BAB. I PENDAHULUAN
BAB . II PEMBAHASAN
1
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 33
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Asimilasi nitrogen dan sulfur membutuhkan serangkaian reaksi biokimia
yang komplek yang membutuhkan energi. Asimilasi kation melibatkan
pembentukkan komplek dengan senyawa organik. Pada makalah ini diulas
mengenai reaksi primer untuk asimilasi dua unsur hara utama nitrogen dan sulfur.
Nitrogen merupakan elemen yang sangat esensial, menyusun bermacam-
macam persenyawaan penting, baik organik maupun anorganik. Nitrogen
menempati porsi 1-2 % dari berat kering tanaman. Ketersediaan nitrogen dialam
berada dalam beberapa bentuk persenyawaan, yaitu berupa N2 (72 % volume
udara), N2O, NO, NO2, NO3 dan NH4+. Di dalam atanah, lebih dari 90% nitrogen
adalah dalam bentuk N-organik.
Dalam makalah iniakan dibahas tentang nitrogen dan mineral. Nitrogen
adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur nonlogam dan gas
yang paling banyak di atmosfir bumi. Nitrogen terdapat dalam bentuk unsur bebas
di udara (78% volume), sebagai ammonia yang berasal dari senyawa–senyawa
nitrogen, serta dalam beberapa mineral, seperti kalium nitrat. Nitrogen merupakan
unsur yang relatif stabil, tetapi membentuk isotop–isotop yang 4 diantaranya
bersifat radioaktif.
Mineral sebagai zat gizi belum banyak disadari manfaatnya oleh sebagian
besar masyarakat. Kecukupan akan mineral dalam komposisi pangan belum
dipahami sebaik kecukupan akan kalori, protein atau vitamin. Bahkan sebagian
masyarakat awam ada yang menganggap bahwa mineral telah terdapat dalam
protein atau vitamin. Makanan pokok berupa beras untungnya mengandung
berbagai mineral yang bermanfaat bagi tubuh sehingga kekurang pahaman
masyarakat akan mineral telah terpenuhi sebagian dari konsumsi beras sehari-hari
(Indrasari, 2006).
3
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan
oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga
dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis
dibakar, semua senyawa organik akanrusak; sebagian besar karbon berubah
menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen
menjadi uap nitrogen (N2) (Arifin, 2088).
1.3 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian metabolisme nitrogen.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan siklus nitrogen.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan proses-proses yang terjadi pada siklus
nitrogen.
d. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian mineral.
e. Mahasiswa mengetahui klasifikasi mineral.
f. Mahasiswa mengetahui peran mineral bagi tubuh manusia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 NITROGEN
Nitrogen merupakan unsur makro yang penting, tetapi unsur ini terdapat
dalam jumlah yang sedikit didalam tanah sedangkan yang diangkat tanaman
cukup banyak. Sumber nitrogen untuk tanaman adalah N2 atmosfer. Dalam
bentuk N2 nitrogen tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman dan terlebih
dahulu dirubah menjadi nitrat atau amonium melalui proses tertentu sehingga
tersedia bagi tanaman.
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang
berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen
bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/
petir. Sebagian besar nitrogen yang terdapat di dalam organisme hidup berasal
dari penambatan (reduksi) oleh mikro organisme prokariot. Sebagian diantaranya
terdapat di akar tumbuhan tertentu atau dari pupuk hasil penambatan secara
industry. Sejumlah kecil nitrogen pindah dari atmosfer ke tanah sebagai NH4+ dan
NO3- bersama air hujan dan diserap oleh akar. NH4+ ini berasal dari pembakaran
industry, aktivitas gunung berapi dan kebakaran hutan sedangkan NO3- berasal
dari oksidasi N2 oleh O2 atau ozon dengan bantuan kilat atau radiasi ultraviolet,
sumber lain NO3- adalah samudera.
Beberapa mikroba seperti asam laktat membutuhkan asam amino tertentu
yang tidak dapat disintesisnya. Oleh sebab itu berbagai sumber amino nitrogen
yang relatif mahal seperti tepung kedelai, tepung ikan, dan tepung kacang tanah
sering digunakan. Serealia yang dimasak dan ditumbuk (malt barley) biasanya
mengandung banyak gula dan asam amino untuk pertumbuhan mikroba, karena
amilase dan protease asam amino sebagai laktalbumin dan laktaoglobulin. Suatu
saat mungkin digunakan pula limbah dari tempat pemotongan.
5
Penyerapan NO3- dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan untuk
membentuk berbagai senyawa nitrogen terutama protein. Pupuk, tumbuhan mati,
mikroorganisme, serta hewan merupakan sumber penting nitrogen yang
dikembalikan ke tanah tapi sebagaian besar nitrogen tersebut tidak larut dan tidak
segera tersedia bagi tumbuhan.
6
Pengubahan nitrogen organic menjadi NH4+ oleh bakteri dan fungi tanah
disebut Amonifikasi yang dapat berlangsung oleh berbagai macam
mikroorganisme pada suhu dingin dan pada berbagai nilai pH. Selanjutnya pada
tanah yang hangat dan lembab dan ph sekitar netral NH4+ akan dioksidasi menjadi
nitrit (NO2) dan NO3- dalam beberapa hari setelah pembentukkannya atau
penambahannya sebagai pupuk disebut dengan Nitrifikasi yang berguna dalam
menyediakan energi bagi kelangsungan hidup dan perkembangan mikroba
tersebut. Selain itu terdapat pula denitrifikasi yaitu suatu proses pembentukan N2,
NO, N2O dan NO2 dari NO3- oleh bakteri aneorobik yang berlangsung di dalam
tanah yang penetrasi O2- nya terbatas, tergenang, padat dan daerah dekat
pemukiman tanah yang konsentrasi O2 nya rendah karena penggunaannya yang
cepat dalam oksidasi bahan organik. Tumbuhan kehilangan sejumlah kecil
nitrogen ke atmosfer sebagai NH3, N2O, NO2, dan NO terutama jika diberi pupuk
nitrogen dengan baik.
Nitrat sangat mudah larut dlm tanah sehingga cepat hilang krn proses
pembusukan. Taraf ketersediaan nitrogen dlm tanah tergantung pada banyaknya
bahan organik, populasi jasad renik, tingkat pembasuhan. Dlm keadaan alami
terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya-gaya yg menentukan
penyediaan nitrogen dlm tanah. Pemanenan menyebabkan terkurasnya nitrogen
krn pengambilan bahan organik dan erosi. Hal ini menyebabkan pertanian intensif
sangat tergantung pada tambahan pupuk nitrogen. Awalnya nitrogen berasal dari
sumber organik, terutama guano (kotoran burung). Saat ini nitrogen dibuat
menurut proses Haber- Bosch: nitrogen + hidrogen amoniak.
7
2.1.3 Proses-Proses dalam Siklus Nitrogen
1. Fiksasi Nitrogen
Proses reduksi N2 menjadi NH4+ dinamakan penambatan nitrogen. Proses
ini dilakukan oleh mikroorganisme prokariot. Penambat N2 yang penting
mencakup bakteri tanah yan hidup bebas di permukaan tanah atau di dalam air,
sianobakteri yang bersimbiosis dengan fungi pada lumut atau dengan pakis,
lumut, dan lumut hati, dan bakteri mikroba lainnya yang berasosiasi secara
simbiotik dengan akar, khususnya tumbuhan kacangan. Mereka berperan besar
pada rantai makanan di hutan, gurun , lingkungan air tawar dan laut, bahkan di
daerah kutub utara. Aktivitas akar tumbuhan, baik melalui pengeluaran nitrogen
dari bintil akar dan bahkan seluruh tumbuhan oleh mikroba. Sumbangan ini
penting dalam pertanian, misalnya campuran kacangan dan rumputan sering
8
digunakan pada padang penggembalaan. Pada tumbuhan yang tidak mempunyai
akar akan menyerap nitrogen dalam bentuk NO3- karena NH4+ akan dioksidasi
menjdi NO3- oleh bakteri nitrifikasi.
Fiksasi nitrogen simbiotik dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang
bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan. Infeksi sistem perakaran
berkaitan erat dengan pembentukan “benang infeksi” pada rambut-rambut akar
tertentu oleh bakteri tersebut. Bakteri penambat nitrogen itu masuk ke dalam sel-
sel tanaman inang melaui benang terinfeksi tersebut. Beberapa sel tanaman itu
menjadi terinfeksi diikuti dengan pembelahan sel serta meningkatnya laju
pembelahan sel, ini akan menghasilkan pembentukan nodul (bintil) pada sistem
perakaran.
