Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara sosiologis manusia membutuhkan interaksi sosial, karena selain

manusia sebagai mahluk individu manusia juga sebagai mahluk sosial dalam

kehidupan bermasyarakat. Yang selalu membutuhkan sesamanya

dalam kehidupan sehari-hari, dimana manusia senantiasa mengadakan interaksi

sosial antara satu sama lainnya dan suku dengan suku lainnya sehingga

terbentuknya adat istiadat. Untuk menjalin hubungan yang baik antar

manusia, agama merupakan unsur yang sangat penting dalam membina dan

mempersiapkan mental manusia secara kreatif dan aktif dalam melaksanakan

tugas-tugasnya, baik sebagai motivator maupun dinamosator dan diharapkan agar

mampu memberikan kestabilan dan menghadapi berbagai kemungkinan berupa

goncangan psikis (jiwa) seperti kecemasan, frustrasi dan konflik.1

Menurut Walgito dalam Fatnar Interaksi sosial adalah hubungan

antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi

individu yang lain atau sebaliknaya, jadi terdapat adanya hubungan yang

saling timbal balik. Interaksi sosial merupakan salah satu cara individu untuk

memelihara tingkah laku sosial individu lain. Interaksi sosial dapat pula

meningkatkan jumlah atua kuantitas dan mutu atau kualitas dari tinngkah laku

Agus Setiawan, Interaksi Sosial Masyarakat Islam Dan Kristen di Desa Rimba
Melintang Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. Skripsi. (Riau: UIN Sultan
Syarif Kasim, 2010), hal. 1.

1
2

sosial dengan individu lain di dalam bertingkh laku sosial dengan individu

lain didalam situasi social.

Menurut Soekanto interaksi sosial merupakan kunci dari semua

kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan

bersama.2 Dalam kelompok masyarakat, agama merupakan salah satu roh dan

penoman yang sangat penting sebagai pelengkap kesuluruhan sistem sosial

karena agama telah dicirikan sebagia pemersatu aspirasi manusia yang paling

utama.agama juga menujukan seperangkat aktifitas manusia dan sejumlah

bentuk sistem yang mempunyai arti penting dalam manusia. Oleh karena

itu, agama berkaitan erat dengan usaha manusia utuk mengukur dalamnya

makna dan hakikat jati dirinya sendiri dan juga alam semesta. 3

Interaksi sosial tidak hanya terjadi di lingkungan keluarga dan

masyarakat, akan tetapi juga terjadi di lingkungan sekolah. Interaksi ini tentu

tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sekolah tersebut. Secara umum sekolah

yang ada di Indonesia ini terdiri dari sekolah yang bersifat umum tampa

mencampurkan dengan kurikulum agama, namun juga terdapat sekolah yang

memadukan kurikulumnya dengan nilai-nilai Islam.

Di Aceh pepelaksanaan budaya sekolah Islam termasuk di tingkat

Sekolah Menengah Pertama (SMP) diatur dalam Undang-Undang Nomor 44

Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa

Aceh mengungkapkan bahwa “daerah mengembangkan dan mengatur


2

Virgia Ningrum Fatnar, Kemampuan Interaksi Sosial Antara Remaja Yang Tinggal di
Pondok Pesantren dengan yang Tinggal Bersama Keluarga, Jurnal. (Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan, 2014), hal. 71
3
Elizabet K. Notinghem, Agama dan Masyarakat (Jakarta: Rajawali Press, 2007), hal. 3.
3

berbagai jenis jalur dan jenjang Pendidikan serta menambah materi muatan

lokal sesuai dengan syariat Islam”. Artinya menambah materi pelajaran

berkaitan dengan pelajaran agama, adat dan budaya yang Islami. 4

Sekolah Islami adalah sebuah sekolah yang mengimplementasikan

konsep pendidikan Islam berlandaskan Al-Qur’an dan As- Sunnah. Dalam

aplikasinya sekolah Islam diartikan sebgai sekolah yang menerapkan pendekatan

penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama

menjadi suatu jalinan sebuah kurikulum. 5 Qanun Aceh Nomor 5 Tahun

2008 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Ayat (45) menyebutkan “Pendidikan

Islami ialah pendidikan yang berdasarkan pada dan dijiwai oleh nilai-nilai ajaran

Islam”.6

Dalam melaksanakan pengembangan di sekolah tidak terlepas dari nilai-

nilai, norma, perilaku, keyakinan dan budaya Islami. Karena jika budaya tersebut

dikembangkan di sekolah maka akan menghasilkan dampak positif terhadap

kreatifitas kerja sekolah. Jika sekolah memiliki budaya yang baik, maka siswa

dengan sendirinya akan memiliki budaya yang baik pula. Sebaliknya jika sekolah

memiliki budaya yang buruk maka akan memiliki budaya yang buruk. Dengan

Saminan Ismail, Budaya Sekolah Islam, (Bandung: Rizqi Press, 2013), hal. 124.
5
Burhanuddin, Implementasi Budaya Sekolah Islami Dalam Rangka Pembinaan
Karakter Siswa, Jurnal Adminitrasi dan Manajemen Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Juni 2018,
hal. 207.
6
Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Ayat (45)
4

demikian, budaya sekolah Islami dapat menghasilkan kebudayaan yang baik dan

berakhlak mulia.7

Dengan menanamkan nilai-nilai budaya sekolah Islami dalam diri siswa

akan memperkuat ketebalan imannya serta mengaplikasikan nilai-nilai ke-Islaman

tersebut dapat terwujud pada lingkungan di sekolah. Untuk itu pengembangan

budaya sekolah Islami sangat penting dilakukan karena akan mempengaruhi

sikap, sifat dan tindakan siswa secara tidak langsung.8 Sementra gelombang kultur

budaya barat dalam berbagai bentuknya yang merangsang semakin menyusup di

Indonesia dan melanda kota-kota dan daerah- daerah yang mayoritas

berpendudukan Islam. Rangsangan dan pengaruh tidak baik dari budaya barat itu

semakin memperlihatkan arus desakan bertubu-tubi dan dasyat,sehingga dapat

merebut sebagian besar penggemaran di kalangan anak-anak muda Islam.9

Salah satu sekolah yang saat ini menginternalisasikan budaya Islam

kepada siswanya ialah SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan. SMP

Negeri 2 Bakongan merupakan sekolah menengah pertama yang berada di

bawah naungan Kementrian Pendidikan sekaligus secara kelembagaan juga

dituntut untuk bisa memenuhi target kurikulum yang ditetapkan Departemen

Pendidikan Nasional. Sebagai lembaga pendidikan formal, SMP Negeri

2 Bakongan harus mampu menghantarkan peserta didiknya untuk berprestasi

Laili Jumroatun, dkk, Implementasi Budaya Sekolah Islami Dalam Rangka Pembinaan
Karakter Siswa, Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan, Volume 1 Nomor 2 Juni 2018,
ISSN 2615-8574, hlm. 207
8
Novianti Muspiroh, Peran Kepala Sekolah dalam Menciptakan Budaya Religius Siswa
Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Grenjeng Kota Cirebon, Novianti Muspiroh Vol. 2 No. 2
ISSN 2549-0877, hal. 46
9
Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam: Studi kritis dan refleksin historis,
(Yogyakarta: Titian Ilahi Press,1996), hal. 23
5

agar tidak ketinggalan dengan sekolah lain pada umumnya secara moral juga

harus mampu untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan secara komperehensip

kepada peserta didiknya.

