berdasarkan identifikasi) yang akan dipelajari peserta didik kembali.
Materi dapat dimodifikasi dengan menambah pengulangan, intensitas, dan kesempatan/frekuensi
melakukan bagi peserta didik. Setelah dilakukan identifikasi kelemahan peserta didik, guru dapat mengubah
strategi dengan memasangkan peserta didik dan belajar dalam kelompok agar bisa saling membantu, serta
berbagai strategi lain sesuai kebutuhan peserta didik.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Materi pembelajaran untuk pengayaan sama dengan reguler. Materi dapat dikembangkan dengan
menambah sumber belajar lainnya, seperti buku referensi, surat kabar, majalah, dan dari internet.
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi pengukuran dalam kerja ilmiah.
b. Gambar-gambar pengukuran dalam kerja ilmiah.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan pengukuran dalam kerja ilmiah.
d. Lembar Kegiatan Peserta Didik (student worksheet).
e. Buku teks pendukung materi.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Pengaturan Pembelajaran
Pengaturan Peserta Didik Metode
• Individu • Diskusi
• Berpasangan • Demonstrasi
• Berkelompok • Simulasi
• Klasikal • Resprokal
(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah peserta didik (Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan) beberapa metode yang diinginkan)
2 Modul Ajar Fisika Kelas XI

Asesmen Pembelajaran
Menilai Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Jenis Asesmen
• Asesmen individu • Pengetahuan (lisan atau tertulis)
• Asesmen berpasangan • Keterampilan (praktik dan kinerja)
• Sikap (mandiri dan gotong royong)
• Portofolio
(Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
beberapa asesmen yang sesuai)
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, kalian diharapkan mampu:
1. menganalisis gerak benda satu dimensi dan dua dimensi menggunakan vektor berikut makna fisisnya
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari;
2. menganalisis gerak parabola menggunakan vektor berikut makna fisisnya dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari; serta
3. menganalisis besaran fisika yang terkait dengan gerak melingkar bends dan penerapan gerak melingkar
dalam teknologi.
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran kinematika benda titik, manfaat apakah yang dirasakan
olehnya? Dapatkah pengalaman pembelajaran ini diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Bagaimana lintasan gerak lurus, gerak parabola, dan gerak melingkar? Apakah ketiga gerak tersebut dapat
dinyatakan dalam vektor? Apa saja besaran pada ketiga gerak tersebut?
Prosedur Kegiatan Pembelajaran

1. Persiapan Mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
a. Membaca kembali Modul Ajar yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan kinematika benda titik.
c. Menyiapkan sarana dan prasarana serta media pembelajaran sebagai berikut.
1) LCD proyektor, komputer dan tanyangan slide PowerPoint, video pembelajaran (jika ada) dan
media lain yang telah disiapkan.
2) Perangkat digital (internet, smartphone, laptop, komputer, LCD).
3) Perangkat nondigital (buku teks, papan tulis, dan spidol).
4) Lembar Kegiatan Peserta Didik (student worksheet).
5) Lingkungan sekolah dan laboratorium.
2. Kegiatan Pengajaran
Untuk menguasai materi pada Bab I ini, memerlukan 9 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke-1 sampai
dengan ke-9 (dengan asumsi 5 JP/minggu).

Pertemuan 1
Proses Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan pendahuluan (10 menit)
1) Guru meminta salah satu peserta didik memimpin doa bersama sebelum pembelajaran dimulai.
2) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada peserta didik yang kurang
sehat (sakit) maka guru meminta peserta didik tersebut untuk beristirahat di UKS.
3) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan
mengajukan pertanyaan tentang bentuk lintasan gerak bowling, gerak lempar lembing, dan gerak
planet-planet mengelilingi matahari, serta pengaruhnya terhadap vektor.
4) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, dengan cara tanya jawab.
5) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran (seperti
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan vektor.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu besaran vektor dan penjumlahan
vektor secara geometrik.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi besaran vektor dan penjumlahan vektor secara
geometrik, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal,
yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi
pengetahuan, menganalisis materi besaran vektor dan penjumlahan vektor secara geometrik
menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu memodifikasi vektor dan
menentukan resultan vektor dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain:
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
b. Kegiatan Inti (70 menit)
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran inti dengan prosedur sebagai berikut.
Sebelum mempelajari materi tentang besaran vektor dan penjumlahan vektor secara geometrik, peserta
didik diminta untuk mengamati gambar pada halaman 3. Guru juga dapat mengarahkan peserta didik untuk
mempelajari gerak benda dapat dinyatakan dalam bentuk vektor dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang besaran vektor dan penjumlahan vektor secara geometrik dapat dipelajari materi
berikut.
1) Berdasarkan nilai dan arahnya, besaran fisika terbagi menjadi besaran vektor dan besaran skalar.
Besaran vektor adalah kelompok besaran yang memiliki nilai besar dan bekerja dalam arah tertentu.
Sedangkan, besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki besar atau nilai saja.
2) Penulisan suatu vektor juga dapat dituliskan dengan huruf kapital atau kecil yang di atasnya diberi
 
tanda anak panah, seperti a , b , atau AB . Selain itu, dapat juga dituliskan dengan huruf yang dicetak
tebal, seperti a, A, atau AB.
3) Menjumlahkan dua buah vektor atau lebih dengan cara geometrik dan cara analitik.
4) Penjumalahan vektor secara geometrik terdiri atas metode segitiga, jajaran genjang, dan poligon (segi banyak).
 
a) Langkah-langkah penjumlahan vektor metode segitiga dengan menggambar vektor a dan b sesuai
  
arah dan besarnya. Tempatkan titik pangkal b pada titik ujung a . Tarik vektor dari pangkal a sampai

ujung vektor b . Hasil gambar diperoleh merupakan vektor resulltan R , seperti Gambar 1.1.
(fisika kelas xi hal 5 kurikulum merdeka)

Sumber: Dokumen penerbit
Gambar 1.1 Penjumlahan vektor dengan metode segitiga

b) Langkah-langkah penjumlahan vektor metode jajaran genjang dengan menggambar vektor

pertama F1 dan vektor kedua F2 dengan titik pangkal saling berimpit. Tariklah vektor dari titik
ujung kedua vektor sehingga membentuk jajaran genjang seperti Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Penjumlahan vektor dengan metode jajaran genjang
Resultan dari kedua vektor adalah diagonal jajaran genjang yang terbentuk. Besar resultannya
dapat dicari dengan persamaan kosinus berikut ini.
F = F12 + F22 + 2 F1F2 cosα

R F F
Arah resultan: = = 1 atau R = F12 + F22
sin α sin α 2 sin α 1
c) Langkah-langkah penjumlahan vektor metode poligon (segi banyak) adalah perluasan dari
metode segitiga.

Gambar 1.3 Penjumlahan vektor dengan metode poligon (segi banyak)
Refleksi
Pelajari materi tentang besaran vektor dan penjumlahan vektor secara geometrik. Unsur-unsur yang dinilai adalah
pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tabel 1.1 Refleksi Diri
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Besaran vektor.
Penjumlahan vektor secara geometrik.
Setelah peserta didik mempelajari tentang besaran vektor dan penjumlahan vektor secara geometrik,
peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari
pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada
guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.

Lembar Refleksi Diri (Sikap)
1. Isikan identitas kalian!
2. Berikan tanda (√) pada kolom “Ya” jika sikap yang ada dalam pernyataan sesuai dengan sikap
kalian, dan “Tidak” jika belum sesuai!
3. Isilah pernyataan tersebut dengan jujur!
4. Hitunglah jumlah jawaban “Ya”!
5. Lingkari kriteria Sangat Baik, Baik, atau Perlu Perbaikan sesuai jumlah “Ya” yang terisi.
Nama: ............................. Kelas: .............................
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh.
2. Saya mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian.
3. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu.
4. Saya berperan aktif dalam kelompok.
5. Saya menghormati dan menghargai teman dan guru.
6. Saya dapat bekerja sama dengan teman.
7. Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak saya pahami.
8. Saya merasa menguasai dan dapat mengikuti pelajaran.
9. Saya merefleksikan setiap pembelajaran yang saya lakukan.
10. Saya selalu membuat catatan hal-hal yang saya pelajari.
Sangat Baik Baik Perlu Perbaikan
Jika lebih dari dan sama dengan 8 Jika kurang dari 8 pernyataan terisi Jika kurang dari 5 pernyataan terisi
pernyataan terisi “Ya” “Ya” “Ya”
Lembar Refleksi Diri (Pengetahuan dan Keterampilan)

Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat membedakan besaran skalar dan besaran vektor.
2. Saya dapat menganalisis besaran vektor.
3. Saya dapat menganalisis penjumlahan vektor secara geometrik menggunakan metode segitiga.
4. Saya dapat menganalisis penjumlahan vektor secara geometrik menggunakan metode
jajaran genjang.
5. Saya dapat menganalisis penjumlahan vektor secara geometrik menggunakan metode
poligon (segi banyak).

c. Kegiatan Penutup (10 menit)
1) Guru melakukan review hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru meminta peserta didik untuk mempelajari lebih dalam materi ini dan mempersiapkan materi
selanjutnya.
3) Guru memberikan kesimpulannya dan menutup kelas.
Pertemuan 2

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
mengajukan pertanyaan apabila peserta didik berenang dari tepi sungai ke tepi seberang secara
diagonal, bagaimana menganalisis resultan vektornya.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu penjumlahan vektor secara analitik,
pengurangan vektor, dan vektor satuan.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi penjumlahan vektor secara analitik, pengurangan
vektor, dan vektor satuan, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam
bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif;
kompetensi pengetahuan, menganalisis materi penjumlahan vektor secara analitik, pengurangan
vektor, dan vektor satuan menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
Sebelum mempelajari materi tentang penjumlahan vektor secara analitik, pengurangan vektor, dan vektor
satuan, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 8. Guru juga dapat
mengarahkan peserta didik untuk menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku teks sesuai dengan
materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang penjumlahan vektor secara analitik, pengurangan vektor, dan vektor satuan dapat
dipelajari melalui materi berikut.
1) Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi komponen-komponennya yang disebut dengan vektor
komponen. Vektor komponen dapat diartikan sebagai hasil penguraian dari sebuah vektor menjadi
dua vektor yang saling tegak lurus. Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua vektor komponen
yaitu vektor yang terletak di sumbu x disebut dengan vektor komponen sumbu x, dan vektor yang
terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen sumbu y.

2) Vektor F diuraikan searah sumbu x dan sumbu y dituliskan dengan komponen vektor Fx dan F y . Sudut

yang dibentuk antara vektor F dengan Fx adalah α, sehingga berdasarkan rumus aturan trigonometri
pada segitiga siku-siku diperoleh:

Fx = F cos α

F y = F sin α

Besar resultan: F = Fx2 + F y2 atau R = R x2 + R 2y
Arah resultan (R): R = R x2 + R 2y

3) Pengurangan vektor sama dengan menjumlahkan, yaitu dengan cara menjumlahkan vektor positif
dengan penjumlahan vektor negatif.
4) Vektor satuan adalah vektor yang panjang atau besarnya sama dengan satu dan arahnya sama dengan
vektornya. Dalam sistem koordinat siku-siku digunakan lambang, seperti i untuk menyatakan
vektor satuan ke arah sumbu x, j untuk menyatakan vektor satuan ke arah sumbu y dan  k untuk
menyatakan vektor satuan ke arah sumbu z. Besaran setiap vektor satuan adalah satu, sehingga i ,
j , dan 
k = 1.
5) Vektor satuan digunakan untuk menentukan arah vektor pada koordinat dimensi dua dan dimensi
tiga. Misalnya, terdapat dua vektor pada ruang tiga dimensi yakni A dan B, maka jika dinyatakan

dalam komponen-komponennya adalah A = A x i + A y j + A z k dan B = B x i + B y j + Bz
k.
Refleksi
Pelajari materi penjumlahan vektor secara analitik, pengurangan vektor, dan vektor satuan. Unsur-unsur yang dinilai
adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Penjumlahan vektor secara analitik.
Pengurangan vektor.
Vektor satuan.
Setelah peserta didik mempelajari tentang penjumlahan vektor secara analitik, pengurangan vektor,
dan vektor satuan, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka
kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau
buku tugas kepada guru.
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis penjumlahan vektor secara analitik.
2. Saya dapat menganalisis pengurangan vektor.
3. Saya dapat menganalisis vektor satuan.

selanjutnya.

Pertemuan 3

mengajukan pertanyaan tentang bagaimana suatu benda dapat dikatakan bergerak?
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan gerak benda
dalam satu dimensi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu posisi, jarak, dan perpindahan.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi posisi, jarak, dan perpindahan, baik kompetensi
sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai
karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi
posisi, jarak, dan perpindahan menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
Sebelum mempelajari materi tentang posisi, jarak, dan perpindahan, peserta didik diminta untuk
mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 11. Guru juga dapat mengarahkan peserta didik untuk
mengerjakan Aktivitas Sains 1.1 pada halaman 12 yang ada di buku teks sesuai dengan materi yang sedang
diajarkan.
Pembelajaran tentang posisi, jarak, dan perpindahan dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Benda disebut bergerak jika kedudukan benda itu mengalami perubahan terhadap acuannya. Titik
acuan tersebut digunakan untuk menentukan posisi benda tersebut.
2) Gerak benda dalam satu dimensi dapat ditinjau dari sumbu x atau sumbu y saja (arah vertikal atau
horizontal), misalnya gerak lurus.
3) Posisi merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan arah.
4) Posisi adalah kedudukan benda diukur dari titik acuan.
5) Jarak merupakan panjang lintasan yang ditempuh oleh benda. Jarak merupakan salah satu besaran
skalar. Persamaan jarak sebagai berikut.
s = s1 + s2 + s3 + sn
6) Semakin panjang lintasan yang ditempuh, jarak yang ditempuh benda semakin besar. Jadi, jarak sangat
dipengaruhi oleh bentuk lintasan.
7) Perpindahan adalah perubahan posisi atau posisi akhir dikurangi posisi awal.
8) Perpindahan merupakan besaran vektor karena memiliki arah dan besar. Perpindahan hanya
dipengaruhi oleh posisi awal dan posisi akhir, tidak dipengaruhi oleh bentuk lintasan, atau dapat
ditulis: ∆x = xakhir – xawal
9) Benda bergerak bergantung pada titik acuannya. Pada saat benda bergerak terjadi perubahan posisi
atau mengalami perpindahan. Perpindahan bergantung pada lintasannya. Perpindahan dinyatakan
positif jika benda bergerak dari kiri ke kanan searah sumbu x positif (+), Sebaliknya, perpindahan
dinyatakan negarif (–) jika benda bergerak dari kanan ke kiri searah sumbu x negatif.

Refleksi
Pelajari materi posisi, jarak, dan perpindahan. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Posisi
Jarak
Perpindahan
Setelah peserta didik mempelajari tentang posisi, jarak, dan perpindahan, peserta didik diminta menuliskan
Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan
hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis penjumlahan vektor secara analitik.
2. Saya dapat menganalisis pengurangan vektor.
3. Saya dapat menganalisis vektor satuan.

selanjutnya.
Pertemuan 4

mengajukan pertanyaan tentang perbedaan kelajuan dan kecepatan.
dalam satu dimensi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu kelajuan dan kecepatan.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi kelajuan dan kecepatan, baik kompetensi
sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-
nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis
materi kelajuan dan kecepatan menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
menentukan kelajuan dan kecepatan dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter
antara lain: bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.

Sebelum mempelajari materi tentang kelajuan dan kecepatan, peserta didik diminta untuk mengerjakan
Aktivitas Sains 1.2 dalam buku teks pada halaman 15. Guru juga dapat mengarahkan peserta didik untuk
menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku teks sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang kelajuan dan kecepatan dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Kelajuan merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor. Kelajuan tidak
memperhatikan arah gerak benda, sedangkan kecepatan memperhatikan arah gerak benda.
2) Kelajuan merupakan panjang lintasan yang di tempuh sebuah benda yang bergerak dalam selang
waktu tertentu.
3) Kelajuan rata-rata didefinisikan sebagai jarak total yang ditempuh benda dibagi dengan waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut. Secara matematis dapat dirumuskan:
s
v=
t
4) Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perpindahan dengan selang waktu tempuh. Secara
matematis dapat dirumuskan:
x − x 1 ∆x
v= 2 =
t 2 − t1 ∆x
5) Kelajuan dan kecepatan sesaat membahas tentang cepat atau lambat gerakan suatu benda yang
bergerak pada t waktu tertentu.
6) Kelajuan dan kecepatan sesaat merupakan cepat rambat gerakan yang dilakukan benda pada saat
waktu t.
7) Kecepatan yang terjadi pada saat t waktu yang berubah-ubah disebut kecepatan sesaat. Kecepatan
sesaat inilah yang seharusnya ditunjukkan pada speedometer kendaraan. Besar kecepatan sesaat ini
sama dengan laju sesaat.
8) Kecepatan sesaat dapat diartikan sama dengan kecepatan rata-rata ∆x benda dari titik satu ke titik
lain dalam selang waktu ∆t sangat singkat atau dalam selang waktu mendekati nol. Secara matematis
kecepatan sesaat dapat dituliskan sebagai berikut.
∆x
v = lim
∆t →0 ∆x
Refleksi
Pelajari materi kelajuan dan kecepatan. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)
dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Kelajuan rata-rata
Kecepatan rata-rata
Kelajuan dan kecepatan sesaat
Setelah peserta didik mempelajari tentang kelajuan dan kecepatan, peserta didik diminta menuliskan

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis kelajuan rata-rata.
2. Saya dapat menganalisis kecepatan rata-rata.
3. Saya dapat menganalisis kelajuan dan kecepatan sesaat.

selanjutnya.
Pertemuan 5

mengajukan pertanyaan tentang apakah benda yang bergerak dengan kecepatan berubah mengalami
percepatan?
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan gerak benda dalam satu
dimensi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu percepatan dan perlambatan.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi percepatan dan perlambatan, baik kompetensi
nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis
materi percepatan dan perlambatan menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan,
yaitu menentukan percepatan dan perlambatan dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai
karakter antara lain: bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang percepatan dan perlambatan, peserta didik diminta untuk menganalisis
percepatan dan perlambatan kendaraan dalam buku teks pada halaman 19. Guru juga dapat mengarahkan
peserta didik untuk mengerjakan tugas yang ada di buku teks sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang percepatan dan perlambatan dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Misalkan, seseorang mengendarai sebuah mobil dengan kecepatan awal nol sampai 60 km/jam selama
5 sekon. Dalam kasus tersebut, mobil mengalami percepatan. Jika saat dijalan mobil mengalami
perubahan kecepatan dalam waktu yang lebih cepat maka mobil mendapat percepatan yang lebih

besar. Dengan demikian, percepatan menyatakan seberapa cepat kecepatan sebuah benda berubah.
Benda yang bergerak dengan kecepatan berubah mengalami percepatan.
2) Mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tertentu ketika direm akan mengalami perlambatan.
3) Percepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu. Secara matematis
dirumuskan:
v
a=
t
4) Kecepatan benda dalam selang waktu berubah-ubah, maka untuk menghitung percepatan benda
menggunakan percepatan rata-rata. Jadi, Percepatan rata-rata merupakan perbandingan perubahan
kecepatan dengan perubahan waktu. Persamaan percepatan rata-rata dirumuskan sebagai berikut.
v −v ∆v
a= 2 1 =
t 2 − t 1 ∆t
5) Percepatan sesaat menunjukkan percepatan pada suatu saat tertentu. Sebagaimana kecepatan sesaat,
maka percepatan sesaat juga dapat dihitung dengan dasar percepatan rata-rata dalam selang waktu
mendekati nol (∆t → 0). Secara matematis percepatan sesaat dapat dituliskan sebagai berikut.
dv
a=
dt
6) Perlambatan merupakan peristiwa terjadinya pengurangan kecepatan setiap waktu.
7) Benda diperlambat tidak harus memiliki percepatan negatif. Tergantung arah benda bergerak pada
sumbu x negatif (ke kiri). Jika arah gerak benda ke kiri pada sumbu x negatif maka kecepatan benda
menunjukkan ke arah kiri dan percepatan benda ke kanan. Jadi, perlambatan terjadi jika kecepatan
dan percepatan berlawanan arah.
Refleksi
Pelajari materi percepatan dan perlambatan. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Percepatan rata-rata
Percepatan sesaat
Perlambatan
Setelah peserta didik mempelajari tentang percepatan dan perlambatan, peserta didik diminta menuliskan
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis percepatan rata-rata.
2. Saya dapat menganalisis percepatan sesaat.
3. Saya dapat menganalisis perlambatan.

selanjutnya.
Pertemuan 6

mengajukan pertanyaan tentang perubahan kecepatan yang terjadi berupa percepatan dan perlambatan.
Sehingga gerak berdasarkan perubahan kecepatan yang dialami dibedakan menjadi gerak lurus beraturan
(GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Apakah perbedaan kedua jenis gerak tersebut?
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak lurus beraturan (GLB).
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak lurus beraturan (GLB), baik kompetensi
gerak lurus beraturan (GLB) menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
menentukan jarak, kecepatan, dan percepatan dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai
Sebelum mempelajari materi tentang gerak lurus beraturan (GLB), peserta didik diminta untuk
mengerjakan Aktivitas Sains 1.3 dalam buku teks pada halaman 22.
Pembelajaran tentang gerak lurus beraturan (GLB) dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Gerak lurus beraturan (GLB) dapat didefinisikan sebagai gerak pada lintasan lurus dengan kecepatan
tetap. Karena kecepatan gerak tetap (perubahan kecepatan ∆v = 0) maka percepatan a = 0, sehingga
∆s s − s 0
berlaku persamaan: v = =
∆t t
2) Hubungan antara kecepatan terhadap waktu (v – t) dapat digambarkan seperti Gambar 1.4.
(fisika xi kurikulum merdeka hal 24)

Gambar 1.4 Grafik v – t

Pada grafik v – t tersebut, perpindahan benda dapat ditentukan dari luas daerah OABC. Jadi, untuk
menentukan perpindahan benda dengan kecepatan konstan, dapat dihitung dengan menghitung luas
daerah grafik yang dibatasi oleh sumbu v dan sumbu t.
3) Hubungan antara perpindahan terhadap waktu (s – t) pada GLB dapat digambarkan pada Gambar 1.5.
(fisika xi kurikulum merdeka hal 24)

Gambar 1.5 Grafik s – t
Dari grafik, besarnya sudut kemiringan atau gradien menunjukkan besar kecepatan. Semakin besar
kecepatan benda, semakin besar sudut kemiringan grafik α.
Refleksi
Pelajari materi gerak lurus beraturan (GLB). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gerak lurus beraturan (GLB)
Grafik gerak lurus beraturan
Setelah peserta didik mempelajari tentang gerak lurus beraturan (GLB), peserta didik diminta menuliskan
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis gerak lurus beraturan (GLB).
2. Saya dapat menganalisis grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus beraturan (GLB).
3. Saya dapat menganalisis grafik jarak terhadap waktu pada gerak lurus beraturan (GLB).

selanjutnya.

Pertemuan 7

mengajukan pertanyaan tentang perubahan kecepatan kendaraan yang terjadi di jalan yang macet.
dalam satu dimensi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak lurus berubah beraturan
(GLBB).
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak lurus berubah beraturan (GLBB),
baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu
pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi
pengetahuan, menganalisis materi gerak lurus berubah beraturan (GLBB) menggunakan tes tertulis
dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu menentukan jarak, kecepatan, dan percepatan dengan
menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, bernalar kritis,
dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang gerak lurus berubah beraturan (GLBB), peserta didik diminta untuk
mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 25. Guru juga dapat mengarahkan peserta didik untuk
menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus yang mempunyai
percepatan tetap.
2) Jika dalam waktu tertentu perubahan kecepatan semakin besar maka dapat dikatakan gerak benda
dipercepat, misal gerak vertikal ke bawah dan gerak jatuh bebas. Sebaliknya jika dalam waktu tertentu
kecepatan benda semakin rendah, maka dapat dikatakan gerak benda diperlambat, misalnya gerak
vertikal ke atas.
3) Persamaan gerak lurus dipercepat beraturan sebagai berikut.
vt = v0 + at
1
s t = s 0 + v 0t + at 2
2
vt2 = v02+ 2a∆s

4) Grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus dipercepat beraturan seperti Gambar 1.6.
(hal 26 fisika xi kurikulum merdeka)

Gambar 1.6 Grafik v – t
5) Grafik jarak terhadap waktu dan percepatan terhadap waktu seperti Gambar 1.7.

Gambar 1.7 Grafik gerak lurus berubah beraturan (a) s – t dan (b) a – t
6) Persamaan gerak vertikal ke bawah sebagai berikut.

vt = v0 + gt
1
h = v 0t + gt 2
2
vt2 = v02 + 2gh
7) Percepatan benda jatuh bebas disebut percepatan gravitasi, karena percepatan yang dialami benda
jatuh bebas selalu sama dengan percepatan gravitasi bumi. Nilai percepatan gravitasi dipengaruhi
posisi dan ketinggian benda terhadap pusat bumi. Percepatan gravitasi berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak dari pusat bumi.
8) Persamaan gerak jatuh bebas sebagai berikut.
vt = gt
1
h = gt 2
2
2h
t=
g
v = 2 gh
9) Pada benda yang melakukan gerak lurus diperlambat beraturan, nilai percepatan adalah negatif. Jadi,
gerak lurus diperlambat beraturan adalah gerak pada lintasan lurus dan kecepatannya mengalami
perubahan selalu berkurang secara tetap.

10) Secara matematis persamaan umum pada gerak lurus diperlambat beraturan dapat dituliskan:
vt = v0 – gt
1
s t = s 0 + v 0t − at 2
2
vt2 = v02 – 2a∆s
11) Grafik gerak lurus diperlambat beraturan seperti Gambar 1.8.

Gambar 1.8 Grafik gerak lurus diperlambat beraturan (a) s – t dan (b) v – t
12) Gerak vertikal ke atas merupakan salah satu contoh gerak lurus diperlambat beraturan karena arah
gravitasi bumi ke bawah berlawanan dengan arah gerak benda ke atas. Perlambatan benda tersebut
a = –g.
vt = v0 – gt
1
h = v 0t − gt 2
2
vt2 = v02 – 2ah
v
t maks = 0
g
v02
hmaks =
2g
Refleksi
Pelajari materi gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Gerak lurus dipercepat beraturan
Grafik gerak lurus dipercepat beraturan
Gerak vertikal ke bawah
Gerak jatuh bebas
Gerak lurus diperlambat beraturan
Grafik gerak lurus diperlambat beraturan
Gerak vertikal ke bawah

Setelah peserta didik mempelajari tentang gerak lurus berubah beraturan (GBLB), peserta didik diminta
menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian,
laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
2. Saya dapat menganalisis gerak lurus dipercepat beraturan.
3. Saya dapat menganalisis kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus dipercepat beraturan.
4. Saya dapat menganalisis grafik jarak terhadap waktu pada gerak lurus dipercapat beraturan.
5. Saya dapat menganalisis grafik percepatan terhadap waktu pada gerak lurus dipercapat beraturan.
6. Saya dapat menganalisis gerak vertikal ke bawah.
7. Saya dapat menganalisis gerak jatuh bebas.
8. Saya dapat menganalisis gerak lurus diperlambat beraturan.
9. Saya dapat menganalisis gerak vertikal ke atas.
10. Saya dapat menganalisis grafik jarak terhadap waktu pada gerak lurus diperlambat beraturan.
11. Saya dapat menganalisis grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus diperlambat beraturan.

selanjutnya.
Pertemuan 8

mengajukan pertanyaan tentang gerak benda dalam dua dimensi.
dalam dua dimensi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak parabola.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak parabola, baik kompetensi sikap (Profil
Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi gerak
parabola menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu menentukan jarak,
kecepatan, ketinggian, waktu, dan titik koordinat dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai

Sebelum mempelajari materi tentang gerak parabola, peserta didik diminta untuk mengamati peristiwa yang
terjadi di sekitar terkait gerak parabola dalam buku teks pada halaman 33. Guru juga dapat mengarahkan
peserta didik untuk menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang
diajarkan.
Pembelajaran tentang gerak parabola dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Gerak parabola adalah gerak benda yang lintasannya berupa parabola.
2) Gerak parabola terdiri dari dua komponen yaitu, gerak parabola pada komponen sumbu x (horizontal)
dan gerak parabola pada komponen sumbu y (vertikal). Gerak parabola pada komponen sumbu
x merupakan gerak lurus beraturan. Gerak parabola pada komponen sumbu y merupakan gerak
vertikal, yaitu gerak lurus berubah beraturan.
3) Sebuah benda dilemparkan dalam arah α dengan kecepatan awal v0 pada titik O seperti Gambar 1.9.
Sudut yang dibentuk antara arah kecepatan awal v0 dengan bidang horizontal disebut sudut elevasi (α).

Gambar 1.9 Lintasan parabola dari sebuah benda yang dilemparkan dalam arah α terhadap arah horizontal dengan kecepatan awal v0
4) Persamaan-persamaan gerak parabola sebagai berikut.

a) Kecepatan pada sumbu x:
vx = v0 cos α
b) Pada sumbu x berlaku gerak lurus beraturan, maka kecepatan pada sumbu x disetiap titik adalah
konstan (vx = v0 cos α). Posisi benda dari titik acuan O:
x = vx t
c) Pada titik A dan C benda memiliki kecepatan tertentu. Pada sumbu y benda mengalami percepatan
gravitasi (g). Kecepatan pada sumbu y:
vy = v0 sin α – gt
d) Resultan kecepatan pada koordinat sumbu x dan sumbu y adalah
v = v x2 + v 2y
e) Arah resultan benda:

v
cosα = x
vt
f) Ketinggian benda:
1
y = v 0 sin αt − gt 2
2

g) Ketika benda berada di titik tertinggi B, kecepatan benda pada sumbu y adalah vy = 0. Sehingga,
dapat diketahui waktu maksimum benda saat di titik tertinggi B sebagai berikut.
v sin α
t maks = 0
g
h) Titik tertinggi ini merupakan gabungan antara titik di sumbu x dan sumbu y. Persamaan koordinat
tersebut sebagai berikut:
Searah sumbu x
v 02 sin 2α
xH =
2g
Searah sumbu y
v 02 sin 2 α
yH =
2g
 v 2 sin 2α v 2 sin 2 α 
Koordinat di titin tertinggi adalah x H = 0 ; yH = 0 .
 2g 2 g 
i) Saat mencapai titik D, benda berada di titik terjauh pada sumbu x dan titik nol pada sumbu y.
Sehingga:
v 02 sin 2α
x maks =
g
j) Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik terjauh D adalah
2v sin α
tD = 0
g
Refleksi
Pelajari materi gerak parabola. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Kecepatan benda pada sumbu x
Posisi benda
Kecepatan benda pada sumbu y
Ketinggian benda
Waktu di titik tertinggi
Koordinat sumbu x dan sumbu y
Titik benda terjauh
Waktu benda terjauh
Setelah peserta didik mempelajari tentang gerak parabola, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar
Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis kecepatan benda pada sumbu x.
2. Saya dapat menganalisis posisi benda.
3. Saya dapat menganalisis kecepatan benda pada sumbu y.
4. Saya dapat menganalisis ketinggian benda.
5. Saya dapat menganalisis waktu di titik tertinggi.
6. Saya dapat menganalisis koordinat sumbu x dan sumbu y.
7. Saya dapat menganalisis titik benda terjauh.
8. Saya dapat menganalisis waktu benda terjauh.

selanjutnya.
Pertemuan 9

mengajukan pertanyaan tentang gerak benda dalam dua dimensi.
dalam dua dimensi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak melingkar.
8) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak melingkar, baik kompetensi sikap (Profil
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi gerak
melingkar menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu menentukan periode,
frekuensi, perpindahan sudut, kecepatan linear, kecepatan sudut, percepatan sudut, percepatan
sentripetal dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong
royong, bernalar kritis, dan kreatif.

Sebelum mempelajari materi tentang gerak melingkar, peserta didik diminta untuk mengamati peristiwa
yang terjadi di sekitar terkait gerak melingkar dalam buku teks pada halaman 36. Guru juga dapat
mengarahkan peserta didik untuk menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan
Pembelajaran tentang gerak melingkar dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Gerak suatu benda dengan lintasan berupa lingkaran merupakan gerak melingkar. Aplikasi gerak
melingkar dapat kalian perhatikan di sekitar. Misalnya, gerak jarum jam dinding analog, roda
kendaraan, gear roda sepeda, komedi putar, dan gerakan bumi mengelilingi matahari.
2) Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lingkaran penuh. Satuan periode adalah
sekon atau detik.
1
T=
f
3) Banyaknya putaran roda yang dilakukan tiap satu satuan waktu adalah frekuensi. Satuan frekuensi
dalam SI putaran tiap sekon atau hertz (Hz) atau rotations per sekon (RPS) atau rotatition per menit (RPM).
1
f =
T
4) Perpindahan sudut merupakan perpindahan yang dialami benda pada gerak melingkar.
s = θr
5) Selama benda bergerak melingkar, jari-jari arah mempunyai kecepatan sudut sebesar ω (dibaca:
omega), sebab tiap satu satuan waktu waktu menempuh sudut tertentu.
θ = ωt
6) Kecepatan linear (v) adalah hasil bagi panjang lintasan linear yang ditempuh benda dengan selang
waktu tempuhnya. Kecepatan linier dapat ditentukan dari kecepatan sudutnya atau dari panjang
lintasan linearnya.
∆s 2πR
v= = = 2πfR
∆t T
7) Kecepatan sudut (ω) adalah hasil bagi sudut pusat yang ditempuh partikel dengan selang waktunya.
∆θ 2π
ω= = = 2πf
∆t T
8) Hubungan antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dirumuskan sebagai berikut.
v = ωr
9) Percepatan sudut adalah perbandingan perubahan kecepatan sudut (ω) terhadap waktu (t).
d ω d 2θ
α= =
dt dt
10) Percepatan sentripetal didefinisikan sebagai percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan
linearnya dan mengarah ke pusat lingkaran.
v2
a s = = ω2R
R
Refleksi
Pelajari materi gerak melingkar. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Periode
Frekuensi
Perpindahan sudut
Kecepatan linear
Kecepatan sudut
Percepatan sudut
Percepatan sentripetal
Setelah peserta didik mempelajari tentang gerak melingkar, peserta didik diminta menuliskan Profil
Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil
yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis periode benda melingkar.
2. Saya dapat menganalisis frekuensi benda melingkar.
3. Saya dapat menganalisis perpindahan sudut benda melingkar.
4. Saya dapat menganalisis kecepatan linear benda melingkar.
5. Saya dapat menganalisis kecepatan sudut benda melingkar.
6. Saya dapat menganalisis percepatan sudut benda melingkar.
7. Saya dapat menganalisis percepatan sentripetal benda melingkar.

selanjutnya.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan mengguna-
kan lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan dalam pembelajaran Fisika SMA/MA kelas XI dibagi menjadi dua, yaitu penilaian
tugas serta penilaian uji kompetensi dan penilaian semester.
a. Penilaian Tugas
Pada buku peserta didik terdapat tugas pendukung untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
berikut format penilaian tugas yang dapat digunakan.
Tabel 1.10 Penilaian Tugas
Tugas Diselesaikan Tidak Diselesaikan Nilai
Tugas yang ada di Bab I
Soal Tantangan yang ada di Bab I

b. Penilaian Uji Kompetensi dan Penilaian Semester
Penilaian tertulis dapat dilakukan setiap akhir bab pelajaran. Bahan untuk mengambil nilai tertulis dapat
menggunakan latihan uji kompetensi ataupun soal lain yang relevan, baik dibuat oleh guru sendiri ataupun
mencari dari sumber lain. Guru juga dapat menggunakan fitur Smart Quiz untuk melakukan penilaian.
Nilai yang didapat dikonversikan ke nilai KKM sekolah masing-masing. Misalnya, soal pilihan ganda
berbobot 1, soal essay berbobot 2, dan soal AKM berbobot 3.
Tabel 1.11 Penilaian Tertulis
Tabel 1.1 Pilihan Ganda Essay Soal AKM

Refleksi Jumlah Jumlah Jumlah Skor Total Nilai Riil
Diri Bobot Skor Bobot Skor Bobot Skor
Benar Benar Benar
A
B
C
D
...
Skor Maksimal Pilihan Ganda : 20 × 1 = 20

Skor Maksimal Uraian : 5 × 3 = 15
Skor Soal AKM : 5 × 3 = 15
Skor Soal Maksimal : 20 + 15 + 15 = 50
Skor Peserta Didik
Nilai Riil : × 100
Skor Total Maksimal
3. Asesmen Keterampilan
a. Penilaian Berkelompok
Penilaian berkelompok berupa penilaian diskusi kelompok.
Rubrik Penilaian
Tabel 1.12 Rubrik Penilaian Diskusi Kelompok
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Keaktifan diskusi
a. Aktif memberi masukan pemikiran
b. Mendengarkan pendapat orang lain
2. Kreatifitas diskusi
a. Kreatif dan inovasi dalam diskusi
b. Ide/gagasan adalah original
3. Kualitas hasil diskusi
a. Hasil runtut dan logis
b. Pengumpulan hasil diskusi
Indikator Rubrik Penilaian

Tabel 1.13 Indikator Rubrik Penilaian Diskusi Kelompok
No. Indikator Rubrik
1. Aktif memberi masukan pemikiran 2 = Aktif berpendapat
1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif

2. Mendengarkan pendapat orang lain 1 = Mendengarkan pendapat
0 = Tidak mendengar pendapat
3. Kreativitas dalam diskusi 3= Sangat kreatif
2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
4. Origionalitas gagasan 3= Gagasan sangat orisionil
2= Gagasan orisionil
1= Gagasan kurang orisionil
0= Gagasan tidak orisionil
5. Hasil diskusi runtut dan logis 2 = Sangat runtut dan logis
1 = Runtut dan logis
0 = Tidak runtut dan tidak logis
6. Pengumpulan hasil diskusi tepat waktu 3= Lebih awal
2= Tepat waktu
1= Terlambat
0= Tidak dilaksanakan
Jumlah Skor 25
Skor Peserta Didik

Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
b. Penilaian Presentasi
Rubrik Penilaian
Tabel 1.14 Rubrik Penilaian Presentasi
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Kelengkapan materi
2. Penulisan materi
3. Kemampuan presentasi
4. Keaktifan selama kegiatan presentasi
5. Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain

Tabel 1.15 Indikator Rubrik Penilaian Presentasi
1. Kelengkapan materi 2 = Lengkap
1 = Kurang lengkap
0 = Tidak ada
2. Penulisan materi 2 = Sesuai dengan materi yang diberikan
1 = Tidak sesuai materi yang diberikan
0 = Tidak ada
3. Kemampuan presentasi 2 = Komunikatif
1 = Kurang komunikatif
0 = Tidak Komunikatif

4. Keaktifan selama kegiatan presentasi 3= Sangat aktif
2= Cukup aktif
1= Kurang aktif
0= Tidak aktif
5. Kreativitas media presentasi 2 = Menggunakan kreasi digital lebih dari 1 (animasi/paint/video/dll)
1 = Menggunakan 1 kreasi digital (animasi/paint/video/dll)
0 = Tidak menggunakan kreasi digital
6. Sikap menghargai dan menghormati 1 = Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain
pendapat orang lain 0 = Sikap tidak menghargai dan menghormati pendapat orang lain
Jumlah Skor 20
Skor Peserta Didik
Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
c. Penilaian Praktikum
Tabel 1.16 Lembar Aspek Penilaian
No. Aspek Penilaian Kelompok A Kelompok B Kelompok C …
1. Merancang alat
2. Menetapkan alat dan bahan yang sesuai
3. Mengumpulkan data
4. Kesesuaian langkah-langkah kerja
5. Ketelitian mengukur
6. Menyajikan dan menganalisis data
7. Menyimpulkan hasil percobaan
Skor Total
Skor adalah 1 sampai 5 dengan ketentuan sebagai berikut.

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
Jumlah Skor yang Diperoleh
Nilai yang diperoleh adalah = × 10
35
Remedial dan Pengayaan
1. Remedial
Remedial bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi tentang vektor, gerak
benda dalam satu dimensi, dan gerak benda dalam dua dimensi agar dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Berikut beberapa contoh kegiatan remedial yang dapat diberikan guru.
a. Remedial dilakukan setelah adanya evaluasi bab, dapat dilakukan di dalam atau di luar jam pelajaran.
b. Guru mengulas pokok-pokok materi yang belum dipahami peserta didik.
c. Peserta didik diberikan waktu 45 menit untuk menyelesaikan soal remedial yang dibuat sendiri oleh
guru atau dapat mengambil soal-soal yang relevan yang terdapat pada buku teks peserta didik (buku
Fisika SMA/MA Kelas XI Bumi Aksara).
d. Guru dapat melakukan tanya jawab dengan peserta didik untuk membahas soal remedial yang telah
diselesaikan.

