Anda di halaman 1dari 6

TAWURAN ANTAR PELAJAR

Anggota Kelompok:

Furkan Anggun Tri Utami 2306104030006

Iqbal Aulia 2306104030009

Khairan Nazila 2306104030022

Najla Mardiyah 2306104030027

Siti Meisi Febrina 2306104030029

DEFINISI

Pengertian perkelahian missal atau perkelahian yang dilakukan secara beramai ramai.Dengan
demikian tawuran pelajar dapat diartikan sebagai perkelahian yang dilakukan secara massal atau
beramai-ramai antara sekelompok pelajar dengan sekelompok pelajar lainnya.Secara
historis,munculnya fenomena tawuran antar pelajar ini tidak diketahui secara pasti,tetapi yang
jelas siapapun yang pernah menyandang status sebagai pelajar seperti dijenjang pendidikan
SLTA(Sekolah Lanjutan Pertama)mungkin pernah mengalaminya,terlibat tawuran,atau minimal
mendengar teman satu sekolahnya terlibat tawuran atau perkelahian.

Menurut Ahli

Menurut Mansoer (dalam Solikhah,1999) tawuran adalah perkelahian missal antar kelompok
pelajar laki laki dengan kekerasan yang ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain.Dari
penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa dalam kasus tawuran pelajar pelakunya adalah pelajar
laki laki yang berkelompok.Tawuran dapat dikategorikan sebagai bentuk kenakalan remaja atau
juvenile delinquency, Juvenile diambil dari bahasa latin juvenilis yang artinya anak
muda,sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin delinquere yang berarti terabaikan.Kartono
(1998) menjelaskan juvenile delinquency adalah kenakalan remaja yang merupakan gangguan
perilaku social yang disebabkan pengabaian sosial,sehingga mereka berperilaku menyimpang.

PENYEBAB

Hasil penelitian tentang sebabmusabab tawuran terkait dengan remaja adalah bahwa mereka : 1).
Kelebihan energi,

2). Emosi sulit dikontrol,

3). Asal keluarga yang broken home,

4). Pergaulan yang salah,

5). Melihat perilaku di Media sosial,

6). Menyaksikan tayangan di televisi,

7). Kurang diawasi oleh orang–tua karena sibuk karir sebagai pejabat atau pengusaha,

8). Keluarga yang kurang mampu,

9). Mencari jati diri dan pengakuan pihak lain sebagai pemberani,

10). Pemerintah kurang memberi apresiasi,beasiswa, tempat rekreasi, olah-raga, menyalurkan


hobi dan menyapa mereka,

11).Kurang adanya suri tauladan dari para tokoh masyarakat atau pejabat pejabat misalnya masih
ada perilaku Kolusi, Korupsi dan Nepotisme,

12). Kurang lapangan kerja,

13). Lambatnya regerasi pimpinan


14). Adanya diskriminasi di semua lapisan.

Menurut teori ahli,

Tawuran merupakan salah satu bentuk penyimpangan perilakupada pelajar. Penyimpangan


perilaku pelajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, Kartono (1998: 110)
menggambarkannya sebagai berikut:

1) Faktor Internal
Internal yaitu berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru terhadap
lingkungannya.
a) Gangguan Pengamatan dan Tanggapan
Kedua gangguan tersebut sangat mengganggu daya adaptasi dan perkembangan pribadi
anak yang sehat. Gangguan pengamatan dan tanggapan itu antara lain berupa ilusi,
halusinasi dan gambaran semu.
b) Gangguan Cara Berpikir

Berpikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar
terhadap tuntutan lingkungan.Berpikir juga penting dalam upaya memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Jika remaja tidak mampu mengoreksi
pikirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita maka fikirannya terganggu
kemudian dihinggapi bayangan semu yang palsu. Lalu pola reaktifnya juga menjadi
menyimpang dan tidak normal lagi.
c) Gangguan Emosional/Perasaan

Gangguan fungsi perasaan ini berupa inkontinensi emosional, labilitas emosional,


ketidakpekaan dan menumpulnya perasaan, ketakutan dan kecemasan, serta perasaan
rendah diri.

2) Faktor Eksternal
Sedang eksternal yaitu pengaruh dari luar yang merangsang dan menyebabkan terjadinya
tingkah laku.
a) Faktor Keluarga
Keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam melaksanakan proses sosialisasi
pribadi anak. Keluarga memberikan pengaruh memnentukan watak dan kepribadiananak.
Baik buruknya keluarga memberikan dampak perkembangan jiwa dan jasmani anak.
Dampak buruk yang terjadi pada anak biasanya terjadi pada rumah tangga yang
berantakan, perlindungan yang berlebih dari orang tua, penolakanorang tua dan pengaruh
buruk orang tua.
b) Faktor Sekolah
Aktifitas sekolah yang berjam-jam lamanya setiap hari anak harus melakukan kegiatan
yang tertekan, duduk, dan pasif mendegarkan sehingga mereka menjadi jenuh, jengkel
dan apatis.
Anak merasa dibatasi gerak-geriknya dan batinya tertekan,kurangnya kesempatan untuk
bebas berekspresi baik fisik maupun psikis sebab semua sudah diatur dan dipastikan.
c) Faktor Milieu

Faktor milieu juga sangat berpengaruh terhadap perilaku kenakalan, karena milieu-milieu
yang ada dalam masyarakat akan turut mempengaruhi perkembangan perilaku remaja.
Faktor milieu dapat berasal dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga
lingkungan tersebut mempengaruhi perkembangan kepribadian remaja.

DAMPAK

Adapun dampak tawuran sebagai berikut :


a. Kerusakan tempat tawuran/material

Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para
pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan
biasanya mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Contohnya perusakan
fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dll.
b. Rusaknya citra nama baik

Pencitraan yang nama baik yang telah dibangun oleh para senior, serta prestasi yang
diraih oleh anggota yang lain akan pudar dan sirna apabila anggota yang lain masih
melakukan tindakan tawuran,akibatnya akan di pandang negatif di lingkungan
masyarakat
c. Adanya korban jiwa

Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya
korban jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti
batu, celurit, dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik korban
luka ringan maupun berat dan bisa juga ada korban meninggal

SOLUSI

Upaya penanggulangan terjadinya tawuran antar pelajar dilakukan dengan menggunakan


sarana penal dan nonpenal. Penanggulangan sarana penal yaitu dengan menindak pelaku tawuran
sesuai dengan perbuatan-perbuatan yang dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
serta melihat dari kasuistisnya dalam hal ini apabila kasus tawuran sudah terjadi proses hukum
dan masuk keranah pengadilan.
Upaya represif yaitu upaya penanggulangan kejahatan lewat jalur pidana yang lebih
menitik beratkan sifat sesudah kejahatan terjadi yaitu penegakan hukum yang dilakukan oleh
aparat penegak hukum.
Kemudian penanggulangan dengan menggunakan sarana nonpenal dilakukan dengan tindakan
pencegahan dalam hal ini upaya preventif dalam menanggulangi tawuran pelajar adalah
pendekatan persuasif terhadap pelaku tawuran pelajar berupa tindakan pencegahan.

Kartini Kartono memberikan beberapa cara untuk meminimalisasi tawuran pelajar yang
terurai sebagai berikut :
a. Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi
terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun
b. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat

c. Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman
sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Abas, M. (2021). UPAYA PENANGGULANGAN TERJADINYA TAWURAN ANTAR


PELAJAR (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG). PROSIDING
KONFERENSI NASIONAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN UNIVERSITAS
BUANA PERJUANGAN KARAWANG, 1(1), 1173-1190.

Sudarsono,Kenakalan Remaja Prevensi,Rehabilitasi dan Resosialisasi,Cet.Ke4, (Jakarta:Rinek a


Cipta,2004),hal124-125.

Hamdani, F., Setyawan, A., Kurniawan, Z., Toni, T., Wisnuhidayat, R. G. S., & Anshori, A.
(2024).
Analisis Fenomena Tawuran Antar Pelajar Dengan Teori Differential Association. IKRA-
ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial dan Humaniora, 8(2), 235-245.

Andi Mappiare, Psikologi Remaja, (Surabaya, Usaha Nasional), 1998., hlm, 83

Imawati, D. (2018). Latar belakang penyebab tawuran pada remaja. MOTIVA: JURNAL
PSIKOLOGI, 1(1), 73-77.

Anda mungkin juga menyukai