T1 - 132018025 - Bab II
T1 - 132018025 - Bab II
KAJIAN PUSTAKA
menyimpang dan sangat merugikan orang lain karena banyak orang yang
8
kelestarian serta merugikan alam. Individu yang melakukan perusakan
lingkungan, baik milik pribadi, orang lain ataupun juga fasilitas milik
kontrol diri yang lemah dimana seseorang tidak bisa mempelajari dan
diterima.
yakni:
9
e) Tidak tersalurnya bakat dan minat oleh orang tua
b. Lingkungan Sekolah
masyarakat yang ada. Oleh sebab itu karena adanya penerimaaan sosial
dari lingkungan dan adanya dorongan dari teman hal ini yang menjadikan
yang kurang, pola asuh yang tidak sesuai. Faktor lingkungan sekolah
tidak sehat.
10
2.1.3. Ciri-Ciri Vandalisme
dalamnya
– coret yang dilakukan oleh siswa dilakukan pada media meja, dinding,
11
pintu, kamar mandi dengan bentuk identitas siswa, labeling ataupun
komunitasnya.
memiliki beberapa ciri yaitu Ciri ciri vandalisme terjadi dalam bentuk
serta muncul dengan suatu aksi yang merugikan pihak lain. Vandalisme
juga memiliki ciri dimana perilaku vandalisme ini banyak yang diawali
yaitu:
a. Mencoret-coret (graffiti)
fasilitas lain.
b. Memotong (cutting)
c. Memetik (pluking)
Aksi ini berupa memetik bunga atau buah milik orang lain
tanpa ijin.
d. Mengambil (taking)
miliknya.
12
e. Merusak (destroying)
13
lingkungan sebayanya, baik ada tekanan secara langsung maupun tidak
konformitas teman sebaya yakni rasa takut terhadap celaan sosial, rasa
14
Berdasarkan dari faktor-faktor yang dikemukakan tersebut dapat
informasional.
15
Pengaruh sosial ini memiliki kecenderungan untuk memiliki
teman atau lingkungan sekitar. Karena seorang remaja masih dapat dikatakan
labil dan belum mempunyai kontrol diri yang baik. Hal tersebut yang kerap kali
pribadi, umum ataupun milik orang lain, dimana hal tersebut mengakibatkan
dari vandalisme ini menimbulkan kerugian bagi pihak ataupun orang lain yang
16
menjadi subyek dari perilaku vandalisme tersebut. Perilaku vandalisme pada
remaja usia sekolah terkhusus perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak
dengan harapan remaja tersebut bisa memiliki perilaku yang lebih positif. Lase
pada remaja usia sekolah dimana mereka membuat coretan pada dinding kelas,
dan kamar mandi. Remaja usia sekolah memotong dan memetik tanaman serta
mengambil barang milik temannya dan tidak jarang mereka merusak fasilitas
sekolah.
Vandalisme menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan, dimana dampak dari
vandalisme ini menimbulkan kerugian bagi pihak ataupun orang lain yang
remaja usia sekolah terkhusus perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak
dengan harapan remaja tersebut bisa memiliki perilaku yang lebih positif.
sekolah, hal tersebut disebabkan oleh adanya krisis identitas yang dialami oleh
remaja, faktor lingkungan keluarga seperti pengawasan yang kurang, pola asuh
17
vandalisme dengan tujuan agar dapat mendapatkan penerimaan oleh
kelompoknya dengan cara melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan
oleh anggota kelompok tersebut. Remaja yang belum memiliki kontrol diri
yang baik sering mengikuti apa yang temannya atau kelompoknya lakukan
Baron & Bryne (2005) menyatakan ada dua aspek dari konformitas yaitu
lebih pada individu akan melakukan tindakan yang sesuai dengan harapan
kelompok, hal tersebut dilakukan agar dapat disukai dan takut mendapatkan
diatas dapat dilihat bahwa remaja yang melakukan hal negatif yaitu perilaku
vandalisme biasanya tidak selalu bersumber dari diri remaja itu sendiri. Faktor
apabila remaja tersebut ingin bergabung dengan suatu kelompok maka dapat
remaja tersebut akan mengikuti apa yang menjadi kebiasaan dan mengikuti
perilaku anggota kelompok tersebut, hal tersebut dilakukan dengan dasar agar
18
Agar permasalahan yang diteliti terlihat lebih jelas,maka dibutuhkan
Gambar 2.1.
Kerangka berpikir
konformitas negatif dengan tindakan vandalisme pada siswa kelas VII SMP N
determinasi (R2 ) = 0,435 dengan probabilitas 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil
19
tersebut kemudian dapat dinyatakan bahwa ada hubungan antara konformitas
Kabupaten Boyolali. Hasil analisis data dari penelitian ini adalah didapatkan
nilai P = 0,000 < 0,05 yang mengandung makna bahwa ada hubungan yang
Ampel Kabupaten Boyolali. Lebih lanjut didapatkan nilai rxy = 0,643 yang
ideological; (2) vindicate; (3) play; (4) malicious. Lebih lanjut hasil penelitian
0,030 dan nilai sig. Sebesar 0,864 > 0,05. Relevansi penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah persamaan pada variabel terikat yaitu
20
koformitas. Variabel Perilaku agresif dianggap cukup relevan dengan
penelitian ini dimana perilaku agresif ini memiliki kesamaan dengan ciri ciri
dilakukan tersebut adalah ada hubungan yang signifikan antara identitas sosial
sebesar 0,150 serta nilai probabilitas sebesar 0,003. Relevansi penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah persamaan pada variabel terikat
penelitian ini dimana perilaku agresif ini memiliki kesamaan dengan ciri
probabilitas sebesar 0,021 dan nilai OR sebesar 1,732. Hal ini mengandung
makna bahwa remaja yang terpengaruh dengan teman sebaya memiliki peluang
Relevansi hasil penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
dimana perilaku vandalisme ini berkaitan erat dengan kenakalan remaja, serta
21
vandalisme banyak dilakukan oleh remaja muda yang terpengaruh dengan
vandalisme ini dilakukan oleh remaja dikarenakan adanya bujukan dari teman
tersebut bergabung.
merusak, serta merugikan pihak lain. Selain itu beberapa hasil penelitian
yang akan dilakukan yaitu pada remaja pada umumnya dimana didalamnya
terdapat remaja pada usia sekolah, namun untuk penelitian yang dilakukan oleh
oleh Sari (2016) dan Hasfaraini & Dimyati (2018), sedangkan lima penelitian
perilaku vandalisme.
22
2.5. Hipotesis Penelitian
23