2. Pengayaan
Pengayaan bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
soal yang berkaitan vektor, gerak benda dalam satu dimensi, dan gerak benda dalam dua dimensi. Kegiatan
pengayaan yang diberikan pada peserta didik dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pengayaan dilakukan setelah adanya evaluasi bab, dapat dilakukan di dalam atau di luar jam pelajaran.
b. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
c. Dengan tanya jawab, guru dan peserta didik membahas pengayaan yang diberikan.
d. Materi pengayaan dapat berupa kinematika benda titik dalam bentuk artikel.
Proyek
Buatlah sebuah video yang mendemosntrasikan penerapan gerak lurus, gerak parabola, atau gerak
melingkar dalam kegiatan sehari-hari yang sering kalian alami. Analisislah video yang kalian buat ber-
dasarkan pemahamanmu tentang kinematika gerak benda. Buatlah laporan dan hasil kerja kelompok
kalian dan presentasikan di depan kelas!
Contoh Instrumen Penilaian Proyek

Nama Proyek : Video Demonstrasi Penerapangerak Lurus, Gerak Parabola, dan Gerak Melingkar
Dalam Kegiatan Sehari-Hari
Alokasi Waktu : Satu Minggu
Nama :
Kelas : XI
Tabel 1.17 Penilaian Proyek
No. Aspek * Skor (1–4)
1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2. Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3. Laporan Proyek
a. Performa
b. Presentasi/Penguasaan
Total Skor Maks
Nilai = skor perolehan/skor maks × 4
Komentar Orang Tua:

BAB II DINAMIKA BENDA TITIK

Materi : BAB II Dinamika Benda Titik
Fase/Kelas : F/XI

Peserta didik dapat menganalisis interaksi pada gaya Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada
serta hubungan antara gaya, massa, dan gerak lurus Fase F adalah bergotong royong, mandiri, kreatif,
benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari- dan bernalar kritis melalui proses pembelajaran
hari. Selain itu, peserta didik juga dapat menganalisis dinamika benda titik.
keteraturan gerak planet dan satelit dalam tata surya
berdasarkan hukun-hukum Newton.
Sarana Prasarana
• LCD proyektor.

Ketersediaan Materi
TIDAK.


Memahami fakta dan konsep tentang dinamika benda titik seperti berikut.
1) Definisi gerak menurut Newton.
2) Gaya berat dan gaya normal.
3) Gaya gesek.
Bab II Dinamika Benda Titik 37

4) Hukum Newton tentang gravitasi.
5) Penerapan hukum Newton.
6) Dinamika gerak melingkar.
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi dinamika benda titik.
b. Gambar-gambar dinamika benda titik.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan dinamika benda titik.
Model Pembelajaran
• Portofolio

Tujuan Pembelajaran
1. menerapkan konsep dan prinsip dasar dinamika benda titik pada hukum Newton untuk gerak lurus,
gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan;
2. memahami definisi gerak menurut hukum Newton;
3. menganalisis interaksi gaya serta hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus;
serta
4. menganalisis keteraturan gerak planet dalam tata surya berdasarkan hukum-hukum Newton.
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran dinamika benda titik, manfaat apakah yang dirasakan
Pertanyaan Pemantik
Sebuah kapal tunda (tugboat) berukuran kecil memberikan gaya terhadap kapal yang berukuran lebih
besar, sehingga kapal yang berukuran lebih besar dapat bergerak. Mengapa kapal yang berukuran lebih
kecil dapat menggerakkan kapal yang berukuran lebih besar?

b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan dinamika benda titik.
Untuk menguasai materi pada Bab II ini, memerlukan 10 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke-10 sampai
Pertemuan 10

mengajukan pertanyaan tentang definisi gerak menurut Newton.

yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan definisi gerak
menurut Newton.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum I Newton, hukum II Newton,
dan hukum III Newton.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum I Newton, hukum II Newton, dan
hukum III Newton, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk
jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif;
kompetensi pengetahuan, menganalisis materi hukum I Newton, hukum II Newton, dan hukum
III Newton menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu hukum I Newton,
hukum II Newton, dan hukum III Newton dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai
karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang hukum I Newton, hukum II Newton, dan hukum III Newton,
peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 49. Selain itu, guru
meminta peserta didik untuk mengerjakan Aktivitas Sains 2.1 pada halaman 50 dan dapat menggunakan
fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang hukum I Newton, hukum II Newton, dan hukum III Newton dapat dipelajari
melalui materi berikut.
1) Hukum gerak Newton menjelaskan hubungan gaya dan gerak yang diakibatkan oleh gaya tersebut.
Gaya atau sering diberikan notasi F (force) dapat diartikan sebagai dorongan atau tarikan yang dapat
menyebabkan perubahan gerak. Gaya merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang ditentukan oleh
besar (nilai) dan arah. Artinya dua gaya dikatakan sama jika besar dan arahnya sama. Dua gaya yang
sama besar yang arahnya berbeda dapat menimbulkan gerak yang berbeda jika bekerja pada sebuah
benda.
2) Satuan gaya dalam Sistem Internasional (SI) adalah Newton atau N, sedangkan dalam sistem cgs,
satuan gaya adalah dyne (1 Newton = 105 dyne).
3) Sifat kecenderungan benda ingin tetap mempertahankan keadaannya (tetap diam atau tetap gerak
lurus beraturan) itu disebut sifat lembam atau sering dikenal dengan hukum kelembaman atau hukum
I Newton.
4) Hukum I Newton dapat dinyatakan sebagai berikut.
Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol (∑F = 0), maka benda yang awalnya
diam akan tetap diam atau benda yang awalnya bergerak, tetap bergerak dengan kecepatan yang tetap.
5) Hukum II Newton, yang menyatakan sebagai berikut.
Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut dan
berbanding terbalik dengan massanya.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.
∑F = ma.
6) Hukum III Newton sering juga disebut hukum aksi–reaksi. Hukum ini mengatur bahwa gaya-gaya itu
selalu terjadi berpasangan. Secara sederhana hukum III Newton dapat diungkapkan sebagai berikut.
Jika sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda lain juga akan mengerjakan gaya
pada benda pertama yang besarnya sama dan arahnya berlawanan.
Secara matematis, dapat dituliskan sebagai berikut.
∑Faksi = –∑Freaksi
(tanda negatif (–) menunjukkan arah yang berlawanan)

Refleksi
Pelajari materi hukum I Newton, hukum II Newton, dan hukum III Newton. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hukum I Newton
Hukum II Newton
Hukum III Newton
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum I Newton, hukum II Newton, dan hukum III Newton,
peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari
guru.
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan hukum I Newton.
2. Saya dapat menganalisis hukum I Newton.
3. Saya dapat mendesripsikan hukum II Newton.
4. Saya dapat menganalisis hukum II Newton.
5. Saya dapat mendesripsikan hukum III Newton.
6. Saya dapat menganalisis hukum III Newton.

selanjutnya.
Pertemuan 11

mengajukan pertanyaan tentang setiap benda yang berada di atas bumi arahnya menuju pusat bumi.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan gaya berat, gaya
normal, dan gaya gesek.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gaya berat, gaya normal, dan gaya
gesek.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gaya berat, gaya normal, dan gaya gesek, baik
kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan
nilai-nilai karakter bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan,

menganalisis materi gaya berat, gaya normal, dan gaya gesek menggunakan tes tertulis dan kompetensi
terkait keterampilan, yaitu gaya berat, gaya normal, koefisien gaya gesek, dan gaya gesek dengan
menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, kreatif,
dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang gaya berat, gaya normal, dan gaya gesek, peserta didik diminta untuk
mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 54. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan tugas-tugas dan dapat menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan
Pembelajaran tentang gaya berat, gaya normal, dan gaya gesek dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Setiap benda yang berada di atas bumi selalu mendapat gaya tarik bumi yang arahnya menuju pusat
bumi. Besar gaya tarik tergantung jarak benda ke pusat bumi. Semakin jauh jarak benda ke pusat bumi
besar gaya tarik semakin kecil. Besar gaya tarik bumi terhadap benda disebut gaya berat atau gaya
gravitasi.
2) Gaya berat dapat dijelaskan berdasarkan hukum II Newton, yaitu F = ma. Oleh karena arah gaya berat
menuju pusat bumi, nilai F = w dan a = g. Secara matematis berat benda dapat dirumuskan sebagai
berikut.
w = mg
3) Jika gaya F pada benda memiliki gaya aksi pada suatu bidang, maka bidang memberikan gaya
perlawanan sebesar N sehingga terjadi gaya normal (gaya reaksi) yang arahnya tegak lurus.
4) Gaya normal adalah gaya yang dikerjakan oleh bidang terhadap benda atau sebaliknya dikerjakan
benda terhadap bidang. Gaya normal selalu tegak lurus bidang.
5) Benda dalam keadaan diam di atas bidang mendatar memiliki percepatan nol (a = 0), sehingga gaya
total yang bekerja pada benda sama dengan nol. Oleh karena itu, besar gaya berat sama dengan gaya
normal (N = w).
6) Gaya gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan. Gaya
gesek terjadi pada permukaan benda jika ada gaya yang mengupayakan benda itu bergerak di atas
permukaan benda lain. Arah gaya gesek sejajar permukaan antara dua benda dan elalu berlawanan
arah dengan gaya yang mengupayakan benda bergerak.
7) Ada tiga macam gaya gesek, yaitu gaya gesek statis, gaya gesek statis maksimum, dan gaya gesek
kinetis.
8) Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang terjadi antara dua permukaan benda selama benda itu
belum bergerak atau selama benda itu masih dalam keadaan diam.
9) Gaya gesek statis maksimum (fs maks) adalah aya gesek yang terjadi antara dua permukaan benda tepat
benda itu akan bergerak.
10) Gaya gesek kinetis (fk) Gaya gesek yang bekerja pada permukaan benda pada saat benda bergerak
pada permukaan bidang.
11) Secara matematis, gaya gesek statis maksimum dapat dituliskan:
fs maks = µkN
12) Gaya gesek kinetis dapat dirumuskan sebagai berikut.
Fk = µkN
Refleksi
Pelajari materi gaya berat, gaya normal, dan gaya gesek. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gaya berat
Gaya normal
Gaya gesek
Setelah peserta didik mempelajari tentang gaya berat, gaya normal, dan gaya gesek, peserta didik diminta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan gaya berat.
2. Saya dapat menganalisis gaya berat.
3. Saya dapat mendesripsikan gaya normal.
4. Saya dapat menganalisis gaya normal.
5. Saya dapat mendesripsikan gaya gesek.
6. Saya dapat menganalisis gaya gesek.

selanjutnya.
Pertemuan 12

mengajukan pertanyaan tentang gravitasi bumi.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan hukum Newton
tentang gravitasi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum gravitasi Newton, percepatan
gravitasi, medan gravitasi dan kuat medan gravitasi, serta potensial gravitasi.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum gravitasi Newton, percepatan gravitasi,
medan gravitasi dan kuat medan gravitasi, serta potensial gravitasi, baik kompetensi sikap (Profil

bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis
materi hukum gravitasi Newton, percepatan gravitasi, medan gravitasi dan kuat medan gravitasi,
serta potensial gravitasi menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu hukum
gravitasi Newton, percepatan gravitasi, medan gravitasi dan kuat medan gravitasi, serta potensial
gravitasi dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong,
mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang hukum gravitasi Newton, percepatan gravitasi, medan gravitasi dan
kuat medan gravitasi, serta potensial gravitasi, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam
buku teks pada halaman 59. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang
ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang hukum gravitasi Newton, percepatan gravitasi, medan gravitasi dan kuat medan
gravitasi, serta potensial gravitasi dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Menurut Sir Isaac Newton gravitasi bumi di sebuah titik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
pusat bumi ke titik tersebut. Karena gaya sebanding dengan percepatan, maka dapat disimpulkan
juga bahwa besar gaya tarik bumi terhadap sembarang benda berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak benda ke pusat bumi.
2) Hukum gravitasi Newton dapat dinyatakan sebagai berikut.
Tiap benda mengadakan gaya tarik-menarik yang besarnya sebanding dengan massa benda dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda.
Secara matematis hubungan kesebandingan itu dapat ditulis:
mm
F = G 12 2
r
3) Jika percepatan gravitasi bumi di permukaan bumi g, maka menurut hukum II Newton adalah w =
mg. Rumus percepatan gravitasi bumi di permukaan bumi yang berjarak r terhadap pusat bumi dapat
ditulis sebagai berikut.
M
g =G 2
r
4) Medan gravitasi adalah daerah di sekitar benda yang masih dipengaruhi adanya gaya gravitasi.
Besarnya gaya gravitasi yang ditimbulkan pada setiap 1 kg benda yang ditaruh pada titik itu disebut
kuat medan gravitasi (g). Jadi, kuat medan gravitasi yang ditimbulkan oleh sebuah benda bermassa M
di suatu titik adalah besarnya gaya gravitasi tiap satuan massa benda (m) yang berada pada tempat itu.
5) Kuat medan gravitasi dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
m
g =G 2
r
6) Besar usaha yang dilakukan untuk memindahkan benda bermassa m dari P ke Q adalah potensial
gravitasi, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.
mm
E p = −G 1 2
r
Tanda negatif (–) menunjukkan untuk memindahkan benda bermassa m dari tempat berjarak r ke
titik acuan di jauh tak terhingga sehingga energi potensialnya berkurang.
Refleksi
Pelajari materi hukum gravitasi Newton, percepatan gravitasi, medan gravitasi dan kuat medan gravitasi, serta
potensial gravitasi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan
mengerjakan tugas (asesmen produk).

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hukum gravitasi Newton
Percepatan gravitasi
Medan gravitasi dan kuat medan gravitasi
Kuat medan gravitasi
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum gravitasi Newton, percepatan gravitasi, medan gravitasi
dan kuat medan gravitasi, serta potensial gravitasi, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan hukum gravitasi Newton.
2. Saya dapat menganalisis hukum gravitasi Newton.
3. Saya dapat menganalisis percepatan gravitasi.
4. Saya dapat menganalisis medan gravitasi.
5. Saya dapat menganalisis kuat medan gravitasi.
6. Saya dapat menganalisis potensial gravitasi.

selanjutnya.
Pertemuan 13

mengajukan pertanyaan tentang gravitasi bumi.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan hukum Newton
tentang gravitasi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum I Kepler, hukum II Kepler,
hukum III Kepler, dan menetukan kelajuan satelit mengelilingi bumi.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum I Kepler, hukum II Kepler, hukum
III Kepler, dan menetukan kelajuan satelit mengelilingi bumi, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong

royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi hukum
I Kepler, hukum II Kepler, hukum III Kepler, dan menetukan kelajuan satelit mengelilingi bumi
menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu hukum I Kepler, hukum II
Kepler, hukum III Kepler, dan menetukan kelajuan satelit mengelilingi bumi dengan menekankan
pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar
kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang hukum I Kepler, hukum II Kepler, hukum III Kepler, dan menetukan
kelajuan satelit mengelilingi bumi, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada
halaman 63. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada di buku
sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang hukum I Kepler, hukum II Kepler, hukum III Kepler, dan menetukan kelajuan
satelit mengelilingi bumi dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Hukum I Kepler menyatakan bahwa Orbit setiap planet berbentuk elips mengitari matahari dan
matahari berada dalam salah satu titik fokusnya.
2) Hukum II Kepler menyatakan bahwa Suatu garis yang menghubungkan matahari dengan planet,
dalam waktu yang sama menyapu luas daerah yang sama.
3) Hukum III Kepler menyatakan bahwa Kuadrat periode tiap planet sebanding dengan pangkat tiga
jarak rata-rata planet ke matahari.
4) Jika T1 dan T2 menyatakan jarak periode dua planet, dan r1 dan r2 menyatakan jarak rata-rata planet
T2
dari matahari, maka =k.
r3
5) Ketiga hukum kepler tidak menunjukkan landasan hukum-hukumnya. Akan tetapi, Newton dapat
menunjukkan bahwa hukum-hukum kepler dapat diturunkan secara matematis dari hukum gravitasi
universal dan hukum-hukum gerak. Hal ini dibuktikan dengan penurunan rumus dari hukum III
Kepler untuk kasus orbit lingkaran.
6) Benda-benda langit yang beredar pada orbitnya, baik satelit maupun planet berada dalam keadaan
keseimbangan. Lintasan itu disebut dengan lintasan geostasioner.
7) Jika satelit mengelilingi bumi pada jarak R terhadap pusat bumi, maka untuk menentukan kelajuan
satelit menggunakan konsep gaya sentripetal yang bekerja pada satelit ditimbulkan oleh gaya gravitasi
bumi.
GM
8) Kelajuan satelit beredar mengelilingi bumi, dirumuskan dengan v = atau v = gR .
R
Refleksi
Pelajari materi hukum I Kepler, hukum II Kepler, hukum III Kepler, dan menetukan kelajuan satelit mengelilingi bumi.
Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas
(asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hukum I Kepler
Hukum II Kepler
Hukum III Kepler
Menentukan kelajuan satelit mengelilingi bumi

Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum I Kepler, hukum II Kepler, hukum III Kepler, dan
menetukan kelajuan satelit mengelilingi bumi, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat mendeskripsikan hukum I Kepler.
2. Saya dapat menganalisis hukum I Kepler.
3. Saya dapat mendeskripsikan hukum II Kepler.
4. Saya dapat menganalisis hukum II Kepler.
5. Saya dapat mendeskripsikan hukum III Kepler.
6. Saya dapat menganalisis hukum III Kepler.
7. Saya dapat menganalisis kelajuan satelit mengelilingi bumi.

selanjutnya.
Pertemuan 14

mengajukan pertanyaan tentang aplikasi hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan penerapan
hukum Newton.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak benda dalam bidang datar dan
gerak benda dalam bidang miring.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak benda dalam bidang datar dan gerak benda
dalam bidang miring, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk
jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis;
kompetensi pengetahuan, menganalisis materi gerak benda dalam bidang datar dan gerak benda dalam
bidang miring menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu gerak benda dalam
bidang datar dan gerak benda dalam bidang miring dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai
karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang gerak benda dalam bidang datar dan gerak benda dalam bidang miring,
peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 66. Selain itu, guru meminta
peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.

Pembelajaran tentang gerak benda dalam bidang datar dan gerak benda dalam bidang miring dapat
1) Apabila sebuah balok pada bidang datar kasar diberi gaya F sehingga bergerak sepanjang bidang akan
menimbulkan gaya gesek fk. Gaya-gaya yang timbul dapat ditinjau pada sumbu x dan sumbu y.
Pada sumbu y
N = w atau N = mg
atau Pada sumbu x
F – fk = ma
2) Sebuah balok bermassa m bergerak pada bidang miring yang kasar. Gaya-gaya yang bekerja dapat
ditinjau pada sumbu x dan y. Tinjauan gaya-gaya pada sumbu y:
Jumlah gaya pada sumbu y adalah nol, sehingga
N = mg cos α
Tinjauan gaya-gaya pada sumbu x:
w sin α – f = ma
Refleksi
Pelajari materi gerak benda dalam bidang datar dan gerak benda dalam bidang miring. Unsur-unsur yang dinilai adalah
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gerak benda pada bidang datar
Gerak benda pada bidang miring
Setelah peserta didik mempelajari tentang gerak benda dalam bidang datar dan gerak benda dalam bidang
miring, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari
pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis penerapan hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
2. Saya dapat menganalisis gerak benda pada bidang datar.
3. Saya dapat menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada benda di bidang datar.
4. Saya dapat menganalisis gerak benda pada bidang miring.
5. Saya dapat menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada benda di bidang miring.

selanjutnya.

Pertemuan 15

mengajukan pertanyaan tentang aplikasi hukum Newton pada benda-benda yang dihubungkan
dengan tali.
hukum Newton.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak benda yang dihubungkan
dengan tali.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak benda yang dihubungkan dengan
tali, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu
pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi
pengetahuan, menganalisis materi gerak benda yang dihubungkan dengan tali menggunakan tes
tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu gerak benda yang dihubungkan dengan tali, gaya-
gaya yang bekerja pada benda dengan tali, tegangan tali, dan percepatan benda dengan menekankan
kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang gerak benda yang dihubungkan dengan tali, peserta didik diminta
untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 69. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan tugas-tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang gerak benda yang dihubungkan dengan tali dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Jika dua benda yang dihubungkan tali maka akan bekerja gaya tegangan tali sebagai bentuk
implementasi dari hukum III Newton.
2) Apabila dua balok yang dihubungkan dengan tali terletak pada bidang datar licin. Salah satu balok
bekerja gaya tarik F dengan arah mendatar sehingga kedua balok bergerak sepanjang bidang dan tali
dalam keadaan tegang sebesar TA dan TB.
3) Apabila massa balok masing-masing adalah mA dan mB serta kedua benda hanya bergerak pada arah
sumbu x dan percepatan keduanya sama yaitu a, dapat dirumuskan sebagai berikut.
Resultan gaya pada balok A:
∑Fx = mAa
∑Fx = TA
TA = mAa
Resultan gaya pada balok B:
∑Fx = mBa
∑Fx = F – TB
F – TB = mBa

Karena kedua balok dihubungkan oleh tali yang sama, maka besar TB = TA, sehingga
F
F = a (mA + mB) atau a =
(m A + m B )
4) Apabila lentera digantungkan pada sebuah tali seperti Gambar 2.1, tegangan tali T1 dan T2 dapat
ditentukan sebagai berikut.
(kelas xi hal 70 kurikulum merdeka)

Gambar 2.1 Sebuah beban digantungkan pada sebuah tali (a) tegangan tali T1 dan T2 dan (b) uraian gaya tegangan tali
Berdasarkan Gambar 2.1, T1 dan T2 diuraikan ke sumbu x dan y. Karena lentera diam maka resultan
gaya-gaya di sepanjang sumbu x dan y adalah nol (∑Fx = 0 dan ∑Fy = 0) sehingga:
Resultan pada sumbu x
∑Fx =0
T2 cos β – T1 cos α =0
Resultan pada sumbu y
∑Fy =0
T1 sin α + T2 sin β – w = 0
Refleksi
Pelajari materi gerak benda yang dihubungkan dengan tali. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gerak benda yang dihubungkan dengan tali.
Resultan-resultan gaya yang bekerja pada benda dengan tali.
Setelah peserta didik mempelajari tentang gerak benda yang dihubungkan dengan tali, peserta didik
diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini.
Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis penerapan hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
2. Saya dapat menganalisis gerak benda yang dihubungkan dengan tali.
3. Saya dapat menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada benda dengan tali.
4. Saya dapat menganalisis tegangan tali benda.
5. Saya dapat menganalisis percepatan benda yang bekerja dengan tali.

selanjutnya.
Pertemuan 16

mengajukan pertanyaan tentang aplikasi hukum Newton pada benda yang dihubungkan dengan
katrol dan gerak pada lift.
hukum Newton.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum Newton gerak benda pada
katrol dan gaya tekan normal pada benda di atas bidang horizontal yang bergerak vertikal.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum Newton gerak benda pada katrol dan
gaya tekan normal pada benda di atas bidang horizontal yang bergerak vertikal, baik kompetensi
nilai karakter bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan,
menganalisis materi hukum Newton gerak benda pada katrol dan gaya tekan normal pada benda
di atas bidang horizontal yang bergerak vertikal menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait
keterampilan, yaitu hukum Newton gerak benda pada katrol, resultan gaya yang bekerja pada benda
dengan katrol, tegangan tali, percepatan benda, dan gaya tekan normal pada benda di atas bidang
horizontal yang bergerak vertikal dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
lain: bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang hukum Newton gerak benda pada katrol dan gaya tekan normal
pada benda di atas bidang horizontal yang bergerak vertikal, peserta didik diminta untuk mengamati
gambar dalam buku teks pada halaman 72. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan
tugas-tugas dan mengarahkan peserta didik untuk menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku
Pembelajaran tentang hukum Newton gerak benda pada katrol dan gaya tekan normal pada benda di atas
bidang horizontal yang bergerak vertikal dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Konsep gerak benda pada sistem katrol pada dasarnya sama dengan konsep gerak benda yang
dihubungkan tali di bidang datar. Dalam menentukan persamaan gerak pada katrol berdasarkan hukum
II Newton. Untuk menentukan gaya-gaya yang searah dengan perpindahan benda diberi tanda positif
(+), sedangkan gaya-gaya yang berlawanan arah dengan perpindahan benda diberi tanda negatif (–).
2) Dua buah benda dengan massa berbeda yang dihubungkan menggunakan seutas tali melalui katrol licin
dan massa diabaikan. Benda yang memiliki massa lebih besar akan bergerak turun dengan percepatan
masing-masing balok adalah sama = a. persamaan gerak benda sesuai dengan hukum II Newton.

3) Perhatikan Gambar 2.2.
(fisika XI hal 72 kurikulum merdeka)

Gambar 2.2 Dua buah benda 1 dan 2 dihubungkan dengan sebuah tali melalui katrol licin
Resultan gaya yang bekerja pada benda 1 adalah

∑F1 = m1a
T 1 – w1 = m1a
Resultan gaya yang bekerja pada benda 2 adalah
∑F2 = m2a
w2 – T 2 = m2a
Percepatan gerak benda dapat dituliskan:
ΣF = mtotala
w2 – T + T – T + T – w1 = (m2 + m1)a
4) Sistem terdiri dua benda terhubung tali, salah satu benda berada pada bidang melewati katrol tetap,
salah satu benda tergantung pada katrol bebas, seperi Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Dua benda terhubung tali, salah satu berada pada bidang, melewati katrol tetap, salah satu tergantung pada katrol bebas
Resultan gaya yang bekerja pada benda sebagai berikut.

Pada benda 1
ΣF1 = m1a1
T1 – fk = m1a1

Pada benda 2
ΣF2 = m2a2
w2 – T2 – T3 = m2a2
1
Jika benda 1 bergeser ke kanan sejauh s meter, maka benda 2 akan turun sejauh s meter. Sehingga,
2
besar percepatannya adalah
1
a 2 = a1
2
5) Resultan bidang bergerak vertikal ke atas dengan kecepatan konstan sebagai berikut.
F = ma
N – mg = ma
Karena v = konstan maka
N = mg
6) Resultan bidang bergerak vertikal ke atas sebagai berikut.
F = ma
N – m g = ma
N = m(g + a)
7) Resultan bidang bergerak vertikal ke bawah sebagai berikut.
F = ma
mg – N = ma
N = m(g – a)
Refleksi
Pelajari materi hukum Newton gerak benda pada katrol dan gaya tekan normal pada benda di atas bidang horizontal
yang bergerak vertikal. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hukum Newton gerak benda pada katrol.
Resultan gaya yang bekerja pada benda dengan katrol.
Tegangan tali.
Percepatan benda.
Gaya tekan normal pada benda di atas bidang horizontal yang
bergerak vertikal ke atas dengan kecepatan konstan.
bergerak vertikal ke atas.
bergerak vertikal ke bawah.
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum Newton gerak benda pada katrol dan gaya tekan normal
pada benda di atas bidang horizontal yang bergerak vertikal, peserta didik diminta menuliskan Profil

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis hukum Newton gerak benda pada katrol.
2. Saya dapat menganalisis resultan gaya yang bekerja pada benda dengan katrol.

3. Saya dapat menganalisis tegangan tali.
4. Saya dapat menganalisis percepatan benda.
5. Saya dapat menganalisis gaya tekan normal pada benda di atas bidang horizontal yang
bergerak vertikal ke atas dengan kecepatan konstan.
bergerak vertikal ke atas.
bergerak vertikal ke bawah.

selanjutnya.
Pertemuan 17

mengajukan pertanyaan tentang lintasan gerak melingkar ditinjau dari ilmu dinamika.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan dinamika gerak
melingkar.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gaya sentripetal pada gerak melingkar
horizontal dengan tali dan gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal tanpa tali.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal
dengan tali dan gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal tanpa tali, baik kompetensi sikap
(Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai
karakter bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis
materi gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal dengan tali dan gaya sentripetal pada gerak
melingkar horizontal tanpa tali menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan,
yaitu gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal dengan tali dan gaya sentripetal pada gerak
melingkar horizontal tanpa tali dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara

Sebelum mempelajari materi tentang gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal dengan tali dan
gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal tanpa tali, peserta didik diminta untuk mengamati
gambar dalam buku teks pada halaman 77 dan mengerjakan aktivitas sains 2.2 pada halaman 78. Selain
itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas dan mengarahkan peserta didik untuk
Pembelajaran tentang gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal dengan tali dan gaya sentripetal
pada gerak melingkar horizontal tanpa tali dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Pada gerak melingkar, benda harus memiliki gaya yang bekerja agar benda tetap bergerak dalam
lintasannya. Resultan gaya yang bekerja pada benda dapat dihitung dengan menggunakan hukum II
Newton dengan besar percepatannya adalah percepatan sentripetal.
2) Arah percepatan sentripetal selalu menuju pusat lingkaran, sehingga resultan gaya yang bekerja pun
menuju pusat lingkaran.
3) Gaya yang berperan dalam menjaga benda tetap bergerak melingkar beraturan disebut gaya sentripetal.
4) Sesuai dengan hukum II Newton, gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal dengan tali adalah
besarnya tegangan tali yang menahan benda agar tetap berada pada lintasannya.
5) Gaya sentripetal yang bekerja pada benda adalah sebagai berikut.
v2
Fs = m atau Fs = mω2R
R
6) Besarnya tegangan tali sama dengan gaya sentripetal (Fs = T), sehingga dapat dirumuskan:
v2
Ts = m atau T = mω2R
R
7) Kecepatan maksimum pada benda yang bergerak melingkar arah horisontal agar tali tidak putus
dapat ditentukan dengan persamaan:
Tmaks R
v maks =
m
8) Gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal tanpa tali dapat diaplikasikan pada gerak mobil
mengelilingi jalan melingkar. Gaya sentripetal yang bekerja pada mobil yang sedang membelok pada
tikungan jalan yang datar diperoleh dari resultan semua gaya yang bekerja pada roda mobil yang
arahnya menuju pusat lingkaran.
9) Gaya yang bekerja pada roda mobil yang arahnya menuju pusat lingkaran (tikungan jalan) adalah gaya
gesek statis antara jalan dan ban mobil. Gaya gesek yang bekerja pada ban mobil akibat permukaan
kasar jalan arahnya masuk kedalam pusat kelengkungan (tikungan jalan). Gaya gesek ini berperan
sebagai gaya sentripetal.
10) Selain gaya sentripetal, kecepatan mobil tidak dapat melampaui batas maksimal, maka akan selip atau
terlempar keluar badan jalan. Kecepatan maksimum mobil adalah sebagai berikut.
v maks = µ s gR
Refleksi
Pelajari materi gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal dengan tali dan gaya sentripetal pada gerak melingkar
horizontal tanpa tali. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal dengan tali.
Gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal tanpa tali.

Setelah peserta didik mempelajari tentang gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal dengan tali
dan gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal tanpa tali, peserta didik diminta menuliskan Profil
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis gaya sentripetal pada gerak melingkar horizontal dengan tali.
2. Saya dapat menganalisis tegangan tali pada gaya sentripetal gerak benda melingkar horizontal
3. Saya dapat menganalisis kecepatan maksimum pada benda yang bergerak melingkar arah
horizontal.
4. Saya dapat menganalisis gaya sentripetal pada gerak horizontal tanpa tali.
5. Saya dapat menganalisis kecepatan maksimum benda pada gaya sentripetal yang bergerak
horizontal tanpa tali.

selanjutnya.
Pertemuan 18

mengajukan pertanyaan tentang lintasan gerak melingkar ditinjau dari ilmu dinamika.
melingkar.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gaya sentripetal pada tikungan jalan
yang miring dan gerak melingkar vertikal dengan tali.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gaya sentripetal pada tikungan jalan yang
miring dan gerak melingkar vertikal dengan tali, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila)
dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong,
mandiri, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi gaya sentripetal
pada tikungan jalan yang miring dan gerak melingkar vertikal dengan tali menggunakan tes tertulis
dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu gaya sentripetal pada tikungan jalan yang miring dan gerak
melingkar vertikal dengan tali dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
Sebelum mempelajari materi tentang gaya sentripetal pada tikungan jalan yang miring dan gerak melingkar
vertikal dengan tali, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 80.

Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada di buku sesuai dengan
Pembelajaran tentang gaya sentripetal pada tikungan jalan yang miring dan gerak melingkar vertikal
dengan tali dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Pada jalan berkelok, badan jalan dibuat miring agar menghasilkan gaya normal menuju pusat lingkaran
(kelengkungan jalan), yang dapat memberikan percepatan sentripetal sehingga mobil tidak selip.
2) Apabila mobil bergerak pada tikungan jalan yang dibuat miring dengan sudut kemiringan θ terhadap
bidang datar, gaya normal yang bekerja pada mobil adalah N sin θ sehingga percepatan sentripetal
pada mobil adalah sebagai berikut.
as = g tan θ
3) Kecepatan mobil saat berada pada tikungan jalan yang miring adalah sebagai berikut.
v = gR tan θ
4) Gerak melingkar vertikal merupakan gerak suatu benda yang bentuk lintasan berupa lingkaran secara
vertikal.
5) Benda yang bergerak melingkar vertikal, memiliki kelajuan benda tidak tetap. Kelajuan akan bertambah
jika benda bergerak turun dan akan berkurang ketika benda bergerak naik, hal ini dapat terjadi karena
adanya gaya tangensial. Ketika terdapat gaya tangensial maka ini menunjukan adanya percepatan
tangensial.
6) Dalam sistem gerak melingkar yang vertikal dengan tali, gaya yang bekerja adalah berat benda
dan tegangan tali. Resultan gaya yang terjadi pada gerak vertikal ini, terdiri dari resultan gaya arah
tangensial (Ft) dan resultan gaya sentripetal (Fs).
7) Resultan gaya arah tangensial dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
at = g sin θ
8) Percepatan sentripetal muncul dari arah kecepatan yang dinyatakan:
v2
as =
R
9) Percepatan total dalam gerak lintasan vertikal merupakan jumlah vektor dari kedua percepatannya.
Besar percepatan totalnya dirumuskan:
a total = a s2 + a t2
10) Arah gaya arah tangensial (Ft) dan resultan gaya sentripetal (Fs) saling tegak lurus, sehingga
percepatannya juga akan saling tegak lurus.
11) Misalnya, sebuah bandul diputar pada bidang vertikal menggunakan tali ringan seperti Gambar 2.4.
(fisika kelas Xi hal 81 kurikulum merdeka)

Gambar 2.4 Sebuah bandul dengan panjang tali L diputar pada lingkaran vertikal

Bandul akan melewati titik dengan sudut tertentu. Tegangan tali akan berbeda disetiap titiknya. Sesuai
hukum II Newton tentang gerak, tegangan tali di setiap titik berlaku persamaan:
v n2
Tn ± mg cos θ = m
L
Refleksi
Pelajari materi gaya sentripetal pada tikungan jalan yang miring dan gerak melingkar vertikal dengan tali. Unsur-unsur
yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen
produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gaya sentripetal pada jalan yang miring.
Gerak melingkar vertikal dengan tali.
Setelah peserta didik mempelajari tentang gaya sentripetal pada tikungan jalan yang miring dan gerak
melingkar vertikal dengan tali, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat
mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan
atau buku tugas kepada guru.
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis gaya sentripetal pada tikungan jalan yang miring.
2. Saya dapat menganalisis percepatan tangensial pada tikungan jalan yang miring.
3. Saya dapat menganalisis kecepatan yang bekerja pada tikungan jalan yang miring.
4. Saya dapat menganalisis gerak melingkar vertikal dengan tali.
5. Saya dapat menganalisis percepatan tangensial pada gerak melingkar vertikal dengan tali.
6. Saya dapat menganalisis percepatan sentripetal pada gerak melingkar vertikal dengan tali.
7. Saya dapat menganalisis percepatan total pada gerak melingkar vertikal dengan tali.
8. Saya dapat menganalisis tegangan tali pada gerak melingkar vertikal dengan tali.

selanjutnya.
Pertemuan 19


mengajukan pertanyaan tentang lintasan gerak pada roller coaster.
melingkar.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak melingkar vertikal di dalam
bidang lingkaran dan gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak melingkar vertikal di dalam bidang
lingkaran dan gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi gerak
melingkar vertikal di dalam bidang lingkaran dan gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran
menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu gerak melingkar vertikal di
dalam bidang lingkaran dan gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran dengan menekankan
kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang gerak melingkar vertikal di dalam bidang lingkaran dan gerak
melingkar vertikal di luar bidang lingkaran, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku
teks pada halaman 82. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada di
buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang gerak melingkar vertikal di dalam bidang lingkaran dan gerak melingkar vertikal di
luar bidang lingkaran dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Gerak melingkar vertikal di dalam bidang lingkaran memiliki gaya sentripetal pada beban yang
ditimbulkan oleh resultan antara gaya normal (N) dan gaya berat (w) atau komponen gaya berat pada
gaya normal. Gaya normal di masing-masing titik dapat dituliskan:
v2
N ± w cos θ = m
R
(Nilai (–) berlaku pada titik di bawah tiga dan nilai (+) berlaku pada titik di atas tiga)
2) Gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran dapat menentukan gaya normal yang dilakukan
pada jalan terhadap mobil melewati bukit atau jalan cembung.
v2
N = mg − m
R
3) Selain itu, gaya normal yang dilakukan pada jalan terhadap mobil melewati jalan cekung merupakan
aplikasi gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran.
v2
N =m + mg
R
Refleksi
Pelajari materi gerak melingkar vertikal di dalam bidang lingkaran dan gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran.
(asesmen produk).

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gerak melingkar vertikal di dalam bidang lingkaran.
Gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran
Setelah peserta didik mempelajari tentang gerak melingkar vertikal di dalam bidang lingkaran dan gerak
melingkar vertikal di luar bidang lingkaran, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa
yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam
buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan gerak melingkar di dalam bidang lingkaran.
2. Saya dapat menganalisis gerak melingkar di dalam bidang lingkaran.
3. Saya dapat mendeskripsikan gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran.
4. Saya dapat menganalisis gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran dengan lintasan
cembung.
5. Saya dapat menganalisis gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran dengan lintasan
cekung.

selanjutnya.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
a. Penilaian Tugas
Tugas yang ada di Bab II
Soal Tantangan yang ada di Bab II


Benar Benar Benar
A
B
C
D
...

Skor Peserta Didik
Nilai Riil : × 100
Skor Total Maksimal
Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3

1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif

2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
2= Tepat waktu
1= Terlambat
Jumlah Skor 25
Skor Peserta Didik

Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
2. Penulisan materi

1 = Kurang lengkap
0 = Tidak ada
0 = Tidak ada

2= Cukup aktif
1= Kurang aktif
0= Tidak aktif
Jumlah Skor 20
Skor Peserta Didik
Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
1. Merancang alat
Skor Total

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
35
1. Remedial
Remedial bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi tentang definisi gerak menurut
Newton, gaya berat, gaya normal, gaya gesek, hukum Newton tentang gravitasi, penerapan hukum Newton,
dan dinamika gerak melingkar agar dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
diselesaikan.

2. Pengayaan
soal yang berkaitan definisi gerak menurut Newton, gaya berat, gaya normal, gaya gesek, hukum Newton
tentang gravitasi, penerapan hukum Newton, dan dinamika gerak melingkar. Kegiatan pengayaan yang
diberikan pada peserta didik dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
(KKM).
d. Materi pengayaan dapat berupa dinamika benda titik dalam bentuk artikel.
Proyek
Buatlah prosedur percobaan mengenai menentukan gravitasi bumi menggunakan ayunan matematis.
Lakukan pengukuran dengan minimal 6 kali perulangan. Buatlah laporan praktikum dengan format
(judul, tujuan, teori, alat dan bahan, kesimpulan dan daftar pustaka)!

Nama Proyek : Prosedur menentukan gravitasi bumi
Nama :
Kelas : XI
1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2. Pelaksanaan
d. Analisis Data
3. Laporan Proyek
a. Performa
Total Skor Maks
Komentar Orang Tua:

BAB III USAHA DAN ENERGI

Materi : BAB III Usaha dan Energi
Fase/Kelas : F/XI

Peserta didik dapat menganalisis konsep energi, Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada
usaha (kerja), hubungan usaha (kerja), perubahan Fase F adalah bergotong royong, kreatif, dan
energi, hukum kekekalan energi, serta penerapannya bernalar kritis melalui proses pembelajaran usaha
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, peserta dan energi.
didik juga dapat menerapkan metode ilmiah untuk
mengajukan gagasan penyelesaian masalah gerak
dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan
konsep energi, dan hukum kekekalan energi.
Sarana Prasarana
• LCD proyektor.

Ketersediaan Materi
TIDAK.


