Anda di halaman 1dari 8

Tugas 1

VANDALISME DI RUANG LINGKUP ITN MALANG

DISUSUN OLEH :

1. SITI KHUSNUL LAILI HIDAYATI (1412231)


2. ELLA STEFANI KALE (1412506)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2018
VANDALISME DI RUANG LINGKUP ITN MALANG

1. Pengertian Vandalisme

Vandalisme adalah suatu sikap kebiasaan yang dialamatkan kepada bangsa vandal, pada zaman
Romawi Kuno, yang budayanya antara lain melakukan perusakan yang kejam dan penistaan
segalanya yang indah dan terpuji. Tindakan yang termasuk didalam vandalisme lainnya adalah
perusakan, kriminal, graviti dan hal-hal lainnya yang mengganggu mata. Menurut KBBI atau
Kamus Besar Bahasa Indonesia, vandal adalah perbuatan merusak dan menghancurkan karya
seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dsb) atau perusakan dan penghancuran
secara kasar atau ganas. Pada umumnnya vandalisme yang sering terjadi adalah kegiatan
mencorat-coret tembok, papan, atau fasilitas umum lainnya. penempelan brosur, pamflet dan
stiker di muka umum atau bukan pada tempatnya juga termasuk kegiatan vandalisme. Bahkan
merusak fasilitas umum termasuk kegiatan vandalisme yang sebagaimana telah di ungkapkan
diatas segala bentuk yang dapat mengganggu mata ataupun bentuk keganasan, kekasaran
maupun penghancuran.
2. Latar Belakang Vandalisme

Latar belakang terjadinya vandalism di kalangan remaja antara lain :


a. Keadaan Keluarga
Keadaan keluarga yang dapat menjadi sebab dari vandalism yang dilakukan oleh remaja jaman
sekarang. Dapat berupa keluarga yang tidak normal (broken home) maupun jumlah anggota
keluarga yang kurang menguntungkan. Broken home terutama perceraian atau perpisahan
orang tua dapat mempengaruhi perkembangangan anak. Dalam keadaan ini anak frustasi,
konflik-konflik psikologis sehingga keadaan ini dapat mendorong anak menjadi nakal.

b. Keberadaan Pendidikan Formal


Dewasa ini sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil, hukuman yang kurang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan, ancaman dan penerapan disiplin terlalu ketat, disharmonis
hubungan siswa dan guru, kurangnya kesibukan belajar di rumah. Proses pendidikan yang
kurang menguntungkan bagi perkembangan jiwa anak kerapkali memberikan pengaruh kepada
siswa untuk berbuat vandalism.

c. Keadaan Masyarakat
Anak remaja (siswa) sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari lingkungan
masyarakatnya. Pengaruh tersebut adanya beberapa perubahan sosial yang cepat yang ditandai
dengan peristiwa yang sering menimbulkan ketegangan seperti persaingan dalam ekonomi,
pengangguran, masmedia, dan fasilitas rekreasi.
3. Dampak yang dihasilkan Dari Kegiatan Vandalism

Sebenarnya tidak ada dampak yang begitu signifikan yang ditimbulkan dari kegiatan
vandalism ini. Mungkin hanya rasa kepuasan diri sendiri yang telah mampu “menggambar-i”
tembok orang lain sesuka hati mereka. Selain itu juga kepuasan akan meningktanya popularitas
nama sekolah dan “geng” mereka. Karena tidak jarang mereka hanya iseng-iseng saja menulis
nama “geng” dan nama inisial mereka ke tembok-tembok rumah warga untuk mengeksis-kan nama
sekolah, nama geng atau nama inisial mereka.
Namun selain dampak kepuasan dari diri sendiri, vandalism tidak selalu bersisi negatif
tetapi juga ada sisi positifnya. Tetapi jika melakukannya dengan baik, coretan-coretan itu dapat
menjadi karya-karya seni yang baik, dan juga dapat menghasilkan mata pencaharian yang baik.
Dengan begitu selain para siswa mampu menyampaikan aspirasi dan mengekspresikan diri mereka
secara positif pemandangan tembok sekitar yang telah diijinkan untuk menjadi media seni ini juga
akan terlihat indah dengan gambaran-gambaran bertema yang dibuat oleh para siswa.
Berikut ini beberapa gambar yang memperlihatkan coretan-coretan pada tembok yang
menjadi karya-karya seni yang baik dan diaplikasikan sebagai tempat wisata oleh warga di sekitar
ITN Malang karena kampungnya menjadi terlihat indah dan unik.
Disamping itu dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan vandalism ini adalah menjadi
kotornya tembok-tembok yang telah digambarai tersebut. Meskipun mereka sadar akan dampak
tersebut tetapi mereka tetap saja melakukan aksi coret-coret tersebut. Karena selain untuk
menaikan popularitas nama sekolah mereka juga banyak pelajar-pelajar dari sekolah lain yang
melakukan hal serupa. Dampak negatif lainnya yang ditimbulkan dari aksi vandal adalah
merusak/mencemari lingkungan, mengganggu ketertiban dan mengganggu kenyamanan orang
lain. Apabila aksi tersebut tidak segera diatasi akan bersifat laten dan menjadi penyakit dalam
masyarakat.
4. Cara berhenti dari aksi vandalism tersebut

Cara yang bisa digunakan untuk mencegah atau menghentikan vandalism tersebut dengan
cara.
1. Tindakan Preventif (pencegahan)
Sebenarnya vandalisme dapat dicegah, hal tersebut kembali kepada kesadaran diri
seseorang untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Menurut penulis,tindakan vandalisme adalah
bentuk ke-egoisan orang untuk membuat orang tersebut merasa di akui keberadaannya. Orang
tersebut melakukan aksi corat-coret tembok agar orang lain tau bahwa apa yang dituliskannya itu
merupakan bentuk eksistensi atau menunjukkan kekuasaan pada diri seseorang tersebut. Jika
kesadaran untuk menjaga keindahan lingkungan sekitar dapat ditumbuhkan, maka tindakan vandal
bisa dicegah sehingga hak orang lain untuk menikmati keindahan lingkungan tetap terkondisikan.
Sebagai bentuk ekspresi diri akan kreatifitas seni hendaknya tindakan grafiti dan mural
ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan kondisi lingkungan, bukan di rumah-rumah
penduduk,toko,pinggir jalan dan taman kota.Apabila mural dan grafiti dapat dikembangkan dan
ditempatkan ditempat yang tepat maka akan menjadi salah satu bentuk media grafis yang sangat
indah.

Selain hal itu terdapat beberapa hal untuk dapat mencegah tindakan vandalisme ,antara lain :
 Diberikan pengertian bahwasannya aksi vandalism itu merupakan aksi penyimpangan sosial.
 Diberikan sosialisasi dampak-dampak yang diakibatkan dari aksi vandalism tersebut.
 Melalui pelajarn sosiologi, siswa diberikan pengertian bahwa tindakan vandalisme adalah
penyimpangan sosial dan merusak keindahan.
2. Tindakan Represif (pasaca kejadian)
 Diberikan hukuman yang membuat jera pelaku (bukan dengan fisik) mungkin bisa disuruh
mengecat tembok yang telah di coret
 Diberikan wadah atau salurkan bakat anak pada apa yang mereka suka (melukis atau
menggambar)
 Diselenggarakan lomba grafiti dan mural di lokasi khusus yang menyediakan tempat tersebut
sehingga kretifitas bisa dikembagkan secara positif
KESIMPULAN

.Tindakan vandalisme merupakan sebuah bentuk ekspresi para pelajar yang disalurkan secara
negatif dengan aksi merusak keindahan lingkungan melalui corat-coret tembok di pinggir jalan.
Penyebab tindakan tersebut adalah ajakan teman dan pergaulan di sekolah yang secara tradisi telah
mempunyai nama 'geng' sekolah. Vandalisme yang dilakukan para pelajar adalah bentuk ke-
egoisan diri agar diakui keberadaannya. Para pelajar yang melakukan aksi corat-coret tembok
bertujuan agar orang lain tau bahwa apa yang dituliskannya itu merupakan bentuk eksistensi atau
menunjukkan kekuasaan pada geng dan komunitasnya tersebut.
Kreatifitas para pelajar hendaknya bisa disalurkan melalui media yang secara khusus
menyediakan tempat untuk grafiti dan mural. Melalui lomba grafiti atau mural, seni menggambar
bisa disalurkan secara positif menjadi media grafis yang bermakna.Vandalisme bisa dicegah jika
kesadaran akan keindahan lingkungan bisa terus dijaga. Selain itu diperlukan sosialisasi pada para
pelajar jika tindakan tersebut adalah penyimpangan sosial dan merusak keindahan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai