Anda di halaman 1dari 36

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB. I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah................................................................................................. 2

1.3 Tujuan penelitian .................................................................................................. 2

BAB . II PEMBAHASAN

2.1 Nitrogen ............................................................................................................... 3

2.1.1 Nitrogen Dan Sumber Nitrogen (N2) .......................................................... 3

2.1.2 Siklus Nitrogen .......................................................................................... 4

2.1.3 Proses-proses dalam Siklus Nitrogen ......................................................... 6

2.1.4 Asimilasi Sulfat ......................................................................................... 14

2.1.5 Peranan Nitrogen Dan Sulfur .................................................................... 17

2.1.6 Defiensi Unsur Nitrogen Dan Belerang ................................................... 18

3.1 Mineral .............................................................................................................. 19

3.1.1 Definisi Dan Klasifikasi ........................................................................... 19

3.1.2 Jenis Dan Macam Mineral Beserta Mekanisme Kerja .............................. 21

3.1.3 Interaksi Mineral ...................................................................................... 30

3.1.4 Faktor Mineral .......................................................................................... 31

BAB. III KESIMPULAN DAN SARAN

1
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 33

4.2 Kritik Dan Saran ............................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 34

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Asimilasi nitrogen dan sulfur membutuhkan serangkaian reaksi biokimia
yang komplek yang membutuhkan energi. Asimilasi kation melibatkan
pembentukkan komplek dengan senyawa organik. Pada makalah ini diulas
mengenai reaksi primer untuk asimilasi dua unsur hara utama nitrogen dan sulfur.
Nitrogen merupakan elemen yang sangat esensial, menyusun bermacam-
macam persenyawaan penting, baik organik maupun anorganik. Nitrogen
menempati porsi 1-2 % dari berat kering tanaman. Ketersediaan nitrogen dialam
berada dalam beberapa bentuk persenyawaan, yaitu berupa N2 (72 % volume
udara), N2O, NO, NO2, NO3 dan NH4+. Di dalam atanah, lebih dari 90% nitrogen
adalah dalam bentuk N-organik.
Dalam makalah iniakan dibahas tentang nitrogen dan mineral. Nitrogen
adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur nonlogam dan gas
yang paling banyak di atmosfir bumi. Nitrogen terdapat dalam bentuk unsur bebas
di udara (78% volume), sebagai ammonia yang berasal dari senyawa–senyawa
nitrogen, serta dalam beberapa mineral, seperti kalium nitrat. Nitrogen merupakan
unsur yang relatif stabil, tetapi membentuk isotop–isotop yang 4 diantaranya
bersifat radioaktif.
Mineral sebagai zat gizi belum banyak disadari manfaatnya oleh sebagian
besar masyarakat. Kecukupan akan mineral dalam komposisi pangan belum
dipahami sebaik kecukupan akan kalori, protein atau vitamin. Bahkan sebagian
masyarakat awam ada yang menganggap bahwa mineral telah terdapat dalam
protein atau vitamin. Makanan pokok berupa beras untungnya mengandung
berbagai mineral yang bermanfaat bagi tubuh sehingga kekurang pahaman
masyarakat akan mineral telah terpenuhi sebagian dari konsumsi beras sehari-hari
(Indrasari, 2006).

3
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan
oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga
dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis
dibakar, semua senyawa organik akanrusak; sebagian besar karbon berubah
menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen
menjadi uap nitrogen (N2) (Arifin, 2088).

1.2 Rumusan masalah


a. Apa itu metabolisme nitrogen ?
b. Apa yang dimaksud dengan siklus nitrogen ?
c. Bagaimana proses yang terjadi pada siklus nitrogen ?
d. Apakah yang dimaksud dengan mineral?
e. Bagaimana klasifikasi mineral?
f. Bagaimana peran mineral bagi tubuh manusia?

1.3 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian metabolisme nitrogen.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan siklus nitrogen.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan proses-proses yang terjadi pada siklus
nitrogen.
d. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian mineral.
e. Mahasiswa mengetahui klasifikasi mineral.
f. Mahasiswa mengetahui peran mineral bagi tubuh manusia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 NITROGEN

2.1.1 Metabolisme Dan Sumber Nitrogen (N2)

Nitrogen merupakan unsur makro yang penting, tetapi unsur ini terdapat
dalam jumlah yang sedikit didalam tanah sedangkan yang diangkat tanaman
cukup banyak. Sumber nitrogen untuk tanaman adalah N2 atmosfer. Dalam
bentuk N2 nitrogen tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman dan terlebih
dahulu dirubah menjadi nitrat atau amonium melalui proses tertentu sehingga
tersedia bagi tanaman.
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang
berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen
bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/
petir. Sebagian besar nitrogen yang terdapat di dalam organisme hidup berasal
dari penambatan (reduksi) oleh mikro organisme prokariot. Sebagian diantaranya
terdapat di akar tumbuhan tertentu atau dari pupuk hasil penambatan secara
industry. Sejumlah kecil nitrogen pindah dari atmosfer ke tanah sebagai NH4+ dan
NO3- bersama air hujan dan diserap oleh akar. NH4+ ini berasal dari pembakaran
industry, aktivitas gunung berapi dan kebakaran hutan sedangkan NO3- berasal
dari oksidasi N2 oleh O2 atau ozon dengan bantuan kilat atau radiasi ultraviolet,
sumber lain NO3- adalah samudera.
Beberapa mikroba seperti asam laktat membutuhkan asam amino tertentu
yang tidak dapat disintesisnya. Oleh sebab itu berbagai sumber amino nitrogen
yang relatif mahal seperti tepung kedelai, tepung ikan, dan tepung kacang tanah
sering digunakan. Serealia yang dimasak dan ditumbuk (malt barley) biasanya
mengandung banyak gula dan asam amino untuk pertumbuhan mikroba, karena
amilase dan protease asam amino sebagai laktalbumin dan laktaoglobulin. Suatu
saat mungkin digunakan pula limbah dari tempat pemotongan.

5
Penyerapan NO3- dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan untuk
membentuk berbagai senyawa nitrogen terutama protein. Pupuk, tumbuhan mati,
mikroorganisme, serta hewan merupakan sumber penting nitrogen yang
dikembalikan ke tanah tapi sebagaian besar nitrogen tersebut tidak larut dan tidak
segera tersedia bagi tumbuhan.

2.1.2 Siklus Nitrogen

Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung


unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi
ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Siklus nitrogen secara
khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan nitrogen dapat
mempengaruhi tingkat Metabolisme Nitrogen 4 proses ekosistem kunci, termasuk
produksi primer dan dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan
bakar fosil, penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan pelepasan nitrogen dalam air
limbah telah secara dramatis mengubah siklus nitrogen global. Sebagian besar
nitrogen yang terdapat di dalam organisme hidup berasal dari penambatan
(reduksi) oleh mikro organisme prokariot. Sebagian diantaranya terdapat di akar
tumbuhan tertentu atau dari pupuk hasil penambatan secara industry. Sejumlah
kecil nitrogen pindah dari atmosfer ke tanah sebagai NH4+ dan NO3- bersama air
hujan dan diserap oleh akar. NH4+ ini berasala dari pembakaran industry, aktivitas
gunung berapi dan kebakaran hutan sedangkan NO3- berasal dari oksidasi N2 oleh
O2 atau ozon dengan bantuan kilat atau radiasi ultraviolet, sumber lain NO3-
adalah samudera. Penyerapan NO3- dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan
tumbuhan untuk membentuk berbagai senyawa nitrogen terutama protein. Pupuk,
tumbuhan mati, mikroorganisme, serta hewan merupakan sumber penting nitrogen
yang dikembalikan ke tanah tapi sebagaian besar nitrogen tersebut tidak larut dan
tidak segera tersedia bagi tumbuhan.

6
Pengubahan nitrogen organic menjadi NH4+ oleh bakteri dan fungi tanah
disebut Amonifikasi yang dapat berlangsung oleh berbagai macam
mikroorganisme pada suhu dingin dan pada berbagai nilai pH. Selanjutnya pada
tanah yang hangat dan lembab dan ph sekitar netral NH4+ akan dioksidasi menjadi
nitrit (NO2) dan NO3- dalam beberapa hari setelah pembentukkannya atau
penambahannya sebagai pupuk disebut dengan Nitrifikasi yang berguna dalam
menyediakan energi bagi kelangsungan hidup dan perkembangan mikroba
tersebut. Selain itu terdapat pula denitrifikasi yaitu suatu proses pembentukan N2,
NO, N2O dan NO2 dari NO3- oleh bakteri aneorobik yang berlangsung di dalam
tanah yang penetrasi O2- nya terbatas, tergenang, padat dan daerah dekat
pemukiman tanah yang konsentrasi O2 nya rendah karena penggunaannya yang
cepat dalam oksidasi bahan organik. Tumbuhan kehilangan sejumlah kecil
nitrogen ke atmosfer sebagai NH3, N2O, NO2, dan NO terutama jika diberi pupuk
nitrogen dengan baik.

Nitrat sangat mudah larut dlm tanah sehingga cepat hilang krn proses
pembusukan. Taraf ketersediaan nitrogen dlm tanah tergantung pada banyaknya
bahan organik, populasi jasad renik, tingkat pembasuhan. Dlm keadaan alami
terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya-gaya yg menentukan
penyediaan nitrogen dlm tanah. Pemanenan menyebabkan terkurasnya nitrogen
krn pengambilan bahan organik dan erosi. Hal ini menyebabkan pertanian intensif
sangat tergantung pada tambahan pupuk nitrogen. Awalnya nitrogen berasal dari
sumber organik, terutama guano (kotoran burung). Saat ini nitrogen dibuat
menurut proses Haber- Bosch: nitrogen + hidrogen amoniak.

7
2.1.3 Proses-Proses dalam Siklus Nitrogen

Gambar 2.1 Siklus nitrogen

Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk


nitrogen organik, amonium (NH4+), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas nitrogen
(N2). Nitrogen organik dapat berupa organisme hidup, atau humus, dan dalam
produk antara dekomposisi bahan organik atau humus dibangun. Proses siklus
nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk kimia lain. Banyak proses yang
dilakukan oleh mikroba baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen
dalam bentuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Diagram di atas menunjukkan
bagaimana proses-proses cocok bersama untuk membentuk siklus nitrogen.

1. Fiksasi Nitrogen
Proses reduksi N2 menjadi NH4+ dinamakan penambatan nitrogen. Proses
ini dilakukan oleh mikroorganisme prokariot. Penambat N2 yang penting
mencakup bakteri tanah yan hidup bebas di permukaan tanah atau di dalam air,
sianobakteri yang bersimbiosis dengan fungi pada lumut atau dengan pakis,
lumut, dan lumut hati, dan bakteri mikroba lainnya yang berasosiasi secara
simbiotik dengan akar, khususnya tumbuhan kacangan. Mereka berperan besar
pada rantai makanan di hutan, gurun , lingkungan air tawar dan laut, bahkan di
daerah kutub utara. Aktivitas akar tumbuhan, baik melalui pengeluaran nitrogen
dari bintil akar dan bahkan seluruh tumbuhan oleh mikroba. Sumbangan ini
penting dalam pertanian, misalnya campuran kacangan dan rumputan sering

8
digunakan pada padang penggembalaan. Pada tumbuhan yang tidak mempunyai
akar akan menyerap nitrogen dalam bentuk NO3- karena NH4+ akan dioksidasi
menjdi NO3- oleh bakteri nitrifikasi.
Fiksasi nitrogen simbiotik dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang
bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan. Infeksi sistem perakaran
berkaitan erat dengan pembentukan “benang infeksi” pada rambut-rambut akar
tertentu oleh bakteri tersebut. Bakteri penambat nitrogen itu masuk ke dalam sel-
sel tanaman inang melaui benang terinfeksi tersebut. Beberapa sel tanaman itu
menjadi terinfeksi diikuti dengan pembelahan sel serta meningkatnya laju
pembelahan sel, ini akan menghasilkan pembentukan nodul (bintil) pada sistem
perakaran.

Tahapan pembentukan bintil akar tersebut sebagai berikut, :


1. Bakteri menginfeksi bulu akar.
2. Enzim dari bakteri merombak dinding sel sehingga bakteri dapat masuk ke
bulu akar membentuk struktur lir- benang yang di sebut benang infeksi yang
terdiri dari membran plasmalurus dan memenjang dari sel yang terserang.
3. Bakteri membelah dengan cepat di dalam benang yang menjalar , masuk dan
menembus sel korteks .
4. Pada sel korteks sebelah dalam, bakteri dilepas ke sitoplasma dan merangsang
sel (khususnya sel tetraploid) untuk membelah, yang menyebabkan proliferasi
jaringan membentuk bintil akar dewasa.

9
Gambar 2.2 Perkembangan bintil akar di kedelai

Setiap bakteri yang membesar dan tidak bergerak disebut bakteroid.


Bakteroid biasanya berada di sitoplasma secara berkelompok dan masing-masing
dikeliingi oleh membran peribakteroid. Antara membran bakteroid dan kelompok
bakteroid terdapat daerah yang disebut ruang peribakteroid.
Di luar ruang peribakteroid, di sitoplasma terdapat protein yang dinamakan
leghemoglobin, yang menyebabkan bintil kacangan warnanya merah muda. Dan
diperkirakan leghemoglobin mengangkut O2 untuk bakteri. Penambatan Nitrogen
di bintil akar terjadi secara langsung di dalam bakteroid. Tumbuhan inang
menyediakan karbohidrat bagi bakteroid, yang akan dioksidasi sehingga diperoleh
energi. Beberapa elektron dan ATP yang diperoleh selama oksidasi di bakteroid
digunakan untuk mereduksi N2 menjadi NH4+.

Reaksi penambatan nitrogen secara keseluruhan adalah sebagai berikut, :

N2+ 8 e- + 16Mg ATP +16H2O→2NH3 + H2 + 16Mg ATP + 16 Pi + 8H+

Enzim yang diperlukan adalah enzim nitrogenase Tahapannya adalah sebagai


berikut, :
1. Respirasi karbohidrad pada bakteroid menyebabkan reduksi NAD menjadi
NADH atau NADP menjadi NADPH. Oksidasi piruvat selama respirasi
menyebabkan reduksi flavodoksin.

10
2. Kemudian Flavoduksin, NADH atau NADPH mereduksi feredoksin.
Nitrogenase menerima elektron dari flavodoksin tereduksi, feredoksin atau
bahan pereduksi efektif lainnya saat mengkatalisis penambatan N2.
Netrogenase terdiri dari dua protein yang berlainan, yaitu protein Fe dan
Protein Fe-Mo. Protein Fe mengandung 4 atom besi sementara protein Fe-Mo
mempunyai atom molibdenum dan 28 atom besi.
Baik molebdenun ataupun besi menjadi tereduksi, kemudian dioksidasi saat
nitrogenase menerima elektron dari feredoksin dan mengangkutnya ke N2
untuk membentuk NH4. NH4 diangkut keluar dari bakteroid dan digunakan
oleh tumbuhan inang. Di sitosol, yang mengandung bakteroid (bagian luar
membran peribakteroid) NH4 diubah menjadi glutamin, asam glutamat,
asparagin, dan ureida (alantoin dan asam alantoat).
Mikroorganisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain :
Cyanobacteria, Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu
ganggang hijau biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang
lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis)
dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga
terjadi pada proses non-biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat
cara yang dapat mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang
lebih reaktif :
a. Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan
dengan tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat
memperbaiki nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari
bakteri pengikat nitrogen adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang
hidup dalam nodul akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah
contoh dari hidup bebas bakteri Azotobacter.

11
b. Industri fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan
dengan penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya
berasal dari gas alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk
membentuk amonia (NH3). Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah
bersamaan dengan gas hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3), yang
digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak.
c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal,
yang melepaskan berbagai nitrogen oksida.
d. Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan
terutama petir, dapat memfiksasi nitrogen.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan penambatan nitrogen antara lain :


a. Faktor Lingkungan
Mencakup kelembaban yang cukup, suhu hangat, sinar matahari yang
terang, konsentrasi CO2 yang tinggi.
b. Faktor Genetik
Mencakup proses pengenalan yang dikendalikan secara genetis antara
spesies bakteri dan spesies atau varietasi tumbuhan kacangan dan kemampuan
nitrogenase dari semua organisme untuk mereduksi H+ dan persaingan dengan N2
serta tahap pertumbuhan Pada dasarnya jumlah terbesar yang ditambah oleh
tumbuhan asli tahunan dan tumbuhan kacangan pada pertumbuhan adalah saat
perkembangan reproduksi.
2. Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik
dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh
nitrogen dari tanaman yang mereka makan. Tanaman dapat menyerap ion nitrat
atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-
tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion amonium untuk dimasukkan
ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki
hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk
ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain

12
mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan molekul organik kecil.
Asimilasi merupakan Penyerapan dan penggabungan dengan unsur lain
membentuk zat baru dengan sifat baru. Senyawa Nitrat (NO3- ) diserap oleh
tumbuhan mengalami proses asimilasi menjadi bahan penyusun organ pada
tumbuhan.
3. Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi
amonium (NH4+) oleh bakteri dan jamur. Proses reduksi nitrat adalah pengubahan
nitrit menjadi NH4.Tahapan reduksi nitrit menjadi ammonium adalah sebagai
berikut:
Di daun, reduksi NO2 menjadi NH4 memerlukan enam elektron yang
diambil dari H2O pada sistem pengangkutan elektron non siklik, pada kloroplas
selama pengangkutan elektron ini, cahaya mendorong pengangkutan elektron dari
H2O ke ferodksin (Fd).

3H2O + 6Fd + cahaya ———— 15 O2 + 6H + 6Fd


Kemudian ferodoksin tereduksi memberikan 6 elektron yang digunakan
untuk mereduksi NO2 menjadi NH4, reaksinya sebagai berikut,:
NO2 + 6Fd (Fe ) + 8H ——— NH4 + 6Fd (Fe ) + H2O
Sehingga keseluruhan proses reduksi nitrit menjadi amonia adalah sebagai
berikut:
NO2 + 3H2O + 2H + cahaya —— NH4 + 1,5 O2 + 2H2O
4. Nitrifikasi
Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang
hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi,
bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4+)
dan mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti
Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-).
Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun
bagi kehidupan tanaman.

13
Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :

1. NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas → NO2- + H2O + H+


2. NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter → NO3-
3. NH3 + O2 → NO2− + 3H+ + 2e−
4. NO2− + H2O → NO3− + 2H+ + 2e
note : "Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air
tanah. Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air minum,
karena nitrat dapat mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi dan
menyebabkan sindrom methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air tanah
mengisi aliran sungai, nitrat yang memperkaya air tanah dapat berkontribusi untuk
eutrofikasi, sebuah proses dimana populasi alga meledak, terutama populasi alga
biru-hijau. Hal ini juga dapat menyebabkan kematian kehidupan akuatik karena
permintaan yang berlebihan untuk oksigen. Meskipun tidak secara langsung
beracun untuk ikan hidup (seperti amonia), nitrat dapat memiliki efek tidak
langsung pada ikan jika berkontribusi untuk eutrofikasi ini."

5. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas
nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh
spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik.
Contohnya Pseudomonas denitrifikans.Mereka menggunakan nitrat sebagai
akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri
ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.

Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk


peralihan sebagai berikut:
NO3− → NO2− → NO + N2O → N2 (g)

Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:


2 NO3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O

14
6. Oksidasi Amonia Anaerobik
Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen
(N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen
unsur di lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses
yang disebut oksidasi amonia anaerobik
NH4+ + NO2− → N2 + 2 H2O

Tumbuhan membutuhkan nitrogen dalam jumlah yang banyak karena


merupakan penyusun utama komponen sel tumbuhan yaitu asam amino.
Tumbuhan yang sedang dalam pertumbuhan hanya mengandung sedikit nitrat atau
ammonia. Tanaman mengabsorpsi nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3‾), walaupun
ternyata ammonium (NH4+) dapat juga langsung diabsorpsi tanaman. Efisiensi
relatif absorpsi ammonium dan nitrat dipengaruhi oleh pH (keasaman) tanah atau
mungkin sistem pengambilan haranya yang berbeda.
Reduksi nitrat menjadi nitrat pada proses asimilasi dalam tumbuhan
dibantu dengan adanya enzim nitrat reduktase yang berupa flavoprotein yang
diatur oleh komponen logamnya yakni molibdenum. Nitrogenase merubah gas N2
menjadi ammonia dalam mikroba pengikat N. reduksi nitrat merupakan suatu
proses enzimatik yang memerlukan energi. Ion hidrogen dan energi diperoleh dari
respirasi aerobik. Nitrat direduksi di dalam akar (pada tanaman apel) dan di
bagian pucuk yang terkena sinar (pada tanaman tomat). Nitrogen ammonium
diharapkan lebih cepat terpakai dalam sintesis protein.
Tanaman leguminosa baik herba maupun perdu/pohon mempunyai
kemampuan mengikat N2 udara (bentuk N yang tidak tersedia bagi tanaman) dan
mengubahnya menjadi bentuk N yang tersedia bila bersimbiose dengan bakteri
Rhizobium. Jumlah N2 yang ditambat bervariasi tergantung spesies leguminosa
dan lingkungan tempat tumbuhnya. Contohnya tanaman tomat yang dipakai dalam
percobaan ini. Gejala defisiensi nitrogen antara lain daun berwarna kuning pucat,
ruas lebih pendek, pertumbuhan daun semakin lambat, batang lebih pendek dan
kurus, akar lebih panjang, tapi lebih kecil, jika defisiensi berkelanjutan, ujung
daun dan daun yang terbawah menjadi nekrosis.

15
Tanaman memerlukan suplai nitrogen pada semua tingkat pertumbuhan,
terutama pada awal pertumbuhan. Tumbuhan menyerap unsur N dalam bentuk
ion NO3- dan (NH4+). Peran unsur nitrogen, sebagai unsur utama adalah
meningkatkan produksi dan kualitasnya, untuk pertumbuhan vegetatif
(pertumbuhan tunas, daun, batang), pertumbuhan vegetatif berarti mempengaruhi
produktivitas

2.1.4 Asimilasi Sulfat

Sulfur adalah komponen asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis


protein. Beberapa organisme dapat memperoleh sulfur melalui asimilasi reduksi
sulfat, sebagian lagi memperoleh sulfur melalui reduksi senyawa sulfur seperti H.
Sulfur adalah nutrisi utama bagi semua organisme. Tumbuhan memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi, metabolization dan akumulasi sulfur
sehingga ada potensi untuk menggunakan tanaman untuk fitoremediasi situs
belerang-diperkaya. Sebuah survei tanah diperkaya dengan sulfur baik secara
alami atau aktivitas manusia menunjukkan bahwa surplus sulfur sebagian besar
disertai dengan surplus unsur kimia lainnya yang dapat membatasi fitoremediasi
karena terjadi co-elemen lebih beracun untuk tanaman dari belerang. Selain itu,
akumulasi unsur-unsur lain, membuat bahan tanaman (nabati ekstraksi) kurang
cocok untuk digunakan sebagai pakan ternak dan untuk konsumsi manusia. Sulfur
(S) asimilasi oleh tumbuhan memainkan peran penting dalam siklus S di alam,
dan metabolisme S berasimilasi menyediakan berbagai senyawa yang bermanfaat
bagi hewan, termasuk manusia. Sangat penting untuk memahami mekanisme yang
terlibat dalam metabolisme S sistemik dalam rangka meningkatkan tanaman
agronomi dan produksi tanaman makanan dan Studi-studi ini dapat dianggap
sebagai studi kasus penting yang memberikan informasi mengenai mekanisme
peraturan rumit yang terlibat dalam metabolisme tanaman.

16
Tanaman mengandung berbagai macam senyawa sulfur organik yang
memainkan peran penting dalam fisiologi dan perlindungan terhadap stres
lingkungan dan hama. Senyawa sulfur juga sangat penting untuk kualitas
makanan dan untuk produksi nabati. Sulfur merupakan salah satu dari enam unsur
hara makro yang diperlukan oleh tanaman dan ditemukan dalam bentuk asam
amino Cys dan Met dalam berbagai metabolit. Sebagai bagian dari molekul Cys,
kelompok belerang, yang disebut tiol, sangat nukleofilik (elektron-menyumbang),
sehingga cocok untuk proses redoks biologis. Saat teroksidasi, dua molekul Cys
dapat membentuk ikatan kovalen yang disebut ikatan disulfida, yang mudah rusak
oleh reduksi untuk membentuk dua kelompok tiol. Sulfur tersedia bagi tanaman
terutama dalam bentuk sulfat anionik (SO42-) hadir di tanah. Hal ini aktif diangkut
ke dalam akar dan kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tanaman. Sulfat
dalam tanah terutama berasal dari pelapukan batuan. Sulfat yang ada di atmosfer
berasal dari industri. Gas sulfur dioksida (SO2) ini mudah diserap dan diasimilasi
oleh daun.

a. Aliran Materi pada Siklus Sulfur

Siklus sulfur merupakan contoh aliran materi tipe sedimenter.


1. Aliran materi pada siklus sulfur dimulai dari pembentukan sulfur pada
kerak bumi dan atmosfer hingga melalui proses makan dan dimakan
2. Tumbuhan menyerap unsur sulfur dalam bentuk Sulfat (SO4)
3. Aliran materi berkaitan erat dengan aliran energi.
4. Aliran materi juga terjadi di dalam sel makhluk hidup.
5. Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi aliran materi

17
Gambar 2.3 Aliran materi dalam Siklus Sulfur

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh


bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida
atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida (H2S) ini seringkali mematikan mahluk
hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik
yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua
mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri.
Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan
Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen
sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti
Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat
oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil
pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah
hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan
perusakan batuan juga tanaman.

18
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam
setiap trasformasi adalah sebagai berikut :

1. H2S → S → SO4 bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.


2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri Desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengoksidasi sulfide aerobik); bakteri Thiobacilli.
4. S organik → SO4+ , H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik
dan anaerobik.

2.1.5 Peranan Nitrogen dan Sulfur

1. Peranan Nitrogen

Ada beberapa peranan nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman


diantaranya adalah memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada
fase vegetative, berperan dalam pembentukan klorofil, dan merangsang
perkembangbiakan mikroorganisme.

Peranan nitrogen dalam tanaman yaitu mensintesis karbohidrat menjadi


protein dan protoplasma (melalui mekanisme respirasi) yang berperan dalam
pembentukan jaringan vegetatif tanaman. Sedangkan peranan nitrogen dalam
tanah yaitu nitrogen diserap tanaman dalam bentuk nitrat (NO3) dan ammonium
(NH4), akan tetapi nitrat akan segera tereduksi menjadi amonium melalui enzim
yang mengandung Mo.

Amonium merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di tanah


masam, terutama tanah humus, nitrat, merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan
yang hidup di tanah netral atau basa selanjutnya organic. Nitrogen udara
merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang bersimbiosis dengan organisme
penambat nitrogen.

19
2. Peranan Sulfur
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam-
asam amino sistin, sistein, dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian
dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam
tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya
adalah penyususn protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfide antara rantai-
rantai peptide. Belerang merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme
senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai activator, kofaktor
atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman. Selain fungsi
yang dikemukakan di atas, peranan S dalam pertumbuhan dan metabolisme
tanaman sangat banyak dan penting, diantaranya (1) merupakan bagian penting
dari ferodoksin, suatu complex Fe dan S yang terdapat dalam kloroplas dan
terlibat dalam reaksi oksidoreduksi dengan transfer elektron serta dalam reduksi
nitrat dalam proses fotosintesis, (2) S terdapat dalam senyawa-senyawa yang
mudah menguap yang menyebabkan adanya rasa dan bau pada rumput-rumputan
dan bawang-bawangan.
Belerang dikaitkan pula dengan pembentukan klorofil yang erat
hubungannya dengan proses fotosintesis dan ikut serta dalam beberapa reaksi
metabolisme seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Belerang juga dapat
merangssang pembentukan akar dan

2.1.6 Defisiensi Unsur Nitrogen dan Belerang


Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
1. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna
ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah
menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat
kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan
daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
2. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
3. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak
sebelum waktunya

20
4. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan
menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-
kecil
5. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari
bagian bawah terus ke bagian atas.

Kekurangan unsur hara Belerang (S)


1. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning),
perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang
mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata
tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya
2. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga
tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala
yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang
terkenal dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”
3. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang
tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
4. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
5. Jumlah anakan terbatas.

3.1 MINERAL
3.1.1 Definisi dan Klasifikasi
1. Definisi
Mineral merupakan suatu senyawa yang terdapat di alam dengan
kandungan kimia homogen, dan bentuk yang teratur (sistem kristal) yang
terbentuk secara alamiah atau melalui proses anorganik. Mineral memiliki struktur
kristal karna mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika yang penempatan atom-atom
beraturan di bagian dalamnya. Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh
tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya
untuk memelihara keteraturan metabolisme.Kurang lebih 4% berat tubuh manusia
terdiri atas mineral.

21
2. Klasifikasi
Dalam kegunaannya, mineral dibagi menjadi dua sifat.Yakni mineral
esensial dan non-esensial. Mineral esensial merupakan mineral yang mempunyai
peran atau kegunaan dalam aktivitas fisiologis pada makhluk hidup untuk
membantu kerja enzim atau pembentukan organ.Sedangkan mineral non-esensial
adalah mineral yang belum diketahui peranannya serta jumlahnya sangat kecil di
jaringan.

Keberadaan Mineral esensial dibutuhan oleh tubuh manusia karena


mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat
sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.Mineral esensial
lagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg
sehari, misalnya natrium, klor, kalsium, kalium, magnesium, sulfur dan fosfor,
sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, misalnya besi,
iodium, mangan,tembaga, zink, kobalt dan fluor.

1. Mayor mineral (makro mineral atau makro nutrition element)


Jumlah mineral jenis ini yang diperlukan oleh tubuh adalah lebih
dari 100 mg/hari. Mineral jenis ini adalah : kalsium (Ca), Fosfor (P),
Kalium (K), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Sodium/Natrium (Na), Chlorida
(Cl). Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh, lebih
dari 99% kalsium terdapat pada tulang, sedangkan fosfor yang kedua,
sekitar 85% terdapat dalam tulang. Mineral jenis ini biasanya dikumsumsi
dalam bentuk garam mineral, seperti NaCl (garam meja), yang bila
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi beberapa komponen yaitu Na+
dan Sl- yang disebut elektrolit.

22
2. Trace mineral (mikromineral atau mikronutrition element)
Jumlah yang dibutuhkan tubuh kurang dari 100mg/hari. Mineral
jenis ini adalah : zat besi (Fe), Tembaga (Zu), Seng (Zn), Mangan (Mn),
Iodium (I), dan Fluoride (F). Zat -zat tersebut merupakan komponen
penting dari struktur tulang, jaringan ikat, hemoglobin, hormone dan
enzim.
3.1.2 Jenis dan Macam Mineral Beserta Mekanisme Kerja
1. Mineral Makro

a. Natrium (Na)

Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler .35-40 %


terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu
dan pancreas mengandung banyak natrium.Sumber utama Natrium adalah garam
dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain berupa monosodium glutamate (MSG),
kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum
diolah, sayur dan buah mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya seperti susu,
daging, telur, ikan, mentega dan makanan laut lainnya.

 Absorpsi dan Metabolisme Natrium


Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram sehari)
diabsorpsi, terutama di dalam usus halus.Natrium yang diabsorpsi secara
aktif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran
darah ke ginjal.Di sini natrium disaring dan dikembalikan ke lairan darah
dalam jumlah yang cukup sesuai taraf natrium dalam darah.Kelebihan
natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi,
dikeluarkan melalui urine.Dalam keadaan normal, natrium yang
dikeluarkan melalui urine sejajar dengan jumlah natrium yang
dikonsumsi.Jumlah natrium dalam urine tinggi bila konsumsi tinggi dan
rendah bila konsumsi rendah.

23
Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan
tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+)
merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan
konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan berada
pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang lebih kecil
yaitu ± 3 mmol/L.

 Fungsi Natrium
Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan
berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga
aktivitas saraf , kontraksi otot dan juga akan berperan dalam proses
absorpsi glukosa. Pada keadaan normal, natrium (Na+ ) bersama dengan
pasangan (terutama klorida, Cl- ) akan memberikan kontribusi lebih dari
90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.

Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dengan


mengimbangi zat-zat yang membentuk asam.Natrium berperan dalam
transmisi saraf dan kontraksi otot. Natrium berperan pula dalam absorpsi
glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran,
terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.

b. Klorida (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular.Konsentrasi klor
tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang),
lambung dan pancreas.Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam
dapur.Beberapa sayuran dan buah juga mengandung klor.
 Absorpsi & Ekskresi Klor
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan
diekskresi melalui urine dan keringat.Kehilangan klor mengikuti
kehilangan natrium.Kebanyakan keringat dihalani oleh aldosteron
yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.

24
 Fungsi Klor
Sebagai anion Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion
klorida juga akan berperan dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit.
Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu
sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut berperan dalam
menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium
(Na +), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang
keluar melalui keringat.

c. Kalium (K)

Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel
dan cairan intraseluler.Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber
utama adalah makanan segar/ mentah, terutama buah, sayuran dan kacang-
kacangan.

 Absorpsi & Ekskresi Kalium (K)


Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus.Sebanyak 80-
90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan
melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Kalium
dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui
mekanisme pertukaran di dalam tubuh ginjal.

 Fungsi Kalium (K)


Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga
keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu,
bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan
dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama
dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat
diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh
akan dikeluarkan melalui urin serta keringat.

25
d. Kalsium (Ca)
Kalisum merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada
dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Di dalam cairan ekstraseluler dan
intraseluler, kalsium berperan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk
transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permebialitas
membrane sel. Kalsium mengatur kerja hormone dan factor pertumbuhan.Sumber
kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju. Ikan dimakan dengan
tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik, udang,
kerang, kepiting, kacang-kacangan dan hasil olahanannya, daun singkong, daun
lamtoro.
 Absorpsi Kalsium (Ca)
Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang
dikonsumsi diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa
pertumbuhan dan menurun pada prses menua. Kemampuan absorpsi pada
laki-laki lebih tinggi daripada perempuan pada semua golongan usia.
Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian lebih tinggi atas usus halus
yaitu duodenum.Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran
cerna.Banyak faktor mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa
diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap
karena unsur lain, seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi
dikeluarkan melalui feses.

 Fungsi Kalsium (Ca)


Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh, yaitu :

1. Pembentukan tulang dan gigi


2. Mengatur pembekuan darah
3. Katalisator reaksi-reaksi biologi
4. Kontraksi otot

26
e. Fosfor (P)

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari


berat badan.Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan
cairan ekstraseluler.Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA.
Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural dinding sel. Sebagai
fosfat organic, fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan
atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).

Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya protein,
seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan serta
serealia.

 Absorpsi Fosfor (P)


Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di
dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat
menyerap 85-90% fosfor yang berasal dari air susu ibu sebanyak 65-70%
fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan
makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa.

Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di


dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi
pasif.Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. sebagian besar
fosfor di dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik atau
sebagai fosfolipida.Kdar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon
paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh
hormon kalsitonin.Kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D
untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh
ginjal, serta jumlah yang dibebaskan dan disimpan di dalam tulang.

27
 Fungsi Fosfor (P)
Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu:
1. Klasifikasi gigi dan tulang
2. Mengatur pengalihan energi
3. Absorpsi dan transportasi zat gizi
4. Bagian dari ikatan tubuh esensial
5. Pengaturan keseimbangan asam basa
f. Magnesium (Mg)

Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan


interselular. Magnesium merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan
magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan
hemoglobin dalam darah manusia yaitu untuk pernafasan. Magnesium terlibat
dalam berbagai proses metabolisme.Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi,
otot, jaringan lunak dan cairan tubuh lainnya.Sumber utama magnesium adalah
sayur hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dn kacang-kacangan. Daging, susu dan
hasilnya serta cokelat merupakan sumber magnesium yang baik.

 Absorpsi Magnesium (Mg)


Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan
dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi aktif.Di dalam darah
sebagian besar magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas, atau dalam
bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil.Keseimbangan
magnesium di dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian ekskresi
magnesium melalui urin.

 Fungsi Magnesium (Mg)


Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai
katalisator dalam reaksi-rekasi biologi termasuk reaksi-rekasi yang
berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipd, protein dan asam
nukleat serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA.
Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam mitokondria sel.

28
Di dalam cairan sel ekstraseluler magnesium berperan dalam
transmisi saraf, kontrak, atot, dan pembekuan darah.Dalam hal ini peranan
magnesium berlawanan dengan kalsium.Kalsium merangsang kontraksi
otot, sedangkan magnesium mancegah.Kalsium menyebabkan ketegangan
saraf, sedangkan magnesium melemaskan saraf.

g. Sulfur (S)

Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin
dan biotin serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul sistein
yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan
disulfide yang berperan dalam menstabilkan molekul protein. Sulfur terdapat
dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan
ikat yang bersifat kaku. Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung
berprotein.

 Absorbsi Sulfur (S)


Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai
sulfat anorganik. Sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation serta
berbagai koenzim dan vitamin, termasuk koenzim A. Sebagian besar
sulfur dieksresi melalui urin sebagai ion bebas. Sulfur juga merupakan
salah satu elektrolit intraseluler yang terdapat dalam plasma berkonsentrasi
rendah.

 Fungsi Sulfur (S)


Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang
mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting.
Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan
hormone insuline serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan
melarutkan sisa metabolisme sehingga bias dikeluarkan melalui urin,
dalam bentuk teroksidasi dan dihubungkan dengan mukopolisakarida.

29
2. Mineral Mikro
a. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan mineral mikrokarena keberadaannya dalam
tubuhsangat sedikit namun diperlukan dalamproses fisiologis. Di alam, Cu
ditemukandalam bentuk senyawa sulfida (CuS).Walaupun dibutuhkan tubuh
dalam jumlahsedikit, bila kelebihan dapat mengganggukesehatan atau
mengakibatkan keracunan.Namun bila terjadi kekurangan Cu dalamdarah dapat
menyebabkan anemia yangmerupakan gejala umum, pertumbuhanterhambat,
kerusakan tulang, depigmentasirambut dan bulu, pertumbuhan buluabnormal, dan
gangguan gastrointestinal(Davis dan Mertz 1987 dalam Clark et al. 1993).
 Absorbsi Tembaga (Cu)
Dalam plasma darah ,tembaga mula – mula diikat pada albumin
dan suatu protein baru dam dibawa kehati dimana kan mendapat proses :

1. Diinkorporasikan ke dalam seruloplasmin dan protein / enzim hati


yang spesifik

2. Hilang melalui empedu ,seruloplasmin disekresi kedalam plasma


disamping kemungkinan fungsi enzimatiknya ,juga mengangkut tembaga
kedalam sel seluruh tubuh

3. Sebagian kecil cu diangkut melalui transkuprein dan albumin ;


rendahnya berat molekul dari pool –cu dalam plsma mungkin tidak
merupakan sumber Cu seluler yang nyata.

 Fungsi Tembaga (Cu)


Enzim-enzim mengandung tembaga mempunyai berbagai macam
peranan yang berkaitan dengan reaksi yang menggunakan oksigen atau
radikal oksigen.

30
1. Tembaga berpernan dalam mencegah anemia dengan cara membanu
absorbs besi, merangsang sisntesis hemoglobin , melepas simpanan
besi dari feritin dalam hati dan sebagai bagian dari enzim
seruloplasmin.
2. Tembaga berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri.
3. Tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi
melanin, yaitu pigmen dan kulit.
4. Tembaga juga berperanan dalam pengikatan kolagen yang diperluka
untuk menjaga kekuatannya.
b. Besi (Fe)

Besi (Fe) merupakan mineral makro dalam kerak bumi, tetapi dalam
system biologi tubuh merupakan mineral mikro. Pada hewan, manusia, dan
tanaman, Fetermasuk logam esensial, bersifat kurangstabil, dan secara perlahan
berubahmenjadi ferro (Fe II) atau ferri (Fe III).Kandungan Fe dalam tubuh hewan
bervariasi,bergantung pada status kesehatan,nutrisi, umur, jenis kelamin, dan
spesies.Besi dalam tubuh berasal daritiga sumber, yaitu hasil perusakan sel-
seldarah merah (hemolisis), dari penyimpanan di dalam tubuh, dan hasil
penyerapan pada saluran pencernaan.Dari ketiga sumber tersebut,Fe hasil
hemolisis merupakan sumberutama.Bentuk-bentuk senyawa yang adaialah
senyawa heme (hemoglobin, mioglobin,enzim heme) dan poliporfirin (tranfirin,
ferritin, dan hemosiderin). Sebagianbesar Fe disimpan dalam hati, limpa, dan
sumsum tulang.

 Absorpsi Besi (Fe)


Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi.Sebelum diabsorpsi
di lambung besi dibebaskan dari ikatan organik, seperti protein.Sebagian
besar besi dalam bentuk feri direduksi mejadi bentuk fero. Hal ini terjadi
dalam suasana asalam di lambugn dengan adanya HCl dan vitamin C yang
terdapar di dalam makanan. Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus
halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut-protein khusus.

31
 Fungsi Besi (Fe)
Besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor
bagi enzim – enzim yang terlibat didalam reaksi oksidasi reduksi.
Metabolisme energy ,didalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai
protein –pengangkut- electron ,yang berperan dalam langkah –
langkah akhir metabolism energy. Sebanyak lebih dari 80 % besi yang
ada dalam tubuh berada dalam hemoglobin.
c. Kobalt (Co)

Kobalt (Co) merupakan unsur mineral esensial untuk pertumbuhan hewan,


dan merupakan bagian dari molekul vitamin B12. Konversi Co dari dalam tanah
menjadi vitamin B12 pada makanan hingga dicerna hewan ruminansia kadang-
kadang disebut sebagai siklus kobalt. Ternak ruminansia (sapi, domba, dan
kambing) memakan hijauan pakan, di mana tanaman menyerap kobalt dari dalam
tanah dan bakteri-bakteri yang ada di dalam lambung (rumen) menggunakan
kobalt dalam penyusunan vitamin B12. Hewan menyerap vitamin B12 dan
mendistribusikannya keseluruh jaringan tubuh (Davis dan Mertzdalam Darmono
1995).Semuabangsa hewan membutuhkan vitaminsehingga secara tidak langsung
memerlukan kobalt.

3.1.3 Interaksi Mineral


1. Interaksi Mineral dengan Mineral
Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan
(valensi) yang sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan
demikian dalam ketersediaan biologinya. Contohnya magnesium,
kalsium, besi, dan tembaga yang mempunyai valensi +2. Kalsium yang
dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi. Demikian pula
kebanyakan makan seng akan menghambat absorpsi tembaga.

32
2. Interaksi Vitamin dengan Mineral

Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu.Vitamin


D kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium. Banyak vitamin membutuhkan
mineral untuk melakukan peranannya dalam metabolisme. Misalnya, koenzim
tiamin membutuhkan magnesium untuk berfungsi secara efisien.

3. Interaksi Serat dengan Mineral

Ketersediaan biologi mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan


nonmineral di dalam makanan.Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan
serelia serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu
sehingga tidak dapat diabsorpsi. Makanan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari)
menghambat absorpsi kalsium, zat besi, seng, dan magnesium.
3.1.4 Faktor Mineral

Mineral merupakan salah satu kebutuhan yang sangat dibutuhan yang


sangat diperlukan bagi tubuh. Namun adakalanya mineral dapat rusak dikarenakan
beberapa hal. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah:

1. Suhu
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat
diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein,
dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai
contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak;
sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2 ),
hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2 ).
Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk
senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan
antarindividu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik
(Davis dan Mertz 1987).

33
2. Kadar pada Tubuh
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan
biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti
esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial. Mineral
esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan
organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh.
Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat
sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi
sangat kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam
tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ
tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping
mengakibatkan keracunan, logam juga dapat menyebabkan penyakit
defisiensi (McDonald et al. 1988; Spears 1999; Inoue et al. 2002).

34
BAB III
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Nitrogen adalah komponen penyusun utama atmosfer bumi. Udara terdiri
atas 78% volume nitrogen. Nitrogen adalah gas yang tidak berwarna , tidak
berbau, dan tidak berasa. Gas nitrogen termasuk gas yang inert hal ini disebabkan
oleh besarnya energi ikatan antara ikatan rangkap tiga. Oleh karena sifatnya yang
kurang reaktif, nitrogen digunakan sebagai atmosfer inert untuk suatu
proses/sistem yang terganggu oleh oksigen, misalnya dalam industri
elektronika. Nitrogen dapat diperoleh melalui berbagai cara. Adapun senyawa-
senyawa nitrogen diantaranyayaitu Amonia, Nitrida, Hidrazin, hidrosiklamin dan
azida, Asam Okso dan beberapa oksida nitrogen.
Mineral makro merupakan mineral yang jumlahnya relatif tinggi (>0,05%
dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah
>100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element)
terdapat <0,05% dari berat badan atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah <100 mg
sehari. Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur,
natrium, klor, dan magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi,
seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium,
silikon, vanadium, nikel, arsen dan fluor.

4.1 Kritik dan Saran


Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih dalam tahap
penyempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik para pembaca sangat kami
harapkan untuk melengkapi kesempurnaan makalah ini.

35
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Nur., dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Adisoemarto, Soenartono. 1989. Mikrobiologi dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Aprillia Puspa R dan Djauhari Agus, M.T 2010.”Makalah Peralatan Industri


Proses”.pdf.Jurusan Politeknik Negeri Bandung
Ratnaningsih, Baiq Julia. 2014. Makalah Kimia “Unsur Senyawa Nitrogen”. Pdf
Admin. 2012. http://ridwanaz.com. Jenis Mineral Penting dalam Tubuh Manusia.
Diakses tanggal 22 April 2018.
http://jefrikhasan.blogspot.com/2012/10/mineral-makro-dan-mikro_7120.html

36

Anda mungkin juga menyukai