Anda di halaman 1dari 8

Gregorius Pratama Kusuma Ahas

11211037
Metodologi Desain (B)

Vandalisme dan Anak Muda

Dikutip dari sebuah artikel Vandalisme didefinisikan sebagai kegiatan iseng dan
tidak bertanggung jawab dari beberapa orang yang berperilaku cenderung negatif.
Kebiasaan ini berupa coret-coret tembok, dinding atau obyek lain agar dapat dibaca
secara luas, berupa tulisan nama orang, nama sekolah, nama gank atau tulisan-tulisan
lain tanpa makna yang berarti.
Jika menurut saya sendiri vandalisme adalah sebuah tindakan merusak dan
merugikan lingkungan sekitar yang dilakukan dengan mencorat-coret fasilitas
umum maupun dinding-dinding yang ada disekitar yang dilakukan oleh beberapa
oknum yang tidak bertanggung jawab yang biasanya adalah anak muda. Tindakan
vandalisme seperti ini sangatlah berdampak buruk bagi masyarakat sekitar karena
tentunya dapat merusak keindahan dan keasrian dari lingkungan tempat mereka
tinggal maupun para pelaku usaha yang tokonya ikut terdampak dijadikan sebagai
media untuk melakukan tindak vandalisme dan tidak hanya itu, tentunya dengan
adanya banyak tindakan vandalisme disekitar lingkungan masyarakat dikhawatirkan
akan mempengaruhi prilaku anak-anak muda dibawah umur yang akhirnya meniru
tindakan vandalisme tersebut dan menjadi kebiasaan buruk yang akhirnya akan
merugikan diri sendiri dan banyak orang. Selain merugikan lingkungkungan dan
masyarakat umum menurut saya tindakan vandalisme juga dapat merugikan diri
sendiri yang kebanyakan pelakunya adalah anak muda seperti remaja karena dapat
mempengaruhi moral dan prilaku mental dari anak-anak remaja yang masih belum
stabil yang kemudian akan menjadi kebiasaan buruk yang akan berujung pada
prilaku negative hingga tindakan kriminal.
Dampak dari tindakan vandalisme yang dilakukan oleh para anak muda tentunya
akan mengarah pada sanksi hukum karena telah merusak dan merugikan banyak
fasilitas umum. Dan ya tindakan vandalisme memang harus diberikan sanksi yang
tegas agar dapat memberikan efek jera kepada para pelaku. Sanksi yang diberikan
tentu tidak hanya dari satu pihak saja, mulai dari yang paling dekat seperti keluarga
kemudian sanksi sosial dari masyarakat hingga sanksi pidana apalagi jika sudah
merusak fasilitas berharga ataupun fasilitas umum yang ada.

Berdasarkan informasi di atas, maka aksi vandalisme dikategorikan sebagai tindak


kriminal karena sebagaimana diatur beberapa pasal dalam KUHP yang berbunyi:
Pasal 406 ayat (1)
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan,
membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya
atau sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 408
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan
atau membikin tak dapat dipakai bangunan-bangunan kereta api trem, telegrap,
telepon atau listrik, atau bangunan bangunan untuk membendung, membagi atau
menyalurkan air, saluran gas, air atau saluran yang digunakan untuk keperluan
umum, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 489 ayat (1)
Kenakalan terhadap orang atau barang yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian
atau kesusahan, diancam dengan pidana denda paling banyak dua ratus dua puluh
lima rupiah.
Di daerah saya tinggal yaitu Yogyakarta itndakan vandalisme bukanlah hal yang
asing lagi dan dapat dijumpai disetiap sudut kota maupun pedesaan. Sungguh miris
melihat tindakan anak-anak muda yang seharusnya menjadi penerus bagi bangsa
Indonesia namun malah merusak dan mengotori lingkungan daerah kita tinggal.
Banyak anak-anak muda yang salah paham dengan mural yang bertujuan untuk
memperindah dan memberikan kesan nyaman bagi lingkungan yang malah disama-
samakan dengan tindakan vandalisme yang dilakukan hanya untuk bersenang-
senang semata dan malah merugikan masyarakat.
Namun demikian, aksi mencorat-coret tidak semuanya termasuk contoh vandalisme,
bisa jadi aksi itu termasuk mural dan grafiti yang memiliki tujuan dan maksud yang
difungsikan untuk memperindah sesuatu dan dilakukan secara legal.
Pada bagian ini saya akan memberikan beberapa contoh tindakan-tindakan
vandalisme yang dilakukan oleh anak-anak muda di daerah tempat saya
tinggal yang saya ambil dari internet.

