Anda di halaman 1dari 11

LK 1.1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah dalam Pembelajaran Anak di TK

Nama Mahasiswa : Antonia Waku, S.Pd


Asal Institusi : TK Dian Idamdehe Gamsungi

Petunjuk:
Pada Langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi
penyebab masalah:
1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik
masalah.
 Identifikasi faktor - faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau
pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang
dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.
Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan
data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab
masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi
dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel hasil eksplorasi penyebab masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Rendahnya motivasi guru Hasil Kajian Literatur : Dari hasil kajian literatur dan
untuk meningkatkan Hamzah B Uno hasil wawancara yang didapat
kompetensinya dalam ( 2008 : 16 ) serta dikonfirmasi melalui
melaksanakan pembelajaran Sebagaimana motivasi guru adalah observasi dapat disimpulkan
sesuatu yang mendorong bahwa penyebab Rendahnya
seorang guru untuk melaksanakan motivasi guru untuk
atau melakukan tindakan serta meningkatkan kompetensinya
menyelesaikan tugas- tugas dengan dalam melaksanakan
baik yang merupakan tanggung pembelajaran adalah :
jawabnya sebagai guru di sekolah 1. Dipengaruhi faktor
demi mencapai suatu tujuan tertentu. lingkungan kerja di mana
rekan-rekan kerja
Hasil Wawancara : sebagai guru banyak
1. Kepala Sekolah : Karena yang masih pasif, takut
kurangnya pembinaan dan melakukan perubahan
pelatihan yang dapat baru, dan
menumbuhkan motivasi dan mengembangkan diri
kreativitas para guru. sehingga tidak bisa
2. Guru : Karena tidak memiliki memberikan motivasi
role model di sekolah yang dapat dan hal positif kepada
memotivasi para guru untuk rekan guru yang lain. Hal
berkarya, memiliki kreativitas ini-lah yang membuat
dan memiliki motivasi tinggi rendahnya motivasi guru
dalam kegiatan belajar mengajar. dalam pembelajaran
3. Rekan Sejawat : Minimnya usaha akibat tidak memiliki
Guru dalam mengasah kreativitas role model yang bisa
yang dapat menumbuhkan membangkitkan motivasi
motivasi diri. dalam belajar mengajar
4. Pengawas : Kurangnya kesiapan dan memacu kreativitas
mental guru dalam menjalankan serta profesionalisme
perannya sebagai seorang guru kerja mereka di sekolah.
dan pendidik.
Dari hasil kajian literatur
dan hasil wawancara yang
didapat serta dikonfirmasi
melalui observasi dapat
disimpulkan bahwa
penyebab Ketidakmauan
anak untuk maju ke depan
kelas dan berbicara adalah :
Karena kurangnya rasa
percaya diri pada diri anak
Rendahnya kemampuan Hasil Kajian Literatur: dan hasil
Dari tidak kajian
adanyaliteratur
kegiatandan
siswa dalam numerasi 1. Ahmad. 2011: 21 hasil wawancara yang didapat
Kemampuan mengenal lambang serta dikonfirmasi melalui
bilangan pada anak sangat observasi dapat disimpulkan
penting dikembangkan guna bahwa penyebab Rendahnya
memperoleh kesiapan dalam kemampuan siswa dalam
mengikuti pembelajaran di 3 numerasi adalah :
tingkat yang lebih tinggi - Kurangnya penguasaan
khususnya dalam penguasaan konsep matematika.
konsep matematika. - Kurangnya ketersediaan
2. Syah. 2010 : 37 media pembelajaran
Perkembangan kognitif adalah yang dapat
tahapan-tahapan perubahan yang memfasilitasi
terjadi dalam rentang kehidupan kemampuan anak.
manusia untuk memahami, - Guru tidak mengulang
mengolah informasi, kembali materi
memecahkan masalah dan pembelajaran yang sudah
mengetahui sesuatu. diajarkan.
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah : Karena
kurangnya media pembelajaran
yang disiapkan oleh Guru.
2. Guru : Karena kemampuan anak
berbeda-beda dan dikarenakan
kurangnya alat peraga.
3. Rekan Sejawat : Minimnya usaha
Guru dalam mengulang
pembelajaran yang sudah
diajarkan.
4. Pengawas : Kurangnya kesiapan
alat peraga yang konkret di kelas.
Rendahnya kemampuan Hasil Kajian Literatur: Dari hasil kajian literatur dan
siswa dalam literasi 1. Menurut Hellen (2002), hasil wawancara yang didapat
kesulitan belajar adalah serta dikonfirmasi melalui
kemampuan seorang siswa untuk observasi dapat disimpulkan
menguasai suatu materi pelajaran bahwa penyebab rendahnya
secara maksimal tetapi dalam kemampuan siswa dalam
kenyataannya siswa tidak dapat literasi adalah:
menguasainya. - Kurangnya media
2. Menurut Tohirin (2008), Pembelajaran yang
kesulitan belajar adalah kondisi di disiapkan oleh Guru.
mana siswa tidak dapat belajar - Kurang kreatif dalam
sebagaimana mestinya, baik membuat media yang
dalam menerima maupun dapat menarik perhatian
menyerap pelajaran. Kesulitan anak untuk belajar.
belajar ditandai dengan - Media pembelajaran
menurunnya kinerja anak secara yang disiapkan guru
akademik atau prestasi belajar tidak dipahami baik
siswa. Kesulitan ini juga oleh guru.
dibuktikan dengan menurunnya
kelainan perilaku.
3. Menurut Subini (2011),
kesulitan belajar adalah
kesukaran yang dialami peserta
didik dalam menerima dan
menyerap pelajaran. Beragam
bentuk kesulitan belajar yaitu
belajar dalam aktivitas
mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, menalar dan
menghitung.
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah : kurangnya
media pembelajaran yang
disiapkan oleh Guru.
2. Guru : Guru kurang kreatif dalam
membuat media yang dapat
menarik perhatian anak untuk
belajar.
3. Rekan Sejawat : kurangnya alat
peraga yang menarik untuk minat
belajar anak.
4. Pengawas : kurangnya
pemahaman Guru dalam memberi
pembelajaran.
2 Komunikasi antara orang tua Hasil Kajian Literatur: Dari hasil kajian literatur dan
dan guru masih kurang. 1. Artikel Kompasiana.com: hasil wawancara yang didapat
Seorang siswa tidak hanya serta dikonfirmasi melalui
membutuhkan peran serta seorang observasi dapat disimpulkan
Guru dalam meningkatkan bahwa penyebab munculnya
prestasi belajarnya. Seorang Guru masalah kurangnya
hanya dapat memberikan komunikasi antara orang tua
pengajarannya atau wewenangnya dan guru adalah:
sebagai Guru dalam lingkungan - Kurangnya respons dari
sekolah namun jika seorang siswa orang tua menyangkut
sudah berada di luar lingkungan informasi anak di
sekolah peran Orang Tua atau sekolah.
Wali merekalah yang berperan - Kurangnya informasi
penting dalam mendidik mereka. tentang anak dari orang
2. Uzer Usman, 2008: Orang tua tua tentang kondisi anak
juga perlu mengambil inisiatif di rumah.
dalam membuka jalur komunikasi - Orang tua tidak berusaha
dengan guru. Orang tua menghubungi guru untuk
hendaknya bisa memberikan membahas aktivitas anak
informasi-informasi yang berguna di sekolah.
bagi guru tentang kondisi anak di - Kurangnya kerja sama
rumah. Orang tua bisa antara orang tua dan
melakukannya dengan guru.
menghubungi guru secara
langsung di rumahnya atau
melalui SMS, atau melalui
telepon di luar jam mengajarnya.
Orang tua juga bisa membina
hubungan dengan pihak sekolah
dengan cara sedapat mungkin
menghadiri undangan dari pihak
sekolah, karena momen seperti
rapat-rapat orang tua merupakan
sarana yang efektif untuk
menyampaikan pendapat, unek-
unek serta usul saran bagi pihak
sekolah.
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah : Orang tua
kurang merespons informasi
menyangkut siswa maupun
sekolah lewat grup kelas yang
sudah dibuat.
2. Guru : Karena kesibukan orang
tua sehingga anak-anak
sepenuhnya diserahkan kepada
guru.
3. Rekan Sejawat : Guru kurang
berkomunikasi dengan orang tua
secara baik.
4. Pengawas : Guru harus selalu
membangun komunikasi dengan
orang tua tentang masalah anak.
Guru harus mencari tahu
kebiasaan anak di rumah kepada
orang tua. Guru harus
membangun kerja sama dengan
orang tua.
5. Pakar (Ketua IGTKI) : Orang tua
segan untuk melakukan
komunikasi dengan guru. harus
ada kerja sama antara guru
dengan orang tua dalam proses
belajar mengajar.
3 Rendahnya motivasi dan Hasil Kajian Literatur: Dari hasil kajian literatur dan
minat belajar siswa. 1. Uzer Usman, 2008: Motivasi hasil wawancara yang didapat
adalah suatu proses untuk serta dikonfirmasi melalui
menggiatkan motif/daya menjadi observasi dapat disimpulkan
perbuatan atau tingkah laku untuk bahwa penyebab munculnya
memenuhi kebutuhan dan masalah rendahnya motivasi
mencapai tujuan tertentu. Tugas dan minat belajar siswa
guru adalah membangkitkan adalah :
motivasi anak sehingga ia mau - Anak kurang
melakukan serangkaian kegiatan mendapatkan motivasi
belajar. dari guru saat belajar di
Hasil Wawancara: sekolah dan kurang
1. Kepala Sekolah : Karena mendapat motivasi
kurangnya dukungan dari orang juga dari orang tua saat
tua atau orang – orang di sekitar. di rumah.
2. Guru : Karena kesibukan orang - Dikarenakan usia anak
tua sehingga saat di rumah anak yang belum cukup dalam
juga tidak diperhatikan atau menerima pembelajaran
dimotivasi untuk belajar di sekolah.
(mempelajari kembali yang - Kurangnya perhatian
sudah dipelajari di sekolah) guru dalam melihat
3. Rekan Sejawat : mungkin ada minat dan karakter anak
masalah yang terjadi di rumah dalam belajar.
dan pada saat di sekolah
sehingga menimbulkan minat
belajar anak rendah.
4. Pengawas : guru berusaha
membangkitkan semangat belajar
anak.
5. Pakar (Ketua IGTKI) :
- Anak tidak mempunyai
motivasi untuk belajar yang
lebih baik.
- Anak belum siap untuk
menerima pelajaran yang
diberikan.
- Usia anak belum pada
waktunya sekolah tapi
dipaksakan untuk sekolah.
- Guru harus melihat minat dan
karakter anak supaya dapat
memotivasi anak dalam
belajar.
4 Pembelajaran yang di kelas Hasil Kajian Literatur: Dari hasil kajian literatur dan
belum berbasis HOTS. 1. Taksonomi Bloom menyebutkan hasil wawancara yang didapat
bahwa keterampilan HOTS serta dikonfirmasi melalui
memuat beberapa level kognitif, observasi dapat disimpulkan
beberapa level kognitif yang bahwa penyebab munculnya
termasuk dalam HOTS adalah masalah pembelajaran di
analisis sintetis (C4), kelas belum berbasis HOTS
mengevaluasi (C5), dan mencipta adalah :
kreativitas (C6). - Guru belum memahami
2. Achmad Fanani., et al, 2018: dengan baik proses
Pembelajaran merupakan suatu pembelajaran berbasis
proses membelajarkan peserta HOTS.
didik, yang dirancang secara - Karena keterampilan
sistematis agar peserta didik berpikir tingkat tinggi
mampu mencapai tujuan anak masih kurang.
pembelajaran. - Belum adanya sarana
3. Eka Fitriani, 2019: Pembelajaran dan prasarana yang ada
akan lebih bermakna jika peserta di sekolah untuk
didik sering dihadirkan oleh mendukung
kemampuan berpikir tingkat pembelajaran berbasis
tinggi, karena keberhasilan suatu HOTS.
konsep dalam hal ini adalah
penguasaan materi, akan berhasil
didapatkan ketika peserta didik
mampu berpikir tingkat tinggi,
salah satu cara agar hal tersebut
dapat tercapai adalah dengan
membiasakan peserta didik
melalui pembelajaran dan
evaluasi berpikir tingkat tinggi
atau HOTS.
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah : Guru belum
memahami cara penerapan model
pembelajaran berbasis HOTS.
2. Guru : karena dalam keterampilan
berpikir tingkat tinggi masih
kurang. Hanya pada anak-anak
tertentu.
3. Rekan Sejawat : karena siswa
baru sehingga pembelajaran
berbasis HOTS belum terlihat.
4. Pengawas :
- Permasalahana ada pada
pemahaman guru tentang
pembelajaran berbasis HOTS.
- Pembelajaran berbasis HOTS
disesuaikan dengan tahap
berpikir anak.
- Membuka cakrawala berpikir
anak sesuai dengan
kemampuan berpikir anak.
- Pembelajaran HOTS guru
bukan mengajar tetapi
memfasilitasi, membimbing,
mengarahkan, memancing
untuk anak bisa berkembang
nalarnya, kreativitasnya,
keberaniannya,
kemandiriannya.
5. Pakar (Ketua IGTKI) :
- Belum adanya sarana dan
prasarana yang ada di sekolah
untuk mendukung
pembelajaran berbasis HOTS.
- Guru belum memahami
pembelajaran berbasis HOTS.
5 Guru masih belum bisa Hasil Kajian Literatur: Dari hasil kajian literatur dan
memanfaatkan informasi 1. Maister (1997) mengemukakan hasil wawancara yang didapat
(TIK) dalam pembelajaran. bahwa profesionalisme bukan serta dikonfirmasi melalui
sekadar pengetahuan teknologi observasi dapat disimpulkan
dan manajemen tetapi lebih bahwa penyebab munculnya
merupakan sikap, pengembangan masalah guru belum bisa
profesionalisme lebih dari memanfaatkan informasi
seorang teknisi bukan hanya (TIK) dalam pembelajaran
memiliki keterampilan yang adalah : - Kurangnya fasilitas
tinggi tetapi memiliki suatu (Komputer atau laptop)
tingkah laku yang diprasyaratkan. sehingga guru belum
2. Menurut Slavin, R. E, untuk memanfaatkan informasi TIK
mempermudah guru dalam dalam proses pembelajaran. -
pemanfaatan teknologi, paling Guru belum terlatih dalam
tidak komputer harus tersedia di menggunakan (Komputer
setiap sekolah bahkan idealnya di atau Laptop).
setiap ruang kelas sesuai jumlah
siswa yang ada.
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah : kurangnya
fasilitas sehingga guru belum
memanfaatkan informasi TIK
dalam pembelajaran.
2. Guru : Karena kurangnya alat-alat
untuk dimanfaatkan sebagai
informasi (TIK) pembelajaran.
3. Rekan Sejawat : kurangnya
sarana dan prasarana yang
menunjang dalam memanfaatkan
informasi (TIK) dalam
pembelajaran.
4. Pengawas:
- Guru harus berusaha untuk
mempelajari IT untuk
mengembangkan diri.
- Guru harus berani mencoba.
5. Pakar (Ketua IGTKI) :
- Guru tidak memiliki alat untuk
dapat dimanfaatkan sebagai
informasi TIK dalam
pembelajaran.
- Guru belum bisa menggunakan
TIK (Komputer atau Laptop).
- Keterbatasan alat (Komputer
atau Laptop) sehingga
pembelajaran yang
memanfaatkan informasi TIK
tidak berjalan.
6 Hubungan komunikasi antar Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
guru dan orang tua peserta Mejadi kreatif dapat diperoleh melalui terhadap kajian literatur dan
didik terkait pembelajaran proses belajar. Munculnya kreativitas wawancara, penyebab
masih kurang (Membangun dapat dipengaruhi dari berbagai faktor hubungan komunikasi antar
relasi/hubungan) di antaranya adalah factor komunikasi guru dan orang tua peserta
antara keluarga, dalam hal ini adalah didik terkait pembelajaran
orang tua dan sekolah, terutama guru. masih kurang adalah:
Adanya sikap saling mempercayai, 1. Perbedaan pola piker
saling membantu dalam membimbing yang dianut orang tua
anak dan berkomunikasi antara orang dengan guru.
tua dan guru, akan membuat anak 2. Tidak semua orang tua
merasa memiliki kebebasan “stand by” di rumah,
berkreativitas guna pengembangan seperti contohnya di
potensi dirinya, sehingga bisa lingungan TK saya ada
meningkatkan kreativitas dan orang tua yang
mencapai keberhasilan dalam belajar. merantau sehingga
(Anis Pusitaningyas, 2016) anak ditinggal di rumah
Hasil Wawancara Guru/Teman hanya dengan
Sejawat: kakek/nenek yang
1. Perbedaan pola piker yang dianut sudah lanjut usia.
orang tua dengan guru 3. Tidak semua orang tua
2. Tidak semua orang tua “stand memiliki HP yang
by” di rumah, seperti contohnya memudahkan guru
di lingkungan TK saya ada orang untuk berkomunikasi.
tua yang merantau, sehingga anak
ditinggal di rumah hanya dengan
kakek/nenek yang sudah lanjut
usia.
3. Tidak semua orang tua memiliki
HP yang memudahkan guru untuk
berkomunikasi

Anda mungkin juga menyukai