Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

UPTD BAPENDA SAMARINDA SEBRANG WILAYAH 1


PAJAK HIBURAN

Disusun Oleh:

NAMA : DIFA SHEILLA ANJANI WIJAYA


NIS : 2112608
KELAS : XII AKUNTANSI 1
PROGRAM KEAHLIAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 19 SAMARINDA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN DARI SEKOLAH

Nama Sekolah : SMK Negeri 19 Samarinda

Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan

Alamat Sekolah : Jl. Telaga Sari Blok F, RT 46 Rw. Makmur, Kec. Palaran, Kota
Samarinda, Kalimantan Timur

Samarinda, 10 Oktober 2023

Pembimbing Sekolah Ketua Jurusan Akuntansi

Rully Andriani, S.Pd Istikomah, S.E


NUPTK.3438772673230103 NIPPPK.197709082022212015

Mengetahui:

Mengetahui:

Kepala SMK Negeri 19 Samarinda

Drs. H.Suharto
NIP.19640514199003101
HALAMAN PENGESAHAN DARI INDUSTRI

Laporan praktek kerja industri telah diperiksa dan disetujui pembimbing serta

pimpinan pada :

Tempat : UPTD Bapenda Samarinda Sebrang Wilayah 1

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Oktober 2023

Mengetahui:

Pembimbing Industri Kepala Industri UPTD

Sabaruddin, SE Romansyah, SH
NIP.197308282007011019 NIP.1977012082001120002
KATA PENGANTAR
Segala puji dan Syukur kepada Allah SWT. Atas kehadiran Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis daapat selama Praktek
Kerja pada tanggal 10 Juli – 10 Oktober 2023.
Keberhasilan dalam melaksanakan PRAKERIND ini adalah karena adanya
peran serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Suharto selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 19 Samarinda.
2. Bapak Arif Purwanto, M. Pd selaku Ketua Prakerind.
3. Ibu Istikomah, SE selaku ketua jurusan Akuntansi Dan Keuangan Lembaga SMK
Negeri 19 Samarinda.
4. Ibu Rully Andriani, S.Pd selaku guru pembimbing praktek kerja industri.
5. Bapak Romansyah, SH selaku pimpinan uptd Bapendda Wilayah 1 Samarinda
Seberang .
6. Bapak sabaruddin, SE selaku pembimbing Prakter Kerja Industri di UPTD Bapenda
Wilayah 1 Samarinda Seberang .
7. Seluruh karyawan di UPTD Bapenda Wilayah 1 Samarinda Seberang.
8. Orang tua, dan kakak yang senantiasa memberi dukungan, baik segi moral maupun
material.
9. Teman – teman seperjuangan yang memberi motivasi, semangat dan doa dalam
kegiatan PRAKERIND.
Semoga segala yang telah diberikan dalam kegiatan Praakter Kerja Industri, Penulis
terhadap informasi yang tertuang di dalam laporan Praktek Kerja Industri dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.

Samarinda, 10 Oktober 2023


Penyusun

Difa Sheilla Anjani Wijaya


NIP. 2112608
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN DARI SEKOLAH......................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN DARI INDUSTRI.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................iii
BAB 1............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................5
1.2 Tujuan Prakerind Di Bapenda Wilayah 1 Samarinda Seberang...............................................6
1.3 Hasil Yang Diharapkan............................................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah..................................................................................................................6
BAB II............................................................................................................................................7
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN.................................................................................................7
2.1 Sejarah Berdirimya Instansi....................................................................................................7
2.2 Visi dan Misi...........................................................................................................................7
2.3 Cover Value UPTD Pendapatan Daerah..................................................................................8
2.4 Pelayanan UPTD Bapenda......................................................................................................8
2.5 Struktur Organisasi Instansi....................................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................................10
PEMBAHASAN............................................................................................................................10
3.1 Pengertian Pajak Hiburan.....................................................................................................10
3.2 Pengaruh Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah................................................10
3.3 Kebijakan Mekanisme Pembayaran Wajib Pajak Hiburan...................................................11
BAB IV.........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................................................14
Lampiran....................................................................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pendidikan, khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Program Kerja Industri (Prakerin) bertujuan untuk menyampaikan sumber daya manusia
yang siap bekerja secara terampil dengan kemampuan yang diperolehnya. Oleh karena
itu, program prakerin memegang peran yang sangat penting bagi sekolah untuk
mengetahui seberapa jauh ilmu yang telah dikuasai peserta didik dalam penerapannya di
dunia usaha yang sebenarnya.

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dalam praktik kerja yang dilakukan oleh
sekolah dengan dunia industri. Program prakerin ini adalah salah satu cara yang efektif
untuk memandukan antara teori dan praktik yang diterima disekolah dengan praktik
kerja yang secara nyata di perusahaan tersebut. Jadi praktek dan teori yang didapat oleh
siswa bisa digunakan untuk masa depan. Selanjutnya membuat laporan dimana pada
tahap ini siswa harus mempertanggungjawabkan apa yang mereka laporkan secara
tertulis dan segala kegiatan didepan penguji.

Pajak ini sering digunakan untuk mendukung program-program pemerintah,


infrastruktur, atau kebijakan sosial seperti pajak hiburan. Pajak hiburan dapat bervariasi
dalam bentuk dan tingkatannya tergantung pada yudistri dan jenis hiburan yang
dikenakan pajak. Latar belakangnya sering kali melibatkan pertimbangan tentang
bagaimana mengenakan pajak dengan adil, apakah melalui tiket masuk, persentase dari
pendapatan kotor, atau metode lainnya.

Selain itu, pajak hiburan juga dapat memiliki implikasi ekonomi, seperti
mempengaruhi harga tiket atau pendapatan artis dan pemilik tempat hiburan. Seiring
dengan perkembangan industri hiburan dan teknologi, peraturan mengenai pajak
hiburan dapat berubah dan berkembang. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang
latar belakang dan implementasi pajak hiburan sangat penting bagi pemerintah dan
pelaku industri hiburan.

6
7
1.2 Tujuan Prakerind Di Bapenda Wilayah 1 Samarinda Seberang
1. Mengetahui proses pengajuan pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2)
2. Mengetahui proses pengimputan data wajib pajak
3. Untuk memperoleh wawasan dan pengalaman kerja sebagai bekaal di Dunia
kerja
4. Tujuannya untuk bisa melatih kemampuan siswa dalam Dunia Industri.

1.3 Hasil Yang Diharapkan


1. Memberikan pengetahuan dan wawasan siswa tentang jenis jenis pajak.
2. Mengetahui proses pengajuan Pajak Bumi dan Banguna (PBB-P2)
3. Menambah wawasan pengetahuan siswa terhadap dunia kerja kepada siswa
siswa SMK

1.4 Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Pajak Hiburan?
2. Seberapa Besar Pengaruh Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Samarinda?
3. Mengapa Kebijakan Mekanisme Pembayaran Wajib Pajak Hiburan Harus di
Terapkan?

4.

8
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirimya Instansi


Dinas Pendapatan Daerah yang disingkat Dispenda merupakan unsur pelaksaana
Pemerintah Daerah Kota Samarinda yang menangani tentang pendapatan Daerah, teruta
mengenai Pajak Daerah dan Retribusi daerah yang dipungut dari Masyarakat untuk
keperluan pembiayaan penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan Daerah. Pada
Bulan Mei 2015 Dispenda mendirikan 2 Unit Pelaksana Teknis Daerah yang terdiri dari
UPTD Samarinda Seberang dan Samarinda Utara.