Gambar diatas adalah salah satu tindak vandalisma yang dilakukan ditembok sebuah
sekolah dasar di jogja yang tentunya sangatlah merusak fasilitas dan kenyaman
lingkungan sekolah dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi anak muda yang

Gambar disamping adalah salah satu


contoh vandalisme yang dilakukan di
tembok dari sebuah took yang tentu
sangat merugikan pelaku usaha.
Gambar diatas merupakan benteng kraton Yogyakarta yang menjadi objek sasaran
dari pelaku vandalisme yang tentunya sangat disayangkan karena merupakan salah
satu warisan tua peninggalan Pangeran Adipati Anom.

Vandalisme yang dilakukan di pintu gerbang sebuah bangunan yang sangatlah


merusak kenyamanan mata dan pemilik bangunan.
Aksi membersihkan bekas coretan pelaku vandalism yang dilakukan oleh beberapa
orang.
Lalu apa yang harus kita lalukan untuk mengurangi tindakan Vandalisme?
Melihat banyaknya aksi vandalisme yang terjadi tentunya kita harus mempunyai
solusi untuk menangani hal tersebut seperti mengsosialisasikan masyarakat umum
terutama remaja dan anak muda untuk tidak melakukan tindakan vandalisme dan
memberikan pengarahan yang benar untuk memperindah lingkungan tempat
tinggal dengan mural dan art street yang positive alih-alih mencoret-coret fasilitas
umum dan malah merugikan banyak pihak.
Tentunya dengan pengarahan yang tepat kita dapat membangun suasana
lingkungan yang lebih nyaman tanpa adanya prilaku vandalism yang beredar.
Membangun lingkungan hidup yang positive dan sehat tentunya dimulai dari
keluarga dan kemudian masyarakat. Selain dukungan dari orang-orang disekitar
kita tentunya perlu kesadaran dari masing-masing individu untuk memulai
perubahan yang positive dengan mengubah coretan-coretan negative yang
merugikan dan merusak dengan mural yang memiliki tujuan positive dan
menguntungkan bagi semua orang.
Selain itu kita bisa turut membantu komunitas-komunitas yang menolak aksi
vandalisme dan juga mengajak para warga sekitar untuk bersama-sama
membersihkan semua aksi vandalisme yang ada dan kemudian dapat memperindah
lingkungan sekitar dengan misalnya mengadakan lomba mural yang membangun
atau mengajak anak anak muda untuk menyalurkan bakat seni mereka kearah yang
positive dengan memperindah lingkungan mereka dengan karya mural yang dapat
memberikan efek kenyamanan dan juga dapat memberikan pengaruh yang sehat
bagi lingkungan hidup kita. Tentunya agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan
baik dibutuhkan banyak dukungan dari banyak pihak seperti keluarga, masyarakat,
sekolah dan juga pemerintah. Dengan pengarahan yang baik terutama dari
pemerintah seperti memberikan tempat dan media untuk maka akan sangat
memberikan dampak baik yang besar bagi perubahan daerah tersebut.

Dengan adanya kegiatan seperti demikian tentunya akan memberikan dampak


perubahan positive bagi setiap orang dan mendorong semangat para anak muda
untuk berlomba-lomba berkarya membangun tempat mereka tinggal menjadi lebih
nyaman dengan wajah seni yang baru.
Dari pernyataan dan solusi yang sudah saya berikan diatas diharapkan mampu
untuk Bersama-sama mewujudkan hal tersebut guna membangun lingkungan hidup
yang positive dan tentunya dapat mengurangi tindakan vandalisme yang
bertebaran.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai