Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

PROBLEMATIKA ANAK DAN REMAJA

Oleh :

NURMALA DEWI

06071282126032

Dosen Pengampu :

1. RATNA SARI DEWI, M.Pd


2. RESTI OKTA SARI, M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
BACALAH URAIAN KASUS BERIKUT DENGAN CERMAT DAN TELITI

Roni adalah siswa SMA kelas XII, semester V Jurusan IPS. Dia tinggal bersama orang
tuanya yang mendukung cita- citanya yang menjadi seorang guru akuntansi. Roni mempunyai
harapan dapat diterima di Universitas Negeri di kotanya sendiri, dan telah berusaha sejak kelas X
supaya nilai rata- rata dalam dalam raport setiap semester minimal 7. Dalam usaha ini dia telah
berhasil. Selain itu sejak awal kelas XI Roni berpacaran dengan Santi siswi kelas XI di sekolah
yang sama, Mereka sudah biasa pergi bersama, meskipun Santi terpaksa harus merahasiakan
hubungan mereka karena orangtuanya belum mengizinkan untuk berpacaran. Pada awal semester
V Santi mengatakan bahwa orangtuanya telah mengetahui hubungannya dengan Roni dan
memarahi Santi, bahkan orang tua Santi mengancam akan memberhentikan Santi dari sekolah
jika ia tetap berpacaran dengan Roni. Oleh sebab itu Santi merasa terpaksa memutuskan
hubungan karena dia tidak berani melawan orangtuanya. Roni menjadi kecewa dan berpikir “ apa
gunanya harus tetap bersekolah? Ia tidak rela pacarnya dicintai oleh orang lain. Akhirnya Roni
memilih untuk bolos dari sekolah dan mengabaikan waktu-waktu sekolah dengan hal-hal yang
tidak bermanfaat.

Setelah membaca kasus di atas, jawablah pertanyaan berikut:

1. Sebutkan karakteristik problem/ masalah pada kasus di atas! (10)

Jawaban :

Karakteristik problem atau masalah yang dialami oleh Roni adalah kehilangan motivasi
belajar. Dikarenakan Roni menjadikan Santi sebagai motivasinya untuk berprestasi sedari
mereka berpacaran di kelas 11. Karena kehilangan motivasi atau motivasi belajar rendah yang
dialami oleh Roni, menyebabkan Roni bolos dari sekolah dan mengabaikan waktu-waktu sekolah
dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Rendahnya motivasi belajar siswa akan menghambat
pencapaian tujuan pendidikan dan harus ditangani dengan tepat. Seseorang yang memiliki
inteligensia yang cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi, hasil belajar akan
optimal kalau ada motivasi yang tepat (Sardiman, 2012: 75).

2. Jelaskan factor yang mempengaruhi timbulnya problem pada kasus tersebut! (25)

Jawaban :

Dari kasus tersebut, factor yang menyebabkan Roni kehilangan motivasi belajar atau
rendahnya motivasi belajar yaitu berasal dari factor internal. Seperti yang dijelaskan dalam Syah
(2006:182) rendahnya motivasi belajar siswa yang menjadi penyebab kesulitan belajar tercermin
pada faktor intern siswa yaitu faktor intern yang berifat afektif seperti labilnya emosi dan sikap
siswa.

Dalam kasus ini, Roni memiliki emosi yang masih labil sebagai remaja yang baru saja
putus cinta. Menurut Asrori (2008:9) mengatakan: “Remaja seringkali dengan fase “mencari jati
diri” atau “topan dan badai”. Hal ini juga disampaikan oleh Stanley Hall (dalam Yusuf
2012:185) menyatakan: “Remaja merupakan masa yaitu sebagai periode yang berada dalam dua
situasi: antara kegocangan, penderitaan asmara, dan pemberontakan dengan otoritas orang
dewasa”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa emosi Roni masih dalam
keadaan labil karena terkadang remaja seperti Roni tidak mampu menahan emosi sedih dan
seringkali melebih-lebihkan sehingga menggangu prestasinya di sekolah.

3. Jelaskan upaya preventif yang dapat dilakukan untuk kasus di atas! (25)

Jawaban :

Upaya preventif yang bisa kita lakukan bersama untuk masalah Roni adalah :

1. Lingkungan Keluarga. Orang tua Roni sudah sangat baik karena sudah mendukung
Roni menjadi guru akuntansi. Usaha yang bisa dilakukan oleh orang tua Roni yaitu untuk
terus memperhatikan kondisi psikologis dari Roni selama ia di rumah, dengan tidak
membiarkan Roni sedih terlalu lama ketika di rumah, orang tua Roni juga bisa lebih peka
untuk menanyakan kondisi Roni di setiap harinya. Orang tua Roni juga bisa selalu
mengigatkan Roni akan cita-citanya yang ingin menjadi guru akuntansi ketika melihat
anaknya yang mungkin terlihat sedang kehilangan motivasi belajar ketika berada di
rumah.

