Anda di halaman 1dari 16

UJI TOTAL FENOL DAN PENENTUAN AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BAWANG


MERAH (Allium cepa var. ascolanicum)
Rizqi Akhmad Suwardi1, Heru Nurcahyo2, Purgiyanti3
1,2,3
Prodi DIII Farmasi, Politeknik Harapan Bersama Tegal, Indonesia
e-mail : amadsuwardi227@gmail.com

Abstrak

Kulit bawang merah mengandung senyawa kimia seperti fenol, flavonoid, saponin, tanin,
glikosida, dan steroida atau triterpenoid. Flavonoid yang ditemukan dalam kulit bawang merah
adalah kuersetin dan rutin yang berkhasiat sebagai anti inflamasi dan antioksidan. Kuersetin yang
terkandung dalam kulit bawang merah bermanfat untuk mengurangi tekanan darah, mencegah
penyumbatan pembuluh darah, zat antioksidan, dan menyembuhkan peradangan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kadar total fenol dan aktivitas antioksidan pada kulit bawang merah
(Allium cepa var. ascolanicum).
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maserasi dengan
pelarut etanol 96%. Uji kualitatif fenol dilakukan dengan pereaksi FeCl3 1% terjadi warna hijau
kehitaman. Kandungan senyawa fenol ekstrak kulit bawang merah di uji menggunakan metode
KLT. Penentuaan kadar total fenol ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis dengan
menggunakan reagen Folin-Ciocalteau dan di uji aktivitas antioksidan dengan peredaman DPPH
dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Senyawa pembanding antioksidan yang digunakan yaitu
vitamin C.
Dari hasil penelitian bahwa kandungan senyawa kadar total fenol pada kulit bawang
merah sebanyak 50,32% sebanding dengan 50,32 mg GAE/100 gram hal ini berarti bahwa
senyawa fenol total pada ekstrak kulit bawang merah memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap
aktivitas antioksidan, artinya jika semakin tinggi kandungan fenol total maka akan semakin tinggi
pula aktivitas antioksidanya. Hasil uji aktivitas antioksidan didapatkan hasil IC50 pada ekstrak kulit
bawang merah sebesar 33,92 µg/mL memiliki aktivitas antioksidan sangat aktif dan vitamin C
sebesar 6,97 µg/mL. Semakin kecil nilai IC50 maka semakin tinggi aktivitas antioksidannya.
Kata kunci : Kulit Bawang Merah, Total Fenol, Metode Folin-Ciocalteau, DPPH, Aktivitas
Antioksidan
Abstract
Red onion skin contains chemical compounds such as phenols, flavonoids, saponins,
tannins, glycosides, and steroids or triterpenoids. The flavonoids found in the skin of onion are
quercetin and routine which are efficacious as anti-inflammatory and antioxidant. Quercetin
contained in red onion skin is beneficial for reducing blood pressure, preventing blockage of
blood vessels, antioxidants, and healing inflammation. This study aimed to determine the levels of
total phenol and antioxidant activity on the skin of onion (Allium cepa var. Ascolanicum).
The extraction method used in this study was the maceration method with 96% ethanol.
The qualitative test of phenol was carried out with 1% FeCl3 reagent that occurred in blackish
green. The content of phenolic compounds of shallot skin extract was tested using the TLC method.
Determination of total phenol levels was determined by UV-Vis spectrophotometry using Folin-
Ciocalteau reagents and tested antioxidant activity with DPPH reduction by UV-Vis
spectrophotometry method. Comparative compounds of antioxidants used were vitamin C.
From the results of the study that the content of the total phenol content of red onion
skin as much as 50.32% is comparable with 50.32 mg GAE / 100 gram, this means that the total
phenol compounds in red onion skin extract have a very strong correlation with antioxidant
activity, it means that if the total phenol getting higher, so does the antioxidant activity. The test
results of antioxidant activity found that IC50 on red onion skin extract of 33.92 µg / mL has very
active antioxidant activity and vitamin C of 6.97 µg / mL. If the IC 50 valve is getting smaller, so
does the antioxidant activity.
Keywords : Onion Skin, Total Phenol, Folin-Ciocalteau Method, DPPH, Antioxidant Activity
I. PENDAHULUAN yang sebagian besar belum bisa
Penggunaan bahan alam, baik dimanfaatkan (Siti Rahayu, dkk.,
sebagai obat maupun tujuan lain 2015). Padahal di dalam kulit bawang
cenderung meningkat, terlebih dengan merah mengandung banyak senyawa-
adanya isu back to nature. Obat senyawa kimia seperti fenol, flavonoid,
tradisional dan tanaman obat banyak saponin, tanin, glikosida dan steroida
digunakan masyarakat terutama dalam atau triterpenoid (Manullang, 2010).
upaya preventif, promotif, dan Fenol adalah senyawa yang
rehabilitatif. Sementara ini banyak mempunyai sebuah cincin aromatik
orang beranggapan bahwa penggunaan dengan satu atau lebih gugus hidroksil.
tanaman obat atau obat tradisional Senyawa fenol pada bahan makanan
relatif lebih aman dibandingkan obat dapat dikelompokkan menjadi fenol
sintesis. Agar penggunaannya optimal, sederhana dan asam folat (Oktaviana,
perlu diketahui infomasi yang 2010). Standar yang digunakan pada
memadai tentang tanaman obat. analisis kandungan fenolik adalah
Informasi yang memadai akan asam galat, hal ini karena asam galat
membantu masyarakat lebih cermat bersifat stabil, memiliki sensitivitas
untuk memilih dan menggunakan suatu yang tinggi, dan harganya cukup
produk obat tradisional atau tumbuhan terjangkau. Kandungan fenolik dari
obat dalam upaya kesehatan (Aulia, standar asam galat ditentukan dengan
2016). metode Folin-Ciocallteau (Fatyanti,
Salah satu tanaman yang 2017).
bermanfaat sebagai obat adalah Senyawa fenolik yang terkandung
bawang merah. Bawang merah (Allium dalam kulit bawang merah berfungsi
cepa var. ascolanicum) mengandung sebagai antioksidan alami. Senyawa
senyawa-senyawa yang dipercaya antioksidan adalah senyawa yang
berkhasiat sebagai anti inflamasi dan mampu menangkal atau meredam
antioksidan (Supriningrum, dkk. dampak negatif oksidan dalam tubuh.
2015). Bawang merah menyediakan Cara kerja senyawa antioksidan ini
sekitar 29% dari senyawa flavonoid yaitu dengan mendonorkan satu
yang dibutuhkan oleh tubuh manusia elektronnya kepada senyawa yang
(Mardiah, dkk. 2017). Flavonoid bersifat oksidan sehingga aktivitasnya
utama yang ditemukan dalam bawang bisa terhambat (Winarsi, 2007).
merah adalah kuersetin dan rutin Metode sederhana yang digunakan
(Machavarapu, dkk., 2013), senyawa dalam pengujian aktifitas antioksidan
tersebut sebagian terdapat pada kulit adalah metode spektrofotometri
bawang merah (Naidu dkk. 2012). Hal menggunakan DPPH. Metode ini lebih
ini memperlihatkan bahwa kulit mudah digunakan dan memerlukan
bawang merah mempunyai senyawa waktu yang singkat (Fatyanti, 2017).
aktif yang mampu melindungi Metode peredaman radikal bebas
umbinya dalam keadaan kering tanpa DPPH didasarkan pada reduksi radikal
dikupas (Machavarapu, dkk, 2013). bebas DPPH yang berwarna oleh
Pemanfaatan bawang merah penghambat radikal bebas. Prosuder
terbatas pada dagingnya saja, ini melibatkan pengukuran penurunan
sedangkan kulitnya tidak dimanfaatkan serapan DPPH pada panjang
(Arung, dkk. 2011). Hal ini gelombang maksimalnya, yang
dikarenakan masyarakat sering sebanding terhadap konsentrasi
menganggap kulit bawang merah penghambat radikal bebas yang
sebagai limbah yang dihasilkan dari ditambahkan ke larutan reagen DPPH.
industri pangan dan rumah tangga Aktivitas tersebut dinyatakan sebagai
konsentrasi efektif (effective kulit bawang merah di karangbirahi,
concentration), EC50 atau (inhibitory kota brebes.
concentration) atau IC50 (Amalia, Pembuatan Serbuk Kulit Bawang
2011). Uji aktivitas antioksidan bisa Merah : Kulit bawang merah
dilakukan dengan cara ini kemudian dikumpulkan dan dibersihkan dari
dapat di tentukan serapanya dengan kotoran, kemudian dicuci dengan air
spektrofotometri UV-Vis. mengalir hingga bersih untuk
Spektrofotometri sesuai dengan selanjutnya dikeringkan dibawah sinar
namanya adalah alat yang terdiri dari matahari. Setelah simplisia kering
spektrometer dan fotometer. Jadi kemudian dihaluskan dengan cara
spektrofotometer digunakan untuk diayak ayakan 60 mesh hingga didapat
mengukur energi relatif jika energi serbuk simplisia yang halus. Serbuk
tersebut ditransmisikan, direfleksikan simplisia yang diperoleh disimpan
atau diemisikan sebagai fungsi panjang dalam wadah bersih, kering dan
gelombang. Kelebihan tertutup rapat.
spektrofotometer dengan fotometer Karakteristik simplisia
adalah panjang gelombang dari sinar Dilakukan uji karakteristik
putih dapat lebih di deteksi dan cara ini simplisia dengan uji mikroskopis dan
diperoleh dengan alat pengurai seperti makroskopis.
prisma, grating atau celah optis. Pada Pembuatan Ekstrak Kulit Bawang
fotometer filter dari berbagai warna Merah Dengan Metode Maserasi
yang mempunyai spesifikasi Sebanyak 500 gram serbuk
melewatkan trayek pada panjang simplisia kulit bawang merah
gelombang tertentu (Gandjar, 2007). diekstraksi dengan pelarut etanol 96%
Hal inilah yang mendorong peneliti sebanyak 2000 mL dengan
untuk melakukan penelitian yang perbandingan 1:4 rendam selama ± 5 x
berjudul “Uji Total Fenol dan 24 jam sambil sesekali diaduk, setelah
Penentuan Aktivitas Antioksidan itu disaring untuk memisahkan ampas
Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium dan filtratnya. Selanjutnya filtrat
cepa var. ascolanicum). dievaporasi dengan menggunakan
waterbath sehingga didapat ekstrak
II. METODE PENELITIAN kental[10].
Alat : Timbangan analitik, beaker Uji Bebas Etanol
glass, toples hitam untuk maserasi, Memasukkan sedikit ekstrak
batang pengaduk, kain flanel, corong maserasi kulit bawang merah ke dalam
kaca, cawan uap, tabung reaksi, labu tabung reaksi, lalu menambahkan 2
ukur, pipet volume, blender, rotavapor, tetes H2SO4 pekat dan asam asetat lalu
mikroskop, vial, gelas ukur, pipet tetes, diuapkan. Kemudian mengamati
objek glass, deg glass, cawan porselen, perubahan bau, jika tidak berbau etil
kaca penutup, pinset, chamber, kain asetat (ester) maka ekstrak terbebas
flanel, mikro pipet, kuvet, dari etanol[12].
spektrofotometer UV-Vis. Uji Identifikasi Senyawa Fenol
Bahan : Etanol 96%, metanol, H2SO4, Melakukan uji dengan
aquadest, asam asetat, HCl pekat, mengambil sebanyak 2 ml sampel
logam Mg, FeCl3 1%, asam galat, dalam tabung reaksi ditambahkan 3
reagen Folin-Ciocalteau, Na2CO3 20%, tetes FeCl3 1%. Hasil yang positif akan
DPPH, butanol. menimbulkan warna biru atau hijau
Pengumpulan Sampel : Pengumpulan kehitaman.
Sampel dilakukan dengan memilih Uji Kandungan Fitokimia Flavonoid
Melakukan uji warna golongan digojog sampai homogen, dan
senyawa flavonoid yakni sebanyak 2 didiamkan pada suhu kamar
mL ekstrak ditambahkan dengan air kemudian absorbansinya diukur
panas secukupnya. Kemudian didihkan pada panjang gelombang
selama 5 menit lalu disaring. Filtrat maksimum.
sebanyak 2 mL ditambahkan 0,1 gram 4. Pembuatan kurva kalibrasi
serbuk logam Mg dan 5 mL HCl pekat. asam galat dengan reagen
Uji positif ditunjukkan dengan Folin-Ciocalteau.
terbentuknya warna kuning ,jingga Larutan induk asam galat (1000
sampai merah. ppm) dipipet sebanyak 10, 20, 30,
Uji Kromatografi Lapis Tipis 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 µL
Melakukan uji senyawa kedalam tabung reaksi. Pada
flavonoid dengan metode KLT. Plat masing-masing tabung reaksi
KLT lapis silika gel yang akan ditambahkan 3,5 mL aquadest dan
digunakan dioven terlebih dahulu 250 µL Folin-Ciocalteau lalu
selama 3 menit pada suhu 45°C untuk dikocok dan didiamkan selama 8
mengurangi kadar air pada plat KLT. menit, kemudian ditambahkan
Kemudian membuat fase gerak dengan 750 µL Na2CO3 20% kocok
mengambil n-butanol : asam asetat : air sampai homogen dan diamkan
(4 : 1 : 5), dimasukkan kedalam selama 15 menit, tambahkan
chamber dan jenuhkan dengan volume akhir menjadi 5 mL
