Anda di halaman 1dari 16

FENOMENA VANDALISME DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

KOTA BANDUNG

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Sosiologi

Dosen Pengampu:
Dr. Gumgum Gumilar, S.sos., M.Si
Dr. Herlina Agustin, S.sos., MT

Disusun Oleh :
Widi Naufal Manar
210610220013
Kelas A

PROGRAM STUDI JURNALISTIK


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2


BAB I .................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 3
1.4 Metode Penelitian ............................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................. 5
1.1 Pengertian Vandalisme ..................................................................................................... 5
1.2 Teori Struktur Sosial ........................................................................................................ 5
1.3 Teori Anomie ................................................................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................. 7
1.1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................................... 7
1.2. Hasil Survei dan Wawancara ........................................................................................... 9
1.3. Analisis Fenomena Sosial .............................................................................................. 13
BAB IV ............................................................................................................... 15
1.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia pasti memiliki selera seni yang berbeda-beda, baik itu seni musik, seni tari,
seni rupa, seni lukis dan lainnya. Namun bagaimana jika seni yang digemari seseorang dapat
merugikan orang lain? Tentu saja hal tersebut menjadi perilaku menyimpang yang
bertentangan dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Salah satu contoh dari
perilaku menyimpang tersebut adalah vandalisme. Saat ini, permasalahan mengenai
vandalisme masih menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai. Misalnya saja di Kota
Bandung, sangat mudah untuk menemukan bukti perilaku vandalisme seperti corat-coret
sembarangan di fasilitas umum, ruko, perumahan, dan tempat – tempat lainnya dengan tujuan
yang beragam seperti kritik sosial, ataupun hanya sekedar iseng yang tentunya dilakukan tanpa
sepengetahuan pemiliknya, karena pada umumnya vandalisme ini dilakukan pada malam hari
ketika tidak banyak orang melakukan aktivitas.
Dengan banyaknya pelaku vandalisme yang melakukan aksinya di Kota Bandung, tidaklah
sulit untuk menemukan tempat yang terkena dampak vandalisme dan berakhir tidak indah
dipandang, meskipun ada juga hasil aksi vandalisme yang berakhir dengan mempercantik
sebuah tempat. Tidak jauh berbeda dengan graffiti dan mural, ketiga hal tersebut seringkali
dianggap sama seperti vandalisme. Hal inilah yang menjadi daya tarik penulis untuk meneliti
mengenai tujuan para pelaku vandalisme dalam melakukan aksinya, dan bagaimana respon
masyarakat yang disini seringkali menjadi korban vandalisme khususnya di Kota Bandung.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang timbul dari uraian latar belakang diatas adalah:
1. Apa tujuan dari para pelaku vandalisme di Kota Bandung?
2. Menanyakan bagaimana pendapat masyarakat Kota Bandung terhadap aktivitas
vandalisme di Kota Bandung

1.3 Tujuan Penelitian

3
Beberapa tujuan penulis dalam menulis makalah ini adalah:
1. Mengetahui tujuan para pelaku vandalisme di Kota Bandung
2. Mengetahui pendapat masyarakat Kota Bandung terhadap aktivitas vandalisme di Kota
Bandung

1.4 Metode Penelitian


Dalam proses pengumpulan data objek penelitian, penulis membaca beberapa literatur
terkait dan juga melakukan survei dan wawancara kepada beberapa responden yang telah saya
mintai persetujuan sebelumnya. Terdapat 10 orang responden yang bersedia untuk melakukan
wawancara yang terdiri dari 5 orang yang merupakan pelaku vandalisme di Kota Bandung,
dan 5 orang yang merupakan warga Kota Bandung yang terkena dampak perilaku vandalisme.

4
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1 Pengertian Vandalisme
Menurut KBBI (Kamus Besar bahasa Indonesia) vandalisme diartikan sebagai
perbuatan merusak dan menghancurkan karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan
alam dan sebagainya), atau perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas.
Menurut Haryadi dan Setiawan (1995) menyatakan bahwasanya vandalisme adalah
segala macam perilaku yang menyebabkan kerusakan atau penghancuran benda pribadi
atau publik. Tidak ada definisi yang jelas tentang vandalisme secara khusus.
Menurut Goldstein (1996) menyatakan bahwa vandalisme adalah bagian daripada
perilaku yang dilakukan secara sengaja dengan maksud merusak atau menghancurkan
suatu objek yang menjadi layanan publik ataupun miliki bersama sehingga merusak
keindahan yang ada.

1.2 Teori Struktur Sosial


Teori Struktur Sosial yang dicetuskan oleh Robert K. Merton menyatakan bahwa
penyimpangan yang dilakukan seseorang bersumber dari adanya struktur sosial. Merton
menyatakan bahwa suatu perilaku menyimpang juga dapat terjadi jika seseorang merasa
dirinya tidak dikenal atau tidak mudah dikenali yang disebabkan oleh adanya struktur
sosial. Misalnya ketika seseorang berada di kerumunan atau tempat asing yang tidak ada
satu pun yang mengenalinya. Begitu juga adanya teori kesempatan yang memberikan
penjelasan, perilaku menyimpang dapat terjadi karena seseorang merasa Mendapatkan
kesempatan untuk melakukan sesuatu yang menyimpang.

1.3 Teori Anomie


Konsep awal Teori Anomie yang dikemukakan oleh Robert K. Merton adalah teori
ketegangan, Robert K. Merton menyatakan bahwa sebuah kejahatan bisa terjadi apabila
suatu individu tidak dapat mencapai tujuannya melalui salurannya melalui saluran legal.
Maka dari itulah timbul rasa frustasi pada individu yang pada akhirnya individu tersebut

5
mencoba mencapai tujuannya melalui jalur – jalur yang ilegal dan cenderung tidak
memperhatikan norma – norma yang ada di masyarakat.

6
BAB III
PEMBAHASAN
1.1. Deskripsi Objek Penelitian
Vandalisme merupakan sebuah kegiatan yang merusak, saat ini vandalisme
menjadi fenomena sosial yang dapat dikatakan lazim dikalangan masyarakat perkotaan
khususnya Kota Bandung. Aktivitas vandalisme umumnya dilakukan pada malam hari
hingga dini hari ketika waktu orang – orang beristirahat dan sedikit aktifitas manusia.
Bukan tanpa alasan mengapa aktivitas vandalisme dilakukan malam hari, hal ini tidak lain
agar pada saat eksekusi tidak terganggu oleh pemilik dari objek vandalisme. Karena
vandalisme dilakukan tanpa sepengetahuan pemilik objek vandal itu sendiri, sehingga para
pelaku vandalisme melakukan aksinya dengan sangat berhati - hati dan menghindari
kejadian yang dapat menimbulkan bahaya ketika melakukan aksinya. meskipun ada juga
beberapa pelaku vandalisme yang melakukan aksinya pada siang hari, namun tentunya
kebanyakan dari mereka juga memilih tempat yang sepi dan sebisa mungkin jauh dari
kerumunan orang agar meminimalisir resiko yang sekiranya akan meraka dapatkan.
Kebanyakan masyarakat menilai vandalisme dengan sesuatu yang negatif dan
merusak, hal ini disebabkan karena banyaknya aktivitas vandalisme yang membuat suatu
tempat atau objek yang awalnya Indah menjadi tidak indah dipandang dimuka umum.
Namun tidak jarang juga hasil aktivitas vandalisme yang berakhir menjadi memperindah
Dan mempercantik suatu tempat atau objek. Namun tetap saja masyarakat menilai hal ini
sebagai sesuatu yang negatif karena mencorat – coret properti orang lain tanpa seizin
pemiliknya. Aktivitas vandalisme khususnya di kota Bandung kebanyakan dilakukan oleh
para seniman jalanan atau yang biasa disebut sebagai street artist. oleh karena itu
kebanyakan aktivitas vandalisme di kota Bandung merupakan jenis vandalisme yang
mengotori (mencorat-coret) sebuah tempat atau objek, daripada merusak sebuah tempat
atau objek, karena kebanyakan vandalisme yang mereka lakukan adalah menggambari
suatu objek daripada merusak suatu objek seperti menghancurkan suatu bagian atau seluruh
bagian dari sebuah bangunan. Ada beragam tujuan dan isi dari vandalisme yang tersebar
di kota Bandung, Ada yang bertujuan sebagai kritik sosial, menyalurkan hasrat
menggambar, menyatakan eksistensi seorang individu ataupun sebuah kelompok, dan ada

7
juga yang melakukan vandalisme hanya karena iseng saja dan tidak ada maksud dan tujuan
apapun. Ada juga beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
vandalisme, diantaranya:
1. Psikologis Pada Usia Remaja
Umumnya usia remaja merupakan masa pencarian jati diri. Dalam tahap ini
individu cenderung memiliki keinginan untuk mengeksplor apa yang ia senangi
dan apapun yang membuat ia tertarik. kontrol diri dan emosi yang belum stabil
pada tahap ini menjadi salah satu faktor remaja rentan melakukan vandalisme.
2. Perilaku Impulsif
Masih berkaitan dengan perkembangan psikologis usia remaja yaitu
perilaku impulsif. kontrol diri dan emosi yang belum stabil juga menjadi salah
satu faktor mengapa kebanyakan pelaku vandalisme memulai akinya pada usia
remaja. Karena perilaku vandalisme biasanya terjadi ketika sulit
mengendalikan hasrat dan emosinya. Hal ini merupakan hal yang bisa dibilang
sebagai hal yang wajar terjadi pada usia remaja, namun yang dikhawatirkan
adalah ketika hal ini menjadi sebuah kebiasaan hingga mereka dewasa.
3. Dibawah pengaruh Minuman Beralkohol
Meminum minuman beralkohol juga bisa menjadi suatu faktor seseorang
melakukan vandalisme. Seringkali dengan rendahnya kesadaran seseorang,
dapat dengan mudah merusak fasilitas umum maupun properti pribadi, karena
ketika dalam pengaruh alkohol, seseorang tidak dapat berpikir dengan jernih
perbuatan apa yang mereka lakukan dan cenderung melakukan apa saja yang
mereka ingin lakukan.
4. Pengaruh Negatif Media Sosial
Dengan terus berkembangnya teknologi, pengaruh media sosial sangatlah
besar bagi para penggunanya. Salah satu pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh
media sosial dapat mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas yang
mengabaikan norma - norma sosial dan bahkan melanggar sebuah peraturan
yang ditetapkan oleh pemerintah termasuk melakukan vandalisme dengan
merusak dan mencorat – coret fasilitas umum.
5. Lingkungan Pergaulan

8
Lingkungan Pergaulan juga dapat menjadi salah satu faktor yang
mendorong seseorang untuk melakukan vandalisme. jika seseorang bergaul di
dalam suatu kelompok yang sama sama menyukai vandalisme, maka dapat
dipastikan ia melakukan hal yang sama dengan teman teman yang ada di
lingkungan pergaulannya. Terlebih di Kota Bandung, banyak tersebar
komunitas dan kelompok yang seringkali menunjukkan eksistensi mereka
melalui vandalisme, seperti mencorat – coret sebuah dinding warga dengan
nama atau simbol kelompok tertentu.
6. Sanksi yang Tidak Tegas
Seringkali sanksi yang tidak tegas menjadi salah satu faktor mengapa
vandalisme hingga saat ini masih sangat sering terjadi. sehingga hukuman yang
diberikan kepada pelaku vandalisme tidak memberikan efek jera dan para
pelaku vandalisme cenderung tidak ragu untuk mengulangi perbuatannya
kembali.

Faktor – faktor yang telah disebutkan diatas menjadi alasan mengapa hingga saat
ini vandalisme menjadi masalah yang belum kunjung usai.

1.2. Hasil Survei dan Wawancara


Dalam proses wawancara, penulis melakukan wawancara dengan 10 orang
responden yang terdiri dari 5 orang pelaku vandalisme dan 5 orang warga kota Bandung
yang terkena dampak perilaku vandalisme. Penulis mengajukan masing - masing 4 buah
pertanyaan kepada setiap responden. Adapun penulis membedakan pertanyaan yang
diajukan kepada pelaku vandalisme dan pertanyaan yang diajukan kepada warga kota
Bandung yang terkena dampak perilaku vandalisme.

Berikut adalah uraian jawaban dari pelaku vandalisme dari beberapa pertanyaan mengenai
vandalisme yang diajukan penulis:
1. Apa yang anda ketahui tentang vandalisme?
Responden 1: Vandalisme adalah sebuah kegiatan mencorat - coret suatu ruang publik
yang umumnya dilakukan tanpa seizin pemiliknya.

9
Responden 2: Vandalisme merupakan sebuah perilaku atau perbuatan merusak dan
mengotori sebuah objek vandalisme baik itu bangunan ataupun benda yang berharga
tanpa persetujuan pemiliknya.
Responden 3: Vandalisme adalah sebuah perilaku merubah tampilan sebuah objek
vandalisme dengan tujuan tertentu yang dilakukan kepada objek vandal.
Responden 4: Vandalisme merupakan perbuatan merusak dan mengotori suatu objek
vandalisme seperti corat – coret dan merusak sebuah fasilitas.
Responden 5: Vandalisme merupakan hal yang tidak bertanggung jawab yang
menyebabkan kerusakan atau perubahan bentuk dan tampilan suatu objek vandal.

2. Mengapa anda melakukan vandalisme? Apa tujuannya?


Responden 1: Karena menggambar dijalanan adalah passion saya, dan tujuan saya
adalah sebagai cara saya untuk menunjukkan eksistensi diri dan menyalurkan berbagai
keresahan yang ada di dalam diri saya.
Responden 2: Karena saya rasa ruang yang disediakan oleh pemerintah kurang banyak,
dan tujuan saya adalah untuk menunjukkan eksistensi diri dan saya ingin orang orang
mengenal karya saya tanpa tahu siapa diri saya yang sebenarnya (anonim).
Responden 3: Untuk membuktikan kepada masyarakat tidak semua vandalisme itu
buruk, sebenarnya kami (para pelaku vandal) berusaha mengubah sesuatu yang
awalnya terlihat kumuh dan tidak enak dipandang menjadi colorful dan memiliki daya
tarik tersendiri.
Responden 4: Untuk menyalurkan passion saya khususnya dalam hal menggambar di
jalanan.
Responden 5: Karena ruang yang disediakan untuk kami dirasa kurang banyak, dan
tujuan saya melakukan hal ini adalah untuk menunjukkan eksistensi diri.

3. Apakah pernah merasakan perasaan bersalah ketika melakukan vandalisme?


Responden 1: Pernah beberapa kali saya merasakan hal semacam itu, namun lama
kelaman terbiasa, dan sudah tidak lagi terpikirkan hal - hal seperti itu

10
Responden 2: Mungkin karena saya sering kali melakukannya ketika kesadaran saya
rendah (dibawah pengaruh minuman beralkohol), jadi saya belum pernah mengalami
rasa bersalah ketika melakukan hal tersebut
Responden 3: pada awalnya saya sering merasa bersalah setelah melakukannya, namun
lama kelama saya biasa dan sudah jarang lagi terpikirkan hal semacam itu
Responden 4: pernah beberapa kali, namun hingga saat ini saya sudah jarang lagi
terpikirkan karena toh saya juga punya maksud dan tujuan untuk melakukannya
Responden 5: sangat jarang sekali saya kepikiran hal hal seperti itu

4. Apakah pernah tertangkap aparat atau warga ketika melancarkan aksi? Jika ya,
apa yang terjadi selanjutnya?
Responden 1: Saya pernah ketahuan warga yang sedang ronda pada saat melakukan
vandalisme, lalu saya lari dan sempat dikejar oleh warga, namun hingga akhirnya saya
lolos dari kejaran warga
Responden 2: Saya pernah kepergok oleh polisi yang sedang patroli pada saat gambar
di jalan braga sekitar pukul 1 pagi dini hari, lalu saya di interogasi di tempat dan
melakukan negosiasi dengan polisi hingga akhirnya saya didenda sebesar tiga ratus ribu
rupiah di tempat saya melakukan vandalisme. Selain itu, cat dan cans (cat semprot)
saya juga diambil oleh polisi
Responden 3: Hingga saat ini saya belum pernah ketahuan polisi atau warga
Responden 4: Baru hampir ketahuan, belum sampai dikejar apalagi diinterogasi oleh
warga
Responden 5: Hingga saat ini belum pernah ketahuan aparat kepolisian atau warga

Adapun dibawah ini merupakan uraian jawaban dari warga kota Bandung yang
terkena dampak dari perilaku vandalisme:
1. Apa yang anda ketahui tentang vandalisme?
Responden 6: Kegiatan merusak mencoret-coret properti orang orang tanpa persetujuan
pemiliknya

11
Responden 7: Perbuatan yang merubah penampilan suatu bangunan sehingga menjadikan
penampilan suatu bangunan berubah, baik menjadi lebih menarik dan bagus atau menjadi
lebih buruk dan tidak enak dipandang
Responden 8: Adalah sebuah perilaku yang merusak penampilan suatu objek ataupun
bangunan
Responden 9: Sebuah perbuatan yang bertujuan untuk mengubah penampilan suatu obyek
atau bangunan menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk
Responden 10: Sebuah perbuatan yang mengotori dan merusak suatu bangunan baik itu
merusak secara penampilan maupun merusak secara fisik

2. Bagaimana pendapat anda tentang perilaku vandalisme?


Responden 6: Menurut saya perilaku vandalisme merupakan perilaku yang tidak
bertanggung jawab dan dapat merugikan pemilik obyek vandalisme
Responden 7: Perilaku vandalisme menurut saya merupakan perilaku yang tidak sesuai
dengan norma di masyarakat dan dapat mengganggu kenyamanan bersama
Responden 8: Menurut saya adalah perilaku yang tidak bertanggung jawab dan merusak
tampilan suatu bangunan dan obyek
Responden 9: Sebuah perilaku tidak terpuji yang dapat merugikan orang banyak jika terus
dilakukan
Responden 10: Menurut saya perilaku vandalisme merupakan sebuah penyimpangan yang
erat kaitannya dengan anak muda atau remaja karena pada umumnya anak muda remaja
masih dalam tahap pencarian jati diri

3. Bagaimana respon anda jika anda mendapati pelaku vandalisme sedang


melancarkan aksinya?
Responden 6: Akan saya laporkan kepada ketua RT dan memberinya hukuman, sehingga
memberikan efek jera kepada pelaku vandalisme
Responden 7: Mungkin akan saya berikan beberapa saran agar tidak mencorat - coret di
dinding yang belum disetujui pemiliknya
Responden 8: Akan saya ingatkan agar tidak mencoret - coret dinding orang lain karena
bisa jadi pemilik dinding keberatan atas aksi yang dilakukan

12
Responden 9: Akan saya ingatkan agar pelaku vandalisme sebaiknya menggambar di
tempat yang sudah di sediakan oleh pemerintah
Responden 10: Akan saya ingatkan agar para pelaku vandalisme tidak mencoret - coret
properti orang lain tanpa persetujuan dari pemiliknya, dan menyarankan agar sebaiknya
menggambar tempat yang sudah disetujui oleh pemilik properti

4. Menurut anda, apa solusi yang tepat untuk mengatasi masalah vandalisme di Kota
Bandung?
Responden 6: Dengan memperketat pengawasan terhadap para pelaku vandalisme, seperti
ronda dan patroli
Responden 7: Dengan memberlakukan denda kepada siapa saja yang melakukan aksi
vandalisme
Responden 8: Memperketat pengawasan dalam mengawasi pelaku vandalisme dengan
aktif patroli
Responden 9: Membuat undang undang mengenai vandalisme dan aktif melakukan
pengawasan terhadap perilaku vandalisme
Responden 10: Melakukan patroli setiap malam Dan menghukum para pelaku vandalisme
sehingga menimbulkan efek jera kepada para pelaku vandalisme

1.3. Analisis Fenomena Sosial


Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, hampir semua pelaku
vandalisme memahami betul dan menyadari apa itu perilaku vandalisme. Mereka
mengetahui bahwa perilaku vandalisme itu merupakan perbuatan yang merusak dan tidak
sesuai dengan norma sosial. Lantas mengapa mereka terus melakukan hal tersebut? Hal ini
selaras dengan teori struktur sosial yang dikemukakan oleh Robert K. Merton yang
menyatakan bahwa suatu perilaku menyimpang dapat terjadi jika seseorang merasa dirinya
tidak dikenal atau tidak mudah dikenal oleh orang lain, hal ini juga dipengaruhi oleh
struktur sosial yang ada di dalam masyarakat. Karena salah satu tujuan para pelaku
vandalisme melakukan aksinya adalah untuk menunjukkan eksistensi dan keberadaan diri
mereka di muka publik. Dengan cara menunjukkan keberadaan dan eksistensi mereka di
muka publik, secara tidak langsung mereka ingin dikenali orang – orang. Mungkin ada

13
beberapa pelaku vandalisme yang ingin karya nya saja yang dikenali orang – orang, namun
tetap saja pada intinya mereka ingin dikenal oleh orang banyak menggunakan cara mereka
sendiri, yaitu dengan vandalisme.
Selain itu alasan mereka melakukan aksi vandalisme di kawasan publik, yaitu
karena mereka tidak dapat menyalurkan dan mencapai keinginannya dalam berekspresi
karena kurangnya lahan dan wilayah yang diberikan pemerintah untuk mewadahi para
seniman jalanan dalam mengekspresikan eksistensi mereka. Maka dari itulah mereka
melakukan vandalisme sebagai sarana untuk mengekspresikan eksistensi mereka. Hal ini
juga sesuai dengan teori anomie yang dicetuskan oleh Robert K. Merton yang menyatakan
bahwasanya perilaku penyimpangan sosial dapat terjadi ketika suatu individu tidak bisa
mencapai tujuannya melalui saluran yang legal yang menyebabkan frustasi kepada suatu
individu. Hingga pada akhirnya hal tersebut mendorong kepada penyimpangan sosial
dengan cara menempuh saluran ilegal dan cenderung mengabaikan norma – norma yang
berlaku di masyarakat. Yang pada kasus ini para pelaku gagal mencapai tujuannya karena
kurangnya lahan yang disediakan pemerintah untuk sarana mengekspresikan diri, sehingga
pada akhirnya mereka melakukan jalur ilegal mereka, yaitu dengan melakukan vandalisme
di ruang publik.

14
BAB IV
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis berikan berdasarkan survei dan wawancara yang telah
dilakukan adalah masih banyak perilaku vandalisme di Kota Bandung. Selain itu, vandalisme
di Kota Bandung juga dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif yang
ditimbulkan vandalisme adalah terkadang vandalisme dapat membuat wilayah yang kumuh
dan tidak indah dipandang, menjadi lebih colorful dan menimbulkan daya tarik tersendiri, dan
dampak negatif dari vandalisme adalah dapat menjadikan penampilan suatu bangunan atau
objek vandalisme menjadi tidak indah dipandang. Selain itu para pelaku vandalisme tidak
hanya melakukan vandalisme tanpa tujuan dan maksud tertentu. Para pelaku vandalisme di
Kota Bandung juga memiliki maksud dan tujuannya sendiri, yang pertama mereka melakukan
vandalisme dalam rangka menunjukkan eksistensi mereka di muka publik dan juga bertujuan
agar mereka dapat dikenal oleh publik. Tujuan mereka yang kedua adalah sebagai rasa kecewa
mereka atas gagalnya dalam mencapai tujuan mereka melalui jalur legal karena terbatasnya
ruang yang diberikan pemerintah bagi mereka. Sehingga mereka mencoba mencapai tujuan
mereka dengan jalur ilegal mereka yaitu dengan melakukan vandalisme di ruang publik di Kota
Bandung.
Mungkin hanya sekian yang dapat disampaikan oleh penulis, masih banyak kekurangan
dan kesalahan di dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran sangat diperlukan
agar kedepannya penulis dapat melakukan penulisan yang lebih baik lagi. Sekian dan terima
kasih
.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rabbani, A. (2017). Robert K. Merton. anomie theory (Teori Anomi). Sosiologi79. Diakses
9 Desember 2022, Dari https://www.sosiologi79.com/2017/11/robert-k-merton-anomie-
theory-teori.html

Saputro, I. (2022). Vandalisme di Kalangan Remaja, Apa Penyebabnya? KlikDokter.


Diakses 9 Desember 2022, Dari https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-
mental/vandalisme-di-kalangan-remaja-apa-penyebabnya

Redaksi. (2021). Ada 5 teori Penyimpangan Sosial menurut para ahli (Tokoh Sosiologi).
Sosiologi Info. Diakses 9 Desember 2022, Dari https://www.sosiologi.info/2021/09/ada-5-
teori-penyimpangan-sosial.html

Fallahnda, B., & Idhom, A. M. (2022). Mengenal 4 teori Penyimpangan Sosial & penyebab
Perilaku Menyimpang. tirto.id. Diakses 10 Desember 2022, Dari https://tirto.id/mengenal-4-
teori-penyimpangan-sosial-penyebab-perilaku-menyimpang-gaBX

Ramdhani, A. (2022). 3 pengertian Vandalisme Menurut Para Ahli Dan 2 contohnya.


Pinhome. Diakses 10 Desember 2022, Dari https://www.pinhome.id/blog/arti-vandalisme-
dan-contohnya/

16

Anda mungkin juga menyukai