PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia sebagai mahluk individu manusia juga sebagai mahluk sosial dalam
sosial antara satu sama lainnya dan suku dengan suku lainnya sehingga
manusia, agama merupakan unsur yang sangat penting dalam membina dan
antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi
individu yang lain atau sebaliknaya, jadi terdapat adanya hubungan yang
saling timbal balik. Interaksi sosial merupakan salah satu cara individu untuk
memelihara tingkah laku sosial individu lain. Interaksi sosial dapat pula
meningkatkan jumlah atua kuantitas dan mutu atau kualitas dari tinngkah laku
Agus Setiawan, Interaksi Sosial Masyarakat Islam Dan Kristen di Desa Rimba
Melintang Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. Skripsi. (Riau: UIN Sultan
Syarif Kasim, 2010), hal. 1.
1
2
sosial dengan individu lain di dalam bertingkh laku sosial dengan individu
kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan
bersama.2 Dalam kelompok masyarakat, agama merupakan salah satu roh dan
karena agama telah dicirikan sebagia pemersatu aspirasi manusia yang paling
bentuk sistem yang mempunyai arti penting dalam manusia. Oleh karena
itu, agama berkaitan erat dengan usaha manusia utuk mengukur dalamnya
makna dan hakikat jati dirinya sendiri dan juga alam semesta. 3
masyarakat, akan tetapi juga terjadi di lingkungan sekolah. Interaksi ini tentu
tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sekolah tersebut. Secara umum sekolah
yang ada di Indonesia ini terdiri dari sekolah yang bersifat umum tampa
Virgia Ningrum Fatnar, Kemampuan Interaksi Sosial Antara Remaja Yang Tinggal di
Pondok Pesantren dengan yang Tinggal Bersama Keluarga, Jurnal. (Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan, 2014), hal. 71
3
Elizabet K. Notinghem, Agama dan Masyarakat (Jakarta: Rajawali Press, 2007), hal. 3.
3
berbagai jenis jalur dan jenjang Pendidikan serta menambah materi muatan
Islami ialah pendidikan yang berdasarkan pada dan dijiwai oleh nilai-nilai ajaran
Islam”.6
nilai, norma, perilaku, keyakinan dan budaya Islami. Karena jika budaya tersebut
kreatifitas kerja sekolah. Jika sekolah memiliki budaya yang baik, maka siswa
dengan sendirinya akan memiliki budaya yang baik pula. Sebaliknya jika sekolah
memiliki budaya yang buruk maka akan memiliki budaya yang buruk. Dengan
Saminan Ismail, Budaya Sekolah Islam, (Bandung: Rizqi Press, 2013), hal. 124.
5
Burhanuddin, Implementasi Budaya Sekolah Islami Dalam Rangka Pembinaan
Karakter Siswa, Jurnal Adminitrasi dan Manajemen Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Juni 2018,
hal. 207.
6
Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Ayat (45)
4
demikian, budaya sekolah Islami dapat menghasilkan kebudayaan yang baik dan
berakhlak mulia.7
sikap, sifat dan tindakan siswa secara tidak langsung.8 Sementra gelombang kultur
berpendudukan Islam. Rangsangan dan pengaruh tidak baik dari budaya barat itu
kepada siswanya ialah SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh Selatan. SMP
Laili Jumroatun, dkk, Implementasi Budaya Sekolah Islami Dalam Rangka Pembinaan
Karakter Siswa, Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan, Volume 1 Nomor 2 Juni 2018,
ISSN 2615-8574, hlm. 207
8
Novianti Muspiroh, Peran Kepala Sekolah dalam Menciptakan Budaya Religius Siswa
Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Grenjeng Kota Cirebon, Novianti Muspiroh Vol. 2 No. 2
ISSN 2549-0877, hal. 46
9
Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam: Studi kritis dan refleksin historis,
(Yogyakarta: Titian Ilahi Press,1996), hal. 23
5
agar tidak ketinggalan dengan sekolah lain pada umumnya secara moral juga
masalah di sekolah SMP Negeri 2 Bakongan. Masalah yang muncul berasal dari
siswanya yang tidak mau melaksanakan budaya sekolah Islami, seperti tidak mau
menunaikan solat. Akan tetapi, masalah tersebut tidak menjadi penghalang untuk
itu, jika pengembangan budaya sekolah Islami dilakukan tidak maksimal maka
Istighosah. Selain membentuk tim keagamaan, guru juga tidak bosan untuk
menegur atau mengingatkan siswa yang tidak mau melaksanakan budaya sekolah
tetapi praktis. Bahwa manusia dapat mengatur dan merencanakan arah budaya di
masa depan. Strategi budaya dalam suatu segi harus bermakna dan berintikan
10
Hasil observasi awal di SMP Negeri 2 Bakongan, diambil pada tanggal 17 Maret 2022
6
pengembangan budaya sekolah Islami. Nilai-nilai ini lah yang nantinya sebagai
output dari segala pelaksanaan pembelajaran dan budaya sekolah Islami. Nilai-
suatu tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik untuk Tuhan yang
Maha Esa, diri sendiri sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia yang baik. Usaha yang dapat dilakukan dalam pengembangan dalah
semua komponen budaya, dan melalui pendidikan, baik formal, informal, maupun
non formal. Sesuai dengan acuan tersebut, maka SMP Negeri 2 Bakongan
Bahasa Inggris , Komputer dan Baca Tulis Al-Qur‟an. Pembinaan Ibadah kepada
siswa selalu dilaksanakan setiap hari. Sholat berjama‟ah, dan dzikir berjamaah
siswa, kultum/ ceramah tujuh menit yang di sampaikan oleh siswa, dan membaca
surat pendek (juzz Amma) sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Peringatan
Hari-hari Besar Islam (PHBI) selalu rutin dilaksanakan untuk mendekatkan siswa
Selain di isi dengan acara keagamaan PHBI juga di isi dengan melatih
keilmuan dan keagamaan seperti lomba bahasa arab, bahasa inggris, dai atau
ceramah keislaman dan MTQ anatar kelas. Penguatan agama Islam untuk
yang lebih banyak dibandingkan sekolah pada umumnya. Kebiasaan memulai dan
menutup pelajaran dilakukan oleh siswa dengan do’a juga mewarnai kegiatan
afektif untuk membentuk tingkah laku siswa, seperti masuk sekolah tepat waktu,
bertingkah laku sopan kepada orang lain, berprilaku jujur, belajar untuk mengisi
waktu kosong dan lain sebagainya. sehingga nanti siswa tidak hanya bekal
akademik saja, melainkan juga memiliki bekal karakter positif yang kuat dan
mampu berprilaku sesuai dengan nilai karakter bangsa dan agama di masyarakat.
Negeri 2 Bakongan yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru pada tanggal
Sekolah Islami yang termasuk dalam bagian dari budaya Islami suatu sekolah,
Selatan.
8
Ainun Maulina salah satu guru di SMP Negeri 2 Bakongan Kabupaten Aceh
bahwa ternyata masih banyak kekurangan belum mencapai hasil sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh guru-guru dan juga orang tua siswa(i), dan menurut
sumber yang didapat dalam pembelajaran di kelas bahwa siswa sangat beragam
karakternya yaitu ada yang diam saja ketika harus menanggapi persoalan faktual
yang ada dan siswa masih nampak malu-malu ketika diminta berbicara di depan
Aceh Selatan masih sangat kecil dari hasil yang memuaskan upaya-upaya yang
dilakukan oleh guru-guru hanya bertahan sebentar saja, seperti siraman rohani
guna menumbuhkan jiwa kesadaran dan muhasabah diri dengan niat yang tulus
serta keinginan untuk menjadi pribadi yang baik untuk kedepannya. Bertolak dari
Sekolah Islami belum maksimal walaupun banyak upaya yang telah dilakukan
tapi belum membuahkan hasilnya, hal ini ditandai dengan tidak berjalan dengan
baik. Berangkat dari kenyataan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Serta dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk mengadakan
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
E. Definisi Operasional
karya ilmiah ini, maka perlu kiranya penulis memberikan penjelasan terkait
1. Penerapan
2. Budaya
Apabila ditinjau dari asal katanya, maka budaya berasal dari bahasa
“Budhi‟ yang berarti Budi atau Akal. Dalam hal ini budaya dapat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Jadi dapat disimpulkan
bahwa budaya dapat terbentuk dalam tiga wujud yaitu kebudayaan dalam
ialah pola tindakan prilaku yang diperlihatkan oleh siswa SMP Negeri 2
3. Sekolah Islami
Islam.
14
F. Kajian Terdahulu
budaya sekolah islami merupakan salah satu strategi dalam pembinaan akhlak
siswa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat penerapan budaya
pemahaman dan pendapat siswa, serta faktor pendukung dan penghambat pada
dewan guru, pemahaman dan pendapat siswa, serta faktor pendukung dan
kepala sekolah, dewan guru dan siswa SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh.
Tehnik pengolahan data dilakukan dengan mereduksi data, display data, dan
verifikasi data.16
Kedua penelitian yang dilakukan oleh Annisa Qurota Ayun’i dengan judul
Pamulang khususnya pada siswa kelas satu dan kelas enam. Penelitian ini juga
budaya sekolah Islam merupakan salah satu strategi dalam pembinaan akhlak
siswa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji implementasi
16
ini menggunakan pendekatan kualitatif melibatkan kepala sekolah, guru dan siswa
budaya merupakan hasil cipta manusia yang terus berproses sesuai dengan
budaya islami. Apabila budaya yang hidup di tengah masyarakat itu bertentangan
dengan nilai-nilai Islam itu bertanda budaya itu tidak islami. Secara umum
penelitian ini bertujuan untuk mengetetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam
Aceh, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan budaya
islami di SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh belum sepenuhnya
18
terlaksana dengan baik terutama dalam bentuk akhlak dan muamalah (kerjasama,
tersebut dengan penelitian yang sedang penulis lakukan terutama dari judulnya
berbeda/ ruang lingkup dan lokasi penelitiannya juga berbeda dengan kajian
terdahulu diatas, juga dalam jangka waktu penelitian itu berbeda dengan penelitian
19