Pertemuan 1 - 2
@hendri anomt
Teknologi Kereta Api
Abad ke 18 - 19
PLATEWAY
• Tahun 1820 mulai digunakan rel baja yang
ditempa dengan kekuatan tarik yang lebih baik.
Rel dapat dibuat menjadi lebih panjang dan
bentuk perut ikan tidak digunakan lagi.
Sambungan antar rel menjadi berkurang dan
kualitas perjalanan menjadi lebih baik.
Hidrolik Elektrik
@hendri anomt
Perkembangan Teknologi
Perkeretaapian di Indonesia
AWAL • Dalam kurun waktu sekitar 30 tahun setelah jalur Liveipooi - Manchester
dibuka, direncanakan membangun jalur kereta api di Pulau Jawa. Dorongan
JALAN REL untuk segera membangun jalan rel disebabkan banyak barang hasil pertanian
DI tidak bisa diangkut ke pelabuhan. Produksi hasil perkebunan meningkat
dengan pesat sejalan dengan diberlakukannya sistem tanam paksa.
INDONESIA
• Transportasi dengan menggunakan pedati ditarik sapi dan kerbau tidak
memadai untuk mengangkut hasil perkebunan yang melimpah. Usaha
memperbaiki transportasi pernah dilakukan dengan mendatangkan unta dari
Timur Tengah tetapi juga tidak berhasil karena banyak onta yang mati.
• Mulanya terjadi perdebatan mengenai pilihan altematif antara swasta atau
pemerintah yang harus membangun jalan rel. Keraguan akan mendapatkan
laba menjadi pertimbangan banyak perusahaan swasta. Kemudian diambil
alternatif untuk membangun jalan rel oleh swasta dengan dukungan atau
jaminan keuntungan dari pemerintah.
• Membangun jalan rel merupakan jawaban atas kebutuhan angkutan hasil
pertanian. Jalur yang diincar untuk dihubungkan oleh jalan rel terfokus pada
hubungan antara daerah pedalaman penghasil komoditi ekspor dan
pelabuhan. Komoditi ekspor pada jaman itu antara lain kopi, teh dan gula.
Kota pelabuhan utama di Pulau Jawa yang digunakan untuk melakukan
kegiatan ekspor adalah Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Perkembangan Teknologi
Perkeretaapian di Indonesia
JALAN REL • Jalan rel pertama dibangun oleh perusahaan swasta bernama NIS
PERTAMA (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij) dimulai dari
LEBAR SEPUR Semarang menuju Solo dan Yogyakarta. Bagian pertama dari jalur ini
1435 MM diresmikan pada tanggal 10 Agustus 1867 menghubungkan Semarang
dengan desa Tanggung sepanjang 25 kilometer. Lebar sepur yang
dipilih sama dengan lebar sepur Stockton - Darlington yaitu 1435 mm.
Jalur ini diselesaikan sesuai rencana sampai Yogyakarta dan diresmikan
pada tanggal 10 Juni 1872.
• Yang menjadi sasaran pembangunan jalur ini adalah hasil perkebunan
dari daerah sekitar Solo dan Yogyakarta yang harus diangkut ke
pelabuhan di Semarang. Gula merupakan salah satu yang banyak
dihasilkan dari daerah ini. Kepentingan pemerintah juga dititipkan
pada rencana pembangunan ini yaitu dengan membuat jalur simpang
ke arah Ambarawa yang merupakan lokasi benteng pemerintah
Belanda. Jalur di Ambarawa menggunakan rel bergigi karena harus
melalui tanjakan yang curam.
LEBAR SEPUR • Dari Bogor sampai ke Jakarta dibangun jalan rel oleh NIS dari tahun
1067 MM 1871 s/d tahun 1873 sepanjang 66 km. Jalur ini menggunakan lebar
sepur 1067 mm. Lebar sepur 1067 mm juga dikenal sebagai Sepur
Kaaps (Kaaps spoor). Kata ini berasal dari nama Provinsi Kaap di Afrika
Selatan di mana lebar sepur 1067 mulai dipakai secara luas. Jalur ini
akhirnya diambil alih oleh SS pada tanggal 1 November 1913.