Memahami fakta dan konsep tentang usaha dan energi seperti berikut.
1) Usaha.
2) Energi.
Bab III Usaha dan Energi 75

3) Gaya konservatif dan nonkonservatif.
4) Hukum Energi Mekanik.
5) Daya.
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi usaha dan energi.
b. Gambar-gambar usaha dan energi.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan usaha dan energi.
Model Pembelajaran
• Portofolio

Tujuan Pembelajaran
1. menganalisis konsep hubungan berbagai gaya dengan usaha, hubungan usaha dengan perubahan
energi, hukum kekekalan energi mekanik, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; dan
2. mendemonstrasikan penerapan penyelesaian masalah terkait perubahan energi kinetik dan energi
potensial dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran usaha dan energi, manfaat apakah yang dirasakan olehnya?
Dapatkah pengalaman pembelajaran ini diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Apa yang dimaksud usaha? Apakah usaha berkaitan dengan energi? Apabila seorang atlet angkat besi
dapat mengangkat barbel melakukan usaha?

b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan usaha dan energi.
Untuk menguasai materi pada Bab III ini, memerlukan 9 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke-20 sampai
Pertemuan 20

mengajukan pertanyaan tentang penyebab makhluk hidup atau benda mati dapat melakukan beberapa
aktivitas.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan usaha.

6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu usaha yang dilakukan oleh gaya tetap.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi usaha yang dilakukan oleh gaya tetap,
pengetahuan, menganalisis materi usaha yang dilakukan oleh gaya tetap menggunakan tes tertulis
dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu usaha yang dilakukan oleh gaya tetap dengan menekankan
pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang usaha yang dilakukan oleh gaya tetap, peserta didik diminta untuk
mengerjakan Aktivitas Sains 3.1 pada halaman 96 yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang
diajarkan.
Pembelajaran tentang usaha yang dilakukan oleh gaya tetap dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Makhluk hidup dapat melakukan aktivitas karena memiliki tenaga atau energi. Begitupula dengan
benda mati, dapat berfungsi karena ada energi yang mengaktifkannya.
2) Selain itu, usaha yang dilakukan manusia terjadi karena adanya proses perubahan energi. Sama halnya
dengan mesin, dapat berfungsi atau melakukan usaha karena di dalam mesin terjadi perubahan energi.
Jadi, semua benda mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha jika benda tersebut mempunyai
energi.
3) Usaha dalam fisika diartikan sebagai tenaga atau energi untuk melakukan perubahan. Seperti yang
diketahui, gaya dapat menghasilkan perubahan. Apa yang akan terjadi jika benda mendapat gaya
sehingga menghasilkan perubahan? Perubahan yang dihasilkan oleh gaya akan merubah perpindahan
suatu benda. Apabila gaya bekerja pada benda yang diam, maka benda tersebut akan tetap diam. Bila
gaya bekerja pada benda yang bergerak, maka benda tersebut akan tetap bergerak sesuai dengan
perpindahan yang dilakukan. Jadi, usaha dapat dilakukan jika tampak perpindahan benda itu.
4) Usaha adalah gaya yang bekerja pada benda sehingga benda mengalami perpindahan.

W = Fs
5) Satuan usaha (W) adalah kgm2/s2 atau Nm atau lebih dikenal dengan nama Joule (J).
6) Usaha yang dilakukan oleh gaya tetap didefinisikan sebagai hasil perkalian antara perpindahan titik
tangkapnya dengan komponen gaya pada arah perpindahan tersebut.
7) Untuk menentukan usaha pada gaya F yang membentuk suatu sudut α terhadap perpindahan s adalah
sebagai berikut.
W = (F cos α) s
8) Usaha yang dilakukan oleh benda dapat dijelaskan melalui grafik F – s. Untuk grafik F – s, suatu gaya
F yang diberikan pada suatu benda dan menyebabkan benda tersebut berpindah dari posisi awal s1
hingga posisi akhir s2 membutuhkan usaha yang nilainya sama dengan luas daerah di bawah kurva
gaya dengan batas s1 sampai s2 seperti Gambar 3.1.
(gambar kelas xi hal 99 fisika kurikulum merdeka)

Gambar 3.1 Grafik F – s

9) Perbandingan nilai usaha dengan luas daerah yang diraster pada Gambar 3.1 membentuk bidang
persegi panjang adalah
W = luas daerah diraster
F(s2 – s1) = panjang × lebar
F(s2 – s1) = F(s2 – s1)
Refleksi
Pelajari materi usaha yang dilakukan oleh gaya tetap. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian usaha
Usaha
Usaha yang dilakukan oleh gaya tetap
Grafik usaha
Setelah peserta didik mempelajari tentang usaha yang dilakukan oleh gaya tetap, peserta didik diminta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan pengertian usaha.
2. Saya dapat menganalisis usaha.
3. Saya dapat mendesripsikan usaha oleh gaya tetap.
4. Saya dapat menganalisis usaha oleh gaya tetap.
5. Saya dapat menganalisis grafik usaha oleh gaya tetap.
6. Saya dapat menganalisis usaha dalam kehidupan sehari-hari.

selanjutnya.
Pertemuan 21


mengajukan pertanyaan tentang dapatkah usaha bernilai selain positif ?
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan usaha.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu usaha negatif, positif dan nol, serta
usaha yang dilakukan oleh gaya tidak tetap.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi usaha negatif, positif dan nol, serta usaha yang
dilakukan oleh gaya tidak tetap, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi
dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan
kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi usaha negatif, positif dan nol, serta usaha yang
dilakukan oleh gaya tidak tetap menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
usaha negatif, positif dan nol, serta usaha yang dilakukan oleh gaya tidak tetap dengan menekankan
Sebelum mempelajari materi tentang usaha negatif, positif dan nol, serta usaha yang dilakukan oleh gaya
tidak tetap, peserta didik diminta untuk mengamati tabel dalam buku teks pada halaman 100. Selain itu,
guru juga dapat mengarahkan peserta didik untuk menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku
Pembelajaran tentang usaha negatif, positif dan nol, serta usaha yang dilakukan oleh gaya tidak tetap
dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Usaha tidak selalu bernilai positif. Usaha dapat juga bernilai negatif dan nol.
2) Usaha negatif, positif, dan nol dapat diperhatikan pada Tabel 3.4.
(fisika xi kurikulum merdeka hal 100-101)
8) Beberapa gaya yang memberikan usaha nol adalah gaya sentripetal dan gaya normal. Dua gaya
tersebut saling tegak lurus terhadap perpindahan.

9) Usaha oleh gaya tidak tetap dapat diamati pada kegiatan memanah, roket yang menjauhi bumi, gaya
yang diberikan pada pegas sehingga bertambah panjang, dan usaha yang dilakukan untuk menarik
benda ke atas.
10) Usaha yang dilakukan oleh gaya tidak tetap dapat ditentukan secara grafik. Usaha oleh gaya tidak
tetap dapat ditentukan berdasarkan fungsi waktu. Misalnya, sebuah benda bergerak pada bidang datar
dari x1 ke x2 dengan perubahan gaya yang semakin besar pada bidang datar seperti tampak Gambar
3.2.
(Fisika kelas XI hal 102 kurikulum merdeka)

Gambar 3.2 Benda bergerak dari posisi x1 ke x2
11) Gaya tersebut dapat dijelaskan pada grafik hubungan gaya dengan perpindahan benda tersebut
seperti Gambar 3.3(a). Berdasarkan grafik tersebut usaha oleh gaya tidak tetap dapat ditentukan
dengan membagi total perpindahan menjadi bagian-bagian kecil ∆xa, ∆xb, dan seterusnya seperti
Gambar 3.9(c).

12) Usaha dapat ditentukan dengan mengalikan ∆xa dan gaya rata-rata F ax pada sumbu x yang merupakan
luas persegi panjang. Usaha pada sistem oleh gaya dari posisi x1 sampai x2 dapat diperoleh dengan
menjumlahkan semua bagian. Secara matematis dapat dirumuskan:
W = Fx∆x
(persamaan tersebut menunjukkan jumlah total persegi panjang yang mewakili setiap segmen).
13) Terdapat beberapa bagian luasan yang tidak terhitung oleh bagian berbentuk persegi panjang. Kondisi
ini dapat diminimalisasi dengan membuat nilai ∆x mendekati nol ∆x → 0. Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut.
W = lim Fx ∆x atau W = ∫ Fx dx
∆x → 0
Refleksi
Pelajari materi usaha negatif, positif dan nol, serta usaha yang dilakukan oleh gaya tidak tetap. Unsur-unsur yang
dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Usaha positif
Usaha negatif
Usaha nol
Usaha yang dilakukan oleh gaya tidak tetap
Setelah peserta didik mempelajari tentang usaha negatif, positif dan nol, serta usaha yang dilakukan
oleh gaya tidak tetap, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan usaha positif.
2. Saya dapat menganalisis usaha positif.

3. Saya dapat mendesripsikan usaha negatif.
4. Saya dapat menganalisis usaha negatif.
5. Saya dapat mendeskripsikan usaha nol.
6. Saya dapat menganalisis usaha nol.
7. Saya dapat mendeskripsikan usaha oleh gaya tidak tetap.
8. Saya dapat menganalisis usaha oleh gaya tidak tetap.

selanjutnya.
Pertemuan 22

mengajukan pertanyaan tentang hubungan energi dengan usaha dan bentuk-bentuk energi.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan energi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu energi kinetik.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi energi kinetik, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi energi kinetik
menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu energi kinetik dengan menekankan
Sebelum mempelajari materi tentang energi kinetik, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam
buku teks pada halaman 104. Selain itu, guru juga dapat mengarahkan peserta didik untuk mengerjakan
tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang energi kinetik dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha.
2) Energi memiliki berbagai bentuk salah satunya adalah energi mekanik. Energi mekanik terbagi atas
energi kinetik dan energi potensial.

3) Setiap benda bergerak memiliki energi. Misalnya kincir atau turbin dapat digunakan untuk melakukan
usaha, seperti memutar generator pembangkit tenaga listrik. Energi yang dimiliki oleh angim, air
terjun, atau benda-benda yang bergerak disebut energi kinetik. Jadi, energi kinetik adalah energi yang
dimiliki oleh benda karena geraknya.
4) Usaha diartikan sebagai mekanisme untuk mentransfer energi dalam suatu sistem yang dapat meng-
akibatkan kecepatan sistem.
5) Misalnya, sebuah balik bermassa m bergerak ke kanan dikarenakan gaya total yang konstan. Berdasar-
kan hukum II Newton, balok akan memiliki percepatan konstan a. Jika balok berpindah sejauh s,
maka usaha total yang dilakukan oleh gaya dapat dituliskan:
∑W = ∑Fs = (ma)s
8) Karena percepatan balok konstan sehingga persamaan 3.5 menjadi:
1 1
∑ W = mv 22 − mv 12
2 2
1
9) Besaran mv 2 mewakili energi yang dikarenakan oleh gerak disebut dengan energi kinetik. Usaha total
2
pada benda oleh gaya total konstan ∑F sama dengan perubahan energi kinetik pada benda tersebut.
Secara umum, energi kinetik Ek dari benda yang bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v dapat
dituliskan:
1
Ek = mv 2
2
10) Persamaan di atas dikenal sebagai teorema usaha-energi kinetik atau dapat dituliskan:
∑W = ∑Fs = (ma)s
11) Persamaan di atas menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap sebuah benda
sama dengan perubahan energi kinetik benda itu.
Refleksi
Pelajari materi energi kinetik. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Energi
Energi kinetik
Teorema usaha-energi kinetik
Setelah peserta didik mempelajari tentang energi kinetik, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan energi.
2. Saya dapat menganalisis enegi.
3. Saya dapat mendesripsikan energi kinetik.
4. Saya dapat menganalisis energi kinetik.
5. Saya dapat mendeskripsikan teorema usaha-energi kinetik.
6. Saya dapat menganalisis teorema usaha-energi kinetik.
7. Saya dapat menganalisis bentuk-bentuk energi.

8. Saya dapat menganalisis bentuk-bentuk energi kinetik dalam kehidupan sehari-hari.

selanjutnya.
Pertemuan 23

mengajukan pertanyaan tentang energi yang bekerja pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu energi potensial.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi energi potensial, baik kompetensi sikap (Profil
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi energi
potensial menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu energi potensial
dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, kreatif,
Sebelum mempelajari materi tentang energi potensial, peserta didik diminta untuk mengamati gambar
dalam buku teks pada halaman 107. Selain itu, guru juga dapat mengarahkan peserta didik untuk
mengerjakan tugas dan menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan materi yang
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang energi potensial dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Energi yang dimiliki oleh air untuk digunakan di PLTA adalah energi potensial gravitasi karena
kedudukan air lebih tinggi. Selain itu, energi potensial berlaku pada karet ketapel dan tali busur yang
diregangkan.
2) Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena keadaan atau kedudukannya.
3) Energi potensial disebabkan adanya pengaruh gaya konservatif yang tidak bergantung pada lintasan
yang ditempuh partikel tersebut. Melainkan pada medan gravitasi dan simpangan pada benda
elastisitas terhadap posisi setimbangannya.

4) Energi potensial dibagi menjadi dua yaitu energi potensial gravitasi dalam medan gravitasi homogen
dan energi potensial pegas.
5) Benda yang jatuh dari ketinggian h memiliki percepatan gravitasi tidak berubah besarnya untuk
ketinggian yang kecil, sehingga gaya gravitasi yang dikerjakan oleh bumi kepada benda adalah F = –
mg (nilai (–) menyatakan ke arah bawah menuju ke permukaan tanah. Besarnya usaha tersebut adalah
sebagai berikut.
W = mgh
6) Usaha yang dilakukan bernilai positif karena arah gaya sama dengan arah perpindahan benda yaitu ke
bawah. Semakin tinggi kedudukan benda dari tanah, semakin besar energi potensialnya. Jadi, benda
yang berada pada ketinggian h mempunyai potensi untuk melakukan usaha sebesar mgh. Oleh karena
itu, dikatakan bahwa benda tersebut mempunyai energi potensial gravitasi. Jadi, persamaan energi
potensial gravitasi sebagai berikut.
Ep = mgh
7) Apabila lintasan berbentuk bidang miring juga berlaku energi potensial gravitasi yang nilainya sama
dengan persamaan Ep = mgh.
8) Usaha oleh gaya gravitasi tidak tergantung oleh bentuk lintasan, melainkan hanya bergantung pada
kedudukan akhirnya. Oleh karena itu, energi potensial gravitasi yang dimiliki oleh suatu benda di
dekat permukaan bumi hanya bergantung pada kedudukan atau ketinggian benda tersebut.
9) Jika sebuah benda dilepaskan pada ketinggian tertentu dari titik acuannya, maka benda tersebut
bergerak ke bawah karena gaya beratnya. Gaya great benda melakukan usaha yaitu sebagai berikut.
W = – (mgh2 – mgh1)
10) Persamaan di atas pada hakikatnya dapat dinyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya berat
sebuah benda sama dengan selisih energi potensialnya. Secara lebih singkat, pernyataan di atas dapat
dirumuskan:
W = – ΔEp
11) Dalam hal ini, ada tiga kemungkinan harga W, yaitu sebagai berikut.
a) W > 0 (positif), Ep < 0 (negatif), artinya usaha sama dengan pengurangan energi potensial.
b) W < 0 (negatif), Ep > 0 (positif), artinya usaha sama dengan pertambahan energi potensial.
c) W = 0, ΔEp = 0, berarti energi potensial benda tetap. Hal itu dapat terjadi jika perpindahan
benda dalam satu bidang horizontal.
Refleksi
Pelajari materi energi potensial. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Energi
Energi potensial
Teorema potensial gravitasi
Setelah peserta didik mempelajari tentang energi potensial, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

3. Saya dapat mendesripsikan energi potensial.
4. Saya dapat menganalisis energi potensial.
5. Saya dapat mendeskripsikan energi potensial gravitasi.
6. Saya dapat menganalisis energi potensial gravitasi.
7. Saya dapat menganalisis bentuk-bentuk energi potensial.
8. Saya dapat menganalisis bentuk-bentuk energi potensial gravitasi dalam kehidupan sehari-
hari.

selanjutnya.
Pertemuan 24

mengajukan pertanyaan tentang energi pada benda elastis.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu energi potensial pegas.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi energi potensial pegas, baik kompetensi sikap
energi potensial pegas menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu energi
potensial pegas dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong
royong, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang energi potensial pegas, peserta didik diminta untuk mengamati
gambar dalam buku teks pada halaman 110. Selain itu, guru juga dapat mengarahkan peserta didik untuk
mengerjakan yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang energi potensial pegas dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Energi potensial tidak hanya berlaku pada gravitasi bumi saja. Akan tetapi, energi potensial dapat
dipengaruhi oleh elastisitas pegas.

2) Pada saat pegas ditarik atau ditekan menggunakan tanggan maka tangan memberikan gaya pada
pegas sebesar Fp sehingga pegas meregang atau tertekan sejauh x seperti Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Sebuah pegas pada: (a) posisi normal, (b) saat pegas direntangkan memberikan gaya Fp ke kanan (arah positif) dan pegas menarik ke
belakang dengan gaya Fs di mana Fs = kx, (c) saat pegas ditekan, (x < 0) dan pegas mendorong kembali dengan gaya Fs = –kx di mana Fs > 0 karena x > 0
3) Gaya Fp sebanding dengan x dapat ditulis:

Fp = kx
4) Pegas tertekan, pegas memberi gaya perlawanan dengan arah perlawanan, yaitu sebesar:
Fs = –kx
5) Jika pegas diregangkan atau ditekan dari kesetimbangan, maka pegas memberikan gaya pada balok
yang dapat dinyatakan sebagai berikut.
Fp = –kx
6) Gaya ini disebut gaya pemulih, yang memberi gaya dengan arah yang berlawanan dengan arah
perpindahan, sehingga diberi tanda minus (–). Gaya pemulih bekerja untuk mengembalikan posisi
pegas pada kedudukan seimbang.
7) Untuk menghitung usaha yang telah dilakukan oleh pegas dapat dibuat grafik seperti pada Gambar
3.4. Usaha yang dilakukan adalah luas daerah di bawah grafik (yang diarsir).
1
W = kx 2
2
(kelas XI hal 111 fisika kurikulum merdeka)

Gambar 3.4 Usaha yang dilakukan dapat ditentukan dengan mencari luas daerah segitiga
8) Energi potensial pegas saat tertekan ditulis:

1
E p = kx 2
2
9) Jadi, dapat disimpulkan bahwa Energi potensial elastisitas berbanding lurus dengan kuadrat perubahan
panjang bahan elastis saat mendapat gaya.

Refleksi
Pelajari materi energi potensial pegas. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Energi
Energi potensial pegas
Gaya pemulih
Usaha di bawah grafik
Setelah peserta didik mempelajari tentang energi potensial, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................
3. Saya dapat mendesripsikan energi potensial pegas.
4. Saya dapat menganalisis energi potensial pegas.
5. Saya dapat mendeskripsikan gaya pemulih.
6. Saya dapat menganalisis gaya pemulih.
7. Saya dapat menganalisis bentuk-bentuk energi potensial pegas.
8. Saya dapat menganalisis usaha pada energi potensial pegas.

selanjutnya.
Pertemuan 25

mengajukan pertanyaan tentang gaya konservatif dan gaya nonkonservatif.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan gaya konservatif
dan gaya nonkonservatif.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gaya konservatif dan gaya nonkon-
servatif.

7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gaya konservatif dan gaya nonkonservatif, baik
kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengem-
bangan nilai-nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan,
menganalisis materi gaya konservatif dan gaya nonkonservatif menggunakan tes tertulis dan kompe-
tensi terkait keterampilan, yaitu gaya konservatif dan gaya nonkonservatif dengan menekankan pada
pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang gaya konservatif dan gaya nonkonservatif, peserta didik diminta
untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 112. Selain itu, guru juga dapat mengarahkan
peserta didik untuk mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang gaya konservatif dan gaya nonkonservatif dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Usaha yang dilakukan untuk melawan gravitasi dalam memindahkan benda dari satu titik ke titik lain
tidak bergantung pada lintasan yang dilalui.
2) Gaya konservatif adalah usaha yang dilakukan pada gaya yang tidak bergatung pada lintasan yang
ditempuh, melainkan bergantung pada kedudukan awal dan akhir.
3) Contoh lain dari gaya konservatif adalah gaya gravitasi, gaya pegas, dan gaya listrik.
4) Untuk menentukan usaha total pada gaya konservatif, misalnya gaya gravitasi Benda seperti Gambar
3.5 hanya bergantung pada posisi awal dan posisi akhir dalam satu ikhlas. Usaha total dapat ditentukan
sebagai berikut.
(fisika kelas Xi hal 112 kurikulum merdeka)

Gambar 3.5 Usaha memindahkan benda: (a) dari A ke B, dan (b) dari B ke A pada bidang vertikal
a) Usaha dari A ke B
WAB = mg (hB – hA) = mg (h – 0) = mgh
b) Usaha dari B ke A
WBA = mg (hA – hB) = mg (0 – h) = –mgh
c) Usaha total dari A ke B kembali ke A
Wtotal = WAB + WBA = mgh – mgh = 0
5) Usaha total dalam satu siklus yang dipengaruhi gaya konservatif adalah nol.
6) Ada pula usaha yang dilakukan untuk memindahkan benda berdasarkan lintasan yang dilalui. Misalnya,
sebuah peti dipindahkan dari gaya A ke B melalui lintasan setengah lingkaran seperti Gambar 3.6.
Dibutuhkan usaha yang lebih besar untuk mengatasi gaya gesek pada lantai karena lintasan berbentuk
setengah lingkaran sehingga jaraknya lebih jauh. Hal ini disebabkan gaya gesek mempunyai arah
yang berlawanan dengan arah gerak. Usaha semacam ini disebut gaya nonkonservatif. Jadi, Gaya
nonkonservatif adalah usaha yang dilakukan gaya bergantung pada lintasan.

(fisika xi hal 113 kurikulum merdeka)
Sumber: Dokumen perbit
Gambar 3.5 Sebuah peti ditarik dari A ke B
7) Contoh lain dari gaya nonkonservatif adalah gaya yang diberikan orang pada tegangan tali.
8) Usaha pada gaya nonkonservatif (gaya gesek) dalam satu siklus dapat ditentukan sebagai berikut.
a) Usaha dari A ke B
WAB = –fs
b) Usaha dari B ke A
WBA = –fs
(karena gaya gesekan selalu memiliki arah berlawanan gerak benda)
c) Usaha total dari A ke B kembali ke A
Wtotal = WAB + WBA = –fs + (–fs) = –2fs
Usaha total dalam satu siklus yang dipengaruhi oleh gaya nonkonservatif ditentukan oleh panjang
lintasan s.
Refleksi
Pelajari materi gaya konservatif dan gaya nonkonservatif. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gaya konservatif
Gaya nonkonservatif
Setelah peserta didik mempelajari tentang gaya konservatif dan gaya nonkonservatif, peserta didik diminta
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan gaya konservatif.
2. Saya dapat menganalisis gaya konservatif.
3. Saya dapat menganilisis penerapan gaya konservatif.
4. Saya dapat mendeskripsikan gaya nonkonservatif.
5. Saya dapat menganalisis gaya nonkonservatif.
6. Saya dapat menganalisis penerapan gaya nonkonservatif.

selanjutnya.
Pertemuan 26

mengajukan pertanyaan tentang hukum kekekalan energi mekanik.
5) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran
(seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan hukum
kekekalan energi mekanik.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum kekekalan energi mekanik
pada gaya konservatif.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum kekekalan energi mekanik pada gaya
konservatif, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal,
pengetahuan, menganalisis materi hukum kekekalan energi mekanik pada gaya konservatif
menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu hukum kekekalan energi
mekanik pada gaya konservatif dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
lain: bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang hukum kekekalan energi mekanik pada gaya konservatif, peserta
didik diminta untuk mengerjakan tugas 3.4 dalam buku teks pada halaman 114. Selain itu, guru juga dapat
mengarahkan peserta didik untuk menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan
Pembelajaran tentang hukum kekekalan energi mekanik pada gaya konservatif dapat dipelajari melalui
materi berikut.
1) Dalam ilmu fisika, hukum kekekalan energi menyatakan bahwa jumlah energi dari sebuah sistem
tertutup itu tidak berubah dan akan tetap sama. Energi tersebut tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan oleh manusia. Namun, dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain.
Contohnya, energi cahaya dapat diubah menjadi energi listrik pada sel surya, energi kinetik (gerak)
dapat diubah menjadi energi listrik pada pembangkit tenaga listrik tenaga air.
2) Energi mekanik merupakan energi yang berkaitan dengan posisi serta gerak dari sebuah benda.
3) Sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian h di atas lantai, kecepatan dan energi kinetiknya akan
meningkat sedangkan energi potensialnya akan menurun dengan mengabaikan faktor-faktor lain
seperti hambatan udara. Setiap peningkatan dan/atau penurunan energi potensial maka akan disertai
dengan penurunan dan/atau peningkatan energi kinetik yang sama. Dengan kata lain, jumlah energi
potensial dan energi kinetik selalu konstan dalam suatu sistem yang konservatif.

4) Energi total dari penjumlahan energi kinetik dan energi potensial disebut dengan energi mekanik
yang dapat dituliskan sebagai berikut.
Em = Ek + Ep
5) Hukum kekekalan energi berlaku jika tidak ada energi yang ditambahkan atau dihilangkan dari sistem.
Selain itu, tidak ada gaya non-konservatif yang melakukan usaha pada sistem.
6) Pada benda yang jatuh bebas dari ketinggian seperti Gambar 3.6. Saat benda sampai di A pada
ketinggian hA, kecepatan benda vA. begitupula ketika benda berada di B. Dengan demikian, persamaan
hukum kekekalan energi mekanik dapat dituliskan:
1 2 1
mv A + mgh A = mv B2 + mghB atau Ek + Ep = tetap
2 2
7) Dapat disimpulkan bahwa hukum kekekalan energi mekanik hanya dapat berlaku pada benda-
benda yang dipengaruhi oleh gaya konservatif. Jadi, Jika suatu benda hanya dipengaruhi gaya-gaya
konservatif maka energi mekanik benda itu di mana pun posisinya adalah konstan (tetap).
8) Gaya pegas juga termasuk gaya konservatif. Pada benda yang bergerak karena pengaruh gaya pegas
akan berlaku hukum kekekalan energi mekanik.
9) Sebuah balok dihubungkan pada suatu pegas dan terletak di atas permukaan lantai yang licin seperti
Gambar 3.7.
(kelas xi hal 117 fisika kurikulum merdeka)

Gambar 3.7 Gaya pegas pada: (a) posisi normal, (b) sebesar x1, dan (c) saat pegas ditekan x2 = xmaks
10) Energi mekanik di A:

Saat di A, kecepatan balok maksimum dan xpegas = 0, maka energi kinetik balok maksimum dan energi
potensial pegas adalah nol (Gambar 3.7(a)). Jadi,
1 2
EmA = Ek balok + E p pegas = mv maks
2
11) Energi mekanik di B:
Saat di B, kecepatan balok bertambah dan x berkurang maka energi kinetik balok bertambah dan
energi potensial pegas berkurang (Gambar 3.7(b)). Jadi,
1 1
EmB = Ek balok + E p pegas = mv 12 + kx 12
2 2
12) Energi mekanik di C
Di titik C, balok diam maka v = 0, Ek balok = 0 (Gambar 3.7(c)). Namun, pegas tertekan sebesar x2. Jadi,
1 2
EmC = Ek balok + E p pegas = kx maks
2

Refleksi
Pelajari materi hukum kekekalan energi mekanik pada gaya konservatif. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Energi mekanik
Hukum kekekalan energi mekanik
Hukum kekekalan energi mekanik gaya konservatif
Hukum kekekalan energi mekanik pada pegas
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum kekekalan energi mekanik pada gaya konservatif, peserta
didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran
ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan energi mekanik.
2. Saya dapat menganalisis energi mekanik.
3. Saya dapat mendekripsikan hukum kekekalan energi mekanik.
4. Saya dapat menganalisis hukum kekekalan energi mekanik.
5. Saya dapat mendeskripsikam hukum kekekalan energi mekanik energi pegas.
6. Saya dapat menganalisis hukum kekekalan energi mekanik pegas.

selanjutnya.
Pertemuan 27

mengajukan pertanyaan tentang aplikasi hukum kekekalan energi mekanik di sekitar.
kekekalan energi mekanik.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu aplikasi hukum kekekalan energi
mekanik dalam kehidupan sehari-hari dan hukum kekalan energi mekanik pada gaya nonkonservatif.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aplikasi hukum kekekalan energi mekanik dalam
kehidupan sehari-hari dan hukum kekalan energi mekanik pada gaya nonkonservatif, baik kompetensi

aplikasi hukum kekekalan energi mekanik dalam kehidupan sehari-hari dan hukum kekalan energi
mekanik pada gaya nonkonservatif menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan,
yaitu aplikasi hukum kekekalan energi mekanik dalam kehidupan sehari-hari dan hukum kekalan
energi mekanik pada gaya nonkonservatif dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai
karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang aplikasi hukum kekekalan energi mekanik dalam kehidupan sehari-
hari dan hukum kekalan energi mekanik pada gaya nonkonservatif, peserta didik diminta untuk mengamati
gambar dalam buku teks pada halaman 119. Selain itu, guru juga dapat mengarahkan peserta didik untuk
menggunakan fitur Smart Learning dan mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang aplikasi hukum kekekalan energi mekanik dalam kehidupan sehari-hari dan hukum
kekalan energi mekanik pada gaya nonkonservatif dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Hukum kekekalan energi mekanik banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ayunan
bandul jam, roller-coaster, lompat galah, dan pistol mainan.
2) Ayunan bandul merupakan aplikasi hukum kekekalan energi mekanik. Bandul akan bergerak satu
getaran dari posisi awal dan kembali ke posisi awal lagi. Selama satu getaran ini, energi potensial dan
kinetik yang dimiliki bandul senantiasa berubah berdasarkan kedudukannya. Akan tetapi, jumlah
keduanya (energi mekaniknya) selalu konstan.
3) Roller-coaster mulai bergerak dari keadaan diam di puncak bukit dan meluncur ke bawah tanpa gesekan
hingga menaiki bukit berikutnya. Pada aat dibukit, mula-mula roller-coaster hanya memiliki energi
potensial. Kemudian, meluncur sampai di titik terendah sehingga energi potensial diubah menjadi
energi potensial. Energi kinetik maksimum di titik terendah tersebut digunakan untuk melempar ke
atas. Setelah sampai di bukit dan berhenti, energi kinetik menjadi nol dan berubah menjadi energi
potensial kembali sebesar energi potensial semula, dan seterusnya dapat melanjutkan perjalanan ke
lembah dan bukit berikutnya.
4) Anak panah mainan ditekankan pada pegas dalam pistol hingga pegas tertekan sejauh x. Akibatnya,
pegas menyimpan energi potensial pegas, kecepatan anak panah menjadi nol. Jika pelatuk dibuka
hingga pegas merenggang sehingga energi potensial pegas dipindahkan pada anak panah dan diubah
menjadi energi kinetik maka anak panah melesat dengan kecepatan v2. Jika pada anak panah tidak
terjadi gesekan maka berlaku hukum kekekalan energi mekanik.
5) Aplikasi hukum kekekalan energi mekanik pada gaya nonkonservatif berlaku pada permainan ski yang
meluncur dari bukit es ke dasar bukit. Jika tidak ada gaya gesek, maka energi kinetik pemain ski sama
dengan berkurangnya energi potensial. Namun, jika ada gaya gesekan berupa gaya nonkonservatif,
energi mekanik total pemain ski tersebut menjadi tidak tetap.
6) Usaha yang dilakukan pada hukum kekekalan energi mekanik, yaitu
Ek + Ep = tetap
7) Usaha yang dilakukan oleh gaya berat sama dengan pengurangan energi potensial gravitasi (–∆Ep),
sehingga Persamaan di atas menjadi:
W = (ΔEm)B – (ΔEm)A atau Wf = ΔEm
8) Jadi, dapat disimpulkan bahwa Usaha yang dilakukan gaya gesek sama dengan perubahan energi
mekanik total sistem.

Refleksi
Pelajari materi aplikasi hukum kekekalan energi mekanik dalam kehidupan sehari-hari dan hukum kekalan energi
mekanik pada gaya nonkonservatif. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Aplikasi hukum kekekalan energi mekanik dalam kehidupan
sehari-hari.
Hukum kekekalan energi mekanik gaya nonkonservatif
Setelah peserta didik mempelajari tentang aplikasi hukum kekekalan energi mekanik dalam kehidupan
sehari-hari dan hukum kekalan energi mekanik pada gaya nonkonservatif, peserta didik diminta menuliskan
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis aplikasi hukum kekekalan energi mekanik pada ayunan bandul jam.
2. Saya dapat menganalisis aplikasi hukum kekekalan energi mekanik pada roller-coaster.
3. Saya dapat menganalisis aplikasi hukum kekekalan energi mekanik pada pistol mainan.
4. Saya dapat mendeskripsikan hukum kekekalan energi mekanik pada gaya nonkonservatif
5. Saya dapat menganalisis hukum kekekalan energi mekanik pada gaya nonkonservatif.
6. Saya dapat menganalisis usaha pada hukum kekekalan energi mekanik gaya nonkonservatif

selanjutnya.
Pertemuan 28

mengajukan pertanyaan tentang apabila satu orang anak dan satu orang dewasa mengangkat tumpukan
kardus, siapakah yang lebih cepat dan lebih banyak memindahkan kardus dalam satu waktu?
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan daya.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu daya.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi daya, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi daya menggunakan
tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu daya dengan menekankan pada pengembangan
nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.

Sebelum mempelajari materi tentang daya, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku
teks pada halaman 124. Selain itu, guru juga dapat mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan
Pembelajaran tentang daya dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Satu orang dewasa dan satu orang anak mengangkat kardus dalam satu waktu akan lebih cepat
satu orang dewasa. Hal ini karena orang dewasa melakukan usaha lebih cepat daripada anak kecil.
Kecepatan melakukan usaha disebut daya.
2) Daya merupakan kecepatan perpindahan usaha terhadap waktu.
3) Jika usaha yang dilakukan dalam selang waktu ∆t adalah W, maka daya rata-rata dapat dituliskan:
usaha perubahan energi
P= =
waktu waktu
4) Daya seseorang menyatakan seberapa besar kerja yang bisa orang tersebut lakukan per satuan waktu.
Sehingga, persamaan daya dapat dituliskan:
W
P=
t
5) Usaha yang dilakukan pada benda memberikan kontribusi terhadap peningkatan energi benda. Oleh
karena itu, definisi daya yang lebih umum adalah laju waktu transfer energi. Dengan cara yang mirip
dengan definisi kecepatan dan percepatan, daya dapat didefinisikan sebagai nilai pembatas dari daya
rata-rata saat ∆t mendekati nol.
P = Fv
6) Satuan SI dari daya adalah joule per sekon (J/s) atau sering disebut watt (W). Satuan energi (atau
usaha) sekarang dapat didefinisikan dalam satuan daya. Satu kilowatt jam (kWh) adalah energi yang
dikonversi atau dikonsumsi dalam 1 jam dengan laju konstan 1 kW =1.000 J/s. Nilai numerik 1 kWh
adalah 3,60 × 106 J.
Refleksi
Pelajari materi daya. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Daya
Usaha pada daya
Setelah peserta didik mempelajari tentang daya, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan daya.
2. Saya dapat menganalisis daya
3. Saya dapat menganalisis usaha pada daya.
4. Saya dapat menganalisis penerapan daya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Saya dapat menganalisis satuan daya.

selanjutnya.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
a. Penilaian Tugas
Tugas yang ada di Bab III
Soal Tantangan yang ada di Bab III


Benar Benar Benar
A
B
C
D
...

Skor Peserta Didik
Nilai Riil : × 100
Skor Total Maksimal

Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3

1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif
2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
2= Tepat waktu
1= Terlambat
Jumlah Skor 25
Skor Peserta Didik

Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal

Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
2. Penulisan materi

1 = Kurang lengkap
0 = Tidak ada
0 = Tidak ada
2= Cukup aktif
1= Kurang aktif
0= Tidak aktif
Jumlah Skor 20
Skor Peserta Didik
Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
1. Merancang alat
Skor Total

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
35
1. Remedial
Remedial bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi tentang usaha, energi,
gaya konservatif, gaya nonkonservatif, hukum kekekalan energi mekanik, dan daya agar dapat memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
diselesaikan.
2. Pengayaan
Pengayaan bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal yang berkaitan usaha, energi, gaya konservatif, gaya nonkonservatif, hukum kekekalan
energi mekanik, dan daya. Kegiatan pengayaan yang diberikan pada peserta didik dapat dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut.
(KKM).
d. Materi pengayaan dapat berupa usaha dan energi dalam bentuk artikel.
Proyek
Buatlah alat peraga untuk membuktikan konsep usaha dan energi secara kelompok. Alat peraga yang
kalian buat harus sesuai dengan aplikasi usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Presentasikan
hasil alat peraga kalian di depan kelas!

Nama Proyek : Alat peraga usaha dan energi
Nama :
Kelas : XI

1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2. Pelaksanaan
d. Analisis Data
3. Laporan Proyek
a. Performa
Total Skor Maks
Komentar Orang Tua:

BAB IV DINAMIKA SISTEM PARTIKEL

Materi : BAB IV Dinamika Sistem Partikel
Fase/Kelas : F/XI

Peserta didik dapat menerapkan konsep momentum Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada
dan impuls, serta hukum kekekalan momentum Fase F adalah bergotong royong, mandiri, kreatif,
dalam kehidupan sehari-hari. dan bernalar kritis melalui proses pembelajaran
dinamika sistem partikel.
Sarana Prasarana
• LCD proyektor.

Ketersediaan Materi
TIDAK.


