Anda di halaman 1dari 7

TEHNIK INSTRUMENTASI

SURGICAL STAGING PADA CARSINOMA ENDOMETRIUM DAN CYSTA OVARI’I


DI KAMAR OPERASI RS LAVALETTE

ISLINA SARI FRIYANTI

NIM. 1501410001

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV PERIOPERATIF
2016

1
TEHNIK INSTRUMENTASI
SURGICAL STAGING PADA CARSINOMA ENDOMETRIUM DAN CYSTA OVARI’I

1. PENGERTIAN
Ca Endometrium adalah pertumbuhan ganas atau tumor yang berasal dari dinding rahim atau
endometrium. (www.kamus-kedokteran.com)
Kanker Endomertium adalah jaringan atau selaput lendir rahim yang tumbuh di luar rahim.
Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim.
(http\\:id.wikipedia.org)
Cystoma ovary adalah kantung tertutup yang normal atau abnormal berlapis jaringan epitel
dan mengandung cairan atau bahan setengah padat yang terjadi di ovarium. (Trinoval Yanto
Nugroho, cystoma ovary, (www.perawat-home-care-blogspot.com)
Surgical Staging adalah suatu tindakan bedah explorasi laparatomi yang bertujuan untuk
mengetafui sejauh mana perluasan suatu kanker sehingga dapat menentukan stadium klinik suatu
kanker dan juga menentukan terapi adjuvan yang perlu diberikan (kemotherapi).
(www.journal.unair.ac.id)
Tindakan surgical staging meliputi TAH-BSO,Apendictomy, omentektomy. TAH_BSO
adalah Total abdomminal histerektomy yaitu suatu tindakan pembedahan dengan melakukan insisi
pada dinding perut untuk mengangkat uterus,serviks,kedua tuba falopii dan ovarium pada malignant
neoplastic disease,leymiomas dan cronic endometriosis (www.materikuliahmaternitas.com).

Omentektomy adalah juga mengangkat sebagian jaringan omentum pasien yang dikwatirkan
sudah menjadi tempatmetastase kanker yg menyerang serviks.

Appendictomy adalah pengangkatan terhadap appendik yang mengalami infeksi (http//ppni-


klaten.com).
Omentectomy adalah yaitu tindakan mengangkat lipatan selaput pembungkus perut
yangmemanjang dari lambung ke usus-usus (stranurse.blogspot.com).
2. INDKASI
a. Pasien dengan diagnosa Ca Endometrium.
b. Pasien dengan kista ovarii dan hasil pemeriksaan Vries Coupe menunjukan keganasan.
3. KONTRA INDIKASI
a. Kurangnya pengalaman dokter bedah dan tenaga medis instrumen / asisten yang kurang
memadai.
b. Pasien dengan kelainan hemodinamika.
c. Keadaan umum pasien jelek.

2
4. PERSIAPAN
4.1. PASIEN
a. Pasien telah dipuasakan 6-8 jam sebelum pelaksanaan operasi
b. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan menggunakan pakaiaan khusus masuk
kamar operasi serta menanggalkan semua perhiasan yang dipakai.
c. Pasien telah diberikan inform consent tentang tindakan oprasi
d. Pasien diposisikan pada posisi supinasi di meja operasi
e. Pasien diberikan General anestesi
4.2. LINGKUNGAN
a. Menciptakan lingkungan / ruangan operasi yang bersih dan steriL.
b. Mengatur suhu ruangan operasi 18-24 derajat celsius
c. Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction,couter, lampu operasi, meja operasi,
meja mayo, meja instrument.
d. Menenmpatkan tempat sampah yang sesuai agar mudah dijangkau.
e. Memberi perlak dan doek pada meja operasi, memasang sarung meja mayo pada meja
mayo, mempersiapkan linen steril dan instrument yang akan digunakan.
4.3. ALAT DAN LINEN
a. Meja mayo

Handle mess no.4 1


Pinset chirurgis 2
Pinset anatomis 2
Pinset anatomis manis 1
Gunting kasar bengkok 1
Gunting metzemboum 1
Desinfeksi klem 1
Doek klem 5
Klem pean sedang 2
Klem pean besar 4
Klem kockher 2
Nald voeder 2
Jarum round besar 1
Jarum round sedang 1
Jarum cutting sedang 1
Klem 90 (right angel) 1
Langenbeck 1

