Ciri novel : menceritakan tentang masa pada tahun 1950 , pada masa itu masih sering terjadi
perang , dan ada seorang anak muda yang menjadi salah satu anggota keperwiraan ikut serta dalam
peperangan , pada suatu saat dia mendapat kabar bahwa sang ayah telah jatuh sakit , setelah itu dia
langsung pulang ke kampung halaman nya .
Biografi penulis : Pramoedya Ananta Toer, secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang
produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan
diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing.
Anak: Astuti Ananta Toer, Setyaning Rakyat Ananta Toer, Yudisthira Ananta Toer, Arina Ananta
Toer, lainnya
Saudara kandung: Soesilo Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Prawito Toer, Oemisafaatoen Toer, lainnya
Pasangan: Muthmainah
Sinopsis :Perjalanan seorang anak revolusi yang pulang kampung karena ayahandanya jatuh
sakit. Dari seputaran perjalanan itu, terungkap beberapa potong puing gejolak hati yang tak pernah
teranggap dalam gebyar-gebyar revolusi.
Dikisahkan bagaimana keperwiraan seseorang dalam revolusi pada akhirnya melunak ketika
dihadapkan pada kenyataan sehari-hari: ia menemukan ayahnya yang seorang guru yang penuh
bakti tergolek sakit karena TBC anggota keluarganya yang miskin, rumah tuanya yang sudah tidak
kuat lagi menahan arus waktu, dan menghadapi istri yang cerewet.
Berpotong-potong kisah itu diungkapkan dengan sisa-sisa kekuatan jiwa yang berenangan dalam
jiwa seorang mantan tentara muda revolusi yang idealis. Lewat tuturan yang sederhana dan fokus,
tokoh "aku" dalam novel ini tidak hanya mengritik kekerdilan diri sendiri, tetapi juga menunjuk muka
para jendral atau pembesar negeri pascakemerdekaan yang hanya asyik mengurus dan memperkaya
diri sendiri.
dari keluarganya.
tongkat.
psikologisnya.