Memahami fakta dan konsep tentang dinamika sistem partikel seperti berikut.
1) Momemntum.
2) Hukum kekekalan momentum.
3) Impuls.
4) Hubungan momentum dan impuls.
5) Tumbukan
6) Penerapan hukum kekekalan momentum.
Bab IV Dinamika Sistem Partikel 111

a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi dinamika sistem partikel.
b. Gambar-gambar dinamika sistem partikel.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan dinamika sistem partikel.
Model Pembelajaran
• Portofolio
Tujuan Pembelajaran
1. menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik dengan cara menun-
jukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan; dan
2. menerapkan hukum kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran dinamika sistem partikel, manfaat apakah yang dirasakan
Pertanyaan Pemantik
Apakah yang dimaksud impuls? Tahukah kalian prinsip utama yang menjelaskan peristiwa ini? Prinsip
utama roket dapat meluncur memenuhi hukum kekekalan momentum. Apa itu hukum kekekalan
momentum?

b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan dinamika sistem partikel.
Untuk menguasai materi pada Bab IV ini, memerlukan 8 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke-29 sampai
Pertemuan 29

mengajukan pertanyaan tentang permainan bola voli dan tumbukan antar kendaraan ditinjau secara
fisika.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan momentum.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu konsep momentum dan momentum
banyak partikel.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi konsep momentum dan momentum banyak
partikel, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu
pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi
pengetahuan, menganalisis materi konsep momentum dan momentum banyak partikel menggunakan

tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu konsep momentum dan momentum banyak
partikel dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang konsep momentum dan momentum banyak partikel, peserta didik
diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 135. Selain itu, guru meminta peserta
didik untuk mengerjakan Aktivitas Sains 4.1 pada halaman 135 dan menggunakan fitur Smart Learning
yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang konsep momentum dan momentum banyak partikel dapat dipelajari melalui materi
berikut.
1) Dinamika sistem partikel merupakan ilmu yang membahas tentang gaya-gaya yang menjadikan suatu
partikel yang semulanya diam menjadi bergerak. Dinamika sistem partikel hakikatnya membahas
hukum kekekalan energi mekanik berkaitan dengan momentum linier, momentum angular, dan energi
terapan diberbagai sistem. Namun, pada bab ini akan dibahas momentum linear saja. Momentum
linier digunakan untuk menganalisis hukum kekekalan momentum linear dan energi pada tumbukan
dan impuls.
2) Setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Misalnya, seorang pemain sepak bola mempunyai
kemungkinan lebih besar untuk pingsan saat bertabrakan dengan seorang lawan yang memiliki massa
tubuh lebih besar dan berlari dengan kecepatan tinggi dibandingkan dengan seorang lawan yang lebih
kecil dan lamban.
3) Setiap benda memiliki momentum yang berbeda berdasarkan massa dan kecepatan benda tersebut.
Semakin besar momentum yang dimiliki suatu benda, maka semakin sulit untuk menghentikannya dan
semakin besar efek yang diakibatkan jika benda tersebut bertumbukan. Besaran yang menunjukkan
ukuran kesulitan untuk menghentikan benda disebut momentum.
4) Momentum adalah besaran yang merepresentasikan keadaan gerak benda, dirumuskan sebagai hasil
kali massa dengan kecepatan.
5) Secara matematis, momentum sebuah benda dapat dituliskan dengan persamaan:

p = mv
6) Momentum merupakan besaran vektor dengan arah sama dengan arah vektor kecepatan. Jika
kecepatan benda memiliki komponen arah sumbu x, y, z masing-masing vx, vy, dan vz, maka momentum
memiliki komponen-komponen:
px = mvx py = mvy pz = mvz
7) Momentum suatu benda dipengaruhi oleh massa dan kecepatan. Untuk merubah momentum suatu
benda dibutuhkan gaya, baik untuk menaikkan momentum, menurunkan momentum (misalnya
memberhentikan benda yang sedang bergerak), atau merubah arahnya. Newton mengatakan bahwa
hukum II Newton merupakan momentum di mana hasil kali mv sebagai kuantitas gerak. Hukum II
Newton dalam konsep momentum adalah Kecepatan perubahan momentum sebuah benda sama
dengan gaya total yang diberikan. Ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

∆ p
∑ F = ∆t
8) Dua buah partikel memiliki massa yang dapat berinteraksi satu sama lain tetapi terisolasi dari sistem
partikel. Artinya, partikel dapat memberikan gaya satu sama lain. Akan tetapi, tidak ada gaya luar yang
diberikan. Hal ini dapat dijelaskan dengan hukum III Newton. Jika gaya dalam dari partikel pertama
bekerja pada partikel kedua, maka harus ada gaya dalam pada kedua partikel tetapi berlawanan arah.
9) Saat terjadi tumbukan partikel pertama memiliki momentum p1 dan momentum p2. Berdasarkan
hukum II Newton yang terjadi pada setiap partikel, maka:

d
p1 d
p2
F 21 = dan F 12 =
dt dt
10) Hukum III Newton menyatakan bahwa F12 dan F21 adalah sama besar dan berlawanan arah. Artinya,
setiap gaya pada kedua partikel berlaku aksi reaksi.
11) Momentum total pada sistem dapat dirumuskan sebagai berikut.

p total = p 1 + p 2
Refleksi
Pelajari materi konsep momentum dan momentum banyak partikel. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian momentum
Momentum
Momentum banyak partikel
Setelah peserta didik mempelajari tentang konsep momentum dan momentum banyak partikel, peserta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan pengertian momentum.
2. Saya dapat menganalisis pengertian momentum.
3. Saya dapat mendesripsikan momentum.
4. Saya dapat menganalisis momentum.
5. Saya dapat mendeskripsikan momentum banyak partikel.
6. Saya dapat menganalisis momentum banyak partikel.

selanjutnya.
Pertemuan 30


mengajukan pertanyaan tentang penyebab cumi-cumi bisa bergerak kebelakang dan seorang atlet saat
menembak peluru senapan akan terpental kebelakang.
kekekalan momentum.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum kekekalan momentum.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum kekekalan momentum, baik kompetensi
nilai karakter bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan,
menganalisis materi hukum kekekalan momentum menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait
keterampilan, yaitu hukum kekekalan momentum dengan menekankan pada pengembangan nilai-
nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang hukum kekekalan momentum, peserta didik diminta untuk
mengerjakan Aktivitas Sains 4.3 pada halaman 142 dan menggunakan fitur Smart Learning yang ada di
Pembelajaran tentang hukum kekekalan momentum dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Hukum kekekalan momentum terjadi ketika dua benda saling bertumbukan dengan masing-masing
kecepatan v1 dan v2. Momentum setiap benda p1 = m1v1 dan p2 = m2v2.
2) Jika v1 > v2, benda pertama menumbuk benda kedua. Saat kedua benda saling bertumbukan, selama
∆t keduanya saling menekan.
3) Menurut hukum III Newton, benda pertama memberikan gaya pada benda kedua sebesar F12 dan
benda kedua memberikan gaya pada benda pertama sebesar F21, sehingga berlaku
F12 = –F21
4) Kedua benda saling melepaskan diri, masing-masing bergerak dengan kecepatan v1′ dan v2′. Perlu
dijelaskan di sini tidak ada gaya luar yang bekerja. Momentum masing-masing benda setelah bertum-
bukan adalah p1′ = m1v1′ dan p2′ = m2v2′.
5) Hukum kekekalan momentum dapat dituliskan:
p1 + p2 = p1′ + p2′
m1v1 + m2v2 = m1v1′ + m2v2′
6) Hukum kekekalan momentum, dapat disimpulkan bahwa jika ada dua buah benda atau lebih ber-
tumbukan, maka jumlah momentum sistem sebelum bertumbukan sama dengan jumlah momentum
sistem setelah bertumbukan.
7) Hukum kekekalan momentum tidak terbatas untuk benda-benda yang tumbukan, tetapi berlaku
secara umum untuk benda-benda yang berinteraksi, misalnya peluru yang keluar dari senapan,
semburan tinta cumi-cumi atau gerakan berenang pada cumi-cumi, dan roket.
Refleksi
Pelajari materi hukum kekekalan momentum. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian hukum kekekalan momentum
Momentum
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum kekekalan momentum, peserta didik diminta menuliskan
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan hukum kekekalan momentum.
2. Saya dapat menganalisis hukum kekekalan momentum.
3. Saya dapat mendesripsikan persamaan momentum.
4. Saya dapat menganalisis persamaan momentum.
5. Saya dapat mendeskripsikan penerapan hukum kekekalan momentum.

selanjutnya.
Pertemuan 31

mengajukan pertanyaan tentang konsep fisika dalam olahraga beladiri.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan impuls.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu impuls.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi impuls, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai bergotong
royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi impuls
menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu impuls dengan menekankan
kritis.

Sebelum mempelajari materi tentang impuls, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku
teks pada halaman 145. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas dan menggunakan
Pembelajaran tentang impuls dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Peristiwa bekerjanya gaya yang berkerja dalam selang waktu singkat, seperti peristiwa di atas, dinamakan
impuls. Impuls adalah besaran yang sangat erat hubungannya dengan besaran momentum.
2) Impuls didefinisikan sebagai hasil kali besarnya gaya yang bekerja pada selang waktu.
3) Berdasarkan definisi impuls, impuls dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut.

I = F ∆t
4) Impuls adalah besaran vektor, sehingga dalam perhitungan harus mempertimbangkan arah.
5) Besarnya gaya yang diberikan benda kepada benda lain saat terjadi tumbukan dapat ditunjukkan
dengan grafik gaya F terhadap waktu t.

Gambar 4.1 Gaya sebagai fungsi waktu pada saat tumbukan
6) Jika selama bekerja gaya yang bekerja berubah, maka dalam hal ini F adalah gaya rata-rata selama
bekerja.

Gambar 4.2 Gaya rata-rata F yang bekerja selama selang waktu t menghasilkan impuls yang sama dengan gaya sebenarnya
7) Jika F dinyatakan dalam persamaan fungsi waktu, maka untuk menghitung impuls digunakan
persamaan:

I = ∫ Fdt
Refleksi
Pelajari materi impuls. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian impuls
Impuls
Setelah peserta didik mempelajari tentang impuls, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan impuls.
2. Saya dapat menganalisis impuls.
3. Saya dapat menganalisis grafik F – t dalam impuls.
4. Saya dapat menganalisis grafik fungsi waktu pada saat tumbukan.
5. Saya dapat menganalisis impuls dalam kehidupan sehari-hari.

selanjutnya.
Pertemuan 32

mengajukan pertanyaan tentang hubungan momentum dan impuls.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan hubungan
momentum dan impuls.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hubungan momentum dan impuls.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hubungan momentum dan impuls,
pengetahuan, menganalisis materi hubungan momentum dan impuls menggunakan tes tertulis dan
kompetensi terkait keterampilan, yaitu hubungan momentum dan impuls dengan menekankan pada
pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.

Sebelum mempelajari materi tentang hubungan momentum dan impuls, peserta didik diminta untuk
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang hubungan momentum dan impuls dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v1. Pada suatu saat benda dikenai gaya tetap
F sehingga benda bergerak dengan kecepatan v2.
2) Menurut hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat dituliskan:

( )
F ∆t = m v 2 − v 1
3) Hubungan momentum dan impuls menyatakan bahwa impuls yang bekerja pada benda sama dengan
perubahan momentum benda.
4) Persamaan hubungan momentum dan impuls dapat ditulis:

I =∆p
Refleksi
Pelajari materi hubungan momentum dan impuls. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian hubungan momentum dan impuls.
Hubungan momentum dan impuls.
Setelah peserta didik mempelajari tentang hubungan momentum dan impuls, peserta didik diminta
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat mendeskripsika hubungan momentum dan impuls.
2. Saya dapat menganalisis hubungan momentum dan impuls.
3. Saya dapat menganalisis penerapan hubungan momentum dan impuls.

selanjutnya.
Pertemuan 33


mengajukan pertanyaan tentang benda yang saling bertumbukan.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan tumbukan.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu tumbukan benda satu dimensi.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi tumbukan benda satu dimensi, baik kompetensi
nilai karakter bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan,
menganalisis materi tumbukan benda satu dimensi menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait
keterampilan, yaitu tumbukan benda satu dimensi dengan menekankan pada pengembangan nilai-
Sebelum mempelajari materi tentang tumbukan benda satu dimensi, peserta didik diminta untuk
mengerjakan Aktivitas Sains 4.4 dalam buku teks pada halaman 151. Selain itu, guru meminta peserta
didik untuk mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang tumbukan benda satu dimensi dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Tumbukan merupakan suatu kejadian yang umum dalam kehidupan sehari-hari. Suatu tumbukan
terjadi jika sebuah benda yang bergerak mengenai benda lain yang bergerak atau diam. Pada
tumbukan dua benda, kedua benda tersebut berubah bentuk karena gaya-gaya yang terlibat. Saat
terjadi tumbukan, gaya berubah dari nol pada saat terjadi kontak menjadi nilai yang besar dan berubah
lagi ke nol selama selang waktu yang sangat singkat.
2) Hukum kekekalan momentum dan energi digunakan untuk menggambarkan apa yang terjadi jika dua
benda bertumbukan.
3) Dalam peristiwa tumbukan benda satu dimensi, selama tidak ada gaya luar yang bekerja dalam sistem
maka hukum kekekalan momentum tetap berlaku. Lain halnya dengan energi kinetik, karena energi
kinetik benda bisa berkurang akibat tumbukan, misalnya berubah menjadi energi suara, energi kalor
dan sebagainya.
4) Penerapan hukum kekekalan momentum terjadi pada tumbukan antara bola bowling dengan pin.
Sebagian dari momentum bola berpindah ke pin. Akibatnya, pin memperoleh momentum dan energi
kinetik. Bola bowling kehilangan momentum dan energi kinetik. Namun, momentum total pada bola
bowling dan pin adalah konstan.
5) Berdasarkan perubahan energi kinetik setelah tumbukan, tumbukan dikategorikan menjadi dua, yaitu
tumbukan lenting sempurna (tumbukan elastis) dan tumbukan tidak lenting (tumbukan tidak elastis).
6) Tumbukan lenting sempurna maupun tumbukan tidak lenting, hukum kekekalan momentum tetap
berlaku selama tidak ada gaya dari luar, sebab gaya-gaya dari dalam mempunyai resultan sama dengan
nol. Contoh gaya-gaya dari dalam adalah gaya-gaya impulsif yang bekerja pada dua benda yang ber-
tumbukan.
7) Tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan yang terjadi jika energi kinetik sistem tetap, sesaat
sebelum dan sesudah tumbukan.
8) Pada tumbukan lenting sempurna tidak ada energi kinetik yang hilang. Dengan demikian, pada tum-
bukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik.
9) Untuk tumbukan lenting sempurna, maka jumlah energi kinetik sistem sebelum tumbukan sama
dengan jumlah energi kinetik sistem setelah tumbukan. Hal itu dapat dirumuskan sebagai berikut.
m1(v1 + v1′) = m2(v2′ + v2) (v2′ – v2)

10) Jumlah momentum sistem sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum sistem setelah
tumbukan. Hal itu dapat dirumuskan dengan persamaan berikut.
m1(v1 + v1′) = m2(v2′ – v2)
11) Untuk tumbukan lenting sempurna, kecepatan relatif benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan
(v1′ − v 2′ )
adalah sama, hanya arahnya terbalik ditunjukkan dengan tanda negatif (–). Selanjutnya, − =1
v1 − v 2
bilangan disebut koefisien restitusi atau koefisien tumbukan atau koefisien kelentingan, dinyatakan
dengan simbol e.
12) Koefisien restitusi (e) adalah harga perbandingan antara minus kecepatan relatif benda pertama
terhadap benda kedua sesudah tumbukan dengan kecepatan relatif benda pertama terhadap benda
kedua sebelum tumbukan. Secara matematis koefisien restitusi dapat ditulis sebagai berikut.
(v1′ − v 2′ )
e =−
v1 − v 2
13) Besarnya koefisien restitusi dari tumbukan lenting sempurna adalah 1 (e = 1).
Refleksi
Pelajari materi tumbukan benda satu dimensi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Tumbukan
Tumbukan lenting sempurna (tumbukan elastis).
Setelah peserta didik mempelajari tentang tumbukan benda satu dimensi, peserta didik diminta menuliskan
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan tumbukan.
2. Saya dapat menganalisis tumbukan.
3. Saya dapat menganalisis tumbukan benda satu dimensi.
4. Saya dapat mendeskripsikan tumbukan lenting sempurna (tumbukan elastis).
5. Saya dapat menganalisis tumbukan lenting sempurna (tumbukan elastis).
6. Saya dapat menganalisis koefisien tumbukan lenting sempurna (tumbukan elastis).
7. Saya dapat menganalisis penerapan tumbukan dalam kehidupan sehari-hari.

selanjutnya.

Pertemuan 34

mengajukan pertanyaan tentang benda yang saling bertumbukan.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu tumbukan tidak lenting (tumbukan
tidak elastis).
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi tumbukan tidak lenting (tumbukan tidak elas-
tis), baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu
pengetahuan, menganalisis materi tumbukan tidak lenting (tumbukan tidak elastis) menggunakan tes
tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu tumbukan tidak lenting (tumbukan tidak elastis)
dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri,
kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang tumbukan tidak lenting (tumbukan tidak elastis), peserta didik
didik untuk mengerjakan tugas dan menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan
Pembelajaran tentang tumbukan tidak lenting (tumbukan tidak elastis) dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Tumbukan tidak lenting adalah tumbukan antara dua benda yang setelah terjadi tumbukan kedua
benda menjadi satu dengan kecepatan yang sama.
2) Pada tumbukan tidak lenting, tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik namun tetap berlaku
hukum kekekalan momentum. Sebagian energi kinetik hilang berubah menjadi bentuk energi lain,
misalnya energi kalor dan energi bunyi karena gesekan dan tumbukan.
3) Tumbukan tidak lenting sama sekali disebut juga tumbukan tidak lenting sempurna. Tumbukan tidak
lenting sama sekali adalah tumbukan di mana setelah tumbukan kedua benda menjadi satu. Kecepa-
tan kedua benda setelah tumbukan sama, yaitu:
v′1 = v′2 = v′
4) Akibatnya, kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan sama dengan nol.
v′1 = v′2 = 0
5) Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, jumlah maksimum energi kinetik diubah menjadi bentuk
lain yang konsisten dengan hukum kekekalan momentum. Walaupun energi kinetik tidak kekal pada
tumbukan tidak lenting, energi total dan momentumnya selalu kekal. Besarnya koefisien restitusi
pada tumbukan tidak lenting adalah e = 0.
6) Tumbukan lenting sebagian adalah tumbukan antara dua benda yang jumlah energi kinetik sistem
sesudah tumbukan lebih kecil dari pada energi kinetik sistem sebelum tumbukan.
7) Sesudah tumbukan ada sebagian energi yang hilang. Hilangnya energi tersebut kemungkinan diubah
menjadi energi panas, energi bunyi, atau lainnya.

8) Tumbukan lenting sebagian merupakan tumbukan yang keadaannya di antara tumbukan lenting sem-
purna dan tumbukan tidak lenting sama sekali. Kedua benda terpisah setelah terjadi tumbukan. Akan
tetapi, kecepatan relatif setelah tumbukan tidak sama dengan kecepatan sebelum tumbukan.
9) Pada tumbukan lenting sebagian mempunyai koefisien restitusi kurang dari satu atau 1 > e > 0. Pada
umumnya tumbukan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah tumbukan yang lenting
sebagian.
Refleksi
Pelajari materi tumbukan tidak lenting (tumbukan tidak elastis). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Tumbukan tidak lenting.
Tumbukan tidak lenting sama sekali.
Tumbukan lenting sebagian.
Setelah peserta didik mempelajari tentang tumbukan tidak lenting (tumbukan tidak elastis), peserta didik
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan tumbukan tidak lenting.
2. Saya dapat menganalisis tumbukan tidak lenting.
3. Saya dapat mendeskripsikan tumbukan tidak lenting sama sekali.
4. Saya dapat menganalisis tumbukan tidak lenting sama sekali.
5. Saya dapat menganalisis koefisien restitusi tumbukan tidak lenting sama sekali.
6. Saya dapat mendeskripsikan tumbukan lenting sebagian.
7. Saya dapat menganalisis tumbukan lenting sebagian.
8. Saya dapat menganalisis tumbukan lenting sebagian.

selanjutnya.
Pertemuan 35

mengajukan pertanyaan tentang benda yang saling bertumbukan dengan lantai.

6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu tumbukan benda dengan lantai dan
penerapan hukum kekekalan momentum pada ayunan balistik.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi tumbukan benda dengan lantai dan penerapan
hukum kekekalan momentum pada ayunan balistik, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila)
dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi tumbukan benda
dengan lantai dan penerapan hukum kekekalan momentum pada ayunan balistik menggunakan tes
tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu tumbukan benda dengan lantai dan penerapan
hukum kekekalan momentum pada ayunan balistik dengan menekankan pada pengembangan nilai-
Sebelum mempelajari materi tentang tumbukan benda dengan lantai dan penerapan hukum kekekalan
momentum pada ayunan balistik, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada
halaman 158. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai
dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang tumbukan benda dengan lantai dan penerapan hukum kekekalan momentum pada
ayunan balistik dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Jika benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu, maka akan terjadi tumbukan antara benda dengan
lantai, sehingga besarnya koefisien elastisitas dihitung dari kecepatan benda saat akan menumbuk
lantai dan tepat saat meninggalkan lantai.
2) Kedua kecepatan tersebut dapat dihitung dari ketinggian awal benda saat dilepaskan dan ketinggian
pantulan pertama.
3) Besarnya koefisien restitusi tumbukan benda dengan lantai adalah
h2
e=
h1
4) Ayunan balistik merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan benda ber-
dasarkan prinsip hukum kekekalan momentum, misalnya peluru.
5) Ayunan balistik terdiri dari sebuah balok bermassa M yang diikat dan digantung dengan sebuah tali.
Sebuah peluru bemassa m yang ditembakkan dengan kecepatan vp tertentu akan mengenai balok dan
bersarang di dalamnya. Balok yang awalnya diam (vb = 0), ketika terkena peluru dengan kecepatan
vp akan bergerak dengan suatu kecepatan vb′. Setelah tumbukan, peluru berada di dalam balok
sehingga kecepatan peluru setelah tumbukan sama dengan kecepatan balok (vb′ = vp′ = v′). Dengan
menggunakan hukum kekekalan momentum, kecepatan peluru dapat dihitung sebagai berikut.
m
v′ = v
(m + M ) p
6) Setelah tumbukan, peluru dan balok berayun hingga berhenti saat mencapai ketinggian maksimum
h. Hal itu terjadi karena setelah tumbukan timbul energi kinetik yang mendorong dan menggerakkan
balok bersama peluru dan pada saat bersamaan energi kinetik tersebut juga melawan energi potensial
balok dan peluru.
7) Energi potensial tersebut awalnya adalah nol (Ep = 0). Akan tetapi, semakin lama bergerak maka
energi potensial semakin besar karena posisinya semakin tinggi, sedangkan energi kinetiknya semakin
berkurang. Pada ketinggian h, energi potensial mencapai maksimum dan energi kinetiknya nol (Ek′ =
0). Pada posisi ini balok dan peluru berhenti sesaat.

8) Energi potensial yang dimiliki peluru dan balok saat berhenti berayun pada ketinggian h dari posisi
mula-mula dapat dirumuskan:
Ep′ = (m + M)gh
9) Saat peluru tepat menancap pada balok dan mulai bergerak bersama besarnya energi yang dimiliki
adalah energi kinetik, sehingga
1
Ek = (m + M )v ′ 2
2
10) Ketika peluru dan balok bergerak bersama, maka berlaku hukum kekekalan energi mekanik, sehingga
(m + M )
vp = 2 gh
m
Refleksi
Pelajari materi tumbukan benda dengan lantai dan penerapan hukum kekekalan momentum pada ayunan balistik.
(asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Tumbukan dengan benda
Ayunan balistik
Setelah peserta didik mempelajari tentang tumbukan benda dengan lantai dan penerapan hukum kekekalan
momentum pada ayunan balistik, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan tumbukan benda dengan lantai.
2. Saya dapat menganalisis tumbukan benda dengan lantai.
3. Saya dapat menganalisis koefisien restitusi tumbukan benda dengan lantai.
4. Saya dapat mendeskripsikan ayunan balistik.
5. Saya dapat menganalisis ayunan balistik.

selanjutnya.
Pertemuan 36


mengajukan pertanyaan tentang penerapan hukum kekekalan momentum di sekitar.
hukum kekekalan momentum.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu asas pendorong roket dan hukum
kekekalan momentum pada senapan.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi asas pendorong roket dan hukum kekekalan
momentum pada senapan, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam
bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan
kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi asas pendorong roket dan hukum kekekalan
momentum pada senapan menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
asas pendorong roket dan hukum kekekalan momentum pada senapan dengan menekankan pada
pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang asas pendorong roket dan hukum kekekalan momentum pada
senapan, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 163. Selain itu,
guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang
diajarkan.
Pembelajaran tentang asas pendorong roket dan hukum kekekalan momentum pada senapan dapat
1) Roket yang bergerak di luar angkasa tidak memiliki jalan atau lintasan untuk didorong. Oleh karena
itu, sumber penggerak roket bukanlah gaya gesek. Pengoperasian roket tergantung pada hukum
kekekalan momentum seperti yang diterapkan pada sistem partikel, di mana sistem tersebut adalah
roket ditambah bahan bakar yang dikeluarkannya.
2) Roket terbang karena didorong oleh arus gas yang dihasilkan dari tempat pembakaran bahan bakar
dan dikeluarkan di buritan. Gas hasil pembakaran bahan bakar tersebut memperoleh impuls yang
arahnya ke bawah. Karena jumlah impuls konstan maka roket memperoleh impuls yang besarnya
sama, tetapi arahnya ke atas, sehingga roket terdorong ke atas.
3) Asas pendorong roket yang utama adalah hukum kekekalan momentum. Jumlah momentum roket di
landasan sama dengan nol.
4) Saat roket diluncurkan, gas hasil pembakaran disemburkan ke bawah dengan kecepatan tinggi,
sehingga roket terdorong ke atas untuk mengimbangi momentum gas. Sehingga daya dorong roket
dapat dirumuskan menjadi:
dv dM
Daya dorong = M = = v e
dt dt
5) Daya dorong meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan gas buang dan laju perubahan
massa (disebut laju pembakaran) meningkat.
6) Ketika atlet menembakkan senapannya, maka saat peluru lepas akan terjadi ledakan peluru sehingga
senapan terdorong ke belakang. Hal ini disebabkan karena momentum peluru yang keluar dari laras
senapan diimbangi oleh momentum senapan tersebut ketika bergeser ke belakang.
7) Saat atlet penembak sedang mengarahkan senapan ke sasarannya, maka ia harus konsentrasi meme-
gang senapan agar ketika peluru melesat, senapan terdorong sedikit kebelakang tidak ke arah lain.

Refleksi
Pelajari materi asas pendorong roket dan hukum kekekalan momentum pada senapan. Unsur-unsur yang dinilai
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Asas pendorong roket.
Hukum kekekalan momentum pada senapan.
Setelah peserta didik mempelajari tentang asas pendorong roket dan hukum kekekalan momentum pada
senapan, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan
dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan asas pendorong roket.
2. Saya dapat menganalisis asas pendorong roket.
3. Saya dapat mendeskripsikan hukum kekekalan momentum pada senapan.
4. Saya dapat menganalisis hukum kekekalan momentum pada senapan.

selanjutnya.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan mengguna-
kan lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
a. Penilaian Tugas
Tugas yang ada di Bab IV
Soal Tantangan yang ada di Bab IV


Benar Benar Benar
A
B
C
D
...

Skor Peserta Didik
Nilai Riil : × 100
Skor Total Maksimal
Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3

1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif

2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
2= Tepat waktu
1= Terlambat
Jumlah Skor 25
Skor Peserta Didik

Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
2. Penulisan materi

1 = Kurang lengkap
0 = Tidak ada
0 = Tidak ada

2= Cukup aktif
1= Kurang aktif
0= Tidak aktif
Jumlah Skor 20
Skor Peserta Didik
Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
1. Merancang alat
Skor Total

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
35
1. Remedial
Remedial bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi tentang momentum,
hukum kekekalan momentum, impuls, hubungan momentum dan impuls, tumbukan, penerapan hukum
kekekalan momentum agar dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
diselesaikan.

2. Pengayaan
soal yang berkaitan momentum, hukum kekekalan momentum, impuls, hubungan momentum dan impuls,
tumbukan, penerapan hukum kekekalan momentum. Kegiatan pengayaan yang diberikan pada peserta
didik dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
(KKM).
d. Materi pengayaan dapat berupa dinamika sistem partikel dalam bentuk artikel.
Proyek
Materi pembelajaran pada bab ini, diharapkan kalian dapat menganalisis hubungan antara konsep
impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan, serta aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Kerjakan proyek berikut ini.
1. Buatlah tulisan ilmiah tentang Roket ditinjau dari prinsip momentum dan implus. Presentasikan
hasil tulisanmu di depan kelas!
2. Buatlah roket air berbahan (barang bekas) daur ulang, dengan menggunakan prinsip momentum
dan implus. Praktikkan roket air yang telah kalian buat di lapangan atau halaman sekolah kalian!

Nama Proyek : Roket Air
Nama :
Kelas : XI
1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2. Pelaksanaan
d. Analisis Data
3. Laporan Proyek
a. Performa
Total Skor Maks
Komentar Orang Tua:

BAB V DINAMIKA BENDA TEGAR

Materi : BAB V Dinamika Benda Tegar
Fase/Kelas : F/XI

Peserta didik dapat menerapkan konsep torsi, mo- Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada
men inersia, titik berat, dan momentum sudut pada Fase F adalah bergotong royong, kreatif, dan ber-
benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan nalar kritis melalui proses pembelajaran dinamika
sehari-hari. benda tegar.
Peserta didik juga dapat membuat karya yang
menerapkan konsep titik berat dan keseimbangan
benda tegar.
Sarana Prasarana
• LCD proyektor.

Ketersediaan Materi
TIDAK.


Memahami fakta dan konsep tentang dinamika benda tegar seperti berikut.
1) Dinamika rotasi.
2) Momentum sudut.
Bab V Dinamika Benda Tegar 141

3) Keseimbangan benda tegar.
4) Titik berat dan pusat massa.
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi dinamika benda tegar.
b. Gambar-gambar dinamika benda tegar.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan dinamika benda tegar.
Model Pembelajaran
• Portofolio

Tujuan Pembelajaran
1. menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar dalam
kehidupan sehari-hari;
2. menganalisis hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia berdasarkan
hukum II Newton, serta penerapannya dalam masalah benda tegar; serta
3. membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan keseimbangan benda tegar
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran dinamika benda tegar, manfaat apakah yang dirasakan
Pertanyaan Pemantik
Mengapa pemain ice skating menekuk tangannya ketika hendak mempercepat gerakan? Demikian juga
ketika ia ingin memperlambat kecepatan, mengapa ia kembali merentangkan tangannya?

b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan dinamika benda tegar.
Untuk menguasai materi pada Bab V ini, memerlukan 9 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke-37 sampai
Pertemuan 37

mengajukan pertanyaan tentang gerakan memutar pada atlet loncat indah ditinjau secara fisika.

yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan dinamika rotasi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu momen gaya (torsi), kopel, dan
momen kopel.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi momen gaya (torsi), kopel, dan momen
kopel, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal,
pengetahuan, menganalisis materi momen gaya (torsi), kopel, dan momen kopel menggunakan tes
tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu momen gaya (torsi), kopel, dan momen kopel
bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang momen gaya (torsi), kopel, dan momen kopel, peserta didik diminta
untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 175. Selain itu, guru meminta peserta didik
untuk mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang momen gaya (torsi), kopel, dan momen kopel dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Ketika seseorang membuka pintu rumah, artinya orang tersebut memberikan gaya F1 pada daun
pintu sehingga daun pintu berputar pada porosnya. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin
cepat daun pintu itu dibuka. Begitu pula letak pegangan pintu. Jika letak pegangan pintu semakin
dekat dari engsel, maka semakin lambat untuk membuka atau menutup pintu. Sehingga, terlihat
bahwa percepatan sudut pintu tidak hanya berbanding lurus dengan besar gaya, tetapi juga dengan
jarak terdekat (tegak lurus) dari sumbu rotasi ke garis kerja gaya atau disebut dengan lengan gaya.
2) Ketika sebuah gaya diberikan pada benda tegar yang diputar terhadap suatu sumbu, benda cenderung
berotasi terhadap sumbu tersebut. Kecenderungan suatu gaya untuk memutar suatu benda terhadap
suatu sumbu diukur dengan besaran vektor yang disebut momen gaya atau torsi. Jadi, momen gaya
(torsi) merupakan hasil perkalian vektor antara vektor posisi atau lengan gaya (r) dengan vektor gaya
(F).
3) Momen gaya atau torsi adalah besaran vektor, sehingga arahnya tegak lurus terhadap sumbu rotasi
putar benda yang memuat lengan dan gaya.
4) Jika gaya cenderung memutar berlawanan jarum jam, maka momen gaya bertanda positif. Sebaliknya,
jika gaya cenderung memutar searah jarum jam, momen gaya bertanda negatif.
5) Jika gaya F yang bekerja pada jarak r membentuk sudut tidak tegak lurus terhadap sumbu rotasi putar
benda maka besar momen gaya benda tersebut secara matematis dapat ditentukan dengan rumus:
t = Frsin θ
6) Jika gaya F yang bekerja pda jarak r arahnya tegak lurus terhadap sumbu rotasi putar benda (θ = 90°),
maka momen gaya dapat ditulis sebagai berikut.
t=Fr
7) Jika ada dua atau lebih gaya bekerja pada sebuah benda tegar maka akan menghasilkan momen gaya
total, sehingga dapat dirumuskan:
τ = ∑ ( Fi ri )
i
8) Pasangan gaya-gaya yang sejajar dan sama, tetapi berlawanan arah akan mengakibatkan benda berotasi.
Pasangan gaya-gaya seperti ini disebut kopel.
9) Aplikasinya pada kutub-kutub magnet jarum telah bekerja kopel yang mengakibatkan jarum kompas
berotasi.

10) Besarnya kopel dinyatakan dengan momen kopel yang didefinisikan sebagai perkalian antara gaya
dengan jarak kedua gaya. Momen kopel merupakan besaran vektor yang mempunyai arah. Jika rotasi
yang ditimbulkan searah dengan putaran jarum jam maka bernilai positif, sebaliknya bernilai negatif
apabila rotasi yang ditimbulkan berlawanan arah dengan jarum jam.
11) Besar momen kopel dirumuskan sebagai berikut.
M = Fd
12) Apabila pada sebuah benda tegar bekerja beberapa buah kopel sebidang, maka secara matematis
dapat dirumuskan:

( )
M = ∑ F i d i = F 1d 1 + F 2d 2 + ... + F n d n
i
Refleksi
Pelajari materi momen gaya (torsi), kopel, dan momen kopel. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian momen gaya
Momen gaya
Kopel
Momen kopel
Setelah peserta didik mempelajari tentang momen gaya (torsi), kopel, dan momen kopel, peserta didik
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan pengertian momen gaya.
2. Saya dapat menganalisis pengertian momen gaya.
3. Saya dapat mendesripsikan momen gaya.
4. Saya dapat menganalisis momen gaya.
5. Saya dapat mendeskripsikan kopel.
6. Saya dapat menganalisis kopel.
7. Saya dapat menganalisis momen kopel.
8. Saya dapat menganalisis momen kopel.

selanjutnya.

Pertemuan 38

mengajukan pertanyaan tentang gerakan gasing ditinjau secara fisika.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan momen inersia.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu momen inersia partikel terhadap
titik, momen inersia benda tegar dengan massa yang terdistribusi secara kontinu, dan teorema sumbu
sejajar.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi momen inersia partikel terhadap titik,
momen inersia benda tegar dengan massa yang terdistribusi secara kontinu, dan teorema sumbu
sejajar, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal,
pengetahuan, menganalisis materi momen inersia partikel terhadap titik, momen inersia benda tegar
dengan massa yang terdistribusi secara kontinu, dan teorema sumbu sejajar menggunakan tes tertulis
dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu momen inersia partikel terhadap titik, momen inersia
benda tegar dengan massa yang terdistribusi secara kontinu, dan teorema sumbu sejajar dengan
menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang momen inersia partikel terhadap titik, momen inersia benda tegar
dengan massa yang terdistribusi secara kontinu, dan teorema sumbu sejajar, peserta didik diminta untuk
mengerjakan tugas dan menggunakan fitur (Smart Learning) yang ada di buku sesuai dengan materi yang
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang momen inersia partikel terhadap titik, momen inersia benda tegar dengan massa
yang terdistribusi secara kontinu, dan teorema sumbu sejajar dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Salah satu besaran yang penting yang dimiliki benda tegar adalah momen inersia. Momen inersia
sering juga disebut momen kelembaman.
2) Momen inersia partikel terhadap sebuah titik didefinisikan sebagai hasil kali massa partikel dengan
kuadrat jarak antara partikel dengan titik tersebut.
3) Persamaan momen inersia adalah
I = mr2
4) Dalam gerak rotasi, hubungan antara momen gaya τ dengan percepatan sudut α identik dengan
hubungan gaya F dengan massa m dalam gerak translasi.
5) Hubungan antara momen gaya dengan percepatan sudut adalah
t = Iα

6) Apabila terdapat beberapa partikel terhadap titik tertentu, maka jumlah aljabar momen inersia dapat
ditulis sebagai berikut:
Itotal = m1r12 + m2r22 + m3r32 + ... mnr n2 atau Itotal = Σmr2
7) Benda tegar merupakan benda yang tidak mengalami perubahan bentuk atau volume sebagai akibat
bekerjanya gaya pada benda tersebut. Benda tegar dapat diasumsikan terdiri dari kumpulan partikel
yang tersebar secara kontinyu di seluruh bagian benda.
8) Momen inersia benda terhadap titik O dapat dihitung menggunakan rumus:
I = ∫ r 2dm
Sehingga, I = mr2
9) Teorema sumbu sejajar menyatakan bahwa momen inersia terhadap sumbu sembarang I, di mana
sumbu sembarang tersebut sejajar dengan sumbu rotasi yang melalui pusat massa benda. Secara
I = Ipm + md2
Refleksi
Pelajari materi yaitu momen inersia partikel terhadap titik, momen inersia benda tegar dengan massa yang terdistribusi
secara kontinu, dan teorema sumbu sejajar. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Momen inersia
Momen inersia partikel terhadap titik
Momen inersia benda tegar dengan massa terdistribusi secara
kontinu
Teorema sumbu sejajar
Setelah peserta didik mempelajari tentang momen inersia partikel terhadap titik, momen inersia benda
tegar dengan massa yang terdistribusi secara kontinu, dan teorema sumbu sejajar, peserta didik diminta
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan momen inersia.
2. Saya dapat menganalisis momen inersia.
3. Saya dapat mendeskripsikan momen inersia partikel terhadap titik.
4. Saya dapat menganalisis momen inersia partikel terhadap titik.
5. Saya dapat mendeskripsikan momen inersia benda tegar dengan massa terdistribusi secara
kontinu.
6. Saya dapat menganalisis momen inersia benda tegar dengan massa terdistribusi secara
kontinu.
7. Saya dapat menganalisis teorema sumbu sejajar.
8. Saya dapat menganalisis teorema sumbu sejajar.

selanjutnya.
Pertemuan 39

mengajukan pertanyaan tentang gerak menggelinding dalam kehidupan sehari-hari.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan gerak mengge-
linding.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak menggelinding pada bidang datar.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak menggelinding pada bidang datar, baik
menganalisis materi gerak menggelinding pada bidang datar menggunakan tes tertulis dan kompe-
tensi terkait keterampilan, yaitu gerak menggelinding pada bidang datar dengan menekankan pada
pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang gerak menggelinding pada bidang datar, peserta didik diminta untuk
mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang gerak menggelinding pada bidang datar dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Benda yang menggelinding tanpa selip bergantung pada gesekan statis karena titik kontak benda
dengan bidang tempat benda menggelinding dalam keadaan diam setiap saat.
2) Sebuah benda yang menggelinding tanpa selip melibatkan gerak rotasi dan gerak translasi. Jika
kecepatan linear roda v dan kecepatan sudut ω, maka hubungan keduanya adalah
v = ωr.
3) Sebuah silinder pejal berupa silinder dengan massa m dan jari-jari r diberi gaya F sehingga tersebut
menggelinding sepanjang bidang horizontal. Jika gaya gesek statis antara silinder dengan batang
horizontal fs, pada gerak silinder berlaku persamaan-persamaan berikut.
Gerak tranlasi silinder:
F – fs = ma
Gerak rotasi silinder:
τ = Iα
4) Torsi penyebab gerak rotasi silinder hanya ditimbulkan oleh gaya gesek statis.
τ = rfs

5) Jika besarnya fs melebihi besarnya gaya gesek statis, maka sistem akan tergelincir (selip).
6) Percepatan gerak translasi:
2F
a=
3m
Refleksi
Pelajari materi yaitu gerak menggelinding pada bidang datar. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gerak menggelinding
Gerak menggelinding pada bidang datar
Setelah peserta didik mempelajari tentang gerak menggelinding pada bidang datar, peserta didik diminta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan gerak menggelinding.
2. Saya dapat menganalisis gerak menggelinding.
3. Saya dapat mendeskripsikan gerak menggelinding pada bidang datar.
4. Saya dapat menganalisis gerak menggelinding pada bidang datar.
5. Saya dapat menganalisis gerak translasi silinder.
6. Saya dapat menganalisis gerak rotasi silinder.
7. Saya dapat menganalisis torsi penyebab gerak rotasi
8. Saya dapat menganalisis percepatan gerak translasi.

selanjutnya.
Pertemuan 40


mengajukan pertanyaan tentang gerak menggelinding pada bidang miring.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan gerak meng-
gelinding.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak menggelinding pada bidang
miring.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak menggelinding pada bidang miring, baik
menganalisis materi gerak menggelinding pada bidang miring menggunakan tes tertulis dan kompe-
tensi terkait keterampilan, yaitu gerak menggelinding pada bidang miring dengan menekankan pada
Sebelum mempelajari materi tentang gerak menggelinding pada bidang miring, peserta didik diminta
Pembelajaran tentang gerak menggelinding pada bidang miring dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Sebuah silinder pejal dengan massa m, jari-jari r, dan percepatan gravitasi g menggelinding pada
bidang miring yang kasar tanpa selip. Pada sistem ini, penyebab gerak translasi adalah komponen gaya
berat silinder pejal pada arah bidang miring. Sudut kemiringan bidang terhadap horizontal adalah θ.
Benda tersebut menggelinding dengan gaya gesek f sehingga bergerak tanpa selip.
2) Persamaan-persamaan gerak benda dapat ditentukan sebagai berikut.
a) Komponen gaya berat silinder sejajar bidang miring (sumbu x):
wx = mg sin θ
b) Komponen gaya berat silinder tegak lurus bidang miring (sumbu y):
wy = mg cos θ
Gaya normal pada silinder:
N = wy = mg cos θ
Gerak translasi silinder yang tidak mengalami selip:
mg sin θ – fs = ma
Gerak rotasi silinder:
a
τ=I
r
Torsi penyebab gerak rotasi silinder hanya ditimbulkan oleh gaya gesekan statis, maka:
τ = rfs
Percepatan gerak translasi silinder menjadi:
mg sin θ
a=
1
+m
r2
Gerak silinder yang mengalami selip berlaku:
mg sin θ – fk = ma

Refleksi
Pelajari materi yaitu gerak menggelinding pada bidang miring. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gerak menggelinding
Gerak menggelinding pada bidang miring
Setelah peserta didik mempelajari tentang gerak menggelinding pada bidang miring, peserta didik diminta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................
3. Saya dapat mendeskripsikan gerak menggelinding pada bidang miring.
4. Saya dapat menganalisis gerak menggelinding pada bidang miring.
5. Saya dapat menganalisis komponen gaya berat pada bidang miring.
6. Saya dapat menganalisis gaya normal silinder.
7. Saya dapat menganalisis gerak silinder tanpa selip.
8. Saya dapat menganalisis gerak rotasi silinder.
9. Saya dapat menganalisis percepatan gerak translasi silinder.
10. Saya dapat menganalisis gerak silinder yang mengalami selip.

selanjutnya.
Pertemuan 41

mengajukan pertanyaan tentang energi kinetik gerak menggelinding.
(seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan gerak
menggelinding.

6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu energi kinetik gerak menggelinding.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi energi kinetik gerak menggelinding, baik kom-
petensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan
nilai-nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganali-
sis materi energi kinetik gerak menggelinding menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keter-
ampilan, yaitu energi kinetik gerak menggelinding dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai
karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang energi kinetik gerak menggelinding, peserta didik diminta untuk
Pembelajaran tentang energi kinetik gerak menggelinding dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Sebuah roda bermassa m bergerak melingkar dengan kelajuan linier v. Energi kinetik translasi benda
tersebut adalah
1
EkT = mv 2
2
2) Jika roda tersebut berjari-jari r, hubungan kecepatan linear dan rotasi adalah v = ωr, sehingga energi
kinetik rotasi benda menjadi:
1
EkR = I ω 2
2
3) Besar energi kinetik benda yang menggelinding adalah
Ek = EkT + EkR
1 1
Ek = mv 2 + I ω 2
2 2
Refleksi
Pelajari materi yaitu energi kinetik gerak menggelinding. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gerak menggelinding
Energi kinetik gerak menggelinding
Setelah peserta didik mempelajari tentang energi kinetik gerak menggelinding, peserta didik diminta
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

3. Saya dapat mendeskripsikan energi kinetik translasi pada benda menggelinding.
4. Saya dapat menganalisis energi kinetik translasi pada benda menggelinding.
5. Saya dapat mendeskripsikan energi kinetik rotasi pada benda menggelinding.
6. Saya dapat menganalisis energi kinetik rotasi pada benda menggelinding.

7. Saya dapat mendeskripsikan energi kinetik total pada benda menggelinding.
8. Saya dapat menganalisis energi kinetik total pada benda menggelinding.

selanjutnya.
Pertemuan 42

mengajukan pertanyaan tentang gerak katrol.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan katrol.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu katrol.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi katrol, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi katrol menggunak-
an tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu katrol dengan menekankan pada pengem-
bangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang katrol, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku
teks pada halaman 190. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas dan menggunakan
Pembelajaran tentang katrol dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Misalkan sebuah katrol berputar dipengaruhi gaya F yang menyinggung permukaan katrol dan be-
sarnya tetap pada sumbunya. Terhadap sumbu putar, gaya ini menghasilkan torsi yang besarnya τ =
Fr. Torsi ini memberikan percepatan sudut pada katrol.
2) Apabila katrol disangkutkan tali yang pada ujung-ujungnya diikatkan beban masingmasing dengan
massa m1 dan m2. Gaya berat kedua beban menimbulkan tegangan tali masing-masing T1 dan T2.
Dengan anggapan bahwa antara katrol dan dengan tali tidak terjadi selip, torsi resultan pada katrol
adalah
Sτ = rT1 – rT2

3) Rotasi katrol terkait dengan gerak m1 dan m2. Jika m1 bergerak turun, maka m2 bergerak naik dan katrol
berotasi searah putaran jarum jam. Percepatan linear gerak tali sama dengan percepatan gerak m1 dan
m2, sehingga hubungannya dengan percepatan sudut gerak rotasi katrol adalah
a = αr
4) Gerak kedua beban m1 dan m2 berlaku hukum II Newton, sehingga dapat dinyatakan dengan Persa-
maan:
m1g – T1 = m1a
T2 – m2g = m2a
5) Jika pada sistem ini, katrol dapat diabaikan, berarti torsi resultan pada katrol τ = 0. Dalam hal ini,
tegangan tali sebelah kiri dan kanan katrol bernilai sama, yaitu T1 = T2.
Refleksi
Pelajari materi yaitu katrol. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gerak menggelinding
Katrol
Setelah peserta didik mempelajari tentang katrol, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

3. Saya dapat mendeskripsikan gerak katrol.
4. Saya dapat menganalisis gerak katrol.
5. Saya dapat menganalisis resultan torsi pada katrol.
6. Saya dapat menganalisis percepatan sudut rotasi katrol.
7. Saya dapat menganalisis tegangan tali pada sistem katrol.

selanjutnya.

Pertemuan 43

mengajukan pertanyaan tentang gerakan penari balet.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan momentum
sudut.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu momentum sudut dan hukum
kekekalan momentum.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi momentum sudut dan hukum kekekalan
momentum, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal,
pengetahuan, menganalisis materi momentum sudut dan hukum kekekalan momentum menggunakan
tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu momentum sudut dan hukum kekekalan
momentum dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong
royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang momentum sudut dan hukum kekekalan momentum, peserta didik
Pembelajaran tentang momentum sudut dan hukum kekekalan momentum dapat dipelajari melalui materi
berikut.
1) Jika sebuah benda bermassa m berotasi pada sumbu tetap dengan kecepatan sudut ω akan memiliki
momen inersia. Benda tersebut memiliki momentum sudut. Besar momentum sudut adalah
L=Iω
2) Momentum sudut adalah besaran vektor yang arahnya selalu tegak lurus bidang lingkaran yang
dibentuk oleh benda yang berotasi. Untuk menentukan arah momentum sudut L, dapat digunakan
dengan aturan tangan kanan.
3) Jika arah genggaman jari-jari tangan kanan menunjukkan arah gerak rotasi benda, maka arah ibu jari
menunjukkan arah vektor momentum sudut.
4) Momentum sudut benda tidak berubah terhadap waktu.
5) Hukum kekekalan momentum sudut dinyatakan jika tidak ada torsi atau momen gaya dari luar, maka
jumlah momentum sudut sistem yang berputar selalu tetap konstan.
6) Sesuai dengan hukum kekalan momentum sudut, didapatkan bahwa
L1 = L2 atau I ω = konstan

Refleksi
Pelajari materi yaitu momentum sudut dan hukum kekekalan momentum. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Momentum sudut
Hukum kekekalan momentum
Setelah peserta didik mempelajari tentang katrol, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan momentum sudut.
2. Saya dapat menganalisis momentum sudut.
3. Saya dapat mendeskripsikan hukum kekekalan momentum.
5. Saya dapat menganalisis penerapan hukum kekekalan momentum sudut dalam kehidupan
sehari-hari.

selanjutnya.
Pertemuan 44

mengajukan pertanyaan tentang keseimbangan dalam rancangan bangunan.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan keseimbangan
benda tegar.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu keseimbangan partikel, syarat
keseimbangan benda tegar, dan jenis-jenis keseimbangan.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi keseimbangan partikel, syarat keseimbangan
benda tegar, dan jenis-jenis keseimbangan, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan
observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, bernalar
kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi keseimbangan partikel, syarat

keseimbangan benda tegar, dan jenis-jenis keseimbangan menggunakan tes tertulis dan kompetensi
terkait keterampilan, yaitu keseimbangan partikel, syarat keseimbangan benda tegar, dan jenis-jenis
keseimbangan dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong
royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang keseimbangan partikel, syarat keseimbangan benda tegar, dan jenis-
jenis keseimbangan, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 196.
Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas dan menggunakan fitur Smart Learning
Pembelajaran tentang keseimbangan partikel, syarat keseimbangan benda tegar, dan jenis-jenis keseim-
bangan dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuk walaupun ditekan atau ditarik oleh gaya. Yang
dimaksud keseimbangan benda di sini adalah suatu keadaan di mana benda dalam keadaan diam
(tidak bergerak translasi maupun gerak rotasi).
2) Agar sebuah titik atau partikel seimbang, maka harus dipenuhi syarat bahwa jumlah gaya yang bekerja
pada partikel harus sama dengan nol. Secara matematis dapat ditulis: ΣF = 0.
3) Syarat keseimbangan partikel dapat ditulis:
ΣFx = 0
ΣFy = 0
4) Syarat keseimbangan benda tegar:
a) Percepatan gerak translasi pusat massa benda sama dengan nol. Benda disebut juga dalam
keseimbangan translasi. Sesuai dengan hukum II Newton, resultan gaya pada benda harus sama
dengan nol.
ΣF = 0
Pada kondisi ini, kemungkinan benda adalah diam (keseimbangan statis) atau bergerak dengan
kecepatan linear tetap (keseimbangan dinamis).
b) Kecepatan sudut terhadap sumbu rotasi yang tetap α sama dengan nol. Benda disebut juga
keseimbangan rotasi. Sesuai dengan hukum II Newton maka resultan torsi pada benda sama
dengan nol.
Στ = 0
Pada kondisi ini kemungkinan benda adalah diam (keseimbangan statis) atau berotasi dengan
kecepatan sudut tetap (keseimbangan dinamis).
5) Jenis-jenis keseimbangan sebagai berikut.
a) Keseimbangan stabil adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke posisi semula saat benda
diberi gangguan.
b) Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang bersifat tidak tetap.
c) Keseimbangan netral terjadi jika benda mendapatkan gangguan di mana tidak memengaruhi
letak titik berat benda, tetapi benda berada di posisinya yang baru.
Refleksi
Pelajari materi yaitu keseimbangan partikel, syarat keseimbangan benda tegar, dan jenis-jenis keseimbangan.
(asesmen produk).

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Keseimbangan benda tegar
Syarat keseimbangan benda tegar
Keseimbangan partikel
Jenis-jenis keseimbangan
Setelah peserta didik mempelajari tentang keseimbangan partikel, syarat keseimbangan benda tegar,
dan jenis-jenis keseimbangan, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan keseimbangan benda tegar.
2. Saya dapat menganalisis keseimbangan benda tegar.
3. Saya dapat mendeskripsikan syarat keseimbangan benda tegar.
4. Saya dapat menganalisis syarat keseimbangan benda tegar.
5. Saya dapat mendeskripsikan keseimbangan partikel.
6. Saya dapat menganalisis keseimbangan partikel.
7. Saya dapat mendeskripsikan jenis-jenis keseimbangan.
8. Saya dapat menganalisis jenis-jenis keseimbangan.

selanjutnya.
Pertemuan 45

mengajukan pertanyaan tentang posisi titik berat pada benda.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan titik berat dan
pusat massa.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu titik berat dan pusat massa.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi titik berat dan pusat massa, baik kompetensi

titik berat dan pusat massa menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
titik berat dan pusat massa dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain:
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang titik berat dan pusat massa, peserta didik diminta untuk mengamati
Aktivitas Sains dan menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang
diajarkan.
Pembelajaran tentang titik berat dan pusat massa dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Apabila benda berbentuk kawat atau batang homogen, maka koordinat titik berat dapat dituliskan
sebagai berikut:
Sumbu x:
xo =
∑ x i l i = (x 1l 1 + x 2l 2 + ... + x n l n )
∑li l 1 + l 2 + ... + l n
Pada sumbu y:
yo =
∑ yi l i = ( y1l 1 + y 2l 2 + ... + yn l n )
∑li l 1 + l 2 + ... + l n
2) Benda homogen berbentuk bidang.
Sumbu x:
xo =
∑ x i Ai = (x 1 A1 + x 2 A2 + ... + x n An )
∑ Ai A1 + A2 + ... + An
Pada sumbu y:
yo =
∑ yi Ai = ( y1 A1 + y 2 A2 + ... + yn An )
∑ Ai A1 + A2 + ... + An
3) Koordinat titik berat bentuk volume.
Sumbu x:
xo =
∑ x iVi = (x 1V1 + x 2V2 + ... + x nVn )
∑Vi V1 + V2 + ... + Vn
Pada sumbu y:
yo =
∑ yiVi = ( y1V1 + y 2V2 + ... + ynVn )
∑Vi V1 + V2 + ... + Vn
4) Pusat koordinat titik pusat massa dapat ditentukan dengan persamaan:
X pm =
∑ mi x i
∑ mi
5) Benda yang berbentuk bidang, pusat massanya dalam Y dapat ditentukan dengan rumus:
Y pm =
∑ mi y i
∑ mi
Koordinat pusat massa pada benda bidang yaitu
pm = (Xpm ; Ypm)

Refleksi
Pelajari materi yaitu titik berat dan pusat massa . Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Titik berat
Pusat massa
Setelah peserta didik mempelajari tentang titik berat dan pusat massa, peserta didik diminta menuliskan
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan koordinat titik berat batang homogen.
2. Saya dapat menganalisis koordinat titik berat batang homogen.
3. Saya dapat mendeskripsikan koordinat titik berat bentuk luasan.
4. Saya dapat menganalisis koordinat titik berat bentuk luasan.
5. Saya dapat mendeskripsikan koordinat titik berat bentuk volume.
6. Saya dapat menganalisis koordinat titik berat bentuk volume.
7. Saya dapat mendeskripsikan pusat massa.
8. Saya dapat menganalisis pusat massa.

selanjutnya.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
a. Penilaian Tugas
Tugas yang ada di Bab V
Soal Tantangan yang ada di Bab V


Benar Benar Benar
A
B
C
D
...

Skor Peserta Didik
Nilai Riil : × 100
Skor Total Maksimal
Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3

1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif
2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
2= Tepat waktu
1= Terlambat
Jumlah Skor 25
Skor Peserta Didik

Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
2. Penulisan materi

1 = Kurang lengkap
0 = Tidak ada

0 = Tidak ada
2= Cukup aktif
1= Kurang aktif
0= Tidak aktif
Jumlah Skor 20
Skor Peserta Didik
Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
1. Merancang alat
Skor Total

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
35

1. Remedial
Remedial bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi tentang dinamika rotasi,
momentum sudut, keseimbangan benda tegar, titik berat, dan pusat massa agar dapat memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
diselesaikan.
2. Pengayaan
soal yang berkaitan dinamika rotasi, momentum sudut, keseimbangan benda tegar, titik berat, dan pusat
massa. Kegiatan pengayaan yang diberikan pada peserta didik dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut.
(KKM).
d. Materi pengayaan dapat berupa dinamika benda tegar dalam bentuk artikel.
Proyek
Bersama dengan kelompok kalian, buatlah karya tentang dinamika benda tegar yang dapat diaplikasikan
pada kehidupan sehari-hari. Analisislah hasil karya kalian berdasarkan konsep dinamika benda tegar.
Presentasikan hasil karya kalian di depan kelas!

Nama Proyek : Dinamika Benda Tegar
Nama :
Kelas : XI
1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul

2. Pelaksanaan
d. Analisis Data
3. Laporan Proyek
a. Performa
Total Skor Maks
Komentar Orang Tua:

BAB VI MEKANIKA FLUIDA

Materi : BAB VI Mekanika Fluida
Fase/Kelas : F/XI

Peserta didik dapat menerapkan hukum-hukum Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada
fluida statis dalam kehidupan sehari-hari. Peserta Fase F adalah bergotong royong, kreatif, dan ber-
didik dapat menerapkan prinsip fluida dinamis dalam nalar kritis melalui proses pembelajaran mekanika
teknologi. Selain itu, peseeta didik merencanakan, fluida.
melalukan perocobaan, dan menguji hasil percobaan
sederhana yang menerapkan prinsip dinamika fluida.
Sarana Prasarana
• LCD proyektor.

Ketersediaan Materi
TIDAK.


Memahami fakta dan konsep tentang mekanika fluida seperti berikut.
1) Fluida statis.
2) Fluida dinamis.
Bab VI Mekanika Fluida 175

a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi mekanika fluida.
b. Gambar-gambar fluida statis dan fluida dinamis.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan fluida statis dan fluida dinamis.
Model Pembelajaran
• Portofolio
Tujuan Pembelajaran
1. menerapkan prinsip hidrostatika, hukum Pascal, hukum Archimedes, persamaan kontinuitas, dan
hukum Bernoulli; serta
2. menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan fluida dinamis serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran mekanika fluida, manfaat apakah yang dirasakan olehnya?
Pertanyaan Pemantik
Bagaimana prinsip kerja pesawat terbang? Bagaimana gaya angkat pesawat saat take-off atau saat landing?

b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan mekanika fluida.
Untuk menguasai materi pada Bab VI ini, memerlukan 10 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke-46 sampai
Pertemuan 46

mengajukan pertanyaan tentang fluida.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan fluida statis.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu tekanan, massa jenis, dan tekanan
hidrostatik.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi tekanan, massa jenis, dan tekanan hidrostatik,
pengetahuan, menganalisis materi tekanan, massa jenis, dan tekanan hidrostatik menggunakan tes
tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu tekanan, massa jenis, dan tekanan hidrostatik

Sebelum mempelajari materi tentang tekanan, massa jenis, dan tekanan hidrostatik, peserta didik diminta
untuk mengerjakan tugas dan menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan materi
yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang tekanan, massa jenis, dan tekanan hidrostatik dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Fluida adalah kumpulan molekul yang disusun secara acak yang disatukan oleh gaya kohesi yang lemah.
2) Fluida statis merupakan fluida atau zat cair dalam keadaan diam.
3) Gaya per satuan luas pada permukaan benda pada kedalaman yang sama disebut dengan tekanan
fluida. Secara matematis dapat dituliskan:
F
P=
A
4) Massa jenis didefinisikan sebagai massa per satuan volume, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut.
m
ρ=
V
5) Tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh kedalaman zat cair. Persamaan tekanan hidrostatik dituliskan:
P = ρgh
6) Tekanan pada bejana juga dipengaruhi oleh tekanan atmosfer. Jika tekanan atmosfer P0 , maka
tekanan mutlak pada bejana atau titik dengan kedalaman h adalah
P = P0 + ρgh
7) Gaya hidrostatik pada alas bejana dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
F = ρghA
8) Hukum utama hidrostatika menyatakan bahwa tekanan pada semua titik yang memiliki kedalaman
sama dalam satu jenis zat cair maka akan memiliki tekanan hidrostatik yang sama dan tidak tergantung
pada wadah atau bejana fluida.
Refleksi
Pelajari materi tekanan, massa jenis, dan tekanan hidrostatik. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Fluida statis
Tekanan
Massa jenis
Tekanan hidrostatik
Setelah peserta didik mempelajari tentang tekanan, massa jenis, dan tekanan hidrostatik, peserta didik
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan fluida.
2. Saya dapat menganalisis fluida.
3. Saya dapat mendesripsikan fluida statis.
4. Saya dapat menganalisis fluida statis.
5. Saya dapat menganalisis tekanan.
6. Saya dapat menganalisis massa jenis.

7. Saya dapat mendeskripsikan tekanan hidrostatik.
8. Saya dapat menganalisis tekanan hidrostatik.

selanjutnya.
Pertemuan 47

mengajukan pertanyaan tentang alat ukur tekanan.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu pengukuran tekanan dan hukum
Pascal.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi pengukuran tekanan dan hukum Pascal, baik
menganalisis materi pengukuran tekanan dan hukum Pascal menggunakan tes tertulis dan kompe-
tensi terkait keterampilan, yaitu pengukuran tekanan dan hukum Pascal dengan menekankan pada
Sebelum mempelajari materi tentang pengukuran tekanan dan hukum Pascal, peserta didik diminta untuk
Pembelajaran tentang pengukuran tekanan dan hukum Pascal dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Ada beberapa jenis alat ukur tekanan, yaitu barometer, manometer tabung terbuka, dan manometer
tabung tertutup.
2) Barometer digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan gas di ruang terbuka, sedangkan
manometer digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan dalam ruang tertutup.
3) Barometer merupakan sebuah tabung panjang tertutup pada salah satu ujungnya diisi dengan air
raksa dan kemudian dibalik menjadi piringan air raksa.

4) Ujung tabung yang tertutup hampir vakum, sehingga tekanan di bagian atas kolom air raksa dapat
dianggap nol. Tekanan di titik A kolom air raksa, harus sama dengan tekanan di titik B. Jika ini
tidak terjadi, akan ada gaya total yang akan memindahkan merkuri dari satu titik ke titik lain sampai
keseimbangan tercapai. Karena tekanan atmosfer bervariasi dan ketinggian kolom merkuri bervariasi,
maka ketinggian dapat dikalibrasi untuk mengukur tekanan atmosfer.
5) Alat untuk mengukur tekanan gas yang terkandung dalam bejana adalah manometer tabung terbuka.
Salah satu ujung tabung berbentuk U yang berisi cairan terbuka ke atmosfer dan ujung lainnya
terhubung ke sistem tekanan P yang diukur. Tekanan di titik A dan B harus sama. Jika tidak sama,
maka bagian lengkung tabung cairan akan mengalami gaya total dan akan dipercepat. Tekanan di
A adalah tekanan gas dari atmosfer. Perbedaan absolute tekanan P dan tekanan atmosfer P0 adalah
tekanan gauge.
P = Pgauge + P0
6) Hukum Pascal menyatakan bahwa perubahan tekanan yang diterapkan pada fluida akan diteruskan
ke setiap titik fluida dan dinding wadah tanpa adanya pengurangan tekanan.
7) Persamaan hukum Pascal adalah
F1 F
= 2
A1 A2
8) Hukum Pascal diaplikasikan dalam bidang lift mobil, rem hidrolik, dongkrak hidrolik, dan forklift.
Refleksi
Pelajari materi pengukuran tekanan dan hukum Pascal. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengukuran tekanan
Hukum Pascal
Setelah peserta didik mempelajari tentang pengukuran tekanan dan hukum Pascal, peserta didik diminta
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis pengukuran tekanan.
2. Saya dapat menganalisis prinsip kerja barometer.
3. Saya dapat menganalisis prinsip kerja manometer.
4. Saya dapat menganalisis tekanan gauge.
5. Saya dapat mendeskripsikan hukum Pascal.
6. Saya dapat menganalisis hukum Pascal.

selanjutnya.

Pertemuan 48

mengajukan pertanyaan tentang apabila gabus ditekan ke air, apa yang akan terjadi?
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum Archimedes.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum Archimedes, baik kompetensi sikap
(Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai kara-
kter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi
hukum Archimedes menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu hukum
Archimedes dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong roy-
ong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang hukum Archimedes, peserta didik diminta untuk mengamati gambar
dalam buku teks pada halaman 231. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas dan
Pembelajaran tentang hukum Archimedes dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Gaya ke atas yang diberikan fluida pada benda yang tercelup disebut gaya apung (FA).
2) Gaya berat benda di air, yaitu
wair = w – FA
3) Hukum Archimedes menyatakan bahwa sebuah benda di dalam fluida memiliki gaya apung sebanding
dengan berat fluida yang dipindahkan.
4) Gaya apung benda adalah
FA = ρgV
5) Benda tenggelam karena gaya berat batu lebih besar daripada gaya apungnya (w > FA), sehingga batu
tenggelam ke dasar air. Karena w > FA maka massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis air
(ρbenda = ρfluida).
6) Benda melayang karena gaya berat benda sama dengan gaya apung fluida (w = FA), sehingga massa
jenis zat cair atau fluida sama dengan massa jenis benda yang tercelup (ρbenda = ρfluida).
7) Benda mengapung, gaya berat benda lebih kecil daripada gaya apung zat cair atau fluida (w < FA). Hal
ini disebabkan massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis fluida (ρbenda < ρfluida).
Refleksi
Pelajari materi hukum Archimedes. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hukum Archimedes
Tenggelam
Melayang
Terapung
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum Archimedes, peserta didik diminta menuliskan Profil
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis hukum Archimedes.
2. Saya dapat menganalisis gaya berat benda di air.
3. Saya dapat menganalisis gaya apung benda.
4. Saya dapat menganalisis benda tenggelam.
5. Saya dapat menganalisis benda melayang.
6. Saya dapat menganalisis benda mengapung.

selanjutnya.
Pertemuan 49

mengajukan pertanyaan tentang serangga yang dapat berjalan di atas air.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu tegangan permukaan dan kapilaritas.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi tegangan permukaan dan kapilaritas, baik
nilai-nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis
materi tegangan permukaan dan kapilaritas menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait
keterampilan, yaitu tegangan permukaan dan kapilaritas dengan menekankan pada pengembangan
nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Sebelum mempelajari materi tentang tegangan permukaan dan kapilaritas, peserta didik diminta untuk
Pembelajaran tentang tegangan permukaan dan kapilaritas dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Tegangan permukaan merupakan sifat permukaan suatu zat cair yang berperilaku seperti lapisan kulit
tipis yang lentur akibat pengaruh tegangan. Pengaruh tegangan tersebut disebabkan oleh adanya gaya
tarikmenarik antarmolekul di permukaan zat cair tersebut. Karena permukaan zat cair mirip dengan
kulit tipis yang lentur, maka permukaan zat cair menarik benda pada tepinya dengan gaya yang sejajar
permukaan.
2) Besarnya gaya tarik-menarik antarmolekul oleh permukaan zat cair dapat dituliskan sebagai berikut.
F = γL
3) Gaya tarik antarmolekul dari zat yang sama adalah gaya kohesi. Misalnya, gaya tarik antarmolekul
fluida atau antaratom zat padat.
4) Gaya tarik antarmolekul zat yang berbeda disebut gaya adhesi. Contoh gaya adhesi adalah gaya tarik
antara molekul fluida dengan atom pada dinding zat padat.
5) Gejala permukaan zat cair yang melengkung di dalam bejana adalah meniskus. Ada dua jenis meniskus,
yaitu cekung dan cembung.
6) Meniskus cekung terjadi jika gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi. Sudut kontak pada
permukaan air di bejana kurang dari 90o. Cairan yang membentuk permukaan cekung dikatakan
sebagai cairan yang membasahi dinding karena ketika cairan tersebut dibuang dari wadahnya maka
dinding wadah tampak basah.
7) Meniskus cembung terjadi jika gaya adhesi lebih kecil daripada gaya kohesi, sehingga sudut kontak
permukaan raksa pada pipa lebih dari 90°. Cairan yang membentuk permukaan cembung dikatakan
sebagai cairan yang tidak membasahi dinding. Ketika cairan tersebut dibuang dari wadah, dinding
tampak kering.
8) Kapilaritas merupakan gejala naik atau turunnya permukaan zat cair di dalam pipa kapiler. Untuk
cairan yang menghasilkan sudut kontak kurang dari 90° seperti air di dalam pipa kapiler, maka adhesi
antara molekul air di dalam pipa kapiler lebih besar daripada kohesinya, sehingga memiliki komponen
yang arahnya ke atas sehingga cairan akan naik ke atas. Cairan akan berhenti naik bila besarnya gaya
tegangan permukaan sudah dapat diimbangi oleh berat zat cair yang naik ke atas.
9) Persamaan yang menyatakan naik atau turunnya zat cair dalam kapiler adalah
2γ cos θ
y=
ρrg
Refleksi
Pelajari materi tegangan permukaan dan kapilaritas. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Tegangan permukaan
Kapilaritas

Setelah peserta didik mempelajari tentang tegangan permukaan dan kapilaritas, peserta didik diminta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis tegangan permukaan.
2. Saya dapat menganalisis gaya kohesi. Saya dapat menganalisis gaya kohesi.
3. Saya dapat menganalisis gaya adhesi.
4. Saya dapat menganalisis meniskus.
5. Saya dapat menganalisis meniskus cekung.
6. Saya dapat menganalisis meniskus cembung.
7. Saya dapat menganalisis kapilaritas.

selanjutnya.
Pertemuan 50

mengajukan pertanyaan tentang kekentalan zat cair di sekitar.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu viskositas dan hukum Stokes.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi viskositas dan hukum Stokes, baik kompetensi
viskositas dan hukum Stokes menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
viskositas dan hukum Stokes dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
lain: bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang viskositas dan hukum Stokes, peserta didik diminta untuk
mengerjakan Aktivitas Sains dalam buku teks pada halaman 236. Selain itu, guru meminta peserta didik
Pembelajaran tentang viskositas dan hukum Stokes dapat dipelajari melalui materi berikut.

1) Kekentalan suatu zat cair diistilahkan dengan viskositas.
2) Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai gaya gesek pada fluida.
3) Viskositas zat cair dapat diketahui melalui silinder diberi poros yang dibuat sangat licin (gesekan
dapat diabaikan), sehingga dapat berputar secara kosentris di dalam bejana berbentuk silinder yang
berisi zat cair. Gaya pemutar diberikan pada silinder dalam oleh sistem katrol beban. Ketika beban
dijatuhkan, silinder dalam berputar dan mendapat kecepatan sesaat. Setelah selang waktu yang singkat,
silinder dalam akan tetap berputar dengan kecepatan konstan selama beban masih bergerak. Dengan
mengukur kopel silinder dan kecepatan sudut silinder, viskositas zat cair dapat ditentukan.
4) Jika fluida memiliki viskositas, maka timbul gaya gesekan terhadap benda yang disebut gaya Stokes.
5) Fluida ideal memiliki viskositas nol mengalir melewati bola atau bola melewati di dalam fluida yang
diam. Garis-garis arus fluida membentuk pola simetris sempurna di sekeliling bola.
6) Persamaan gaya Stokes adalah
Fs = 6πηrv
7) Koefisien viskositas bola adalah
2 r2g
η= (ρ ′ − ρ )
9 v
Refleksi
Pelajari materi viskositas dan hukum Stokes. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Viskositas
Hukum Stokes
Setelah peserta didik mempelajari tentang viskositas dan hukum Stokes, peserta didik diminta menuliskan
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis viskositas.
2. Saya dapat menganalisis gaya Stokes.
3. Saya dapat menganalisis koefisien viskositas bola.
4. Saya dapat menganalisis viskositas di sekitar.
5. Saya dapat menganalisis gaya Stokes di sekitar.

selanjutnya.

Pertemuan 51

mengajukan pertanyaan tentang aliran air di sekitar.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan fluida dinamis.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu fluida ideal dan kontinuitas.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi fluida ideal dan kontinuitas, baik kompetensi
karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis ma-
teri fluida ideal dan kontinuitas menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
fluida ideal dan kontinuitas dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain:
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang fluida ideal dan kontinuitas, peserta didik diminta untuk mengamati
Pembelajaran tentang fluida ideal dan kontinuitas dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Fluida dinamis adalah fluida yang bergerak.
2) Fluida ideal memiliki kekentalan sama dengan nol, sehingga tidak ada gesekan akibat alirannya dalam
sebuah pipa atau bejana.
3) Pada aliran laminer, sifat alirannya teratur, tidak saling memotong, dan laju alirannya cenderung kon-
stan. Pola aliran laminer mengikuti pola garis air atau garis arus tertentu.
4) Aliran turbulen mempunyai aliran yang tidak teratur dan lajunya beragam.
5) Banyaknya volume fluida yang mengalir per satuan waktu disebut debit. Secara matematis debit (Q)
dapat ditulis sebagai berikut.
V
Q=
t
6) Debit juga didefinisikan sebagai kecepatan aliran fluida yang mengalir pada suatu luas penampang A,
atau secara matematis dirumuskan dengan
Q = Av
7) Persamaan kontinuitas dituliskan:
A1v1 = A2v2
Refleksi
Pelajari materi fluida ideal dan kontinuitas. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Fluida dinamis
Fluida ideal
Kontinuitas
Setelah peserta didik mempelajari tentang fluida ideal dan kontinuitas, peserta didik diminta menuliskan
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis fluida dinamis.
2. Saya dapat menganalisis fluida ideal.
3. Saya dapat menganalisis aliran luminer dan aliran turbulen.
4. Saya dapat menganalisis debit.
5. Saya dapat menganalisis kontinuitas.

selanjutnya.
Pertemuan 52

mengajukan pertanyaan tentang aliran fluida yang melewati permukaan berbeda dan ketinggian yang
berbeda.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum Bernoulli.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum Bernoulli, baik kompetensi sikap (Profil
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi hukum
Bernoulli menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu hukum Bernoulli

Sebelum mempelajari materi tentang hukum Bernoulli, peserta didik diminta untuk mengamati gambar
dalam buku teks pada halaman 241. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas yang
Pembelajaran tentang hukum Bernoulli dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Hukum Bernoulli menjelaskan bahwa semakin besar kecepatan fluida, semakin kecil tekanannya.
Banyak peristiwa di sekitar yang mampu menjelaskan asas Bernoulli, seperti saat menyiram tanaman
menggunakan selang yang ujungnya ditutup sebagian maka aliran air akan lebih deras, saat berkendara
menggunakan sepeda motor, pengendara akan merasa tertarik ke sisi sebuah truk menyalip dengan
kecepatan tinggi.
2) Ketika suatu fluida mengalir pada dua penampang yang berbeda, jumlah fluida pada kedua penampang
adalah sama. Kondisi tersebut menunjukkan kekekalan massa dalam aliran fluida. Selain itu, fluida
yang mengalir pada penampang yang lebih kecil memiliki kecepatan aliran yang besar (kontinuitas).
3) Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah antara tekanan, energi kinetik per satuan volume, dan
energi potensial per satuan volume adalah sama pada setiap titik sepanjang suatu garis lurus.
4) Persamaan Bernoulli dituliskan:
1 1
P1 + ρv 12 + ρgh1 = P2 + ρv 22 + ρgh2
2 2
atau
1
P1 + ρv 12 + ρgh1 = konstan
2
5) Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan suatu cairan. Terdapat dua jenis
venturimeter yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter menggunakan manometer.
6) Suatu fluida melewati venturimeter tanpa manometer yang memiliki dua penampang berbeda A1 dan
A2. Pada setiap penampang, terdapat pipa yang berisi fluida sejenis. Kedua pipa akan menunjukan
ketinggian fluida yang berbeda (h) saat fluida melewati kedua penampang tersebut. Kecepatan fluida
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Bernoulli.
7) Persamaan kecepatan venturimeter tanpa manometer adalah
2 gh
v1 = 2
 A1 
  − 1
 A 
2
Refleksi
Pelajari materi hukum Bernoulli. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Fluida dinamis
Fluida ideal
Kontinuitas
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum Bernoulli, peserta didik diminta menuliskan Profil

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendesripsikan hukum Bernoulli.
2. Saya dapat menganalisis hukum Bernoulli.
3. Saya dapat menganalisis venturimeter.

4. Saya dapat mendeskripsikan venturimeter tanpa manometer.
5. Saya dapat menganalisis venturimeter tanpa manometer.

selanjutnya.
Pertemuan 53

mengajukan pertanyaan tentang penerapan hukum Bernoulli di sekitar.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu venturimeter dengan manometer
dan penyemprot parfum atau serangga.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi venturimeter dengan manometer dan penyem-
prot parfum atau serangga, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam
bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif;
kompetensi pengetahuan, menganalisis materi venturimeter dengan manometer dan penyemprot par-
fum atau serangga menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu venturimeter
dengan manometer dan penyemprot parfum atau serangga dengan menekankan pada pengembangan
nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang venturimeter dengan manometer dan penyemprot parfum atau
serangga, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 243. Selain itu,
diajarkan.
Pembelajaran tentang venturimeter dengan manometer dan penyemprot parfum atau serangga dapat
1) Venturimeter dengan manometer menambahkan pipa yang menghubungkan dua titik dari dua
penampang berbentuk U. Pipa tersebut berisi fluida bermassa jenis berbeda dengan fluida yang
mengalir.

2) Venturimeter dengan manometer merupakan penerapan dari hukum Bernoulli dan persamaan
kontinuitas.
3) Untuk mengetahui kecepatan fluida mengalir pada venturimeter dengan manometer dengan per-
samaan:
2 gh (ρ ′ − ρ)
v 1 = A2
ρ ( A2 − A1 )
4) Alat penyemprot parfum atau serangga juga menerapkan prinsip Bernoulli. Alat ini serupa dengan
prinsip Bernoulli pada pipa vertikal.
5) Pada pipa horizontal ketinggian piston sama dengan lubang keluar udara h1 = h2 sehingga selisih
ketinggian sama dengan nol. Kecepatan aliran udara yang keluar dari pipa jauh lebih besar daripada
kecepatan aliran udara di dalam pipa hingga kecepatan aliran udara di dalam pipa dapat diabaikan,
sehingga dianggap v1 = 0. Dengan demikian, prinsip Bernoulli pada pipa horizontal menjadi:
2 gl
v2 =
ρu
Refleksi
Pelajari materi venturimeter dengan manometer dan penyemprot parfum atau serangga. Unsur-unsur yang dinilai
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Venturimeter dengan manometer
Penyemprot parfum atau serangga
Setelah peserta didik mempelajari tentang venturimeter dengan manometer dan penyemprot parfum atau
serangga, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan
dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis penerapan hukum Bernoulli dalam venturimeter dengan manometer.
2. Saya dapat menganalisis persamaan kontinuitas dalam venturimeter dengan manometer.
3. Saya dapat menganalisis venturimeter dengan manometer.
4. Saya dapat menganalisis kecepatan aliran fluida dalam venturimeter dengan manometer.
5. Saya dapat menganalisis penerapan hukum Bernoulli dalam penyemprot parfum atau
serangga.
6. Saya dapat menganalisis penerapan penyemprot parfum atau serangga.

selanjutnya.

Pertemuan 54

mengajukan pertanyaan tentang penerapan hukum Bernoulli di sekitar.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu karburator dan pesawat terbang.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi karburator dan pesawat terbang, baik kompetensi
karburator dan pesawat terbang menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
karburator dan pesawat terbang dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
lain: bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sebelum mempelajari materi tentang karburator dan pesawat terbang, peserta didik diminta untuk
Pembelajaran tentang karburator dan pesawat terbang dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Karburator berfungsi menghasilkan campuran antara cairan bensin dengan udara yang berguna
untuk pembakaran di dalam mesin. Prinsip kerja karburator adalah penampang pada bagian atas jet
mengecil (menyempit). Semakin kecil suatu penampang, maka aliran fluida (udara) semakin tinggi.
Sesuai hukum Bernoulli, tekanan pada bagian tersebut rendah. Tekanan di dalam tangki bensin sama
dengan tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer memaksa bahan bakar tersebut tersembur keluar dari
tangki bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.
2) Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin tetapi memanfaatkan hukum Bernoulli yang mem-
buat laju aliran udara tepat di bawah sayap. Oleh karena laju aliran di atas lebih besar maka mengaki-
batkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah. Akibatnya terjadi gaya
angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah dikali dengan luas efektif pesawat.
3) Pembahasan gaya angkat pada sayap pesawat terbang dengan menggunakan persamaan Bernoulli
dianggap bentuk sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus aliran udara yang melalui
sayap adalah tetap (streamline).
4) Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian yang
atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan kecepatan aliran
udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v1 > v2).
5) Dari persamaan Bernoulli diperoleh
1 1
P1 + ρv 12 + ρgh1 = P2 + ρv 22 + ρgh2
2 2
6) Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga
1 1
P1 + ρv 12 = P2 + ρv 22
2 2

7) Karena v1 > v2 maka P1 < P2. Selisih tekanan antara sisi atas dan bawah sayap itulah yang menimbulkan
gaya angkat pada sayap. Semakin besar selisih tekanan udara antara kedua sisi itu semakin besar gaya
angkat yang dihasilkan.
Refleksi
Pelajari materi karburator dan pesawat terbang. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Karburator
Pesawat terbang
Setelah peserta didik mempelajari tentang karburator dan pesawat terbang, peserta didik diminta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis penerapan hukum Bernoulli dalam karburator.
2. Saya dapat menganalisis prinsip kerja karburator.
3. Saya dapat menganalisis penerapan hukum Bernoulli dalam pesawat terbang.
4. Saya dapat menganalisis gaya angkat pada pesawat terbang.
5. Saya dapat menganalisis tekanan pada pesawat terbang.

selanjutnya.
Pertemuan 55

mengajukan pertanyaan tentang teorema Toricelli.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu teorema Toricelli.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi teorema Toricelli, baik kompetensi sikap (Profil
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi teorema
Toricelli menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu teorema Toricelli

Sebelum mempelajari materi tentang teorema Toricelli, peserta didik diminta untuk mengamati gambar
Pembelajaran tentang teorema Toricelli dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Teorema Toricelli menjelaskan peristiwa mengalirnya suatu fluida akibat lubang pada suatu bak
yang terletak pada ketinggian h dari permukaan fluida. Peristiwa mengalirnya fluida tersebut akan
membentuk suatu gerak parabola. Kecepata aliran fluida dapat ditentukan menggunakan hukum
Bernoulli.
2) Berdasarkan persamaan Bernoulli kecepatan fluida adalah
v = 2 gh
3) Persamaan 6.23 disebut persamaan Torricelli. Kecepatan aliran zat cair dari lubang sama dengan
kecepatan yang akan diperoleh benda jika jatuh bebas dari ketinggian h. Hal itu merupakan
keistimewaan dari persamaan Bernoulli. Waktu yang diperlukan zat cair keluar dari lubang sehingga
menyentuh lantai ditentukan dengan konsep benda jatuh bebas.
2h
t=
g
4) Jarak mendatar tempat jatuhnya zat cair di lantai terhadap dinding bejana adalah
x = vt
5) Debit air yang keluar:
Q = A 2 gh
Refleksi
Pelajari materi teorema Toricelli. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Teorema Toricelli
Setelah peserta didik mempelajari tentang teorema Toricelli, peserta didik diminta menuliskan Profil
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis penerapan hukum Bernoulli dalam teori Toricelli.
2. Saya dapat mendeskripsikan teori Toricelli.
3. Saya dapat menganalisis teori Toricelli.
4. Saya dapat menganalisis kecepatan fluida pada teori Toricelli.
5. Saya dapat menganalisis waktu fluida yang keluar dari tabung.
6. Saya dapat menganalisis jarak mendatar jatuhnya fluida di lantai.
7. Saya dapat menganalisis debit air yang keluar.

selanjutnya.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
a. Penilaian Tugas
Tugas yang ada di Bab VI
Soal Tantangan yang ada di Bab VI


Benar Benar Benar
A
B
C
D
...

