Pencarian Sisilahn Keluarga Menggunakan Semantic Web
Pencarian Sisilahn Keluarga Menggunakan Semantic Web
Oleh :
MUHAMMAD YUZRIL ICHZA MAULANA
NIM. 17650043
i
LEMBAR PERSETUJUAN
USULAN SKRIPSI
Oleh :
MUHAMMAD YUZRIL ICHZA MAULANA
NIM. 17650043
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Fatchurrohman, M.Kom ( )
Penguji I :
NIP.19700731200501002
Totok Chamidy, M.Kom
Penguji II : ( )
NIP. 19612222006041001
Agung Teguh W A, M.T
Pembimbing I : NIDT.1986010320180201 ( )
1235
iii
DAFTAR ISI
iv
5.8 Arsitektur Umum ................................................................................. 27
5.8.1 Observasi Data ............................................................................. 27
5.8.2 Perancangan Ontologi ................................................................... 28
5.8.3 Perancangan SPARQL .................................................................. 30
5.8.4 Pembuatan Interface ..................................................................... 30
5.8.5 Rancangan Halaman Home ........................................................... 30
5.8.6 Halaman About............................................................................. 32
5.9 Pembuatan Bagan Silsilah Keturunan ................................................... 33
5.10 Cara Kerja Web Semantik dalam Pencarian Silsilah ............................. 37
5.10.1 Ilustrasi Pencarian String .............................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 40
v
BAB I
PENDAHULUAN
4.1 Latar Belakang
Dalam hubungan keluarga pentingnya mengenali anggota keluarga
besarnya, namun tidak sedikit orang yang malah tidak mengenali anggota keluarga
besarnya sendiri. Alasannya pun bermacam-macam; akibat tidak pernah bertemu,
akibat terpisah jarak, atau mungkin sejak awal tidak pernah diperkenalkan oleh
orang tua mereka. Di jawa, ada istilah ”aja nganti kepaten obor” jangan sampai
apinya padam. Jagon tersebut di ungkapkan ketika hendak membangun ikatan
silaturahmi dengan kerabat atau saudara (Wikedita, 2016).
1
Generasi sekarang di sibukkan oleh urusan karier tanpa harus memikirkan
tali silaturrahim, yang berfokus untuk mencari nafkah demi masa depan anak-
anaknya, atau demi prestasi tertentu yang telah menjadi target kehidupannya.
Tuntutan kehidupan generasi sekarang jauh lebih tinggi, lebih rumit dan lebih
kompleks dari generasi terdahulu. Karena itu, seiring perubahan zaman, prioritas
kehidupan sosial pun berubah. Tidak adanya ikatan sosial dan emosional yang kuat
di antara orang-orang yang sebenarnya masih bersaudara adalah efek kerenggangan
kekerabatan yang sering kita lihat sekarang. Bahkan tak sedikit yang di masa tuanya
hidup sebatangkara karena tak tahu lagi siapa dan di mana saudaranya.
Dari sisi agama lebih berbahaya keluarga yang tidak dibiasakan mengenal
garis kekerabatannya, rentan terjadi pernikahan sedarah. Hal ini sangat dihindari
dalam Islam. Salah satu untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kesulitan tersbut dapat diatasi
dengan sistem pencarian data silsilah keluarga yang dapat membantu keturunan
dari keluarga tersebut dapat mengetahui garis keturunan keluarga. Selain itu,
berdasarkan penulusuran dalam penelitian ini pada website sistem informasi, saat
ini belum ada website yang mengemplementasi sistem pencarian silsilah keluarga
(H Ali Fikri Noor, 2012).
Atas permasalahan tersebut maka dari itu dalam penelitian ini penulis akan
membangun suatu sistem pencarian biografi tentang silsilah keturunan dengan studi
kasus yayasan pondok pesantren MIFTAHUL QULUB yang ada pada database
dengan metode semantic web. Hasil pencarian data silsilah yang sesuai
membutuhkan sistem yang lebih dari mesin pencari biasa. Pencarian semantik
merupakan pencarian suau konten berdasarkan konteks yang tepat dan bukan hanya
berdasarkan sintaksis keyword. Konten yang dimaksud dalam hal ini adalah teks
tertulis sedangkan konteks merupakan kondisi keberadaan teks yang diinginkan
pengguna. Pada dasarnya sistem pencarian biasa saat ini secara umum hanya
menyediakan pencarian berdasarkan kata yang dicari bukan berdasarkan relevansi
makna dari keyword itu sendiri (Hendri, 2014).
2
di proses oleh komputer. Hasil pencaraian yang akurat dan relevan merupakan
target dari semantic web itu sendiri. Metadata diharpakan dapat membantu program
untuk mengartikan hasil pemasukan informasi sehingga hasil pencarian menjadi
lebih cepat dan tepat. Format metadata yang yang di definisikan oleh World Wide
Web Consurtium (W3C) adalah Resource Description Framework (RDF) yang
terdiri dari tiga komposisi yaitu subjek, predikat dan objek.subjek merupakan
entitas yang di tunjukkan oleh teks, sedangkan predikaat adalah komponen yang
menjelaskan sudut pandang dari subjek yang dijelaskan oleh objek. Sasaran dari
arsitektur smeantic web adalah menyediakan representasi pengetahuan agar
komputer dapat memproses informasi dalam skala global.
3
keturunan, biografi dan lain-lain yang digunakan untuk mendapatkan hasil
pencarian yang sesuai berdasarkan maknanya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Penelitian Terkait
Penelitian berjudul Stepping Towards a Semantic web Search engine for
Accurate Outcomes in Favor of User Queries Using RDF and ontology technologies
4
(Langkah menuju web semantik mesin pencari untuk hasil yang akurat bagi
pengguna menggunakan teknologi RDF dan Ontologi) yang dilakukan oleh
Suryanarayana dkk dari Wisnu Institute of Technology di India yang membahas
tentang bagaimana agar hasil pencarian sesuai dengan maksud dan keinginan
pengguna. Pada penelitian ini juga terdapat perbandingan antara beberapa mesin
pencari yang memberikan hasil sesuai atau mendekati dengan apa yang dimaksud
oleh pengguna.
5
sebuah Resource Description Framework (RDF) dan RDF Schema obat
yang telah terstruktur dan memiliki relasi antar data yang datanya akan
digunakan untuk infrastruktur perancangan sebuah ontologi.
Kelebihan sistem RDF ini dapat menyediakan infrastrukur untuk
pembangunan sebuah ontologi sehingga hubungan antar data semakin
kompleks dan kekurangannya yaitu database RDF dengan struktur yang
dirancang berdasarkan kebutuhan pengguna dan karakteristik obat yang
akan dijadikan sebuah informasi dirasa masih kurang luas cakupannya.
Faiqul Ihsan (2013) dalam skripsi yang berjudul “Mesin Pencari Berbasis
Semantik Web Menggunakan Algoritma Booyer-Moore Pada Ensiklopedia
Tanaman Obat” yang mengkaji tentang seberapa akurat dan cepat sistem pencarian
berbasis semantik web pada aplikasi ensiklopedia tanaman obat dengan
menggunakan algoritma Boyer-Moore.
6
dengan makna yang berkaitan sesuai dengan informasi yang ingin diketahui
(Karsanti, 2006)
7
dapat direpresentasikan dalam bentuk graph untuk menjelaskan resource
dan relasinya.
d) Semantik merupakan bentuk representasi pengetahuan lebih dalam dengan
menjelaskan komponen yang terdapat dalam RDF yang dikenal dengan
RDF Schema (RDFS) yang merujuk kepada Ontology Vocabulary (OWL)
yang menggambarkan sumber daya yang lebih kompleks.
e) Ontologi, merupakan vocabulary yang menyediakan banyak metadata untuk
menggambarkan hubungan antar kelas, karakteristik properti dan jumlah
kelas.
f) Logic berfungsi sebagai cara untuk meningkatkan bahasa ontologi ke level
lebih tinggi dan memperbolehkan penulisan dari deklarasi pengetahuan.
g) Proof bagian ini menentukan sebuah web semantik tervalidasi dan
didalamnya ada interoperabilitas dan skalabilitas. Bagian ini ditunjukan
dengan dimungkinkan terjadinya multiple RDF graf.
h) Trust bagian ini memungkinkan pengguna web semantik untuk
mempercayai suatu informasi pengetahuan.
5.2.1 Ontologi
Ontologi adalah komponen penting dalam web semantik. Ontologi dapat
digunakan untuk melakukan pengelolaan sumber daya informasi dari web dengan
cara dijelaskan kembali informasi yang didapat dari sekumpulan konsep dalam
bentuk basis data yang tersebar. Ontologi dapat dipresentasikan menggunakan
Ontology Web Language (OWL). OWL didesain untuk menjelaskan tentang
informasi mengenai objek-objek dan bagaimana objek-objek tersebut saling
berhubungan (Badron, 2017). Beberapa komponen OWL yaitu:
8
value. Web semantik membutuhkan sebuah vocabulary untuk membangun sebuah
RDF untuk infrastruktur perancangan ontologi. Dalam mengumpulkan sebuah
vocabulary dibutuhkan sebuah teknik scraping (ekstraksi data).
Adapun dua istilah metode dalam pencarian yaitu literal search (pencarian
literal) dan semantic search (pencarian semantik) :
a) Pencarian Literal yaitu mencari kata yang tepat sama dengan seperti apa
yang dituliskan pada kolom pencarian dan menampilkan hasil pencarian,
apakah file, halaman web, produk, atau atau informasi lainnya meskipun
terkadang isinya tidak relevan atau tidak menjawab atas apa yang kita cari.
Pencarian Literal adalah apa yang kita paling akrab dengan hari ini ,
sebagian karena itu yang paling mudah untuk komputer untuk melakukan.
b) Pencarian menggunakan web semantik memiliki perbedaan di bagian
dasar
pemrosesannya. Pada pencarian semantik, sistem atau web akan mencoba
memahami keyword yang diinputkan oleh user melalui analisis istilah
query SPARQL (Simple Protocol And RDF Query Language). Hasil yang
ditampilkan berupa data yang berkaitan dengan keyword yang dicari dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan perancangan sistem.
9
5.3 Weighted Tree Languages
Tree/pohon merupakan struktur data yang tidak linear/non linear yang
digunakan terutama untuk merepresentasikan hubungan data yang bersifat
hierarkis antara elemenelemennya.
10
Descendant adalah seluruh simpul yang terletak sesudah simpul
tertentu dan terletak pada jalur yang sama. Contoh : Descendant E
adalah J dan K.
Sibling adalah simpul-simpul yang memiliki parent yang sama
dengan simpul yang ditinjau. Contoh : Sibling J adalah K
Parent adalah simpul yang berada satu level di atas simpul yang
ditinjau. Contoh : Parent J adalah E
Contoh :
11
node khusus yang dipanggil R, disebut root dari T dan node-node T lainnya
membentuk sebuah pasangan terurut dari binary tree T1 dan T2 yang tidak
berhubungan yang kemudian dipanggil subtree kiri dan subtree kanan. Jika T1 tidak
kosong maka rootnya disebut successor kiri dari R dan jika T2 tidak kosong, maka
rootnya disebut successor dari R.
12
Memiliki m = n-1 buah sisi, dimana n adalah banyaknya simpul dalam
pohon.
Tidak memiliki sirkuit
Penambahan satu sisi pada graf hanya akan membuat suatu sisi
Semua sisinya adalah jembatan
Sifat-sifat diatas adalah hal yang mutlak harus dimiliki oleh sebuah pohon.
Apabila salah satu sifat tersebut tidak terpenuhi maka graf tersebut bukanlah sebuah
pohon. Dalam pohon, dikenal pohon berakar. Pohon berakar adalah sebuah pohon
yang salsah satu simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisi-sisinya diberi arah
sehingga menjadi graf berarah.Namun, pada penerapannya tanda panah pada pohon
berakar sering tidak ditulis.
13
Derajat (degree) Derajat adalah jumlah anak yang dimiliki. Simpul a
memiliki derajat 3.
Daun (leaf) Daun adalah simpul yang tidak mempunyai anak lagi
dibawahnya. h, i, j, l, m adalah daun.
Simpul dalam (internal nodes) Simpul dalam adalah simpul yang
memiliki anak. g dan e adalah simpul dalam, sedangkan f bukan
simpul dalam karena tidak memiliki anak.
Aras (level) Aras adalah ketinggian suatu simpul berada. Aras dari
simpul a adalah 0, b adalah 2, e adalah 3, dst.
Tinggi/kedalaman (height/depth) Tinggi adalah aras maksimum dari
suatu pohon. Aras maksimum dari pohon pada gambar 5 adalah 4.
14
yang terkandung di dalamnya. RDF akibatnya sering dipandang sebagai format
representasi dasar untuk mengembangkan Web Semantik.
15
Pada RDF ada aturan-aturan khusus yang perlu dipahami untuk membangun
RDF sebagai dasar pengetahuan pada web. Dibawah ini 3 unsur penting dalam
pembuatan RDF, yaitu:
16
BAB III
METODE PENELITIAN
6.1 Metode Penelitian
Pada bab ini menjelaskan tentang tahapan penelitian yang akan dilakukan
dalam proses perancangan aplikasi supaya memiliki struktur yang baik. Dengan
menggunakan proses sistematika ini bertujuan agar penelitian dapat dipahami oleh
pihak lain. Penelitian ini dirancang sistem informasi berupa pencarian data dengan
metode Semantic web.
Pada gambar 3.1 dijelaskan berupa alur dari desain penelitian yang dimana
tahap awal adalah mencaari dan mengumpulkan data silsilah keluarga pada yayasan
pondok pesantren “MIFTAHUL QULUB”, selanjutnya setelah mendapatkan data
silsilah keluarga menentukan urutan silsilah keluarga dari yang tertua sama yang
17
termuda. Langkah selanjutnya menerapkan metode semantic ke dalam program
pencarian data dengan kata kunci nama dari silsilah tersbut. Kemudian didapatkan
hasil pencarian dengan kata kunci yang sesuai dengan yang di cari berupa data.
18
6.5.1 Arsitektur Umum Sistem
Arsitektur umum sistem menjelaskan tahap-tahap yang dilakukan untuk
membangun sistem mulai dari observasi sampai dengan pembuatan mesin pencari.
Adapun tahapan tersebut diantaranya.
a) Observasi Metadata
Observasi metadata pada skirpsi penelitian ini yaitu mencari informasi
mengenai isi dari data skripsi seperti nama kepala keluarga, anggota
keluarga serta klasifikasi dari nama keturunan yang dibuat untuk
menjadi bahan saat pembuatan sistem.
b) Pengumpulan Data
Hasil dari observasi yang sudah dilakukan sebelumnya menjadi
acuan untuk mengumpulkan data sesuai dengan kebutuhan sistem. Data
dikumpulkan dalam bentuk tabel untuk kemudian di proses pada tahap
selanjutnya
c) Ekstraksi Kata Kunci
Tahap ekstraksi kata kunci ini berfungsi untuk memfokuskan proses
pencarian pada inputan user. Data yang sudah dikumpulkan kemudian
dikonversi dalam bentuk SPARQL (Simple Protocol And RDF Query
Language) yang akan mengubah kata kunci untuk ditampilkan
langsung
pada halaman web.
d) Pembuatan pohom berbobot ( weighted tree languages )
Tahap terakhir yaitu pembuatan weighted tree languages. Pembuatan
weighted tree languages dilakukan menggunakan RDF dan bahasa
PHP. Untuk pemrosesan data yang akan ditampilkan di halaman web
menggunakan proses ontologi yang sudah dibangun dalam bentuk RDF
(Resource Description Framework)
19
a) Kebutuhan Fungsionalitas
1. Sistem dapat menerima inputan dari user
2. Sistem mengecek keyword yang diinputkan user dengan
menggunakan algoitma Boyer Moore
3. Perangkat lunak mampu melakukan proses pencarian dan
menampilkan hasil pencarian dari keyword yang diinputkan oleh
pengguna.
20
6.6.1 Flowchart Sistem
21
6.6.2 Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem yang merujuk kepada apa saja yang bisa dilakukan suatu sistem
bukan bagaimana sistem berjalan. Selain itu dalam use case akan dijelaskan seperti
apa interaksi antara sistem dengan aktor. Peran aktor dalam sistem yang
digambarkan use case misalnya membuat daftar kebutuhan logistik, melakukan
login ke dalam sistem, mengedit data dan sebagainya. Sebuah/seorang aktor
merupakan entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk
melakukan hal-hal tertentu.
No Aktor Deskripsi
1 User Pengguna sebagai brainware yang
mengoperasikan sistem untuk mencari data
silsilah keluarga
2 Admin Admin berfungsi untuk pengeditan data
sistem untuk jalanya program
22
No Use Case Deskripsi
1 Login Halaman web dibuka pertama kali
2 Data User Sistem menyimpan data pengguna
3 Data Sililah Database yang berisi data silsilah
4 Menginput User memasukkan kata kunci data silsilah
keyword keluarga yang akan di cari
pencarian
23
Gambar 3.4 Activity Diagram Pencarian Data
24
Gambar 3.5. Squence Diagram
25
6.7 Desain Alur Metode
Desain alur metode algoritma Boyern Moore digambarkan dengan
menggunakan Flowchart dibawah ini :
Pada Gambar merupakan alur dari pengecekan untuk setiap kata yang ada
didalam kalimat. Dimulai dari penginputan kalimat. Kemudia setiap karakter akan
memiliki nilai untuk “bad character”, bad character dibuat untuk menentukan setiap
lompatan. Kemudian akan dilakukan pengecekan text dari kanan pattern. Cek
26
apakah karakter paling kanan pada pattern cocok dengan text, Jika tidak lakukan
pergeseran berdasarkan nilai bad character, jika ya tampilkan hasil pencarian.
27
silsilah keluarga yang telah berhasil dikumpulkan. Berikut contoh data silsilah yang
telah dikumpulkan pada Table
28
1. Menentukan Domain
Domain merupakan titik fokus dalam membangun ontologi. Domain pada
penelitian ini adalah silsilah keluarga dimana meliputi nama pendiri pondok
tersebut.
2. Menentukan Class dan Subclass
Pada Gambar 3.9 merupakan class dan subclass dalam merancang ontologi.
Class dan subclass dibuat berdasarkan pengelompokan data-data yang ada, data
yang paling umum biasanya dibuat didalam class dan data yang lebih spesifik
dibuat didalam subclass.
3. Pendefinisian Property
29
memiliki dimana property ini berfungsi untuk menjelaskan hubungan antara
class
Ide dasar dari RDF adalah bagaimpana kita dapat membuat pernyataan
mengenai sebuah sumber daya web dalam bentuk ekspresi “Subjek-Predikat-
Objek” (SPO). Dalam terminology RDF, SPO ini seringkali disebut dengan
istilah N-triple Subjek mengacu pada sumber daya yang dideskripsikan. Predikat
menggambarkan kelakuan atau karakteristik dar sumber daya tersebut dan
mengekspresikan hubungan antara subjek dan objek.
30
Gambar 3.10 Halaman interface awal
31
6.8.6 Halaman About
32
6.9 Pembuatan Bagan Silsilah Keturunan
Dalam pembuatan sebuah bagan silsilah keturunan, menggunakan pohon n-
ary. Jumlah n disini tidak dapat kita tentukan secara pasti karena dari waktu ke
waktu jumlah keturunan/anak dapat bertambah.
Hal pertama yang harus dilakukan dalam membuat bagan silsilah keturunan
adalah menentukan seberapa jauh generasi yang ingin ditelusuri/digambarkan.
Ketika sudah ditentukan, maka diambil satu pasangan yang menjadi acuan, yaitu
pasangan yang berada di generasi paling awal.
33
Langkah ketiga, tulislah pasangan dari tiap simpul pada aras-1 jika ada.
Misalnya simpul B mempunyai pasangan b, simpul C tidak memiliki pasangan, dan
simpul D mempunyai pasangan d. Tambahkan pasangan tersebut disamping simpul
yang menjadi pasangannya. Langkah ini digambarkan dalam gambar 3.14.
34
Bagan silsilah keturunan diatas adalah yang paling sederhana. Sangat
dimungkinkan jika ingin membuatbagan silsilah keturunan yang berasal dari dua
keluarga atau lebih yang saling terhubung sekaligus. Contoh gambar 3.16.
Pada gambar 3.16, digambarkan bagan silsilah keturunan dari pasangan A/a
dan Z/z sekaligus. Hal ini penting untuk digambarkan dalam bagan karena antara
keluarga A/a dan Z/z mempunyai hubungan. Hubungan terjadi karena D yang
merupakan anak dari A/a menikahi d anak dari Z/z. Z/z kemudian mempunyai
seorang anak lagi, yaitu y yang menikahi Y. Z akhirnya mempunya seorang cucu
X.
35
Gambar 3.17 Lankah ke enam
Berikutnya, penelurusuran apakah ada anak lain yang menjadi anak Z/z
selain d. Jika ada maka penambahan data kedalam bagan. Misal Z/z mempunyai
anak lain yang y. Tambah y sebagai child dari Z/z. Sehingga bentuk bagan sekarang
seperti terlihat pada gambar 3.18.
Pada gambar di atas, perulangan langkah ketiga dan keempat seperti yang
dilakukan ketika membuat bagan seperti pada gambar 3.15, hingga semua
subpohon telah mencapai daunnya, atau dengan kata lain semua keturunan hingga
generasi yang paling terakhir telah ditambahkan kedalam bagan silsilah keturunan.
Dalam bagan pada gambar 3.18, silsilah keturunan yang dibuat berasal dari
dua keluarga besar, yaitu dari keluarga A/a dan Z/z. Untuk dapat
mengembangkannya menjadi lebih dari dua keluarga dapat digunakan cara yang
sama.
36
6.10 Cara Kerja Web Semantik dalam Pencarian Silsilah
Char Last
i Suffix Occurrance
Loacation
D 0
E 1
0 -4
R 2
1 -3
I 3
2 -2 Spasi -1
3 2 M -1
A -1
S -1
I -1
T -1
A -1
H -1
37
M A S I T A H B A D E R I
D E R I
Dapat dilihat bahwa terjadi pencocokan antara karakter, maka di dapat perhitungan
berdasarkan tabel 3.1
Discrepancy index = 3
Last occurrance index (y) = -1
Good suffix (3) = 2
Good suffix memberi lompatan (3) - (2) = 1
Last occurrance memberi lompatan sebanyak (3) - (-1) = 4
M A S I T A H B A D E R I
D E R I
Dapat dilihat bahwa terjadi pencocokan antara karakter, maka di dapat perhitungan
berdasarkan tabel 3.1
Discrepancy index = 3
Last occurrance index (T) = -1
Good suffix (3) = 2
Good suffix memberi lompatan (3) - (2) = 1
Last occurrance memberi lompatan sebanyak (3) - (-1) = 4
M A S I T A H B A D E R I
D E R I
Dapat dilihat bahwa terjadi pencocokan antara karakter, maka di dapat perhitungan
berdasarkan tabel 3.1
Discrepancy index = 3
Last occurrance index (D) = -1
Good suffix (3) = 2
Good suffix memberi lompatan (3) - (2) = 1
Last occurrance memberi lompatan sebanyak (3) - (-1) = 4
M A S I T A H B A D E R I
D E R I
38
Pada lompatan terakhir karakter pada pattern akan di cocokan dari kanan ke kiri ketika
semua cock maka pencarian berhenti, berikut contoh pencarian pada gambar di bawah ini.
39
DAFTAR PUSTAKA
Afuan, L., & Mustofa, K. (2016). Penerapan SWRL (Semantic Web Rule
Language) pada Domain Ontologi Universitas. Seminar Riset Teknologi
Informasi (SRITI) 2016.
Badron, Y. F., Agus, F., & Hatta, H. R. (2017). Studi Tentang Pemodelan
Ontologi Web Semantik Dan Prospek Penerapan Pada Bibliografi
Artikel Jurnal Ilmiah. Prosiding Seminar Ilmu Komputer Dan Teknologi
Informasi, 2(1), 164–169.
Chung, H., & Kim, J. (2016). An Ontological Approach for Semantic Modeling
of Curriculum and Syllabus in Higher Education. International Journal
of Information and Education Technology, 6(5), 365–369.
https://doi.org/10.7763/ijiet.2016.v6.715
Amalia, A., and R. Angriani. "North Sumatera tourism spots searching system
based on semantic web." In Journal of Physics: Conference Series, vol.
1235, no. 1, p. 012099. IOP Publishing, 2019.
40
Badron, Yunizar Fahmi, Fahrul Agus, and Heliza Rahmania Hatta. "Studi Tentang
Pemodelan Ontologi Web Semantik dan Prospek Penerapan pada
Bibliografi Artikel Jurnal Ilmiah." In Prosiding Seminar Ilmu Komputer
dan Teknologi Informasi, pp. 164-169. 2017.
Ophie Edmund. “ Pohon dan Aplikasinya dalam Bagan Silsilah Keturunan.” Program Studi
Teknik Informatika (2014)
Lukasova, A., Vajgl, M., & Zacek, M. (2016). Knowledge represented using RDF semantic
network in the concept of semantic web. AIP Conference Proceedings, 1738.
https://doi.org/10.1063/1.4951895
Muawanah, Asifatul. Implementasi Algoritma Boyer Moore Pada Pencarian Data Di Sistem
Informasi Manajemen Laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi.
Skripsi:Malang.Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
41
Zenuni, X., Raufi, B., Ismaili, F., & Ajdari, J. (2015). State of the Art of Semantic Web for
Healthcare. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 195, 1990–1998.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.06.213
42