Anda di halaman 1dari 18

SENYAWA NITROGEN OKSIDA (Nox)

DOSENPENGAMPU:
Ishak SKM., MPH

DISUSUN OLEH:
MOHAMAD RAFIQQANA PARAMANI M.21.02.034
NURUL AISYA RAMLI M.21.02.043
NURUL ATIKA M.21.02.044
AINUN NABILA RAMLI M.21.02.065
AGUSTIEL M.21.02.001
INAS MASYA’IL M.21.02.021
NIRMALA M.21.02.041
TASRIANI M.21.02.055
HUMAIRA ROSALINA M.21.02.020
UMMI KULSUM M.21.02.058
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO

2023

1
KATA PENGANTAR
Pertama tama kami panjatkan puja & Puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT,
karena tanpa Rahmat & RidhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah
dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami terima kasih kepada Ishak SKM., MPH selaku dosen pengampu
pencemaran lingkungan yang memandu kami dalam pengerjaan tugas makalah
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu
setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah
ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang individu dan masyarakat.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman maupun
dosen.Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Palopo ,14 Oktober 2023

DAFTAR ISI

2
UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO FAKULTAS KESEHATAN...........................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Senyawa Nitrogen Oksida......................................................................................6
B. Permasalahan yang terjadi akibat senyawa Nitrogen Oksida (NOx).......................8
C. pengendalian senyawa Nitrogen Oksida (NOx)....................................................10
D. dampak dari adanya senyawa Nitrogen Oksida (NOx).........................................11
BAB III...............................................................................................................................12
KESIMPULAN....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang

Nitrogen oksida (NOx) adalah senyawa gas yang terdapat di udara


bebas (atmosfer) yang sebagian besar terdiri atas nitrit oksida (NO) dan
nitrogen dioksida (NO2) serta berbagai jenis oksida dalam jumlah yang
lebih sedikit. Kadar NOx di udara daerah perkotaan yang berpenduduk
padat akan lebih tinggi dibandingkan di pedesaan karena berbagai macam
kegiatan manusia akan menunjang pembentukan NOx, misalnya
transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan sampah, dan lain-
lain. Namun, pencemar utama NOx berasal dari gas buangan hasil
pembakaran bahan bakar gas alam (Wardhana, 2004).
Nitrogen oksida (NOx ) adalah salah satu jenis bahan pencemar
udara, disamping bahan pencemar udara lain seperti debu, NH3 , Pb, CO,
SO2 , hidrokarbon, H2S, dan lain-lain, yang secara sendiri atau bersamaan
memiliki potensi membahayakan kesehatan lingkungan dan masyarakat.
Di dalam atmosfir, NOx merupakan suatu kelompok gas yang terutama
terdiri dari dua komponen utama yaitu gas nitrit oksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO2 ), serta oksida-oksida nitrogen lainnya yang sangat kecil
jumlahnya. NO merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau,
sebaliknya NO2 berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam
Dari sifat kimianya, Nitrogen Oksida di lapisan stratosfer dengan
bantuan sinar matahari dapat merusak ozon, sehingga menjadi pengatur
utama ozon stratosfer. Kemudian gas N2O memiliki dampak 298 kali
lebih banyak menyerap panas per satuan berat daripada karbon dioksida
sehingga menjadi bagian dari gas rumah kaca. Sedangkan untuk sifat
fisisnya, gas Nitrogen Oksida pada suhu kamar tidak berwarna dan tidak
mudah terbakar, tetapi pada temperatur tinggi dapat digunakan sebagai
oxidizer dalam peroketan dan dalam balap motor untuk meningkatkan
daya output mesin atau menambah tenaga mesin. Nitrogen oksida oxidizer
telah menjadi pilihan di beberapa desain roket hibrida (dalam hal ini
menggunakan bahan bakar padat dengan cairan atau gas oxidizer).
Oxidizer adalah bahan kimia yang dapat mentransfer oksigen ke substrat

4
tertentu yang dapat menghasilkan ledakan, sintesis kimia dan korosif
dengan kandungan bahan kimia antara lain permanganate, chromate,
osmium tetroxide, perchlorate

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu senyawa Nitrogen Oksida (NOx)?


2. Apa permasalahan yang terjadi akibat senyawa Nitrogen Oksida
(NOx)?
3. Apa pengendalian senyawa Nitrogen Oksida (NOx)?
4. Apa dampak dari adanya senyawa Nitrogen Oksida (NOx)?

C. Tujuan

1. Mengaetahui senyawa Nitrogen Oksida (NOx)


2. Mengetahui permasalahan yang terjadi akibat senyawa Nitrogen
Oksida(NOx)
3. Mengaetahui pengendalian senyawa Nitrogen Oksida (NOx)
4. Mengetahui dampak dari adanya senyawa Nitrogen Oksida (NOx)

BAB II

PEMBAHASAN

5
A. Senyawa Nitrogen Oksida (Nox)

Nitrogen oksida atau N2O dapat terbentuk secara alami maupun


dari antropogenik (pencemaran yang terjadi karena aktivitas manusia).
Sumber senyawa nitrogen oksida secara antropogenik berasal dari tanah
pertanian, penggunaan pupuk hewan dan penelolaan sampah. Selain itu,
senyawa nitrogen oksida berasal dari penggunaan bahan bakar pada
sumber bergerak maupun stationer produksi asam adipic dan produksi
asam nitrat. N2O juga dapat berasal dari sumber alamiah. N2O dapat
dihasilkan di dalam tanah dan air. Melalui aktivitas mikroba pada hutan
tropis basah.

N2O dapat muncul dari tanah dan laut yang kekurangan oksigen
dengan proses denitrifikasi. Menurut Armant, 2011 denitrifikasi adalah
reduksi nitrat menjadi nitrogen gas dan lepas dari tanah. Proses ini terjadi
oleh bakteri anaerob. Gas N2O diproduksi oleh bakteri nitrifier dengan
cara mengoksidasi ammonia. Sehingga menghasilkan energi untuk
metabolisme sel bakteri nitrifier tersebut. Bakteri ini bersifat autotrof yaitu
mampu mensistesis makanannya sendiri. Berupa bahan organik dari
bahan-bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar matahari dan
klorofil. Bakteri ini seperti fitoplankton karena kebutuhan karbonnya
berasal dari karbon anorganik seperti CO2 dan H2CO3. Dari hasil oksidasi
ini dihasilkan NO2 - yang kemudian NO2 - ini dirubah ke NO, N2O dan
N2.

Kemudian N2O dihasilkan dengan mekanisme yang melibatkan


nitrifikasi heterotrop dan denitrifikasi aerob. Nitrifikasi adalah suatu
proses oksidasi enzimatik yakni perubahan senyawa ammonium menjadi
senyawa nitrat yang dilakukan oleh bakteri-bakteri tertentu. Menurut
Suera,S (2008), heterotrop adalah organisme yang menyusun kembali dan
menguraikan bahan-bahan organik kompleks yang telah mati ke dalam

6
senyawa anorganik sederhana. Kebutuhan karbonnya berasal dari karbon
organik seperti karbohidrat, lemak dan protein.

Gas N2O diproduksi dalam skala industri yang cukup besar, guna berbagai
kegunaan. Produsen komersial yang paling awal oleh George Poe di
Trenton, New Jersey memproduksi gas N2O, reaksinya seperti berikut:
NH4NO3 (s) → 2H2O (g) + N2O (g). Reaksi ini terjadi antara 170-240
°C, pada temperature ini amonium nitrat cukup sensitif eksplosif dan
oksidator yang sangat kuat. Bila suhu di atas 240 °C, maka akan terjadi
ledakan. Maka campuran harus didinginkan untuk menghindari bencana.

Adapun cara lain untuk memproduksi gas nitrogen oksida adalah


dengan oksidasi langsung ammonia. Menggunakan campuran mangan
dioksida dan bismut oksida sebagai katalis, cara pembuatan ini dibuat di
Jepang. Bila reaksi ini tanpa katalis, maka akan terbentuk gas N2 selain itu
terjadi ledakan.

Gas N2O dapat dibuat dengan memanaskan larutan asam sulfamik


dan asam nitrat seperti reaksi: HNO3+NH2SO3H → N2O+ H2SO4+H2O.
Cara ini banyak dibuat di Bulgaria. Tidak ada bahaya ledakan pada reaksi
ini jika kecepatan pencampuran dikendalikan. Namun, seperti biasa, gas
beracun seperti oksida nitrogen akan lebih banyak dibentuk.

Menurut Reimer R. A., et al., 1994, nitrogen oksida dapat


diproduksi dalam jumlah besar sebagai produk samping dalam
pembentukan asam adipat. Selanjutnya Hydroxylammonium klorida dapat
bereaksi dengan natrium nitrit untuk menghasilkan N2O. dengan reaksi
sebagai erikut: NH3OH+Cl- + NaNO2 → N2O + NaCl + 2 H2O.

Gas N2O dapat pula dibentuk dengan mereaksikan asam nitrat


terhadap campuran SnCl2 dan asam klorida. Dengan reaksi sebagai
berikut: 2 HNO3 + 8 HCl + 4 SnCl2 → 5 H2O + 4 SnCl4 + N2O.

Pembentukan NO yang dihasilkan dari reaksi antara gas oksigen


dan gas nitrogen akan berlangsung sangat lambat pada suhu kamar. Jika

7
pada temperatus diatas 1200°C, gas oksigen dan gas nitrogen akan
bereaksi sangat cepat untuk menghasilkan nitrit oksida. Konsentrasi N2O
di udara pada daerah perkotaan biasanya mencapai 0,5 ppm. Sepuluh
sampai seratus kali lebih tinggi daripada udara di daerah pedesaan.

B. Permasalahan yang terjadi akibat senyawa Nitrogen Oksida (NOx)

NOx (oksida nitrogen) adalah gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil
seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Gas ini dapat menyebabkan berbagai
masalah lingkungan dan kesehatan.

Salah satu masalah lingkungan yang disebabkan oleh NOx adalah polusi udara. NOx
dapat bereaksi dengan senyawa organik dan gas lainnya di udara untuk membentuk
ozon dan partikel halus. Ozon dan partikel halus ini dapat menyebabkan masalah
kesehatan seperti iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, serta masalah pernapasan
seperti asma dan bronkitis.

Selain itu, NOx juga dapat menyebabkan masalah lingkungan lainnya seperti hujan asam.
Ketika NOx bereaksi dengan air dan oksigen di udara, ia dapat membentuk asam nitrat
dan asam nitrit. Asam nitrat dan asam nitrit ini dapat jatuh ke tanah dan air,
menyebabkan kerusakan pada tanaman dan hewan, serta mengasamkan air dan tanah
[2, {ts:0}].

Masalah kesehatan juga dapat terjadi akibat NOx. Gas ini dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pernapasan dan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan. Selain itu,
NOx juga dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti peningkatan
risiko kanker paru-paru dan penyakit jantung.

Untuk mengurangi masalah yang disebabkan oleh NOx, diperlukan upaya untuk
mengurangi emisi gas ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain menggunakan
bahan bakar yang lebih bersih, seperti gas alam dan energi terbarukan, serta
menggunakan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan untuk mengurangi
emisi gas buang.

C. Dampak Nitrogen Oksida (Nox)

1. Dampak Positif Bagi Kesehatan

Nitrogen oksida atau nitric oxide adalah gas yang diberikan bersama alat bantu
napas untuk mengatasi gagal napas pada bayi baru lahir, terutama yang terlahir
prematur. Nitrogen oksida berfungsi melebarkan pembuluh darah di paru-paru,
sehingga bayi yang baru lahir bisa mendapat oksigen lebih banyak

8
2. Dampak Negatif
a. Material

NOx terdiri dari dua macam, yaitu gas Nitrogen Monoksida (NO) dan gas
Nitrogen Dioksida (NO2). NOX disini memiliki andil juga sebagai
penyumbang sifat hujan asam, dimana dari hujan asam ini dapat
mengakibatkan pelapukan bebatuan dan pengkaratan logam.

b. Manusia

Penelitianterhadap hewan percobaan yang dipajankan NO dengan dosis yang


sangat tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistim syarat dan
kekejangan. NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang
lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan
dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru.
Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada
binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemaparan
NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan
kesulitan dalam bernafas.

c. Tumbuhan

Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada
permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat
menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Mengakibatkan
penurunan kemampuan fotosintesis.

d. Lingkungan

Proses oksidasi di atmosfer mengakibatkan gas-gas tersebut berubah menjadi


H2SO4 dan HNO3 meningkatkan keasaman air hujan.

D. Proses Pembentukan Nitrogen Oksida (Nox)

9
Nitrogen yang terkandung di dalam udara pembakaran dapat teroksidasi dan
membentuk NOx jika proses pembakaran terjadi pada temperatur yang cukup
tinggi. Pada temperatur pembakaran 1204oC, molekul nitrogen (N2) dan oksigen
(O2) akan terpecah menjadi atom-atom penyusunnya. Selanjutnya atom-atom N2-
dan O2- akan bereaksi membentuk ikatan NO. Pada proses oksidasi lebih lanjut,
senyawa NO ini akan menjadi NO2. Proses pembentukan NOx yang berasal dari
nitrogen udara pembakaran inilah yang disebut dengan termal NOx.

Fuel NOx adalah sebutan bagi nitrogen yang terkandung di dalam bahan bakar
fosil (minyak atau batubara), yang membentuk emisi NOx di akhir proses
pembakaran. Kontribusi fuel NOx dalam membentuk NOx adalah sebesar hingga
50% jika menggunakan bahan bakar minyak, dan 80% jika menggunakan
batubara. Nitrogen di dalam bahan bakar fosil tersebut terikat di dalam ikatan
organik senyawa hidrokarbon. Selama proses pembakaran terjadi, atom nitrogen
terlepas menjadi atom bebas dan akan membentuk ikatan baru berupa NO dan N2.
Sekalipun NO yang terbentuk tersebut menjadi penyusun terbanyak NOx, namun
hanya 20-30% saja atom nitrogen yang terkandung di dalam bahan bakar fosil
yang berubah menjadi NO, sisanya membentuk N2.

Pembentukan NOx Pada Pembakaran Batubara

Pada proses pembakaran batubara, atom nitrogen terlepas dari susunan molekul
batubara pada saat awal proses pembakaran karena sifatnya yang volatil (mudah
menguap pada temperatur rendah). Pelepasan atom nitrogen tersebut diikuti
dengan proses oksidasi sehingga terbentuk molekul NO disamping terbentuknya
pula N2. Proses pembentukan NOx yang berasal dari nitrogen volatil batubara
menyumbang 60-90% dari keseluruhan fuel NOx. Sebagian kecil atom nitrogen
yang terikat di dalam batubara tidak bersifat volatil seperti yang lain, sehingga
dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk lepas dari molekul batubara dan
teroksidasi lebih lanjut untuk membentuk NOx.

Pembentukan NOx yang berasal dari batubara sangat tergantung dengan


perbandingan stoikiometri bahan bakar dengan udara, namun tidak terlalu

10
tergantung dengan temperatur proses pembakaran. Atas dasar hal tersebut,
pembentukan NOx dapat dikontrol dengan jalan mengurangi jumlah supply udara
pada saat zona awal (inisiasi) proses pembakaran. Mengontrol proses
pencampuran batubara dengan udara sehingga terjadi proses pembakaran yang
bertingkat, juga dapat mengurangi produksi NOx secara signifikan.

E. 7 Metode Aktif untuk Mengurangi Polusi Nitrogen Oksida (Nox)

Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) telah lama


menyadari dampak negatif dari polutan yang terbawa udara
dan tingkat emisi yang tetap untuk semua proses industri.
Teknologi pengurangan NOx dapat mengurangi tingkat gas
limbah yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
fosil. Di bawah ini diuraikan beberapa metode pengendalian
emisi NOx yang paling berguna yang tersedia.

1. Pembakaran Nox Rendah

Pemasangan peralatan dengan pembakaran rendah NOx di


pembangkit listrik merupakan strategi pengurangan emisi yang
baik. Metode ini mencegah pembentukan gas NOx dengan
menghambat langkah penting dalam reaksi kimia. Akibatnya, gas
NOx terbentuk pada suhu yang sangat tinggi yang memaksa
molekul nitrogen bergabung kembali dengan oksigen.

Burner dengan NOx rendah mencegah campuran bahan


bakar mencapai suhu kritis di mana NOx dapat terbentuk
dengan membakar bahan bakar pada kondisi termal yang
lebih rendah. Selain itu, pembangkit listrik yang ada dapat
dilengkapi dengan pembakar NOx rendah ini untuk
mengurangi tingkat emisi.

2. Pembakaran Kembali Gas Alam

11
Pembakaran Kembali Gas Alam (NGR) adalah cara yang
sangat efektif untuk mengurangi tingkat nitrogen dioksida
yang terbentuk dari pembakaran senyawa hidrokarbon.

Teknik ini melibatkan tiga tahap pembakaran, memastikan


bahwa bahan bakar utama mengalami pembakaran
sempurna. Pertama, zona kaya bahan bakar utama
membakar sekitar 85% bahan bakar primer pada kondisi
udara rendah, sedangkan sisa bahan bakar disalurkan ke
zona tahap kedua/pembakaran ulang di mana terjadi reaksi
reduksi. Tahap akhir dari pengaturan pembakaran ulang
adalah zona udara overfire yang melengkapi proses
pembakaran.

3. Pengolahan Gas Buang

Teknik ini sangat efisien dan menggunakan metode seperti


reduksi katalitik selektif (SCR) dengan amonia untuk
mengubah NOx menjadi nitrogen. Proses reduksi non-
katalitik selektif (SNCR) dapat mencapai hasil serupa
dengan pengedalian SCR Nox namun kurang umum
digunakan.

 SNCR melibatkan pemasukan amonia (NH 3 ) atau urea ke dalam zona gas
panas yang mengandung NOx pada suhu tinggi dan dengan adanya
oksigen. Reaksi ini memecah NOx menjadi nitrogen (N 2 ) dan air (H 2 O).
 SCR melibatkan pemasukan NH3 atau urea ke dalam zona gas buang yang
disalurkan melalui lapisan katalitik. Gas NOx yang ada akan mudah
bereaksi dengan oksigen dengan adanya katalis membentuk N2 dan H2

4. Kontrol Udara Berlebih


Udara berlebih mengacu pada jumlah udara berlebih yang
dibutuhkan untuk mencapai pembakaran 100%. Mengatur secara
ketat jumlah udara yang disuplai ke proses pembakaran
merupakan strategi pembatasan emisi yang efektif. Proses
kelebihan udara rendah bertujuan untuk mengatur jumlah

12
kelebihan udara yang tersedia untuk suatu proses dalam kisaran
20-30%. Menurunkan kelebihan udara dikaitkan dengan
berkurangnya pembentukan NOx dan pembangkitan energi yang
lebih bersih.

5. Modifikasi Pembakaran Udara Overfire


Teknik eliminasi NOx ini melibatkan penggunaan aliran udara
yang dipertahankan tepat di atas pembakar bahan bakar
utama. Metode “over fire” ini dapat diterapkan secara efektif
pada boiler untuk mengatur rasio udara/bahan bakar, menjaga
suhu pembakaran tetap rendah, dan mencegah pembentukan gas
NOx.

6. Resirkulasi Gas Buang (FGR)


Resirkulasi gas buang adalah metode pembersihan NOx yang
efisien. Sebagian gas buang yang dihasilkan disalurkan kembali
ke ruang bakar untuk membantu mendinginkan proses dan
mempertahankan suhu puncak nyala api di bawah tingkat kritis
yang diperlukan untuk pembentukan NOx.

7. Pembakarn di luar Stoikiomteri

Memodifikasi cara pemasangan boiler dapat mengurangi


jumlah gas NOx yang dihasilkan secara signifikan. Teknik
ini, yang dikenal sebagai pembakaran off-stoikiometri (atau
pembakaran bertahap), dapat digunakan dalam konfigurasi
boiler termasuk:

 Pembakar udara yang terbakar berlebihan


 Sistem udara berlebih yang rendah
 Pembakar pembakaran yang bias
 Pembakar tidak berfungsi

13
F. Pengendalian Senyawa Nitrogen Oksida (NOx)

Pengendalian senyawa Nitrogen Oksida (NOx) adalah penting dalam


upaya menjaga kualitas udara dan lingkungan. NOx adalah kelompok
senyawa nitrogen yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan dioksida
nitrogen (NO2), Berikut adalah sistem-sistem kontrol pembakaran yang
bertujuan untuk mengendalikan emisi NOx:

1. Burner Rendah Nox

Burner adalah sebuah komponen proses pembakaran pada boiler yang berfungsi
untuk mencampurkan udara dengan bahan bakar dan memasukkannya ke
dalam furnace boiler. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, bahwa
nitrogen di dalam batubara menyumbang 80% NOx dari keseluruhan produksi
NOx, dengan 60-90% terbentuk pada saat awal proses (inisiasi) pembakaran.
Zona inisiasi pembakaran terjadi pada burner, sehingga penggunaan burner yang
rendah NOx akan secara signifikan menurunkan produksi NOx.
Sistem burner konvensional dapat menghasilkan NOx 984-1968 mg/Nm3,
sedangkan sistem burner rendah NOx hanya menghasilkan 185-615 mg/Nm3.

14
Sistem Burner Rendah NOx

Prinsip kerja utama dari burner rendah NOx adalah dengan jalan mengontrol
supply udara yang akan dicampurkan dengan batubara. Keseluruhan udara yang
dibutuhkan oleh proses pembakaran dimasukkan ke dalam furnace boiler
melalui burner ini, akan tetapi pencampurannya dengan batubara dibatasi. Udara
yang dicampurkan ke batubara pada zona devolatilisasi dibatasi jumlahnya,
sehingga membatasi kemungkinan pembentukan NOx pada zona ini. Selanjutnya
udara sisa yang dibutuhkan untuk proses pembakaran batubara dimasukkan
setelah melewati zona devolatilisasi. Dengan cara ini kita dapat menekan produksi
NOx pada kisaran 30-60%.

Bagian-bagian Low NOx Burner

2. Sistem Udara Bertingkat

15
Pada sistem ini, supply udara yang dibutuhkan untuk proses pembakaran tidak
keseluruhan dimasukkan melalui burner, sehingga membatasi jumlah oksigen
yang terlalu berlebihan pada saat awal proses pembakaran. Sisa udara yang
dibutuhkan untuk proses pembakaran dimasukkan ke dalam furnace boiler
melalui sebuah alat bernama Over Fire Air (OFA) yang instalasi nya terletak di
atas burner. Instalasi OFA memungkinkan terjadi proses pembakaran yang
bertingkat.

Sistem Over Fire Air

Efek samping dari penggunaan sistem OFA antara lain dapat meningkatkan bahan
bakar yang tidak terbakar lebih banyak, pembentukan slag (kerak) pada
area furnace, serta peningkatan kemungkinan terjadinya korosi pada pipa-
pipa furnace. Resiko ini semakin meningkat jika digunakan batubara dengan
kandungan sulfur yang tinggi. Di sisi lain, penggunaan sistem udara bertingkat ini
akan menurunkan produksi NOx di kisaran 40-60%.

16
Susunan Sistem Udara Bertingkat

Teknologi terbaru yang telah dikembangkan untuk mengatasi emisi NOx adalah
CSNOX yang dikembangkan oleh Ecospec Global Technology, sebuah
perusahaan riset yang berpusat di Singapura. Sistem ini tidak hanya dapat
mereduksi emisi NOx, namun juga emisi CO2 dan SO2 dengan jalan penggunaan
air yang telah diberi gelombang ultra rendah untuk mengikat polutan-polutan
tersebut.

17
BAB III
Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
US Environmental Protection Agency. (2008). Control of Nitrogen Oxides from
Commercial and Industrial Boilers. https://nepis.epa.gov/Exe/ZyPDF.cgi?
Dockey=P10063F3.PDF
US Department of Energy. (2017). Alternative Fuels Data Center - Alternative Fuels.
https://afdc.energy.gov/fuels
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2018). Buku
Pedoman Penerapan Teknologi Pengendalian Pencemaran Udara pada
Kendaraan Bermotor. https://peraturan.go.id/peraturan/buku-III/PMK-
07/2018/Pmk07-2018.pdf
United States Environmental Protection Agency. (2020). NOx Control Technologies -
Regulations. https://www.epa.gov/nox-control-technologies/nox-control-
technologies-regulations
United States Environmental Protection Agency (EPA). (n.d.). Nitrogen Dioxide (NO2)
Pollution. Diakses dari https://www.epa.gov/no2-pollution
Santariskiu universitetas. (2015). Nitrogen oxides. Diakses dari
http://www.genedb.usr.lt/files/ENVIRONMENT%20VI/7.pdf
https://airpollution2014.weebly.com/dampak-pencemaran-udara---nitrogen-
oksida/nitrogen-oksida-nox
https://airpollution2014.weebly.com/dampak-pencemaran-udara---nitrogen-
oksida/nitrogen-oksida-nox

https://www.alodokter.com/nitrit-oksida
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-03/S46077-Risha%20Novriana%20T
http://iku.menlhk.go.id/aqms/

18

Anda mungkin juga menyukai