Perkembangan Teknologi
Perkeretaapian di Indonesia
LEBAR SEPUR 1067 • Pemerintah Belanda melalui perusahaan perkeretaapian SS memulai
pembangunan jalan rel dari Bogor ke Cicurug sepanjang 27 km dan
diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1881. Pembangunan kemudian
diteruskan ke Sukabumi dan terus ke arah Timur melewati Bandung. Jalur
ini tersambung sampai ke Yogyakarta pada tanggal 1 November 1894.
Lebar sepur yang dipilih oleh SS adalah 1067 mm.
• Dari arah Timur, SS mulai melakukan pembangunan jalan rel Surabaya -
Pasuruan dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1878. Pembangunan jalan
rel ini diteruskan ke arah Barat sampai ke Solo pada tangga1 24 Mei
1884.
Karena antara Solo - Yogyakarta sudah ada jalan rel NIS dengan
lebar sepur 1435 mm, pada permulaannya SS tidak membangun
jalan rel antara Solo - Yogyakarta. Penumpang kereta api SS dari
Jakarta berhenti di stasiun Yogyakarta dan berganti kereta
dengan kereta api NIS sampai di Solo dan kemudian
melanjutkan lagi perjalanannya dengan kereta api SS sampai
Surabaya. Untuk menghindari penumpang berganti kereta maka
dipasang rel ketiga dan mulai digunakan pada tanggal 1 Mei
1929. Dengan demikian baik kereta api milik NIS maupun
kereta api SS dapat melalui jalur tersebut.
Perkembangan Teknologi
Perkeretaapian di Indonesia
LEBAR SEPUR 1067 • Mulai saat itu hubungan Jakarta - Surabaya. dapat dilakukan
tanpa harus ganti kereta api dan perjalanan dapat dilakukan
dalam satu hari. Waktu perjalanan yang sebelumnya 18 jam
bisa dipersingkat menjadi 11 jam.
• Kecuali DKARI ada pula operator lain yang terpisah, Kereta Api
Soematra Oetara Negara Repoeblik Indonesia dan Kereta Api Negara
Repoeblik Indonesia, yang kesemuanya beroperasi di Sumatera. Selain
itu, ada pula Verenigde Spoorwegbedrijf (VS) yang merupakan
gabungan dua belas operator kereta api swasta pada masa Hindia
Belanda. Pada akhirnya, DKARI dan Staatsspoorwegen en Verenigde
Spoorwegbedrijf (SS/VS) digabung menjadi satu sebagai Djawatan
Kereta Api (DKA)
Sejarah Perkeretaapian
di Indonesia
PERIODE • Ketika Jakarta jatuh ke tangan Netherlands Indies Civil Administration (NICA),
ibukota Indonesia pindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 3 Januari 1946 pukul
DKARI 18.00 WIB, Presiden Indonesia, Soekarno beserta keluarga dan rombongan
pejabat berangkat dari rumah kediaman di Jalan Pegangsaan Timur No. 56,
menuju stasiun Manggarai. Rangkaian kereta penumpang terdiri atas delapan
gerbong yang ditarik lokomotif C 2849 eks-Staatsspoorwegen.
• Suasana selama perjalanan keadaan sangat tegang. Di stasiun Manggarai,
dilakukan manuver langsir gerbong barang. Agar tidak mencurigakan, seluruh
lampu gerbong dibiarkan gelap gulita. Pada akhirnya, pada tanggal 4 Januari
1946 tiba di Kota Yogyakarta dan untuk mengenangnya, diperkenalkanlah
istilah kereta luar biasa (KLB). Pada saat itu pula, ibukota negara pindah ke
Yogyakarta.
