Anda di halaman 1dari 2

Nama : Cabrina Irmadela S

NIM : 0106012210151
Monginsidi
Karya : Subagio Sastrowardoyo
Aku adalah dia
yang dibesarkan dengan dongeng
di dada bunda.

Aku adalah dia


yang takut gerak bayang
di malam gelam.

Aku adalah dia


yang meniru bapak
mengisap pipa dekat meja.

Aku adalah dia


yang mengangankan jadi seniman
melukis keindahan.

Aku adalah dia


yang menangis terharu
mendengar lagu merdeka.

Aku adalah dia


yang turut dengan barisan pemberontak
ke garis pertempuran.

Aku adalah dia


yang memimpin pasukan gerilya
membebaskan kota.

Aku adalah dia


yang disanjung kawan
sebagai pahlawan bangsa.

Aku adalah dia


yang terperangkap siasat musuh
karena pengkhianatan.
Aku adalah dia
yang digiring sebagai hewan
di muka regu eksekusi.

Aku adalah dia


yang berteriak ‘merdeka’
sebelum ditembak mati.

Aku adalah dia,


ingat, aku adalah dia.

Puisi “Monginsidi” karya Subagio Sastrowardoyo merupakan sebuah karya sastra yang
menggambarkan perjalanan dan pengalaman hidup seorang bernama “Monginsidi”. Dalam puisi
ini, penulis menggambarkan rangkaian peristiwa dan peran individu tersebut dalam sejarah dan
perjuangan bangsa. Puisi diawali dengan pengulangan kalimat “Akulah Dia”, yang menegaskan
bahwa pengarangnya adalah Monginsidi. Hal ini menimbulkan rasa identitas dan
menghubungkan pengarang dengan tokoh-tokoh yang digambarkan dalam puisi.

Puisi ini menggambarkan perjalanan hidup Monginsidi, dari kecil hingga meninggal dunia. Hal
ini menciptakan cerita tentang bagaimana individu ini menjadi dewasa dan berkembang seiring
berjalannya waktu.Puisi ini mengisahkan Monginsidi tumbuh dengan dongeng di dada ibunya.
Ini menggambarkan masa kecilnya yang penuh imajinasi dan pengalaman yang mungkin
terinspirasi oleh cerita dan dongeng. Puisi ini menggambarkan bagaimana Monginsidi
memainkan berbagai peran dalam sejarah dan perjuangan bangsa, mulai dari meniru ayahnya
hingga menjadi seniman, pemberontak, dan pahlawan nasional. Hal ini menciptakan gambaran
keberagaman pengalaman dan peran seseorang dalam kehidupan.

Puisi ini juga menceritakan bahwa Monginsidi dikhianati dan akhirnya ditembak. Hal ini
menimbulkan rasa tragedi dan konflik dalam kehidupan seseorang. Meskipun dikhianati dan
dibunuh, Monginsidi tetap mempertahankan independensinya dan menyerukan “kebebasan”
sebelum dieksekusi. Hal ini menciptakan gambaran pengorbanan dan tekad dalam
memperjuangkan kebebasan.

Puisi “Monginsidi” menciptakan gambaran seorang individu yang menjalani berbagai peran dan
pengalaman hidup, mulai dari masa kanak-kanak hingga pengorbanan terbesar dalam perjuangan
kemerdekaan. Ini merupakan penghormatan terhadap sosok tersebut dan perannya dalam sejarah
bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai