JENIS KONTROL BISING

Bising dapat dikurangi atau ditiadakan melalui control bising, di mana rambatan energi bunyi dalam
bentuk gelombang yang menggetarkan medium dapat dikurangi atau dihentikan. Dalam control bising
diperlukan pemahaman tentang sumber bunyi penyebab bising, medium perambat bising, serta Teknik
control bising diperlukan pemahaman tentang sumber bunyi penyebab bising, medium perambat bising,
serta Teknik control bising yang paling tepat sesuai bising yang terjadi.

Berdasarkan lokasi dan skala pengendalian, control bising, meliputi control bising pada bangunan dan
control bising pada bangunan dan control bising pada lingkungan.

Sumber bising yang umum terjadi pada bangunan, yaitu sebagai berikut.

a. Lingkungan, misalnya kendaraan di jalan.

b. Mesin peralatan mekanikal elektrikal. Misalnya pompa, genset, mesin AC (AHU, chiller,
cooling tower), kipas, elevator.
c. Area parkir kendaraan.

Medium perambatan bising pada bangunan yaitu sebagai berikut.

a. Komponen bangunan yang mudah bergetar berupa dinding partisi, kaca jendela, dan
plafon.
b. Saluran utilitas berupa pipa dan ducting.
c. Ruang udara berupa ruang yang terbentuk pada konstruksi suspended ceiling, raised
floor.

Teknik control bising pada bangunan, antara lain sebagai berikut.

a. Merencanakan konfigurasi massa yang dapat mengantisipasi bising.

b. Merencanakan zoning pada bangunan.
c. Merencanakan orientasi dan alokasi bukaan perambat bising.
d. Memasang material absorber penyerap bunyi pada ruang sumber bising.
e. Memasang material insulator penginsulasi bunyi, antara ruang sumber bunyi, antara
ruang sumber bunyi dan ruang yang tidak menginginkan bising.
f. Memasang material dan konstruksi khusus peredam getaran.

Control bising pada bangunan seharusnya telah dirancanakan sejak awal secara terintegrasi
dengan disiplin ilmu terkait seperti struktur, interior, mekanikal elektrikal, bahkan psikologi.
Dengan begitu, solusi desain dapat dirancang tanpa mengabaikan struktur, konstruksi, estetika,
dan aspek penting lainnya.

A. Konfigurasi massa

Adalah massa Teknik control bising melalui desain bentuk massa agar penerimaan bising melalui
desain bentuk massa agar penerimaan bising dari lingkungan dapat diminimalisir. Teknik ini
efektif untuk mengantisipasi bising dari jalan.
Teknik konfigurasi massa, yaitu sebagai berikut.

a. Desain bentuk denah, denah cekung dapat memantulkan bising Kembali ke sumbernya.

b. Pemberian podium. Podium menjhadi penahan atau perintah bising bagi tower apartemen
dan kantor sewa.

B. Zoning, Orientasi, dan Alokasi

Zoning dan alokasi pada bangunan adalah Teknik control bising dengan cara mengatur
zona fungsi pada bangunan berdasarkan tingkat kepekaan aktivitas dalam menerima
bising. Ruang di mana terdapat aktifitas yang disarankan hanya menerima bising latar
belakang dan bising ambien lebih rendah akan berada lebih jauh dari sumber bunti
penyebab bising.
Teknik zoning dan alokasi, yaitu sebagai berikut.
 1. Building position. Alokasi massa bangunan tidak peka bising sebagai penahan
bising. Sementara massa bangunan peka bising berada di belakangnya.

2. Decking over. Alokasi fungsi yang peka bising diatas agar tak langsung terpapar
bising.

3. Room position
a. Alokasi ruang public yang tidak peka bising sebagai penahan bising,
sedangkan ruang privat yang peka bising berada disebaliknya.
b. Alokasi ruang sumber bising pada zona tertentu, untuk dijauhkan dari
ruang yang peka bising.

C. Material dan Kontruksi

Material dan konstruksi pada bangunan adalah Teknik control bising dengan cara
penerapan material khusus dan konstruksi khusus untuk antisipasi bising.
Teknik material dan konstruksi, yaitu sebagai berikut.
1. Penerapan absorber
Material absorber menyerap energi bunti dan masih dapat menetralisirkan bising
ke ruang lain.
2. Penerapan insulator
Materi insulator menyerap energi bunyi sekaligus mencegah bising
tertransmisikan ke ruang lain.
3. Penerapan peredam getaran atau penahan bising
Material khusus dan konstruksi khusus yang difungsikan untuk meredam getaran
atau menahan bising.