Anda di halaman 1dari 47

PENELUSURAN SILSILAH KELUARGA MENGGUNAKAN

SEMANTIC WEB DENGAN STUDI KASUS YAYASAN


MIFTAHUL QULUB
SKRIPSI

Oleh :
MUHAMMAD YUZRIL ICHZA MAULANA
NIM. 17650043

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM
MALANG
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

USULAN SKRIPSI

PENELUSURAN SILSILAH KELUARGA MENGGUNAKAN


SEMANTIC WEB DENGAN STUDI KASUS YAYASAN
MIFTAHUL QULUB

Oleh :
MUHAMMAD YUZRIL ICHZA MAULANA
NIM. 17650043

Telah disetujui pada tanggal ; 25 November 2021

Pembimbing I Yang Mengajukan

Agung Teguh W A, M.T Muhammad Yuzril Ichza Maulana


NIDT. 19860103201802011235 NIM.17650043

ii
LEMBAR PENGESAHAN

REVISI USULAN SKRIPSI

PENELUSURAN SILSILAH KELUARGA MENGGUNAKAN


SEMANTIC WEB DENGAN STUDI KASUS YAYASAN
MIFTAHUL QULUB

MUHAMMAD YUZRIL ICHZA MAULANA


17650043

Pada Tanggal :17 Maret 2022

Telah diperiksa, disetujui, dan disahkan oleh :

Fatchurrohman, M.Kom ( )
Penguji I :
NIP.19700731200501002
Totok Chamidy, M.Kom
Penguji II : ( )
NIP. 19612222006041001
Agung Teguh W A, M.T
Pembimbing I : NIDT.1986010320180201 ( )
1235

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
3.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
3.2 Rumusan masalah .................................................................................. 3
3.3 Tujuan penelitian ................................................................................... 3
3.4 Manfaat penelitian ................................................................................. 3
3.5 Batasan Masalah .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
4.1 Penelitian Terkait ................................................................................... 4
4.2 Web Semantik ....................................................................................... 6
4.2.1 Ontologi ......................................................................................... 8
4.2.2 Semantic Search ............................................................................. 9
4.3 Weighted Tree Languages .................................................................... 10
4.4 Resource Description Framework (RDF) ............................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 17
5.1 Metode Penelitian ................................................................................ 17
5.2 Desain Diagram Penelitian ................................................................... 17
5.3 Perancangan Sistem ............................................................................. 18
5.4 Pengumpulan Data ............................................................................... 18
5.5 Metode Pengembangan Sistem............................................................. 18
5.5.1 Arsitektur Umum Sistem .............................................................. 19
5.5.2 Analisis Kebutuhan Sistem ........................................................... 19
5.6 Desain Alur Aplikasi ........................................................................... 20
5.6.1 Flowchart Sistem .......................................................................... 21
5.6.2 Use Case Diagram ........................................................................ 22
5.6.3 Activity Diagram .......................................................................... 23
5.6.4 Sequence Diagram ........................................................................ 24
5.7 Desain Alur Metode ............................................................................. 26

iv
5.8 Arsitektur Umum ................................................................................. 27
5.8.1 Observasi Data ............................................................................. 27
5.8.2 Perancangan Ontologi ................................................................... 28
5.8.3 Perancangan SPARQL .................................................................. 30
5.8.4 Pembuatan Interface ..................................................................... 30
5.8.5 Rancangan Halaman Home ........................................................... 30
5.8.6 Halaman About............................................................................. 32
5.9 Pembuatan Bagan Silsilah Keturunan ................................................... 33
5.10 Cara Kerja Web Semantik dalam Pencarian Silsilah ............................. 37
5.10.1 Ilustrasi Pencarian String .............................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 40

v
BAB I
PENDAHULUAN
4.1 Latar Belakang
Dalam hubungan keluarga pentingnya mengenali anggota keluarga
besarnya, namun tidak sedikit orang yang malah tidak mengenali anggota keluarga
besarnya sendiri. Alasannya pun bermacam-macam; akibat tidak pernah bertemu,
akibat terpisah jarak, atau mungkin sejak awal tidak pernah diperkenalkan oleh
orang tua mereka. Di jawa, ada istilah ”aja nganti kepaten obor” jangan sampai
apinya padam. Jagon tersebut di ungkapkan ketika hendak membangun ikatan
silaturahmi dengan kerabat atau saudara (Wikedita, 2016).

Generasi terdahulu memang lebih baik dalam menjaga kekerabatan dalam


keluarga, karena mereka masih terikat oleh ikatan adat tradisional yang kuat dalam
berkehidupan. “Kehidupan sosial cultural mereka masih sangat sederhana dan
tuntutan hidup mereka belum selengkap saat ini. Sementara generasi sekarang
bersikap lebih tidak peduli dalam menyikapi kehidupan kekerabatan dan kehidupan
sosial pada umumnya (Drs Soleh Amini Yahman, 2010). Orangtua dahulu memang
sangat mementingkan acara silaturahim antar anggota keluarga. Belum adanya
teknologi media sosial seperti sekarang malah membuat acara kumpul-kumpul
dimanfaatkan betul untuk saling bercengkerama sehingga pertemuan menjadi
berkualitas. Mereka bisa mengetahui silsilah atau garis keturunan sampai tiga atau
empat generasi di atasnya. Tahu kakek ini punya anak dan cucu siapa saja, kenal
dengan sepupu jauh atau sepupu dekat, bahkan keluarga sahabat orangtua di
kampung bisa menjadi seperti keluarga dekat walau tidak satu garis keturunan.
Dalam surat lain, Allah melaknat orang – orang yang suka memutus tali silaturahmi
dan akan kembali kepada kejahilian di masa silam dengan mebiarkan darah
mengalir dan terputusnya hubungan keluarga yang sebagaimana dalam firmanya.

‫ر يسف ا ف َُ سِْفُت ْ َنأ‬ َ ‫ْ َضكماحف َأر ُافِّ س‬


‫طُفُت ت َض س أ‬

“Kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan


kekeluargaan.” (Muhammad: 22)

1
Generasi sekarang di sibukkan oleh urusan karier tanpa harus memikirkan
tali silaturrahim, yang berfokus untuk mencari nafkah demi masa depan anak-
anaknya, atau demi prestasi tertentu yang telah menjadi target kehidupannya.
Tuntutan kehidupan generasi sekarang jauh lebih tinggi, lebih rumit dan lebih
kompleks dari generasi terdahulu. Karena itu, seiring perubahan zaman, prioritas
kehidupan sosial pun berubah. Tidak adanya ikatan sosial dan emosional yang kuat
di antara orang-orang yang sebenarnya masih bersaudara adalah efek kerenggangan
kekerabatan yang sering kita lihat sekarang. Bahkan tak sedikit yang di masa tuanya
hidup sebatangkara karena tak tahu lagi siapa dan di mana saudaranya.

Dari sisi agama lebih berbahaya keluarga yang tidak dibiasakan mengenal
garis kekerabatannya, rentan terjadi pernikahan sedarah. Hal ini sangat dihindari
dalam Islam. Salah satu untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kesulitan tersbut dapat diatasi
dengan sistem pencarian data silsilah keluarga yang dapat membantu keturunan
dari keluarga tersebut dapat mengetahui garis keturunan keluarga. Selain itu,
berdasarkan penulusuran dalam penelitian ini pada website sistem informasi, saat
ini belum ada website yang mengemplementasi sistem pencarian silsilah keluarga
(H Ali Fikri Noor, 2012).

