Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tujuan Pengambilan Data


Pengukuran dan analisa merupakan tahapan penting dalam pembuatan
suatu alat. Tujuan dilakukannya pengukuran dan analisa yaitu untuk
mengetahui apakah sistem berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Hasil tersebut dapat dilihat dari pencapaian selama pengujian alat berlangsung
berupa data pengukuran asli dengan menggunakan alat basic dan penggunaan
alat yang dirancang menggunakan sensor capacitive soil moisture yang
bertujuan mendeteksi kelembaban tanah pada proses penyiraman air otomatis
pada buah cabai yang telah dirancang sebagai media dalam pengambilan data.
Metode pengukuran dilakukan pada masing-masing titik uji agar mudah
mengetahui karakteristik input dan output yang sesuai antara satu blok dengan
blok lainnya. Langkah-langkah pengujian dan hasil data yang sudah didapat
nantinya akan dipergunakan sebagai acuan dalam menganalisa rangkaian.

4.2 Alat – alat Utama Pengambilan Data


1) Sensor Capacitive Soil Moisture
Sensor ini digunakan sebagai input dari sistem penyiraman air otomatis
pada buah cabai yaitu dengan mendeteksi nilai kelembaban tanah.
2) Sensor Ultrasonic
Sensor ini digunakan sebagai sensor level air pada tangki dalam sistem
penyiraman air otomatis pada buah cabai.
3) Pompa DC
Pompa DC ini bertugas sebagai output yang berfungsi mengalirkan air
dari dalam tangki penyiraman menuju pipa-pipa.

4.3 Alat – alat Pendukung Pengambilan Data


Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu mempersiapkan alat-alat
yang dibutuhkan untuk pengukuran tersebut seperti berikut :
1) Multimeter
Multimeter digunakan untuk menampilkan nilai tegangan yang
ditampilkan pada output di titik pengukuran yang telah ditentukan.
2) Meteran/Penggaris
Meteran/Penggaris digunakan untuk mengukur jarak atau level yang
terjadi pada titik pengukuran yang ditentukan.
3) Smartphone
Digunakan sebagai alat dokumentasi pada saat pengambilan data dan
digunakan untuk melakukan monitoring nilai kelembaban tanah dan
level air.

4.4 Langkah Pengumpulan Data


Untuk menganalisa hasil pencapaian sistem penyiraman air otomatis
dengan menggunakan sensor capacitive soil moisture pada buah cabai terdapat
beberapa parameter yang harus diukur, yaitu nilai kelembaban tanah, kapasitas
air yang dipakai untuk penyiraman serta tegangan input dan output sensor dan
pompa yang digunakan. Untuk mendapatkan nilai dari pengukuran tersebut
diperlukan langkah – langkah yang tepat, berikut ini adalah langkah – langkah
pengukuran alat sistem penyiraman air otomatis dengan menggunakan sensor
capacitive soil moisture.

1) Kegiatan pengukuran dimulai pada pukul 08.00 dengan langkah


pertama yaitu persiapan dan pengecekan. Persiapkan alat penyiraman
air otomatis beserta alat ukur.
2) Lakukan kalibrasi terlebih dahulu pada alat ukur untuk memastikan
kondisi alat ukur dalam keadaan baik dan akurat.
3) Periksa peralatan dan kabel-kabel yang terhubung terlebih dahulu
untuk memastikan alat tersebut dalam kondisi baik.
4) Hubungkan sensor kelembaban tanah serta sensor ultrasonik pada
rangkaian.
5) Tancapkan sensor kelembaban tanah dengan benar pada polybag dan
pasangkan sensor ultrasonic pada tangki air.
6) Hubungkan adaptor dengan sumber listrik untuk mengaktifkan sistem
penyiraman tanaman otomatis.
7) Pengukuran tegangan pompa yang menjadi awal dari sistem
penyiraman air otomatis. Pastikan pompa bertegangan ± 12V ini
menunjukkan bahwa pompa penyiraman air dalam keadaan stabil.
Selanjutnya lakukan pengukuran input dan output pada sensor
capacitive soil moisture.
8) Pengukuran selanjutnya adalah mencatat nilai kelembaban tanah dari
setiap sensor capacitive soil moisture yang tampil pada display.
9) Pengukuran terakhir yaitu mengukur level air sebelum dan sesudah
terjadinya pemompaan pada sistem penyiraman air otomatis.
10) Mencatat data hasil pengukuran yang akan digunakan sebagai acuan
untuk membuat suatu analisa.
4.5 Data Pengujian
Pada langkah ini, penulis melakukan pengujian sistem guna untuk
mengevaluasi kinerja keseluruhan sistem. Pengujian ini meliputi pengujian
sensor capacitive soil moisture dan pengujian sensor ultrasonic.

4.5.1 Pengujian Program


Tujuan dari pengujian program ini yaitu untuk memverifikasi apakah
konfigurasi program terhadap perangkat keras melalui port – port
mikrokontroler telah beroperasi sesuai dengan fungsinya, serta memastikan
bahwa perangkat keras tersebut berfungsi sesuai dengan desain operasional
yang telah dibuat.
Untuk menguji kinerja sensor capacitive soil moisture, dilakukan dengan
memasangkan langsung sensor tersebut pada media tanah dan pengujian kinerja
sensor ultrasonik dapat dilakukan dengan mengukur level air pada tangki
penyiraman.

4.5.2 Pengujian Sensor Capacitive Soil Moisture


Pengujian dilakukan secara langsung pada 3 kondisi kelembaban tanah
yang berbeda yaitu kering, lembab, dan basah. Pada kondisi tanah kering
rentang nilai kelembaban tanah berkisar dari 0 hingga 52%%. Pada kondisi
tanah basah, rentang nilai berkisar dari 53% hingga 60%. Sedangkan pada
kondisi tanah yang basah dengan nilai berkisar dari 61% hingga 100%.

Tabel 4.1 Kondisi Nilai Kelembaban Tanah


ADC PERCENTAGE SOIL CONDITION
1023 ~ 491 0 ~ 52 Kering
490 ~ 409 53 ~ 60 Lembab
408 ~ 0 61 ~ 100 Basah

Pada percobaan ini, pengujian dilakukan terhadap 20 objek tanaman yang


ditanam didalam polybag dan dilakukan pada beberapa waktu yang berbeda –
beda. Waktu – waktu tersebut akan dijadikan sebagai dasar untuk melakukan
analisis. Pengambilan data dilakukan pada jam 08.00 WIB hingga 16.00 WIB
saat tanaman cabai disiram air secara otomatis.
Pada tabel 4.2 menunjukkan nilai kelembaban tanah yang terhubung dengan
nilai ADC (Analog to Digital Converter) pada board Arduino Mega2560.
Namun untuk mengonversi nilai ADC menjadi nilai analog yang dapat
mewakili kondisi kelembaban tanah pada tanaman dalam satuan Kelembaban
Relatif (RH), digunakan persamaan berikut :

1023 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝐷𝐶 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (𝑏𝑖𝑡)


Kelembaban (RH) = × 100 RH……………..2.1
1023

atau
100 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑝𝑎𝑛 (𝑅𝐻)
Nilai ADC (bit) = × 1023……………….2.2
100
Tabel 4.2 Nilai Kelembaban Tanah
Kelembapan (RH) Nilai ADC (Bit)
0 1023
10 921
20 818
30 716
40 614
50 511
60 409
70 307
80 205
90 102
100 0

1023
921
Persentase %

818
716
614
511
409
307
205 102 0

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai ADC Bit

Gambar 4.1 Grafik Nilai ADC terhadap Persentase Sensor Kelembaban Tanah
Tabel 4.3 Pengujian Kinerja Kerja Sensor Dalam 3 Kondisi

Kondisi
Percobaan Ke
Kering (%) Lembab(%) Basah(%)
1. 49 57 61
2. 47 55 63
3. 51 53 65
4. 43 60 63
5. 50 56 67

Pada tabel 4.3 merupakan pengujian dari kinerja kerja sensor capacitive soil
moisture. Dalam upaya menguji kinerja kerja sensor dalam tiga kondisi yang
berbeda yaitu kering, lembab, dan basah dilakukan dengan pengujian sebanyak lima
kali percobaan. Pada kondisi awal yaitu kering, sensor capacitive soil moisture
diletakkan pada polybag dengan tanah kering pada saat diletakkan pada polybag
dengan tanah kering sensor capacitive soil moisture mendeteksi sesuai dengan
range persentase setpoint yaitu 0 ~ 52. Kondisi kedua yaitu kondisi lembab, sensor
capacitive soil moisture diletakkan pada polybag dengan tanah yang lembab pada
saat diletakkan pada polybag dengan tanah lembab sensor ini mendeteksi dalam
range persentase setpoint yaitu 53 ~ 60. Kondisi terakhir yaitu kondisi basah, sensor
diletakan pada polybag dengan tanah yang basah yang hasil pengujiannya
dididapatkan range persentase yaitu 61 ~ 100.

Gambar 4.2 Pengujian Kinerja Sensor Dalam 3 Kondisi.


Pada setiap kondisi pengujian kinerja kerja sensor yang dilakukan sebanyak
lima kali percobaan untuk memastikan konsistensi dan keakurasian hasil yang
diperoleh oleh sensor capacitive soil moisture. Hasil pengujian ini membuktikan
bahwa sensor capacitive soil moisture memiliki kinerja sensor yang sesuai dengan
setpoint. Pengujian dilakukan berulang- ulang selama 5 kali percobaan ini
menunjukkan hasil yang konsisten, menunjukkan kinerja sensor dalam keadaan
baik dalam sistem penyiraman air otomatis.

Tabel 4.4 Pengujian Durasi Penyiraman


Nilai % Pada Kondisi Kering Durasi Penyiraman (detik)
49 15
47 18
51 10

Dari tabel 4.3 nilai kelembaban tanah pada kondisi kering dilakukan
pengujian durasi penyiraman. Pada tabel 4.4 merupakan pengujian durasi
penyiraman yang dihasilkan dari nilai kelembaban dalam kondisi kering menuju
nilai kelembaban yang telah ditentukan setpoint. Pengujian durasi penyiraman ini
dilakukan dengan nilai kelembaban tanah yang bervariasi. Pengujian durasi
penyiraman untuk nilai kelembaban awal 49% menuju nilai range >52% yaitu
membutuhkan durasi penyiraman selama 15 detik. Untuk kondisi kering dengan
nilai kelembaban awal yaitu 47% menuju nilai range >52% yaitu membutuhkan
durasi penyiraman selama 18 detik. Untuk kondisi kering dengan nilai kelembaban
awal yaitu 51% menuju nilai range >52% yaitu membutuhkan durasi penyiraman
selama 10 detik. Pengujian ini memberikan gambaran tentang pengaruh interaksi
antara durasi penyiraman dengan tingkat kelembaban.

4.5.3 Pengujian Kinerja Sensor Dalam Memahami Kapasitas Air Pada


Tangki
Sebagai salah satu parameter tercapainya sistem penyiraman air otomatis
pada buah cabai yaitu pengukuran banyaknya air yang dikeluarkan pada
penyiraman air otomatis, pengukuran kapasitas air yang dipakai ini dilakukan
dengan putaran waktu 1 jam sekali hingga pukul 16.00.

4.5.4 Pengujian Tegangan Pada Capacitive Soil Moisture dan Pompa


Pengukuran tegangan sensor capacitive soil moisture dan pompa
dilakukan untuk memastikan bahwa sensor dan pompa berfungsi dengan baik.
Selain itu, pengujian ini juga digunakan untuk menganalisis apakah tegangan
yang dikeluarkan sesuai dengan datasheet.

4.6 Data Pengukuran


Berdasarkan hasil data pengukuran yang diperoleh secara langsung yang
dilakukan pada Minggu, 30 Juli 2023 dari jam 08.00 hingga 16.00 dengan
mengukur nilai kelembaban tanah yang diukur pada 20 sensor capacitive soil
moisture. Selain itu, pengukuran data juga mencakup pengukuran level air pada
penampung air.

4.6.1 Data Pengukuran Kelembaban Tanah


Pada saat proses pendeteksian nilai kelembaban tanah sensor akan bekerja
dengan sumber tegangan 5 volt , dimana sensor ini menghasilkan nilai analog
dan tegangan input dan tegangan output. Pada tabel 4.5 merupakan tabel
tegangan input dari sensor capacitive soil moisture. Pada tabel 4.6 merupakan
data dari tegangan output .

Gambar 4.3 Pengujian Tegangan Pada Sensor Capacitive Soil Moisture


Pada tabel 4.7 dan 4.8 merupakan tabel hasil pengukuran dari nilai
kelembaban tanah. Data ini didapatkan dari hasil nilai kelembaban tanah oleh
sensor capacitive soil moisture berupa nilai ADC yang didapatkan dari tampilan
serial monitor seperti pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Tampilan Nilai ADC pada Serial Monitor.


Tabel 4.5 Tegangan Input Kelembaban Tanah (1-10)

Tegangan Input Kelembaban Tanah (V)


Tegangan Pompa
No. Waktu
(V)
SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 8:00 4,83 5,03 4,85 4,96 5,05 4,84 5,01 4,63 5,04 4,78 4,89 4,80 4,95 4,98 5,02 5,00 4,93 4,86 4,97 4,88 12,48
2 9:00 4,93 5,02 4,67 4,89 4,82 4,86 4,92 4,92 4,72 5,04 4,88 4,87 4,91 5,00 4,96 4,91 4,89 4,88 4,90 4,71 0
3 10:00 4,90 4,81 4,92 4,72 4,86 5,02 5,04 4,54 4,82 4,76 4,90 4,83 4,94 4,93 4,76 4,98 4,93 4,82 5,00 4,80 0
4 11:00 4,71 5,05 4,83 5,02 4,90 4,96 4,81 4,92 4,93 4,86 4,87 4,89 4,92 4,87 4,90 5,01 4,84 4,90 4,91 4,76 0
5 12:00 4,96 5,00 4,92 4,89 4,74 4,88 4,89 4,81 4,77 4,92 5,05 4,92 4,88 4,89 4,83 4,84 4,87 4,89 4,83 4,91 12,45
6 13:00 4,79 4,81 4,88 4,93 4,82 4,81 4,87 4,86 4,91 5,01 4,90 4,81 4,89 4,71 4,81 4,92 5,00 4,96 4,71 4,83 0
7 14:00 4,84 4,60 4,83 4,83 5,03 4,85 4,92 4,79 4,62 4,80 4,89 4,77 5,01 4,80 5,04 4,85 4,78 4,93 4,81 4,78 0
8 15:00 4,88 4,74 4,84 5,01 4,92 4,83 4,82 4,96 4,80 4,90 4,83 4,89 5,01 4,90 4,88 4,83 4,81 4,91 4,88 4,82 0
9 16:00 5,03 4,98 4,87 4,93 4,81 4,86 4,86 5,05 5,01 4,96 5,01 4,91 5,05 4,94 4,89 4,94 4,89 4,92 4,89 4,93 12,56

Keterangan :

SM : Soil Moisture
Tabel 4.6 Tegangan Output Kelembaban Tanah (1-10)

