Anda di halaman 1dari 9

Universitas Sriwijaya

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS DISCOVERY LEARNING MATERI LARUTAN


ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT KELAS X SMA

Tiara Ananda, Dr. Effendi, M.Si, Dr. Hartono, M.A.


Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Inderalaya Ogan Ilir 30662, Telp. 580058
Email : Tiaraananda773@yahoo.com

ABSTRAK
Kombinasi LKPD berbasis discovery learning membuat pembelajaran lebih terstruktur dan
mampu membangkitkan daya ingin tahu siswa sehingga pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Penelitian ini bertujuan untuk 1). Menghasilkan LKPD berbasis discovery learning yang
valid pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2). Menghasilkan LKPD berbasis discovery
learning yang menarik dan praktis. 3). Menghasilkan LKPD berbasis discovery learning yang
efektif sehingga mampu untuk meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini menggunakan model
pengembangan rowntree modifikasi tessmer. Yang teridiri dari 1. Tahap perencanaan, 2. Tahap
pengembangan, dan 3. Tahap evaluasi. Pada tahap evaluasi digunakan formatif tessmer yang
terdiri dari 1. Self evaluation, 2. Expert review, 3.One-to-one, 4. Small group, 5. Field test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1). Berdasarkan perhitungan cohen kappa kevalidan materi
sebesar 1 (sangat valid) , kevalidan pendagogik 0,89 (sangat valid), dan kevalidan desain 0,63
(valid). 2). Berdasarkan perhitungan rata-rata Aiken dinyatakan praktis dengan skor 0,77
kategori tinggi. 3). Produk teruji efektif digunakan dalam pembelajaran dengan perolehan N-gain
sebesar 0,74.

Kata kunci: Penelitian Pengembangan, Lembar Kerja Peserta Didik, Discovery


Learning, Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit

ABSTRACT
Combination LKPD of discovery learning makes learning more structured and able to generate
students' curiosity so learning is centered on students. This study aims to 1). Produce LKPD
based on valid discovery learning on electrolyte and non-electrolyte solution material. 2).
Produce LKPD based on interesting and practical discovery learning. 3). Produce LKPD based
on effective discovery learning so as to be able to improve learning outcomes. This study uses
rowntree tessmer modification development model. Which consists of 1. Planning stage, 2.
Development phase, and 3. Evaluation phase. In the evaluation phase, formative tessers are used
which consist of 1. Self evaluation, 2. Expert review, 3. One-to-one, 4. Small group, 5. Field test.
The results of the study show that 1). Based on the calculation of cohen kappa the validity of the
material is 1 (very valid), the validity of the cleric is 0.89 (very valid), and the validity of the
design is 0.63 (valid). 2). Based on the calculation of the average Aiken stated practical with a
score of 0.77 high category. 3). Tested products are effectively used in learning with N-gain gain
of 0.74.

Keywords: Development Research, Student Worksheets, Discovery Learning, Electrolyte and


Non-Electrolyte Solutions

1
Universitas Sriwijaya

1.Pendahuluan kemampuan dan keterampilan proses


Kurikulum 2013 membuat berpikir (Wati,2017).
peserta didik aktif memahami materi Discovery learning membuat
pembelajaran melalui tahapan- siswa mencari tahu sendiri
tahapan seperti mengamati, pengetahuan yang sebelumnya belum
merumuskan masalah, mengajukan diketahui (Karim,2011). Discovery
atau merumuskan hipotesis, learning membuat peserta didik
mengumpulkan data, menganalisis belajar aktif untuk menemukan dan
data, menarik kesimpulan, dan menyelidiki sendiri sehingga
mengkomunikasikan konsep, hukum pengetahuan yang diperoleh bertahan
atau prinsip yang ditemukan lama (Hosnan,2014).
menggunakan pendekatan saintifik Kombinasi LKPD berbasis
(Hosnan,2014). discovery learning mampu
Terbatasnya bahan ajar yang membangkitkan daya ingin tahu
membuat siswa aktif dan mampu peserta didik untuk menemukan
memecahkan masalah berpengaruh konsep-konsep yang tidak dijelaskan
terhadap kualitas pembelajaran, dalam LKPD (Salwan,2017).
khususnya pembelajaran kimia. Salah Hal ini menyebabkan peneliti
satu contoh bahan ajar yang bisa tertarik untuk mengembangkan bahan
digunakan adalah lembar kerja ajar berupa LKPD yang menarik
peserta didik (Wati,2017). sehingga siswa lebih tertarik dalam
Lembar Kegiatan Peserta Didik belajar sehingga mampu
berfungsi sebagai panduan belajar meningkatkan hasil belajar peserta
untuk memudahkan peserta didik dan didik. Bahan ajar yang
guru dalam proses pembelajaran. dikembangkan merupakan LKPD
Belajar menggunakan LKPD bisa berbasis discovery learning.
memberikan kesempatan kepada Oleh karena itu peneliti
peserta didik untuk mengembangkan melakukan penelitian yang berjudul “
Pengembangan LKPD Berbasis

2
Universitas Sriwijaya

Discovery Learning Materi Larutan Tessmer akan tetapi pada hanya


Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas sampai tahap small group yaitu: (1)
X SMA “. Self Evaluation, (2) Expert Review, (3)
Tujuan dari penelitian ini yaitu One to One, (4) Small Group, dan (5)
mengembangkan LKPD yang valid, Field Test. Penelitian ini bertujuan
praktis dan efektif. Manfaat dari untuk menghasilkan LKPD berbasis
penelitian yang dilakukan yaitu : 1. Discovery Learning materi larutan
Bagi Siswa membantu siswa untuk elektrolit dan nonelektrolit yang valid ,
lebih aktif dalam proses praktis dan Efektif.
pembelajaran, 2. Bagi guru Bisa
Teknik Pengumpulan Data
menggunakan LKPD untuk evaluasi
Teknik pengumpulan data
dalam proses pembelajaran, 3. Bagi
dilakukan dengan cara Walkthrough,
Sekolah bisa digunakan sebagai
Angket Kevalidan dan Angket
contoh untuk mengembangkan
Kepraktisan.
LKPD pada mata pelajaran yang lain,
Pengumpulan data dengan cara
4. Bagi Peneliti lain bisa dijadikan
walkthrough dilaksanakan saat tahap
refrensi yang digunakan untuk
One to-one. Pada tahap one to one
penelitian yang relevan.
dilakukan kepada 3 peserta didik.
2. METODE PENELITIAN Peserta didik yang dipilih adalah satu
Penelitian yang dilakukan orang yang memiliki tingkat
merupakan penelitian pengembangan kemampuan tinggi, satu orang dengan
(Development Research). Penelitian tingkat kemampuan sedang, dan satu
menggunakan model pengembangan orang dengan tingkat kemampuan
Rowntree yang terdiri dari tiga tahap, rendah.
yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap Angket kevalidan digunakan
pengembangan, dan (3) tahap evaluasi. dalam uji pakar (expert review) yang
Pada tahap evaluasi, peneliti dilakukan oleh dosen Universitas
menggunakan model evaluasi formatif Sriwijaya dan guru kimia SMA

3
Universitas Sriwijaya

Muhammadiyah 1 Palembang. Angket menggunakan rumus Cohan’s Kappa


ini berisi pernyataan setuju dan tidak indeks sebagai berikut :
setuju (Skala Guttman) mengenai K= (Murti ,2011;7 )
kevalidan LKPD berbasis discovery
Keterangan :
learning materi larutan elektrolit dan
K = Konsistensi kappa
nonelektrolit kelas X SMA.
fa = Item setuju
Angket uji kepraktisan digunakan
fc = 50% dari item setuju
dalam Small group. Lembar angket ini
N = Jumlah item seluruhnya
dibuat dalam skala likert 4, dimana
Tabel 1 Skala Persetujuan Cohen Kappa
skor maksimal 4 (Sangat Praktis) dan
Nilai Kappa Kategori
skor minimum adalah 1 (Tidak
Kevalidan
Praktis).
0.00 – 0.20 Tidak Valid
Teknik Analisa Data
0.21 – 0.40 Kurang Valid
Analisa data dilakukan
0.41 – 0.60 Cukup Valid
melalui uji pakar, uji peorangan
0.61 – 0.80 Valid
dan uji kelompok kecil.
0.81 – 1.00 Sangat Valid
Pengambilan data menggunakan
(Modifikasi Altman, 2011)
angket skala Guttman untuk uji
Uji Kelompok Kecil (Small Group
pakar, sedangkan uji kelompok
Evaluation)
kecil menggunakan skala likert 4.
Angket diberikan pada tahap
Uji Pakar (Expert Review) small group untuk mengukur
Analisa data kevalidan dilakukan kepraktisan LKPD. Data hasil angket
oleh 3 orang ahli, yaitu 2 ahli kemudian dianalisis dengan rating
pendagogik , 2 ahli materi dan 2 ahli scale dan dihitung rerata skornya
desain. Lembar validasi untuk ahli dengan menggunakan rumus sebagai
menggunakan skala Guttman. Data berikut (Aiken, 1985).
yang diperoleh akan dianalisa V=

4
Universitas Sriwijaya

Keterangan : untuk melihat keefektifan dari


S = r – lo LKPD Berbasis Discovery
lo = angka penilaian validitas yang Learning. Tes diberikan pada awal
paling rendah (1) pertemuan dan pada akhir
c = angka penilaian validitas yang pertemuan. Analisa data hasil tes
tertinggi (4) menggunakan rumus skor gain
r = angka yang diberikan oleh penilai sebagai berikut.
Tabel 2. Kategori Skor Kepraktisan
Gain Skor =
Rentang Skor Kategori
0,68 – 1,00 Tinggi
Keterangan :
0,34 – 0,67 Sedang
Spost = Skor Post-Tes
0,00 – 0,33 Rendah Spre = Skor Pre-Tes
Apabila hasil penilaian rata- Smaks = Skor Maksimum
rata skor jawaban dari peserta didik Skor gain yang diperoleh
(small group) terhadap LKPD berbasis selanjutnya disesuaikan dengan kriteria
pendekatan saintifik termasuk ke penentuan skor gain, tinggi, sedang,
dalam kategori Tinggi atau Sedang atau rendah. Dengan kriteria:
maka LKPD dinyatakan praktis.
Peneliti melakukan revisi dan lanjut ke  Tinggi, jika G > 0,7

tahap selanjutnya. Apabila skor yang  Sedang, jika 0,7 > G > 0,3

diperoleh kategori Rendah maka  Rendah, jika G < 0,3


LKPD dinyatakan tidak praktis dan Adapun skor pretest dan skor
peneliti melakukan revisi . posttest yang dipakai merupakan nilai

Analisa Data Field Test rata-rata dari hasil tes awal dan tes
Field Test dilakukan di satu akhir.
kelas X IPA 1 SMA
3.HASIL DAN PEMBAHASAN
Muhammadiyah 1 Palembang. Tes
Validator memberikan
dilakukan pada tahap uji lapangan
penilaian dengan cara mengisi angket

5
Universitas Sriwijaya

lembar validasi yang telah disediakan desain yang telah dilakukan


peneliti. Lembar validasi ini terdiri dinyatakan valid dan layak digunakan
dari beberapa deskriptor penilaian dengan revisi. Hal ini dikarenakan
dengan kriteria skor penilaian valid sebelum melakukan tahap expert
dan tidak valid. Validator memberikan review sudah banyak revisi dari
skor penilaian pada setiap pembimbing yang dilakukan pada
deskriptornya. Aspek validitas yang tahap self evaluation. Hasil revisi dari
dinilai meliputi (1) aspek pedagogik, tahap expert review dinamakan
(2) aspek materi, dan (3) aspek desain . prototype II.
Berikut skor validitas prototype I pada Prototype I (rancangan pertama)
masing-masing aspek pedagogik, yang dinyatakan valid dilakukan uji
aspek materi, dan aspek desain dengan coba langsung kepada peserta didik
menggunakan analisis Cohen Kappa. dengan cara walkthrough Uji coba
Tabel 3 Hasil Penilaian validator bertujuan untuk melihat keterbacaan
berdasarkan analisis kappa
prototype I. Subjek atau peserta didik
Skor Interpretasi
Aspek yang terlibat pada tahap ini berjumlah
Validasi Validitas
Pendagogik 0,89 Sangat Valid 3 orang dengan tingkat kemampuan
Materi 1 Sangat Valid berbeda-beda yang terdiri dari tingkat
Desain 0,63 Valid kemampuan rendah, tingkat
Berdasarkan perhitungan kemampuan sedang, dan tingkat
kesepakatan kappa untuk aspek kemampuan tinggi. Berdasarkan
pendagogik didapatkan nilai sebesar wawancara yang dilakukan dinyatakan
0,89 yang berarti sangat valid. Untuk jika LKPD berbasis discovery learning
aspek materi didapatkan nilai sebesar 1 materi larutan elektrolit dan
yang berarti sangat valid. Untuk aspek nonelektrolit sudah cukup layak untuk
desain didapatkan nilai sebesar 0,63 digunakan pada tahap small group
yang berarti valid. Berdasarkan hasil dengan catatan harus direvisi terlebih
validasi aspek pendagogik, materi dan dahulu.

6
Universitas Sriwijaya

Evaluasi small group melibatkan berbasis discovery learning materi


sembilan orang peserta didik dengan larutan elektrolit dan nonelektrolit
tingkat kemampuan yang berbeda, dinyatakan praktis untuk digunakan
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. dalam pembelajaran sehingga dapat
Peserta didik diminta untuk diujicobakan pada tahap uji lapangan
memberikan penilaian skor 1-4 dengan Hasil dari tahap small group
mengisi lembar angket uji kepraktisan. dinamakan prototype III.

Tabel 4 Hasil Evaluasi Small Group


No Nama Siswa Deskriptor R S Σs Koefisien Aiken (V) Kategori
1 PA 1-19 59 40
2 SRM 1-19 59 40
3 MF 1-19 64 45
4 MHM 1-19 64 45
5 MD 1-19 66 47 394 0,77 Tinggi
6 YA 1-19 62 43
7 NR 1-19 63 44
8 AF 1-19 61 42
9 RH 1-19 67 48

Penilaian ini bertujuan untuk Tahap Field Test


mengetahui tingkat kepraktisan LKPD. Pada tahap ini siswa diberikan
Hasil penilaian kesembilan peserta 10 soal tes yang dilakukan pada awal
didik dapat dilihat pada tabel 14 pelajaran dan akhir pelajaran.
berikut. Berdasarkan data yang Tabel 5 Data Nilai tes awal dan tes
akhir
didapatkan diperoleh skor rata-rata Nilai
N-gain
sebesar 0,77 (lampiran 13) dengan Tes rata-rata Kategori
score
kelas
kategori tinggi. Komposisi warna yang Awal 28,24
0,74 Tinggi
digunakan di LKPD juga sudah Akhir 81,18
Berdasarkan penelitian yang
bervariasi, menarik serta warnanya
telah dilakukan, n-gain score yang
jelas tidak buram, sehingga LKPD

7
Universitas Sriwijaya

diperoleh sebesar 0,74 dengan kategori 3. LKPD dinyatakan praktis dengan


tinggi. Pada tes awal rata-rata siswa memperoleh skor 0,77 dengan
mendapatkan nilai rata-rata 28,24 kategori tinggi.
sedangkan pada tes akhir siswa 4. LKPD dinyatakan efektif karena
mendapatkan nilai rata-rata 81,18 yang mampu meningkatkan hasil belajar
berarti terjadi peningkatan sebesar siswa dengan perolehan N-gain
52,94%. Sehingga LKPD berbasis sebesar 0,74 dengan kategori tinggi.
discovery learning yang dikembangkan
SARAN
dinyatakan efektif. Hal ini sesuai
Peneliti menyarankan peserta
dengan pendapat Rasyid (2008) bahwa
didik untuk lebih teliti dalam membaca
jika ditinjau dari segi proses
data dari tabel yang disediakan. Untuk
pengukurannya, kemampuan seseorang
peneliti lain, LKPD berbasis discovery
dapat dinyatakan dengan angka.
learning efektif meningkatkan hasil
KESIMPULAN belajar sehingga baik untuk
1. Penelitian pengembangan yang dikembangkan untuk materi
dilakukan menggunakan model selanjutnya. Untuk guru, penggunaan
pengembangan rowntree modifikasi LKPD berbasis discovery learning
evaluasi formatif tessmer. membuat siswa lebih aktif dalam
2. Berdasarkan hasil penelitian LKPD proses pembelajaran. Untuk sekolah,
berbasis discovery learning materi penggunaan LKPD berbasis discovery
larutan elektrolit dan nonelektrolit learning merupakan bahan ajar
yang dikembangkan dinyatakan alternative yang membuat siswa
valid dengan perolehan skor 0,89 belajar secara mandiri
(sangat valid) untuk aspek DAFTAR PUSTAKA
pendagogik, 1 (sangat valid) untuk Aiken, L. R., 1985. Three
aspek materi dan 0,63 (valid) untuk Coefficients for Analyzing the
aspek desain. Reliability, and Validity of
Ratings. Educational and

8
Universitas Sriwijaya

Psychological Measurement., 45:


131-142.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik
dan Konstekstual dalam
Pembelajaran Abad 21. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Prawiradilaga, D, S., 2009. Prinsip


Desain Pembelajaran. Jakarta:
Pranada Media Group.
Salwan., 2017. Pengaruh LKPD
Berbasis Discovery Learning
Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
Sains Indonesia., 05 (02): 25-31.
Tessmer, M., 1998. Planning and
Conducting Formative
Evaluations. New York : Taylor
& Francis Group.
Wati , D., 2016. Pengembangan
Lembar Kegiatan Peserta Didik
( LKPD ) Berbasis Discovery
Learning pada Pokok bahasan
Makromolekul. Jurnal
Pendidikan Kimia., 4(2): 3-4.

Anda mungkin juga menyukai