• Pada tahun 1953, terjadi perpindahan era lokomotif uap ke lokomotif diesel di
lingkungan perkeretaapian Indonesia, dikenal dengan sebutan dieselisasi. Pada
masa itu, lokomotif CC200 didatangkan dari Alco-GE (Amerika Serikat) ke
Indonesia. Lokomotif ini memiliki dua kabin masinis dan bergandar Co'2'Co'
(tiga bogie yang kedua bogie depan dan belakangnya memiliki tiga gandar
penggerak, sedangkan satu bogie tengah memiliki dua gandar idle) karena
rendahnya beban gandar.
• Pada tahun 1955, CC200 menjadi andalan bagi kereta api pengangkut
rombongan Konferensi Asia Afrika di Kota Bandung. KLB ini berangkat dari
Jakarta menuju Bandung.
Sejarah Perkeretaapian
di Indonesia
• Nama DKA pun diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) pada
PERIODE PNKA
tahun 1963. PNKA kemudian memasukkan operator lainnya, seperti Deli
Spoorweg Maatschappij yang masih independen sehingga kereta api di
Indonesia hanya memiliki satu operator.[16] Pada masa ini, lokomotif diesel
hidraulik menjadi lazim pada masa ini. Seperti Bima Kunting, Kebo Kuning,
C300, D301, BB301, dan BB302. Lokomotif diesel elektrik antara lain BB201,
BB202 yang diproduksi 1967.
• Pada tanggal 1 Juni 1967 PNKA mengoperasikan kereta api Bima rute
Gambir-Surabaya Gubeng pp.[17] Kereta ini menggunakan rangkaian
gerbong berwarna biru dan merupakan kereta api pertama dengan sistem AC
berfreon di Indonesia. Pada awal pengoperasiannya, KA Bima mengikuti rute
Bintang Sendja. Namun, beberapa minggu kemudian rutenya pun diubah
melewati Purwokerto dan Yogyakarta, hingga saat ini.
• Pada tanggal 15 September 1971, nama PNKA berubah menjadi Perusahaan
PERIODE PJKA
Jawatan Kereta Api (PJKA, Perjanka) selama dekade 1970-an hingga awal
dekade 1990-an. PJKA dipimpin oleh Kepala PJKA (Kaperjanka). Pada masa
ini, perkeretaapian Indonesia mengalami kemunduran. PJKA menganggap
sejumlah jalur kereta api lintas cabang justru tidak mendatangkan
keuntungan secara ekonomis. Selain dari banyaknya penumpang gelap,
kerusakan lokomotif, maupun kerusakan prasarana perkeretaapian;
persaingan dengan mobil pribadi maupun angkutan umum telah
mengakibatkan kerugian besar bagi PJKA, sehingga PJKA merugi dan
terpaksa menutup jalur-jalur KA tersebut berikut stasiun dan seluruh
layanannya.
Sejarah Perkeretaapian
di Indonesia
PERIODE • Pada tahun 1977-1978 dan 1983, lokomotif CC201 dan BB203 generasi pertama dan kedua mulai
PJKA diimpor dari GE Transportation. CC201 adalah lokomotif yang sangat diandalkan pada masa itu
karena berpengalaman menarik segala jenis KA mulai dari eksekutif, bisnis, maupun ekonomi. PJKA
melakukan pengelompokan CC201 dan BB203. CC201 hanya untuk jalur rel berat, sedangkan BB203
digunakan untuk rel ringan. Bentuk kedua lokomotif itu sama, tetapi hanya susunan gandarnya yang
berbeda.
• Di Divisi Regional III Sumatera Selatan dan Lampung, diimporlah CC202 generasi pertama pada
tahun 1986. Dengan dilatarbelakangi meningkatnya kebutuhan angkutan batu bara, lokomotif ini
cukup menarik kereta Babaranjang. Selain itu, di Jawa diimporlah lokomotif BB302, BB303, BB304,
BB305, dan BB306. Pada masa itu, lokomotif diesel hidraulik di Jawa merajai layanan kereta lokal.
• Pada tanggal 6 Oktober 1976 beberapa saat setelah ditutupnya jalur kereta api Secang-Kedungjati,
Museum Kereta Api Ambarawa didirikan, menempati bekas stasiun Willem I di Ambarawa. Di sinilah
akhir riwayat sejumlah lokomotif uap yang berhenti beroperasi menarik kereta api lokal. Karena,
pada tahun 1980-an semua lokomotif uap dinyatakan tidak beroperasi untuk angkutan komersial
karena faktor usia.
Sejarah Perkeretaapian
di Indonesia
• Pada tanggal 2 Januari 1991, PJKA berubah menjadi Perusahaan Umum
PERIODE PERUMKA
Kereta Api (Perumka). Pada masa ini, kerugian-kerugian seperti yang dialami
PJKA pada beberapa tahun yang lalu dapat ditekan. Seluruh pegawainya
masih berstatus PNS yang diatur tersendiri dan diperbolehkan mencari laba.
• Zaman Perumka biasa disebut "zaman merah biru" karena semua cat
lokomotif yang dioperasikan secara komersial diubah menjadi merah dan biru
dengan logo Perumka putih di depan dan belakangnya, serta di bawah kaca
kabin masinis tepat di atas plat nomornya. Selain itu, cat livery semua kelas
kereta juga diubah, yakni untuk eksekutif dicat biru muda-biru tua, bisnis
dicat hijau tua-biru tua, ekonomi dicat merah tua-biru tua, serta bagasi dicat
biru tua polos. Semua kereta memiliki garis putih dengan logo Perumka
merah. Pada masa ini, lokomotif diesel elektrik merajai perkeretaapian
Indonesia sejak tenaga diesel hidraulik sudah tidak lagi cukup menarik kereta
api yang panjang.
• Pada tahun 1995 lahir kereta api eksekutif argo buatan PT Inka Madiun, yang
diberi nama Argo Bromo dan Argo Gede. Semua kereta eksekutif dicat putih
abu-abu dengan garis biru-biru tua dengan logo PT KAI di kiri dan
Departemen Perhubungan di kanan. Selain itu, diimpor pula CC203 dari
pabriknya, GE Transportation langsung. Lokomotif ini memiliki desain yang
aerodinamis.
• Akibat hadirnya kereta argo ini, kereta bisnis dan sebagian KRL Rheostatik
juga ikut dicat seperti skema kereta Argo pada masa itu. Kereta bisnis dicat
kuning-putih. Sedangkan KRL Rheostatik dicat putih-hijau tua. Pada tahun
1997 muncul kereta api Argo Bromo Anggrek yang dicat warna pink-putih.
Sementara itu, CC201 dan kereta ekonomi tetap "merasa nyaman" dengan cat
merah-birunya.
Sejarah Perkeretaapian
di Indonesia
• Akhirnya, pada tanggal 1 Juni 1999 Perumka secara resmi berubah menjadi
PERIODE PERSERO
PT Kereta Api (Persero (PT KA). Pada awal 1990-an dan 2000-an, PT KA tetap
mempertahankan cat merah-biru pada lokomotif-lokomotifnya, kecuali untuk
CC203.
• Pada tahun 2006 ke atas, CC201 dan sebagian besar lokomotif lainnya
kemudian berganti cat seperti CC203, yakni putih bergaris biru muda-biru
tua. Sementara itu terjadi perubahan pada seluruh rangkaian kereta
penumpang mulai dari eksekutif, bisnis, maupun ekonomi, menjadi seperti
yang dapat dilihat saat ini. Untuk lokomotif heritage menggunakan livery
PJKA.
• Pada masa ini, PT KA memperkenalkan sistem PSO (public service obligation),
terutama untuk kereta api ekonomi. PSO ini menggantikan sistem subsidi yang
sebelumnya dilaksanakan. Pada tahun 2007 disahkan Undang-Undang No. 23
Tahun 2007 yang menghapus monopoli yang dilakukan oleh PT KA.
Transformasi dan digitalisasi
• Era digitalisasi perkeretaapian Indonesia sudah muncul sejak 1980-an.
Digitalisasi mulai dirintis saat diluncurkannya lokomotif BB204 pada tahun
1980-an di Sumatera Barat. Selanjutnya CC204 dimodifikasi dari CC201
dengan menambahkan komputer BrightStar Sirius sehingga dapat memitigasi
kerusakan 45 menit sebelum kerusakan itu terjadi. Selain itu, pada tahun 2006
hingga 2011, dibuatlah lokomotif dengan mendasarkan pada desain CC203
dengan menambahkan komputer BrightStar Sirius di PT Inka sehingga
terciptalah CC204 batch II.
Sejarah Perkeretaapian
di Indonesia
PERIODE PERSERO • Pada dekade 2010-an telah banyak terjadi transformasi pada PT
KA. Pada tahun 2010 nama PT KA berubah menjadi PT Kereta Api
Indonesia (Persero) (PT KAI). Keluhan masyarakat dengan tidak
adanya AC pada kereta ekonomi, maka pada tahun 2010 muncul
kereta api ekonomi AC non-PSO dengan hadirnya kereta api
Bogowonto sebagai perintisnya.
• Pada tanggal 28 September 2011, logo PT KAI berganti.
Transformasi lain yang terletak pada sistem pertiketan. Tiket yang
semula hanya bisa dipesan di stasiun keberangkatan, kini sudah
dipesan di minimarket dan agen-agen tiket. Yang lebih hebatnya
lagi, muncul sistem boarding pass yang mengharuskan penumpang
membawa bukti identitas diri. Selain itu, pengelolaan stasiun kini
sangat bagus. Semua kereta api jarak menengah maupun jauh telah
dipasangi AC. Digitalisasi lokomotif di Indonesia terus maju sejak
CC205 dan CC206 diimpor untuk memperkuat armada PT KAI
saat ini.
Sejarah Perkeretaapian
di Indonesia
• Sebagai salah satu model transportasi massal yang dipakai oleh jutaan
PERIODE PERSERO
masyarakat, perkembangan perkeretaapian di Indonesia tak lepas dari sorotan
dan kelemahan. Faktor yang sering menjadi perhatian saat ini adalah tingkat
kecelakaan yang masih relatif tinggi baik kereta/gerbong yang anjlok,
tabrakan antara kereta api dengan kereta api, tabrakan antara kereta api
dengan kendaraan lain, banjir/longsor dan masalah lain yang sering dihadapi
oleh pengguna Kereta Api. Penyebab utama dari problematika ini dapat dilihat
pada sarana dan pemeliharaan rel yang tidak merata sehingga mengakibatkan
berbagai masalah. Pada tahun 2009, tercatat 255 orang menjadi korban
kecelakaan kereta api baik luka ataupun tewas.[ Sekitar 60 % kecelakaan
kereta api terjadi di perlintasan kereta api, yang umumnya tak memiliki
palang pintu bahkan tak berpenjaga. Sebanyak 2.923 palang pintu perlintasan
kereta api yang tersebar di pulau Jawa, tercatat sekitar 1.192 tidak dijaga
petugas.[ Artinya 40% perlintasan luput dari pengawasan pihak PT KAI yang
bertanggung jawab penuh menjamin keamanan dan keselamatan lalu lintas
sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 23 Tahun 2007 pasal 31, pasal 32,
pasal 33, pasal 34 dan pasal 124 yang telah disahkan oleh legislatif.
Penambahan jalur baru
• Sejak tahun 2015, pemerintah berencana untuk meningkatkan infrastruktur
perkeretaapian di Indonesia dengan menambah jalur baru, reaktifasi jalur non
aktif dan juga membuat jalur ganda, tidak hanya di koridor pulau Jawa, tapi
juga di koridor-koridor lainnya seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
dan Papua.
KUALANAMU SOEKARNO - HATTA MINANGKABAU
@hendri anomt