Atas permasalahan tersebut maka dari itu dalam penelitian ini penulis akan
membangun suatu sistem pencarian biografi tentang silsilah keturunan dengan studi
kasus yayasan pondok pesantren MIFTAHUL QULUB yang ada pada database
dengan metode semantic web. Hasil pencarian data silsilah yang sesuai
membutuhkan sistem yang lebih dari mesin pencari biasa. Pencarian semantik
merupakan pencarian suau konten berdasarkan konteks yang tepat dan bukan hanya
berdasarkan sintaksis keyword. Konten yang dimaksud dalam hal ini adalah teks
tertulis sedangkan konteks merupakan kondisi keberadaan teks yang diinginkan
pengguna. Pada dasarnya sistem pencarian biasa saat ini secara umum hanya
menyediakan pencarian berdasarkan kata yang dicari bukan berdasarkan relevansi
makna dari keyword itu sendiri (Hendri, 2014).

Semantic web merupakan teknologi pencarian web yang dapat mengolah


sebuah informasi berdasarkan metadata ( informasi mengenai informasi ) yang akan

2
di proses oleh komputer. Hasil pencaraian yang akurat dan relevan merupakan
target dari semantic web itu sendiri. Metadata diharpakan dapat membantu program
untuk mengartikan hasil pemasukan informasi sehingga hasil pencarian menjadi
lebih cepat dan tepat. Format metadata yang yang di definisikan oleh World Wide
Web Consurtium (W3C) adalah Resource Description Framework (RDF) yang
terdiri dari tiga komposisi yaitu subjek, predikat dan objek.subjek merupakan
entitas yang di tunjukkan oleh teks, sedangkan predikaat adalah komponen yang
menjelaskan sudut pandang dari subjek yang dijelaskan oleh objek. Sasaran dari
arsitektur smeantic web adalah menyediakan representasi pengetahuan agar
komputer dapat memproses informasi dalam skala global.

4.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah pada tugas akhir ini yaitu pencarian objek nama silsilah
keturunan keluarga pendiri pondok pesantren MIFTAHUL QULUB, yang terdiri
dari nama kepala keluarga dan keturunan keluarga silsilah pendiri pondok masih
belum ada sistem informasi tentang sejarah silsilah pondok pesantren. Pencarian
silsilah keluarga pendiri pondok berdasarkan beberapa jenis klasifikasi pencarian
seperti nama kepala keluarga dan sejarah kerturunan pendiri pondok masih belum
ada sistem untuk memudahkan pencarian silsilah keluarga, oleh sebab itu pada
penelitian ini maka di buatlah sistem informasi yang di terapkan metode semantic
search untuk mendapatkan hasil pencarian yang lebih spesifik dengan kata kunci
yang di inginkan.

4.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dari judul ini
adalah untuk membuat sistem informasi pencarian data dengan hasil sesuai dengan
inputan serta menampilkan biografsi dan sejarah dari yayasan pondok pesantren
MIFTAHUL QULUB.

4.4 Manfaat penelitian


Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini antara lain :

1. Mengetahui tehnik scrapping yang di terapkan dalam web


2. Mencipatakan sistem informasi pencarian silsilah pendiri keluarga pondok
yang lebih fokus pada hasil pencarian seperti nama kepala keluarga, nama

3
keturunan, biografi dan lain-lain yang digunakan untuk mendapatkan hasil
pencarian yang sesuai berdasarkan maknanya

4.5 Batasan Masalah


Untuk mencapai penelitian yang lebih terarah dan mempertimbangakan
keterbatasan yang ada, maka penelitian ini dibatasi hanya pada :

1. Sistem ini digunakan pada pencarian silsilah keluarga pendiri


pondok pesantren. Alur dari sistem ini adalah mencari silsilah
keluarga berdasarkan kata kunci yang telah dimasukkan oleh
pengguna nantinya.
2. Bentuk pencarian berupa nama kepala keluarga, tahun lahir atau pun
keyword yang diinputkan
3. Cakupan silsilah merupakan pendiri pondok pesantren
4. Hasil pencarian di kelompokkan berdasarkan nama kepala keluarga

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Penelitian Terkait
Penelitian berjudul Stepping Towards a Semantic web Search engine for
Accurate Outcomes in Favor of User Queries Using RDF and ontology technologies

4
(Langkah menuju web semantik mesin pencari untuk hasil yang akurat bagi
pengguna menggunakan teknologi RDF dan Ontologi) yang dilakukan oleh
Suryanarayana dkk dari Wisnu Institute of Technology di India yang membahas
tentang bagaimana agar hasil pencarian sesuai dengan maksud dan keinginan
pengguna. Pada penelitian ini juga terdapat perbandingan antara beberapa mesin
pencari yang memberikan hasil sesuai atau mendekati dengan apa yang dimaksud
oleh pengguna.

Penelitian yang berjudul Mesin Pencari Berbasis Semantic Search Dengan


Metode KMP (Knuth Morris Pratt) Pada Ensiklopedia Masjid Bersejarah di
Indonesia oleh Nur Khodijah Purna Sari pada tahun 2013 yang bertujuan untuk
membangun sistem pencarian dengan menerapkan semantik dan mengetahui
masjid-masjid yang ada di Indonesia. Kelebihan dari penelitian ini antara lain yaitu
hasil pencarian yang didapat sudah mendapatkan hasil yang tepat sesuai dengan
keyword yang diinputkan dan kekurangannya yaitu kurang meingimplementasikan
penggunaan subjek, predikat dan objek pada hasil pemisahan n-triple.

Pada penelitian selanjutnya Penerapan Metode Semantic Search Dalam


Mencari Relasi Kata Yang Terdapat Pada Al-Qur’an Terjemahan Bahasa Indonesia
(Muhammad Ari Rifki, 2014) yang berisi tentang pemodelan data RDF yang
disajikan dalam sintaksis XML dengan memanfaatkan rule dari query SPARQL
untuk memproses keyword dari user untuk memperoleh hasil pencarian berupa
konten-konten yang memuat dan berkaitan dengan keyword dan juga menampilkan
daftar keyword terkait dalam bentuk link. Kelebihan penelitian ini yaitu pencarian
dengan metode semantic search terbukti mampu menghasilkan pencarian kata yang
sesuai sekaligus menghasilkan kata lain yang terkait dan kekurangannya yaitu
diperlukan algoritma yang dapat menentukan nilai seberapa tinggi tingkat
persentase kesamaan makna pada kata kunci yang diinputkan oleh user dengan kata
kunci yang ada dalam model data rdf. Sehingga hasil pencariannya dapat
diurutkan dengan lebih efektif.

Pada penelitian yang berjudul Implementasi Web Scraping Pada Web


Semantik Berbasis Ontologi Untuk Data Obat Dan Penyakit pada tahun
2018 oleh Rizky Maulidya Afifa yang bertujuan untuk menghasilkan

5
sebuah Resource Description Framework (RDF) dan RDF Schema obat
yang telah terstruktur dan memiliki relasi antar data yang datanya akan
digunakan untuk infrastruktur perancangan sebuah ontologi.
Kelebihan sistem RDF ini dapat menyediakan infrastrukur untuk
pembangunan sebuah ontologi sehingga hubungan antar data semakin
kompleks dan kekurangannya yaitu database RDF dengan struktur yang
dirancang berdasarkan kebutuhan pengguna dan karakteristik obat yang
akan dijadikan sebuah informasi dirasa masih kurang luas cakupannya.

