Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Veronika Niken Widowati
Asal Institusi: SMP Strada Yos Sudarso
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik masalah.
o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki
pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab masalah tersebut.
o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam masalah yang
diidentifikasi.
o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih
mendalam tentang penyebab masalah.
o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mengatasi masalah tersebut.
o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis penyebab
masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang
terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

N Masalah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis


o yang telah eksplorasi
diidentifika penyebab
si masalah

1 Motivasi belajar Kajian Literatur 1. Kurangnya usaha


peserta didik guru dalam
yang rendah. Jurnal Ilmiah memotivasi
1. Menurut Sunarti Rahman, Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas peserta didik.
belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada 2. Guru belum
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka memiliki motivasi
prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus yang maksimal
diterangkan dalam aktivitas belajar-mengajar dalam
https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/PSNPD/article/viewFile/1076/773 pendampingan
2. Menurut Sardiman dalam Susi Sihombin dkk, peserta didik yang memiliki motivasi siswa
belajar yang baik akan menunjukkan hasil belajar yang baik. Usaha yang tekun 3. Guru belum dapat
dengan didasar motivasi akan dapat melahirkan prestasi yang baik bagi peserta didik memahami
yang belajar. Intensitas motivasi akan sangat menentukan tingkat prestasi belajar. karakter peserta
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/%20JUDIKA/article/view/2061/1514 didik dengan baik.
4. Guru belum dapat
Hasil wawancara memahami
perannya secara
1. Menurut wakasek (Brigita Saras A), biasanya hal ini dikarenakan guru yang kurang
menyeluruh
mendalami materi dengan baik. Motivasi biasanya dihubungkan dengan manfaat dari
5. Penguasaan materi
materi, biar dapat memotivasi peserta didik. Guru juga belum dapat memahami
guru yang kurang
karakter peserta didik secara utuh mendalam.

Hasil wawancara dengan pakar

1. Menurut Bapak Pollycarpus Fibriyanto (Dosen Universitas Esa Unggul), guru belum
dapat memotivasi pesera didik secara optimal dikarenakan guru sendiri yang belum
mempunyai motivasi dan guru belum memahami peran guru secara menyeluruh.
Banyak guru yang belum memiliki motivasi lebih dalam diri sebagai seorang
pendidik karena hatinya hati tidak tercurahkan sepenuhnya terhadap peserta didik.
Hal ini bisa diakibatkan guru tersebut menganggap profesi guru hanyalah sekedar
profesi dalam mencari nafkah sehingga peran penting pengabdian seorang guru tidak
menjadi yang utama.

2 Hasil asesmen Kajian Literatur 1. Asesmen tidak


anak yang sesuai dengan
belum 1. Menurut Listyasari dan Wahyuni, di dalam kegiatan evaluasi hasil belajar terdapat tujuan yang akan
maksimal beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain : evaluasi merupakan kegiatan yang dicapai
sistematis sehingga pelaksanaannya merupakan proses yang dilakukan secara 2. Batasan asesmen
berkesinambungan. Selain itu, dalam kegiatan evaluasi juga dibutuhkan data atau kurang
informasi yang akurat sehingga menunjang pengambilan keputusan yang tepat. Hal ditekankan.
yang juga penting harus diperhatikan bahwa evaluasi harus disesuaikan dengan 3. Asesmen tidak
tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu penentuan berbagai patokan yang yang dilakukan secara
akan digunakan juga perlu dirancang dengan baik. berkesinambung
https://media.neliti.com/media/publications/259424-faktor-faktor-yang- an
mempengaruhi-pengguna-68021047.pdf 4. Kemampuan
2. Menurut Yus Anita, berdasarkan referensi dari berbagai sumber dapat dikatakan dasar belajar
asesmen 1) sebagai proses yang dilakukan melalui tahapan tertentu, 2) ada sesuatu anak yang
yang digunakan untuk memperoleh informasi, 3) informasi yang dikumpulkan rendah
berkaitan dengan perkembangan dan belajar yang ditunjukkan dalam kegiatan, 4) 5. Kurangnya
hasil asesmen disajikan dalam bentuk deskripsi atau narasi. Dengan demikian dapat kesadaran tugas
dinyatakan bahwa asesmen merupakan proses pengumpulan data/informasi anak seorang peserta
yang digunakan untuk mendeskripsi apa yang diketahui dan bisa dilakukan serta didik
biasa dilakukan anak. Hasil asesmen disajikan dalam bentuk deskripsi capaian 6. Cara menagajar
perkembangan anak. guru yang
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/CAUD010802-M1.pdf kurang sesuai
dengan materi
Hasil wawancara

1. Menurut teman sejawat (Veronika Yuli Budiasih) penyebab hasil asesmen anak yang
kurang maksimal didasari pada minat belajar pada anak, daya tangkap anak yang
rendah, cara guru dalam mengajar dan lingkungan tempat tinggal anak.

3 Model Kajian Literatur 1. Guru belum


pembelajaran memahami
yang cenderung 1. Menurut Suroto, dalam suatu kegiatan pembelajaran, peserta didik sebagai karakter
monoton komponen utama yang diberi perlakuan diharapkan mampu untuk melakukan peserta didik
aktivitas belajar dengan senang dan bahagia serta dapat mencapai tujuan dari dengan baik
pembelajaran tersebut. Peserta didik mengikuti pembelajaran tanpa tekanan dan 2. Kegiatan
paksaan. Guru juga diharapkan dapat mengemas suatu pembelajaran menjadi pembelajaran
menarik bagi peserta didik dan mampu menggerakkan peserta didik untuk aktif masih terpusat
dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Pengembangan model pembelajaran yang pada guru
diterapkan oleh guru diharapkan membuat tercapainya tujuan pembelajaran. Selain 3. Aktivitas
itu, juga diharapkan mampu untuk meningkatkan karakter peserta didik sehingga peserta didik
peserta didik menjadi lebih terampil dan memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam tidak sesuai
mengikuti kegiatan pembelajaran. dengan tujuan
https://joglojateng.com/2023/04/18/pentingnya-penerapan-model-pembelajaran-oleh- pembelajaran.
guru/ 4. Kebingungan
2. Menurut Zulva, Model pembelajaran yang kreatif dan variatif dapat dipilih seorang penerapan
pendidik untuk diterapkan dengan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran model
tidak terkesan monoton. Oleh karena itu pendidik perlu menggunakan sebuah model pembelajaran
yang dapat menempatkan peserta didik sebagai subjek (pelaku) pembelajaran dan yang sesuai
pendidik hanya bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut dengan materi.
salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning. 5. Kurangnya
Penggunaan model pembelajaran ini juga dapat membuat peserta didik aktif literasi dari
mengeluarkan pendapat dan menemukan konsepnya sendiri. guru.
http://digilib.unila.ac.id/59388/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB
%20PEMBAHASAN.pdf

Hasil wawancara

1. Rekan guru (Yovita Asti Pratiwi, guru Bahasa Inggris), guru mengajar cenderung
monoton berasal dari faktor internal guru itu sendiri. Misalnya karena kurang
tersedianya waktu untuk mencari referensi cara mengajar yang sesuai materi
sehingga mengalami kebingungan metode yang tepat saat mengajar, kebingungan ini
lebih terasa pada saat mengajar keterampilan. Selain itu, faktor kelelahan karena
banyaknya tugas tambahan juga membuat guru terkesan malas mencari referensi.
Oleh karena hal itu dalam mengajar terkesan seadanya.

4 Penggunaan Kajian Literatur 1. Kesulitan guru


sarana dan untuk
prasarana yang 1. Menurut guru SMAN 3 Kabupaten Tanjabtim, , Dalam pembelajaran, alat atau media berkreativitas
belum optimal. pembelajaran jelas diperlukan, sebab alat/media pembelajaran ini memiliki peranan 2. Kecocokan materi
yang besar dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diiginkan.
Kegunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar diantaranya : dengan perangkat
1) Media Pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu yang akan
verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau hanya kata lisan) digunakaan
2) Media Pembelajaran dapat membatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera kurang sesuai
3) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat 3. Pemahaman
diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk. pedagogic guru
Menimbulkan motivasi belajar, memungkinkan Interaksi langsung antara anak yang masih
didik dengan lingkungan secara seperti senyatanya, memungkinkan peserta didik kurang
belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
4) Dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda diantara peserta didik,
sementara kurikulum dan materi pelajaran ditentukan sama untuk semua peserta
didik, hal ini dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu : Memberikan
perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi
yang sama.
https://www.metrojambi.com/kolom/13508008/Pentingnya-Media-dan-Model-
Pembelajaran-dalam-Proses-Mengajar
2. Menurut Fatmawati dkk, sarana dan prasarana pendidikan mempunyai fungsi, antara
lain:
1) sebagai alat yang dapat memperlancar penyampaian informasi pembelajaran dari
guru ke siswa,
2) sebagai alat untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep pembelajaran,
3) sebagai alat untuk memperlancar proses pembelajaran
4) sebagai penghubung pemahaman siswa dari konsep kongkrit ke abstrak.
https://ojs.unm.ac.id/pembelajar/article/viewFile/9799/pdf
Hasil wawancara

1. Menurut rekan guru (Yohanes Paulus Manubura, guru Pendidikan agama), belum
semua guru mengoptimalkan sarana prasarana yang ada karena materi kurang sesuai,
belum mengetahui kecocokan materi dengan perangkat yang akan digunakan dan
sulitnya guru untuk berkreativitas.

Menurut Pakar

1. Menurut Bapak Pollycarpus Fibriyanto (Dosen Universitas Esa Unggul), guru kurang
mengoptimalkan sarana dan prasana yang ada karena pemahaman tentang
pendagogik yang kurang mendasar, dan guru tersebut masih harus belajar untuk
menjadi guru pembelajar. Sarana prasarana yang termasuk media pembelajaran
menjadi salah satu factor penentu keberhasilan dalam KBM. Penggunaan media
pembelajaran yang tepat oleh guru dapat menjadi pengalaman berharga oleh peserta
didik dan hal ini dapat memicu antusiasme dalam belajar. Tentunya hal ini akan
dapat memotivasi peserta didik yang akan mendapatkan hasil asessmen lebih baik.

5 Komunikasi Kajian Literatur 1. Kemampuan


antara guru dan
dengan dengan 1. Menurut Rospida, hubungan timbal balik antara orangtua dan guru yang bernilai pemahaman
orang tua informasi tentang situasi dan kondisi setiap siswa akan melahirkan suatu bentuk kerja orang tua
peserta didik sama yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa baik di sekolah maupun di dalam proses
yang belum rumah. Hubungan kerja sama antara guru dan orangtua siswa sangatlah penting. Hal pembelajaran
maksimal. ini tidak tercapai akan berimplikasi pada kemunduran kualitas proses belajar yang belum
mengajar, dan akan menurunkan mutu pendidikan. Dengan demikian, maka dipahami
diperlukan langkah-langkah yang dapat mendukung terlaksananya peningkatan 2. Faktor
motivasi belajar siswa yang dilakukan oleh orangtua, guru dan keduanya dalam kesibukan
hubungan kerja sama saling membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa orang tua
tersebut. 3. Kurangnya
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/1660-Full_Text.pdf motivasi guru
2. Menurut Arsiah, komunikasi antara guru dan orang tua yang belum maksimal untuk menjalin
dikarenakan oleh factor-faktor : komunikasi
1) Pemahaman dan kemampuan orang tua terhadap dukungan keberhasilan yang baik
pembelajaran kurang karena disebabkan oleh latar belakang pendidikan orang tua. 4. Kurangnya
perhatian dan
2) Kesibukan orang tua bekerja atau mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga
respon orang
dianggap lebih penting sehingga tanggung jawab keberhasilan pendidikan
tua terhadap
diserahkan kepada sekolah.
proses belajar
3) Kurangnya motivasi guru untuk melakukan kunjungan rumah bagi siswa yang anaknya
memiliki masalah dalam pembelajaran. 5. Kurangnya
4) Kurangnya perhatian dan respon orang tua terhadap pendidikan anaknya. pengertian dari
Misalnya dikarenakan faktor ekonomi. kedua belah
pihak
Kendala yang disebutkan di atas dapat diatasi jika kedua belah pihak saling mengerti
untuk bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa. Karena dengan kerja sama yang
baik, masalah yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran dapat dicari
pemecahannya secara bersama.

https://www.gurusiana.id/read/arsiahgurusianaid/article/perlunya-komunikasi-guru-
dengan-orang-tua-tantangan-menulis-hari-ke-914hari-ke-212-2990946

Hasil Wawancara

1. Menurut rekan guru, (Agustina Widiastuti, guru BK), karena pemahaman dan
kemampuan orangtua dalam memahami tentang proses pembelajaran yang belum
mereka pahami seakan-akan semuanya diserahkan ke sekolah, serta kesibukan
orangtua yang terkadang malah guru yang lebih memahami anak nya dan orangtua
beranggapan kalau sudah urusan sekolah berarti urusan gurunya.

Anda mungkin juga menyukai