Strategi pengembangan budaya sekolah Islami tidak terlepas dari berbagai

masalah di sekolah SMP Negeri 2 Bakongan. Masalah yang muncul berasal dari

siswanya yang tidak mau melaksanakan budaya sekolah Islami, seperti tidak mau

melaksanakan solat zuhur atau siswa tidak cepat-cepat ke mushola untuk

menunaikan solat. Akan tetapi, masalah tersebut tidak menjadi penghalang untuk

mengembangkan budaya sekolah Islami di SMP Negeri 2 Bakongan. Oleh sebab

itu, jika pengembangan budaya sekolah Islami dilakukan tidak maksimal maka

diperlukan solusi-solusi dalam mengatasi masalah tersebut. SMP Negeri 2

Bakongan memiliki solusi dalam mengatasi masalah tersebut dengan cara

membentuk tim koordinator keagamaan yang tugasnya sebagai koordinator

Istighosah. Selain membentuk tim keagamaan, guru juga tidak bosan untuk

menegur atau mengingatkan siswa yang tidak mau melaksanakan budaya sekolah

Islami yang telah ditetapkan di SMP Negeri 2 Bakongan.10

Sekarang ini, pendekatan terhadap kebudayaan tidak semata-mata teoritis,

tetapi praktis. Bahwa manusia dapat mengatur dan merencanakan arah budaya di

masa depan. Strategi budaya dalam suatu segi harus bermakna dan berintikan

pembaharuan pendidikan Islam, karena pendidikan merupakan sub-sistem dalam

keseluruhan satuan budaya.

10

Hasil observasi awal di SMP Negeri 2 Bakongan, diambil pada tanggal 17 Maret 2022
6

Nilai-nilai budaya sangat penting sekali dalam mewujudkan strategi

pengembangan budaya sekolah Islami. Nilai-nilai ini lah yang nantinya sebagai

output dari segala pelaksanaan pembelajaran dan budaya sekolah Islami. Nilai-

nilai tersebut, meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dalam

suatu tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik untuk Tuhan yang

Maha Esa, diri sendiri sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi

manusia yang baik. Usaha yang dapat dilakukan dalam pengembangan dalah

melalui penguatan budaya sekolah Islami, aktualisasi nilai-nilai luhur pancasila,

implementasi ajaran-ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, keteladanan dari

semua komponen budaya, dan melalui pendidikan, baik formal, informal, maupun

non formal. Sesuai dengan acuan tersebut, maka SMP Negeri 2 Bakongan

membuat kebijakan sekolah tentang program pembiasaan membaca Al-Quran

dalam mengembangkan budaya sekolah Islami.

Pengembangan kebudayaan di SMP Negeri 2 Bakongan yang digunakan

menggunakan kurikulum Nasional, dengan menguatkan pendidikan agama Islam,

Bahasa Inggris , Komputer dan Baca Tulis Al-Qur‟an. Pembinaan Ibadah kepada

siswa selalu dilaksanakan setiap hari. Sholat berjama‟ah, dan dzikir berjamaah

siswa, kultum/ ceramah tujuh menit yang di sampaikan oleh siswa, dan membaca

surat pendek (juzz Amma) sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Peringatan

Hari-hari Besar Islam (PHBI) selalu rutin dilaksanakan untuk mendekatkan siswa

dengan nuansa sejarah dan budaya Islam.


7

Selain di isi dengan acara keagamaan PHBI juga di isi dengan melatih

kreatifitasa dan keterampilan siswa dengan mengadakan lomba-lomba di bidang

keilmuan dan keagamaan seperti lomba bahasa arab, bahasa inggris, dai atau

ceramah keislaman dan MTQ anatar kelas. Penguatan agama Islam untuk

membentuk budaya Islami melalui ketersediaan dengan jumlah jam pelajaran

yang lebih banyak dibandingkan sekolah pada umumnya. Kebiasaan memulai dan

menutup pelajaran dilakukan oleh siswa dengan do’a juga mewarnai kegiatan

siswa pada setiap harinya.

Program-program tersebut dapat diterapkan melalui strategi-strategi yang

afektif untuk membentuk tingkah laku siswa, seperti masuk sekolah tepat waktu,

bertingkah laku sopan kepada orang lain, berprilaku jujur, belajar untuk mengisi

waktu kosong dan lain sebagainya. sehingga nanti siswa tidak hanya bekal

akademik saja, melainkan juga memiliki bekal karakter positif yang kuat dan

mampu berprilaku sesuai dengan nilai karakter bangsa dan agama di masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara di sekolah SMP

Negeri 2 Bakongan yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru pada tanggal

24 Desember 2022 dalam kegiatan pembelajaran terhadap Penerapan Budaya

Sekolah Islami yang termasuk dalam bagian dari budaya Islami suatu sekolah,

diantaranya adalah senyum, sapa salam, berpakaian (berbusana) Islami, shalat

berjamaah, dzikir secara bersama-sama, Tadarus/membaca Al Qur'an,

membiasakan Adab yang Baik, melakukan berbagai kegiatan yang dapat

mencerminkan suasana keagamaan di SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh

Selatan.
8

Sebagaimana dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan dengan Ibuk

Ainun Maulina salah satu guru di SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh

Selatan yang mengasuh pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) mengatakan

bahwa ternyata masih banyak kekurangan belum mencapai hasil sesuai dengan

apa yang diharapkan oleh guru-guru dan juga orang tua siswa(i), dan menurut

sumber yang didapat dalam pembelajaran di kelas bahwa siswa sangat beragam

karakternya yaitu ada yang diam saja ketika harus menanggapi persoalan faktual

yang ada dan siswa masih nampak malu-malu ketika diminta berbicara di depan

kelas, padahal guru berharap siswanya berani berbicara dalam menanggapi

persoalan yang ada terutama berani berbicara dihadapan teman-temannya.

Penerapan Budaya Sekolah Islami di SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten

Aceh Selatan masih sangat kecil dari hasil yang memuaskan upaya-upaya yang

dilakukan oleh guru-guru hanya bertahan sebentar saja, seperti siraman rohani

guna menumbuhkan jiwa kesadaran dan muhasabah diri dengan niat yang tulus

serta keinginan untuk menjadi pribadi yang baik untuk kedepannya. Bertolak dari

kenyataan tersebut di atas maka peneliti berpendapat bahwa penerapan Budaya

Sekolah Islami belum maksimal walaupun banyak upaya yang telah dilakukan

tapi belum membuahkan hasilnya, hal ini ditandai dengan tidak berjalan dengan

baik. Berangkat dari kenyataan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Penerapan Budaya Sekolah Islami di SMP Negeri 2

Bakongan Kabupaten Aceh Selatan”.


9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini

Penulis akan memfokuskan perumusan masalah pada:

1. Bagaimana bentuk penerapan budaya sekolah Islami di SMP Negeri 2

Bakongan Kabupaten Aceh Selatan?

2. Apa saja faktor penghambat penerapan budaya sekolah Islami di SMP

Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan?

3. Apa saja faktor pendukung penerapan budaya sekolah Islami di SMP

Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian dalam kajian

ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui b agaimana bentuk penerapan budaya sekolah Islami

di SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan?

2. Untuk mengetahui a pa saja faktor penghambat penerapan budaya

sekolah Islami di SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan.

3. Untuk mengetahui a pa saja faktor pendukung penerapan budaya

sekolah Islami di SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu


10

penge- tahuan pendidikan pada umumnya, dan khususnya tentang penerapan

budaya sekolah Islami di SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan.

Serta dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk mengadakan

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

dokume- ntasi bahan rujukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kreatifitas pihak sekolah dalam rangka menciptakan

sekolah yang menunjung tinggi nilai-nilai agama Islam.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

bacaan serta dapat memberikan manfaat bagi guru sebagai bahan

masukan dalam proses berinteraksi dengan siswanya secara islami.

3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

perbandingan atau sebagai referensi utnuk penelitian yang selanjutnya.

4. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah semangat dan

motivasi untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai agama serta

merealisasi-kan dalam kehidupannya.

5. Bagi penulis, karya ini dapat bermanfaat sebagai penambah

wawasan pengetahuan terutama tentang penerapanbudaya sekolah

Islami di SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan.


11

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman param pembaca dalam memahami

karya ilmiah ini, maka perlu kiranya penulis memberikan penjelasan terkait

istilah penting dalam skripsi ini, yaitu:

1. Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata penerapan diartikan

sebagai penggabungan atau penyatuan sikap, standar tingkah laku, pendapat

dan seterusnya di dalam kepribadian. 11 Penerapanjuga diartikan sebagai

menyatunya nilai dalam diri seseorang, atau dalam bahasa psikologi

merupakan penyesuaian keyakinan, nilai, sikap, praktik dan aturan-

aturan baku pada diri sesorang.12

Adapun penerapan yang penulis maksud dalam penelitian ini ialah

penerapan budaya atau kebiasaan sekolah bernuansa Islam (SMP Negeri 2

Bakongan Kabupaten Aceh Selatan) terhadap siswanya dalam melakukan

interaksi baik sesama siswa maupun dengan gurunya.

2. Budaya

Apabila ditinjau dari asal katanya, maka budaya berasal dari bahasa

Sanskerta yaitu “Budhayah‟, yang merupakan bentuk jamak dari

“Budhi‟ yang berarti Budi atau Akal. Dalam hal ini budaya dapat

diartikan sebagai Hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.13


11

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hal. 273.
12
Rohmad Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung: Alfabeta, 2004),
hal. 21.
13
Abdulkadir, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Bandung: Citra Aditya, 2012), hal. 14.
12

Budaya menurut Bapak Antropologi Indonesia, Koenjtaraningrat

sebagaimana dikutip oleh Syarif Moeis adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat

yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Jadi dapat disimpulkan

bahwa budaya dapat terbentuk dalam tiga wujud yaitu kebudayaan dalam

wujud ide, pola tindakan dan artefak atau benda-benda.14

Adapun yang dimaksud dengan kebudayaan dalam penelitian ini

ialah pola tindakan prilaku yang diperlihatkan oleh siswa SMP Negeri 2

Bakongan Kabupaten Aceh Selatan.

3. Sekolah Islami

Sekolah Islami pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimple-

mentasikan konseppendidikan Islam berlandaskan Al-Qur’an dan As Sunnah.

Dalam aplikasinya sekolah Islam diartikan sebgai sekolah yang

menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan

umum dan pendidikan agama menjadi suatu jalinan kurikulum. Sekolah

Islam juga menekankan keterpaduan dalam metode pembelajaran sehingga

dapat mengopti-malkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor.15 Sekolah

Islam yang dimaksud di sini ialah sekolah penerapanbudaya sekolah Islam di

SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan yang merupakan sekolah

memberikan dan memadukan sistem pendidikannya dengan nilai-nilai agama

Islam.

14

Syarif Moeis. Pembentukan Kebudayaan Nasional Indonesia, (Bandung: UPI, 2009),


hal. 1
15
Ernawati, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, (Solo: Tiga Serangkai, 2013), hal. 55.
13

Adapun yang dimaksud dengan penerapan budaya sekolah Islami

yang dimaksud dalam penelitian ini ialah pelaksanaan nilai-nilai keislaman

berupa cara berpakaian, intraksi sosial, lingkungan sekolah di SMP

Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan.

F. Kajian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan

selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk peneltiain selanjutnya di

samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dapat memposisikan penelitian

serta menujukkan orsinalitas dari penelitian. Pada bagaian ini peneliti

mencamtumkan berbagai hasil penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang

hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah

terpublikasikan atau belum terpublikasikan. Berikut merupakan penelitian

terdahulu yang masih terkait dengan tema yang penulis kaji.

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Maida Raudhatinur dengan judul

“Implementasi Budaya Sekolah Islami dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMP

Negeri 19 Percontohan Banda Aceh”. Adapun cakupan yang dibahas mengenai

budaya sekolah islami merupakan salah satu strategi dalam pembinaan akhlak

siswa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat penerapan budaya

sekolah islami di SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh, yang mencakup

bentuk-bentuk dan langkah-langkah pelaksanaannya, peran dewan guru,

pemahaman dan pendapat siswa, serta faktor pendukung dan penghambat pada

pelaksanaan budaya sekolah islami dalam pembinaan akhlak siswa. Tujuannya


14

adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk dan langkah-langkah penerapannya, peran

dewan guru, pemahaman dan pendapat siswa, serta faktor pendukung dan

penghambat pada pelaksanaan budaya sekolah islami dalam pembinaan akhlak

siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian

kepala sekolah, dewan guru dan siswa SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Tehnik pengolahan data dilakukan dengan mereduksi data, display data, dan

verifikasi data.16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Annisa Qurota Ayun’i dengan judul