UPTD Pendapatan Daerah Samarinda Seberang berdiri pada Bulan Mei 2015
dimana lingkup kerja meliputi tiga (3) kKecamatan yaitu Kecamatan Samarinda
Seberang, Kecamatan Loa Janan Ilir, dan Kecamatan Palaran. Pada tahun 2017
DISPENDA telah terjadi perubahan pada strukturnya sesuai dengan PP No. 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah. Dinas Pendapatan Daerah Kota Samarinda berubah
menjadi Badan Pendapatan Daerah Kota Samarinda (BAPENDA) sehingga UPTD
Pendapatan Daerah Kota Samarinda pun mengalami perubahan menjadi UPTD Badan
Pendapatan Daerah Samarinda Seberang (UPTD BAPENDA) Samarinda Seberang.

2.2 Visi dan Misi


1. Visi
Terwujudnya pengelolaan Pendapatan Daerah yang Akuntable menuju
struktur Pendapatan yang kuat dan mandiri.
2. Misi

Untuk mewujudkan Visi Badan Pendaptan Daerah Kota Samarinda

a. Mewujudkan pengelolaan dan pelayanan yang Efektif, Responsive, dan


Akuntable
b. Mewujudkan pengolahan dan potensi Pendapatan Daerah dalam Optimalisasi
peningkatan Pendapatan Daerah

9
c. Menumbuhkembangkan Kesadaran, Kepatuhan, dan Kepatutan mesyarakat
dalam membayar Pajak

2.3 Cover Value UPTD Pendapatan Daerah


Prinsip-prinsip dan Nilai-nilai organisasi yang perlu dikembangkan untuk
mencapai Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah Kota Samarinda adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip-prinsip
Demokrasi, Partisipasi, Akuntabilistas, dan Desentralisasi
2. Nilai-nilai
Keadilan, Profesional, Integritas, Tanggung Jawab, Kemandirian,
Disiplin, Kerjasama, dan Kebersamaan dalam Keberagaman.

2.4 Pelayanan UPTD Bapenda


1. Memfasilitasi permohonan wajib pajak
2. Pendaftaran Objek Pajak Daerah (Pendaftaran Objek dan Subjek Pajak Baru)
3. Official, Cek Lokasi Data Baru dan Permohonan Pemutahiran Data
4. Penyampaian dan Menghimpun Kembali SPOP/LSPOP dan SPPDT Kepada
Wajib Pajak Daerah
5. Penyampaian SPPTD, SKPD, dan Surat Teguran
6. Self Assessment (Melayani data BPHTB dan perhotelan, Rumah Kost, dan
Hiburan)

10
2.5 Struktur Organisasi Instansi
PENGELOLA SARANA DAN
PRASARANA
- Rustan SH
-Lukmanul Hakim

PENGADMINISTRASIAN UMUM
-Sabariah
-Rika Arisandi

PENGOLAH DATA
-M Maulidan D.P
-Arif Setiawan

PENGADMINISTRASIAN KEUANGAN
-Herlina A
NIP.19771208200121002

PENGELOLA PENDAFTARAN,
Kepala Subag TU PENDATAAN PAJAK, DAN RETRIBUSI
Romansyah SH
Kepala UPTD

Sabaruddin SE -Hardianti Dharma P


-Norma Susanti

PENGELOLA PAJAK DAERAH


-Fahrizal
Kelompok Jabatan Fungsional
-Akhmad Taswin
Aulia Rahman

PENGELOLA DATA DAN DOKUMENTASI


-Antung Firmandana
-Fitra Bayu Dananjaya

PENGADMINISTRASIAN PAJAK
-Amarsa Daffa Dwitama
-Dwi Nurul Sayekti

PRAMU KEBERSIHAN
-Jumiati

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pajak Hiburan


Pajak hiburan adalah jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah terhadap
kegiatan atau acara hiburan tertentu yang diselenggarakan di suatu wilayah. Jenis
hiburan ini dapat mencakup berbagai kegiatan seperti konser, pertunjukan seni,
bioskop, pertandingan olahraga, atau acara rekreasi lainnya.
Tujuan dari pajak hiburan adalah untuk mengumpulkan pendapatan bagi
pemerintah dan juga mengatur atau mengontrol kegiatan hiburan di wilayah
tersebut. Pungutan pajak ini dapat berupa persentase dari pendapatan atau penjualan
tiket, atau bisa juga dalam bentuk pajak tetap.
Setiap negara atau wilayah memiliki peraturan dan tarif pajak hiburan yang
berbeda-beda, dan hal ini seringkali diatur dalam undang-undang atau peraturan
khusus terkait pajak hiburan. Penting untuk diingat bahwa aturan dan tarif pajak
hiburan dapat berubah dari waktu ke waktu, jadi selalu bijak untuk memeriksa
regulasi terbaru atau berkonsultasi dengan otoritas pajak setempat atau profesional
pajak yang terkualifikasi untuk informasi yang paling mutakhir

3.2 Pengaruh Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Pengaruh pajak hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat


bervariasi tergantung pada berbagai faktor termasuk besarnya industri hiburan di daerah
tersebut, tarif pajak yang diterapkan, dan efisiensi dalam pengumpulan pajak. Beberapa
poin penting yang dapat dipertimbangkan dalam menganalisis pengaruhnya adalah:
a. Ukuran dan Pertumbuhan Industri Hiburan
b. Tarif dan Jenis Pajak Hiburan
c. Efisiensi Pengumpulan Pajak
d. Resesi atau Krisis Ekonomi
e. Diversifikasi Pendapatan
f. Peningkatan Ekonomi Daerah
g. Kebijakan dan Regulasi Pemerintah Daerah

12
3.3 Kebijakan Mekanisme Pembayaran Wajib Pajak Hiburan

Penerapan kebijakan mekanisme pembayaran wajib pajak hiburan memiliki


beberapa alasan yang mendasar, di antaranya:
Pendapatan Negara: Pajak hiburan merupakan salah satu sumber pendapatan
negara yang signifikan. Dengan memungut pajak dari industri hiburan, pemerintah
dapat memperoleh dana yang diperlukan untuk mendukung berbagai program dan
proyek publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Mengurangi Penghindaran Pajak: Tanpa mekanisme pembayaran wajib, ada risiko


besar bahwa sebagian besar pendapatan dari industri hiburan akan luput dari pengenaan
pajak. Dengan menerapkan mekanisme wajib, pemerintah dapat meminimalkan
penghindaran pajak dan memastikan bahwa pajak yang seharusnya dibayar benar-benar
disetorkan.

Mengatur Industri Hiburan: Kebijakan pajak dapat digunakan sebagai alat untuk
mengatur dan mengawasi industri hiburan. Hal ini dapat mencakup penetapan tarif
pajak yang bersaing untuk mendorong pertumbuhan sektor ini, atau bahkan untuk
mengontrol praktik bisnis yang tidak etis.

Mengurangi Ketimpangan Ekonomi: Pajak hiburan dapat digunakan sebagai alat


redistribusi kekayaan, mengurangi ketimpangan ekonomi dengan memaksa sektor
hiburan untuk berbagi beban pajak yang lebih besar.

Mendorong Transparansi Keuangan: Dengan mewajibkan pelaku industri hiburan


untuk membayar pajak, ini mendorong transparansi dalam kegiatan keuangan mereka.
Hal ini dapat membantu menghindari praktik keuangan ilegal atau pencucian uang

Memberikan Dukungan untuk Industri Hiburan Itu Sendiri: Dengan memungut


pajak yang wajar, pemerintah dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan
untuk mendukung dan mengembangkan sektor hiburan. Misalnya, dana ini bisa
digunakan untuk memberikan insentif atau bantuan keuangan kepada produser,
seniman, dan pelaku industri lainnya.
13
Menegakkan Kepatuhan dan Hukum: Mekanisme pembayaran wajib pajak
hiburan membantu memastikan bahwa pelaku industri mematuhi peraturan dan hukum
yang berlaku. Ini dapat menciptakan lingkungan bisnis yang lebih teratur dan adil.

Penting untuk dicatat bahwa implementasi kebijakan pajak hiburan harus


dilakukan dengan bijak dan mempertimbangkan kepentingan semua pihak terkait untuk
mencapai hasil yang seimbang dan adil bagi semua pemangku kepentingan.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Pajak Hiburan Pajak hiburan adalah jenis pajak yang dikenakan
oleh pemerintah terhadap kegiatan atau acara hiburan tertentu yang diselenggarakan
di suatu wilayah.
Penting untuk diingat bahwa aturan dan tarif pajak hiburan dapat berubah dari
waktu ke waktu, jadi selalu bijak untuk memeriksa regulasi terbaru atau
berkonsultasi dengan otoritas pajak setempat atau profesional pajak yang
terkualifikasi untuk informasi yang paling mutakhir.
Pengaruh Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pengaruh pajak
hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat bervariasi tergantung pada
berbagai faktor termasuk besarnya industri hiburan di daerah tersebut, tarif pajak
yang diterapkan, dan efisiensi dalam pengumpulan pajak.
Beberapa poin penting yang dapat dipertimbangkan dalam menganalisis
pengaruhnya adalah:
a. Ukuran dan Pertumbuhan Industri Hiburan
b. Tarif dan Jenis Pajak Hiburan
c. Efisiensi Pengumpulan Pajak
d. Resesi atau Krisis Ekonomi
e. Diversifikasi Pendapatan
f. Peningkatan Ekonomi Daerah
g. Kebijakan dan Regulasi Pemerintah Daerah

Memberikan Dukungan untuk Industri Hiburan Itu Sendiri: Dengan memungut


pajak yang wajar, pemerintah dapat menghasilkan pendapatan yang dapat
digunakan untuk mendukung dan mengembangkan sektor hiburan.

15
B. Saran
Setelah penulis melakukan Praktik Kerja Industri, penulis mencoba memberikan
saran- saran kepada semua pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan.
Saran-saran ini kami harapkan agar pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
selanjutnya dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam
Praktik Kerja Lapangan. Adapun saran-saran tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Siswa
a. Siswa dapat mempersiapkan diri sebelum melakukan Praktik
Kerja Industri (PRAKERIN) dengan mengusai bidang yang akan
diterapkan dalam perusahaan, meningkatkan profesionalisme dalam
melaksanakan tugas yang diberikan dan tentunya memiliki etika
yang baik terhadap karyawan maupun lingkungan perusahaan.
b. Jangan malu untuk terus bertanya dan mencoba hal baru guna
mendapatkan ilmu yang mungkin tidak kita dapatkan di sekolah.
2. Bagi Perusahaan
a. Membuat/menyusun deskripsi tugas dan jadwal kegiatan yang
terstruktur yang ada di perusahaan sehingga mahasiswa Praktik
Kerja Industri dapat memahami tugas dan melaksanakan Praktik
Kerja Industri dengan baik.
b. Memberikan kesempatan dan pendampingan kepada siswa Praktik
Kerja Industri untuk dapat melihat dan belajar secara langsung
sistem kerja perpajakan sehingga siswa mendapatkan pengalaman
kerja dan target kompetensi Praktik Kerja Industri dapat tercapai.
3. Bagi SMK Negeri 19 Samarinda
a. Memberikan pembekalan kepada mahasiswa sebelum melakukan
Praktik Kerja Industri.
b. Peran guru pembimbing Praktik Kerja Industri dapat ditingkatkan
kembali guna memberikan bimbingan dan arahan dalam
melaksanakan dan menyusun laporan Praktik Kerja Industri.

16
Lampiran

Dokumentasi : Pendataan Realisasi WP PBB 4,5

17
Dokumentasi: Mencatat Surat Teguran Pajak Restorant

18
Dokumentasi: Buku 4,5

Dokumentasi : Cek Lapangan

19

Anda mungkin juga menyukai