menggunakan kertas saring[17]. Setelah dengan aquadest. Larutan
jenuh proses selanjutnya yaitu didiamkan selama 2 jam pada
memasukkan plat KLT yang sudah suhu kamar. Serapan diukur pada
ditotolkan sampel kedalam chamber panjang gelombang maksimal.
yang sudah jenuh. Angkat plat KLT 5. Penentuan Kandungan Fenol
dan keringkan dengan cara diangin- Total Pada Ekstrak Kulit
anginkan kemudian dilihat Bawang Merah dengan Metode
penampakan noda pada sinar UV Folin-Ciocalteau
366nm. Ekstrak kulit bawang merah
Uji Penetapan Kadar Total Fenol dibuat pada konsentrasi 2000
1. Pembuatan Larutan Induk µg/mL. Yaitu dengan menimbang
Asam Galat 100 mg ekstrak kulit bawang
Menimbang sebanyak 10 mg merah kemudian dilarutkan dalam
asam galat, larutkan dalam 10 50 mL dengan metanol (2000
mL. Metanol (1000 µg/mL). ppm). Dipipet sebanyak 0,5 mL
2. Pembuatan Larutan Na2CO3 larutan ekstrak sampel (2000
20% ppm) dan ditambahkan 3,5 mL
Ditimbang Sebanyak 20 gram aquadest dan 250 µL Folin-
Na2CO3 kemudian dilarutkan Ciocalteau dan dikocok lalu
dalam 100 mL aquadest. diamkan selama 8 menit,
3. Penentuan Panjang Gelombang kemudian tambahkan 750 µL
Maksimum Total Fenol Na2CO3 20% kocok sampai
Sebanyak 300 µL larutan asam homogen dan diamkan selama 15
galat konsentrasi 30 µg/mL menit. Larutan didiamakan selama
ditambah 1,5 mL reagen Folin- 2 jam pada suhu kamar. Serapan
Ciocalteau (1 : 10), kemudian diukur pada panjang gelombang
digojog dan didiamkan selama 3 maksimum. Pengukuran
menit. Kedalam larutan tersebut dilakukan sebanyak 3 kali
ditambah 4 mL Na2CO3 20% pengulangan sehingga kadar fenol
yang diperoleh hasilnya didapat ukur 10 mL. Volume dicukupkan
sebagai mg ekuivalen asam dengan metanol hingga tanda
galat/100 gram sampel. batas[9].
Uji Aktivitas Antioksidan 6. Pembuatan Larutan Induk
1. Pembuatan Larutan Blanko Ekstrak Kulit bawang Merah
Larutan blanko yang digunakan (2000 ppm)
adalah metanol. Pencataan Ekstrak kulit bawang merah
dilakukan terhadap absorbansi (ekstrak maserasi) ditimbang
pada panjang gelombang sebanyak 100 mg, dilarutkan
maksimum. dalam metanol lalu dimasukkan
2. Pembuatan Larutan DPPH 40 dalam labu ukur 50 mL, volume
µg/mL dicukupkan dengan metanol
Sebanyak 10 mg DPPH sampai tanda batas[12].
dilarutkan dengan metanol dalam 7. Pembuatan Larutan Uji Seri
labu ukur 10 mL, dikocok hingga Ekstrak Kulit Bawang Merah
homogen. Dari larutan tersebut (100, 200, 400, dan 600 ppm)
dipipet 4 mL dan dimasukkan Larutan induk ekstrak kulit
kedalam labu ukur 100 mL, bawang merah (ekstrak maserasi)
kemudian ditambahkan metanol dipipet masing-masing; 0,5; 1 ; 2 ;
sampai batas dan didapatkan 3 (mL) dimasukkan kedalam labu
larutan pereaksi dengan ukur 10 mL, volume dicukupkan
konsntrasi 40 µg/ml[12]. dengan metanol sampai tanda
3. Penentuan Panjang Gelombang batas[12].
Maksimum DPPH 8. Penentuan Aktivitas
Memipet larutan DPPH Antioksidan Dengan Metode
kosentrasi 40 µg/mL sejumlah DPPH
volume tertentu ke dalam kuvet Larutan uji dan kontrol
kemudian ukur serapannya pada sebanyak 1 mL dari masing-
panjang gelombang 400, 410, masing konsentrasi dipipet dan
420, 430, 440, 450, 460, 470, 480, dimasukkan dalam vial, kemudian
490, 500, 510, 520, 530, 540, 550, ditambahkan dengan larutan
560, 570, 580, 590, dan 600 nm, DPPH sebanyak 1,5 mL dikocok
kemudian mencatat absorbansi sampai homogen, kemudian
yang dihasilkan oleh masing- inkubasi selama 30 menit
masing gelombang dan membuat ditempat yang terlindung dari
kurva hubungan antara panjang cahaya. Selanjutnya, dibaca
gelombang dan absorbansi[9]. serapannya pada panjang
4. Pembuatan Larutan Induk gelombang maksimum[7].
Vitamin C (100 ppm) Analisis Data
Serbuk vitamin C sebanyak 10 Prosentase aktivitas
mg, dilarutkan dalam metanol lalu penghambatan DPPH pada masing-
dimasukkan dalam labu ukur 100 masing ekstrak dan vitamin C
mL. Volume dicukupkan dengan dinyatakan dengan rumus :
metanol sampai tanda batas[9].
5. Pembuatan Larutan Uji Seri
Vitamin C (10, 20, 40, dan 80
ppm)
Larutan induk vitamin C
Data prosentase inhibisi selanjutnya
masing-masing dipipet 1, 2, 4, 8
diplotkan ke tabel probit untuk
mL dimasukkan kedalam labu
memperoleh nilai probit, kemudian
dibuat grafik antara log konsentrasi (x) pengamatan di bawah mikroskop
dan probit (y) sehingga diperoleh ditemukan fragmen-fragmen atau
persamaan regresi linier y = ax + b. bagian-bagian yang terdapat pada kulit
Dari persamaan y = ax + b dapat bawang merah meliputi : epidermis
dihitung nilai IC50 dengan luar dengan parenkim, epidermis
menggunakan rumus : dalam dengan parenkim dengan sel
yang berisi tetes minyak dan berkas
pembuluh, fragmen trakea dan
parenkim. Pada identifikasi
makroskopik didapatkan bentuk
serbuk, warna coklat, bau khas lemah,
rasa tidak berasa.
Metode ekstraksi yang
III. HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan pada penelitian ini adalah
Penelitian ini bertujuan untuk maserasi dengan perbandingan 1 : 4
mengetahui kadar fenol total dan untuk menggunakan pelarut etanol 96%.
mengetahui aktivitas antioksidan pada Sampel kulit bawang merah yang
kulit bawang merah (Allium cepa var. sudah dihaluskan ditimbang untuk
ascolanicum). Pada penelitian ini ekstraksi dengan metode maserasi 500
identifikasi fenolik dilakukan dengan gram, sampel yang digunakan
uji pewarnaan, uji KLT, uji berbentuk serbuk bertujuan untuk
spektrofotometri UV-Vis sedangkan memperluas permukaan sehingga zat
pada uji aktivitas antioksidan yang terkandung pada simplisia
dilakukan dengan peredaman DPPH tersebut dapat tertarik lebih mudah.
dan spektrofotometri UV-Vis. Metode Sampel sebanyak 500 gram diekstraksi
pengumpulan data menggunakan dengan metode maserasi menggunakan
eksperimen di laboratorium Farmasi pelarut etanol 96% sebanyak 2000 mL
Politeknik Hrapan Bersama Tegal. selama ± 5 x 24 jam terlindung dari
Sampel yang digunakan yaitu cahaya. Kemudian dilakukan
kulit bawang merah merah. pemisahan filtrat dengan ampas
Pengambilan kulit buah naga menggunakan kain flanel didapat
menggunakan teknik purposive ekstrak cair. Selanjutnya ekstrak cair di
sampling diperoleh dari desa duapkan menggunakan waterbath
karangbirahi,Kota Brebes. Kulit sampai didapat ekstrak kental. [14].
bawang merah disortasi agar sampel
Tabel 1. Hasil Berat Ekstrak Kental
yang digunakan tidak tercampur
dan Rendemen Kulit Bawang Merah
dengan bahan-bahan asing lainya.
Berat
Sampel dikeringkan di bawah sinar
Sampel Ekstrak Rendemen
matahari langsung. Pengeringan
Kental
dilakukan untuk mendapatkan
Kulit
simplisia yang tidak mudah rusak atau
bawang 53,07 gram 10,6 %
ditumbuhi jamur agar simplisia dapat
merah
disimpan dalam waktu lama. Hasil
Setelah didapat ekstrak kental
yang diperoleh prosentase berat kering
kemudian dilakukan uji bebas etanol
terhadap berat basah sebesar 18,6%.
untuk memastikan bahwa ekstrak telah
Serbuk simplisia kulit bawang
terbebas dari pelarutnya yaitu etanol.
merah yang telah diperoleh kemudian
Berikut hasil uji bebas etanol dari
diidentifikasi secara mikroskopik dan
ekstrak kulit bawang merah merah :
makroskopik untuk mengetahui
kebenaran simplisia yang digunakan. Tabel 2. Hasil Uji Bebas Etanol
Serbuk kulit bawang merah dengan Ekstrak Kulit Bawang Merah
Sampel Uji Pustaka[12] Hasil flavonoid hingga terbentuk garam
Kulit Ekstra Tidak Tidak flavonoid. Setelah penambahan bubuk
bawang k + berbau berba magnesium, hasil positif ditunjukkan
merah asam ester u dengan perubahan warna larutan
asetat ester menjadi kuning. Warna kuning yang
+ (+) dihasilkan menandakan adanya
H2SO4 flavonoid akibat dari reduksi oleh
Dari hasil di atas dapat diketahui asam klorida pekat dan magnesium[13].
bahwa ekstrak maserasi memperoleh
hasil positif pada uji bebas etanol hal
ini sudah sesuai dengan pustaka yaitu
tidak berbau ester sehingga dapat
disimpulkan bahwa ekstrak kulit
bawang merah dengan metode
maserasi terbebas dari etanol (ester).
Uji identifikasi senyawa fenol Gambar 1. Reaksi Dugaan
ekstrak kulit bawang merah dilakukan Flavonoid dengan Serbuk Mg
dengan uji identifikasi warna, dengan (Latifah, 2015).
hasil positif menghasilkan warna biru Setelah uji kandungan fitokimia
atau hijau kehitaman. diketahui hasilnya maka dilanjutkan
Tabel 3. Hasil identifikasi senyawa identifikasi dengan cara Kromatografi
fenol Lapis Tipis (KLT). KLT merupakan
Sampel Reaksi Hasil Pustaka salah satu analisis kuantitatif dari suatu
Identifika yang ingin dideteksi dengan
si memisahkan komponen-komponen
Kulit Ekstrak + Hijau Biru sampel berdasarkan perbedaan
bawang FeCl3 1% kehita atau kepolaran antara sampel dengan
merah man hijau pelarut yang digunakan. Teknik ini
(+) kehitama biasanya menggunakan fase diam dari
n bentuk plat silika dan fase gerak
Uji kandungan fitokimia disesuaikan dengan jenis sampel yang
flavonoid ekstrak kulit bawang merah ingin dipisahkan. Fase gerak yaitu fase
dilakukan dengan uji identifikasi gerak BAA terdiri dari n-butanol :
warna dan uji KLT. asam asetat : air dengan perbandigan 4
Tabel 5. Hasil Uji Fitokimia : 1 : 5 dibuat sebanyak 10 mL[16].
Flavonoid Tabel 6. Penampak Noda dari KLT
Sampel Reaksi Hasil Pustaka pada panjang gelombang 366 nm
Identifikas Sampel (Ekstrak) Standar Rf
i Kulit Rf hRf Rf hRf
Kuit Ekstrak + Mera Merah, bawang
bawang Mg + HCl h (+) kuning merah 0,8 80 0,88 88
merah pekat atau
jingga Nilai Rf sampel 0,8 dengan
Flavonoid merupakan senyawa nilai Rf standar 0,88. Nilai Rf sampel
polar oleh karena itu, umumnya mendekati nilai Rf standar senyawa
flavonoid larut dalam pelarut polar flavonoid menunjukan bahwa pada
seperti etanol. Etanol berfungsi sebagai sampel terbukti mengandung senyawa
pembebas flavonoid dari bentuk flavonoid. Hal ini membuktikan bahwa
garamnya. Penambahan asam klorida ekstrak kulit bawang merah
pekat berfungsi untuk protonasi mengandung senyawa flavonoid.
Uji selanjutnya menentukan Gambar 2. Panjang Gelombang
kadar total fenol, tahap awal yaitu Maksimum
menentukan panjang gelombang Absorbansi tertinggi pada
maksimum total fenol terlebih dahulu panjang gelombang 760 nm dengan
untuk memudahkan penyerapan absorbansi 0,764 A. Hasil orientasi
absorbansi agar mendapatkan diperoleh data panjang gelombang
absorbansi yang terbaik. Larutan yang maksimal pada larutan standar asam
digunakan yaitu lautan asam galat galat adalah 760 nm. Pengujian
(1000 ppm) dengan menggunakan kandungan senyawa fenol total
reagen Folin-Ciocalteau dan diukur merupakan dasar dilakukan pengujian
serapannya pada panjang gelombang aktivitas antioksidan, karena diketahui
600-800 nm. bahwa senyawa fenol berperan dalam
Tabel 7. Hasil Panjang Gelombang mencegah terjadinya peristiwa
Maksimum oksidasi. Fenol total ekstrak kulit
Panjang Absorbansi bawang merah pada penelitian ini
Gelombang diukur dengan menggunakan reagen
600 0,652 Folin-Ciocalteau digunakan karena
senyawa fenolik dapat bereaksi dengan
610 0,659 Folin membentuk larutan berwarna
620 0,664 yang dapat diukur absorbansinya.
630 0,669 Berikut reaksinya :
640 0,677
650 0,684
660 0,691
670 0,697
680 0,706
690 0,713 Gambar 3. Reaksi identifikasi
700 0,720 senyawa fenol dengan pereaksi
Folin-Ciocalteau
710 0,728
Prinsip pengukuran kandungan
720 0,740 fenol total dengan reagen Folin-
730 0,749 Ciocalteau yaitu terbentuknya senyawa
740 0,754 kompleks berwarna biru yang dapat
750 0,759 diukur dengan panjang gelombang 760
nm. Semakin besar konsentrasi
760 0,764
senyawa fenolik dalam sampel maka
770 0,757 akan semakin pekat warna biru yang
780 0,751 terlihat (Fatyanti, 2017). Penambahan
790 0,741 Na2CO3 20% pada uji fenolik
800 0,727 bertujuan untuk membentuk suasana
basa agar terjadi reaksi reduksi Folin-
Ciocalteau oleh gugus hidroksil dari
Panjang Gelombang Maksimum
0,8
fenolik dalam sampel (Alfian, 2013).
Standar untuk menentukan kandungan
Absorbansi

0,75
0,7 fenol total yaitu asam galat dan diukur
0,65 absorbansinya pada panjang
0,6
gelombang 760 nm. Larutan asam
600
620
640
660
680
700
720
740
760
780
800

galat dibuat variasi konsentrasi 10, 20,


Panjang Gelombang 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 ppm.
Tabel 8. Kurva Baku Asam Galat Tabel 9. Data Kadar Total Fenol
Konsentrasi Absorbansi Ekstrak Kulit bawang Merah
Dari hasil tersebut menunjukan
kandungan senyawa fenol total
10 0,247
sebanyak 50,32% sebanding dengan
20 0,490 50,32 mg/100 gram sampel.
Uji selanjutnya menentukan
30 0,717 nilai aktivitas antioksidan, tahap awal
yaitu menentukan panjang gelombang
40 0,866 maksimum DPPH terlebih dahulu
untuk memudahkan penyerapan
50 1,153 absorbansi agar mendapatkan
absorbansi yang terbaik. Larutan
60 1,315 DPPH 40 ppm yang telah diinkubasi
selama 30 menit diukur serapannya
70 1,512 pada panjang gelombang 400-600 nm.
Tabel 10. Hasil Panjang Gelombang
80 1,774
Maksimum
Panjang
90 2,115 Absorbansi
gelombang
400 0,508
100 2,215
410 0,521
420 0,532
KURVA BAKUASAM GALAT
430 0,543
3
440 0,567
ABSORBANSI

2 450 0,615
y = 0,0221x + 0,0247 460 0,693
1 R² = 0,9952 470 0,804
r = 0,9976
0 480 0,941
0 50 100 150 490 1,095
KONSENTRASI
500 1,239
Gambar 4. Kurva Baku Asam Galat 510 1,285
Hasil pengamatan absorbansi 520 1,255
asam galat dengan spektrofotometri 530 1,238
UV-Vis dilakukan pada panjang
540 1,092
gelombang 760 nm dan didapat data
550 0,958
seperti diatas sehingga mendapatkan
560 0,846
persamaan regresi asam galat adalah y
570 0,760
= 0,0221x + 0,0247 dengan harga
koefisiensi korelasi (r) adalah 0,9976. 580 0,697
Replik Absorba % Rata- 590 0,648
asi nsi (A) Total rata 600 0,606
Feno %
l Total
Feno Panjang Gelombang Maksimum
l 2
Absorbansi

1. 2,247 50,2 50,3


1
7% 2%
2. 2,250 50,3
0
4%
500
400
420
440
460
480

520
540
560
580
600

3. 2,251 50.3
6% Panjang Gelombang
Gambar 5. Panjang Gelombang semula berwarna violet pekat menjadi
Maksimum kuning.
Dari kurva tersebut dapat
diketahui bahwa gelombang
maksimum berada pada puncak
gelombang 510 nm. Langkah
selanjutnya yaitu uji aktivitas
antioksidan dengan peredaman DPPH.
Metode DPPH merupakan metode
yang sering dipilih sebagai metode
pengujian aktivitas antioksidan karena Gambar 6. Reaksi DPPH dengan
sederhana, mudah, cepat, peka dan Antioksidan
memerlukan sedikit sampel. Metode Konsentrasi yang dibuat untuk
ini hanya membutuhkan senyawa menentukan aktivitas antioksidan pada
DPPH yang bersifat stabil dan ekstrak maserasi kulit bawang merah
senyawa pembandingan vitamin C. yaitu 100 ppm, 200 ppm, 400 ppm, dan
Hasil dapat diamati dengan perubahan 600 ppm denagn larutan induk 2000
larutan dari ungu menjadi kuning. ppm. Langkah berikutnya mengambil
Perubahan warna menunjukkan bahwa beberapa mL larutan induk sesuai
DPPH telah tereduksi oleh proses perhitungan pengenceran yang
donasi hydrogen atau elektron dari digunakan dengan penambahan
senyawa antioksidan sehingga metanol add 10 mL. Kemudian
warnanya berubah dari violet ke mengambil larutan konsentrasi yang
kuning. dibuat sebanyak masing-masing 2 mL
Ekstrak maserasi kulit bawang dan ditambah dengan 1,5 mL larutan
merah ketika bereaksi dengan DPPH DPPH dan selanjutnya akan diukur
langsung mengubah warna ungu absorbansinya pada spektrofotometri
menjadi kuning. Adanya aktivitas UV-Vis pada panjang gelombang 510
antioksidan dari sampel nm.
mengakibatkan perubahan warna pada
larutan DPPH dalam metanol yang

Tabel 11. Aktivitas Antioksidan


Probit
Log % Persamaan IC550
Sampel Konsentrasi %
konsentrasi Inhibisi linier (µg/ml)
Inhibisi
10 1 57,00 5,18
y=
Vitamin 20 1,3 69,15 5,50 6,97
1,1133x +
C 40 1,6 80,37 5,84 µg/mL
4,0607
80 1,9 87,85 6,18
Ekstrak 100 2 66,16 5,41
maserasi 200 2,3 76,57 5,74 y=
33,92
kulit 400 2,6 80,91 5,88 0,8973x +
µg/mL
bawang 3,6266
merah 600 2,8 87,85 6,18
Parameter yang digunakan menggambarkan besarnya konsentrasi
untuk menunjukan aktivitas senyawa uji yang dapat menangkap
antioksidan adalah Inhibitory radikal bebas 50%. Nilai IC50
Concentration (IC50). Nilai IC50 diperoleh dengan menggunakan
persamaan linier yang menyatakan ekstrak etanol memiliki kandungan
hubungan antara konsentrasi (simbol senyawa fenol dan zat warna
x) dengan aktivitas penangkap radikal antioksidan yang tinggi. Tetapi
bebas (simbol y). Pada penelitian ini aktivitasnya jauh lebih rendah
untuk mendapatkan nilai IC50 dibandingkan dengan kontrol positif
menggunakan probit. Nilai IC50 vitamin C yaitu 6,97 µg/mL karena
ditentukan dengan analisis probit yang semakin kecil nilai IC50 maka
diperoleh dari konversi % inhibsi ke semakin tinggi aktivitas
dalam nilai probit, sehingga nilai antioksidannya hal ini dikarenakan
konsentrasi diubah ke dalam nilai log pada penelitian ini yang diuji masih
konsentrasi. Nilai IC50 merupakan nilai berupa hasil ekstraksi belum
antilog pada nilai probit 50. Tingkat merupakan senyawa murni.
kekuatan antioksidan senyawa uji Aktivitas antioksidan pada
dengan menggunakan metode DPPH ekstrak kulit bawang merah
dapat digolongkan menurut nilai disebabkan adanya kandungan
IC50[18]. metabolit sekunder yaitu flavonoid.
Tabel 12. Tingkat Kekuatan Senyawa flavonoid, fenolik dan tanin
Antioksidan merupakan senyawa yang bertanggung
Nilai IC50 jawab atas adanya aktivitas
Intensitas
(µg/mL) antioksidan. Aktivitas antioksidan pada
Sangat aktif <50 senyawa flavonoid, fenolik dan tanin
dikarenakan ketiga senyawa tersebut
Aktif 50-100 adalah senyawa fenol, yaitu senyawa
Sedang 101-250 dengan gugus –OH yang terikat pada
karbon aromatik.
Lemah 250-500 Menurut Indrawati, kekuatan
Tidak aktif >500 aktivitas antioksidan flavonoid
tergantung pada jumlah dan posisi
Berdasarkan pada tabel 11. gugus OH dalam molekul flavonoid.
terlihat bahwa keduanya merupakan Semakin banyak gugus OH dalam
antioksidan sangat aktif, yaitu nilai molekul flavonoid, maka aktivitas
IC50 kurang dari 50 (<50). Hal ini antiradikalnya semakin tinggi.
berarti bahwa senyawa fenol total pada Aktivitas peredaman radikal bebas
ekstrak kulit bawang merah memiliki senyawa fenol dipengaruhi oleh jumlah
korelasi yang sangat kuat terhadap dan posisi hidrogen fenolik dalam
aktivitas antioksidan, artinya jika molekulnya. Semakin banyak jumlah
semakin tinggi kandungan fenol total gugus hidroksil yang dimiliki oleh
maka akan semakin tinggi pula senyawa fenol maka semakin besar
aktivitas antioksidannya (Fatyanti, aktivitas antioksidan yang dihasilkan.
2017). Ekstrak kulit bawang merah Jika dilihat dari struktur dan jumlah
memiliki aktivitas antioksidan dengan gugus hidroksilnya, maka urutan
IC50 sebesar 33,92 µg/mL merupakan kekuatan antioksidan dari yang
antioksidan sangat aktif dan sebagai terbesar sampai yang terkecil yaitu
pembanding adalah vitamin C yang tanin, flavonoid dan fenolik. Senyawa
telah diketahui sebagai antioksidan fenol mempunyai kemampuan untuk
aktif. Hasil penelitian ini sesuai dengan menyumbangkan atom hidrogen,
hasil penelitian (Rahayu, 2017) yang sehingga radikal DPPH dapat tereduksi
menyatakan bahwa kulit bawang menjadi bentuk yang lebih stabil
merah yang diekstraksi pada etanol (Situmeang, 2017).
memiliki aktivitas antioksidan paling
tinggi, hal tersebut disebabkan karena
Salah satu senyawa yang antioksidan bekerja secara tidak
terkandung dalam kulit buah naga langsung yaitu dengan cara
yang berpotensi sebagai antioksidan meningkatkan ekspresi gen antioksidan
yaitu flavonoid. Flavonoid dapat endogen melalui beberapa mekanisme
bertindak sebagai antioksidan dengan yaitu salah satunya melalui aktivati
mekanisme kerja secara langsung nuclearfactor erythroid 2 related factor
maupun tidak langsung. Flavonoid 2 (Nrf2) sehingga terjadi peningkatan
bekerja secara langsung yaitu dengan gen yang berperan dalam sintesis
mendonorkan ion hidrogen sehingga enzim antioksidan endogen seperti gen
dapat mentralisir efek toksik dari SOD (superoxide dismutase)[19].
radikal bebas. Flavonoid sebagai

Gambar 4. Peredaman DPPH Oleh Flavonoid[20].


Flavonoid mampu menangkap termasuk antioksidan dengan aktivitas
radikal bebas secara langsung melalui sangat aktif.
sumbangan atom hidrogen. Radikal Saran
dibuat tidak aktif menurut persamaan 1. Perlu dilakukan
reaksi pada Gambar 2, di mana R • penelitian lebih lanjut terhadap
adalah radikal bebas dan Fl-O• adalah aktivitas antioksidan dari kulit bawang
radikal fenoksil. Aktivitas antioksidan merah dengan metode yang berbeda.
invitro flavonoid bergantung pada 2. Perlu dilakukan
penataan gugus fungsi pada struktur penelitian terhadap uji antioksidan
intinya. Konfigurasi dan jumlah total senyawa fenol pada kulit bawang
gugus hidroksil secara substansial merah dalam bentuk sediaan.
mempengaruhi mekanisme aktivitas V. Ucapan Terimakasih
antioksidan. Konfigurasi hidroksil 1. Bapak Ir. MC.
cincin B adalah yang paling banyak Chambali, B.Eng.EE. M. Kom selaku
menentukan penangkapan ROS, Direktur Politeknik Harapan Bersama
sedangkan substitusi cincin A dan C Tegal.
memiliki dampak kecil konstanta laju 2. Bapak Heru Nurcahyo,
penangkapan radikal anion S.Farm.,M.Sc., Apt selaku ka. Prodi
superoksida[20]. DIII Farmasi Politeknik Harapan
IV. Simpulan dan Saran Bersama Tegal dan selaku
Simpulan pembimbing I dengan segala kelebihan
1. Kadar total fenol potensi pemikiran telah mendidik,
ekstrak kulit bawang merah adalah mengarahkan dan membimbing
50,32 mg GAE/100 gram ekstrak. penulis selama ini.
2. Hasil IC50 ekstrak kulit 3. Ibu Purgiyanti, S.Si,
bawang merah yaitu 33,92 µg/mL dan M.Farm., Apt selaku pembimbing II
yang dengan penuh kesabaran dan
ketelatenan memberikan arahan dan red onion (Allium cepa).” Natural
bimbingan selama ini. product research 25 (3): 256–263.
4. Kedua orang tua dan Astuti, Asih Sri. t.t. “PENENTUAN
keluarga tercinta yang telah KANDUNGAN TOTAL FENOL
memberikan dukungan moral material DAN UJI AKTIVITAS
serta doa dan semangat dalam ANTIOKSIDAN EKSTRAK
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini MASERASI BIJI BUAH
dapat selesai. ALPUKAT (Persea americana
5. Laboran Farmasi yang Mill.).”
telah membantu dalam proses Aulia, Ulvi. 2016. “UJI
penelitian, terimakasih atas tenaga dan AKTIVITASANYIOKSIDAN
waktunya. DAN PENENTUAN KADAR
6. Teman-teman dan FENOL TOTAL EKSTRAK
sahabat semua yang selalu MASERASI HERBA PEGAGAN
memberikan dukungan serta dorongan (CENTELLA ASIATICA L.
untuk terus semangat dalam URBAN).”
menyelesaikannya karya tulis ilmiah AYYUN FITROH. 2017.
ini. “PERBANDINGAN AKTIVITAS
VI. Referensi ANTIOKSIDAN EKSTRAK
Adestia, Tifana. 2018. “PENGARUH DAUN TEH MUDA DAN DAUN
PERBEDAAN METODE TEH TUA (Camelia sinensis [L.]
EKSTRAKSI TERHADAP O.K) DENGAN METODE
KADAR FLAVONOID TOTAL SPPEKTROFOTOMETRI UV-
DAUN NANGKA (Artocarpus VIS.”
heterophyllus Lmk.). Politeknik Bayani, Faizul. 2016. “Analisis Fenol
Harapan Bersama Kota Tegal” Total Dan Uji Aktivitas
Alfian, Riza, dan Hari Susanti. 2013. Antioksidan Ekstrak Buah Sentul
“Penetapan kadar fenolik total (Sandoricum koetjape Merr.)” 4.
ekstrak metanol kelopak bunga Devi, Egie Triana, dan Kusnadi. 2017.
rosella merah (Hibiscus sabdariffa “ISOLASI DAN IDENTIFIKASI
Linn) dengan variasi tempat SENYAWA FLAVANOID PADA
tumbuh secara spektrofotometri.” EKSTRAK DAUN SELEDRI
Pharmaciana 2 (1). (Apium graveolens L.) DENGAN
Amalia, p. 2011. “Isolasi, elusidasi METODE REFLUKS” 01: 56–67.
struktur dan uji aktivitas Fatyanti, Salamah. 2017.
antioksidan senyawa kimia dari “PENENTUAN KADAR TOTAL
daun garcinia benthami.” Jakarta: FENOL DAN UJI AKTIVITAS
Universitas indosesia. ANTIOKSIDAN EKSTRAK
Amelia, Putri. 2011. “Isolasi, Elusidasi BUNGA SUKUN (ARTOCARPUS
Strukturdan Uji Aktivitas ALTILIS L).”
Antioksidan Senyawa Kimia Dari Gandjar, Ibnu Gholib, dan Abdul
Daun Garcinia Benthami Pierre.” Rohman. 2007a. “Kimia farmasi
Jurnal Jakarta: Universitas analisis.” Pustaka Pelajar,
Indonesia. Yogyakarta 299: 463–480.
Arung, Enos Tangke, Irawan Wijaya Hanani, Endang. 2015. Analisis
Kusuma, Kuniyoshi Shimizu, dan Fitokimia. Jakarta: EGC.
Ryuichiro Kondo. 2011. Harbone, J. B. 1987. “Metode
“Tyrosinase inhibitory effect of fitokimia.” Bandung: ITB 49.
quercetin 4′-O-β-D-
glucopyranoside from dried skin of
Haryanto, Sugeng. 2012. Ensiklopedi SINENSIS LIM) KEDALAM
Tanaman Obat Indonesia. I. FORMULASI SEDIAAN
Yogyakarta: PALMALL. LOTION.”
Illing, Ilmiati. 2017. “UJI FITOKIMIA Mutiatikum, Sukmayanti, dan Astuti.
EKSTRAK BUAH DENGEN,” 19. 2010. Standarisasi Simplisia.
Lancaster, J. E., dan M. J. Boland. Naidu, PV Subrahmanyam, PMMS
1990. “Flavor biochemistry. p33- Kinthada, P. Kalyani, dan P.
72.” Onion and allied crops III. Muralidhar. 2012.
CRC Press, Florida. “Characterization and biological
Laraswati, Vilia Dwi. 2016. activities of quercetin
“ANALISIS TOTAL FENOL DAN thiosemicarbazone derivatives:
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN potential anti cancer drugs.” Int J
PADA BUAH MAHKOTA DEWA Pharm 3 (2): 24–27.
(Phaleria macrocarpa).” Nofiani, Risa, Puji Ardiningsih, dan
Machavarapu, Manasa, Manoj Kumar Tursiman. 2012. “Total Fenol
Sindiri, dan Meena Vangalapati. Fraksi Etil Asetat Dari Buah Asam
2013. “Optimization of Physico- Kandis (Garcinia dioica blume)”
chemical Parameters for the 01: 45–48.
Extraction of Flavonoids and Oktaviana, Prima Riska. 2010.
Phenolic Components from the “KAJIAN KADAR
Skin of Allium cepa.” International KURKUMINOID, TOTAL