“Peranan Budaya Sekolah Berbasis Islam Dalam Membentuk Karakter Sosial

Siswa SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang”. Adapun cakupan yang dibahas

mengenai bagaimana peran budaya sekolah Islam di SD Islam Al Azhar 15

Pamulang khususnya pada siswa kelas satu dan kelas enam. Penelitian ini juga

bertujuan untuk mengetahui pembentukan karakter sosial siswa yang diketahui

melalui budaya sekolah Islam.17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Maida Raudhatinur dengan judul

“Implementasi Budaya Sekolah Islami dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMP

Negeri 19 Percontohan Banda Aceh”. Adapun cakupan yang dibahas mengenai

budaya sekolah Islam merupakan salah satu strategi dalam pembinaan akhlak

siswa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji implementasi
16

Maida Raudhatinur, Implementasi Budaya Sekolah Islami dalam Pembinaan Akhlak


Siswa SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh, DAYAH : Journal of Islamic Education,
Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh 2019
17
Annisa Qurota Ayun’i, Peranan Budaya Sekolah Berbasis Islam Dalam Membentuk
Karakter Sosial Siswa SD Islam Al-Azhar 15 Pamulan, Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2018
15

madrasah Budaya di SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh yang meliputi

bentuk-bentuk dan langkah-langkah pelaksanaan, peran guru, pemahaman dan

pendapat siswa, sebagai serta faktor pendukung dan penghambat terselenggaranya

madrasah budaya dalam perkembangan moral siswa. Tujuannya adalah untuk

mengetahui bentuk dan langkah-langkah dari pelaksanaan, peran guru, pemahaman

dan pendapat siswa, sebagai serta faktor pendukung dan penghambat

terselenggaranya madrasah budaya dalam perkembangan moral siswa. Penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif melibatkan kepala sekolah, guru dan siswa

SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh sebagai sampel.18

Ketempat penelitian yang dilakukan oleh Masri dengan judul “Peran

Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Islami Di Sma Unggul Negeri

2 Boarding School Banda Aceh”. Adapun cakupan yang dibahas mengenai

budaya merupakan hasil cipta manusia yang terus berproses sesuai dengan

perkembangan zaman yang hidup di tengah-tengah masyarakat, budaya yang hidup

di tengah-tengah masyarakat itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam itulah

budaya islami. Apabila budaya yang hidup di tengah masyarakat itu bertentangan

dengan nilai-nilai Islam itu bertanda budaya itu tidak islami. Secara umum

penelitian ini bertujuan untuk mengetetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam

mengembangkan budaya islami di SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda

Aceh, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan budaya

islami di SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh belum sepenuhnya

18

Maida Raudhatinur, Implementasi Budaya Sekolah Islami dalam Pembinaan Akhlak


Siswa SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh, DAYAH : Journal of Islamic Education,
Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh 2019
16

terlaksana dengan baik terutama dalam bentuk akhlak dan muamalah (kerjasama,

social, dan tolong menolong).

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Usfuriyah dengan judul

“Penerapan Manajemen Budaya Sekolah Islami Di Sd Islam Sultan Agung 04

Semarang”. Adapun cakupan yang dibahas mengenai bagaimana pengelola SD

Islam Sultan Agung 04 menerapkan manajemen budaya sekolah Islami (BUSI) di

lembaga mereka dan Gambaran tentang beberapa faktor pendukung dan

penghambat dalam penerapan manajemen budaya sekolah Islami (BUSI).19

Sebagaimana dengan kajian terdahulu yang telah penulisan uraikan

menyangakut dengan penelitian skirpsi ini, adapun yang membedakan penelitian

tersebut dengan penelitian yang sedang penulis lakukan terutama dari judulnya

“Penerapan Budaya Sekolah Islami di SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten

Aceh Selatan”. Kemudian dari metode yang penulis skirpsi, permasalahannya

berbeda/ ruang lingkup dan lokasi penelitiannya juga berbeda dengan kajian

terdahulu diatas, juga dalam jangka waktu penelitian itu berbeda dengan penelitian

yang penulis lakukan sekarang.

19

Usfuriyah dengan judul “Penerapan Manajemen Budaya Sekolah Islami Di Sd Islam


Sultan Agung 04 Semarang, Skripsi, Akultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang 2010

Anda mungkin juga menyukai