Skor Peserta Didik
Nilai Riil : × 100
Skor Total Maksimal

Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3

1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif
2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
2= Tepat waktu
1= Terlambat
Jumlah Skor 25
Skor Peserta Didik

Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal

Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
2. Penulisan materi

1 = Kurang lengkap
0 = Tidak ada
0 = Tidak ada
2= Cukup aktif
1= Kurang aktif
0= Tidak aktif
Jumlah Skor 20
Skor Peserta Didik
Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
1. Merancang alat
Skor Total

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
35
1. Remedial
Remedial bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi tentang fluida statis dan
fluida dinamis agar dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
diselesaikan.
2. Pengayaan
soal yang berkaitan fluida statis dan fluida dinamis. Kegiatan pengayaan yang diberikan pada peserta didik
dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
(KKM).
d. Materi pengayaan dapat berupa mekanika fluida dalam bentuk artikel.
Proyek
Buatlah suatu rancangan model sederhana berdasarkan hukum Archimedes, hukum Pascal, persamaan
kontinuitas, ataupun hukum Bernoulli ke dalam model animasi atau video dengan komputer.
Presentasikan kerja kelompok kalian di depan kelas!

Nama Proyek : Penerapan hukum Archimedes, hukum Pascal, persamaan kontinuitas,
atau hukum Bernoulli
Nama :
Kelas : XI

1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2. Pelaksanaan
d. Analisis Data
3. Laporan Proyek
a. Performa
Total Skor Maks
Komentar Orang Tua:

BAB VII ELASTISITAS DAN GETARAN HARMONIS

Materi : BAB VII Elastisitas dan Getaran Harmonis
Fase/Kelas : F/XI

Peserta didik dapat menganalisis sifat elastisitas Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada
bahan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik Fase F adalah bernalar kritis, kreatif, dan bergotong
dapat menganalisis hubungan antara gaya dan royong melalui proses pembelajaran elastisitas dan
getaran dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, getaran harmonis.
peserta didik juga dapat melakukan percobaan
getaran harmonis pada ayunan sederhana dan/
atau getaran pegas serta makna fisisnya.
Sarana Prasarana
• LCD proyektor.

Ketersediaan Materi
TIDAK.


Memahami fakta dan konsep tentang elastisitas dan getaran harmonis seperti berikut.
1) Elastisitas.
2) Gerak harmonis sederhana.
3) Getaran teredam, getaran paksa, dan resonansi.
Bab VII Elastisitas dan Getaran Harmonis 209

a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi elastisitas dan getaran harmonis.
b. Gambar-gambar elastisitas dan getaran harmonis.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan elastisitas dan getaran harmonis.
Model Pembelajaran
• Portofolio
Tujuan Pembelajaran
1. menganalisis konsep elastisitas bahan dan titik patahnya, serta merancang percobaan menggunakan
pegas atau benda elastis lainnya; dan
2. menjelaskan konsep gerak harmonis sederhana dan melakukan percobaan terkait faktor-faktor yang
memengaruhi periode getaran.

Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran elastisitas dan getaran harmonis, manfaat apakah yang
dirasakan olehnya? Dapatkah pengalaman pembelajaran ini diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Bagaimana elastisitas tiap benda? Apabila bandul digetarkan, apakah bandul mengalami gerak harmonis
sederhana?

b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan elastisitas dan getaran harmonis.
Untuk menguasai materi pada Bab VII ini, memerlukan 8 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke-56 sampai
Pertemuan 56

mengajukan pertanyaan tentang elastisitas.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan elastisitas.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu elastisitas, tegangan, dan regangan.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi elastisitas, tegangan, dan regangan,
pengembangan nilai-nilai karakter bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong; kompetensi
pengetahuan, menganalisis materi elastisitas, tegangan, dan regangan menggunakan tes tertulis dan
kompetensi terkait keterampilan, yaitu elastisitas, tegangan, dan regangan dengan menekankan pada
pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong.

Sebelum mempelajari materi tentang elastisitas, tegangan, dan regangan, peserta didik diminta untuk
mengerjakan Aktivitas Sains 7.1 dan menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan
Pembelajaran tentang elastisitas, tegangan, dan regangan dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Elastisitas merupakan ukuran kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuknya semula setelah
dikenai gaya.
2) Benda yang tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja padanya dihilangkan disebut
benda plastis, contohnya plastisin dan lidi.
3) Benda yang kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja padanya dihilangkan disebut benda
elastis, contohnya karet gelang dan per besi (pegas).
4) Gaya dapat mengubah sifat elastisitas benda. Ketika gaya yang diberikan menyebabkan benda
melampaui batas elastisitas maka benda tidak kembali ke bentuk semula.
5) Misalnya, ketika pegas ditarik dengan gaya F1, F2, dan seterusnya maka pegas akan mengalami
perubahan panjang menjadi x1, x2, dan x3. Pada keadaan tersebut, besarnya gaya F sebanding dengan
pertambahan panjang x dan pegas dikatakan meregang secara linear.
6) Besar gaya per satuan luas penampang ini disebut tegangan (stress). Secara matematis dapat dirumuskan:
F
σ=
A
7) Perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang mula-mula disebut regangan (strain).
Persamaan regangan dapat dituliskan sebagai berikut.
∆l
ε=
i
8) Regangan menyatakan ukuran pertambahan panjang benda ketika diberi gaya. Jika nilai regangan
besar, hal itu menunjukan benda mudah bertambah panjangnya.
9) Perbandingan antara besaran tegangan dan besaran regangan dinyatakan sebagai modulus elastisitas atau
modulus Young, yaitu angka yang menunjukkan kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk semula
setelah terdeformasi karena dikenai gaya dalam arah gaya normal. Semakin besar nilai modulus
elastisitas benda, maka semakin sulit benda tersebut mengalami perubahan. Secara matematis,
modulus elastisitas atau modulus Young, dituliskan:
σ
Y=
ε
Refleksi
Pelajari materi elastisitas, tegangan, dan regangan. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Elastisitas
Tegangan
Regangan
Modulus Young

Setelah peserta didik mempelajari tentang elastisitas, tegangan, dan regangan, peserta didik diminta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat mendeskripsikan elastisitas.
2. Saya dapat menganalisis elastisitas.
3. Saya dapat mendeskripsikan tegangan.
4. Saya dapat menganalisis tegangan.
5. Saya dapat mendeskripsika regangan.
6. Saya dapat menganalisis regangan.
7. Saya dapat mendeskripsikan modulus Young.
8. Saya dapat menganalisis modulus Young.

selanjutnya.
Pertemuan 57

mengajukan pertanyaan tentang elastisitas.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan elastisitas.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum hooke, susunan pegas, dan
energi potensial pegas.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum hooke, susunan pegas, dan energi
potensial pegas, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk
jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong;
kompetensi pengetahuan, menganalisis materi hukum hooke, susunan pegas, dan energi potensial
pegas menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu hukum hooke, susunan
pegas, dan energi potensial pegas dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
lain: bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong.

Sebelum mempelajari materi tentang hukum hooke, susunan pegas, dan energi potensial pegas, peserta
didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 261. Selain itu, guru meminta
peserta didik untuk mengerjakan tugas dan menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai
dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang hukum hooke, susunan pegas, dan energi potensial pegas dapat dipelajari melalui
materi berikut.
1) Hubungan antara gaya yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang pada daerah elastitas
dinyatakan dalam hukum Hooke.
2) Hukum Hooke menyatakan bahwa jika sebuah pegas bekerja gaya sebesar F tanpa melampaui batas
elastisitasnya, maka besarnya pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya.
3) Secara matematis hukum Hooke dirumuskan sebagai berikut.
F = – kΔx
4) Tanda negatif (–) menunjukkan gaya pemulih pada pegas akan selalu berlawanan arah dengan arah
simpangan pegas. Nilai k (konstanta pegas) menunjukkan ukuran elastisitas pegas. Untuk masing-
masing pegas memiliki konstanta gaya pegas yang berbeda, tergantung jenis bahannya.
5) Susunan pegas terdiri dari susunan seri, susunan paralel, dan susunan kombinasi.
6) Susunan seri berlaku gaya F yang dialami pada setiap pegas sama, namun pertambahan panjang pada
setiap pegas akan menjadi tiga kali pertambahan semula. Susunan pegas secara seri bertujuan untuk
mendapatkan konstanta gaya pegas yang lebih kecil sehingga pertambahan panjang pegas menjadi
besar. Berlaku persamaan:
1 1 1 1 1
= + + + ... +
ks k1 k2 k3 kn
7) Pada susunan pegas secara paralel gaya total pegas adalah sama dengan jumlah gaya yang dialami oleh
masing-masing pegas. Berlaku persamaan:
kp = k1 + k2 + k3 + ... + kn
8) Pegas dapat disusun secara kombinasi seri dan paralel.
9) Energi potensial elastis atau pegas adalah energi yang tersimpan di dalam benda elastis karena adanya
gaya regang dan gaya tekan yang bekerja. Besarnya energi potensial pegas bergantung pada besarnya
gaya tekan atau regang yang diberikan pada benda tersebut. Secara matematis dapat dirumuskan:
1
E p = k∆x 2 atau Ep = FΔx
2
Refleksi
Pelajari materi hukum hooke, susunan pegas, dan energi potensial pegas. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hukum Hooke
Susunan pegas
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum hooke, susunan pegas, dan energi potensial pegas,
peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pem-
belajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan hukum Hooke.
2. Saya dapat menganalisis hukum Hooke.

3. Saya dapat menganalisis susunan pegas seri.
4. Saya dapat menganalisis susunan pegas paralel.
5. Saya dapat menganalisis susunan pegas kombinasi.
6. Saya dapat menganalisis energi potensial pegas.

selanjutnya.
Pertemuan 58

mengajukan pertanyaan tentang gerak ayunan sederhana.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan gerak harmonis
sederhana.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak harmonis sederhana, sudut
fase, dan simpangan gerak harmoni sederhana.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak harmonis sederhana, sudut fase, dan
simpangan gerak harmoni sederhana, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan
observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bernalar kritis, kreatif, dan
bergotong royong ; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi gerak harmonis sederhana, sudut
fase, dan simpangan gerak harmoni sederhana menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait
keterampilan, yaitu gerak harmonis sederhana, sudut fase, dan simpangan gerak harmoni sederhana
dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bernalar kritis, kreatif, dan
bergotong royong .
Sebelum mempelajari materi tentang gerak harmonis sederhana, sudut fase, dan simpangan gerak harmoni
sederhana, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 265. Selain
itu, guru meminta peserta didik untuk menggunakan fitur Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan

Pembelajaran tentang gerak harmonis sederhana, sudut fase, dan simpangan gerak harmoni sederhana
dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Getaran sebagai gerak bolak-balik di sekitar titik atau posisi setimbang.
2) Ketika sebuah benda bergerak atau bergetar (osilasi) terulang sendiri pada lintasan yang sama, gerakan
tersebut disebut getaran harmonis atau gerak periodik. Ketika osilasi berakhir benda kembali ke
posisi setimbang.
3) Gerakan atau getaran benda secara terus menerus tanpa adanya gaya luar maka benda tersebut
melakukan Gerak Harmonis Sederhana (GHS).
4) Gerak harmonis sederhana tidak hanya dapat terjadi pada ayunan sederhana dan benda yang digantung
pada pegas secara vertikal. Akan tetapi, dapat terjadi pada posisi pegas secara horizontal.
5) Pegas dipasang horizontal dengan salah satu ujungnya terikat pada dinding dan ujung lainnya dikaitkan
benda bermassa m, diletakkan dilantai licin tanpa gesekan. Posisi awal pegas berada pada x = 0 dan
tidak ada gaya pegas yang bekerja, sehingga pegas dalam posisi setimbang F = 0 (Gambar 7.1(a)).

Gambar 7.1 Arah gaya pemulih pada pegas secara horizontal
6) Kemudian benda m ditarik ke kanan (disimpangkan) sejauh x = A dengan gaya F (Gambar 7.1(b)) dan
dilepaskan. Benda akan bergerak ke kiri dengan arah berlawanan dan mengembalikan posisi benda
pada posisi setimbang (Gambar 7.1(c)). Gaya pegas yang timbul untuk mengembalikan posisi benda
pada posisi setimbang disebut gaya pemulih. Gaya pemulih besarnya sebanding dengan simpangan x.
Gaya pemulih dinyatakan dalam hukum Hooke.
F = – kΔx
7) Tanda negatif (–) untuk menunjukkan bahwa arah gaya pemulih selalu berlawanan dengan arah gerak
pegas atau simpangan pegas x, sehingga benda cenderung akan kembali ke posisi setimbangnya. Pada
posisi setimbang, kecepatan benda maksimum sehingga benda bergerak ke kiri menekan pegas sejauh
x = –A (Gambar 7.11(d)). Akibatnya benda kembali bergerak ke kanan akibat tarikan gaya pemulih

untuk menuju titik setimbang (Gambar 7.1(e)). Demikian seterusnya, benda tersebut akan bergerak
secara bolak-balik (gerak getaran) dengan rentang simpangan x = A dan x = –A. Pada getaran pegas
gaya pemulih dapat didefinisikan sebagai gaya yang menyebabkan benda melakukan gerak harmonis
sederhana.
8) Posisi benda yang bergetar diukur dari titik setimbang adalah simpangan (y). Simpangan maksimum
benda yang bergetar dari titik setimbang disebut amplitudo (A). Waktu yang dibutuhkan benda
melakukan satu kali getaran didefinisikan sebagai periode (T). Dalam satu kali getaran dapat diketahui
banyaknya getaran yang dilakukan tiap satu satuan waktu atau disebut dengan frekuensi (f). Periode
dan frekuensi berbanding terbalik sehingga dapat dituliskan sebagai berikut.
1
T=
f
1
f =
T
9) Sudut fase adalah sudut yang telah ditempuh sebuah benda yang bergerak. Jadi,
2πt
θ = ωt =
T
10) Sudut fase dibagi dengan sudut satu kali putaran disebut fase getaran, dirumuskan:
t
ϕ=
T
11) Selisih fase antara dua posisi titik yang melakukan getaran harmonis adalah beda fase, besarnya adalah
t −t
∆ϕ = 2 1
T
12) Simpangan gerak harmonis sederhana, yaitu:
 t
y = A sin ωt atau y = A sin 2π 
 T 
Refleksi
Pelajari materi gerak harmonis sederhana, sudut fase, dan simpangan gerak harmoni sederhana. Unsur-unsur yang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hukum Hooke
Susunan pegas
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum hooke, susunan pegas, dan energi potensial pegas,
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan gerak harmonis sederhana.
2. Saya dapat menganalisis gerak harmonis sederhana.
3. Saya dapat menganalisis gerak benda pada pegas untuk mengetahui gerak harmonis
sederhana.
4. Saya dapat menganalisis gaya pemulih benda.
5. Saya dapat menganalisis amplitudo benda.
6. Saya dapat menganalisis periode.
7. Saya dapat menganalisis frekuensi.

8. Saya dapat menganalisis sudut fase.
9. Saya dapat menganalisis fase.
10. Saya dapat menganalisis sudut fase.
11. Saya dapat menganalisis simpangan gerak harmonis.

selanjutnya.
Pertemuan 59

mengajukan pertanyaan tentang kecepatan dan percepatan gerak harmonis sederhana.
sederhana.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu kecepatan dan percepatan gerak
harmonis sederhana.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi kecepatan dan percepatan gerak harmonis
sederhana, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal,
yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong ; kompetensi
pengetahuan, menganalisis materi kecepatan dan percepatan gerak harmonis sederhana menggunakan
tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu kecepatan dan percepatan gerak harmonis
sederhana dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bernalar kritis,
kreatif, dan bergotong royong .
Sebelum mempelajari materi tentang kecepatan dan percepatan gerak harmonis sederhana, peserta didik
Pembelajaran tentang kecepatan dan percepatan gerak harmonis sederhana dapat dipelajari melalui materi
berikut.

1) Untuk memperoleh persamaan kecepatan gerak harmonis, dapat memproyeksikan kecepatan linear
pada garis tengah lingkaran.
2) Karena kecepatan linear v = ωA, maka secara umum persamaan kecepatan gerak harmonis dapat
dituliskan sebagai berikut.
2π  t
vy = ωA cos ωt atau v y = A cos 2π 
T  T
3) Kecepatan maksimum jika fungsi kosinus bernilai maksimum, yaitu satu (θ = ωt = 0o), sehingga
Vmaks = ωA atau v maks = ω A 2 − y 2
4) Percepatan gerak harmonis dapat diturunkan dengan menurunkan kecepatan terhadap waktu.
Sehingga dapat dituliskan:
dv y d (ωA cos ωt )
ay = =
dt dt
4 π2 t
ay = –ω A Sin ωt atau a y = −
2
2
A sin 2π
T T
Persamaan di atas juga dapat dituliskan:
ay = –ω2y
Tanda negatif menunjukkan arah percepatan selalu berlawanan arah dengan simpangan.
Refleksi
Pelajari materi kecepatan dan percepatan gerak harmonis sederhana. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Kecepatan gerak harmonis sederhana
Percepatan gerak harmonis sederhana
Setelah peserta didik mempelajari tentang kecepatan dan percepatan gerak harmonis sederhana, peserta
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat mendeskripsikan kecepatan gerak harmonis sederhana.
2. Saya dapat menganalisis kecepatan gerak harmonis sederhana.
3. Saya dapat mendeskripsikan percepatan gerak harmonis sederhana.
4. Saya dapat menganalisis percepatan gerak harmonis sederhana.
5. Saya dapat menganalisis gerak melingkar pada gerak harmonis sederhana.

selanjutnya.

Pertemuan 60

mengajukan pertanyaan tentang gerak harmonis pada pegas.
sederhana.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gerak harmonis pada pegas.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gerak harmonis pada pegas, baik kompetensi
karakter bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong ; kompetensi pengetahuan, menganalisis ma-
teri gerak harmonis pada pegas menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
gerak harmonis pada pegas dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain:
bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong .
Sebelum mempelajari materi tentang gerak harmonis pada pegas, peserta didik diminta untuk memahami
hukum Hooke untuk menjelaskan gerak harmonis pada pegas dalam buku teks pada halaman 272. Selain
itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang gerak harmonis pada pegas dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Berdasarkan hukum Hooke (F = –kx), jika sebuah pegas dikaitkan beban bermassa m dan disimpang-
kan sejauh y dari titik setimbang, maka pegas akan menarik benda tersebut dengan gaya sebesar –ky.
Nilai k dikenal dengan konstanta pegas. Jadi, berdasarkan hukum II Newton F = –ky = may dapat
dituliskan:
ky
a y =−
m
2) Dari Persamaan 7.18, ay = –ω2y, diperoleh:
k
ω2 =
m
3) Selanjutnya, periode getaran dapat ditentukan sebagai berikut.
2π k
=
T m
m
T = 2π
k
1
4) Karena f = maka frekuensi getaran dapat dituliskan:
T
1 k
f =
2π m

Refleksi
Pelajari materi gerak harmonis pada pegas. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gerak harmonis pada pegas
Periode getaran
Frekuensi getaran
Setelah peserta didik mempelajari tentang gerak harmonis pada pegas, peserta didik diminta menuliskan
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat mendeskripsikan gerak harmonis pada pegas.
2. Saya dapat menganalisis gerak harmonis pada pegas.
3. Saya dapat mendeskripsikan periode getaran pada gerak harmonis sederhana.
4. Saya dapat menganalisis periode getaran pada gerak harmonis sederhana.
5. Saya dapat mendeskripsikan frekuensi getaran pada gerak harmonis sederhana.
6. Saya dapat menganalisis frekuensi getaran pada gerak harmonis sederhana.

selanjutnya.
Pertemuan 61

mengajukan pertanyaan tentang ayunan sederhana.
sederhana.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu ayunan sederhana.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi ayunan sederhana, baik kompetensi sikap (Profil
bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi ayunan
sederhana menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu ayunan sederhana
dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bernalar kritis, kreatif, dan
bergotong royong.

Sebelum mempelajari materi tentang ayunan sederhana, peserta didik diminta untuk mengerjakan Aktivitas
Sains 7.2 dalam buku teks pada halaman 273. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan
Pembelajaran tentang ayunan sederhana dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Ayunan sederhana atau ayunan matematis terdiri dari beban yang dikaitkan diujung tali yang ringan.
Massa tali dianggap dapat diabaikan.
2) Jika bandul itu disimpangkan arah vertikal membentuk sudut θ, maka benda melakukan osilasi atau
gerak periodik. Gerak periodik ini selalu dipengaruhi oleh gaya yang selalu menuju ke titik setimbang.
Gaya ini disebut juga gaya pemulih. Pada ayunan sederhana gaya pemulih yang menyebabkan bandul
bergetar adalah komponen gaya mg, yaitu
F = –mg sin θ
3) Dengan simpangan sudut (θ) yang sangat kecil maka gerak tersebut merupakan gerak harmonis
mg
sederhana. Berdasarkan hukum Hooke F = –kx dengan konstanta gaya adalah k = . Periode
l
ayunan sederhana dapat dapat dituliskan:
l
T = 2π
g
4) Frekuensi ayunan sederhana sebagai berikut.
1 g
f =
2π l
Refleksi
Pelajari materi ayunan sederhana. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Ayunan sederhana
Periode getaran
Frekuensi getaran
Setelah peserta didik mempelajari tentang ayunan, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan ayunan sederhana.
2. Saya dapat menganalisis ayunan sederhana.
3. Saya dapat mendeskripsikan periode getaran pada ayunan sederhana.
4. Saya dapat menganalisis periode getaran pada ayunan sederhana.
5. Saya dapat mendeskripsikan frekuensi getaran pada ayunan sederhana.
6. Saya dapat menganalisis frekuensi getaran pada ayunan sederhana.

selanjutnya.
Pertemuan 62

mengajukan pertanyaan tentang energi pada gerak harmonis.
sederhana.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu energi pada gerak harmonis.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi energi pada gerak harmonis, baik kompetensi
nilai karakter bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong ; kompetensi pengetahuan, menganalisis
materi energi pada gerak harmonis menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan,
yaitu energi pada gerak harmonis dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
lain: bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong .
Sebelum mempelajari materi tentang energi pada gerak harmonis, peserta didik diminta untuk memahami
energi gerak harmonis dalam buku teks pada halaman 275. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang energi pada gerak harmonis dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Benda yang melakukan gerak harmonis memiliki dua besaran yang selalu berubah-ubah, yaitu laju
dan posisi. Dengan adanya laju maka benda memiliki energi kinetik, sedangkan dengan adanya posisi
benda memiliki energi potensial. Jadi, selama melakukan gerak harmonis akan tetap terjadi energi
kinetik dan energi potensial.
2) Untuk benda yang melakukan gerak harmonis, maka dalam hal ini, v adalah kecepatan gerak harmonis
atau getaran. Energi kinetik gerak harmonis dapat dituliskan:
1 1
Ek = m ω 2 A 2 cos 2 ωt atau Ek = kA 2 cos 2 ωt
2 2
3) Energi potensial gerak harmonis diperoleh dari energi potensial pegas, yaitu
1
E p = m ωA 2 sin 2 ωt
2
4) Energi mekanik merupakan jumlah energi potensial dan energi kinetik, sehingga
1 1
Em = m ω 2 A 2 atau Em = kA 2
2 2

Refleksi
Pelajari materi energi pada gerak harmonis. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Energi gerak harmonis sederhana
Energi kinetik gerak harmonis sederhana
Energi potensial gerak hamonis sederhana
Energi mekanik gerak harmonis sederhana
Setelah peserta didik mempelajari tentang energi pada gerak harmonis, peserta didik diminta menuliskan
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan energi pada gerak harmonis.
2. Saya dapat menganalisis energi pada gerak harmonis.
3. Saya dapat mendeskripsikan energi kinetik pada gerak harmonis.
4. Saya dapat menganalisis energi kinetik pada gerak harmonis.
5. Saya dapat mendeskripsikan energi potensial pada gerak harmonis.
6. Saya dapat menganalisis energi potensial pada gerak harmonis.
7. Saya dapat mendeskripsikan energi mekanik pada gerak harmonis.
8. Saya dapat menganalisis energi mekanik pada gerak harmonis.

selanjutnya.
Pertemuan 63

mengajukan pertanyaan tentang getaran yang terjadi pada suatu benda, misalnya pegas sepeda motor.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan getaran tere-
dam, getaran paksa, dan resonansi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu getaran teredam, getaran paksa, dan
resonansi.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi getaran teredam, getaran paksa, dan resonansi,
baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengem-

bangan nilai-nilai karakter bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong; kompetensi pengetahuan,
menganalisis materi getaran teredam, getaran paksa, dan resonansi menggunakan tes tertulis dan kom-
petensi terkait keterampilan, yaitu getaran teredam, getaran paksa, dan resonansi dengan menekankan
pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bernalar kritis, kreatif, dan bergotong royong.
Sebelum mempelajari materi tentang getaran teredam, getaran paksa, dan resonansi, peserta didik diminta
Pembelajaran tentang getaran teredam, getaran paksa, dan resonansi dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Sebuah benda yang telah mengalami getaran akan mendapatkan gaya luar yang bekerja menghambat
laju pergerakan osilasi dari benda. Hal ini dapat mengakibatkan benda yang telah bergetar akan
mengalami pelemahan pada akhirnya akan menuju ke titik setimbangnya dan diam di titik tersebut.
Gerak seperti ini disebut getaran teredam.
2) Penerapan getaran teredam dalam kehidupan sehari-hari adalah getaran yang terjadi senar gitar yang
dipetik. Senar gitar yang dipetik akan mengalami getaran ke atas dan ke bawah pada selang waktu t
sebelum kembali ke posisi setimbang. Hal yang menyebabkan senar gitar menuju ke titik setimbang
karena adanya gaya penghambat yaitu gaya gesek udara. Karena gaya gesek udara, senar gitar yang
bergetar semakin lama akan teredam dan diam.
3) Sebuah balok yang dikaitkan pada pegas dan ditenggelamkan dalam bejana berisi fluida kental,
mengalami osilasi lama-kelamaan mengalami gaya perlambatan. Ketika gaya perlambatan jauh lebih
kecil daripada gaya pemulih, osilasi gerak dipertahankan tetapi amplitudo gerakannya berkurang dan
akhirnya berhenti. Setiap sistem yang berperilaku dengan cara ini dikenal sebagai osilator teredam.
Untuk getaran teredam pada pegas, dapat dirumuskan:
∑F = ma = –kx – bv
4) Terkadang getaran teredam sangat besar sehingga tidak menyerupai gerak harmonis sederhana. Saat
sistem berosilasi dengan amplitudo yang terus menurun sehingga sistem melakukan ayunan sebelum
berhenti menunjukkan situasi underdamped. Apabila sistem tidak lagi berosilasi, tetapi kembali ke posisi
setimbang tanpa osilasi ketika faktor penghambat dipindahkan dan dilepaskan menunjukkan situasi
critically damped. Pada kasus ini, sistem mencapai keadaan setimbang dengan cepat. Ketika sistem tidak
lagi berosilasi, tetapi sistem kembali kesetimbang lebih lambat akibat peredaman tinggi menunjukkan
situasi overdamped.
5) Frekuensi alamiah memiliki energi, amplitudo, dan periode yang tetap. Benda lain juga memiliki
nilai frekuensi alamiah sendiri seperti senar gitar yang dipetik dan garpu tala yang dipukul. Setiap
osilator memiliki nilai frekuensi alamiah sendiri bergantung pada variasi variabelnya. Akibatnya,
benda berosilasi tidak dipengaruhi oleh gaya luar setelah perpindahannya yang disebut getaran bebas.
6) Getaran yang disebabkan oleh gaya penggerak yang bekerja pada suatu benda secara periodik
merupakan getaran paksa. Selama getaran paksa, sistem berosilasi dengan frekuensi dari gaya periodik
luar (penggerak) tersebut. Salah satu fenomena getaran paksa adalah ikut bergetarnya tubuh kalian
saat duduk di kendaraan yang mesinnya bergetar.
7) Resonansi adalah kondisi di mana getaran suatu benda mempengaruhi benda yang lain akibat
frekuensi alamiah sama. Amplitudo maksimum dicapai ketika frekuensi sumber benda yang bergetar
sesuai dengan frekuensi alami osilasi.
8) Pada peristiwa resonansi gangguan yang diberikan pada benda yang berosilasi dapat dipandang sebagai
perpindahan energi pada benda berosilasi tersebut. Jika energi diberikan pada saat yang tepat, maka
energi tersebut akan terus-menerus diserap oleh benda yang sedang berosilasi sehingga energi benda
yang berosilasi semakin besar. Energi akan terus menerus diserap benda jika frekuensi pemberian
gangguan sama dengan frekuensi alamiah osilasi benda.

Refleksi
Pelajari materi getaran teredam, getaran paksa, dan resonansi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Getaran teredam
Getaran paksa
resonansi
Setelah peserta didik mempelajari tentang getaran teredam, getaran paksa, dan resonansi, peserta didik
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat mendeskripsikan getaran teredam.
2. Saya dapat menganalisis getaran teredam.
3. Saya dapat menganalisis peristiwa getaran teredam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Saya dapat mendeskripsikan getaran paksa.
5. Saya dapat menganalisis getaran paksa.
6. Saya dapat mendeskripsikan resonansi.
7. Saya dapat menganalisis resonansi.
8. Saya dapat menganalisis peristiwa resonansi dalam kehidupan sehari-hari.
9. Saya dapat menganalisis dampak positif dan negatif resonansi.

selanjutnya.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
a. Penilaian Tugas
Tugas yang ada di Bab VII
Soal Tantangan yang ada di Bab VII


Benar Benar Benar
A
B
C
D
...

Skor Peserta Didik
Nilai Riil : × 100
Skor Total Maksimal
Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3

1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif

2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
2= Tepat waktu
1= Terlambat
Jumlah Skor 25
Skor Peserta Didik

Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
2. Penulisan materi

1 = Kurang lengkap
0 = Tidak ada
0 = Tidak ada
2= Cukup aktif
1= Kurang aktif
0= Tidak aktif

Jumlah Skor 20
Skor Peserta Didik
Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
1. Merancang alat
Skor Total

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
35

1. Remedial
Remedial bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi tentang elastisitas, gerak
harmonis sederhana, serta getaran teredam, getaran paksa, dan resonansi agar dapat memenuhi Kriteria
diselesaikan.

2. Pengayaan
Pengayaan bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam menyele-
saikan soal yang berkaitan elastisitas, gerak harmonis sederhana, serta getaran teredam, getaran paksa,
dan resonansi. Kegiatan pengayaan yang diberikan pada peserta didik dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut.
(KKM).
d. Materi pengayaan dapat berupa elastisitas dan getaran harmonis dalam bentuk artikel.
Proyek
Buatlah suatu rancangan model sederhana prinsip elastisitas atau getaran harmonis dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, pembuatan ketapel dalam prinsip elastisitas dan jelaskan cara kerja ketapel. Kalian
dapat menentukan alat dan bahan sendiri serta aplikasi lainnya. Diskusikan dengan teman satu kelompok
kalian. Presentasikan kerja kelompok kalian di depan kelas dalam bentuk model dan karya ilmiah!

Nama Proyek : Elastisitas atau Getaran Harmonis dalam Kehidupan Sehari-Hari
Nama :
Kelas : XI
1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2. Pelaksanaan
d. Analisis Data
3. Laporan Proyek
a. Performa
Total Skor Maks
Komentar Orang Tua:

BAB VIII GELOMBANG

Materi : BAB VIII Gelombang
Fase/Kelas : F/XI

Peserta didik dapat mendeskripsikan gejala dan Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada
ciri-ciri gelombang secara umum. Fase F adalah bergotong royong, kreatif, mandiri,
dan bernalar kritis melalui proses pembelajaran
gelombang.
Sarana Prasarana
• LCD proyektor.

Ketersediaan Materi
TIDAK.


Memahami fakta dan konsep tentang gelombang seperti berikut.
1) Gelombang mekanik.
2) Karakteristik gelombang bunyi.
3) Gelombang elektromagnetik.
Bab VIII Gelombang 239

a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi gelombang.
b. Gambar-gambar gelombang.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan gelombang.
Model Pembelajaran
modul ini menggunakan model luring. Guru memilih model pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan
kebutuhan dan lingkungan belajar yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka
dan PJJ (blended learning). Pada modul ini menggunakan model luring.
• Portofolio
Tujuan Pembelajaran
1. menjelaskan karakteristik gelombang mekanik, gelombang berjalan, gelombang transversal, dan
gelombang longitudinal;
2. mendeskripsikan gejala serta ciri-ciri gelombang bunyi serta menerapkannya dalam teknologi; dan
3. menjelaskan karakteristik gelombang elektromagnetik.

Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran gelombang, manfaat apakah yang dirasakan olehnya?
Pertanyaan Pemantik
Bagaimanakah konsep gelombang dan terjadinya?

b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan gelombang.
Untuk menguasai materi pada Bab VIII ini, memerlukan 9 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke-64 sampai
Pertemuan 64

mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi lumba-lumba dapat saling
berkomunikasi di lautan yang gelap.
5) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran (seperti yang
tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan gelombang mekanik.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gelombang mekanik, gelombang
transversal, dan gelombang longitudinal.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gelombang mekanik, gelombang transversal,
dan gelombang longitudinal, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam
bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar
kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi gelombang mekanik, gelombang transversal,
dan gelombang longitudinal menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
gelombang mekanik, gelombang transversal, dan gelombang longitudinal dengan menekankan pada
pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis.

Sebelum mempelajari materi tentang gelombang mekanik, gelombang transversal, dan gelombang
longitudinal, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 289. Selain
itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang gelombang mekanik, gelombang transversal, dan gelombang longitudinal dapat
1) Gelombang merupakan konsep yang banyak digunakan di fisika, misalnya untuk menjelaskan gejala
bunyi dan cahaya.
2) Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu getaran atau usikan.
3) Berdasarkan medium perantaranya, gelombang dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu
gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
4) Gelombang yang memerlukan medium sebagai perantara energi merupakan gelombang mekanik.
Misalnya gelombang bunyi, gelombang tali, gelombang pada permukaan air, dan gelombang pada pegas.
5) Gelombang yang dapat merambat tanpa medium (ruang hampa) disebut gelombang elektromagnetik.
Misalnya gelombang cahaya, gelombang radio, gelombang TV, dan sinar-X.
6) Berdasarkan arah getarannya, gelombang terdiri atas gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
7) Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah perambatannya.
Satu gelombang transversal terdiri dari satu bukit dan satu lembah. Contoh gelombang transversal
adalah gelombang.
8) Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar terhadap arah perambatannya.
Pada gelombang longitudinal satu gelombang terdiri dari rapatan dan rengangan. Contoh gelombang
longitudinal adalah gelombang pada slinki dan gelombang pada air.
9) Perbedaan gelombang transversal dan gelombang longitudinal ditunjukkan pada Tabel 8.1.
Tabel 8.1 Gelombang Longitudinal dan Gelombang Transversal
Perbedaan Medium Proses polariasi Tekanan
Gelombang transversal Padat dan cair Mengalami polarisasi Tidak terjadi perubahan tekanan pada
medium
Gelombang longitudinal Padat, cair, dan gas Tidak mengalami polarisasai Terjadi perubahan tekanan pada
medium
Refleksi
Pelajari materi gelombang mekanik, gelombang transversal, dan gelombang longitudinal. Unsur-unsur yang dinilai
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gelombang mekanik
Gelombang transversal
Gelombang longitudinal
Setelah peserta didik mempelajari tentang gelombang mekanik, gelombang transversal, dan gelombang
longitudinal, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembang-
kan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis gelombang
2. Saya dapat menganalisis gelombang mekanik.

3. Saya dapat menganalisis gelombang transversal.
4. Saya dapat menganalisis gelombang longitudinal.
5. Saya dapat menganalisis perbedaan gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
6. Saya dapat menganalisis penerapan gelombang dalam kehidupan sehari-hari.

selanjutnya.
Pertemuan 65

mengajukan pertanyaan tentang gerak sebuah benda (misal daun, kayu, atau gabus) di atas permukaan
air yang bergelombang.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan gelombang
mekanik.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gelombang berjalan dan sifat-sifat
gelombang.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gelombang berjalan dan sifat-sifat gelombang,
pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis; kompetensi
pengetahuan, menganalisis materi gelombang berjalan dan sifat-sifat gelombang menggunakan tes
tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu gelombang berjalan dan sifat-sifat gelombang
mandiri, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang gelombang berjalan dan sifat-sifat gelombang, peserta didik diminta

Pembelajaran tentang gelombang berjalan dan sifat-sifat gelombang dapat dipelajari melalui materi
berikut.
1) Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya tetap pada setiap titik yang
dilewatinya. Gelombang berjalan memiliki amplitudo A tetap yang merambat lurus dengan kecepatan
tertentu pada medium yang cukup panjang sehingga tidak terjadi pemantulan.
2) Persamaan gelombang berjalan dirumuskan:
 x t x
y P = A sin ω t ±  atau y P = A sin 2π  ± 
 v T λ 
3) Persamaan gelombang berjalan dapat dituliskan dalam bentuk lain, yaitu
yP = A sin (ωt ± kx)
Tanda (±) berlaku:
(+) Jika gelombang merambat ke kanan dan titik asal θ bergetar ke atas. (–) Jika gelombang merambat
ke kiri dan titik asal θ bergetar ke bawah.
4) Sudut fase gelombang dirumuskan:
t x
θ = 2π  ±  rad atau θ = (ωt ± kx) rad
T λ 
5) Fase gelombang dapat dirumuskan:
t x
ϕ =  ± 
T λ 
6) Beda fase dua titik pada gelombang yang berjarak Δx dalam waktu yang sama adalah:
∆x
∆ϕ =
λ
7) Beda fase satu titik pada gelombang untuk waktu yang berbeda adalah:
∆t
∆ϕ =
T
8) Cepat rambat gelombang dapat dituliskan:
λ
v= = fλ
T
9) Gelombang memiliki beberapa sifat, yaitu gelombang dapat dibiaskan (refraksi), dapat dilenturkan
(difraksi), dapat dipantulkan (refleksi), diuaraikan (dipersi), digabungkan (interferensi), dan dapat
dikutubkan (polarisasi).
Refleksi
Pelajari materi gelombang berjalan dan sifat-sifat gelombang. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gelombang berjalan
Sifat-sifat gelombang
Setelah peserta didik mempelajari tentang gelombang berjalan dan sifat-sifat gelombang, peserta didik

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis gelombang berjalan.
2. Saya dapat menganalisis persamaan gelombang berjalan.

3. Saya dapat menganalisis arah rambat gelombang berjalan.
4. Saya dapat menganalisis sudut fase gelombang berjalan.
5. Saya dapat menganalisis fase gelombang berjalan.
6. Saya dapat menganalisis beda fase dua titik gelombang yang berjarak Δx.
7. Saya dapat menganalisis beda fase dua titik gelombang untuk waktu yang berbeda.
8. Saya dapat menganalisis cepat rambat gelombang berjalan.
9. Saya dapat menganalisis penerapan gelombang berjalan di sekitar.
10. Saya dapat menganalisis sifat-sifat gelombang.

selanjutnya.
Pertemuan 66

mengajukan pertanyaan tentang pemanfaatan gelombang bunyi di sekitar.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan karakteristik
gelombang bunyi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu karakteristik gelombang bunyi, cepat
rambat bunyi, dan kuat bunyi.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi karakteristik gelombang bunyi, cepat rambat
bunyi, dan kuat bunyi, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk
jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis;
kompetensi pengetahuan, menganalisis materi karakteristik gelombang bunyi, cepat rambat bunyi,
dan kuat bunyi menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu karakteristik
gelombang bunyi, cepat rambat bunyi, dan kuat bunyi dengan menekankan pada pengembangan
nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang karakteristik gelombang bunyi, cepat rambat bunyi, dan kuat bunyi,
peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 294. Selain itu, guru

meminta peserta didik untuk mengerjakan Aktivitas Sains 8.1 dan menggunakan fitur Smart Learning yang
Pembelajaran tentang karakteristik gelombang bunyi, cepat rambat bunyi, dan kuat bunyi dapat dipelajari
melalui materi berikut.
1) Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang merambat melalui medium. Bunyi timbul
karena getaran partikel-partikel penyusun medium yang dilewati. Getaran partikel-partikel inilah
yang menyebabkan energi yang berasal dari sumber bunyi merambat dalam medium tersebut. Energi
dipindahkan dari sumber bunyi dalam bentuk gelombang longitudinal.
2) Gelombang bunyi dapat merambat melalui medium padat, cair, dan gas dengan cepat rambat bunyi
yang bergantung pada sifat-sifat media. Dalam ruang hampa bunyi tidak dapat merambat. Selain itu,
gelombang bunyi dapat memantul saat mengenai suatu benda.
3) Infrasonik adalah gelombang yang memiliki frekuensi di bawah rentang jangkauan pendengaran (f
< 20 Hz). Jangkauan pendengaran gelombang infrasonik hanya dapat didengar oleh hewan seperti,
anjing, jangkrik, gajah, hiu, dan laba-laba. Selain itu, gelombang infrasonik juga dimanfaatkan oleh
seismometer untuk mendeteksi gempa bumi.
4) Audiosonik adalah gelombang yang memiliki rentang frekuensi 20–20.000 Hz. Manusia memiliki
jangkauan frekuensi audiosonik.
5) Ultrasonik adalah gelombang yang memiliki frekuensi di atas jangkauan pendengaran (f > 20.000 Hz).
Hewan yang dapat mendengar bunyi ultrasonik misalnya kelelawar dan lumba-lumba. Gelombang
ultrasonik dapat dimanfaatkan untuk alat medis seperti ultrasonografi (USG).
6) Cepat rambat bunyi dapat ditentukan dengan menghitung jarak yang ditempuh gelombang bunyi
setiap satu satuan waktu, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut.
s λ
v = , v = , atau v = λf
t T
7) Intensitas bunyi merupakan energi yang dirambatkan gelombang per satuan luas. Secara matematis
intensitas bunyi dituliskan:
P
I=
A
8) Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas bunyi yang diukur
dengan intensitas ambang pendengaran (I0) yang dituliskan dalam persamaan:
I
TI = 10 log
I0
9) Jika terdapat sumber bunyi lebih dari satu, maka taraf intensitas totalnya dapat dirumuskan:
TIn = TI1 + 10 log n
Refleksi
Pelajari materi karakteristik gelombang bunyi, cepat rambat bunyi, dan kuat bunyi. Unsur-unsur yang dinilai adalah
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Karakteristik gelombang bunyi
Cepat rambat bunyi
Kuat bunyi

Setelah peserta didik mempelajari tentang karakteristik gelombang bunyi, cepat rambat bunyi, dan kuat
bunyi, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari
guru.
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis karakteristik gelombang bunyi.
2. Saya dapat menganalisis infrasonik.
3. Saya dapat menganalisis audiosonik.
4. Saya dapat menganalisis ultrasonik.
5. Saya dapat menganalisis cepat rambat bunyi.
6. Saya dapat menganalisis intensitas bunyi.
7. Saya dapat menganalisis taraf intensitas bunyi.
8. Saya dapat menganalisis taraf intensitas total.
9. Saya dapat menganalisis ambang batas pendengaran manusia.
10. Saya dapat menganalisis dampak kuat bunyi.

selanjutnya.
Pertemuan 67

mengajukan pertanyaan tentang ketika seseorang berada dipinggir palang perlintasan kereta api,
kemudian dari kejauhan datang kereta. Bagaimana suara kereta terdengar?
gelombang bunyi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu efek doppler.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi efek doppler, baik kompetensi sikap (Profil
bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi
efek doppler menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu efek doppler
mandiri, dan bernalar kritis.

Sebelum mempelajari materi tentang efek doppler, peserta didik diminta untuk mengamati gambar
Pembelajaran tentang efek doppler dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Peristiwa perubahan frekuensi dikenal dengan efek Doppler.
2) Saat sumber bunyi diam (tidak bergerak) maka panjang gelombang dan frekuensi tetap. Sedangkan,
saat sumber bunyi bergerak panjang gelombang lebih rapat daripada panjang gelombang sumber
bunyi diam. Akibatnya frekuensi bunyi yang diterima pendengar lebih tinggi daripada frekuensi
sumber bunyi. Sebaliknya, panjang gelombang terlihat lebih renggang saat ditinggalkan sumber bunyi
dan frekuensi bunyi yang diterima pendengar lebih rendah daripada sumber bunyi.
3) Pada efek Doppler berlaku persamaan:
v ±v p
fp = fs
v ± vs
4) Jika kecepatan angin tidak diabaikan maka persamaan efek Doppler menjadi:
(v ± v a ) ± v p
fp = f
(v ± v a ) ± v s s
5) Ketentuan vs dan vp sebagai berikut.
a) vs bernilai positif (+) jika sumber bunyi menjauhi pendengar, maka fp < fs.
b) vs bernilai negatif (–) jika sumber bunyi mendekati pendengar, maka fp > fs.
c) vp bernilai positif (+) jika pendengar mendekati sumber bunyi, maka fp > fs.
d) vp bernilai negatif (–) jika pendengar menjauhi sumber bunyi, maka fp < fs.
e) Jika arah angin searah dengan arah rambat bunyi maka va bernilai positif.
Refleksi
Pelajari materi efek doppler. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Efek doppler
Setelah peserta didik mempelajari tentang efek doppler, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat mendeskripsikan efek doppler.
2. Saya dapat menganalisis efek doppler.
3. Saya dapat menganalisis frekuensi pendengar pada efek doppler.
4. Saya dapat menganalisis frekuensi pengengar apabila kecepatan angin tidak diabaikan.
5. Saya dapat menganalisis frekuensi ketika sumber bunyi menjauhi pendengar.
6. Saya dapat menganalisis frekuensi ketika sumber bunyi mendekati pendengar.
7. Saya dapat menganalisis frekuensi ketika pendengar mendekati sumber bunyi.

8. Saya dapat menganalisis frekuensi ketika pendengar menjauhi sumber bunyi.
9. Saya dapat menganalisis kecepatan angin.

selanjutnya.
Pertemuan 68

mengajukan pertanyaan tentang penyetelan alat musik, seperti gitar, berarti menyamakan nada senar
gitar dengan nada standar (nada dengan frekuensi yang telah baku).
gelombang bunyi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu pelayangan bunyi.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi pelayangan bunyi, baik kompetensi sikap (Profil
bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi
pelayangan bunyi menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu pelayangan
bunyi dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong,
kreatif, mandiri, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang pelayangan bunyi, peserta didik diminta untuk mengamati gambar
dalam buku teks pada halaman 301. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas yang
Pembelajaran tentang pelayangan bunyi dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Pelayangan merupakan fenomena yang menerapkan prinsip interferensi gelombang. Kedua gelom-
bang bunyi akan saling berinterferensi dan tingkat suara pada posisi tertentu naik dan turun secara
bergantian.

2) Hal ini menyebabkan perubahan frekuensi bunyi yang berubah-ubah dengan tajam karena ada dua
sumber bunyi dengan perbedaan frekuensi yang kecil. Jadi, pelayangan terjadi jika ada perbedaan
frekuensi yang kecil dari dua sumber.
3) Pelayangan adalah peristiwa menurun atau meningkatnya kenyaringan secara berkala yang terdengar
ketika dua nada dengan frekuensi yang sedikit berbeda dibunyikan pada saat yang bersamaan.
4) Gelombang bunyi akan saling memperkuat dan memperlemah satu sama lain bergerak di dalam atau
di luar dari fasenya.
5) Fase kedua getaran sama, sehingga amplitudo keduanya menjadi maksimum. Pada saat ini, terjadi
penguatan (nada bunyi keras).
6) Fase kedua getaran berlawanan sehingga amplitudonya minumum. Pada saat ini, terjadi perlemahan
(nada bunyi lemah).
7) Kuat lemahnya pelayangan bunyi dipengaruhi oleh amplitudo gelombang bunyi yang berinterferensi.
Besarnya pelemahan atau penguatan bunyi yang terjadi dalam satu sekon disebut frekuensi pelayangan
yang besarnya sama dengan selisih antara dua gelombang bunyi yang berinterferensi tersebut. Secara
fn = n = │f1 – f2│
Refleksi
Pelajari materi pelayangan bunyi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pelayangan bunyi
Setelah peserta didik mempelajari tentang pelayangan bunyi, peserta didik diminta menuliskan Profil
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan pelayangan bunyi.
2. Saya dapat menganalisis pelayangan bunyi.
3. Saya dapat menganalisis penguatan bunyi.
4. Saya dapat menganalisis perlemahan bunyi.
5. Saya dapat menganalisis frekuensi pelayangan.
6. Saya dapat menganalisis persamaan frekuensi layangan.
7. Saya dapat menganalisis peneraparan pelayangan bunyi di sekitar.

selanjutnya.

Pertemuan 69

mengajukan pertanyaan tentang getaran dawai gitar saat dipetik.
gelombang bunyi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gelombang bunyi pada dawai atau
senar.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gelombang bunyi pada dawai atau senar, baik
nilai-nilai karakter bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan,
menganalisis materi gelombang bunyi pada dawai atau senar menggunakan tes tertulis dan kompetensi
terkait keterampilan, yaitu gelombang bunyi pada dawai atau senar dengan menekankan pada
Sebelum mempelajari materi tentang gelombang bunyi pada dawai atau senar, peserta didik diminta untuk
mengamati Aktivitas Sains 8.2 dalam buku teks pada halaman 302. Selain itu, guru meminta peserta didik
Pembelajaran tentang gelombang bunyi pada dawai atau senar dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Dawai merupakan contoh gelombang berdiri pada sebuah kawat yang mengalami gangguan tertentu.
2) Ketika sebuah dawai digetarkan akan menghasilkan beberapa frekuensi. Frekuensi terendah untuk
dawai dicapai ketika panjang dawai sama dengan setengah panjang gelombang yang dibentuk.
Frekuensi ini naik seiring dengan naiknya jumlah gelombang yang terbentuk pada dawai.
3) Terdapat 1 perut (P) dan 2 simpul (S). frekuensi yang dikenal adalah nada dasar. Secara matematis
dituliskan:
1 F
f0 =
2l µ
4) Dengan cara yang sama untuk menemukan Persamaan 8.15, kalian dapat menentukan rumus kedua
frekuensi pada nada atas pertama (f1) dan nada atas kedua (f2).
5) Panjang gelombang dawai dan frekuensi nada dawai berlaku:
2l (n + 1) F
λn = dan fn =
n +1 2l µ
Refleksi
Pelajari materi gelombang bunyi pada dawai atau senar. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gelombang bunyi pada dawai atau senar
Setelah peserta didik mempelajari tentang gelombang bunyi pada dawai atau senar, peserta didik diminta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan gelombang bunyi pada dawai atau senar.
2. Saya dapat menganalisis gelombang bunyi pada dawai atau senar.
3. Saya dapat menganalisis frekuensi nada dasar.
4. Saya dapat menganalisis frekuensi nada atas pertama.
5. Saya dapat menganalisis frekuensi nada atas kedua.
6. Saya dapat menganalisis panjang gelombang dawai.
7. Saya dapat menganalisis penerapan gelombang bunyi pada dawai atau senar.

selanjutnya.
Pertemuan 70

mengajukan pertanyaan tentang proses atau prinsip kerja alat musik tiup, seperti terompet atau
seruling.
gelombang bunyi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gelombang bunyi pada kolom udara.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gelombang bunyi pada kolom udara, baik kom-
petensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan

menganalisis materi gelombang bunyi pada kolom udara menggunakan tes tertulis dan kompetensi
terkait keterampilan, yaitu gelombang bunyi pada kolom udara dengan menekankan pada pengem-
bangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang gelombang bunyi pada kolom udara, peserta didik diminta untuk
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang gelombang bunyi pada kolom udara dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Pipa organa adalah kolom udara yang berbentuk silinder. Pipa organa merupakan sebuah elemen
penghasil suara. Pipa tersebut akan beresonansi (mengeluarkan suara) pada nada tertentu ketika ada
aliran udara yang ditiupkan pada tekanan tertentu. Udara yang masuk ke pipa ini akan terbentuk perut
pergeseran karena udara dapat bergerak bebas. Udara tersebut akan berekspansi sehingga tekanan
turun dan terjadi titik simpul tekanan. Pada pipa organa terjadi gelombang longitudinal, titik simpul
tekanan menyatakan titik perut pergeseran, sedangkan titik perut tekanan menyatakan titik simpul
pergeseran.
2) Pipa organa terbuka memiliki ujung yang berhubungan dengan udara luar, contohnya flute dan
rekorder. Pada kedua ujung pipa selalu terbentuk perut gelombang. Hal ini menunjukan bahwa
pembentukan pola gelombang longitudinal pada kedua ujung merupakan renggangan. Renggangan
bersesuaian dengan perut gelombang dalam gelombang transversal.
3) Nada terendah dicapai ketika panjang pipa sama dengan panjang setengah gelombang. Kenaikan
nada terjadi ketika terjadi penambahan jumlah gelombang dalam pipa.
4) Frekuensi nada dasar (f0) pipa organa terbuka adalah:
v v
f0 = =
λ 0 2l
Dengan cara yang sama, untuk menentukan frekuensi nada atas pertama (f1) dan frekuensi nada atas
kedua (f2).
5) Pipa organa tertutup memiliki ujung yang tidak berhubungan dengan udara luar, contohnya klarinet.
Pada bagian ujung tertutup akan terbentuk simpul, sedangkan pada bagian yang lain akan terbentuk
perut gelombang.
6) Pada pipa jenis ini banyak simpul selalu sama dengan banyak perut yang terbentuk.
7) Frekuensi nada dasar (f1) pada pipa organa tertutup adalah:
v v
f0 = =
λ 0 4l
8) Naiknya nada sebanding dengan kenaikan jumlah gelombang dalam pipa.
Refleksi
Pelajari materi gelombang bunyi pada kolom udara. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gelombang bunyi pada kolom udara

Setelah peserta didik mempelajari tentang gelombang bunyi pada kolom udara, peserta didik diminta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat mendeskripsikan gelombang bunyi pada kolom udara.
2. Saya dapat menganalisis gelombang bunyi pada kolom udara.
3. Saya dapat menganalisis pipa organa terbuka.
4. Saya dapat menganalisis frekuensi nada dasar pipa organa terbuka.
5. Saya dapat menganalisis frekuensi nada atas pertama pipa organa terbuka.
6. Saya dapat menganalisis frekuensi nada atas kedua pipa organa terbuka.
7. Saya dapat menganalisis pipa organa tertutup.
8. Saya dapat menganalisis frekuensi nada dasar pipa organa tertutup.
9. Saya dapat menganalisis frekuensi nada atas pertama pipa organa tertutup.
10. Saya dapat menganalisis frekuensi nada atas kedua pipa organa tertutup.
11. Saya dapat menganalisis penerapan gelombang bunyi pada kolom udara di sekitar.

selanjutnya.
Pertemuan 71

mengajukan pertanyaan tentang teknologi yang menerapkan gelombang elektromagnetik.
elektromagnetik.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu spektrum gelombang elektromagnetik.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi spektrum gelombang elektromagnetik, baik
menganalisis materi spektrum gelombang elektromagnetik menggunakan tes tertulis dan kompetensi
terkait keterampilan, yaitu spektrum gelombang elektromagnetik dengan menekankan pada

Sebelum mempelajari materi tentang spektrum gelombang elektromagnetik, peserta didik diminta untuk
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang spektrum gelombang elektromagnetik dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Gelombang elektromagnetik seperti cahaya terdiri dari getaran-getaran medan listrik (E) dan medan
magnet (B), saling tegak lurus satu sama lainnya dan sefase tanpa memerlukan medium dalam peram-
batannya.
2) Berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya, gelombang elektromagnetik dapat diklasifikasikan
menjadi spektrum gelombang elektromagnetik.
3) Spektrum gelombang elektromagnetik (GEM) merupakan spektrum kontinu di mana masing-masing
jenis gelombang elektromagnetik yang berbeda didefinisikan dalam rentang panjang gelombang tertentu.
4) Spektrum gelombang elektromagnetik dengan urutan dari frekuensi terkecil ke frekuensi terbesar
dapat disusun sebagai berikut.
5) Gelombang radio merupakan gelombang yang dihasilkan dari muatan yang dipercepat melalui kabel
penghantar. Rentang panjang gelombangnya antara 104 m hingga sekitar 0,1 m dengan rentang
frekuensi sekitar 5 × 105 Hz sampai 109 Hz.
6) Gelombang mikro memiliki panjang gelombang mulai dari sekitar 0,3 m hingga 10-4 m dengan
frekuensinya berkisar dari 109 Hz hingga 3 × 1011 Hz.
7) Gelombang inframerah memiliki panjang gelombang mulai dari 10-3 m hingga panjang gelombang
terpanjang cahaya tampak, 7 × 10-7 m dengan rentang frekuensi 3 × 1011 Hz sampai 4 × 1014 Hz.
8) Cahaya tampak merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia.
9) Sinar ultraviolet adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sekitar 380 nm
hingga 10 nm. Rentang frekuensinya berkisar dari 8 × 1014 Hz sampai 3 × 1016 Hz.
10) Sinar-X memiliki panjang gelombang dalam kisaran dari sekitar 10-8 m sampai 10-12 m.
11) Sinar gamma berenergi tinggi dan memiliki panjang gelombang berkisar antara 10-10 m sampai kurang
dari 10-14 m.
Refleksi
Pelajari materi spektrum gelombang elektromagnetik. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Spektrum gelombang elektromagnetik
Setelah peserta didik mempelajari tentang spektrum gelombang elektromagnetik, peserta didik diminta
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan gelombang elektromagnetik.
2. Saya dapat menganalisis gelombang elektromagnetik.
3. Saya dapat menganalisis spektrum gelombang elektromagnetik.
4. Saya dapat menganalisis gelombang radio.
5. Saya dapat menganalisis gelombang mikro.
6. Saya dapat menganalisis sinar inframerah.

7. Saya dapat menganalisis cahaya tampak.
8. Saya dapat menganalisis sinar ultraviolet.
9. Saya dapat menganalisis sinar-X.
10. Saya dapat menganalisis sinar gamma.
11. Saya dapat menganalisis penerapan spektrum gelombang elektromagnetik di sekitar.

selanjutnya.
Pertemuan 72

mengajukan pertanyaan tentang polarisasi.
elektromagnetik.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu polarisasi.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi polarisasi, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi polarisasi
menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu polarisasi dengan menekankan
pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar
kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang polarisasi, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam
buku teks pada halaman 309. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas dan

Pembelajaran tentang polarisasi dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Polarisasi gelombang elektromagnetik mengacu pada arah medan listrik saja.
2) Ketika cahaya merambat arah getar gelombangnya menyebar ke segala arah, secara alami cahaya
tidak terpolarisasi, seperti cahaya matahari, lampu, atau nyala lilin. Akan tetapi, cahaya tersebut dapat
dibuat arah getar gelombangnya menuju satu arah (terpolarisasi) menggunakan instrumen optik yang
disebut polarisator. Proses ini disebut polarisasi.
3) Polarisasi merupakan peristiwa terserapnya sebagian atau seluruh arah getar gelombang sehingga
hanya memiliki satu arah getar saja. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal dan tidak
dapat terjadi pada gelombang longitudinal.
4) Polarisasi linier yaitu polarisasi yang terjadi karena gelombang hanya bergetar pada satu bidang getar.
5) Polarisasi melingkar yang terjadi karena medan listrik yang dihasilkan berputar dalam lingkaran
dengan kelajuan tetap di sekitar arah propagasi dan tergantung pada arah rotasi.
6) Polarisasi elips yang merupakan gabungan antara polarisasi linier dan melingkar. Selain itu, polarisasi
ini merupakan kombinasi dua komponen linier dengan amplitudo yang berbeda atau perbedaan fase
45o atau kelipatannya.
7) Pada polarisasi akibat penyerapan, saat cahaya masuk melewati film polaroid, vektor medan listriknya
paralel (sejajar) dengan rantai-rantai tersebut, sehingga arus listrik mengalir sepanjang garis dan
energi cahaya diserap. Sebaliknya, jika medan listrik tegak lurus terhadap rantai-rantai molekul
tersebut, maka cahaya akan ditransmisikan. Arah tegak lurus rantai-rantai molekul ini disebut sumbu
transmisi. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa semua cahaya akan diserap jika cahaya tegak
lurus dengan sumbu transmisi.
8) Intensitas cahaya yang ditransmisikan oleh film polaroid dapat dirumuskan sebagai berikut.
In = I0 cos2θ
Persamaan di atas merupakan hukum Malus.
9) Polarisasi akibat hamburan dengan mengganggap molekul penyerap sebagai antena dipol listrik yang
meradiasikan gelombang-gelombang yang memiliki intensitas maksimum yang arahnya tegak lurus
terhadap antena dengan vektor medan listrik sejajar antena dan intensitas nol pada arah sepanjang
antena.
10) Pada polarisasi akibat pemantulan, cahaya yang dipantulkan dapat terpolarisasi secara keseluruhan
ketika sudut datang θp, namun cahaya yang ditransmisikan hanya terpolarisasi sebagian karena hanya
sebagian kecil cahaya masuk yang dipantulkan. Jika cahaya masuk itu sendiri terpolarisasi dengan
medan listrik pada bidang datangnya, tidak ada cahaya yang dipantulkan saat sudut datangnya adalah
θp.
11) Cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya yang terpolarisasi dengan sudut Brewsters (θp), sehingga
dapat dituliskan:
n
tan θ p = 2
n1
12) Pada polarisasi akibat pembiasan ganda, polarisasi bergantung pada indeks bias bahan yang
membiaskan gelombang datang menjadi berkas-berkas cahaya. Jadi, cahaya yang datang dikonversi
menjadi dua berkas cahaya terpolarisasi. Berkas-berkas ini terpolarisasi dalam arah yang saling tegak
lurus dan berjalan dengan kecepatan yang berbeda. Selain itu, orientasi relatif material dan cahaya
yang masuk (datang), dapat menyebabkan sinar-sinar (berkas-berkas) tersebut mungkin merambat
dengan arah yang berbedabeda di dalam material.
Refleksi
Pelajari materi polarisasi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Polarisasi
Setelah peserta didik mempelajari tentang polarisasi, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat mendeskripsikan polarisasi.
2. Saya dapat menganalisis polarisasi.
3. Saya dapat menganalisis polarisator.
4. Saya dapat menganalisis polarisasi akibat penyerapan.
5. Saya dapat menganalisis polarisasi akibat hamburan.
6. Saya dapat menganalisis polarisasi akibat pemantulan.
7. Saya dapat menganalisis polarisasi akibat pembiasan ganda.
8. Saya dapat menganalisis penerapan polarisasi di sekitar.

selanjutnya.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
a. Penilaian Tugas

Tugas yang ada di Bab VIII
Soal Tantangan yang ada di Bab VIII


Benar Benar Benar
A
B
C
D
...

Skor Peserta Didik
Nilai Riil : × 100
Skor Total Maksimal
Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3

1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif
2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
2= Tepat waktu
1= Terlambat
Jumlah Skor 25
Skor Peserta Didik

Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
2. Penulisan materi

1 = Kurang lengkap
0 = Tidak ada

0 = Tidak ada
2= Cukup aktif
1= Kurang aktif
0= Tidak aktif
Jumlah Skor 20
Skor Peserta Didik
Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
1. Merancang alat
Skor Total

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
35
1. Remedial
Remedial bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi tentang gelombang
mekanik, karakteristik gelombang bunyi, dan gelombang elektromagnetik agar dapat memenuhi Kriteria

diselesaikan.
2. Pengayaan
soal yang gelombang mekanik, karakteristik gelombang bunyi, dan gelombang elektromagnetik. Kegiatan
pengayaan yang diberikan pada peserta didik dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
(KKM).
d. Materi pengayaan dapat berupa gelombang dalam bentuk artikel.
Proyek
Buatlah sebuah model karya ilmiah mengenai polarisasi. Isi karya ilmiah menjelaskan hasil uji larutan
garam dan air menggunakan polarisator. Amati apa yang terjadi! Kemudian, tulislah dalam bentuk
karya ilmiah meliputi, pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat
penulisan), tinjauan pustaka, metode penelitian, analisis data, pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka,
dan lampiran. Kumpulkan hasil kerja kalian kepada guru untuk dipresentasikan!

Nama Proyek : Polarisator
Nama :
Kelas : XI
1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2. Pelaksanaan
d. Analisis Data

3. Laporan Proyek
a. Performa
Total Skor Maks
Komentar Orang Tua:

BAB IX SUPERPOSISI GELOMBANG

Materi : BAB IX Superposisi Gelombang
Fase/Kelas : F/XI

Peserta didik dapat menjelaskan keterkaitan super- Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada
posisi gelombang dan interferensi gelombang. Se- Fase F adalah bergotong royong, kreatif, dan ber-
lain itu, peserta didik juga dapat menjelaskan kisi nalar kritis melalui proses pembelajaran superpo-
difraksi dalam kehidupan sehari-hari. sisi gelombang.
Sarana Prasarana
• LCD proyektor.

Ketersediaan Materi
TIDAK.


Memahami fakta dan konsep tentang superposisi gelombang seperti berikut.
1) Superposisi gelombang dan interferensi.
2) Superposisi dan gelombang stasioner.
3) Difraksi dan kisi difraksi.
Bab IX Superposisi Gelombang 273

a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi superposisi gelombang.
b. Gambar-gambar superposisi gelombang.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan superposisi gelombang.
Model Pembelajaran
• Portofolio
Tujuan Pembelajaran
1. menjelaskan dan menggunakan prinsip superposisi dan interferensi gelombang;
2. mendemonstrasikan dan menjelaskan pembentukan gelombang stasioner; dan
3. menganalisis kisi difraksi untuk menentukan panjang gelombang.

Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran superposisi gelombang, manfaat apakah yang dirasakan
Pertanyaan Pemantik
Pernahkah kalian melihat warna pada sayap kupu-kupu? Dari mana warna itu berasal? Apakah peristiwa
tersebut termasuk interferensi? Apa itu interferensi?

b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan superposisi gelombang.
Untuk menguasai materi pada Bab IX ini, memerlukan 7 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke-73 sampai
Pertemuan 73

mengajukan pertanyaan tentang dalam pertunjukkan musik, pendengar dapat membedakan suara alat
musik piano, gitar, maupun drum meskipun suara seluruh alat musik sampai ke telinga begitu riuh.
Mengapa demikian?
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan superposisi
gelombang dan interferensi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu superposisi gelombang dan interferensi.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi superposisi gelombang dan interferensi, baik
bangan nilai-nilai karakter bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan,

menganalisis materi superposisi gelombang dan interferensi menggunakan tes tertulis dan kompe-
tensi terkait keterampilan, yaitu superposisi gelombang dan interferensi dengan menekankan pada
pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang superposisi gelombang dan interferensi, peserta didik diminta untuk
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang superposisi gelombang dan interferensi dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Penggabungan atau penjumlahan dua gelombang atau lebih sehingga diperoleh gelombang baru
disebut interferensi gelombang. Interferensi gelombang dapat diamati pada semua jenis gelombang,
misalnya gelombang permukaan air, gelombang bunyi, dan gelombang cahaya.
2) Superposisi merupakan dua gelombang atau lebih bertemu di suatu titik.
3) Fungsi resultan gelombang yang dihasilkan dinyatakan dengan fungsi sebagai berikut:
yp = y1 + y2
Diperoleh
y3 = A sin (kx – ωt) + A sin (kx – ωt + θ)
4) Sehingga resultan simpangan gelombang dirumuskan:
θ  θ
y p = 2 A cos   sin kx − ωt + 
2  2
5) Jika θ = 0, maka gelombang dikatakan sefase sehingga terjadi interferensi konstruktif (membangun).
θ
Secara umum, interferensi membangun (konstruktif) terjadi jika cos   = ±1 . Hal ini akan terjadi
2
pada saat θ = 0, 2π, 4π radian, dan seterusnya.
θ π
6) Jika nilai θ = π, maka cos   = cos   = 0 dan amplitudo gelombang resultan menjadi 0, sehingga
2 2
terjadi interferensi yang saling melemahkan (destruktif). Interferensi destruktif terjadi jika
θ
cos   = 0 . Hal ini akan terjadi pada saat θ = π, 3π, 5π radian, dan seterusnya.
2
Refleksi
Pelajari materi superposisi gelombang dan interferensi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Superposisi gelombang
Interferensi gelombang
Setelah peserta didik mempelajari tentang superposisi gelombang dan interferensi, peserta didik diminta

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis superposisi gelombang
2. Saya dapat menganalisis interferensi gelombang.

3. Saya dapat menganalisis resultan gelombang.
4. Saya dapat menganalisis simpangan gelombang.
5. Saya dapat menganalisis interferensi konstruktif.
6. Saya dapat menganalisis interferensi destruktif.

selanjutnya.
Pertemuan 74

mengajukan pertanyaan tentang sinar melewati dua celah yang kecil.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan superposisi
gelombang dan interferensi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu percobaan Young.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi percobaan Young, baik kompetensi sikap
karakter bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi
percobaan Young menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu percobaan
Young dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong,
Sebelum mempelajari materi tentang percobaan Young, peserta didik diminta untuk mengamati gambar
Pembelajaran tentang percobaan Young dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Suatu metode yang umum untuk menghasilkan dua sumber cahaya koheren menggunakan sebuah
sumber monoktomatis untuk menerangi suatu halangan yang memiliki dua celah yang kecil. Hal ini
dibuktikan pada percobaan Young celah ganda.

2) Hasil interferensinya bergantung pada selisih lintasan kedua berkas cahaya itu. Selisih lintasannya
adalah d sin θ. Hasil interferensi dapat berupa garis terang atau garis gelap.
3) Jika dua sumber cahaya koheren bertemu dan saling menguatkan maka akan terjadi interferensi
maksimum atau interferensi konstruktif dan terbentuknya garis terang pada layar. Dalam hal ini, fase
kedua gelombang sama.
4) Selisih lintasan kedua cahaya merupakan kelipatan bilangan genap dari setengah panjang gelombangnya,
sehingga berlaku:
λL
y terang = m atau d sin θterang = mλ
d
5) Jika dua sumber cahaya tidak bertemu dan saling meniadakan atau melemahkan maka akan terjadi
interferensi minimum dan terbentuknya garis gelap pada layar. Dalam hal ini, fase kedua gelombang
berlawanan.
6) Selisih lintasan kedua cahaya merupakan kelipatan bilangan ganjil dari setengah panjang gelombangnya,
sehingga berlaku:
λL  1  1
y gelap = m +  atau d sin θ gelap = m +  λ
d 2 2
Refleksi
Pelajari materi percobaan Young. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Percobaan Young
Setelah peserta didik mempelajari tentang percobaan Young, peserta didik diminta menuliskan Profil Pe-
lajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis percobaan Young
2. Saya dapat menganalisis sumber monokromatis.
3. Saya dapat menganalisis cahaya koheren pada celah sempit.
4. Saya dapat menganalisis hasil interferensi.
5. Saya dapat menganalisis interferensi maksimum.
6. Saya dapat menganalisis jarak terang pusat ke terang pada interferensi maksimum.
7. Saya dapat menganalisis jarak antar kedua celah pada interferensi maksimum.
8. Saya dapat menganalisis interferensi minimum.
9. Saya dapat menganalisis jarak terang pusat ke gelap pada interferensi minimum.
10. Saya dapat menganalisis jarak antar kedua celah pada interferensi minimum.
11. Saya dapat menganalisis penerapan interferensi di sekitar.

selanjutnya.
Pertemuan 75

mengajukan pertanyaan tentang gelombang tali dikaitkan pada salah satu ujungnya, lalu ujung yang
lain diayunkan naik turun.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan superposisi dan
gelombang stasioner.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gelombang stasioner ujung tetap.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gelombang stasioner ujung tetap, baik kompetensi
gelombang stasioner ujung tetap menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
gelombang stasioner ujung tetap dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
Sebelum mempelajari materi tentang gelombang stasioner ujung tetap, peserta didik diminta untuk
mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 327, Selain itu, guru meminta peserta didik untuk
Pembelajaran tentang gelombang stasioner ujung tetap dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Gelombang stasioner atau biasa disebut gelombang berdiri merupakan perpaduan atau interferensi
dua gelombang yang mempunyai frekuensi, dan amplitudo yang sama besar tetapi merambat pada
arah yang berlawanan. Besar amplitudo gelombang stasioner akan berubah-ubah di antara nilai
maksimum dan nilai minimumnya. Titik yang amplitudonya maksimum disebut juga perut dan titik
dengan amplitudo minimum disebut simpul. Gelombang stasioner dapat terjadi karea pemantulan
ujung tetap dan ujung bebas.
2) Ketika ujung yang bebas digetarkan ke atas dan ke bawah berulangulang maka gelombang akan
merambat dari ujung yang bebas menuju ujung yang terikat. Gelombang ini disebut gelombang
datang.
3) Pada ujung tetap (terikat) akan membentuk dua gelombang tali yang arahnya berlawanan. Dengan
mempertimbangkan fungsi gelombang untuk dua gelombang sinusoidal transversal yang memiliki
amplitudo, frekuensi, dan panjang gelombang yang sama tetapi bergerak dalam arah yang berlawanan
dalam medium yang sama, maka dapat dituliskan:

y1 = A sin (ωt – kx) (merambat ke arah kanan)
dan
y2 = –A sin (ωt + kx) (merambat ke arah kiri)
Di mana y1 mewakili gelombang datang dan y2 mewakili gelombang pantul.
4) Simpangan gelombang ujung tetap:
yp = 2A sin kx cos ωt atau yp = Ap cos ωt
5) Amplitudo pada gelombang ujung tetap:
Ap = 2A sin kx
6) Letak perut gelombang ke-n dari ujung tetap adalah:
1
Pn+1 = (2n + 1) λ
4
7) Letak simpul gelombang ke-n dari ujung tetap adalah:
n
Sn = λ
2
Refleksi
Pelajari materi gelombang stasioner ujung tetap. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gelombang stasioner
Gelombang stasioner ujung tetap
Setelah peserta didik mempelajari tentang gelombang stasioner ujung tetap, peserta didik diminta
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis gelombang stasioner.
2. Saya dapat menganalisis gelombang stasioner ujung tetap.
3. Saya dapat menganalisis amplitudo gelombang stasioner ujung tetap.
4. Saya dapat menganalisis letak perut gelombang stasioner ujung tetap.
5. Saya dapat menganalisis letak simpul gelombang stasioner ujung tetap.
6. Saya dapat menganalisis penerapan gelombang stasioner di sekitar.
7. Saya dapat menganalisis penerapan gelombang stasioner ujung tetap.

selanjutnya.

Pertemuan 76

mengajukan pertanyaan tentang terbentuknya gelombang stasioner ujung bebas hasil interferensi
gelombang pantul dan gelombang datang.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu gelombang stasioner ujung bebas.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi gelombang stasioner ujung bebas, baik kompetensi
gelombang stasioner ujung bebas menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan,
yaitu gelombang stasioner ujung bebas dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter
antara lain: bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang gelombang stasioner ujung bebas, peserta didik diminta untuk
mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 330, Selain itu, guru meminta peserta didik untuk
Pembelajaran tentang gelombang stasioner ujung bebas dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Pada ujung bebas apabila telah bergetar selama t sekon, maka persamaan gelombang datang dan
gelombang pantul dinyatakan sebagai berikut.
y1 = A sin (ωt – kx) (merambat ke arah kanan)
dan
y2 = A sin (ωt + kx) (merambat ke arah kiri)
2) Hasil interferensi kedua gelombang adalah
yp = 2A cos kx sin ωt
3) Simpangan gelombang stasioner ujung bebas dapat dituliskan dalam bentuk:
yp = Ap sin ωt
4) Amplitudo gelombang stasioner ujung bebas dapat dituliskan:
Ap = 2A cos kx
5) Letak perut gelombang ke-n dari ujung bebas adalah
n
Pn+1 = λ
2
6) Letak simpul gelombang ke-n dari ujung tetap adalah
1
s n+1 = (2n + 1) λ
4

Refleksi
Pelajari materi gelombang stasioner ujung bebas. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Gelombang stasioner ujung tetap
Setelah peserta didik mempelajari tentang gelombang stasioner ujung bebas, peserta didik diminta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis gelombang stasioner ujung bebas.
2. Saya dapat menganalisis amplitudo gelombang stasioner ujung bebas.
3. Saya dapat menganalisis letak perut gelombang stasioner ujung bebas.
4. Saya dapat menganalisis letak simpul gelombang stasioner ujung bebas.
5. Saya dapat menganalisis penerapan gelombang stasioner ujung bebas.

selanjutnya.
Pertemuan 77

mengajukan pertanyaan tentang percobaan Melde dilakukan untuk menyelediki cepat rambat
gelombang transversal pada kawat atau dawai atau senar.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu percobaan Melde.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi percobaan Melde, baik kompetensi sikap (Profil
bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi percobaan
Melde menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu percobaan Melde dengan
menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, dan bernalar
kritis.

Sebelum mempelajari materi tentang percobaan Melde, peserta didik diminta untuk mengamati gambar
dalam buku teks pada halaman 333. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan Aktivitas
Sains 9.1 dan mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang percobaan Melde dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Perobaan Melde dilakukan untuk menyelediki cepat rambat gelombang transversal pada kawat atau
dawai atau senar.
2) Jika garpu tala digetarkan pada tali, gelombang transversal menjalar dari ujung garpu tala ke katrol.
Katrol berfungsi sebagai ujung tetap. Gelombang datang pada katrol, dipantulkan kembali ke
garpu tala. Interferensi gelombang datang dan gelombang pantul pada tali menyebabkan terjadinya
3) Cepat rambat gelombang transversal yang menjalar pada kawat atau dawai atau senar ditentukan oleh
tegangan dan kerapatan massa linier dawai.
4) Cepat rambat gelombang pada dawai dalam bentuk persamaan sebagai berikut.
F F
v= atau v =
m µ
l
Refleksi
Pelajari materi percobaan Melde. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Percobaan Melde
Setelah peserta didik mempelajari tentang percobaan Melde, peserta didik diminta menuliskan Profil
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis kecepatan rambat gelombang pada suatu medium berbentuk tali/
kawat.
2. Saya dapat menganalisis hubungan tegangan tali/kawat dengan massa persatuan panjang.
3. Saya dapat menganalisis percobaan Melde.
4. Saya dapat menganalisis fungsi katrol pada percobaan Melde.
5. Saya dapat menganalisis penerapan percobaan Melde di sekitar.

selanjutnya.

Pertemuan 78

mengajukan pertanyaan tentang saat sinar cahaya dari matahari mencoba mencapai tanah tetapi
terhalang oleh awan, sinar tersebut menyebar melalui celah-celah awan yang sempit.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan difraksi dan kisi
difraksi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu difraksi celah tunggal.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi difraksi celah tunggal, baik kompetensi sikap
difraksi celah tunggal menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu difraksi
celah tunggal dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong
Sebelum mempelajari materi tentang difraksi celah tunggal, peserta didik diminta untuk mengamati
Aktivitas Sains 9.2 dan mengerjakan tugas yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang difraksi celah tunggal dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Difraksi adalah penyebaran gelombang saat melewati celah sempit.
2) Gerakan gelombang setelah melewati celah pada penghalang, setiap titik pada permukaan celah bergerak
naik turun. Masing-masing titik yang bergerak dapat dianggap sebagai sumber riak gelombang baru
yang menyebar ke ruang di luar penghalang. Berdasarkan prinsip superposisi, riak-riak gelombang
baru dapat digunakan untuk menemukan efek difraksi yang dihasilkan tanpa mencoba menghitung.
Pada difraksi penyebaran gelombang tergantung pada hubungan antara panjang gelombang dan lebar
celah.
3) Pada percobaan difraksi cahaya dengan melewatkannya melalui celah sempit atau lubang kecil
dengan menggunakan sinar laser. Ketika sinar laser diarahkan ke celah yang lebarnya sebanding
dengan panjang gelombang cahaya laser, maka gelombang cahaya akan menyebar ke luar celah dan
membentuk pola pada layar. Pola yang tercipta pada layar disebut sebagai pola difraksi Fraunhofer.
4) Berdasarkan prinsip Huygens, setiap bagian dari celah bertindak sebagai sumber cahaya. Oleh karena
itu, cahaya dari satu bagian celah tertentu dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian celah yang
lain, dan resultan dari intensitas cahayanya di layar bergantung pada arah θ.
5) Difraksi pada celah tunggal akan menghasilkan pola garis terang dan gelap pada layar.
6) Garis terang pusat merupakan hasil interferensi maksimum, sehingga berlaku:
1
d sin θ = (2 m + 1) λ
2
7) Garis gelap merupakan hasil interferensi minimum, sehingga berlaku:
d sin θ = mλ

Refleksi
Pelajari materi difraksi celah tunggal. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Difraksi
Difraksi celah tunggal
Setelah peserta didik mempelajari tentang difraksi celah tunggal, peserta didik diminta menuliskan Profil
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis difraksi.
2. Saya dapat menganalisis percobaan difraksi celah tunggal.
3. Saya dapat menganalisis difraksi celah tunggal.
4. Saya dapat menganalisis garis terang pusat dan garis gelap difraksi celah tunggal.
5. Saya dapat menganalisis lebar celah pada difraksi celah tunggal
6. Saya dapat menganalisis difraksi celah tunggal di sekitar.

selanjutnya.
Pertemuan 79

mengajukan pertanyaan tentang kisi difraksi.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan difraksi dan kisi
difraksi.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu kisi difraksi.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi kisi difraksi, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi kisi difraksi
menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu kisi difraksi dengan menekankan

Sebelum mempelajari materi tentang kisi difraksi, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam
buku teks pada halaman 338. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas yang ada di
Pembelajaran tentang kisi difraksi dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Kisi difraksi adalah alat yang dapat membantu menjelaskan cahaya dan objek yang memancarkan
dan menyerap cahaya. Salah satu kegunaan kisi difraksi adalah untuk mengukur panjang gelombang
cahaya. Kisi difraksi hampir mirip dengan celah ganda. Perbedaannya terletak pada jumlah celah yang
dimiliki lebih banyak (hingga mencapai ribuan celah per milimeter).
2) Apabila cahaya monokromatik melewati celah-celah pada kisi difraksi, maka akan terbentuk rumbai-
rumbai interferensi sempit yang dapat digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya
tersebut. Semakin banyak celah yang digunakan, semakin banyak garis gelap (interferensi destruktif)
yang diperoleh. Selain itu, intensitas pada terang maksimum akan lebih. Dengan demikian, kondisi
tersebut memudahkan untuk menentukan panjang gelombang suatau cahaya dengan lebih akurat.
3) Beda panjang lintasan antara sinar yang berdampingan dalam hal ini sama dengan d sin θ, dengan θ
adalah sudut dari sumbu tengah kisi ke titik P. Satu garis akan ditempatkan ke titik P jika beda panjang
lintasan antara sinar yang berdampingan merupakan jumlah bulat panjang gelombang. Interferensi
maksimum (terang) pada kisi difraksi dapat dinyatakan dengan:
d sin θ = mλ
4) Jika N adalah jumlah garis per satuan panjang (m), maka
1
d=
N
5) Kisi difraksi digunakan pada spektroskopi. Spektroskopi adalah alat yang digunakan untuk menganalisis
cahaya yang dihasilkan oleh tabung gas (seperti helium, neon, dan sebagainya).
Refleksi
Pelajari materi kisi difraksi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Kisi difraksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang kisi difraksi, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis kisi difraksi.
2. Saya dapat menganalisis perbedaan kisi difraksi dengan difraksi celah ganda.
3. Saya dapat menganalisis jarak kisi terdekat.
4. Saya dapat menganalisis jumlah garis per satuan panjang.
5. Saya dapat menganalisis panjang gelombang.
6. Saya dapat menganalisis penerapan kisi difraksi tunggal di sekitar.

selanjutnya.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
a. Penilaian Tugas
Tugas yang ada di Bab IX
Soal Tantangan yang ada di Bab IX


Benar Benar Benar
A
B
C
D
...

Skor Peserta Didik
Nilai Riil : × 100
Skor Total Maksimal

Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3

1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif
2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
2= Tepat waktu
1= Terlambat
Jumlah Skor 25
Skor Peserta Didik

Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal

Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
2. Penulisan materi

1 = Kurang lengkap
0 = Tidak ada
0 = Tidak ada
2= Cukup aktif
1= Kurang aktif
0= Tidak aktif
Jumlah Skor 20
Skor Peserta Didik
Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
1. Merancang alat
Skor Total

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
35

1. Remedial
Remedial bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi tentang superposisi
gelombang dan interferensi; superposisi dan gelombang stasioner; serta difraksi dan kisi difraksi agar
dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
diselesaikan.
2. Pengayaan
soal yang superposisi gelombang dan interferensi; superposisi dan gelombang stasioner; serta difraksi dan
kisi difraksi. Kegiatan pengayaan yang diberikan pada peserta didik dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut.
(KKM).
d. Materi pengayaan dapat berupa superposisi gelombang dalam bentuk artikel.
Proyek
Buatlah sebuah model rancangan ilmiah kisi difraksi menggunakan daun bawang dan jantung pisang
untuk menjelaskan fenomena difraksi. Amati apa yang terjadi. Buatlah laporan meliputi, pendahuluan
(latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat penulisan), tinjauan pustaka,
metode penelitian, analisis data, pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka, dan lampiran. Kemudian,
presentasikan di depan kelas!

Nama Proyek : Kisi Difraksi
Nama :
Kelas : XI
1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2. Pelaksanaan
d. Analisis Data
3. Laporan Proyek
a. Performa
Total Skor Maks
Komentar Orang Tua:

BAB X KALOR DAN TERMODINAMIKA

Materi : BAB X Kalor dan Termodinamika
Fase/Kelas : F/XI

Peserta didik dapat menganalisis pengaruh kalor Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada
pada kehidupan sehari-hari. Peserta didik dapat Fase F adalah bergotong royong, kreatif, dan ber-
menjelaskan teori kinetik gas dan karakteristik gas nalar kritis melalui proses pembelajaran kalor dan
pada ruang tertutup. Selain itu, peserta didik juga termodinamika.
dapat menjelaskan hukum termodinamika dalam
kehidupan sehari-hari.
Sarana Prasarana
• LCD proyektor.

Ketersediaan Materi
TIDAK.


Memahami fakta dan konsep tentang kalor dan termodinamika seperti berikut.
1) Suhu dan kalor.
2) Teori kinetik gas.
3) Termodinamika.
Bab X Kalor dan Termodinamika 299

a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi kalor dan termodinamika.
b. Gambar-gambar kalor dan termodinamika.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan kalor dan termodinamika.
Model Pembelajaran
• Portofolio
Tujuan Pembelajaran
1. menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat;
2. menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah;
3. menganalisis sifat-sifat gas ideal serta perubahan keadaan gas dan kapasitas kalor; serta
4. menerapkan hukum termodinamika dalam mesin carnot.

Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran kalor dan termodinamika, manfaat apakah yang dirasakan
Pertanyaan Pemantik
Bagaimana uap bisa menggerakkan mesin lokomotif ? Bagaimana dengan mesin lokomotif yang
menggunakan diesel atau listrik? Dapatkah dijelaskan dengan kalor dan termodinamika?

b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan kalor dan termodinamika.
Untuk menguasai materi pada Bab X ini, memerlukan 11 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke-80 sampai
Pertemuan 80

mengajukan pertanyaan tentang keadaan ketika berada di tempat panas dan dingin.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan suhu dan kalor.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu suhu.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi suhu, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi suhu menggunakan
tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu suhu dengan menekankan pada pengembangan

Sebelum mempelajari materi tentang suhu, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku
teks pada halaman 349. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk menggunakan fitur Smart Learning
Pembelajaran tentang suhu dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Suhu merupakan keadaan derajat panas dan dingin pada suatu zat atau benda maupun keadaan.
2) Alat yang digunakan untuk pengukuran suhu disebut termometer.
3) Terdapat empat skala suhu yang digunakan pada termometer di antaranya Celcius (°C), Reamur (°R),
Fahrenheit (°F), dan Kelvin (K). Pada skala Celcius terdapat 100 skala, pada skala Farenheit terdapat
180 skala, dan pada skala Reamur terdapat 80 skala. Perbandingan skala pada termometer Celcius,
Reamur, Fahrenheit dan Kelvin adalah C : R : (F – 32) : (K – 273) = 5 : 4 : 9 : 5.
4) Persamaan konversi skala termometer dapat kalian amati pada Tabel 10.1.
Tabel 10.1 Persamaan Konversi Skala pada Termometer
Celcius Fahrenheit Reamur Kelvin
Celcius °R = °C K = °C + 273
Fahrenheit °C = (°F – 32) °R = (°F – 32) K = °C + 273 atau K = + 273
Reamur °C = °R K = °R + 273)
Kelvin °C = K – 273 + 32 °K – 273)
Refleksi
Pelajari materi suhu. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Suhu
Setelah peserta didik mempelajari tentang suhu, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis suhu.
2. Saya dapat menganalisis konversi skala celcius.
3. Saya dapat menganalisis konversi skala fahrenheit.
4. Saya dapat menganalisis konversi skala reamur.
5. Saya dapat menganalisis konversi skala kelvin.
6. Saya dapat menganalisis penerapan suhu di sekitar.

selanjutnya.

Pertemuan 81

mengajukan pertanyaan tentang benda dengan suhu berbeda didekatkan.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu kalor.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi kalor, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi kalor menggunakan
tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu kalor dengan menekankan pada pengembangan
Sebelum mempelajari materi tentang kalor, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku
teks pada halaman 349. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk menggunakan fitur Smart Learning
Pembelajaran tentang kalor dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Kalor adalah salah satu bentuk energi yang bisa berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke
benda yang bersuhu lebih rendah jika keduanya dipertemukan atau bersentuhan.
2) Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan atau menurunkan suhu sebesar
1 K tiap 1 kg massa.
3) Hasil percobaan Joule menyatakan besar kalor yang dibutuhkan untuk merubah suhu zat tertentu
sebanding dengan massa zat tersebut dan kenaikan suhunya. Jika besarnya kalor yang dibutuhkan
suatu zat yang bermassa m untuk kenaikan suhu ∆T sebesar Q, maka:
Q = mc∆T
4) Kalor laten merupakan banyaknya kalor yang diperlukan tiap 1 kilogram zat itu untuk melebur pada
titik leburnya.
Q = mL
Refleksi
Pelajari materi kalor. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Kalor

Setelah peserta didik mempelajari tentang kalor, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis kalor.
2. Saya dapat menyelidiki perpindahan kalor pada dua benda yang berbeda suhunya.
3. Saya dapat menganalisis perbedaan suhu dan kalor.
4. Saya dapat menganalisis hubungan kalor dengan energi.
5. Saya dapat menganalisis kalor jenis.
6. Saya dapat menganalisis kalor laten.
7. Saya dapat menganalisis penerapan kalor di sekitar.

selanjutnya.
Pertemuan 82

mengajukan pertanyaan tentang perubahan telur setelah direbus dimasukkan ke dalam air dingin
lama-kelamaan telur akan dingin.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu asas Black.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi asas Black, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis materi asas Black
menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu asas Black dengan menekankan
Sebelum mempelajari materi tentang kalor, peserta didik diminta untuk mengerjakan Aktivitas Sains 10.2
dalam buku teks pada halaman 353. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk menggunakan fitur
Smart Learning yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.

Pembelajaran tentang asas Black dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Benda yang panas akan memberi sebuah kalor pada benda yang dingin sehingga suhu tersebut
akhirnya sama. Peristiwa di atas disebut sebagai prinsip asas Black.
2) Pada asas Black berlaku:
a) jika dalam suatu sistem dua buah benda dengan suhu yang berbeda dicampurkan, maka benda yang
lebih panas akan memberi kalor pada benda yang lebih dingin hingga suhu keduanya sama;
b) jumlah kalor yang dilepas oleh benda panas jumlah sama dengan jumlah kalor yang di serap benda
dingin; dan
c) benda yang dipanaskan akan menyerap kalor yang sama besar dengan kalor yang dilepaskan saat
benda didinginkan.
3) Secara matematis, asas Black dapat dituliskan sebagai berikut.
Qlepas = Qterima
4) Pada pencampuran antara dua zat, sebenarnya terdapat kalor yang hilang ke lingkungan sekitar, sehingga
kalor yang diserap dan diterima tidak seutuhnya sama. Contohnya, sebuah wadah pencampuran akan
menyerap kalor sebesar hasil kali antara massa, kalor jenis, dan juga kenaikan pada suhu wadah.
Refleksi
Pelajari materi asas Black. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Asas Black
Setelah peserta didik mempelajari tentang asas Black, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menjelaskan asas Black.
2. Saya dapat menganalisis suhu sebelum dan sesudah logam dimasukkan ke dalam kalorimeter.
3. Saya dapat menganalisis jumlah kalor yang diserap oleh air di dalam kalorimeter.
4. Saya dapat menganalisis jumlah kalor yang dilepaskan oleh logam di dalam kalorimeter.
5. Saya dapat menganalisis prinsip-prinsip yang berlaku pada asas Black.
6. Saya dapat menganalisis persamaan asas Black.

selanjutnya.

Pertemuan 83

mengajukan pertanyaan tentang perilaku molekul-molekul gas yang selalu bergerak dalam ruang
terbatas.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan teori kinetik
gas.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu model molekul gas serta hukum-
hukum tentang gas dan persamaan gas ideal.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi model molekul gas serta hukum-hukum tentang
gas dan persamaan gas ideal, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam
bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis;
kompetensi pengetahuan, menganalisis materi model molekul gas serta hukum-hukum tentang gas
dan persamaan gas ideal menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu model
molekul gas, hukum Charles, dan hukum Boyle dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai
karakter antara lain: bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.
Sebelum mempelajari materi tentang model molekul gas serta hukum-hukum tentang gas dan persamaan
gas ideal, peserta didik diminta untuk mengamati gambar dalam buku teks pada halaman 356. Selain itu,
diajarkan.
Pembelajaran tentang model molekul gas serta hukum-hukum tentang gas dan persamaan gas ideal dapat
1) Gas ideal merupakan penyederhanaan dari gas yang sebenarnya (gas nyata) dengan membuang sifat-
sifat yang tidak terlalu signifikan sehingga memudahkan analisis.
2) Sifat-sifat gas ideal adalah jumlah molekul sangat banyak dan jarak rata-rata antarmolekul sangat besar
dibandingkan dengan dimensinya; molekul-molekul bergerak sesuai hukum gerak Newton, tetapi
secara keseluruhan bergerak secara acak; molekul-melokul mengalami tumbukan lenting sempurna
satu sama lain dengan wadah; gaya tarik-menarik antarmolekul sangat kecil sekali dan dapat diabaikan
kecuali selama tumbukan; waktu terjadinya tumbukan antarmolekul atau molekul dengan dinding
sangat singkat dan bisa diabaikan; serta gas yang dipertimbangkan adalah zat murni.
3) Ilmuwan-ilmuwan yang melakukan kajian ilmiah sifat-sifat gas antara lain Robert Boyle (1697–1691),
Jacques Charles (1746–1823), dan Joseph Gay-Lussac (1778–1850).
4) Hukum Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan
tetap, maka volume gas sebanding dengan temperatur mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua
keadaan seimbang yang berbeda pada tekanan tetap, diperoleh persamaan sebagai berikut.
V V V
= tetap atau 1 = 2
T T1 T2

5) Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila temperatur gas yang berada dalam bejana tertutup
dipertahankan tetap, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Untuk gas yang
berada dalam dua keadaan keseimbangan yang berbeda pada temperatur tetap, diperoleh persamaan
sebagai berikut.
PV = tetap atau P1V1 = P2V2
Refleksi
Pelajari materi model molekul gas serta hukum-hukum tentang gas dan persamaan gas ideal. Unsur-unsur yang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Model molekul gas
Hukum Charles
Hukum Boyle
Setelah peserta didik mempelajari tentang model molekul gas serta hukum-hukum tentang gas dan
persamaan gas ideal, peserta didik diminta menuliskan Profil Pelajar Pancasila apa yang dapat mereka
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menjelaskan gas ideal.
2. Saya dapat menganalisis model molekul gas ideal.
3. Saya dapat menganalisis sifat-sifat gas ideal.
4. Saya dapat menganalisis hukum Charles.
5. Saya dapat menganalisis hukum Boyle.

selanjutnya.
Pertemuan 84

mengajukan pertanyaan tentang molekul gas.

yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan teori kinetik gas.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum-hukum tentang gas dan
persamaan gas ideal.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum-hukum tentang gas dan persamaan
gas ideal, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal,
yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi
pengetahuan, menganalisis materi hukum-hukum tentang gas dan persamaan gas ideal menggunakan
tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu hukum Gay-Lussac dan hukum Boyle-Gay
Lussac dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong royong,
Sebelum mempelajari materi tentang hukum-hukum tentang gas dan persamaan gas ideal, peserta didik
didik untuk mengerjakan Aktivitas Sains 10.3 yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang hukum-hukum tentang gas dan persamaan gas ideal dapat dipelajari melalui materi
berikut.
1) Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup diper-
tahankan tetap, maka tekanan gas sebanding dengan temperatur mutlaknya. Untuk gas yang berada
dalam dua keadaan seimbang yang berbeda pada volume tetap, diperoleh persamaan sebagai berikut.
P P P
= tetap atau 1 = 2
T T1 T2
2) Persamaan Boyle–Gay Lussac adalah:
PV PV PV
= tetap atau 1 1 = 2 2
T T1 T2
3) Hukum Boyle-Gay Lussac di atas berlaku untuk gas ideal yang massa dan jumlah mol gasnya tetap.
Jika massa dan jumlah mol gasnya tidak tetap, maka persamaan keadaan gas ideal berubah menjadi:
PV
= nR atau PV = nRT
T
4) Satu mol sebuah gas adalah banyaknya gas yang mengandung molekul atau molekul atau atom
sebanyak bilangan Avogadro.
5) Bilangan Avogadro ditulis dengan NA yang didefinisikan sebagai banyaknya atom karbon dalam 12
gram 12C. Besarnya bilangan Avogadro tersebut, yaitu NA = 6,022 × 1023 atom/mol.
6) Banyaknya mol gas dapat ditulis:
N
n=
NA
7) Persamaan umum gas ideal dituliskan:
PV = NkT
8) Massa n mol gas, dapat ditulis:
m
m = nM atau n =
M
9) Massa jenis gas ideal dapat ditulis:
M
ρ= P
RT

Refleksi
Pelajari materi hukum-hukum tentang gas dan persamaan gas ideal. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hukum Gay-Lussac
Hukum Boyle-Gay Lussac
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum-hukum tentang gas dan persamaan gas ideal, peserta
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis hukum Gay-Lussac.
2. Saya dapat menganalisis hukum Boyle-Gay Lussac.
3. Saya dapat membuktikan persamaan gas ideal.
4. Saya dapat menganalisis persamaan gas ideal.
5. Saya dapat menganalisis satu mol sebuah gas.
6. Saya dapat menganalisis massa jenis gas ideal.

selanjutnya.
Pertemuan 85

mengajukan pertanyaan tentang tekanan gas ideal.
gas.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu tekanan gas ideal menurut teori
kinetik gas.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi tekanan gas ideal menurut teori kinetik gas,
baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengem-
bangan nilai-nilai karakter bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan,

menganalisis materi tekanan gas ideal menurut teori kinetik gas menggunakan tes tertulis dan kom-
petensi terkait keterampilan, yaitu tekanan gas ideal menurut teori kinetik gas dengan menekankan
Sebelum mempelajari materi tentang tekanan gas ideal menurut teori kinetik gas, peserta didik diminta
untuk mengerjakan Aktivitas Sains 10.3 yang ada di buku sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang tekanan gas ideal menurut teori kinetik gas dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Tekanan gas pada dinding bejana setara dengan besarnya momentum yang diberikan oleh molekul
gas pada tiap satuan luas tiap satuan waktu.
2) Molekul gas memberikan gaya pada dinding dan dinding memberikan gaya balik yang sama, tetapi
berlawanan arah terhadap molekul. Besar gaya ini sama dengan kecepatan momentum molekul.
Molekul gas tersebut memiliki massa m dan kecepatan saat bergerak sebesar vx terhadap sumbu x.
Molekul bergerak dari –mvx (bergerak dengan arah x negatif) ke mvx.
3) Besarnya tekanan yang dilakukan satu molekul pada dinding adalah
F
P=
A
4) Rata-rata kecepatan kuadrat kelajuan pada arah sumbu x, y, dan z adalah sama besar, sehingga resultan
rata-rata kuadrat kecepatan adalah sebagai berikut.
v 2 = v x2 + v 2y + v z2 = 3v x2
5) Apabila diambil harga rata-ratanya, diperoleh
1
v x2 = v 2
3
6) Oleh karena itu, persamaan tekanan gas pada ruang tertutup dapat dirumuskan dengan:
1 N 
P = mv 2  
3 V 
7) Oleh karena partikel gas bergerak dengan kecepatan, maka molekul gas tersebut memiliki energi kinetik.
3
E k = NkT
2
8) Energi kinetik translasi rata-rata dari molekul gas sebanding lurus dengan temperatur mutlak.
9) Semakin tinggi temperatur, semakin cepat molekul gas bergerak. Energi kinetik sebuah molekul yang
bergerak dengan kecepatan, yaitu:
3P
v rms =
ρ
Refleksi
Pelajari materi tekanan gas ideal menurut teori kinetik gas. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Tekanan gas ideal menurut toeri kinetik

Setelah peserta didik mempelajari tentang tekanan gas ideal menurut teori kinetik gas, peserta didik
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................
1. Saya dapat menganalisis tekanan gas ideal menurut teori kinetik.
2. Saya dapat menganalisis persamaan tekanan gas pada ruang tertutup.
3. Saya dapat menganalisis energi kinetik molekul gas.
4. Saya dapat menganalisis hubungan tekanan gas dan energi kinetik molekul gas.
5. Saya dapat menganalisis kecepatan rata-rata molekul gas.

selanjutnya.
Pertemuan 86

mengajukan pertanyaan tentang teorema ekuipartisi energi.
gas.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu teorema ekuipartisi energi.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi teorema ekuipartisi energi, baik kompetensi
nilai karakter bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi pengetahuan, menganalisis
materi teorema ekuipartisi energi menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan,
yaitu teorema ekuipartisi energi dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
Sebelum mempelajari materi tentang teorema ekuipartisi energi, peserta didik diminta untuk mengamati
Pembelajaran tentang teorema ekuipartisi energi dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Molekul dalam ruang bergerak dengan bebas dalam tiga arah sembarang, yaitu arah sumbu x, y, dan
z. Oleh karena itu, kecepatan yang dimiliki terdiri atas 3 komponen, yakni komponen kecepatan pada
sumbu x (vx), sumbu y (vy), dan sumbu z (vz).

2) Untuk gerak translasi, ada tiga kebebasan dalam menyerap energi, yaitu ke arah sumbu x, y, dan z.
Derajat kebebasan berkaitan dengan kemampuan suatu molekul melakukan gerakan satu dimensi
sehingga terbentuk energi mekanik molekul.
3) Pada molekul gas monoatomik (He, Ne, Ar), molekul melakukan gerak translasi pada sumbu x, y, dan
z, sehingga memiliki tiga derajat kebebasan. Besarnya energi kinetik translasi pada partikel bermassa
m, dituliskan:
1 1 1
Ek = mv x2 + mv 2y + mv z2
2 2 2
4) Pada molekul gas diatomik (O2, N2, H2), molekul dapat melakukan gerak translasi, rotasi, dan vibrasi,
bergantung pada temperatur mutlak sistem.
5) Pada tekanan dan temperatur rendah (> 250 K), molekul gas diatomik hanya mampu mengadakan
gerak translasi. Pusat massa molekul gas melakukan gerak translasi dengan komponen kecepatan
pada sumbu x, y, dan z sehingga memiliki derajat kebebasan yang sama dengan molekul monoatomik,
yaitu 3. Besarnya energi kinetik rata-rata pada gerak translasi adalah:
1 
Ek = 3  kT 
2 
6) Pada temperatur sedang (>500 K), molekul gas diatomik mampu mengadakan gerak translasi dan
rotasi. Sumbu x merupakan sumbu rotasi sehingga molekul gas diatomik akan melakukan gerak
1
rotasi pada sumbu y dan z, dari gerak rotasi menghasilkan energi kinetik rata-rata, sebesar 2 x .
2
Molekul gas diatomik melakukan gerak rotasi dan translasi sehingga energi kinetiknya menjadi:
1  1 
Ek = 3  kT  + kT = 5  kT 
2  2 
7) Pada temperatur dan tekanan tinggi (>1000 K), molekul gas diatomik mampu mengadakan gerak
translasi, rotasi, dan gerak vibrasi. Pada gerak vibrasi, molekul gas diatomik memiliki energi kinetik
dan energi potensial elastis sehingga memiliki 2 derajat kebebasan. Dengan demikian, energi kinetik
gas diatomik pada temperatur dan tekanan tinggi menjadi:
1  1 
Ek = 3  kT  + kT + kT = 7  kT 
2  2 
8) Teorema ekuipartisi energi merupakan teorema yang menjelaskan hubungan antara derajat kebebasan
suatu molekul dengan energi kinetik yang dimilikinya, sehingga persamaannya menjadi:
1 
Ek = f  kT 
2 
9) Energi dalam U dapat dirumuskan:
U = NEk
10) Perubahan energi dalam dirumuskan sebagai berikut.
f
∆U = U 2 −U1 = Nk∆T
2
Refleksi
Pelajari materi teorema ekuipartisi energi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen

Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Teorema ekuipartisi energi
Setelah peserta didik mempelajari tentang teorema ekuipartisi energi, peserta didik diminta menuliskan
Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................



Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis derajat kebebasan.
2. Saya dapat menganalisis energi kinetik rata-rata gerak translasi pada tekanan dan temperatur
rendah.
sedang.
tinggi.
5. Saya dapat menganalisis teorema ekuipartisi energi.
6. Saya dapat menganalisis energi dalam.
7. Saya dapat menganalisis perubahan energi dalam.

selanjutnya.
Pertemuan 87

mengajukan pertanyaan tentang suatu gas ideal yang mengalami beberapa proses sehingga perubahan
suhu (ΔT).
gas.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu kalor jenis molar dari gas ideal.

7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi kalor jenis molar dari gas ideal, baik kompetensi
kalor jenis molar dari gas ideal menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu
kalor jenis molar dari gas ideal dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
Sebelum mempelajari materi tentang kalor jenis molar dari gas ideal, peserta didik diminta untuk
mempelajari kalor jenis molar dari gas ideal dalam buku teks pada halaman 370. Selain itu, guru meminta
Pembelajaran tentang kalor jenis molar dari gas ideal dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Kalor jenis pada gas tersebut terjadi pada dua proses yang terjadi, yaitu perubahan pada volume
konstan dan perubahan pada tekanan konstan. Oleh karena jumlah mol merupakan ukuran banyaknya
gas, maka kalor jenis molar pada gas ideal dapat dituliskan:
QV = nCVΔT
Qp = nCpΔT
2) Kalor jenis molar gas pada volume tetap (CV) dapat didefinisikan sebagai berikut.
1  ∆Qv 
c v =  
m  ∆T 
3) Kalor jenis gas pada proses dengan tekanan tetap dinotasikan sebagai berikut.
1  ∆Q p 
c p =  
m  ∆T 
4) Dengan menggunakan parameter kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp) dan kapasitas kalor pada
volume tetap (Cv ) diperoleh:
CP = CV + nR
5) Besarnya perbandingan cP dengan cV atau perbandingan Cp dengan Cv disebut tetapan Laplace.
c
γ= P
cV
CP
γ=
CV
Refleksi
Pelajari materi kalor jenis molar dari gas ideal. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Kalor jenis molar dan gas ideal
Setelah peserta didik mempelajari tentang Kalor jenis molar dan gas ideal, peserta didik diminta menuliskan

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis kalor jenis molar gas pada dua proses.
2. Saya dapat menganalisis kalor jenis molar gas.
3. Saya dapat menganalisis kalor jenis gas pada volume tetap.

4. Saya dapat menganalisis kalor jenis gas pada tekanan tetap.
5. Saya dapat menganalisis kapasitas kalor.
6. Saya dapat menganalisis tetapan Laplace.

selanjutnya.
Pertemuan 88

mengajukan pertanyaan tentang cara kerja mesin lokomotif uap.
yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan termodinamika.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum nol termodinamika, usaha,
kalor, dan energi dalam.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum nol termodinamika, usaha, kalor, dan
energi dalam, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal,
yaitu pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi
pengetahuan, menganalisis materi hukum nol termodinamika, usaha, kalor, dan energi dalam
menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu hukum nol termodinamika,
usaha, kalor, dan energi dalam dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara
Sebelum mempelajari materi tentang hukum nol termodinamika, usaha, kalor, dan energi dalam, peserta
didik diminta untuk mengerjakan tugas 10.4 dalam buku teks pada halaman 373. Selain itu, guru meminta
Pembelajaran tentang hukum nol termodinamika, usaha, kalor, dan energi dalam dapat dipelajari melalui
materi berikut.
1) Termodinamika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku panas,
hakikat panas, penyebab panas, penggunaan panas dan sebagainya.
2) Sistem merupakan benda-benda atau keadaaan yang sedang diteliti dan diamati.

3) Lingkungan adalah semua bagian alam di luar sistem.
4) Sesuatu yang membatasi antara sistem dan lingkungan adalah batasan sistem (boundary system).
5) Apabila antara sistem dan lingkungan memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan energi, maka
sistemnya disebut sistem terbuka.
6) Jika hanya terbatas pada pertukaran energi disebut sistem tertutup. Jika pertukaran materi maupun
energi tidak mungkin terjadi, maka disebut sistem terisolasi. Sistem dan lingkungan dinamakan
semesta.
7) Jika ada dua sistem yang masing-masing berada dalam kesetimbangan termal dengan suatu sistem
ketiga, kedua sistem tersebut berada dalam kesetimbangan termal antara satu sama lain.
8) Kesetimbangan termal adalah kondisi di mana temperatur dari sistem-sistem yang terlibat adalah
sama atau tidak ada kalor yang mengalir.
9) Usaha yang dilakukan sistem pada lingkungannya merupakan ukuran energi yang dipindahkan dari
sistem ke lingkungan. Besarnya usaha adalah:
W = P(V2 – V1)
10) Apabila V2 > V1, maka usaha akan positif (W > 0). Hal ini berarti gas (sistem) melakukan usaha
terhadap lingkungan. Apabila V2 < V1, maka usaha akan negatif (W < 0). Hal ini berarti gas (sistem)
menerima usaha dari lingkungan.
Refleksi
Pelajari materi hukum nol termodinamika, usaha, kalor, dan energi dalam. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Termodinamika
Hukum nol termodinamika
Usaha, kalor, dan energi dalam
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum nol termodinamika, usaha, kalor, dan energi dalam,
Catatan:



Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis sistem.
2. Saya dapat menganalisis lingkungan.
3. Saya dapat menganalisis batasan sistem.
4. Saya dapat menganalisis sistem terbuka.
5. Saya dapat menganalisis sistem tertutup.
6. Saya dapat menganalisis sistem terisolasi.

7. Saya dapat menganalisis hukum nol termodinamika.
8. Saya dapat menganalisis usaha dalam termodinamika.

selanjutnya.
Pertemuan 89

mengajukan pertanyaan tentang hukum I termodinamika.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu hukum I termodinamika dan energi
dalam gas.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi hukum I termodinamika dan energi dalam
gas, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu
pengembangan nilai-nilai karakter bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis; kompetensi
pengetahuan, menganalisis materi hukum I termodinamika dan energi dalam gas menggunakan tes
tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu hukum I termodinamika dan energi dalam gas
Sebelum mempelajari materi tentang hukum I termodinamika dan energi dalam gas, peserta didik diminta
untuk mempelajari hukum I termodinamika dalam buku teks pada halaman 375. Selain itu, guru meminta
Pembelajaran tentang hukum I termodinamika dan energi dalam gas dapat dipelajari melalui materi
berikut.
1) Hukum I Termodinamika merupakan hukum kekekalan energi yang diterapkan pada sistem termo-
dinamika. Hukum I Termodinamika menjelaskan hubungan antara kalor yang diterima atau kalor
yang dilepaskan oleh sistem ke lingkungan dan usaha yang dilakukan oleh sistem, serta perubahan
energi dalam yang ditimbulkannya.

2) Bunyi hukum Termodinamika sebagai berikut. Jika sejumlah kalor yang diberikan kepada sistem,
dipakai sebagian oleh sistem untuk melakukan usaha W, selisih energi Q – W sama dengan perubahan
energi dalam (∆U) dari sistem.
3) Pernyataan di atas dapat dinyatakan dengan persamaan:
∆U = Q – W
4) Pada sistem terbuka dan sistem tertutup, apabila memperhitungkan perubahan energi dalam yang
disebabkan oleh kenaikan atau penurunan jumlah zat. Pada sistem terisolasi, tidak ada usaha yang
dilakukan dan tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem, sehingga W = Q = 0, sehingga ∆U = 0.
5) Dalam penerapan hukum I Termodinamika, harus memerhatikan tanda dengan saksama. Perjanjian
untuk tanda ∆U, W, dan Q sebagai berikut.
a) ∆U positif jika energi dalam yang dimiliki gas bertambah.
b) ∆U negatif jika energi dalam yang dimiliki gas berkurang.
c) W positif jika lingkungan melakukan usaha pada gas (sistem).
d) W negatif jika gas (sistem) melakukan usaha pada lingkungan.
e) Q positif jika kalor mengalir masuk dari lingkungan ke gas (sistem).
f) Q positif jika kalor mengalir keluar dari gas (sistem) ke lingkungan.
6) Energi dalam berhubungan dengan pergerakan dari molekul individual, atom, dan molekul subatomik.
Temperatur berpengaruh terhadap pergerakan dan kecepatan molekul, sehingga perubahan
temperatur pada suatu sistem menyebabkan perubahan energi dalam dari sistem tersebut. Untuk
gas ideal besarnya energi dalam diturunkan dari konsep ekuipartisi energi. Berikut persamaan energi
dalam gas monoatomik.
3 3
U = NkT = nRT
2 2
7) Persamaan energi dalam untuk gas diatomik pada temperatur sedang adalah:
5 5
U = NkT = nRT
2 2
8) Perubahan energi dalam (∆U) hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir, tidak
bergantung pada proses bagaimana keadaan sistem berubah. Perubahan energi dalam dapat dihitung
sebagai berikut.
∆U = U1 – U2
Refleksi
Pelajari materi hukum I termodinamika dan energi dalam gas. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hukum I Termodinamika
Energi dalam gas
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum I termodinamika dan energi dalam gas, peserta didik

Catatan:

Nama: ............................. Kelas: .............................


Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis hukum I termodinamika.
2. Saya dapat menganalisis perubahan energi dalam pada hukum I termodinamika.

3. Saya dapat menganalisis penerapan hukum I termodinamika.
4. Saya dapat menganalisis energi dalam gas monoatomik.
5. Saya dapat menganalisis energi dalam gas diatomik.
6. Saya dapat menganalisis perubahan energi.

selanjutnya.
Pertemuan 90

mengajukan pertanyaan tentang proses termodinamika.
6) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu proses termodinamika.
7) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi proses termodinamika, baik kompetensi sikap
proses termodinamika menggunakan tes tertulis dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu proses
termodinamika dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: bergotong
Sebelum mempelajari materi tentang proses termodinamika, peserta didik diminta untuk mempelajari
proses termodinamika dalam buku teks pada halaman 377. Selain itu, guru meminta peserta didik untuk
sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang proses termodinamika dapat dipelajari melalui materi berikut.
1) Proses termodinamika adalah peristiwa perubahan keadaan gas dari satu keadaan awal ke satu keadaan
akhir.
2) Perubahan energi antara gas dengan lingkungan dapat dijelaskan dalam proses termodinamika, yang
meliputi proses isobarik, isokhorik, isotermal, dan adiabatik.

3) Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan tetap.
4) Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada volume tetap. Pada proses isokhorik
gas tidak mengalami perubahan volume, sehingga usaha yang dilakukan sistem sama dengan nol.
Proses yang berlangsung pada gas dalam wadah tertutup volumnya tidak berubah selama proses
berlangsung.
5) Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada temperatur tetap. Pada proses ini
kalor berpindah dari sistem ke lingkungan dan sebaliknya. Proses ini dapat berlangsung jika sistem
dan lingkungan dibatasi oleh sekat yang mudah dilewati panas.
6) Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa adanya pertukaran kalor antara
sistem dengan lingkungan. Proses adiabatik terjadi jika sistem terisolasi dengan baik atau proses
terjadi dengan sangat cepat sehingga kalor yang mengalir dengan lambat tidak memiliki waktu untuk
mengalir masuk atau keluar sistem.
Refleksi
Pelajari materi proses termodinamika. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Proses termodinamika
Proses isobarik
Proses isokhorik
Proses isotermal
Proses adiabatik
Setelah peserta didik mempelajari tentang proses termodinamika, peserta didik diminta menuliskan Profil
Catatan:


Nama: ............................. Kelas: .............................

Nama: ............................. Kelas: .............................

1. Saya dapat menganalisis proses termodinamika.
2. Saya dapat menganalisis proses isobarik.
3. Saya dapat menganalisis proses isokhorik.
4. Saya dapat menganalisis proses isotermal.
5. Saya dapat menganalisis proses adiabatik.

selanjutnya.

Asesmen
1. Asesmen Sikap
a. Penilaian Tugas
Tugas yang ada di Bab X
Soal Tantangan yang ada di Bab X


Benar Benar Benar
A
B
C
D
...

Skor Peserta Didik
Nilai Riil : × 100
Skor Total Maksimal

Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3

1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif
2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
2= Tepat waktu
1= Terlambat
Jumlah Skor 25
Skor Peserta Didik

Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal

Rubrik Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
2. Penulisan materi

1 = Kurang lengkap
0 = Tidak ada
0 = Tidak ada
2= Cukup aktif
1= Kurang aktif
0= Tidak aktif
Jumlah Skor 20
Skor Peserta Didik
Nilai Riil = × 100
Skor Total Maksimal
1. Merancang alat
Skor Total

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
35
1. Remedial
Remedial bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi tentang suhu dan kalor,
teori kinetik gas, serta termodinamika agar dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
diselesaikan.
2. Pengayaan
soal yang suhu dan kalor, teori kinetik gas, serta termodinamika. Kegiatan pengayaan yang diberikan pada
peserta didik dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
(KKM).
d. Materi pengayaan dapat berupa kalor dan termodinamika dalam bentuk artikel.
Proyek
Setelah mempelajari teori kinetik gas dan termodinamika, buatlah artikel mengenai aplikasi teori
kinetik gas, mesin kalor, mesin uap, motor bensin, motor diesel, mesin uap, kulkas, dan AC. Pilihlah
salah satu alat yang menerapkan konsep teori kinetik gas dan termodinamika yang ada di sekitar kalian.
Tulislah cara kerja, cara merawat, dan tips-tips agar alat tersebut awet. Kalian dapat memperbagus
tulisan kalian dengan mencari informasi di buku, majalah, surat kabar, atau di internet. Kumpulkan
hasil artikel kalian di meja guru kalian!

Nama Proyek : Teori Kinetik Gas dan Termodinamika
Nama :
Kelas : XI
1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2. Pelaksanaan
d. Analisis Data
3. Laporan Proyek
a. Performa
Total Skor Maks
Komentar Orang Tua:

Modul Ajar Fisika XI

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Modul Ajar Fisika XI

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Capaian Pembelajaran

Mata Pelajaran : Fisika

Elemen Capaian Pembelajaran

ii Modul Ajar Fisika Kelas XI

Modul Ajar Fisika Kelas XI

Modul Ajar Fisika Kelas XI

Mata Pelajaran : Fisika

Kompetensi Awal: Profil Pelajar Pancasila:

Jumlah Peserta Didik

Target Peserta Didik

Bab I Kinematika Benda Titik 1

2 Modul Ajar Fisika Kelas XI

Prosedur Kegiatan Pembelajaran

Bab I Kinematika Benda Titik 3

Proses Kegiatan Pembelajaran

(fisika kelas xi hal 5 kurikulum merdeka)

4 Modul Ajar Fisika Kelas XI

(fisika kelas xi hal 6 kurikulum merdeka)

F = F12 + F22 + 2 F1F2 cosα

(fisika kelas xi hal 7 kurikulum merdeka)

Tabel 1.1 Refleksi Diri

Bab I Kinematika Benda Titik 5

Lembar Refleksi Diri (Pengetahuan dan Keterampilan)

6 Modul Ajar Fisika Kelas XI

Proses Kegiatan Pembelajaran

Bab I Kinematika Benda Titik 7

Arah resultan (R): R = R x2 + R 2y

Tabel 1.2 Refleksi Diri

Lembar Refleksi Diri (Sikap)

1. Isikan identitas kalian!

8 Modul Ajar Fisika Kelas XI

Lembar Refleksi Diri (Pengetahuan dan Keterampilan)

1. Isikan identitas kalian!

Nama: ............................. Kelas: .............................

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

Bab I Kinematika Benda Titik 9

Proses Kegiatan Pembelajaran

10 Modul Ajar Fisika Kelas XI

Tabel 1.3 Refleksi Diri

Lembar Refleksi Diri (Sikap)

1. Isikan identitas kalian!

Nama: ............................. Kelas: .............................

Bab I Kinematika Benda Titik 11

1. Isikan identitas kalian!

Nama: ............................. Kelas: .............................

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

Proses Kegiatan Pembelajaran

12 Modul Ajar Fisika Kelas XI

Tabel 1.4 Refleksi Diri

Bab I Kinematika Benda Titik 13

Lembar Refleksi Diri (Sikap)

1. Isikan identitas kalian!

Nama: ............................. Kelas: .............................

Lembar Refleksi Diri (Pengetahuan dan Keterampilan)

14 Modul Ajar Fisika Kelas XI

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

Proses Kegiatan Pembelajaran

Bab I Kinematika Benda Titik 15

Tabel 1.5 Refleksi Diri

16 Modul Ajar Fisika Kelas XI

1. Isikan identitas kalian!

Nama: ............................. Kelas: .............................

Lembar Refleksi Diri (Pengetahuan dan Keterampilan)

Bab I Kinematika Benda Titik 17