Tegangan Output Kelembaban Tanah (V)


Tegangan Pompa
No. Waktu
(V)
SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 8:00 2,62 2,37 2,41 2,20 2,52 2,97 2,76 2,66 2,44 2,87 2,84 1,91 2,40 2,38 1,99 1,98 2,59 2,52 2,71 2,22 12,17
2 9:00 2,56 2,36 2,31 2,11 2,52 2,83 3,81 2,72 2,63 2,54 2,79 1,82 2,42 2,38 1,92 1,88 2,56 2,36 2,68 2,22 0
3 10:00 2,52 2,33 2,28 2,20 2,53 2,66 2,65 2,35 2,18 2,86 3,11 1,84 2,42 2,36 1,91 1,87 2,53 2,41 2,63 2,16 0
4 11:00 2,54 2,36 2,27 2,17 2,51 2,31 2,35 2,28 2,78 2,89 3,11 1,82 2,40 2,31 1,91 1,87 2,54 2,53 2,60 2,19 0
5 12:00 3,09 2,64 2,67 2,99 3,04 3,62 2,63 2,46 2,48 2,33 3,12 2,64 3,11 3,09 2,86 3,00 3,07 3,14 2,95 2,29 12,13
6 13:00 1,90 1,84 1,85 1,81 1,71 2,42 1,92 1,87 1,73 2,10 1,73 1,62 1,85 2,48 1,71 1,64 1,63 1,67 1,80 2,86 0
7 14:00 2,12 2,12 2,06 2,52 1,69 2,21 2,69 2,66 2,87 2,53 3,03 2,11 2,91 2,32 1,93 1,84 2,00 2,36 2,03 2,01 0
8 15:00 1,96 1,97 2,02 2,87 1,97 1,62 2,77 2,81 2,19 2,24 2,05 2,58 2,75 2,32 1,61 1,84 2,61 2,53 2,37 2,70 0
9 16:00 2,81 2,65 2,67 2,87 3,10 3,07 2,96 3,06 2,88 2,77 3,12 2,73 3,05 3,08 3,01 3,04 3,03 3,14 3,08 2,88 12,21

Keterangan :

SM : Soil Moisture
Tabel 4.7 Data Penyiraman Air Nilai Bit
(Sensor Capacitive Soil Moisture 1-10)

Kelembaban Tanah (Bit)


No. Waktu SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 8:00 537 486 495 452 517 609 470 417 419 398 582 391 493 488 408 407 530 530 556 461
2 9:00 525 483 473 449 516 549 447 404 412 396 572 374 497 489 394 386 527 525 549 455
3 10:00 516 477 467 452 518 541 448 404 416 435 637 377 497 486 392 384 519 512 539 446
4 11:00 520 483 465 446 514 544 434 407 414 386 637 373 495 474 391 384 521 518 534 449
5 12:00 633 541 548 612 622 651 637 650 491 640 640 542 638 634 587 615 629 643 605 587
6 13:00 389 378 380 372 351 359 343 364 348 346 355 332 379 508 351 337 334 342 370 412
7 14:00 434 434 422 517 349 544 427 420 392 420 620 432 596 476 395 378 410 483 416 426
8 15:00 403 406 414 589 404 318 421 416 365 380 421 528 564 477 331 378 535 519 485 554
9 16:00 576 543 548 642 635 672 646 651 630 637 639 560 626 632 617 622 620 644 631 595

Keterangan :

SM : Soil Moisture ON : Menyala OFF : Tidak Menyala


Kering : 0% - 52% Lembab : 53% - 60% Basah : 61% - 100%
Tabel 4.8 Data Penyiraman Air Nilai %
Kelembaban Tanah (%) Durasi Volume
Rata- Kondisi Kondisi
No. Waktu SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM Penyiraman Air
Rata Tanah Pompa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 (Detik) (ml)
1 8:00 48 52 52 56 49 40 54 50 51 61 43 62 52 52 60 50 47 48 46 51 52 Kering ON 18 4.455
2 9:00 49 53 54 56 49 46 56 61 60 61 44 63 51 52 61 62 48 48 46 55 54.7 Lembab OFF 0 0
3 10:00 50 53 54 56 49 47 56 61 59 66 49 63 51 52 61 62 48 50 47 56 56.9 Lembab OFF 0 0
4 11:00 49 53 55 55 50 47 58 60 60 62 47 64 52 54 61 62 48 50 47 56 54 Lembab OFF 0 0
5 12:00 38 53 46 40 39 36 58 52 52 37 37 47 38 38 40 39 37 41 41 43 42 Kering ON 15 4.050
6 13:00 62 47 63 64 66 65 66 66 66 66 65 68 63 50 66 67 67 67 64 60 63.4 Basah OFF 0 0
7 14:00 58 63 59 40 37 37 39 59 62 59 39 58 49 53 61 63 60 52 59 58 53.2 Lembab OFF 0 0
8 15:00 61 58 60 42 39 40 39 59 64 63 59 48 45 53 68 63 47 48 52 46 53 Lembab OFF 0 0
9 16:00 43 46 46 37 38 36 37 36 38 38 38 45 39 38 40 39 39 41 38 42 39.7 Kering ON 12 2.835

Keterangan :

SM : Soil Moisture ON : Menyala OFF : Tidak Menyala


Kering : 0% - 52% Lembab : 53% - 60% Basah : 61% - 100%
Data tabel 4.7 merupakan hasil pengukuran nilai kelembaban tanah dari
hasil pendeteksian sensor capacitive soil moisture. Untuk mendapatkan nilai
persentase kelembaban tanah dengan nilai sensor 537 pada sensor capacitive
soil moisture 1, nilai 1023 adalah nilai ADC dari sensor kelembaban tanah.

1023 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝐷𝐶 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (𝑏𝑖𝑡)


Kelembaban (RH) = × 100 % RH……………..2.1
1023

(1023 − 537)
Kelembaban Tanah (%) = × 100 %
1023

486
Kelembaban Tanah (%) = × 100 %
1023

Kelembaban Tanah (%) = 48%

Pada tabel 4.8 merupakan nilai persentase kelembaban tanah. Pada


pengukuran data yang dilakukan pada hari Minggu, 30 Juli 2023 yang dilakuka
dari jam 08.00 hingga pukul 16.00 dapat dilihat rata-rata nilai ADC dari 20
sensor capacitive soil moisture yang dilakukan pada saat pengujian yaitu 488
yang dimana kondisi ADC tersebut dalam keadaan lembab . Begitu pula untuk
rata-rata nilai persentase kelembaban tanah yaitu 53% dalam kondisi lembab.
Dari pengujian dan pengukuran sistem penyiraman air otomatis ini dapat dilihat
dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00 telah dilakukan penyiraman air otomatis
pada tanaman cabai sebanyak 3 kali yaitu pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00.
Durasi penyiraman air otomatis ini bergantung pada kondisi kelembaban tanah
yaitu apabila kondisi kelembaban tanah sudah dalam kondisi lembab maka
penyiraman air otomatis akan berhenti.
4.7 Analisa Data
Pada hasil pengujian kinerja sensor capacitive soil moisture yang
dilakukan selama 5 kali percobaan menunjukkan bahwa kinerja sensor
capacitive soil moisture sesuai dengan setpoint yaitu dengan kondisi kering 0%
~ 52%, kondisi lembab 53% ~ 60% dan kondisi basah dalam range 61% - 100%.
Pengujian ini membuktikan bahwa sensor capacitive soil moisture
menunjukkan keakurasian hasil yang diperoleh oleh sensor capacitive soil
moisture. Dari pengujian kinerja kerja sensor tersebut dilakukan pengujian
durasi penyiraman untuk mencapai kondisi yang telah dilakukan setpoint.
Hasil pengujian sensor capacitive soil moisture yang ditunjukkan pada
sub-bab 4.6.1 tabel 4.7 dan tabel 4.8 merupakan data hasil pengujian sensor
capacitive soil moisture dimana data ini didapatkan dari tampilan serial
monitor. Data nilai kelembaban tanah rata-rata yaitu 53% dengan kondisi tanah
lembab. Dalam pengujian sistem penyiraman air otomatis pompa penyiraman
mengalami kondisi hidup sebanyak 3 kali yaitu pada jam 08.00, 12.00, dan
16.00 yang dimana terdapat durasi penyiraman yang bervariasi mulai dari 12
hingga 18 detik. Lama durasi penyiraman ini akan berpengaruh pada volume air
yang dikeluarkan dalam sistem penyiraman air otomatis. Pada durasi
penyiraman 12 detik volume air yang dikeluarkan sebanyak 2.835ml. Pada
durasi penyiraman 18 detik volume air yang dikeluarkan sebanyak 4.455ml.
Pada tabel 4.5 hingga tabel 4.6 merupakan tabel hasil dari pengukuran
menggunakan multimeter digital untuk mengetahui tegangan pada tiap nilai
kelembaban yang berbeda-beda. Dari pengukuran nilai kelembaban tanah
didapat 3 kondisi yaitu kering dengan nilai kelembaban antara 0 – 52 RH yang
mempunyai tegangan yang terukur 5.0 – 3.0 Volt, pada kondisi lembab dengan
nilai kelembaban antara 53 – 60 RH yaitu mempunyai tegangan yang terukur
dengan range 2,39 – 2.0 Volt dsan terakhir pada kondisi basah dengan tingkat
kelembaban antara 61 – 100 RH yaitu mempunyai tegangan degan range yaitu
1.0 – 0 Volt.
Pengujian sistem penyiraman air otomatis ini berhasil meningkatkan
kelembaban tanah pada tanaman hingga mencapai lebih dari 50% RH. Pada data
nilai kelembaban tanah rata-rata yang dihasilkan diatas dari 50% RH ini
merupakan kondisi lembab dan bagus bagi tanaman cabai. Dimana hal ini dapat
mempengaruhi ketahanan dari cabai itu sendiri, dengan menjaga kelembaban
tanah pada kondisi lembab serta mengatur kelembaban suhu pada ruangan maka
tanaman cabai akan tetap hidup.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam sistem penyiraman air otomatis dengan menggunakan sensor
capacitive soil moisture ini didapatkan beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Dari hasil rancang bangun alat penyiraman air otomatis dengan
menggunakan sensor capacitive soil moisture pada buah cabai
(capsicum anuum. L) penggunaan sensor kelembaban tanah dalam alat
in menunjukkan pengukuran akurat dan responsif terhadap kelembaban
tanah.
2. Dari setiap komponen-komponen telah sesuai dengan setpoint yang di
inginkan, jika sensor mendeteksi tanah kering dengan nilai <52% maka
sensor akan memberikan sinyal untuk mengaktifkan pompa dan akan
melakukan proses penyiraman air otomatis, sehingga apabila tanah
dalam keadaan kering akan mendapatkan supply air secara otomatis dari
stem dan ketika kelembaban tanah sudah mencapai >52% maka pompa
akan berhenti.
3. Sistem ini dapat membantu kegiatan manusia dalam penyiraman air
otomatis sesuai dengan setpoint. Alat penyiraman air otomatis ini
menunjukkan potensi untuk penghematan sumber daya air dan energi.
Dengan penggunaan yang efisien, alat ini menghindari pemborosan air
yang terjadi.
5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan sistem monitoring


IoT guna untuk mengontrol dan meninjau sistem penyiraman air otomatis
dengan menggunakan sensor capacitive soil moisture.

Anda mungkin juga menyukai