Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pondok hijau merupakan sebuah perumahan yang terletak di Kecamatan
Sukasari, Kota Bandung. Perumahan ini biasanya dihuni oleh orang-orang
kelas menengah keatas, dan lingkungan di perumahan bersih dan asri karna
masih banyak pepohonan yang rindang. Namun, terdapat sebuah aktivitas yang
kurang baiksehingga mengurangi estetika dari perumahan ini yaitu adanya
aktivitas vandalisme.
Vandalisme merupakan perusakan properti milik pribadi maupun umum
tanpa adanya perizinan dari pemiliknya . Perilaku ini biasanya dilakukan
dengan cara mencoret-coret tembok, papan, atau fasilitas umum, penempelan
pamflet, brosur yang bukan pada tempatnya. Biasanya mereka menuliskan kata
kata tidak jelas (biasanya bahasa yang tidak ada di KBBI) dan bahasa yang
digunakan kasar jauh dari norma kesopanan. Tak hanya itu terkadang mereka
juga menuliskan nama kelompoknya menganggap hal tersebut dapat
meningkatkan popularitas mereka.
Tentu saja aktivitas seperti ini cukup menganggu tata indah lingkungan
dan ketertiban, meskipun aktivitas ini tidak terlalu dipikirkan terlalu serius oleh
pemerintah namun tetap saja perilaku ini melanggar hukum yaitu perusakan
barang milik orang lain. Perilaku vandalisme ini berdampak pada pandangan
negatif masyarakat karena telah merusak fasilitas yang seharusnya indah dan
terjaga tetapi malah dirusak dengan aksi yang kurang terpuji. Dan para pelaku
tidak bertanggung jawab akan perlakuan mereka yang telah memberi dampak
buruk bagi penduduk sekitar dan mengganggu kenyamanan.
Beberapa faktor terjadinya vandalisme ini dilihat dari sikap masyarakat
yang masih kurang peduli akan menjaga lingkungan dan kesalahan dalam
mengekspresikan dirinya. Biasanya pelaku vandalisme masih bisa dibilang
remaja, dan saat masa itulah mereka sedang timbul rasa penasaran dan ingin
mecari jati dirinya sehingga sangat mudah untuk dihasut untuk melakukan
tindakan yang sebenarnya tidak baik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perilaku vandalisme?
2. Apa factor penyebab perilaku vandalism di perumahan pondok hijau?
3. Bagaimana upaya masyarakat setempat untuk mengatasi perilaku
vandalisme?
4. Apa saja dampak dari perilaku vandalism khususnya diperumahan
pondokhijau?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan laporan penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian vandalisme.
2. Untuk mengetahui factor penyebab perilaku vandalism diperumahan
pondok hijau.
3. Untuk mengetahui upaya masyarakat setempat untuk mengatasi perilaku
vandalism.
4. Untuk mengetahui dampak dari perilaku vandalism khususnya diperu
mahan pondok hijau.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh kelompok kami adalah metode
observasi dan wawancara.
1. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melihat langsung kelapangan.
2. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara bertanya langsung kepada responden yang berkaitan.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Kelompok kami melakukan penelitian dengan keterangan waktu dan
tempat penelitian sebagai berikut.
Waktu : 20 Oktober 2016 (observasi) dan 27 Oktober 2016
(wawancara)
Tempat : Perumahan Pondok Hijau Kota Bandung

2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Perilaku Vandalisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, vandalisme adalah
perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga
lainnya (keindahan alam, dsb) atau perusakan dan penghancuran secara ganas.
Vandalisme dapat didefinisikan sebagai kegiatan iseng dan tidak bertanggung
jawab dari beberapa orang yang berperilaku cenderung negative. Kebiasaan ini
berupa coret-coret tembok, dinding atau objek lain agar dapat dibaca secara
luas, berupa tulisan nama orang, nama sekolah, nama gang atau tulisa-tulisan
lain tanpa makna yang berarti.
Mendefinisikan vandalism itu sulit karena biasanya apa yang disebut
sebagai vandalism itu sendiri biasanya bergantung kepada bagaimana situasi
peristiwa itu terjadi, untuk menggolongkannya sebagai ekspresi dari agresi dan
perusakan saja tidaklah cukup, karena vandalism itu sendiri dapat dibedakan
bahkan dari tipe-tipe perilaku yang lain (Nana Rosita Sari, 2010).
Pada intinya vandalism adalah perusakan yang memiliki konotasi negative
dan lebih cenderung dilakukan untuk kegiatan yang tidak patut dicontoh serta
kurang bermanfaat. Perusakan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang kita
lakukan terhadap suatu benda atau properti yang menjadikan benda atau
properti tersebut lebih buruk dari keadaan sebelumnya (Natanael Simanjuntak,
2012).
Vandalisme merupakan salah satu tindakan kriminalitas dikalangan
remaja. Bahkan banyak diantara pelakunya adalah remaja, terutama ditingkat
sekolah SMA/SMK. Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan
secara fisik dan psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Hal ini tidak terlepas dari peran orang tua dan sekolah dalam membentuk
kepribadian dan karakter, Disamping itu lingkungan juga berpengaruh penting
karena disinilah mereka beraktifitas. Perilaku vandalisme ini juga bisa disebut
dengan penyakit sosial atau penyakit masyarakat. Penyakit sosial adalah segala
bentuk tingkah laku yang dianggap tidak sesuai, melanggar norma norma
umum, adat istiadat, hukum formal, atau tidak bisa diintegrasikan dalam pola

