No. Soal
1. Berikanlah dan jelaskan contoh penggunaan ketujuh fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday di daerah
tempat tinggal saudara!
Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk lebih
mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi putra-putrinya,
atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari. Terdapat 4 jenis gaya
parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif. berikut adalah
sedikit penjelasan mengenai keempat gaya asuh tersebut.
Secara sederhana gaya asuh otoriter adalah gaya asuh di mana orang tua memaksakan
kehendaknya tanpa memperhatikan atau mempedulikan bagaimana perspektif sang anak. Gaya
asuh orang tua berwibawa adalah gaya asuh di mana orang tua menjadi panutan yang teladan,
memberikan batasan yang cermat untuk putra-putrinya, dan memberikan pujian untuk upaya
yang telah putra-putrinya lakukan. Gaya asuh permisif adalah gaya asuh di mana orang tua tidak
memberikan batasan kepada anak-anaknya, semisal tidak memberikan garis yang jelas apa yang
boleh dilakukan atau tidak. Memercayakan putra-putrinya untuk melakukan apa yang ia
inginkan, cenderung tidak mengintervensi kecuali untuk hal yang bersifat sangat serius. Gaya
asuh over protektif adalah gaya asuh di mana orangtua sangat melindungi putra-putrinya dari
segala hal buruk, rasa sakit, pengalaman yang buruk, dan lain-lain. Karena itu banyak membatasi
putra-putrinya di berbagai aspek.
1 dari 6
MKDU4110
Pernahkah Anda melihat di media seperti film atau kartun yang menggambarkan bahwa anak-
anak di Jepang merupakan anak yang patuh? Walaupun di balik itu terdapat unsur kompetitif
yang muncul karena adanya harapan orangtua agar putra-putrinya dapat lulus masuk
ke sekolah atau kampus yang bergengsi.
Memang unsur kompetitif merupakan hal yang positif, tetapi tingkat kompetitif yang tinggi dari
harapan orangtua membuat putra-putri merasa tertekan. Bagaimanakah stereotip mengasuh ala
orangtua di Jepang yang dapat kita lihat sebagai hal yang positif?
Pada usia antara 0-5 tahun, anak diperbolehkan melakukan apa saja. Mungkin budaya ini sedikit
berbeda dengan negara lain. Yang dimaksud diperbolehkan melakukan apa saja adalah
membiarkan anak bereksplorasi dengan kegiatan yang ia lakukan. Namun orangtua tetap
menstimulus dengan hal yang positif dan menjadi role model yang baik. Filosofi ini
menunjukkan bahwa, dengan membiarkan anak aktif akan membuat sang anak tumbuh sehat.
Pada usia 0-5 tahun, anak juga diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat sehingga
dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang tua di Jepang juga beranggapan
bahwa sebisa mungkin menemani putra-putrinya sehingga anak merasakan kasih sayang
orangtuanya.
2 dari 6
MKDU4110
yang telah diajarkan atau dengan caranya sendiri. Sedangkan orang tua di Jepang cenderung
mentransmisikan apa yang ia lakukan kepada anaknya, sehingga orang tua sepenuhnya
menjadi role model bagi anaknya.
Setelah fase usia 5 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-15 tahun anak
mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar untuk disiplin, dan
melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua. Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat
berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun. Pada fase ini
orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban, apa yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan.
Oleh karena itu kegiatan pendidikan moral di sekolah juga mulai diajarkan, tidak hanya sebagai
mata pelajaran yang diselipkan pada mata pelajaran lain. Di sini anak diajarkan dan diberikan
ruang untuk melakukan kegiatan sosial seperti saling melayani, kegiatan makan siang di sekolah,
dan kegiatan lain yang juga kerap dilakukan di sekolah-sekolah Indonesia. Kegiatan sekolah dan
rumah yang bersifat rutin, meskipun terkesan monoton merupakan cara Jepang untuk menbuat
anak-anak belajar untuk disiplin.
Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan
keluarga serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai
diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang
dewasa. Setelah usia 20 tahun anak dianggap resmi menjadi dewasa dengan biasanya diadakan
upacara hari kedewasaan yang diselenggarakan di distrik/kota setempat yang diikuti oleh pemuda
berusia 20 tahun.
3 dari 6
MKDU4110
perasaanya sendiri. Orang tua mengajarkan anaknya untuk melakukan hal yang tidak
mempermalukannya. Contohnya tidak menegur anaknya atau menasehati anaknya di muka
umum ketika melakukan hal yang dirasa kurang pantas.
Orangtua memilih menunggu situasi dan tempat yang lebih privasi untuk menasehatinya. Anak
diajarkan untuk dapat memiliki sikap empati dan saling menghormati orang lain.
Orang tua di Jepang tidak menggangap gaya asuh mereka menjadi gaya asuh yang terbaik.
Begitu pula dewasa ini nilai budaya barat pun menginsipirasi cara orangtua di Jepang dalam
mendidik anaknya. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan, namun gaya asuh orang tua di
Jepang yang menyayangi putra-putrinya tidak berubah.
Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami bahwa gaya asuh mereka
merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan gaya authoritative (berwibawa).
Demikian, perbedaan gaya asuh orang tua di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang
Sumber: https://www.kompasiana.com/buyungokita/%205f22b2a4d541df59d84bebe2/sisi-
positif-parenting-budaya-jepang?page=all#section2
Sewindu Riset Pesisir, Data Karbon Biru Padang Lamun Indonesia Tercapai
Oleh: Dr. A’an Johan Wahyudi
PADANG lamun merupakan ekosistem laut dangkal yang didominasi oleh tumbuhan
lamun, yaitu tumbuhan berbunga yang telah beradaptasi dengan air asin. Laut Indonesia tercatat
memiliki 13 spesies lamun dari 60 spesies yang tercatat di dunia.
Tidak seperti ekosistem terumbu karang dan mangrove, padang lamun mendapat perhatian
yang relatif minim. Namun demikian, hasil riset di seluruh dunia menyatakan berbagai nilai
penting dari padang lamun terutama karena layanan ekosistemnya.
Layanan ekosistem yang dimaksud misalnya sebagai tempat pemijahan dan pembesaran
berbagai spesies ikan, penyaring material tersuspensi pada air laut, sumber makanan mamalia
laut dugong, dan layanan karbon biru untuk mitigasi perubahan iklim.
Istilah karbon biru (blue carbon) digunakan untuk karbon yang diserap, disimpan dan
dilepaskan kembali oleh ekosistem vegetasi laut (mangrove dan padang lamun). Karbon biru
menjadi layanan ekosistem yang penting terutama karena terkait aksi mitigasi perubahan iklim
4 dari 6
MKDU4110
(http://scc.oseanografi.lipi.go.id/).
SCC dibuat dengan mengacu pada formula untuk mengkonversi nilai biomas, kepadatan
dan persentase tutupan lamun menjadi nilai cadangan dan serapan karbon.
SCC diharapkan menjadi alternatif yang memudahkan bagi praktisi di daerah dalam hal
pelaporan potensi neraca karbon biru ekosistem padang lamun. Pelaporan-pelaporan semacam ini
biasanya secara rutin diminta oleh sekretariat PRK untuk dipantau dan dievaluasi dalam
kaitannya target penurunan emisi karbon.
Berdasarkan nilai rata-rata cadangan karbon padang lamun nasional, maka kita bisa
menentukan faktor emisi aktivitas antropogenik alih guna lahan padang lamun yaitu sebesar 0,05
ton karbon. Nilai ini adalah 4% dari rata-rata cadangan karbon (jumlah cadangan karbon atas dan
bawah permukaan = 1,15 ton karbon).
Konstanta 4% berdasarkan hasil riset sebelumnya bahwa, setiap hektar padang lamun akan
mulai melepas karbon ke udara secara bertahap sebesar 4% per tahun dari total cadangan karbon
tersimpan, dimulai sejak terjadinya kerusakan atau alih guna lahan.
SCC dalam konteks penentuan faktor emisi dan pelaporan PRK, dapat dimanfaatkan
berbasis data lokal sesuai dengan luasan area, kepadatan, biomassa maupun persentase tutupan
padang lamun. Sehingga faktor emisi juga dapat ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi riil
di daerah dimana padang lamun berada.
Hal ini cukup relevan dengan fakta bahwa kondisi padang lamun akan berbeda di satu
tempat dengan tempat lainnya mengikuti skala mikro atau meso ekosistem. Artinya, dengan
demikian SCC dapat memenuhi target Tier 2 (atau bahkan Tier 3) dalam konteks aksi mitigasi
perubahan iklim. Dr.
A’an Johan Wahyudi Diplomat Sains ASEAN 2020; Peneliti Madya Bidang Biogeokimia Laut
Pusat Penelitian Oseanografi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Sumber: https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/28/190600323/sewindu-riset-pesisir-data-
karbon-biru-padang-lamun-indonesia-tercapai?page=all#page2.
6 dari 6