Sanket V. Jambhulkar (2016) dalam penelitian yang berjudul “Semantic web


application generation using protégé tool”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada
berbagai tools yang dapat digunakan untuk membangun ontologi pada web
semantik, salah satunya Protégé.

Faiqul Ihsan (2013) dalam skripsi yang berjudul “Mesin Pencari Berbasis
Semantik Web Menggunakan Algoritma Booyer-Moore Pada Ensiklopedia
Tanaman Obat” yang mengkaji tentang seberapa akurat dan cepat sistem pencarian
berbasis semantik web pada aplikasi ensiklopedia tanaman obat dengan
menggunakan algoritma Boyer-Moore.

5.2 Web Semantik


Web semantik sebagai pengembangan dari web yang ada saat ini dengan
informasi yang memiliki makna yang didefinisikan dengan baik (welldefined
meaning), lebih memampukan komputer dan manusia untuk bekerja sama
(Berners-Lee, 2000). Web semantik yang lebih dikenal dengan istilah web 3.0
adalah cara efisien untuk merepresentasikan data pada World Wide Web, atau
sebagai database yang terhubung secara global (Dharwiyanti, 2003).

Web semantik merupakan sebuah informasi yang terhubung secara global


dengan proses perancangan ontologi yang dibangun dengan skala data yang besar
yang dapat dimengerti dan dipahami oleh mesin. Hasil pengolahan informasi
tersebut kemudian akan ditampilkan kepada pengguna dalam bentuk pengetahuan

6
dengan makna yang berkaitan sesuai dengan informasi yang ingin diketahui
(Karsanti, 2006)

Gambar layer layer teknologi dalam Semantic Web

Gambar 2.1 Layer-layer teknologi dalam Semantik Web

Dalam pembuatan web semantik melibatkan sekumpulan standar yang


dikoordinasi oleh World Wide Web Consortium (W3C). Standar dalam rancangan
pembuatannya konsep web semantik terbagi menjadi beberapa layer teknologi
seperti pada gambar 1 (Badron, 2017), Teknologi ini terdiri atas:

a) Web Platform meliputi Unicode dan URI.


Unicode adalah standard representasi karakter komputer. URI (Uniform
Resources Identifier) merupakan standard untuk lokasi dan identitas
suatu resource (misalnya web page).
b) ML (Extensible Markup Language) dan Namespace, diartikan sebagai
aturan sintaks yang berfungsi untuk menampilkan struktur data pada web,
namun tidak menekankan batasan pada makna dari dokumen tersebut.
c) Knowledge Representation Structure merupakan RDF (Resource
Description Framework) sebuah model untuk representasi pengetahuan
secara sederhana dalam format triple (subjek, predikat dan objek) yang

7
dapat direpresentasikan dalam bentuk graph untuk menjelaskan resource
dan relasinya.
d) Semantik merupakan bentuk representasi pengetahuan lebih dalam dengan
menjelaskan komponen yang terdapat dalam RDF yang dikenal dengan
RDF Schema (RDFS) yang merujuk kepada Ontology Vocabulary (OWL)
yang menggambarkan sumber daya yang lebih kompleks.
e) Ontologi, merupakan vocabulary yang menyediakan banyak metadata untuk
menggambarkan hubungan antar kelas, karakteristik properti dan jumlah
kelas.
f) Logic berfungsi sebagai cara untuk meningkatkan bahasa ontologi ke level
lebih tinggi dan memperbolehkan penulisan dari deklarasi pengetahuan.
g) Proof bagian ini menentukan sebuah web semantik tervalidasi dan
didalamnya ada interoperabilitas dan skalabilitas. Bagian ini ditunjukan
dengan dimungkinkan terjadinya multiple RDF graf.
h) Trust bagian ini memungkinkan pengguna web semantik untuk
mempercayai suatu informasi pengetahuan.

5.2.1 Ontologi
Ontologi adalah komponen penting dalam web semantik. Ontologi dapat
digunakan untuk melakukan pengelolaan sumber daya informasi dari web dengan
cara dijelaskan kembali informasi yang didapat dari sekumpulan konsep dalam
bentuk basis data yang tersebar. Ontologi dapat dipresentasikan menggunakan
Ontology Web Language (OWL). OWL didesain untuk menjelaskan tentang
informasi mengenai objek-objek dan bagaimana objek-objek tersebut saling
berhubungan (Badron, 2017). Beberapa komponen OWL yaitu:

a. Instance atau individual, yaitu untuk menggambarkan elemen pada


domain.
b. Class atau objek yaitu untuk menjelaskan suatu konsep dari domain
yang terdiri dari beberapa individual.

Properties dibagi menjadi objek properties dan datatype properties. Objek


properties digunakan untuk menghubungkan individual dengan individual lain dan
datatype properties digunakan untuk menghubungkan individual dengan datatype

8
value. Web semantik membutuhkan sebuah vocabulary untuk membangun sebuah
RDF untuk infrastruktur perancangan ontologi. Dalam mengumpulkan sebuah
vocabulary dibutuhkan sebuah teknik scraping (ekstraksi data).

5.2.2 Semantic Search


Semantic Search secara singkatnya adalah metode pencarian untuk
menampilkan hasil pencarian yang sangat relevan dengan apa yang orang inginkan
atau orang cari.Sistem pencarian kata kunci yang ada sekarang menentukan level
kepentingan website berdasarkan kata-kata di dalamnya, seberapa sering situs lain
terhubung, dan lusinan ukuran lain. Teknologi ini mengacu pada proses untuk
memahami makna asli suatu kata (Zainal, 2014).

Adapun dua istilah metode dalam pencarian yaitu literal search (pencarian
literal) dan semantic search (pencarian semantik) :

a) Pencarian Literal yaitu mencari kata yang tepat sama dengan seperti apa
yang dituliskan pada kolom pencarian dan menampilkan hasil pencarian,
apakah file, halaman web, produk, atau atau informasi lainnya meskipun
terkadang isinya tidak relevan atau tidak menjawab atas apa yang kita cari.
Pencarian Literal adalah apa yang kita paling akrab dengan hari ini ,
sebagian karena itu yang paling mudah untuk komputer untuk melakukan.
b) Pencarian menggunakan web semantik memiliki perbedaan di bagian
dasar
pemrosesannya. Pada pencarian semantik, sistem atau web akan mencoba
memahami keyword yang diinputkan oleh user melalui analisis istilah
query SPARQL (Simple Protocol And RDF Query Language). Hasil yang
ditampilkan berupa data yang berkaitan dengan keyword yang dicari dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan perancangan sistem.

Pencarian semantik mendeskripsikan upaya mesin pencari untuk


menghasilkan hasil yang paling akurat dengan memahami:
a. Maksud pencari
b. Konteks pertanyaan
c. Hubungan antar kata

9
5.3 Weighted Tree Languages
Tree/pohon merupakan struktur data yang tidak linear/non linear yang
digunakan terutama untuk merepresentasikan hubungan data yang bersifat
hierarkis antara elemenelemennya.

Definisi tree : “Kumpulan elemen yang salah satu elemennya disebut


dengan root (akar) dan sisa elemen yang lain disebut sebagai simpul (node/vertex)
yang terpecah menjadi sejumlah himpunan yang tidak saling berhubungan satu
sama lain, yang disebut subtree/cabang”.

Istilah-istilah objek tree, adalah :

 Simpul adalah elemen tree yang berisi informasi / data dan


penunjuk pencabangan.
 Tingkat/level suatu simpul ditentukan dari akar (root), sebagai level
1. Apabila simpul dinyatakan sebagai tingkat N, maka simpul-
simpul yang merupakan anaknya berada pada tingkat N+1.
 Derajat/degree menyatakan banyaknya anak/turunan di simpul
tersebut. Contoh : Simpul A memiliki derajat 2 (B dan C), simpul
yang memiliki derajat 0 (nol) disebut leaf (daun) seperti : I, J, K, L,
N, dan O.
 inggi (height) atau kedalaman (depth) suatu tree adalah tingkat
maksimum dari tingkat dalam tree tersebut dikurangi 1. Contoh
dalam tree di atas, mempunyai depth 4.
 Ancestor suatu simpul adalah semua simpul yang terletak dalam
satu jalur dengan simpul tersebut, dari akar sampai simul yang
ditinjaunya. Contoh Ancestor L adalah A,C dan G.
 Predecessor adalah simpul yang berada di atas simpul yang ditinjau.
Contoh : Predecessor D adalah B.
 Successor adalah simpul yang berada di bawah simpul yang
ditinjau. Contoh : Successor D adalah I.

10
 Descendant adalah seluruh simpul yang terletak sesudah simpul
tertentu dan terletak pada jalur yang sama. Contoh : Descendant E
adalah J dan K.
 Sibling adalah simpul-simpul yang memiliki parent yang sama
dengan simpul yang ditinjau. Contoh : Sibling J adalah K
 Parent adalah simpul yang berada satu level di atas simpul yang
ditinjau. Contoh : Parent J adalah E

Sebuah pohon biner T dapat didefinisikan sebagai sekumpulan terbatas dari


elemen-elemen yang disebut node/simpul dimana : a. T dikatakan kosong (disebut
NULL Tree/pohon NULL atau empty tree/pohon kosong) b. T terdiri dari sebuah
node khusus yang dipanggil R, disebut root dari T dan node-node T lainnya
membentuk sebuah pasangan terurut dari binary tree T1 dan T2 yang tidak
berhubungan yang kemudian dipanggil subtree kiri dan subtree kanan. Jika T1 tidak
kosong maka rootnya disebut successor kiri dari R dan jika T2 tidak kosong, maka
rootnya disebut successor dari R.

Contoh :

Sebuah pohon biner T dapat didefinisikan sebagai sekumpulan terbatas dari


elemen-elemen yang disebut node/simpul dimana : a. T dikatakan kosong (disebut
NULL Tree/pohon NULL atau empty tree/pohon kosong) b. T terdiri dari sebuah

11
node khusus yang dipanggil R, disebut root dari T dan node-node T lainnya
membentuk sebuah pasangan terurut dari binary tree T1 dan T2 yang tidak
berhubungan yang kemudian dipanggil subtree kiri dan subtree kanan. Jika T1 tidak
kosong maka rootnya disebut successor kiri dari R dan jika T2 tidak kosong, maka
rootnya disebut successor dari R.

Gambar 3 menunjukkan graf yang merupakan pohon. Gambar 4a bukan


merupakan pohon karena memiliki sebuah sirkuit, yaitu adf. Sedangkan gambar 4b
bukan bukan merupakan pohon karena afd dan ceb tidak saling terhubung.

Pohon mempunyai beberapa sifat, yaitu:

 Terdiri dari simpul dan akar


 Terdapat sebuah lintasan yang menghubungkan setiap pasang simpul
dalam pohon tsb.

12
 Memiliki m = n-1 buah sisi, dimana n adalah banyaknya simpul dalam
pohon.
 Tidak memiliki sirkuit
 Penambahan satu sisi pada graf hanya akan membuat suatu sisi
 Semua sisinya adalah jembatan

Sifat-sifat diatas adalah hal yang mutlak harus dimiliki oleh sebuah pohon.
Apabila salah satu sifat tersebut tidak terpenuhi maka graf tersebut bukanlah sebuah
pohon. Dalam pohon, dikenal pohon berakar. Pohon berakar adalah sebuah pohon
yang salsah satu simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisi-sisinya diberi arah
sehingga menjadi graf berarah.Namun, pada penerapannya tanda panah pada pohon
berakar sering tidak ditulis.

Mengambil acuan pohon pada gambar 5, berikut akan dijelaskan beberapa


istilah yang sering dipakai dalam mempelajari pohon:

 Akar a adalah akar dari pohon pada gambar 5.


 Anak (child/children) e dan f adalah anak dari simpul b
 Orangtua (parent) b adalah parent dari e dan f
 Lintasan (path) Lintasan dari a ke h adalah a, b, e, h
 Saudara kandung (sibling) c dan d adalah saudara kandung dari b
 Upapohon (subtree) Sekumpulan simpul dengan akar pohon b adalah
subpohon dari pohon pada gambar 5.

13
 Derajat (degree) Derajat adalah jumlah anak yang dimiliki. Simpul a
memiliki derajat 3.
 Daun (leaf) Daun adalah simpul yang tidak mempunyai anak lagi
dibawahnya. h, i, j, l, m adalah daun.
 Simpul dalam (internal nodes) Simpul dalam adalah simpul yang
memiliki anak. g dan e adalah simpul dalam, sedangkan f bukan
simpul dalam karena tidak memiliki anak.
 Aras (level) Aras adalah ketinggian suatu simpul berada. Aras dari
simpul a adalah 0, b adalah 2, e adalah 3, dst.
 Tinggi/kedalaman (height/depth) Tinggi adalah aras maksimum dari
suatu pohon. Aras maksimum dari pohon pada gambar 5 adalah 4.

Pohon juga bisa dikelompokkan berdasarkan jumlah subpohon yang


dimilikinya. Pohon biner adalah sebutan untuk pohon yang memiliki maksimal dua
buah upapohon. Untuk pohon yang memiliki lebih dari dua buah upapohon disebut
dengan pohon n-aire, dengan n adalah jumlah upapohon maksimal yang boleh
dimiliki pohon tersebut. Pohon n-aire dikatan penuh apabila setiap simpul memiliki
sejumlah n. Jadi, pohon biner merupakan kasus khusus dari pohon n-ary dengan n
berjumlah dua buah. Pohon pada gambar 5 adalah contoh pohon n-ary dengan n
berjumlah tiga buah.

Pada aplikasinya, pohon biner merupakan pohon yang paling banyak


digunakan dibanding pohon n-ary lainnya. Beberapa aplikasi pohon biner dalam
bidang komputasi adalah algoritma Huffman, dan binary-search-tree.

5.4 Resource Description Framework (RDF)


Resource Description Framework (RDF) adalah suatu kerangka kerja umum
untuk bagaimana menggambarkan setiap sumber daya Internet seperti situs web dan
isinya (Badron, 2017)

RDF merupakan bahasa formal untuk menggambarkan informasi terstruktur.


Tujuan RDF adalah memungkinkan aplikasi untuk bertukar data di Web dengan
tetap mempertahankan makna aslinya. Berbeda dengan HTML dan XML, maksud
utama sekarang bukan untuk menampilkan dokumen dengan benar, melainkan
untuk memungkinkan pemrosesan lebih lanjut dan kombinasi ulang dari informasi

14
yang terkandung di dalamnya. RDF akibatnya sering dipandang sebagai format
representasi dasar untuk mengembangkan Web Semantik.

Manfaat RDF antara lain:


a) Dapat menghasilkan metadata tentang sumber daya internet dengan
kerangka kerja yang konsisten dalam bentuk RDF itu sendiri.
b) Perangkat lunak menjadi lebih mudah menjalankan RDF yang mencakup
standar sintaks untuk menggambarkan sumber daya dan query data.
c) Aplikasi bisa lebih mudah bertukar informasi sesuai kebutuhan dengan
standarisasi sintaks.
d) Mampu mendapatkan hasil pencarian yang lebih tepat berdasarkan
metadata yang sudah dikumpulkan
e) Para pengembang perangkat lunak akan memiliki data yang lebih tepat
untuk bekerja dengan lebih cerdas.

Cara kerja Resource Description Framework yaitu :

Uniform Resource Identifier (URI) merupakan semua sumber daya internet


termasuk juga Uniform Resource Locators (URL) yang mendefinisikan halaman
web yang sudah ditentukan. Extensible Markup Language (XML) sebagai bagian
dari RDF bisa dijadikan pilihan dalam membangun sistem dalam bentuk Hypertext
Markup Language (HTML) atau bisa dalam file terpisah (Badron, 2017).

Resource Description Framework (RDF) sekarang menjadi ekomendasi


W3C secara formal, artinya sudah siap untuk digunakan secara umum. W3C
merekomendasikan sistem yang mengacu kepada tujuan tertentu seperti
pendeskripsian dan keamanan yang saling berkaitan satu sama lain menggunakan
kelas yang berorientasi objek untuk pemodelan data dan pemrogramannya. Skema
class dan subclass bisa digunakan untuk menggambarkan komponen penyusun
RDF itu sendiri untuk menghemat pengulangan deskripsi pada RDF (Badron,
2017).

15
Pada RDF ada aturan-aturan khusus yang perlu dipahami untuk membangun
RDF sebagai dasar pengetahuan pada web. Dibawah ini 3 unsur penting dalam
pembuatan RDF, yaitu:

a) RDF Resource adalah segala sesuatu yang berisi URI seperti


http://www.sembarang.com/coba
b) Property adalah resource yang memiliki nama, contoh “pemilik”
atau “blog”
c) Property Value adalah nilai dari property, seperti “Leyser Timang”
atau dapat juga berupa resource.

W3C mendefinisikan RDF sebagai metode yang digunakan untuk


memodelkan informasi dengan menggunakan sekumpulan sintaks. Bagaimana
subjek-predikatobjek bisa terbentuk merupakan implementasi ide dasar dari RDF
(Laikaulfa, 2011).

Subjek merupakan sumber daya yang ingin dideksripsikan. Predikat


menjelaskan sifat dan karaktristik dari resource tersebut dan menggambarkan
hubungan antara subjek dan objek (Badron, 2017).

W3C merekomendasikan pendeskripsian Subjek-Predikat-Objek ini


sebagai komponen utama yang berfungsi untuk membuat perangkat lunak dapat
bertukar informasi, meyimpan data dan menggunakan informasi yang
didistribusikan melalui web sehingga membuat pengguna mendapatkan informasi
dengan lebih efisien dan akurat (Badron, 2017).

Property, class dan resource pada RDF bisa dideskripsikan dengan


menggunakan RDF Schema sebagai kamus data atau penggambaran kosa kata.
Hubungan ketiganya sangat berkaitan erat dan mempunyai fungsi satu sama lain
dalam pembuatan RDF yaitu mendefiniskan melalui web identifiers (URIs) serta
menguraikan sumber daya pengetahuan dengan property dan property values.
Ketiga unsur ini kemudian dikombinasikan membentuk sebuah statement yang
memiliki sebuah subjek, predikat dan objek (Badron, 2017).

16
BAB III
METODE PENELITIAN
6.1 Metode Penelitian
Pada bab ini menjelaskan tentang tahapan penelitian yang akan dilakukan
dalam proses perancangan aplikasi supaya memiliki struktur yang baik. Dengan
menggunakan proses sistematika ini bertujuan agar penelitian dapat dipahami oleh
pihak lain. Penelitian ini dirancang sistem informasi berupa pencarian data dengan
metode Semantic web.

 Metode Pengumpulan Data


1. Observasi
2. Studi Pustaka

6.2 Desain Diagram Penelitian

Gambar 3.1 Desain Diagram Penelitian

Pada gambar 3.1 dijelaskan berupa alur dari desain penelitian yang dimana
tahap awal adalah mencaari dan mengumpulkan data silsilah keluarga pada yayasan
pondok pesantren “MIFTAHUL QULUB”, selanjutnya setelah mendapatkan data
silsilah keluarga menentukan urutan silsilah keluarga dari yang tertua sama yang

17
termuda. Langkah selanjutnya menerapkan metode semantic ke dalam program
pencarian data dengan kata kunci nama dari silsilah tersbut. Kemudian didapatkan
hasil pencarian dengan kata kunci yang sesuai dengan yang di cari berupa data.

6.3 Perancangan Sistem


Perancangan Sistem adalah gambaran dari sebuah alur dalam sistem yang
akan dibangun. Dalam perancangan sistem ini terdapat 3 komponen, yaitu :
input, proses dan output. Perancangan sistem dari Deteksi Dini Covid-19
berbasis web menggunakan metode Semantic yang ditunjukkan
Gambar dibawah ini.

Gambar 3.1 Rancangan Umum Sistem

6.4 Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan
melakukan wawancara kepada Ketua Yayasan ponpes “MIFTAHUL QULUB” di
Mojokerto Dimana data ini berupa point pertanyaan mengenai sisilah keturunan
pendiri pondok pesantren tersebut.

6.5 Metode Pengembangan Sistem


Dalam meerancang Sistem Pencarian Silsilah Keluarga penelitian ini
menggunakan metode semantic web menggunakan metode pengembangan sistem,
bagaimana kata kunci yang di inputkan sesuai dengan keinginan pengguna bisa
tercapai atau tidak. Bagian sistem menjelaskan kesanggupan tools dalam
memprosesn inputan. Metode menjelaskan cara penyelesaian proses sesuai langkah
yang sudah di terapkan dalam sistem.

18
6.5.1 Arsitektur Umum Sistem
Arsitektur umum sistem menjelaskan tahap-tahap yang dilakukan untuk
membangun sistem mulai dari observasi sampai dengan pembuatan mesin pencari.
Adapun tahapan tersebut diantaranya.

a) Observasi Metadata
Observasi metadata pada skirpsi penelitian ini yaitu mencari informasi
mengenai isi dari data skripsi seperti nama kepala keluarga, anggota
keluarga serta klasifikasi dari nama keturunan yang dibuat untuk
menjadi bahan saat pembuatan sistem.
b) Pengumpulan Data
Hasil dari observasi yang sudah dilakukan sebelumnya menjadi
acuan untuk mengumpulkan data sesuai dengan kebutuhan sistem. Data
dikumpulkan dalam bentuk tabel untuk kemudian di proses pada tahap
selanjutnya
c) Ekstraksi Kata Kunci
Tahap ekstraksi kata kunci ini berfungsi untuk memfokuskan proses
pencarian pada inputan user. Data yang sudah dikumpulkan kemudian
dikonversi dalam bentuk SPARQL (Simple Protocol And RDF Query
Language) yang akan mengubah kata kunci untuk ditampilkan
langsung
pada halaman web.
d) Pembuatan pohom berbobot ( weighted tree languages )
Tahap terakhir yaitu pembuatan weighted tree languages. Pembuatan
weighted tree languages dilakukan menggunakan RDF dan bahasa
PHP. Untuk pemrosesan data yang akan ditampilkan di halaman web
menggunakan proses ontologi yang sudah dibangun dalam bentuk RDF
(Resource Description Framework)

6.5.2 Analisis Kebutuhan Sistem


Analisis kebutuhan adalah suatu kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu
sistem untuk melakukan proses kerja. Analisis kebutuhan bertujuan untuk
mengidentifikasi data dan proses yang dibutuhkan pada sistem serta untuk
menentukan kebutuhan fungsional dan non-fungsional sistem.