3
tingkah laku umum. Disebut "penyakit" karena perilaku ini sudah sering terjadi
dan tidak ada tindakan pencegahan maupun hukuman, sehingga tingkah laku
seperti ini akan terus terjadi.
B. Faktor Penyebab Munculnya Vandalisme
Berdasarkan penelitian Natanael Simanjuntak yang menyatakan bahwa
motivasi seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan tindakan
vandalisme juga tertuang di Piramida Kebutuhan Dasar Maslow. Abrahan
Maslow berpandangan bahwa manusia adalah makhluk tertinggi dari rantai
evolusi. Namun manusia berbeda dari binatang karena manusia memiliki
kemampuan untuk belajar melalui motivasi dan kepribadiannya. Motivasi dan
kepribadian manusia adalah bagian dari kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkannya untuk bertahan hidup.
Piramida Kebutuhan Dasar Maslow menunjukkan hierarki kebutuhan
dasar manusia.
1. Psichological Needs adalah persyaratan dasar manusia untuk bertahan
hidup. Kebutuhan-kebutuha ini bersifat fisik seperti udara, makanan,
minuman, seks, tidur, dan lainnya. Tanpa kebutuhan ini tubuh manusia
tidak dapat berfungsi dengan baik.
2. Safety and Security Needs adalah kebutuhan manusia untuk keamanan dan
perlidungan. Keamanan dan perlindungan ini dapat berupa fisik, ekonomi,
atau social. Beberapa pelaku vandalism melakukan tindakan vandalism
secara berkelompok dengan anggota gengnya karena saat melakukannya
secara berkelompok, si pelaku merasa aman, terlindungi dan lebih percaya
diri.
3. Love and Belonging Needs adalah kebutuhan dasar manusia untuk dicintai
dan diterima dalam suatu kelompok sosial, seperti keluarga atau teman.
Beberapa individu yang sebenarnya tidak memiliki motivasi khusus untuk
melakukan tindakan vandalisme, akhirnya melakukan tindakan vandalisme
karena kelompoknya, dimana ia merasa diterima dengan baik melakukan
tindakan vandalisme. Atau dengan cara pandang terbalik, kebencian
muncul karena seorang individu merasa tidak diterima di masyarakat
sehingga dia menuangkan rasa marah dan bencinya pada masyarakat

4
dengan melakukan tindakan vandalisme di ruang-ruang publik yang
berhubungan langsung dengan masyarakat.
4. Self Esteem adalah kebutuhan manusia untuk dihargai dan dihormati oleh
orang lain. Dalam kasus vandalism, seseorang yang merasa dihargai dan
dihormati ingin menunjukkan eksistensinya dengan melakukan tindakan
yang menjadi penanda dan dapat dilihat oleh banyak orang, seperti
tindakan vandalisme.
5. Self Actualization adalah kebutuhan dasar manusia untuk menunjukkan
potensi yang dia miliki. Dalam kasus vandalisme, seseorang atau
sekelompok orang melakukan tindakan vandalism untuk menunjukkan
bahwa mereka memiliki potensi dan ingin menujukkannya pada banyak
orang.
C. Tipe-Tipe Vandalisme
Cohen (1973) mengkategorikan tipe vandalisme berdasarkan motivasi
yang mendorong melakukan tindakan vandalisme.
1. Acquisitive Vandalism, adalah vandalisme yang dilakukan dengan
motivasi untuk mendapatkan uang atau property. Contohnya adalah
penempelan iklan, spanduk, poster, baliho, atau bentuk-bentuk pemasaran
lainnya yang merusak lingkungan tempatnya berada.
2. Tactical Vandalism, adalah vandalisme yang dilakukan dengan motivasi
mencapai suatu tujuan tertentu, seperti memperkenalkan suatu ideologi.
3. Vindictive Vandalism, adalah vandalisme yang dilakukan dengan motivasi
untuk membalas dendam atas suatu kesalahan. Contohnya adalah
sekumpulan anak yang sengaja melempar jendela tetangga mereka dengan
batu hingga pecah, karena tetangga tersebut sering memarahi mereka
karena mereka bermain dengan rebut.
4. Malicious Vandalism, adalah vandalisme yang dilakukan karena pelaku
vandalisme mendapat kenikmatan dengan memberikan gangguan pada
orang lain, atau merasa terhibur saat menghancurkan properti milik orang
lain. Contohnya adalah dengan sengaja mencoret kendaraan orang lain
karena si pelaku senang melihat pemilik kendaraan marah.

5
5. Play Vandalism, adalah vandalisme yang dilakukan dengan motivasi untuk
menunjukkan dan mendemonstrasikan kemampuan yang dia miliki, dan
bukan bertujuan untuk mengganggu orang lain. Contohnya adalah seorang
anak sekolah yang mencoret-coret bangku atau meja belajar di kelasnya.
D. Aturan Hukum Tentang Vandalisme
Masalah vandalisme sudah sering terjadi dimana mana, hampir semua
jalanan, tembok jembatan, bangunan kosong maupun tembok rumah tanpa izin
sang pemilik rumah. Pelaku vandalisme atau pengotoran lingkungan termuat
dalam peraturan hukum yakni:
 Pasal 200 KUHP
“barang siapa dengan sengaja menghancurkan atau merusak gedung atau
bangunan dapat diancam: 1) dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun, jika timbul bahaya umum bagi barang; 2) dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan itu timbul bahaya bagi
nyawa orang lain; 3) dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika karena
perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan
orang mati”
 Pasal 489 KHUP
1) Kenakalan terhadap orang atau barang yang dapat menimbulkan
bahaya, kerugian atau kesusahan, diancam dengan pidana denda paling
banyak dua ratus dua puluh lima rupiah.
2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak
adanya pembinaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama,
pidana denda dapat diganti dengan pidana kurungan paling lama tiga
hari.
Namun peraturan hanya sekedar peraturan belaka, masih belum ada
tindakan yang nyata dari masyarakat sekitar dan aparat hukum untuk menindak
lanjuti hal ini. Masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan vandalisme,
mereka masih beranggapan bahwa vandalisme bukan lah sesuatu yang harus
dibawa kejalur hukum.

6
E. Dampak Perilaku Vandalisme
Isu vandalisme kini didapati semakin bertambah dari hari ke hari. Sering
kali kegiatan vandalisme ini dikaitkan dengan pelakunya yang masih remaja.
Jika isu vandalisme di kalangan remaja ini tidak ditangani dengan segera, maka
secara tidak langsung akan menyebabkan kerugian bagi masyarakat.
Banyak diantara para remaja yang tidak mengetahui dampak buruk dari
aksi vandalisme ini yang tentunya sangat merugikan baik dirinya sendiri
maupun orang lain. Dampak buruk yang ditimbulkan oleh aksi vandalisme
adalah sebagai berikut.
1. Perusakan lingkungan, mengetahui bahwa vandalisme adalah tindakan
perusakan terhadap segala sesuatu yang indah atau terpuji. Maka dari itu
dengan adanya aksi ini maka lingkungan yang seharusnya indah terawat
akan rusak dan terbengkalai.
2. Mengganggu ketertiban, tidak hanya rusaknya lingkungan, namun
ketertiban juga akan terganggu akibat adanya ulah aksi vandalisme ini
karena pada dasarnya remaja yang melekukan vandalisme akan melanggar
tata tertib yang ada sehingga tujuan mereka untuk melakukan vandalisme
pun tercapai.
3. Mengganggu kenyamanan orang lain, remaja yang berulah vandalisme
tentunya akan menggangu kenyamanan orang lain. Misalnya perusakan
fasilitas umum yang disebabkan oleh aksi vandalisme remaja, maka hal ini
akan mengganggu kenyamanan orang lain yang akan menggunakan
fasilitas tersebut.

7
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Vandalisme Di Perumahan Pondok Hijau
Pondok Hijau merupakan sebuah komplek perumahan yang terdapat di
Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Perumahan yang memiliki lingkungan
bersih dan indah di setiap tempat. Mayoritas penduduk di Perumahan Pondok
Hijau berasal dari kalangan menengah keatas. Setiap RT/RW di perumahan ini
memiliki pos satpam untuk menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan
perumahan.

B. Upaya Pencegahan Vandalisme di Perumahan Pondok Hijau


Mengatasi masalah vandalisme merupakan sesuatu yang sulit, karena dari hari ke
hari masalah ini semakin meluas dan kurang perhatian dari penegak hukum yang
seharusnya dapat dihentikan. Kasus vandalisme di Perumahan Pondok Hijau
sendiri juga perlu di berhentikan dan dicegah agar tidak terus terjadi, sehingga
lingkungan dapat terjaga dengan baik.
Pencegahan yang dilakukan oleh pihak perumahan pondok hijau adalah
dilakukannya patroli pagi hingga malam. Petugas keamanan menjalankan
tugasnya sebagai penjaga ketertiban termasuk mencegah adanya kegiatan kegiatan
yang tidak jelas seperti vandalisme. Patroli biasanya dimulai sejak pagi hingga
malam hari. Keamanan lingkungan juga didukung oleh fasilitas penjagaan
gerbang dengan portal portal yang dijaga oleh security. Hal ini dapat mencegah
pelaku untuk bergerak untuk melancarkan aksi buruknya. Namun tetap saja
masalah vandalisme tetap terjadi,meskipun tidak terlalu banyak. Biasanya pelaku
memasuki wilayah Pondok Hijau dengan menghindari para petugas keamanan,
atau mencari lokasi yang tidak terjangkau pengawasan.
Sejauh ini upaya pencegahan vandalisme di perumahan pondok hijau terlihat
cukup baik namun sayangnya masih kurang tegasnya peraturan hukum terhadap
pelaku vandalisme.. Menurut petugas keamanan di sekita komplek, pelaku corat
coret tidak pernah diberi hukuman atau sanksi yang tegas karena menganggap

8
masalah ini bukanlah hal yang dapat dibawa ke jalur hukum. Akhirnya Pelaku
vandalisme hanya diberi teguran agar tidak mengulangi kesalahannya. Tertutama
para pelaku adalah remaja yang tidak bisa dihukum oleh zat lain.

C. Dampak Vandalisme di Perumahan Pondok Hijau


Vandalisme hakekatnya merujuk pada perusakan atas barang milik orang lain
termasuk juga barang yang diperuntukan untuk kepentingan publik. Vandalisme
ini dapat beraksi di mana-mana, entah itu di daerah perkotaan maupun di daerah
pedesaan. Sebut saja di kawasan perumahan elit yaitu Perumahan Pondok Hijau,
aksi vandalisme ini dapat ditemui di tembok – tembok rumah warga. Beberapa
rumah menjadi tempat dilakukannya aksi para pelaku vandalisme. Selain tembok,
ditemukan corat coret di beberapa tempat fasilitas umum dan di pohon pohon.
Tentu saja hal ini sangat mengganggu ketertiban dan keindahan lingkungan.
Dampak yang ditimbulkan adalah lingkungan terlihat tidak rapi dan memberi
kesan kurang terawat, padahal lingkungan Perumahan Pondok Hijau sangat dijaga
dan tertata rapi. Keindahan lingkungan menjadi rusak dan kenyamanan sekitarnya
terganggu. Beberapa warga yang rumahnya menjadi korban aksi vandalisme harus
mengecat kembali tembok rumahnya yang rusak. Namun ada beberapa rumah
pula yang tidak melakukan tindakan apa apa, tembok rumah mereka dibiarkan
dipenuhi oleh coret – coretan. Sedangkan fasilitas umum seperti gardu lsitrik tidak
mendapat perhatian lebih oleh ketua RT setiap komplek Perumahan Pondok Hijau
maupun petugas kemanan setempat.
Dapat disayangkan memang vandalisme ini sangat menganggu lingkungan ,
karena pohon pohon besar banyak tumbuh disekitar lingkungan perumahan
sehingga memberi kesan bahwa perumahan yang asri. Seharusnya keindahan ini
dapat dijaga dengan baik, bukan menjadi korban bagi orang orang yang kurang
bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Ironinya kerusakan itu banyak
dilakukan oleh remaja.

Anda mungkin juga menyukai