3
Richacson 1
Timan 1
Ring klem 2
Klem fenster/ ring klem 2
Histerektomi klem lurus 2
Histerektomi klem bengkok 2
Peritonium klem 4
Kanule suction 1
Klem pean manis 1
Gunting lurus 1

b. Meja Instrumen
Skhort steril (gown) 6
Doek besar 3
Doek sedang 4
Doek kecil 4
Sarung meja mayo 1
Handuk steril 5
Kabel couter 1
Selang suction 1
Bengkok 2
Kom 1
Cucing 1
Big kas 5
Kasa / deppers 30 lembar/5
Under pad steril 1

4.4. BAHAN HABIS PAKAI


Handschoen 7 / 7 ½ / 8 Secukupnya
Mess no 22 1
Uderpad steril / on 3/1
Kateter no. 16 1
Urobag 1
Spuit 10 cc 1
Plain no.1 / 2.0 1/1
Chromic no.1 1
4
Ziede no.1 / 2.0 1/1
Vicr yl no.0 / 1 1/1
Monosyn 3.0 1
Sofratulle 1
Kassa / deppers 30/5
Bigkass 5
Aquadest 1 lt 2
Bethadine 10% 100 cc
Hibiscrub secukupnya
Towel 1
Alkohol secukupnya
Hypafix secukupnya

5. TEKNIK INSTRUMEN
1) Pasien masuk kamar operasi sebelum dilakukan pembiusan / induksi dilakukan SIGN IN
2) Posisikan pasien dengan posisi supine dan bagian bawah dialasi under pad on steril.
3) Setelah dibius (general anastesi) perawat sirkuler memasang bow pada bagian atas tubuh pasien
dan memasang kateter no. 16.
4) Perawat sirkuler mencuci area yang akan dioperasi dengan hibiscrub kemudian dikeringkan
dengan doek kecil steril.
5) Perawat instrument melakukan scrubbing, gowning dan gloving kemudian membantu operator
dan asisten memakai gown dan hand schoen.
6) Perawat instrument memberikan desinfeksi klem dan cucing yang berisi deppers dan betadine
kepada asisten operator untuk melakukan antiseptik.
7) Melakukan draping :
 Under pad steril di bagian atas simphisis pubis.
 Doek besar bagian bawah tubuh.
 Doek besar bagian atas tubuh.
 Doek sedang bagian kiri dan kanan tubuh / area yang akan dioperasi.
 Sudutnya dikunci dengan doek klem.
 Doek kecil untuk merapikan bagian bawah.
8) Pasang kabel couter dan selang suction + kanule suction, ikat dengan kassa lalu fiksasi di duk
besar dengan doek klem.
9) Dekatkan meja mayo dan meja instrument.
10) TIME OUT (perawat sirkuler membacakan time out dan doa dipimpin oleh operator)
11) Berikan kassa basah dan kering untuk membersihkan area operasi dari bekas bethadine.
5
12) Berikan pinset cirurgis pada operator untuk marker area yang akan diinsisi.
13) Berikan hanvat mess no.4 dan mess no. 22 pada operator untuk insisi kulit sesuai marker yang
telah dibuat.
14) Berikan kassa dan pinset pada asisten untuk merawat perdarahan. Bila diperlukan dapat
dilakukan penghentian perdarahan dengan cauter.
15) Berikan double pinset cirurgis pada asisiten operator dan operator, operator memperdalam insisi
menggunakan cauter hingga fat dan fasia. Operator melakukan sayatan pada fasia ± 2 cm.
16) Berikan gunting kasar pada operator untuk memperlebar pembukaan fasia, berikan langen back
pada asisten unuk memperluas area operasi.
17) Operator dan asisten operator membuka otot dengan tumpul menggunakan punggung pinset
anatomis yang selanjutnya ditelusuri menggunakan jari tangan.
18) Berikan double pinset anatomis dan gunting metzemboum untuk membuka peritonium.
19) Setelah peritoneum terbuka kasa disingkirkan, apabila ada perdarahan rawat pendarahan gunakan
kasa yang diklem menggunakan ring klem.
20) Berikan bigkass basah untuk melindungi usus.
21) Berikan richacson untuk membuka lapang operasi.
22) Operator melakukan evaluasi pada ovarium meliputi ukuran dan pelengketan.
23) Setelah kista ovarium ditemukan dan terexpose keluar operator memutuskan untuk mengangkat
kista terlebih dahulu, berikan operator metzenbaum dan pinset chiruggis panjang untuk
melakukan deseksi serosa kista ovarium sehingga jaringan kista ovarium dapat terexpose
24) Berikan operator 2 klem pean bengkok panjang untuk menjepit di antara tuba dan kista ovarium
sebelum dilakukan reseksi.
25) Berikan operator metzenbaum untuk melakukan reseksi di antara 2 klem
26) Berikan operator heacting set dan benang ziede 1 untuk menjahit regio proximal tuba sehingga
tidak terjadi perdarahan, zeide 1 untuk menjahit region yang diangkat dan safil 0 untuk menjahit
region yang ditinggal.
27) Setelah kista berhasil dikeluarkan selanjutnya operator melakukan TAH
28) Berikan 2 (dua) klem histerektomi lurus untuk memegang uterus, berikan kassa untuk mengikat
keduanya.
29) Berikan 2 (dua) klem bengkok sedang untuk menjepit rutundum. Kemudian berikan couter untuk
memotong rutundum.
30) Berikan pinset anatomis dan gunting metzemboum pada operator untuk melakukan bladder flap.
31) Operator mencari tanel avaskuler, kemudian berikan 2 (dua) klem besar, gunting kasar untuk
memotongnya.
32) Berikan nald voeder dan safil no.0 untuk mengikat bagian yang ditinggal dan ziede no.0 untuk
mengikat bagian yang diangkat.
6
33) Berikan klem hysterectomy pada operator untuk mengeklem uterus sampai servix hingga
terlepas.
34) Berikan gunting kasar untuk memotong dan berikan safil no 0 untuk mengikat sampai bagian
servix.
35) Berikan pinset cirurgis, nald voeder dan safil no.0 untuk menjahit sudut kiri stump vagina.
Berikan klem sedang untuk memegang benang begitu juga sebaliknya.
36) Sebelum dijahit berikan kassa alkohol untuk dimasukkan stump pada vagina.
37) Operator melanjutkan penjahitan stump hingga tertutup.
38) Cek perdarahan sekitar jahitan, berikan pinset anatomis manis dan couter pada operator, jika
tidak ada perdarahan operator mengikatkan jahitan tunnel dengan jahitan stump supaya tidak
terjadi prolap.
39) Berikan operator kelm sedang untuk mengambil omentum gunting dengan metzenbaum dan jahit
dengan side 2.0 lanjutkan sampai omentum terambil.
40) Atas pertimbangan operator, apendix tidak diangkat
41) Berikan Aquadest hangat untuk mencuci area operasi sambil mengobservasi perdarahan. Berikan
still depp pada asisten.
42) SIGN OUT. Cek kelengkapan kassa dan instrumen. Operator mengambil bigkass yang ada
didalam area operasi.
43) Berikan 4 (empat) klem peritonium pada operator.
44) Operator menutup area operasi yaitu dengan menjahit lapis demi lapis.
a. Peritonium dijahit dengan menggunakan plain 1.0
b. Otot dijahit dengan menggunakan plain 2.0
c. Fasia dijahit dengan menggunakan safil 1.0
d. Lemak dijahit dengan menggunakan plain 2.0
e. Kulit dijahit dengan menggunakan monosyn 3.0
45) Operator mengambil kassa alkohol yang ada dalam vagina.
46) Bersihkan kulit dengan kasa basah dan keringkan dengan kasa kering kemudian tutup dengan
sufratule, kasa kering dan hipafix.
47) Operasi selesai, pasien dirapikan, alat dibersihkan.
48) Catat bahan habis pakai di lembar depo. Rapikan kembali ruangan.
49) Bereskan semua instrument lalu didekontaminasi (rendam pricept,bersihkan dengan cydezim dan
bilas dengan air mengalir ), diinventaris, bungkus / packing dan siap disteril.
50) Cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai