Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

TUNAS
JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/tunas
UMP
Volume 7 Nomor 1,Desember 2021 (9-16)

INTERNALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL TRADISI ROBO-ROBO DI


SEKOLAH DASAR
Internalization Of The Local Wisdom Values Of Robo-Robo Tradition In
Elementary School
1
Haris Firmansyah, 2Hendra Sulistiawan, dan 3Marisah
1Universitas
Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia.
2Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia.
3Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia.

ARTIKEL INFO ABSTRAK


Diterima Menanamkan nilai budaya lokal kepada generasi penerus melalui pendidikan
November 2021 sekolah sangat diperlukan agar mereka tahu dan sadar bahwa budaya sebagai
identitas jati diri suku bangsa harus terus dilestarikan. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui internalisasi nilai-nilai tradisi robo-robo di SDN 17
Mempawah Hilir di Kabupaten Mempawah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif dengan
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini sebagai berikut:
Robo-robo merupakan tradisi budaya yang dilaksanakan pada hari Rabu pekan
Dipublikasi terakhir dibulan Safar dalam rangka menolak bala dan memperingati tapak tilas
Desember 2021 kedatangan Opu Daeng Manambon beserta rombongan ketika memasuki negeri
Mempawah. Semua masyarakat dan instansi turut memeriahkannya termasuk
sekolah. Banyak nilai-nilai yang patut kita junjung tinggi dalam budaya robo-robo
untuk diinternalisasikan kepada anak diantaranya, nilai religi, nilai hormat kepada
leluhur, nilai sosial budaya dan nilai keberagaman. Proses internalisasi dipraktekkan
langsung dalam proses rangkaian acara robo-robo dan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Kata Kunci : Kearifan Lokal, Mempawah, Robo-robo, Sekolah.

ABSTRACT

Instilling local cultural values to the next generation through school education is
needed so that they know and realize that culture as a tribal identity must continue to be
preserved. The purpose of this research is to find out the internalization of the values of
robo-robo tradition in SDN 17 Mempawah Hilir in Mempawah Regency.
This research uses descriptive-qualitative research methods with observation,
interview and documentation techniques. The results of this study are as follows: Robo-
robo is a cultural tradition that was carried out on Wednesday the last week in Safar in
order to reject the bala and commemorate the tlas site of the arrival of Opu Daeng
*e-mail :
Manambon and his entourage when entering the country of Mempawah. All communities
harisfirmansyah@untan.
and agencies also celebrate it including schools. Many values that we should uphold in
ac.id
robo-robo culture to be internalized to children include religious values, values of respect
for ancestors, socio-cultural values and the value of diversity. The process of internalization
is practiced directly in the process of robo-robo-series of events and is applied in everyday
life.

Keywords: Local Wisdom, Mempawah, Robo-robo, School.

© Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

1
Haris Firmansyah, 2Hendra Sulistiawan, dan 3Marisah 9
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENDAHULUAN istiadat, dan kebudayaan serta meneruskan
kearifan lokal (local wisdom) kepada peserta
Pendidikan adalah upaya yang dilakukan
didik sebagai generasi penerus bangsa.
untuk mengaktifkan proses pembelajaran
Kearifan lokal adalah budaya yang
melalui strategi yang atraktif. Potensi-potensi
terbentuk melalui peristiwa, pengalaman dan
anak dapat dikembangkan melalui kegiatan
petuah dari nenek moyang terdahulu sehingga
belajar yang dilakukan secara berkelanjutan.
budaya tersebut memiliki nilai-nilai luhur yang
Anak merupakan pemimpin bangsa dimasa
harus dipegang teguh oleh masyarakat.
depan maka dari itu pendidikan harus
Menurut Fajarini (2014) “Kearifan lokal adalah
ditanamkan sejak dini agar mereka tumbuh
pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta
dan berkembang dengan kecerdasan,
berbagai strategi kehidupan yang berwujud
keterampilan, kecakapan yang baik serta
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal
berakhlak mulia.
dalam menjawab berbagai masalah dalam
Pendidikan pertama anak yaitu
pemenuhan kebutuhan mereka”.
dilingkungan keluarga karena anak
Kearifan lokal masyarakat harus
memperoleh pembelajaran dan pengalaman
ditanamkan sejak dini kepada anak agar
pertama disana, keluarga menjadi tempat yang
eksistensinya terjaga sepanjang masa. Peranan
sangat fundamental. Pada masa kanak-kanak
sekolah dalam penerapan kearifan lokal harus
mereka banyak mengamati peristiwa-peristiwa
dibangkitkan secara konkrit melalui kegiatan-
yang terjadi di sekitar mereka dan banyak
kegiatan yang berhubungan dengan budaya
meniru tingkah laku orang tua atau orang
lokal seperti tradisi robo-robo di Kabupaten
dewasa di rumah. Model pendidikan dari
Mempawah. Tradisi adalah adat tradisional
orang tua kepada anak sangat berpengaruh
yang diwariskan secara kolektif dalam
terhadap pembentukan sosial, psikis,
masyarakat setempat.
emosional anak dan perkembangan
Robo-robo merupakan upacara adat yang
selanjutnya.
dilakukan dalam rangka mengenang napak tilas
Tidak hanya pendidikan keluarga yang
kedatangan Ratu Agung Putri Kesumba
sangat vital, lingkungan sekolah juga memiliki
bersama suaminya Pangeran Mas Surya
peranan yang besar terhadap tumbuh dan
Negara Opu Daeng Manambon dalam rangka
kembang anak. Kunci utama pendidikan dapat
meneruskan tahta kerajaan Bangkule Rajank
terlihat dalam setiap proses pembelajaran
(Mempawah Tua). Robo-robo juga
sehari-hari dimana peserta didik banyak
diselenggarakan sebagai ucapan rasa syukur
melakukan interaksi baik itu dengan sesama
terhadap Allah SWT atas nikmat yang
teman, guru, petugas sekolah dan sebagainya,
dilimpahkan kepada kita semua.
hal ini berpengaruh besar terhadap
Prosesi puncak pelaksanaan robo-robo
perkembangan karakter dan kepribadian anak.
jatuh pada hari Rabu pada pekan terakhir di
Di sekolah peserta didik juga diajarkan materi
bulan Safar. Pada hari itu masyarakat
pengetahuan dan keterampilan yang dapat
berbondong-bondong datang membawa bekal
meningkatkan kemampuan berpikir serta
makanan dan minuman lalu berkumpul di
mengembangkan bakat yang dimilikinya.
suatu tempat dan duduk bersama membaca
Peranan sekolah dalam menjalankan
doa selamat dan doa tolak bala dalam rangka
fungsi sosial harus bisa didesiminasikan agar
bentuk syukur dan permohonan keselamatan
karakter peserta didik terbentuk dengan baik,
kepada Allah SWT kemudian menyantap
sehingga mereka dapat berinteraksi dan ikut
hidangan yang telah disiapkan dengan suka
serta membangun masyarakat. Sekolah terus
cita.
berupaya mempertahankan aturan, norma,
nilai budi pekerti, moral, tata krama adat

1
Haris Firmansyah, 2Hendra Sulistiawan, dan 3Marisah 10
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pelaksanaan robo-robo diselenggarakan didik dalam bersikap dan bertingkah laku.
di berbagai tempat, antara lain di Istana Pendidikan karakter dan budaya bangsa sangat
Amantubillah, di Sebukit Rama, di dalam gang- penting dalam pembelajaran di sekolah untuk
gang Kabupaten Mempawah, di Kuala Secapah diterapkan dan menanamkan rasa cinta
Mempawah dan di berbagai jenjang pendidikan kepada peserta didik akan adat istiadat budaya
untuk memperkenalkan peserta didik akan yang telah mengakar di tempat tinggal
sejarah dan kebudayaan lokal di tempat mereka.
mereka tinggal. Pendidikan sekolah tidak Festival robo-robo sudah menjadi ciri
hanya memfokuskan pada ilmu pengetahuan khas budaya Kabupaten Mempawah pada
dan keterampilan tetapi juga harus khususnya karena berkaitan dengan sejarah
mengutamakan pendidikan karakter melalui daerah mereka. Seluruh masyarakat termasuk
kebudayaan Indonesia dan kearifan lokal semua sekolah dari tingkat menengah atas
masyarakat agar terus terjaga oleh generasi sampai sekolah dasar turut memeriahkan
penerus bangsa. perayaan tradisi robo-robo. Maka dari itu
Perkembangan globalisasi pada era peneliti tertarik untuk Mengkaji Internalisasi
milenial saat ini membuat segala aspek Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tradisi Robo-Robo
kehidupan menjadi lebih mudah, praktis dan Di SDN 17 Mempawah Hilir Kabupaten
modern, bagaimanapun kita tetap harus Mempawah. SDN 17 Mempawah hilir
mengikuti perkembangan global agar tidak merupakan sekolah yang masuk dalam wilayah
ketinggalan zaman. Namun, tantangan kabupaten Mempawah yang secara rutin
globalisasi berdampak besar terhadap setiap tahunnya melaksanakan atau
lunturnya nilai-nilai kebudayaan asli pada suatu memperingati tradisi robo-robi ini.
masyarakat daerah diakibatkan generasi muda
terlena akan perkembangan zaman yang
METODOLOGI PENELITIAN
semakin canggih dan budaya asing yang
Penelitian ini merupakan penelitian
dianggap lebih menyenangkan.
kualitatif dengan pendekatan deskriptif
Menariknya kebudayaan asing membuat
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
generasi muda mulai mengikuti trend luar dari
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
cara berpakaian, gaya rambut, penggunaan
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
barang-barang dengan brand ternama sampai
instrument kunci, teknik pengumpulan data
lifestyle seperti orang-orang yang mereka
dilakukan secara triangulasi (gabungan),
idolakan. Apabila deviasi ini terus berlangsung
analisis data bersifat induktif, dan hasil
maka akan terjadi penyimpangan fungsi sosial
penelitian kualitatif lebih menekankan makna
karena perilaku generasi muda sudah tidak
dari pada generalisasi (Sugiyono, 2010).
sesuai dengan norma dan adat istiadat yang
Menurut Rukin (2019) penelitian
berlaku bahkan kondisi ini dapat membuat
kualitatif disebut juga dengan interpretative
tradisi budaya lokal mulai menghilang sebab
research, naturalistic research, atau
generasi muda sudah tidak mengenal identitas
phenomenological research. Penelitian kualitatif
jati diri suku bangsa.
ini menggunakan pendekatan etnografi.
Suyitno (2012) mengatakan untuk
Menurut John W. Creswell ada dua pentuk
menghadapi era global ini, diperlukan insan
penelitian etnografi yang popule yakni 1)
bermoral, kompeten, dan unggul. Dalam hal
Etnografi Realis dan 2) Etnografi Kritis.
ini, pendidikan merupakan upaya yang paling
Peneltian lebih menggunakan bentuk etnografi
strategis. Sebagai pendidik, guru harus bisa
realis karena penelit barupaya untuk
menjadi action figure untuk memberi
menggambarkan situasi budaya secara
pengaruh dan membentuk watak peserta
objektif. Selain itu Pendekatan kualitatif

1
Haris Firmansyah, 2Hendra Sulistiawan, dan 3Marisah 11
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
menekankan pada makna, penalaran, definisi bentuk tradisi lisan kepada generasi
suatu situasi tertentu, serta lebih banyak berikutnya.
meneliti hal-hal yang berhubungan dengan Kearifan lokal merupakan identitas
kehidupan sehari-hari. kepribadian dan nilai budaya suatu daerah.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu Priyatna (2016) mengatakan bahwa “kearifan
sumber primer yang diperoleh dari guru dan lokal yang terdapat pada beberapa kelompok/
peserta didik di SDN 17 Mempawah Hilir masyarakat adat di Indonesia banyak
dengan melakukan observasi dan wawancara. mengandung nilai luhur budaya bangsa yang
Sedangkan sumber sekunder diperoleh dari masih kuat menjadi identitas karakter warga
hasil dokumentasi dan studi kepustakaan yang masyarakatnya”.
berkaitan pada obyek penelitian. Kearifan budaya lokal robo-robo di
Teknik pengumpulan data yang digunakan Kabupaten Mempawah yang diwujudkan
yaitu observasi langsung dan wawancara dalam bentuk upacara adat mempunyai
secara mendalam. Alat penelitian yang peranan yang sangat penting sebagai ungkapan
digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti rasa syukur, penghormatan kepada leluhur,
sendiri sebagai human instrument. Penelitian memperkuat rasa persatuan masyarakat
kualitatif validitasnya dapat diuji dengan teknik dalam rangka menjaga keutuhan adat istiadat.
triangulasi, dalam hal ini peneliti menggunakan Sebagai warga masyarakat yang ikut serta
tringgulasi sumber. Dimana Trianggulasi dalam melestarikan adat istiadat budaya lokal
sumber menggali kebenaran informasi sudah seharusnya untuk mewariskan tradisi
tertentu dengan menggunakan berbagai tersebut kepada anak-anak agar eksistensi
sumber data seperti dokumen, arsip, hasil budaya lokal tersebut tidak hilang dalam
wawancara, hasil observasi atau juga dengan perkembangan zaman.
mewawancarai lebih dari satu subjek yang Memperkenalkan anak-anak dengan
dianggap memiliki sudut pandang yang budaya lokal tidak hanya dapat dilakukan
berbeda dalam lingkungan masyarakat tapi juga di
lingkungan tempat mereka menimba ilmu.
Maka dari itu SDN 17 Mempawah Hilir turut
HASIL PENELITIAN DAN
melaksanakan perayaan robo-robo yang
PEMBAHASAN
diikuti semua warga sekolah. Adapun nilai-nilai
Nilai-nilai Kearifan Lokal tradisi Robo- kearifan lokal tradisi robo robo di Kabupaten
robo di Kabupaten Mempawah Mempawah antara lain;
1) Nilai Religi
Nilai merupakan unsur penting dalam
Seluruh pelosok wilayah nusantara
kebudayaan karena nilai menjadi acuan dalam
memiliki tradisi budaya yang khas di
berperilaku baik atau buruk, bermoral atau
daerahnya masing-masing dengan corak religi.
tidak bermoral, pantas atau tidak pantas.
Religi adalah nilai spiritualitas yang menyatu
Sejalan dengan ini Natsir dkk (2017)
dalam jiwa seseorang dan diimplementasikan
mengatakan bahwa “nilai budaya
dalam bentuk perasaan, sikap, tingkah laku,
berkedudukan sangat penting bagi kehidupan
kepercayaan dan simbolik yang digunakan.
manusia dalam budaya apapun, baik sebagai
Solikin (2015) menuturkan “spiritualitas
pribadi. warga masyarakat dan kepada Khalik-
terletak dalam inti seseorang, pusat terdalam,
Nya”. Nilai kebudayaan telah melekat dalam
dimana dia melakukan kontak dengan Tuhan,
masyarakat sebagai cermin kehidupan dan ciri
realitas tertinggi, suci, memberikan kehidupan,
khas yang membedakan kelompok masyarakat
koherensi penciptaan, kecantikan dan
dengan kelompok masyarakat lainnya. Nilai
signifikansi”.
budaya diwariskan nenek moyang dalam

1
Haris Firmansyah, 2Hendra Sulistiawan, dan 3Marisah 12
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Religius juga dikaitkan dengan kekuatan makan bersama dengan suka cita di alam
gaib yang sangat dijunjung tinggi, kekuatan gaib terbuka (muara sungai).
tersebut merupakan kekuatan atau kekuasaan Adapun nilai hormat kepada alam dan
sang Maha Pencipta karena Allah SWT lah leluhur pada perayaan tradisi robo-robo di
yang memberikan pertolongan dan Sekolah ialah, pihak sekolah memperkenalkan
mengabulkan semua doa hamba-hamba yang sejarah robo-robo kepada peserta didik agar
berharap kepada-Nya. Nilai religi dalam tertanam kecintaan mereka terhadap budaya
tradisi robo-robo sangat kental terlihat pada leluhur yang harus selalu dijaga keasliannya.
prosesi pembacaan doa memohon ampunan Prosesi upacara robo-robo di Sekolah dengan
dan meminta keselamatan agar dijauhkan dari melakukan doa dan makan bersama seperti
bala’ (bencana) yang mengancam dimanapun halnya leluhur kerajaan mereka pada sejarah
kita berada. Berdoa dilakukan secara awal mula robo-robo yang di lakukan di alam
bersama-sama dan dilanjutkan dengan terbuka maka, sekolah juga melakukan hal
menyantap makanan khas robo-robo dalam demikian yaitu di lapangan sekolah agar
suka cita sebagai wujud rasa syukur kepada peserta didik lebih dekat dengan alam.
Allah atas nikmat yang dilimpahkan kepada 3) Nilai Sosial-budaya
kita semua. Nilai sosial-budaya adalah nilai yang
2) Nilai Hormat Kepada Alam dan dijunjung tinggi dalam kelompok masyarakat
Leluhur dan menjadi ciri khas atas masyarakat itu
Alam merupakan sumber energi utama sendiri. Nilai sosial merupakan interaksi
manusia dalam melangsungkan kehidupan. manusia dengan individu maupun kelompok
Manusia hidup berdampingan dengan alam, secara luas kemudian menghasilkan suatu
sudah seharusnya kita peduli terhadap kebaikan, ketulusan dan kebahagiaan. Pada
kelestariannya dengan tidak membuang perayaan tradisi robo-robo di sekolah semua
sampah sembarangan dan menjaga peserta didik, guru dan petugas sekolah
keseimbangan ekosistemnya agar tidak terjadi berbaris duduk di lapangan saling berhadapan,
bencana alam akibat ulah manusia itu sendiri. memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa
Alam juga yang membawakan tradisi robo- agar dijauhkan dari musibah dan diberikan
robo pada masyarakat Kabupaten Mempawah keselamatan, selanjutnya menyantap bekal
yang diawali dengan kedatangan Putri makanan yang dibawa masing masing, tak ayal
Kesumba dan Opu Daeng Manambon beserta juga saling bertukar makanan sembari
rombongan berlayar dari Kerajaan Matan bergurau dengan suka cita hingga proses
(Tanjungpura) ke Kerajaan Bangkule Rajank selesai. Dengan adanya tradisi budaya robo-
(Mempawah Tua) sampai di muara Kuala robo tersebut dapat mempererat tali
mereka disambut meriah oleh penduduk di silaturahmi dan kesatuan antar kerabat atau
sana, karena gembira atas kedatangan cucu saudara warga sekolah.
dari Raja Mereka yang akan meneruskan tahta 4) Nilai keberagaman
Kerajaan yaitu Raja Senggaok. Terharu Negara Indonesia dari Sabang sampai
melihat antusias masyarakat dalam Merauke memiliki masyarakat dengan ras,
penyambutan yang meriah, Opu Daeng suku, keyakinan dan kebudayaan yang
Manambon pun memerintahkan untuk turun berbeda-beda. Indonesia merupakan satu
menyambut sambutan masyarakat dengan diantara keberagaman yang nyata. Setiap
memberikan bekal makanan kepada mereka orang menyandang latar belakang agama,
lalu dilakukan doa bersama agar dijauhkan dari suku, ras dan budaya yang berbeda, namun
bala (bencana) dan memohon keselamatan perbedaan tersebut justru menciptakan
kepada Allah SWT, kemudian dilanjutkan keberagaman (pluralisme) yang indah.

1
Haris Firmansyah, 2Hendra Sulistiawan, dan 3Marisah 13
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Mumpuniarti (2012) menuturkan bahwa “Nilai untuk peningkatan kualitas kehidupan
keberagaman merupakan kaidah yang masyarakat dan bangsa di masa mendatang”.
dijunjung tinggi diantara kita sebagai anggota Untuk mencapai tujuan tersebut tidak lepas
masyarakat yang mau menerima kondisi yang dari guru yang mengajarkan pendidikan
beragam sebagai sesuatu yang wajar”. sekolah kepada anak.
Pelaksanaan tradisi Robo-robo di Kabupaten Mempawah memiliki tradisi
Kabupaten mempawah diikuti oleh seluruh yang sangat terkenal bahkan masuk sebagai
masyarakat baik itu orang Bugis, Melayu, warisan budaya tak benda Indonesia yakni
Dayak, Tionghoa dan lain lain semuanya tradisi robo-robo yang dimeriahkan oleh
menyatu dalam hangatnya silaturahmi pada seluruh lapisan masyarakat termasuk peserta
nuansa hari perayaan Robo-robo. Begitu juga didik di sekolah. Hari robo-robo merupakan
di sekolah semua peserta didik datang dengan hari bersejarah oleh masyarakat Mempawah
mengenakan baju adat kemudian mengikuti maka dari itu mereka selalu memperingatinya
rangkaian acara robo-robo hingga selesai. sebagai bentuk penghormatan dan
Dapat kita lihat dengan adanya robo-robo penghargaan terhadap leluhur yang berjasa
rasa persatuan antar masyarakat semakin erat, besar dalam memimpin wilayah Mempawah
nilai keberagaman inilah yang harus pada masanya. Nilai-nilai tradisi robo-robo
dipertahankan di zaman yang semakin modern harus selalu terjaga dengan cara edukasi dan
dengan budaya luar. internalisasi terhadap generasi sejak dini.
Proses internalisasi nilai robo-robo di
Internalisasi Nilai-nilai Kearifan Lokal SDN adalah dengan ikut merayakan tradisi
Tradisi Robo-robo di SDN 17 tersebut setiap tahunnya. Adapun
Mempawah Hilir pelaksanaannya di selenggarakan pada hari
puncak robo-robo yaitu hari Rabu pekan
Internalisasi adalah proses penghayatan
terakhir di bulan Safar. Kegiatan belajar
atau penanaman nilai baik yang mempengaruhi
mengajar di SDN 17 Mempawah Hilir
pola pikir hingga karakter berperilaku dalam
ditiadakan dan fokus pada acara seremonial
kehidupan sehari-hari. Internalisasi bertujuan
robo-robo oleh warga sekolah. Hari robo-
agar siswa memiliki rasa simpati, empati, dan
robo telah dianggap sebagai hari perayaan
kepedulian yang tinggi terhadap keadaaan
besar bagi masyarakat Kabupaten Mempawah.
lingkungan di sekitar mereka. Konsep
Semua guru dan siswa datang dengan
internalisasi menurut Widyaningsih, Zamroni
mengenakan pakaian adat melayu yakni baju
and Zuchdi (2014) yaitu pada dasarnya adalah
kurung untuk perempuan dan baju teluk
proses masuknya nilai karakter ke dalam diri
belanga untuk laki-laki dengan membawa
seseorang sehingga nilai-nilai tersebut
bekal makanan khas robo-robo diantaranya
mendarah daging dalam dirinya, menjiwai pola
apam, ketupat, patlau, pulut panggang dan
pikir, sikap, dan perilakunya serta membangun
lain-lain. Seluruh warga sekolah berkumpul di
kesadaran diri untuk mengaplikasikan nilai-
tengah lapangan karena acara akan
nilai tersebut.
dilangsungkan di tempat terbuka (alam)
Pendidikan adalah usaha kita dalam
seperti yang dilakukan para leluhur dahulu
mempersiapkan generasi penerus melalui
dalam sejarah peristiwa robo-robo
pewarisan budaya karakter agar menjadi
Acara dibuka dengan kata sambutan
pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
kepala sekolah yang memperkenalkan tradisi
bangsa. Priyatna (2016) menjelaskan bahwa
robo-robo kepada peserta didik agar mereka
“proses pewarisan budaya dan karakter
tahu akan identitas budaya mereka sebagai
bangsa bagi generasi muda dan juga proses
masyarakat Kabupaten Mempawah dan
pemgembangan budaya dan karakter bangsa

1
Haris Firmansyah, 2Hendra Sulistiawan, dan 3Marisah 14
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
sebagai generasi penerus yang memiliki untuk memperkenalkan budaya lokal kepada
amanah untuk menjaga dan melestarikan generasi penerus agar nilai-nilai budaya lokal
budaya yang telah diwariskan secara turun- robo-robo tidak hilang seiring berkembangnya
temurun. zaman. Untuk itu perlu adanya pelestarian
Tujuan robo-robo selain untuk budaya yang dilakukan dengan
mengenang napak tilas kedatangan Opu memperingatinya sebagai perayaan besar agar
Daeng Manambon beserta rombongan yang eksistensinya tidak runtuh. Adapun nilai-nilai
datang dari Kerajaan Matan menuju Kerajaan yang terdapat dalam internalisasi tradisi robo-
Bangkule Rajank (Mempawah Tua) juga robo dalam pelaksanaannya di Sekolah adalah,
bertujuan untuk menolak bala (mara bahaya). nilai religius terkandung pada pembacaan doa
Berdasarkan kepercayaan masyarakat selamat dan tolak bala secara bersama-sama.
Mempawah hari Rabu terakhir dibulan Safar Nilai Hormat Kepada Alam dan Leluhur
merupakan hari naas yaitu hari yang banyak terletak pada kata sambutan kepala sekolah
turun bala. Salman and Natsir (2007) dan jajaran dalam rangka memperkenalkan
mengatakan “sudah menjadi kepercayaan tradisi robo-robo yang telah diwariskan turun
masyarakat setempat bahwa bulan Safar temurun hingga saat ini serta pada prosesi
merupakan bulan banyaknya turun bala dari makan-makan di atas tanah dan beratapkan
Yang Maha Kuasa”. Keyakinan ini sudah langit (tempat terbuka) seperti halnya dalam
menjadi kearifan lokal masyarakat Kabupaten peristiwa awal mula digelarnya robo-robo.
Mempawah. Lokasi tempat makan-makan juga dapat
Maka dari itu diadakan sesi berdoa membuat kita lebih dekat dengan alam. Nilai
meminta ampunan kepada Allah dan sosial budaya terletak pada saat prosesi
memohon perlindungan dari mara bahaya makan bersama dimana semua saling
bersama membaca doa selamat dan doa tolak membaur satu sama lain, saling menyapa dan
bala kemudian dilanjutkan makan safar dengan bersenda gurau dalam nikmatnya hidangan
penuh suka cita, para guru dan siswa saling robo-robo yang dibawa, mereka juga saling
bersenda gurau dan bertukar makanan satu bertukar makanan dengan suka cita sehingga
sama lain. Suasana ini membuat rasa suasana seperti ini membuat ikatan
persaudaraan guru dan siswa-siswa di Sekolah kekeluargaan antar warga sekolah semakin
semakin erat. erat.
Dengan diadakannya perayaan tradisi Dan nilai keberagaman terdapat pada
robo-robo di Sekolah diharapkan siswa siswi kostum adat yang dikenakan walaupun warga
dapat menjunjung tinggi nilai- nilai yang sekolah terdiri dari berbagai suku dan
terkandung dalam peristiwa tersebut. keyakinan tetapi semua dapat bersatu dalam
Penanaman nilai sosial budaya agar mereka keanekaragaman melalui budaya robo-robo.
memiliki rasa tanggung jawab untuk terus Internalisasi tradisi robo-robo bertujuan agar
menjaga dan melestarikan tradisi lokal yang siswa sebagai generasi penerus memiliki rasa
sudah mengakar dalam masyarakat tanggung jawab untuk menjaga marwah adat
Mempawah. pelaksanaan robo-robo dilakukan istiadat robo-robo sebagai warisan budaya
sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT leluhur. Perayaan tradisi robo-robo di sekolah
serta menghargai jasa para leluhur. dalam pelaksanaan di setiap prosesnya
memiliki nilai-nilai yang patut dijunjung tinggi
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di
KESIMPULAN
sekolah maupun di masyarakat.
Kearifan lokal tradisi robo-robo di
Kabupaten Mempawah sudah mengakar dalam
jiwa masyarakat. Sekolah sangat berperan

1
Haris Firmansyah, 2Hendra Sulistiawan, dan 3Marisah 15
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
DAFTAR PUSTAKA
Fajarini, U. (2014) ‘Peranan Kearifan Lokal
Dalam Pendidikan Karakter’, SOSIO
DIDAKTIKA: Social Science Education
Journal, 1(2), pp. 123–130. doi:
10.15408/sd.v1i2.1225.
Mumpuniarti (2012) ‘Pembelajaran Nilai
Keberagaman Dalam Pembentukan
Karakter Siswa Sekolah Dasar Inklusi’,
Jurnal Pendidikan Karakter, II(3), pp.
248–257. doi:
https://doi.org/10.21831/jpk.v0i3.1231.
Natsir dkk (2017) Ritual Ziarah Makam Opu
Daeng Manambon Kabupaten
Mempawah Kalimantan Barat.
Yogyakarta: Kepel Press.
Priyatna, M. (2016) ‘Pendidikan karakter
berbasis kearifan lokal’, Jurnal Edukasi
Islami Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), pp.
1311–1336. doi:
http://dx.doi.org/10.30868/ei.v5i10.6.
Rukin (2019) . Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sulawesi: Yayasan Ahmar Cendikia
Indonesia.
Salman, B. and Natsir (2007) Upacara Adat
Suku Melayu Kabupaten Pontianak
Mempawah Kalimantan Barat. Jakarta:
Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata.
Solikin, A. (2015) ‘Bimbingan Spiritual
Berbasis Nilai-Nilai Budaya’, Al-Tahrir,
15(1), pp. 219–235. doi: 10.21154/al-
tahrir.v15i1.166.
Sugiyono (2010) Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyitno, I. (2012)‘the Development of
Education on the Character and
Culture of’, Jurnal Pendidikan Karakter,
2(February 2012), pp. 1–13.
Widyaningsih, T. S., Zamroni and Zuchdi, D.
(2014) ‘Internalisasi dan aktualisasi nilai-
nilai karakter pada siswa SMP dalam
perspektif fenomenologis’, Jurnal
Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan
Aplikasi, 2(2), pp. 181–194. doi:
https://doi.org/10.21831/jppfa.v2i2.2658

1
Haris Firmansyah, 2Hendra Sulistiawan, dan 3Marisah 16
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169

Anda mungkin juga menyukai