Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Terucap puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
perkenan-Nya, penyusunan makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas ISBD serta membantu
para pembaca dalam proses pembelajaran. Makalah ini disajikan dengan bahasa
yang sederhana dan materi yang terkini sehingga para pembaca dapat
memahamikarya ilmiah ini secara mudah dan cepat. Besar harapan kami,
makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan para pembaca. Kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan sebagai upaya penyempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.

Penyusun

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

BAB1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................2

1.5 Metode Penelitian...........................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Faktor Penyebab Remaja Terlibat Vandalisme..............................................3

2.2 Dampak Negatif Vandalisme.........................................................................5

2.3 Lankah-Langkah Mengatasi Vandalisme.......................................................6

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................8

3.2 Saran................................. ............................................................................8

Daftar Pustaka

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vandalisme didefinisikan sebagai kegiatan iseng dan tidak bertanggung


jawab dari beberapa orang yang berperilaku cenderung negatif. Kebiasaan ini
berupa coret-coret tembok, dinding atau obyek lain agar dapat dibaca secara luas,
berupa tulisan nama orang, nama sekolah, nama gank atau tulisan-tulisan lain
tanpa makna yang berarti. Vandalisme telah merujuk kepada tabiat seseorang
yang membinasakan harta benda orang lain dan juga merujuk pada bentuk
provokasi.

Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi


vandalisme ialah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan
barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya). Menurut kamus
Webster, definisi vandalisme ialah willful or malicious destruction or defacement
of thing of beauty or of public or private property. Yaitu, perusakan atau
menjadikan jelek dengan sengaja terhadap benda-benda yang indah serta benda-
benda yang menjadi fasilitas umum atau milik pribadi.

Pelaku vandalisme ini sebenarnya sudah termasuk kegiatan kejahatan


ringan, karena sifatnya merugikan pihak tertentu dan mengganggu kenyamanan
umum. Kebanyakan pelaku vandalisme adalah kalangan remaja yang sedang
tumbuh dengan kematangan yang masih rendah dan sedang masih mencari
identitas diri atau jati dirinya.

Salah satu yang termasuk vandalisme dalam seni dan sering terjadi adalah
grafitti. Grafiti yaitu karya seni dengan melukis di permukaan dinding milik
kepentingan umum. Oleh karena itulah, kami mengambil tema ini sebagai bahan
penelitian.

1
1.2 Rumusan Masalah

a. Mengapa remaja terlibat vandalisme?


b. Apa dampak negatif vandalisme?
c. Bagaimana langkah atau cara mengatasi vandalisme?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Mengetahui penyebab terjadinya vandalisme.


b. Mengetahui dampak negatif vandalisme.
c. Mengetahui langkah atau cara mengatasi vandalisme.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Memberi pembekalan kepada para remaja tentang vandalisme dan dampak


negatifnya.
b. Memberikan solusi kepada remaja agar tidak terlibat dalam vandalisme.

1.5 Metode Penelitian

a. Searching
b. Browsing
c. Wawancara

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Faktor Penyebab Terjadinya Vandalisme

Vandalisme didefinisikan sebagai kegiatan iseng dan tidak bertanggung


jawab dari beberapa orang yang berperilaku cenderung negatif. Kebiasaan ini
berupa coret-coret tembok, dinding atau obyek lain agar dapat dibaca secara luas,
berupa tulisan nama orang, nama sekolah, nama gank atau tulisan-tulisan lain
tanpa makna yang berarti. Vandalisme telah merujuk kepada tabiat seseorang
yang membinasakan harta benda orang lain.

Pelaku vandalisme ini sebenarnya sudah termasuk kegiatan kejahatan ringan,


karena sifatnya merugikan pihak tertentu dan mengganggu kenyamanan umum.

Perilaku negatif ini biasanya muncul karena lingkungan mereka memberi


contoh bagaimana vandalisme ini tumbuh secara permisif. Secara psikologis,
gejala vandalisme sudah merambah luas pada masyarakat Indonesia disebabkan
oleh ketegangan jiwa. Himpitan beban ekonomi yang kian berat, kecemasan
menghadapi masa depan yang tidak menentu, dan kegusaran telah mendorong
timbulnya tekanan kejiwaan, yang kadarnya dapat meningkat cepat hingga ke
tingkat yang tidak terkendali, kemudian meledak dalam bentuk kemarahan,
keberingasan, dan menjurus kepada berbagai bentuk perbuatan destruktif yang
meresahkan dan merugikan orang.

Aksi vandalisme di pengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Dorothy L.


Taylor, etc, “the result related to riskfactors and social deviance suggest that the
number of family risk factors was correlated with both vandalism and major
deviance.” Artinya, hasil korelasi yang didapatkan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam tejadinya penyimpangan sosial menunjukkan bahwa faktor
terbesar yang mempengaruhi adalah dari keluarga dengan tejadinya vandalisme
dan penyimpangan-penyimpangan pada umumnya.

3
Sementara itu, Marta Sari Uli pelajar SMK KESEHATAN RAJAWALI
mengaku vandalisme itu terjadi karena adanya ketidakpuasaan diri terhadap
seseorang atau suatu instansi serta untuk keserunokan semata." Orang terlibat
vandalisme itu biasanya karena mereka tidak puas terhadap seseorang atau suatu
instansi tetapi bisa juga hanya untuk keseronokan dan kepuasaan diri," ungkapnya
ketika dimintai komentar tentang vandalisme.

Seanada dengan itu, Debora Juliana juga pelajar SMK KESEHATAN


RAJAWALI mengatakan vandalisme itu bukan hal yang tabu lagi."Vandalisme
itu sudah bukan rahasia umum lagi. Hampir di semua tempat bisa kita temukan."
Ujar pelajar kelahiran 18 Agustus 1995 itu. " Untuk ajang balas dendam adalah
salah satu penyebabnya." tambahnya.

Diane Schaefer dalam bukunya yang berjudul “Perceptual Biases, Graffiti, And
Fraternity Crime: Points of Deflection That Distort Social Justice” mengatakan
bahwa remaja bisa terlibat dalam vandalisme karena ingin dianggap sebagai salah
satu anggota dari genk vandalisme ataupun karena keterpaksaan.

Di tempat berbeda, Herlin Erlina pelajar SMK KESEHATAN RAJAWALI


mengatakan bahwa pada dasarnya akar permasalahan remaja melakukan
vandalisme adalah sebagai ajang existensi dan menunjukan status diri atau
meluapkan segala yang sedang mereka rasakan.remaja butuh diakui
kebenarannya.maka solusi yg kita berikan harus mengarah kpd poin-poin pokok
itu.

a. Masalah Vandalisme

Salah satu gejala sosial remaja yang kini sedang maraknya terjadi dalam
Masyarakat adalah gejala Vandalisme/Vandal atau suatu perilaku/kebiasaan
menambah atau menghapus atau bisa dianggap merusak suatu tempat, benda,
bahkan tumbuhan. Contohnya, aksi corat-coret tembok, aksi menyayat
tanaman/pohon.

4
Pada kalangan remaja, vandalisme atau aksi mencoret-coret tembok dan
mengubah bentuk-bentuk benda disekitarnya merupakan kebebasan berekspresi
bagi mereka, apalagi kalangan pelajar yang umumnya masih duduk di Sekolah
Menengah. Bagi mereka, aksi corat-coret (graffiti) tersebut mempunyai gengsi
tersendiri dan mereka beranggapan bahwa itu sesuatu yang “keren”.

Jika graffiti ini dilakukan tanpa seizin pemilik tempat, perbuatan ini dapat
dikategorikan sebagai tindakan vandal. Mungkin banyak Masyarakat yang belum
tau apa itu arti vandalisme. Vandalisme bisa diartikan sebagai tindakan yang
merusak properti orang lain. Artinya, graffiti yang dilakukan tanpa izin di tempat-
tempat umum, bisa dikategorikan sebagai vandalisme. Sementara, banyak orang
yang berpendapat, kalau graffiti di dinding-dinding jalan, masih lebih baik
daripada dinding-dinding tersebut kotor, tidak terawat, dan penuh dengan
tempelan partai politik atau brosur-brosur yang tidak penting.

2.2 Dampak Negatif Vandalisme

Vandalisme telah mendatangkan banyak keburukan, diantaranya:

a. Merugikan masyarakat

Banyak sekali remaja yang melakukan aksi corat-coret dinding ataupun tembok
rumah warga. Hal ini tentu saja sangat merugikan masyarakat.

b. Menyusahkan orang tua

Vandalisme yang dilakukan oleh remaja juga akan menyusahkan orangtua.


Orang tua akan turut merasa malu apabila anak mereka ditangkap kerana
melakukan vandalisme. Orangtua juga terpaksa mengeluarkan banyak untuk
menjamin anak mereka di dalam penjara. Ibu bapa yang mempunyai anak
dalam penjara juga akan merasa tertekan dan hal ini pastinya akan menyusahkan
dan memalukan mereka.

5
c. Merugikan diri sendiri

Remaja yang melakukan vandalisme bisa dijebloskan dalam penjara sesuai


dengan undang-undang yang berlaku.

d. Merusak nama baik sekolah

Jika aksi vandalisme dilakukan dengan mengtas namakan sekolah maka


sudah pasti nama baik sekolah tersebut menjadi tercoreng.

e. Mengganggu kenyamanan umum

Vandalisme yang dilakukan di ruang publik seperti halte bis sangat


mengganggu kenyamanan. Apalagi jika sampai menyebabkan kerusakan pada
ruang publik tersebut.

f. Vandalisme merujuk kepada terjadinya provokasi

2.3 Langkah-Langkah Mengatasi Vandalisme

a. Peranan orangtua

Orangtua berperanan memberi petunjuk kepada remaja tentang falsafah


kepentingan umum. Orangtua semestinya menerangkan kepada anak-anak
tentang pentingnya menganggap harta benda orang lain sama seperti harta
sendiri.

Secara tidak langsung sekiranya anak sudah diingatkan dengan falsafah ini
maka sudah tentu masalah vandalisme tidak seburuk hari ini. Orangtua perlu
mendampingi anak-anak mereka supaya tidak ada kebosanan dan kekosongan di
hati mereka. Kesedaran perlu diterapkan untuk membentuk jiwa remaja yang
sehat dan pikiran yang matang sebelum menuju dewasa.

6
b. Peranan Masyarakat dan Pihak seekolah

Setiap anggota masyarakat perlu bersikap prihatin dan memberi perhatian


kepada anak mereka agar tidak melakukan perbuatan yang salah dan masyarakat
perlu peka terhadap apa yang terjadi di sekeliling mereka. Masyarakat perlu
proaktif terhadap gejala vandalisme yang terjadi di kawasan mereka. Selain itu
anggota masyarakat harus memainkan peranan penting dalam memberikan
memberikan pehaman betapa buruknya vandalisme. Pihak sekolah patut
memberi nasihat dan bimbingan kepada pelajar mengenai dampak buruk
vandalisme.Generasi muda perlu diterangkan dengan mendalam tentang
tanggungjawab mereka.

c. Peranan media masa

Selain berfungsi sebagai media hiburan dan sumber informasi terkini, media
massa juga seharusnya mempunyai tanggungjawab sosial kepada masyarakat.
Media massa memainkan peranan dan mempunyai pengaruh kuat untuk
menanamkan apa itu vandalisme.

7
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Penyebab remaja terlibat vandalisme antara lain disebabkan oleh kurangnya perhatian
dari keluarga, adanya ketidak puasaan terhadap seseorang maupun suatu instansi,
sebagai ajang balas dendam maupun adanya ajakan dari orang lain.

b. Vandalisme merupakan salah satu tindak kejahatan yang sangat merugikan baik untuk
diri sendiri maupun orang lain.

c. Peranan keluarga, masyarakat maupun media massa sangat penting untuk mencegah
seorang remaja terlibat vandalisme.

3.2 Saran

a. Perlu kiranya remaja jika ingin menyampaikan suatu gagasan atau kepercayaan dengan
cara yang tepat seperti menulis artikel ataupun dengan membuat poster.

b. Manfaatkan segala potensi anda untuk kegiatan yang positif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dorothy L. Taylor, etc. “Family Factors, Theft, Vandalism, And Major Deviance Among
A Multiracial Or Multiethnic Sample Of Adolescent Girls”. Journal Of Social Distress
and The Homeless. Vol. 6, No. 1. (Florida: UniversityOf Miami 1997).

Diane Schaefer . “Perceptual Biases, Graffiti, And Fraternity Crime: Points of Deflection
That Distort Social Justice”. Journal of Kluwer Law International. (Netherlands: Eastern
Illinois)

http://vandalisme-vandalisme.blogspot.com/2009/09/langkah-langkah-mengatasi-
vandalisme.html versity 2004).diakses pada tanggal 2 April 2013

http://www.jomria.com/2012/08/keburukan-vandalisme.html diakses pada tanggal 2 April


2013

http://www.infosihat.gov.my/ diakses pada tanggal 2 April 2013

Anda mungkin juga menyukai