Anda di halaman 1dari 20

BANGUNAN AIR

1. Bendungan (Dam)
• Ketika datang musim hujan maka fungsi bendungan dan bendung sangat
berperan penting untuk mencegah terjadinya banjir, kebutuhan irigasi dan
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Kebanyakan orang menilai
bahwa kedua bangunan ini mempuyai kesamaan dan bentuk model yang
mirip. Namun pada kenyataannya bendungan dan bendung mempunyai
perbedaan yang sangat jauh.
• Bendungan atau dam ini berupa bentuk fisik atau bangunan yang dibuat
untuk menghalangi atau menahan aliran air. Air yang ditahan ini akan
terkumpul dalam satu tempat penampungan air yang ukurannya besar.
Inilah yang disebut dengan waduk. Bendungan biasanya dilengkapi dengan
pintu air yang berukuran raksasa, yang fungsinya untuk mengendalikan air
yang keluar dari waduk.
• Bedungan merupakan bangunan dam yang didesain untuk
menampung jutaan volume air yang bisa dimanfaatkan sebagai
Irigasi, tempat wisata dan Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA) oleh
penduduk di suatu wilayah. Bendungan juga memiliki pintu air yang
dapat digunakan untuk mengurangi dan menampung debit air secara
berkala.

• Bendungan dibuat dengan menggunakan material yang kuat dan


dengan perencaan yang matang agar tidak terjadi keretakan ataupun
keruntuhan pada dinding bendungan yang disebabkan oleh besarnya
volume air. Tinggi pada bendungan kecil biasanya 15 meter,
sedangkan pada bendungan utama memiliki tinggi sepuluh kali lipat
dari bendungan kecil yaitu 150 meter untuk menahan debit air.
Bendung
2. Bendung
• Fungsi bendung ini mirip dengan bendungan (dam), hanya saja
ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan bendungan. Bendung
digunakan untuk menghalangi aliran air agar permukaannya naik
hingga di ketinggian tertentu, sesuai dengan ukuran bendung.
• Tujuannya adalah agar air dapat mengalir lebih jauh dari daerah yang
lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Bendung tidak memiliki
pintu air seperti bendungan (dam), sehingga air yang ada dibiarkan
meluap dan mengalir dari bagian atas bendung
3. Embung
• Embung merupakan bangunan berbentuk cekung yang berfungsi
untuk menampung kelebihan air pada saat terjadi hujan. Air yang
ditampung tadi digunakan sebagai persediaan suatu desa saat musim
kering tiba. Embung ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas air yang ada di sungai atau pun di danau.
4. Waduk
• Waduk merupakan bagian dari dam dan bendung. Waduk ini berupa
danau buatan atau kolam penyimpanan yang ukurannya sangat
besar. Biasanya waduk digunakan untuk membendung serta
menyimpan air sungai. Air yang ditampung di
dalam waduk dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Misalnya untuk air minum, irigasi pertanian, pembangkit listrik, dan
budidaya perikanan.
PDAM
• Air merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Air menjadi salah satu kebutuhan utama bagi manusia dan juga
menjadi satu prasyarat untuk mengukur kualitas hidup manusia.
Kualitas hidup yang dimaksud disini yaitu dalam konteks kesehatan.
Pasalnya setiap hari kita tidak bisa lepas dengan penggunaan air
bersih. Mulai dari kebutuhan minum, mandi, memasak, mencuci, dan
lain sebagainya. Maka dari itu ketersediaan air bersih di sebuah
kawasan sangatlah penting guna memenuhi kualitas hidup yang sehat
itu sendiri.
• Kriteria dari air bersih ini meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas,
dan kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air bersih, salah satu
BUMN di Indonesia yaitu PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) lah
yang menanganinya. Air baku dari PDAM berasal dari sumber yang
berada di mata air, sungai, danau ataupun gunung. Air baku ini tidak
semerta-merta dapat langsung digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Namun air baku
akan mengalami proses pengolahan terlebih dahulu untuk menjaga
kualitas dari air tersebut. Lalu, bagaimana proses yang harus dilalui
air yang diolah PDAM mulai dari sumber air hingga ke rumah kita?
• Simak terlebih dahulu jenis-jenis pengolahan air secara umum
berikut ini.
• Secara umum pengolahan air bersih terdiri dari 3 cara, yaitu
pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pengolahan secara fisika
dilakukan dengan memanfaatkan sifat mekanis dari air, contohnya
dengan melakukan pengendapan, filtrasi (penyaringan), adsorpsi
(penyerapan) tanpa adanya penambahan bahan kimia. Sedangkan
pengolahan secara kimia, dilakukan dengan menambahkan zat kimia
seperti tawas dan klor. Zat ini yang biasa digunakan untuk
menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Serta
pada proses pengolahan secara biologi, dilakukan pemanfaatan
mikroorganisme tertentu sebagai media pengolah yang dapat
membantu menjernihkan air.
• Lantas, bagaimana proses pengolahan air bersih oleh PDAM?
• Dalam penyediaan air bersih, PDAM di Indonesia umumnya
menggunakan metode pengolahan secara fisika dan kimiawi. Metode
ini sering disebut dengan istilah IPA (Instalasi Pengolahan Air). Pada
dasarnya, terdapat 3 unit penting dalam sistem pengolahan air bersih
di berbagai daerah di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
• 1. Intake Building
• Intake building merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai
tempat pertama kalinya air dari sumber air masuk. Bangunan ini
dilengkapi dengan screen bar yang berfungsi untuk menyaring
benda-benda asing yang ikut tergenang dalam air. Air yang berada di
intake building ini selanjutnya akan masuk ke dalam bak besar yang
nantinya akan di pompa ke bangunan selanjutnya.
• 2. Water Treatment Plant (WTP)
• Air yang telah berada di bak besar dalam intake building kemudian di
pompa ke WTP. WTP merupakan bangunan utama pengolahan air
bersih. Biasanya terdapat 5 bagian yang terdapat dalam bangunan ini
yang membuat air menjadi layak untuk digunakan. Bagian-bagian
tersebut yaitu:
• Pada proses koagulasi, dilakukan proses destabilisasi partikel
koloid/kotoran yang terkandung dalam air. Proses ini dilakukan
secara kimia dengan menambahkan zat tawas (aluminium sulfat) atau
secara fisika dengan melakukan rapid mixing (pengadukan cepat), dan
hidrolis (terjunan atau hydrolic jump).
• Setelah air berada di unit koagulasi, selanjutnya air melalui proses
pengadukan perlahan (slow mixing) agar tawas yang tercampur
dalam air dapat mengikat partikel kotoran dan membantuk flok yang
lebih besar agar nantinya kotoran lebih mudah mengendap.
• Dalam unit ini, flok yang telah terbentuk (biasanya berbentuk lumpur)
akan terpisah dengan air dan secara otomatis akan mengendap
didasar bak.
• Air yang telah terpisah dari lumpur, selanjutnya disaring agar
benar-benar bersih. Proses ini dilakukan dengan bantuan gaya
grafitasi.
• Untuk menghindari adanya potensi kuman dan bakteri yang
tekandung dalam air, maka dilakukan proses tambahan yaitu berupa
penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dll.
• 3. Reservoir
• Sebelum didistribusikan, air yang telah selesai diolah dimasukkan ke
tempat penampungan sementara. Biasanya reservoir ini terletak di
tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang
menjadi sasaran distribusi,
• Selanjutnya untuk mendistribusikan air bersih tersebut, digunakan
pipa-pipa dengan berbagai macam ukuran hingga air bersih dapat
sampai di rumah maupun bangunan disekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai