Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Seminar Nasional SATIESP 2021

No.ISBN: 978-602-53460-8-8

Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Harga Minyak Mentah, dan Harga Emas Terhadap
Perkembangan Cadangan Emas di Lima Negara Islam (Kuwait, Arab Saudi,
Qatar, Malaysia, dan Indonesia)

Marhamah*
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tanjungpura, Indonesia

ABSTRACT
This study aims is talking about to study the effect of inflation, exchange rates, crude oil prices,
and gold prices on the development of gold reserves in Islamic countries, observing five Islamic
countries, namely Kuwait, Saudi Arabia, Qatar, Malaysia, and Indonesia which are members of
the OIC (Organization of Islamic Cooperation) with an observation period of 19 years, from 2000-
2019 using the panel data regression method. Based on the results of the partial test, inflation has
a significant negative effect on the development of gold reserves, the exchange rate has a negative
and significant effect on the development of gold reserves, oil prices have a negative and
significant effect on the development of gold reserves, while the price of gold has a positive and
significant effect on the development of reserves. Gold in five selected Islamic countries. The
results of this study want to further encourage the governments of Islamic countries to maintain
the movement of inflation, maintain the stability of the country's currency, maintain crude oil
stocks in each country, and maintain and protect gold stocks and stabilize gold prices.
JEL: E00, E31
Keywords: The Influence Of Inflation, Exchange Rates, Crude Oil Prices,Gold Prices, On The
Development Of Gold Reservers

1. PENDAHULUAN
Keberadaan cadangan emas adalah faktor penting dalam melindungi stabilitas mata uang
suatu negara, karena setiap pergerakan nilai emas di suatu negara dapat mempengaruhi nilai tukar.
Saat ini emas sedang diagendakan sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah dari
sistem keuangan dan moneter yang rentan terjadi ketidakstabilan. Apabila seluruh negara Islam
siap menerbitkan emas menjadi nilai mata uang, maka permasalahan sistem keuangan moneter
inflasi dapat terkontrol dengan baik (Meera, 2009).
Negara-negara Islam antusias menggerakan penyatuan mata uang sejak 1945, tetapi hal
tersebut terpecah menjadi dua kubu. Pada tahun 2010 belum berhasil namun tidak sampai disini
saja hal tersebut terus dilanjutkan perencanaan ulang (Bacha, 2000). Pergerakan untuk
menggunakan Dinar emas sebagai mata uang paralel terus muncul di kalangan masyarakat akar
rumput di beberapa bagian Indonesia, Malaysia, dan Afrika (Yacob, 2012). Hal ini menjadi sebuah
motivasi bagi negara Islam dalam bentuk keantusiasan untuk menggunakan uang berstandar emas,
maka dapat dilihat dari keberadaan cadangan emas yang dimiliki oleh setiap negara Islam hingga
saat ini.
Menurut Martin (2014), emas mampu memperlancar portofolio dalam periode yang
fluktuatif standar current. Apabila nilai tukar mengalami apresiasi maka akan terjadi penurunan
harga emas, sebaliknya apabila nilai tukar mengalami depresiasi maka akan terjadi kenaikan harga

*
E-mail: marhamahme@student.untan.ac.id
120
Prosiding Seminar Nasional SATIESP 2021
No.ISBN: 978-602-53460-8-8

emas. Hal tersebut terjadi karena investasi nilai tukar pada saat nilai mata uang negara sedang
menguat, sehingga emas akan mengalami peningkatan.
Pada akhir zaman, manusia di masa itu semestinya memiliki dirham-dirham dan dinar-
dinar untuk menegakkan urusan agamanya dan dunianya (AL-Tabrani). Allah SWT menciptakan
dinar dan dirham sebagai hakim penengah diantara seluruh harta di dunia sehingga bisa diukur
dengan keduanya. Ibn al-Qayyim juga berpendapat, dinar, dirham adalah nilai harga barang
komoditas. Emas resmi menjadi mata uang mulai sejak Rasullah SAW pada masa
Khulafaurrasidin. diisyaratkan bahwa uang adalah standar unit ukuran untuk nilai harga komoditas
(Hasan, 2017).

2. KAJIAN LITERATUR
Cadangan devisa (international reserve) adalah aset berharga yang dimiliki suatu negara
bersifat likuid sehingga dapat diterima oleh masyarakat internasional sebagai alat transaksi
pembayaran internasional emas (Mishkin, 2001). Simpanan cadangan devisa juga berupa mata uang
(reserve currency) digunakan untuk menjamin (kewajibannya) yaitu mata uang lokal yang
disimpan oleh pemerintah (bank) sentral sebagai cadangan (Salvatore, 1996).
Peranan cadangan devisa dapat dianalogikan dengan motif berjaga-jaga (Roger, 1993).
Salah satu komponen cadangan devisa adalah emas moneter, yaitu persedian emas yang dimiliki
oleh otoritas moneter berupa emas batangan dengan prasyaratan internasional tertentu, emas
murni, dan mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Emas memiliki
keunggulan, lebih tahan lama dibandingkan komoditas lain termasuk dengan jenis logam sendiri,
emas tidak dapat beroksidasi sehingga anti karat dan tetap stabil (Karim, 2002). Emas adalah
komoditas bernilai tinggi meski dalam bentuk ukuran kecil (Grenspan, 1996). Salah satu yang
termasuk dalam komponen cadangan devisa adalah emas, dimana emas yang memiliki nilai fisik
dan intrinsiknya sama, karena berstandar emas. Emas juga memiliki power penggunaaanya lebih
stabil, serta tahan inflasi, dan fluktuasi lebih rendah dibanding dengan uang fiat tercantum (Q.S. Ali Imran:
75)
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum sehingga terjadinya peningkatan harga
produk-produk secara keseluruhan sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat. Inflasi terjadi
karena daya permintaan produk melebihi kapasitas penawaran nya sehingga harga mengalami
kenaikan. Menurut Karim (2011), Tadelilin (2010), dan Manurung (2008), bahwa telah terjadi
inflasi yaitu kenaikan harga, terus menerus dan bersifat umum. Inflasi terjadi akibat jumlah uang
yang beredar lebih banyak dari pada jumlah barang yang ditawarkan, sehingga harga barang
cenderung naik (Manurung, 2008). Beberapa ahli ekonomi modern mendefinisikan bahwa inflasi
disebabkan oleh kenaikan suatu jumlah uang yang harus dibayarkan terhadap barang-barang atau
komoditas dan jasa. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah penurunan nilai unit perhitungan moneter
terhadap barang atau komoditas dan jasa disebut sebagai deflasi.
Pengaruh inflasi terhadap perkembangan cadangan emas, inflasi secara tidak langsung
mempengaruhi cadangan emas karena pada saat terjadi inflasi cadangan emas tetap meningkat hal
ini dapat memperbaiki sistem nilai tukar yang sedang lemah. Peristiwa kenaikan harga barang pada
sektor jasa akan cenderung mengalami kenaikan inflasi, hal ini menyebabkan ketidaklancaran
perekonomian di suatu negara. Sehingga negara membutuhkan lebih banyak devisa untuk dapat
bertransaksi di luar negara. Pada saat inflasi, cadangan emas akan menjaga serta membantu
perbaiki sistem nilai tukar yang melemah. Pengaruh inflasi terhadap perkembangan cadangan emas
121
Prosiding Seminar Nasional SATIESP 2021
No.ISBN: 978-602-53460-8-8

negara yaitu inflasi artinya, apabila suatu negara terjadi inflasi maka harga barang dan jasa dalam
negeri akan mengalami kenaikan. Akibatnya akan berdampak pada perubahan nilai mata uang,
yang berujung pada simpanan giro bank umum.
Blanchard (2006) mendefinisiskan nilai tukar atau kurs (exchange rate) sebagai harga
mata uang asing dilihat (diukur) dari mata uang domestik. Kurs yaitu sebuah harga nilai mata uang
antar negara, dinyatakan dalam mata uang lainnya. Artinya siklus memiliki peran dalam mengambil
keputusan pembelanjaan negara dalam bahasa yang sama (Krughman & Maurice, 2004), dan Miskhin
(200) juga menyebutkan kurs yaitu nilai suatu mata uang antar negara.
Nilai tukar dalam pandangan Islam adalah uang yang diterima serta diakui oleh
masyarakat luas untuk tukar menukar dalam perdagangan. Uang adalah apa yang digunakan untuk
standar ukuran nilai harga, media transaksi pertukaran, dan media simpanan. Al-Ghazali dan Ibn
Khaldun, dalam kegiatan ekonomi Islam memperbolehkan tukar menukar uang yang disebut
sharf, seperti mata uang asing dengan mata uang asing lain (Arifin, 2003).
Pengaruh nilai tukar terhadap perkembangan cadangan emas yakni pada saat posisi nilai
tukar menguat maka saat stabilnya ekonomi cadangan devisa juga akan stabil, karena nilai tukar
termasuk indikator ekonomi makro yang mana apabila nilai tukar menurun maka harus melakukan
salah satu devisa negara yang dikorbankan. Ini artinya cadangan emas sebagai back up nilai tukar
suatu negara dan juga dengan adanya investor semakin terdorong untuk melakukan investasi di
negara yang cadangan devisanya mengalami peningkatan.
Dalam bukunya Salvator (1997) mengatakan bahwa harga ditentukan oleh bertemunya dua
kekuatan atau pengaruh yaitu permintaan dan penawaran. Sedangkan menurut Swastha dan Irawan
(2003) mengatakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pembeli untuk
mendapatkan produk yang ditawarkan oleh penjual, maka dengan hal ini harga sangatlah penting
dalam sebuah perdagangan internasional untuk mendapatkan income bagi negara dalam
keberlangsungan sebuah negara (Rosyidi, 2017).
Harga dalam pandangan Islam yaitu ditentukan oleh keseimbangan antara permintaan dan
penawaran. Teori harga Ibnu Taimiyyah (1263-1328) kekuatan permintaan dan penawaran secara
analisis mikro disebut staman mitsli (Rozalinda, 2016). Harga yang setara ketika harga standar dan
berlaku di masyarakat menjual barang- barangnya dan diterima secara umum sebagai harga yang
setara dan sesuai dengan barang, tempat dan waktu yang khusus.
Pengaruh harga minyak terhadap perkembangan cadangan emas dapat diketahui dari
permintaan dan penawaran minyak mentah terjadi kenaikan karena adanya kekuatan komoditas
minyak dunia. Apabila harga minyak dunia naik seharusnya memiliki dampak positif terhadap
mata uang negara dimana mata uang tersebut terapresiasi bagi negara yang pengekspor minyak,
sedangkan bagi negara pengekspor minyak berdampak negatif sehingga mata negara terdepresiasi
akibat naiknya harga minyak dunia. Salvatore (1997) menyatakan kegiatan ekspor suatu negara
merupakan selisih antara produksi atau penawaran domestik dikurangi dengan konsumsi atau
permintaan domestik negara yang bersangkutan ditambah dengan stok tahun sebelumnya.
Hubungan antara harga terhadap cadangan emas adalah semakin tinggi suatu harga komoditas
maka permintaan tersebut semakin berkurang, cateris paribus (Lipsey, 1995). Semakin tinggi
cadangan emas maka harga semakin stabil karena dapat di back up oleh pendapatan harga minyak
suatu negara.

122
Prosiding Seminar Nasional SATIESP 2021
No.ISBN: 978-602-53460-8-8

Emas merupakan investasi sebagai jaga-jaga ketika kondisi ekonomi memburuk, namun
dengan seiringnya waktu emas menjadi salah satu investasi utama untuk mendukung portofolio
sebuah investasi (Handiani, 2014). Meera (2009) menyatakan bahwa komoditas emas merupakan
komoditas paling stabil dibandingkan dengan mata uang kertas sehingga emas memiliki pengaruh
yang kuat terhadap nilai tukar. Menurut Triono (2012), emas atau logam mulia adalah logam yang
tahan korosi dan oksidasi serta langka sehingga diburu oleh manusia.
Menurut Oei (2009), emas adalah sejenis logam mulia terpercaya yang bisa
mempertahankan nilainya dan digunakan dalam transaksi. Emas digunakan sebagai standar
keuangan di banyak negara dan juga sebagai alat tukar yang relatif abadi, dan diterima di semua
negara di dunia. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan jika dilihat berdasarkan
nilai moneter absolut, emas itu sendiri digunakan di berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun
secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dollar Amerika.
Dalam Islam emas disebut dengan dinar, dinar emas Islam adalah koin bundar dengan
berat 4,25 gram dan 24 karat 917 emas. Jenis dan berat emas sesuai dengan pengukuran standar
syar’i yang disepakati oleh para ahli hukum Islam saat itu. Karena itu, dinar emas dikaitkan sebagai
mata uang yang terkait dengan Muslim dan disebut sebagai mata uang syar’i atau mata uang Islam
hingga saat ini. Penggunaan emas dinar berakhir pada tahun 1924 setelah jatuhnya Kekaisaran
Turki Ottoman (Yaacob, 2012).
Pengaruh harga emas terhadap perkembangan cadangan emas adalah apabila harga emas
meningkat maka permintaan terhadap emas menurun sehingga cadangan emas banyak. Sebaliknya
jika harga emas menurun maka permintaan emas meningkat, sehingga cadangan emas menurun.
Menurut Sunariyah (2006) salah satu bentuk investasi yang cenderung bebas resiko adalah emas.
Bagi investor ketika melakukan investasi, mereka lebih memilih investasi dengan tingkat imbal
hasil tinggi dengan risiko pada tingkat tertentu atau tingkat imbal hasil tertentu dengan risiko yang
rendah. Sementara permintaan emas ada dua macam yang pertama permintaan pengguna, yang
digunakan dalam proses produksi perhiasan, medali, koin, dan lain-lain. yang kedua permintaan
asset dimana emas digunakan oleh pemerintah, fund manager dan sebagai investasi individu.
Variabel dalam penelitian ini yaitu inflasi, nilai tukar, harga minyak mentah, dan harga
emas di lima negara islam (Kuwait, Arab Saudi, Qatar, Malaysia, Dan Indonesia) sebagai berikut:

Inflasi (X1)

Nilai Tukar (X2) Cadangan Emas (Y)


Harga Minyak (X3)
Harga Emas (X3)
Gambar 1. Kerangka Konseptual

3. METODA PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang tidak dapat
ditemukan langsung terkecuali didapat dari beberapa alamat website lainya (Martono, 2011).
dengan menggunakan data panel dalam kurun waktu 1 9 tahun (2000-2019) dengan skala
pertahun. Adapun tahapan pengujian modelnya sebagai berikut:

123
Prosiding Seminar Nasional SATIESP 2021
No.ISBN: 978-602-53460-8-8

Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah untuk menguji nilai apakah ada data ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada regresi linear (Kuncoro,2011).
Uji Multikolonearitas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar variabel bebas
(Ghozali, 2011). Model regresi yang mengalami masalah multikolinieritas tidak dapat meprediksi
nilai variabel dependen dengan baik atau tidak dapat menghasilkan parameter yang BLUE (best
linear unbiased estimator).
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terdapatnya autokorelasi.
Metode Analisis
GRit = α + β1INFit+ β2ERit + β3POit + β4PGit + eit
Keterangan:
Y = Cadangan Emas/ Gold Reserver
X1 = Inflasi/ inflation
X2 = Nilai Tukar/Exchange Rate
X3 = Harga Minyak Mentah/Crude Oil Pricees/Price Oil
X4 = Harga Emas/Gold Price
t = Periode/Time
i = Tempat/Place
𝛼 = Konstanta/constanta
e = Variabel diluar model/error

Uji Chow
Uji chow untuk menentukan model fixed -effect atau common effect yang paling tepat
digunakan dalam mengestimasikan data panel. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F kritis maka
hipotesis nol ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah fixed effect.

Uji Determinasi (R2)


Menurut Bowono (2016) menjelaskan bahwa jika nilai R 2 semakin besar (mendekati 1),
maka semakin baik hasil regresi tersebut dan semakin besar mendekati 0, maka semakin tidak ada
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan koefisien determinasi (R2) secara
umum adalah mengetahui kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Nilai R2
mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0≤ R2 ≥1).

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan uji heterokedastisitas pada tabel 1 dengan metode White diperoleh nilai
Obs*R-squared sebesar 20,02524 dan nilai Prob.Chi-Square nya sebesar 0,1823 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak bersifat heterokedastisitas

124
Prosiding Seminar Nasional SATIESP 2021
No.ISBN: 978-602-53460-8-8

Tabel 1. Hasil Uji Heterokedastisitas


Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.521390 Prob. F(14,84) 0.1212
Obs*R-squared 20.02524 Prob. Chi-Square(14) 0.1293
Scaled explained SS 18.56278 Prob. Chi-Square(14) 0.1823

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas


Infasi Nilai Tukar Harga Minyak Harga Emas
Inflasi 1.00000 0.14594 0.08113 0.02034
Nilai Tukar 0.14594 1.00000 0.23705 0.35095
Harga Minyak 0.08113 0.23705 1.00000 0.18515
Harga Emas 0.02034 0.35095 0.18515 1.00000

Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi


Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.682475 Prob. F(2,90) 0.5080
Obs*R-squared 0.682475 Prob. Chi-Square(2) 0.4845

Berdasarkan pada uji Breusch-Godfrey yang ditampilkan pada tabel 3, menunjukan bahwa
nilai Obs*r-squared sebesar 0,682475 dan nilai Prob. Chi - Square sebesar 0,4845 > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan Ho diterima, artinya tidak terdapat autokorelasi.

Penentuan Model Regresi Data Panel

Tabel 4. Hasil Uji Chow


Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Negara
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 54.809526 (4,91) 0.0000

Hasil uji chow pada tabel 4 menunjukkan nilai probabilitas cross section F = 0,0000 <
0,05. Nilai F-statistik 54,809526 > ftabel 2,740058 sehingga H0 ditolak, artinya model yang digunakan
adalah fixed effect yang tepat digunakan daripada common effect.
Tabel 5. Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Negara
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 219.238105 4 0.0000

Hasil uji hausman pada tabel 5 menunjukkan nilai P Value 0,000 kurang dari 0,05 maka
terima H1 yang berarti metode terbaik yang harus digunakan adalah fixed effect daripada random
effect.

125
Prosiding Seminar Nasional SATIESP 2021
No.ISBN: 978-602-53460-8-8

Tabel 6. Analisis Regresi Data Panel


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.138550 0.806284 0.171837 0.8639
Inflasi -0.186476 0.075833 -2.459034 0.0158
Nilai tukar -0.344728 0.235114 -1.466216 0.1460
Harga minyak mentah 0.039983 0.163894 0.243957 0.8078
Harga emas 0.297101 0.110895 2.679126 0.0088
Fixed effects (cross)
Kuwait—c 1.209413
Arabsaudi—c 0.285554
Qatar—c -0.840169
Malaysia—c -0.961665
Indonesia—c 0.306867
Ket *: Signifikansi pada taraf 0,05%

Berdasarkan nilai R2 menerangkan tingkat hubungan antar variabel - variabel independen


(X) dengan variabel dependen (Y). Nilai R2 sebesar 0.720103 atau 72%.
Pengaruh Inflasi Terhadap Perkembangan Cadangan Emas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui hasil perhitungan uji t
yang menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,0158, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
probability lebih besar dari level of significance (α = 0,05) dapat disimpulkan bahwa inflasi
memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap perkembangan cadangan emas.
Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Perkembangan Cadangan Emas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui hasil perhitungan uji t
yang menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,1460 nilai ini menunjukkan bahwa nilai
probability lebih besar dari level of significance (α = 0,05) dapat disimpulkan nilai tukar memiliki
pengaruh yang negatif tidak signifikan terhadap perkembangan cadangan emas.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan penelitian Rahmawati (2020)
dengan hasil nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. dan
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Kamnar (2016) mengatakan bahwa
jika nilai tukar naik satu persen (ceteris paribus) maka cadangan devisa akan turun sebesar
9,22%. Itu berarti bahwa kurs berpengaruh signifikan dan bersifat negatif terhadap cadangan
devisa, artinya Jika terjadi penguatan nilai tukar maka cadangan devisa juga akan meningkat
begitupun sebaliknya. Hal ini akan mendorong minat investor yang tertarik untuk melakukan
investasi di pasar keuangan domestik yang akan mengakibatkan surplus pada neraca transaksi
berjalan sehingga cadangan devisa juga akan meningkat.
Pengaruh Harga Minyak Mentah Terhadap perkembangan Cadangan Emas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui hasil perhitungan uji t
yang menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,8078 nilai menunjukkan bahwa nilai
probability lebih besar dari level of significance (α = 0,05) dapat disimpulkan bahwa harga minyak
mentah memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap perkembangan cadangan emas.
Artinya ketika harga minyak mentah meningkat ataupun menurun di negara Kuwait di tahun 2014-
2015 sebesar 27,33 dan 15,26 dalam satuan KWD per barel terhadap USD, sementara posisi
cadangan emas tetap stabil di angka 8,6%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Istamar, dkk
126
Prosiding Seminar Nasional SATIESP 2021
No.ISBN: 978-602-53460-8-8

(2019) disimpulkan bahwa harga minyak dunia tersebut menjelaskan bahwa variabel harga minyak
dunia tidak berpengaruh secara signifikan terhadap indeks harga saham gabungan di bursa efek
Indonesia tahun 1998, dan penelitian ini tidak sejalan dengan Noviantoro dkk (2017). Berdasarkan
uji parsial (uji t) terlihat bahwa harga minyak mentah dunia dan harga karet dunia memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap defisit neraca transaksi berjalan Indonesia.
Pengaruh Harga Emas Terhadap Perkembangan Cadangan Emas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui hasil perhitungan uji t
yang menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,0088, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
probability setara dari level of significance (α = 0,05) dapat disimpulkan bahwa harga emas
memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap perkembangan cadangan emas. Berarti ketika
harga emas meningkat cadangan emas juga menurun, karena perkembangan cadangan emas dan
harga emas satu komponen sangat erat saling berhubungan. Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Halim, Yuliati, & Santosa (2015) dimana pengaruh harga emas terhadap inflasi di
Indonesia memiliki hasil yang tidak signifikan dan memiliki arah koefisien negatif.

5. SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis sejauh mana pengaruh setiap
variable terhadap perkembangan cadangan emas di lima negara Islam (Kuwait, Arab Saudi, Qatar,
Malaysia, dan Indonesia), maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Pengaruh inflasi
terhadap perkembangan cadangan emas menunjukkan pengaruh negatif signifikan, hal tersebut
dikarenakan emas tahan inflasi, serta memiliki kekuatan untuk menghadapi masalah
perekonomian. Kuwait, Arab Saudi, Qatar, Malaysia, dan Indonesia sehingga memiliki dampak
secara signifikan, serta memiliki pengaruh yang negatif terhadap perkembangan cadangan emas
namun nilai yang ditunjukkan kecil 0,0158 dan perkembangan cadangan emas dapat di pengaruhi
oleh faktor lain. Kedua, pengaruh nilai tukar terhadap perkembangan cadangan emas mempunyai
pengaruh negatif tidak signifikan, hal tersebut dikarenakan peneraan rezim sitem nilai tukar yang
berbeda-beda, dalam mata uang lainnya di lima negara Islam (Kuwait, Arab Saudi, Qatar,
Malaysia, dan Indonesia) memiliki dampak secara negatif tidak signifikan, perkembangan
cadangan emas nilai yang ditunjukkan kecil 0,1460 dan perkembangan cadangan emas dapat di
pengaruhi oleh faktor lain.
Ketiga, pengaruh harga minyak mentah terhadap perkembangan cadangan emas
mempunyai pengaruh positif tidak signifikan, dikarenakan harga minyak mentah dunia dapat
dipengaruhi oleh faktor lain seperti permintaan dan penawaran, sehingga apabila harga minyak
naik maka posisi cadangan tetap stabil begitupun sebaliknya. Hal ini menunjukan bahwa naik
turunnya harga minyak mentah di lima negara Islam (Kuwait, Arab Saudi, Qatar, Malaysia, dan
Indonesia) tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan cadangan emas, namun memiliki
hubungan yang positif, nilai yang ditunjukkan sebesar 0,8078 dan perkembangan cadangan emas
dapat di pengaruhi oleh faktor lain. Keempat, pengaruh harga emas terhadap perkembangan
cadangan emas mempunyai pengaruh positif signifikan, di lima negara Islam (Kuwait, Arab Saudi,
Qatar, Malaysia, Indonesia) karena harga emas dan cadangan emas adalah satu kesatuan dalam
komponin yang terikat apabila naik turunnya harga emas ditentukan oleh posisi naik turunnya
cadangan emas pula. Nilai yang di tunjukkan sebesar 0,0088 dan perkembangan cadangan emas
dapat dipengaruhi oleh harga emas.

127
Prosiding Seminar Nasional SATIESP 2021
No.ISBN: 978-602-53460-8-8

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2003). Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet.
Bacha, I. (2000). Asia's Currency Crisis: Between Forex Market Inadequacies and Currency
Vulnerrability. The Economic and Financial Imferatives of Globalisation: A Islamic
Respon, 41-88.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Handiani, S. (2014). Pengaruh Harga Emas,Harga Minyak Dunia dan Nilai Tukar Dolar
Amerika/Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. E-Journal Graduate Unpar.
Hasan, A. (2017). Dilema Penerapan Emas (Dinar) sebagai Mata Uang Internasional:Studi Atas
Politik Moneter Dunia. Ilmu Syariah Dan Hukum, 51.
Krughman, P. R., & Maurice, O. (2004). Ekonomi Internasional dan Kebijakan. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia.
Lipsey, R. G. (1995). Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: BInarupa Aksara.
Manurung, R. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Salemba Empat.
Martin, E. T. (2014). Changes in Cesarean Delivery Rates by Gestational Age United States, 1996-
2011. Natinal Center for Health Statistics.
Martono, N. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder.
Jakarta: Rajawali Press.
Meera, A. K. (2009). The gold dinar: The next component in Islamic economics, banking and
finance. Review of Islamic Economics, 5-34.
Mishkin, F. S. (2001). Financial Marklets And Institutions. Wesley Champany.
Noviantoro, & et.all. (2017). Pengaruh harga CPO, Harga Minyak Mentah Dunia, Harga Karet
Dunia dan Kurs Terhadap Defisit Neraca Transaksi Berjalan Indonesia. Jurnal Paradigma
Ekonomi Vol.12.No.1, Januari-Juni ISSN:2085-1960.
Oei, I. (2009). Kiat Investasi Valas, Emas, Saham. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Roger, S. (1993). Management of Foreign Exchange Raserves . Basle: BIS.
Rosyidi, S. (2017). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi MIkro &
Makro . Jakarta: PT Raja Grafindo.
Rozalinda. (2016). Ekonomi Islam : Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi . Jakarta:
Rajawali Pers .
Saidi, Z. (2016, Februari Sabtu). Perlindungan Hukum atas penggunaan Dinar Dirham,.
https://zaimsaidi.co/perlindungan-hukum-atas-penggunaan-dinar-dirham.
Salvator, D. (1997). Teori Ekspor.
Tadelilin, E. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: Kanisius.
Yaacob, S. E. (2012). The Reality of Gold Dinar Application In Malaysia. Advances In Natural
and Applied Sciences, 341-347.

128

Anda mungkin juga menyukai