Journal of Innovative Research in FENOL DAN AKTIVITAS
Science, Engineering and ANTIOKSIDAN EKSTRAK
Technology 2 (7): 3125–3129. TEMULAWAK (Curcuma
Manullang, Leli. 2010. “Karakterisasi xanthorrhiza Roxb.) ADA
Simplisia, Skrining Fitokimia Dan BERBAGAI TEKNIK
Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Umbi PENGERINGAN DAN
Bawang Merah (Allii cepae var. PROPORSI PELARUTAN.” PhD
ascalonicum) Dengan Metode Uji Thesis, Fakultas Pertanian.
Brine Shrimp (BST).” Karakterisasi Pasaribu, Suhandrik. 2017.
Simplisia, Skrining Fitokimia Dan “PENGARUH DOSIS PUPUK
Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Umbi KOMPOS GULMA SIAM
Bawang Merah (Allii cepae var. TERHADAP PERTUMBUHAN
ascalonicum) Dengan Metode Uji DAN HASIL TIGA VARIETAS
Brine Shrimp (BST). BAWANG MERAH.” PhD Thesis,
Mardiah, Nuraina, Catherina Universitas Mercu Buana
Mulyanto, dan Amelia Audifa. Yogyakarta.
2017. “penentuan aktivitas Pourmorad, F., S. J. Hosseinimehr, dan
antioksidan dari ekstra kulit N. Shahabimajd. 2006.
bawang merah (allium ascolanicum “Antioxidant activity, phenol and
L.) dengan metode DPPH” 04. flavonoid contents of some selected
Marjoni, Mhd. Riza. 2016. Dasar- Iranian medicinal plants.” African
Dasar Fitokimia. Jakarta: Trans journal of biotechnology 5 (11).
Info Media. Purgiyanti. 2016. “Pengembangan
Mustaji, A. t.t. “PENGARUH Produk Antibakteri dan
PERBEDAAN PELARUT Antioksidan Kombinasi Esktrak
ETGANOL 70% DAN AIR Mahkota Dewa dan Pegagan dalam
TERHADAP UJI AKTIVITAS Sediaan Tablet Hisap.” Jakarta:
ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK Universitan Pancasila.
TEH HIJAU (CAMELIA
Putri,. 2016. “Pengaruh Konsentrasi Sari, Margaretha Uliartha, Rudi
Minyak Jarak Sebagai Emollient Hartono, dan Luthfi Hakim. 2013.
Terhadap Sifat Fisik Sabun Cair “Sifat Antirayap Ekstrak Kulit
Antioksidan Ekstrak Daun Seledri.” Bawang merah (Allium cepa
Tegal: Politeknik Harapan L.)(Antitermites Properties of
Bersama. Onion Shell Extract).” Peronema
Rahayu, E., dan N. V. Berlian. t.t. “A, Forestry Science Journal 2 (1):
1999.” Bawang Merah. Penebar 139–145.
swadaya. Jakarta. Sastrohamidjojo, H. 1991.
Rahayu, Siti, Nunung Kurniasih, dan Kromatografi, Edisi 2, Cetakan 1,
Vina Amalia. 2015. “Ekstraksi dan Liberti, Yogyakarta. Hal.
Identifikasi Senyawa Flavonoid Soebagio, Boesro, dan Taofik
dari Limbah Kulit Bawang Merah Rusdiana. 2007. “Pembuatan Gel
sebagai Antioksidan Alami.” al Dengan Aqupec HV-505 dari
Kimiya 2 (1): 1–8. Ekstrak Umbi Bawang Merah
Rahmawanty, Dina, Dyah Anggraeni, (Allium cepa, L.) Sebagai
Audifa Amelia, dan Nuraina Antioksidan.” Abstrak.
Mardiah. 2017. “Penentuan Stahl, Egon. 1985. “Analisis obat
Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak secara kromatografi dan
Kulit Bawang Merah (Aliium mikroskopi.” Penerjemah:
ascolanicum L) Dengan DPPH” 04: Padmawinata, K. dan I. Sudiro.
147–54. Penerbit ITB, Bandung.
Ramadhani, Ahmad Nur. 2009. “Uji Supriningrum, Risa, Sapri, dan
Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Elisabeth Beatrice. 2015.
Daun Sukun (Artocarpus altilis) “PENEMPATAN RENDEMEN
Terhadap Larva Artemia Salina KUERSETIN KULIT BAWANG
Leach dengan Metode Brine MERAH (ALLIUM CEPA L.)
Shrimp Lethality Test (BST).” PhD BERDASARKAN VARIASI
Thesis, Medical faculty. KONSENTRASI ETANOL
Rifani, Azhar Noor. 2015. “Pengaruh MENGGUNAKAN METODE
larutan kulit bawang merah (allium REFLUKS.”
cepa l.) terhadap pertumbuhan akar Trilaksani, Wini. 2003. “Antioksidan:
pada stek batang sirih merah (piper jenis, sumber, mekanisme kerja dan
crocatum).” PhD Thesis, IAIN peran terhadap kesehatan.” Term
Palangka Raya. Paper Introductory Science
Robinson, Trevor. 1995. “Kandungan Philosophy (PPS702). Graduate
organik tumbuhan tinggi.” Program S 3.
Bandung: ITB 14 (3): 1–6. Tristantini, Dewi, Alifah Ismawati,
Roza, Irwan, Evawati Evawati, Rince Bhayangkara Tegar Pradana, dan
Alfia Fadri, dan Gusmalini Jason Gabriel Jonathan. 2016.
Gusmalini. 2017. “TOTAL FENOL “Pengujian Aktivitas Antioksidan
DAN AKTIVITAS Menggunakan Metode DPPH pada
ANTIOKSIDAN BUBUK KULIT Daun Tanjung (Mimusops elengi
MANGGIS (Garcinia mangostana L).” Dalam Seminar Nasional
L.) DARI BUAH SEGAR Teknik Kimia Kejuangan, 1.
DENGAN VARIASI LAMA Wachidah, Leliana Nurul. 2013. “Uji
PENYIMPANAN YANG Aktivitas Antioksidan Serta
DIOLAH SECARA MEKANIS.” Penentuan Kandungan Fenolat dan
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Flavonoid Total dari Buah Parijoto
21 (2): 110–116. (Medinilla speciosa Blume).”
Winarningrum. t.t. “PEMANFAATAN
KULIT BAWANG MERAH
(ALLIUM CEPA) SEBAGAI
PEWARNA ALAMI TEKSTIL.”
Winarsi, H. 2007. “Antioksidan Alami
& Radikal Bebas dan Aplikasinya
Dalam Kesehatan.” Yogyakarta:
Kanisius.
Wisnu, Cahyadi. 2006. “Analisis dan
Aspek Kesehatan Bahan Tambahan
Pangan.” Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta 1 (7): 10–12.
Wulandari, Sheila. 2018.
“PENGARUH PELARUT
TERHADAP UJI ANTIOKSIDAN
EKSTRAK TOMAT (Solanum
lycopersium). Politeknik Harapan
Bersama kota Tegal”
Yuszda, K. Salimi, Nurhayati Bialangi,
dan Ahmad Adi Samin. 2015.
“Penentuan Kandungan Fenolik
Total Dan Aktivitas Antioksidan
Rambut Jagung (Zea mays L.)
Yang Tumbuh Di Daerah
Gorontalo.” Jurusan Pendidikan
Kimia fakultas Matematika dan Ipa
Universitas Negeri Gorontalo.

Anda mungkin juga menyukai