19
a) Kebutuhan Fungsionalitas
1. Sistem dapat menerima inputan dari user
2. Sistem mengecek keyword yang diinputkan user dengan
menggunakan algoitma Boyer Moore
3. Perangkat lunak mampu melakukan proses pencarian dan
menampilkan hasil pencarian dari keyword yang diinputkan oleh
pengguna.

b) Kebutuhan Non Fungsionalitas


Kebutuhan Non Fungsional adalah kebutuhan yang menitik beratkan
pada kinerja sistem, user friendly, efisiensi waktu, kontrol,
dokumentasi, dan kualitas sistem. Contohnya yaitu sistem yang user
friendly dan tampilan yang sederhana.

6.6 Desain Alur Aplikasi


Desain aplikasi menggambarkan cara kerja sistem dan objek apa saja yang
berhubungan dengan sistem. Pada perancangan sistem digunakan Rational Rose
yang merupakan standar spesifikasi dalam memetakan, menggambarkan dan
mengklasifikasi kerangka dari sistem.

20
6.6.1 Flowchart Sistem

Gambar 3.2 Flowchart Aplikasi Pencarian Silsilah Keluarga

Pada Gambar 3.3 merupakan flowchart dari sistem aplikasi mengunakan


web. Tampilan awal pada aplikasi ini adalah menu utama. User memiliki dua opsi
yaitu menu pencarian data dan melihat silsilah kelurga. Menu pertama berisi form
pecarian silsilah keluarga, dan menu kedua akan menampilkan silsilah keluarga
bedasarkan pencarian dan menurut kepala keluarga, dimana setelah user
memasukkan input pencarian maka akan muncul hasil pencarian.

21
6.6.2 Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem yang merujuk kepada apa saja yang bisa dilakukan suatu sistem
bukan bagaimana sistem berjalan. Selain itu dalam use case akan dijelaskan seperti
apa interaksi antara sistem dengan aktor. Peran aktor dalam sistem yang
digambarkan use case misalnya membuat daftar kebutuhan logistik, melakukan
login ke dalam sistem, mengedit data dan sebagainya. Sebuah/seorang aktor
merupakan entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk
melakukan hal-hal tertentu.

Gambar 3.3 Use Case Diagram

No Aktor Deskripsi
1 User Pengguna sebagai brainware yang
mengoperasikan sistem untuk mencari data
silsilah keluarga
2 Admin Admin berfungsi untuk pengeditan data
sistem untuk jalanya program

Table 3.1 Table Use Case

22
No Use Case Deskripsi
1 Login Halaman web dibuka pertama kali
2 Data User Sistem menyimpan data pengguna
3 Data Sililah Database yang berisi data silsilah
4 Menginput User memasukkan kata kunci data silsilah
keyword keluarga yang akan di cari
pencarian

Table 3.2 Table Use Case User

6.6.3 Activity Diagram


Activity diagram menggambarkan proses perancangan sistem dalam
bentuk diagram mulai dari awal, apa saja ketentuan yang ada serta hasil dari
proses akhir aktivitas yang digambarkan. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

23
Gambar 3.4 Activity Diagram Pencarian Data

Pada Gambar 3.5 digambarkan alur pencarian pada aplikasi.


Ketika User membuka sistem aplikasi maka akan muncul tampilan menu
utama (dashboard). Kemudian user mengisi form pencarian maka
akan tampil data keluarga pendiri pondok pesantren.

6.6.4 Sequence Diagram


Sequence diagram menjelaskan hubungan antar apa saja pada sistem
termasuk layout, user dan beberapa pesan yang digambarkan terhadap waktu.
Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal
(objek-objek yang terkait).

24
Gambar 3.5. Squence Diagram

Output dapat dihasilkan dari sebuah kejadian sebagai respon atas


langkahlangkah pada sequence diagram. Berawal dari apa yang memicu aktivitas
tersebut dalam hal ini ialah proses penginputan keyword oleh user, apa saja proses
dan perubahan yang terjadi secara internal dan apa bentuk keluarannya. Semua
objek pada sequence diagram termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Pesan
ditampilkan dalam bentuk garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya yang
menunjukkan keterkaitan. Pada fase desain berikutnya, pesan akan dipetakan
menjadi operasi/metode dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi
sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah pesan.

25
6.7 Desain Alur Metode
Desain alur metode algoritma Boyern Moore digambarkan dengan
menggunakan Flowchart dibawah ini :

Gambar 3.6 Flowchart System

Pada Gambar merupakan alur dari pengecekan untuk setiap kata yang ada
didalam kalimat. Dimulai dari penginputan kalimat. Kemudia setiap karakter akan
memiliki nilai untuk “bad character”, bad character dibuat untuk menentukan setiap
lompatan. Kemudian akan dilakukan pengecekan text dari kanan pattern. Cek

26
apakah karakter paling kanan pada pattern cocok dengan text, Jika tidak lakukan
pergeseran berdasarkan nilai bad character, jika ya tampilkan hasil pencarian.

6.8 Arsitektur Umum


Sistem pencarian silsilah keluarga pendiri pondok esantren, di bangun
menggunakan web semantik berbasis ontologi. Beberapa langkah yang dilakukan
diantaranya adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan keluarga pendiri
pondok tersebut. Data tersebut diambil dan disusun berdasarkan informasi yang
didapat dari pengurus pondok. Setelah data tersebut didapatkan, penelitian
selanjutnya adalah melakukan perancangan ontologi. Ontologi disusun agar data
saling terhubung satu dengan yang lainnya sehingga dapat menjadi sebuah
informasi. Data yang telah tersusun kemudian akan dikonversikan dalam bentuk
RDF agar data dapat diimplementasikan kedalam web semantik. Pada tahap
berikutnya dilakukan perancangan query SPARQL, query dirancang untuk
menentukan data yang akan diambil dan menentukan apakah RDF sistem telah
tersusun dengan baik. Penelitian berlanjut ketahap pembuatan interface. Interface
dibuat untuk mempermudahkan komunikasi user dengan sistem dalam melakukan
pencarian informasi yang diinginkan mengenai silsilah pendiri pondok. Berikut ini
merupakan arsitektur umum dalam perancangan sistem pencarian informasi pendiri
pondok pesantren.

Gambar 3.7 Diagram Arsitektur Sistem

6.8.1 Observasi Data


Peneliti melakukan observasi kebeberapa keluarga pondok yang
berhubungan dengan silsilah pendiri pondok pesantren tersebut. Beberapa buku
biografi yang digunakan untuk memperoleh data. Terdapat banyak sampel data

27
silsilah keluarga yang telah berhasil dikumpulkan. Berikut contoh data silsilah yang
telah dikumpulkan pada Table

Gambar 3.8. Gambar Data Silsilah Keluarga

6.8.2 Perancangan Ontologi


Ontologi merupakan sebuah konsep dan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah domain informasi dan hubungan antara istilah-istilah
tersebut. Sehingga ontologi dapat digunakan untuk menyajikan informasi secara
semantik serta melakukan pemetaan data menjadi informasi yang sistematis dan
terstruktur.

28
1. Menentukan Domain
Domain merupakan titik fokus dalam membangun ontologi. Domain pada
penelitian ini adalah silsilah keluarga dimana meliputi nama pendiri pondok
tersebut.
2. Menentukan Class dan Subclass

Gambar 3.9. Rancangan Class dan Subclass

Pada Gambar 3.9 merupakan class dan subclass dalam merancang ontologi.
Class dan subclass dibuat berdasarkan pengelompokan data-data yang ada, data
yang paling umum biasanya dibuat didalam class dan data yang lebih spesifik
dibuat didalam subclass.

3. Pendefinisian Property

Property menjelaskan hubungan antar elemen dalam ontologi. Property


terbagi atas dua, yaitu Object property dan Datatype Property. Object property
menghubungkan dua individual, sementara Datatype Property menghubungkan
individual dengan datatype value seperti integer, string, dateTime. Property
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah property menulis, menentukan dan

29
memiliki dimana property ini berfungsi untuk menjelaskan hubungan antara
class

4. Konversi Data ke RDF

Ide dasar dari RDF adalah bagaimpana kita dapat membuat pernyataan
mengenai sebuah sumber daya web dalam bentuk ekspresi “Subjek-Predikat-
Objek” (SPO). Dalam terminology RDF, SPO ini seringkali disebut dengan
istilah N-triple Subjek mengacu pada sumber daya yang dideskripsikan. Predikat
menggambarkan kelakuan atau karakteristik dar sumber daya tersebut dan
mengekspresikan hubungan antara subjek dan objek.

6.8.3 Perancangan SPARQL


Query SPARQL dirancang dan disusun untuk menentukan data yang akan
digunakan,dan memastikan apakah RDF tersusun dengan baik dan benar.

6.8.4 Pembuatan Interface


Pembuatan interface merupakan sebuah sarana interaksi antar pengguna
dengan sistem. Pada perancangan antarmuka sistem terdapat proses pembuatan
Graphic User Interface yang dapat mempermudah pengguna untuk menggunakan
sistem.

6.8.5 Rancangan Halaman Home


Halaman Home adalah halaman yang pertama kali akan ditampilkan saat
sistemdijalankan. Pada halaman Home terdapat beberapa menu lainnya untuk
diakses. Rancangan halaman Home ditunjukkan pada Gambar

30
Gambar 3.10 Halaman interface awal

Komponen yang digunakan untuk perancangan interface halaman utama form


Home berdasarkan Gambar 3.10. adalah sebagai berikut:

1. Button, berfungsi menuju halaman Home


2. Button, berfungsi menuju halaman About
3. Button, berfungsi login admin
4. Label, menjelaskan tentang website
5. Label, menampilkan Keterangan cari skripsi
6. Form, menampung kata kunci yang diiunputkan user
7. Button, memproses pencarian

31
6.8.6 Halaman About

Gambar 3.11 Halaman interface about

Komponen yang digunakan untuk perancangan interface halaman about


berdasarkan Gambar 3.11 adalah sebagai berikut:

1. Button, berfungsi menuju halaman Home


2. Label, menampilkan judul skripsi
3. Label, menampilkan nama dan NIM penulis skripsi
4. Label, Logo Universitas Maulana Malik Ibrahim Malanag
5. Label, menampilkan tulisan program studi dan fakultas

32
6.9 Pembuatan Bagan Silsilah Keturunan
Dalam pembuatan sebuah bagan silsilah keturunan, menggunakan pohon n-
ary. Jumlah n disini tidak dapat kita tentukan secara pasti karena dari waktu ke
waktu jumlah keturunan/anak dapat bertambah.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam membuat bagan silsilah keturunan
adalah menentukan seberapa jauh generasi yang ingin ditelusuri/digambarkan.
Ketika sudah ditentukan, maka diambil satu pasangan yang menjadi acuan, yaitu
pasangan yang berada di generasi paling awal.

Ketika acuan sudah ditentukan, maka penambahan pasangan tersebut


menjadi akar dari pohon yang akan dibuat. Setelah diletakkan maka pasangan yang
menjadi acuan tersebut akan berada pada aras-0 pada bagan silsilah keturunan yang
dibuat. Dalam contoh misalkan pasangan yang menjadi acuan tersebut adalah A dan
a. Tambahkan pasangan A/a kedalam bagan pada sehingga menjadi seperti pada
gambar 3.12.

Gambar 3.12 Penentuan acuan


Langkah kedua, pencarian berapa jumlah anak yang dimiliki oleh pasangan
tersebut. Jumlah anak dari pasangan ini tidak lain adalah derajat dari akar pohon
pada aras-0. Selanjutnya penambahan anak-anak dari pasangan tersebut sebagai
anak dari simpul pasangan A/a sehingga anak-anak tersebut akan menempati aras-
1. Misalkan pasangan A/a mempunyai tiga orang anak, yaitu B, C dan D. Langkah
ini digambarkan dalam gambar 3.13.

Gambar 3.13 Langkah kedua

33
Langkah ketiga, tulislah pasangan dari tiap simpul pada aras-1 jika ada.
Misalnya simpul B mempunyai pasangan b, simpul C tidak memiliki pasangan, dan
simpul D mempunyai pasangan d. Tambahkan pasangan tersebut disamping simpul
yang menjadi pasangannya. Langkah ini digambarkan dalam gambar 3.14.

Gambar 3.14 Langkah ketiga

Langkah keempat, pencarian keturunan/anak dari setiap simpul yang


memiliki pasangan. Jika ada, tambah sebagai anak dari simpul orangtuanya masing-
masing sehingga anak-anak tersebut akan menempati aras-2. Contoh pasangan B/b
mempunyai dua orang anak e, f dan pasangan D/d mempunyai tiga orang anak g, h,
i. Setelah anak-anak tersebut ditambahkan, maka bagan silsilah keturunan akan
terlihat seperti pada gambar 3.15.

Gambar 3.15 Langkah ke empat

Langkah kelima, perulangan langkah ketiga dan keempat hingga semua


subpohon telah mencapai daunnya, atau dengan kata lain semua keturunan hingga
generasi yang paling terakhir telah ditambahkan kedalam bagan silsilah keturunan.

34
Bagan silsilah keturunan diatas adalah yang paling sederhana. Sangat
dimungkinkan jika ingin membuatbagan silsilah keturunan yang berasal dari dua
keluarga atau lebih yang saling terhubung sekaligus. Contoh gambar 3.16.

Gambar 3.16 Lagkah kelima

Pada gambar 3.16, digambarkan bagan silsilah keturunan dari pasangan A/a
dan Z/z sekaligus. Hal ini penting untuk digambarkan dalam bagan karena antara
keluarga A/a dan Z/z mempunyai hubungan. Hubungan terjadi karena D yang
merupakan anak dari A/a menikahi d anak dari Z/z. Z/z kemudian mempunyai
seorang anak lagi, yaitu y yang menikahi Y. Z akhirnya mempunya seorang cucu
X.

Langkah-langkah untuk membuat bagan silsilah keturunan pada gambar


3.16 diatas sama dengan bagan silsilah keturunan pada gambar 3.15. Hanya ada
beberapa langkah tambahan yang perlu dilakukan dan proses nya menjadi sedikit
lebih panjang.

Berikut adalah prosesnya. Setelah selesai menggambarkan bagan seperti


pada gambar 3.15, harus menentukan keluarga dari pihak mana yang ingin
ditambahkan kedalam bagan. Contoh dalam kasus ini, kita ingin menambahkan
silsilah keturunan dari d ke dalam bagan.

Langkah selanjutnya, penelusuran siapa yang menjadi orangtua dari simpul


d. Misal Z/z adalah orangtua dari d. Tambakan Z/z sebagai parent dari simpul d.
Sehingga bagan silsilah keturunan menjadi seperti pada gambar 3.17.

35
Gambar 3.17 Lankah ke enam

Berikutnya, penelurusuran apakah ada anak lain yang menjadi anak Z/z
selain d. Jika ada maka penambahan data kedalam bagan. Misal Z/z mempunyai
anak lain yang y. Tambah y sebagai child dari Z/z. Sehingga bentuk bagan sekarang
seperti terlihat pada gambar 3.18.

Gambar 3.18 Hasil perulangan

Pada gambar di atas, perulangan langkah ketiga dan keempat seperti yang
dilakukan ketika membuat bagan seperti pada gambar 3.15, hingga semua
subpohon telah mencapai daunnya, atau dengan kata lain semua keturunan hingga
generasi yang paling terakhir telah ditambahkan kedalam bagan silsilah keturunan.

Dalam bagan pada gambar 3.18, silsilah keturunan yang dibuat berasal dari
dua keluarga besar, yaitu dari keluarga A/a dan Z/z. Untuk dapat
mengembangkannya menjadi lebih dari dua keluarga dapat digunakan cara yang
sama.

36
6.10 Cara Kerja Web Semantik dalam Pencarian Silsilah

Gambar 3.19 Contoh bagan silsilah keluarga

6.10.1 Ilustrasi Pencarian String


Teks : Masitah Baderi
Pattern : Deri
Pada pencarian menggunakan algoritma ini terdapat tabel suffix dan tabel
occurrence yang berguna untuk memberi nilai lompatan untuk mencocokkan karakter
pada teks, tabel suffix dan tabe occurrence dapat dilihat pada Tabel di bawah ini

Char Last
i Suffix Occurrance
Loacation
D 0
E 1
0 -4
R 2
1 -3
I 3
2 -2 Spasi -1
3 2 M -1
A -1
S -1
I -1
T -1
A -1
H -1

37
M A S I T A H B A D E R I
D E R I

Dapat dilihat bahwa terjadi pencocokan antara karakter, maka di dapat perhitungan
berdasarkan tabel 3.1

 Discrepancy index = 3
 Last occurrance index (y) = -1
 Good suffix (3) = 2
 Good suffix memberi lompatan (3) - (2) = 1
 Last occurrance memberi lompatan sebanyak (3) - (-1) = 4

M A S I T A H B A D E R I
D E R I

Dapat dilihat bahwa terjadi pencocokan antara karakter, maka di dapat perhitungan
berdasarkan tabel 3.1

 Discrepancy index = 3
 Last occurrance index (T) = -1
 Good suffix (3) = 2
 Good suffix memberi lompatan (3) - (2) = 1
 Last occurrance memberi lompatan sebanyak (3) - (-1) = 4

M A S I T A H B A D E R I
D E R I

Dapat dilihat bahwa terjadi pencocokan antara karakter, maka di dapat perhitungan
berdasarkan tabel 3.1

 Discrepancy index = 3
 Last occurrance index (D) = -1
 Good suffix (3) = 2
 Good suffix memberi lompatan (3) - (2) = 1
 Last occurrance memberi lompatan sebanyak (3) - (-1) = 4

M A S I T A H B A D E R I
D E R I

38
Pada lompatan terakhir karakter pada pattern akan di cocokan dari kanan ke kiri ketika
semua cock maka pencarian berhenti, berikut contoh pencarian pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.20 Contoh ilustrasi pencarian silsilah Baderi

Contoh pada gambar di atas merupakan hasil pencarian menggunakan kata


kunci Deri, menghasilkan beberapa nama yang terdapat kata Deri

39
DAFTAR PUSTAKA

Afuan, L., & Mustofa, K. (2016). Penerapan SWRL (Semantic Web Rule
Language) pada Domain Ontologi Universitas. Seminar Riset Teknologi
Informasi (SRITI) 2016.

Angriani, Rika. 2018. Sistem Pencarian Obyek Wisata di Sumatera Utara


Menggunakan Semantic Web Berbasis Ontologi. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.

Azis, Abdul. 2018. Implementasi Semantic Web Berbasis Ontologi Dengan


Algoritma Boyer-Moore Untuk Pencarian Jadwal Dokter Dari Beberapa
Rumah Sakit di Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Badron, Y. F., Agus, F., & Hatta, H. R. (2017). Studi Tentang Pemodelan
Ontologi Web Semantik Dan Prospek Penerapan Pada Bibliografi
Artikel Jurnal Ilmiah. Prosiding Seminar Ilmu Komputer Dan Teknologi
Informasi, 2(1), 164–169.

Chung, H., & Kim, J. (2016). An Ontological Approach for Semantic Modeling
of Curriculum and Syllabus in Higher Education. International Journal
of Information and Education Technology, 6(5), 365–369.
https://doi.org/10.7763/ijiet.2016.v6.715

Dalista, Silvia. 2018. Implementasi Semantik Web Berbasis Ontologi Pada


Keterkaitan Antar Skripsi. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Erinawati, H. (2012). Pembangunan Sistem Informasi Pembayaran Sekolah
Pada Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 1 Rembang Berbasis Web.
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering Dan Edukasi, 4(4), 40–
46.

Amalia, A., and R. Angriani. "North Sumatera tourism spots searching system
based on semantic web." In Journal of Physics: Conference Series, vol.
1235, no. 1, p. 012099. IOP Publishing, 2019.

40
Badron, Yunizar Fahmi, Fahrul Agus, and Heliza Rahmania Hatta. "Studi Tentang
Pemodelan Ontologi Web Semantik dan Prospek Penerapan pada
Bibliografi Artikel Jurnal Ilmiah." In Prosiding Seminar Ilmu Komputer
dan Teknologi Informasi, pp. 164-169. 2017.

Baeza-Yates, Ricardo, and Berthier Ribeiro-Neto. Modern information retrieval.


Vol. 463. New York: ACM press, 1999.

Dharwiyanti, Sri, and Romi Satria Wahono. "Pengantar Unified Modeling


Language (UML)." Ilmu Komputer (2003): 1-13.

GHOSH, DIPAYAN, and BEN SCOTT. "The Technologies Behind Precision


Propaganda on the Internet." (2018).

Hendri, Hendri. "PEMANFAATAN TEKNOLOGI WEB SEMATIK DALAM


PENCARIAN INFORMASI BERBASIS E-LEARNING." Jurnal
Processor 9, no. 3 (2017): 286-289.

Rosyidah, Dzakiyatur. "Question answering system menggunakan semantic web


dan algoritma Porter sebagai Stemmer kata." PhD diss., Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2014.

Ophie Edmund. “ Pohon dan Aplikasinya dalam Bagan Silsilah Keturunan.” Program Studi
Teknik Informatika (2014)

Kassim, Rahmany “Introduction to Semantic Search engine.” Faculty of Technology and


Information Science. Universitas Kebangsaan Malaysia, (2004)

Lukasova, A., Vajgl, M., & Zacek, M. (2016). Knowledge represented using RDF semantic
network in the concept of semantic web. AIP Conference Proceedings, 1738.
https://doi.org/10.1063/1.4951895

Muawanah, Asifatul. Implementasi Algoritma Boyer Moore Pada Pencarian Data Di Sistem
Informasi Manajemen Laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi.
Skripsi:Malang.Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

41
Zenuni, X., Raufi, B., Ismaili, F., & Ajdari, J. (2015). State of the Art of Semantic Web for
Healthcare. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 195, 1990–1998.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.06.213

42

Anda mungkin juga menyukai