2. Lingkungan sekolah. Pihak sekolah dan guru BK maupun guru mapel bisa lebih serius
lagi untuk memperhatikan kondisi siswa yang kehilangan motivasi belajar seperti Roni,
terlebih lagi Roni sedang berada di semester 7 yang mana akan melanjutkan ke perguruan
tinggi. Ketika perilaku membolos yang biasa dilakukan Roni akhir-akhir ini dilakukan
lagi oleh Roni, guru BK, guru mapel dan pihak sekolah bisa mengingatkan Roni untuk
tidak meninggalkan pembelajaran di kelas karena Roni sudah kelas 12 yang notabene
akan menghadapi banyak ujian sekolah juga ujian masuk perguruan tinggi negeri. Pihak
sekolah dan guru mapel bisa mengingatkan Roni akan cita-citanya yang hendak menjadi
guru akuntansi. Guru BK juga bisa memberikan layanan klasikal untuk anak-anak kelas
12 mengenai perencanaan karir sehingga Roni dan siswa-siswa kelas 12 lainnya bisa
kembali termotivasi untuk melajutkan dan menggapai karir yang mereka cita-citakan.
3. Lingkungan sosial. Orang tua, guru-guru dan pihak sekolah bisa mengontrol seperti apa
hubungan sosial Roni saat ini, seperti hubungan pertemanan di rumah maupun di sekolah.
Pastikan Roni berada di lingkungan sosial yang baik, yang selalu mengingatkan dan
mendukungnya untuk terus melanjutkan cita-citanya sekalipun tidak bersama Santi.

4. Jelaskan strategi apa yang dapat digunakan untuk mengentaskan permasalahan tersebut!
(40)

Jawaban :

Strategi yang bisa kita lakukan sebagai guru BK untuk mengentaskan permasalahan
tersebut adalah dengan

1. Konseling individual

Konseling individual ini guru BK lakukan untuk mengidentifikasi permasalahan


yang dihadapi oleh Roni lebih dalam lagi. Ketika proses konseling guru BK bisa
memvalidasi perasaan Roni terlebih dahulu, yang mungkin selama ini tidak Roni
dapatkan dari lingkungan luarnya. Setelah itu guru BK bisa melanjutkan proses konseling
dan memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk mengetahui lebih banyak lagi
mengenai perasaan, lingkungan pertemanan, keluarga dan hal-hal lain yang bisa guru BK
ajak untuk mengentaskan permasalahan Roni secara bersama-sama. Pada proses
konseling juga guru BK bisa mengingatkan Roni mengenai cita-citanya menjadi guru
akuntansi dan memberikan afirmasi positif kepada Roni untuk terus melanjutkan hidup
dengan baik sekalipun ada beberapa hal sedih yang mesti dia hadapi saat ini.

Selama proses konseling, guru BK bisa menggunakan Teknik WDEP. Guru BK


bisa menanyakan apa yang sebenarnya Roni inginkan sebagai siswa kelas 12 dan untuk
karirnya kedepan (Wants atau keinginan). Guru BK juga bisa memberikan strategi apa
saja yang harus dilakukan oleh Roni untuk mencapai keinginan-keinginan itu (Direction
atau arahan). Guru BK bisa menyuruh Roni untuk mengevaluasi dirinya sendiri, dengan
kebiasaannya yang selalu membolos sekolah apakah impian-impiannya itu bisa ia
wujudkan (Evaluation atau penilaian). Serta guru BK bisa menyusun perencanaan apa
saja yang mesti Roni lakukan untuk mengggapai cita-citanya (Planning atau
perencanaan). Teknik ini bisa digunakan untuk membantu Roni menilai keinginan-
keinginannya, perilaku- perilakunya, dan kemudian merumuskan rencana- rencana yang
mungkin sempat hilang ketika ia merasakan sedih sehabis putus cinta.
2. Layanan klasikal

Guru BK bisa memberikan layanan klasikal bidang karir dengan materi


meningkatkan motivasi belajar dan perencanaan karir untuk Roni dan para siswa kelas
12. Sehingga siswa-siswa yang juga memiliki permasalahan seperti Roni bisa
menumbuhkan kembali semangat belajar mereka dan kembali mengingat tujuan karir
mereka. Layanan klasikal di bidang karir ini sangat berguna tak hanya untuk
mengentaskan permasalahan Roni namun permasalahan siswa kelas 12 lainnya juga.

Anda mungkin juga menyukai