9
Gambar 2.2 Perkembangan bintil akar di kedelai
10
2. Kemudian Flavoduksin, NADH atau NADPH mereduksi feredoksin.
Nitrogenase menerima elektron dari flavodoksin tereduksi, feredoksin atau
bahan pereduksi efektif lainnya saat mengkatalisis penambatan N2.
Netrogenase terdiri dari dua protein yang berlainan, yaitu protein Fe dan
Protein Fe-Mo. Protein Fe mengandung 4 atom besi sementara protein Fe-Mo
mempunyai atom molibdenum dan 28 atom besi.
Baik molebdenun ataupun besi menjadi tereduksi, kemudian dioksidasi saat
nitrogenase menerima elektron dari feredoksin dan mengangkutnya ke N2
untuk membentuk NH4. NH4 diangkut keluar dari bakteroid dan digunakan
oleh tumbuhan inang. Di sitosol, yang mengandung bakteroid (bagian luar
membran peribakteroid) NH4 diubah menjadi glutamin, asam glutamat,
asparagin, dan ureida (alantoin dan asam alantoat).
Mikroorganisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain :
Cyanobacteria, Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu
ganggang hijau biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang
lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis)
dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga
terjadi pada proses non-biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat
cara yang dapat mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang
lebih reaktif :
a. Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan
dengan tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat
memperbaiki nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari
bakteri pengikat nitrogen adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang
hidup dalam nodul akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah
contoh dari hidup bebas bakteri Azotobacter.
11
b. Industri fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan
dengan penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya
berasal dari gas alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk
membentuk amonia (NH3). Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah
bersamaan dengan gas hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3), yang
digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak.
c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal,
yang melepaskan berbagai nitrogen oksida.
d. Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan
terutama petir, dapat memfiksasi nitrogen.
12
mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan molekul organik kecil.
Asimilasi merupakan Penyerapan dan penggabungan dengan unsur lain
membentuk zat baru dengan sifat baru. Senyawa Nitrat (NO3- ) diserap oleh
tumbuhan mengalami proses asimilasi menjadi bahan penyusun organ pada
tumbuhan.
3. Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi
amonium (NH4+) oleh bakteri dan jamur. Proses reduksi nitrat adalah pengubahan
nitrit menjadi NH4.Tahapan reduksi nitrit menjadi ammonium adalah sebagai
berikut:
Di daun, reduksi NO2 menjadi NH4 memerlukan enam elektron yang
diambil dari H2O pada sistem pengangkutan elektron non siklik, pada kloroplas
selama pengangkutan elektron ini, cahaya mendorong pengangkutan elektron dari
H2O ke ferodksin (Fd).
13
Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :
5. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas
nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh
spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik.
Contohnya Pseudomonas denitrifikans.Mereka menggunakan nitrat sebagai
akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri
ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.
14
6. Oksidasi Amonia Anaerobik
Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen
(N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen
unsur di lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses
yang disebut oksidasi amonia anaerobik
NH4+ + NO2− → N2 + 2 H2O
15
Tanaman memerlukan suplai nitrogen pada semua tingkat pertumbuhan,
terutama pada awal pertumbuhan. Tumbuhan menyerap unsur N dalam bentuk
ion NO3- dan (NH4+). Peran unsur nitrogen, sebagai unsur utama adalah
meningkatkan produksi dan kualitasnya, untuk pertumbuhan vegetatif
(pertumbuhan tunas, daun, batang), pertumbuhan vegetatif berarti mempengaruhi
produktivitas
16
Tanaman mengandung berbagai macam senyawa sulfur organik yang
memainkan peran penting dalam fisiologi dan perlindungan terhadap stres
lingkungan dan hama. Senyawa sulfur juga sangat penting untuk kualitas
makanan dan untuk produksi nabati. Sulfur merupakan salah satu dari enam unsur
hara makro yang diperlukan oleh tanaman dan ditemukan dalam bentuk asam
amino Cys dan Met dalam berbagai metabolit. Sebagai bagian dari molekul Cys,
kelompok belerang, yang disebut tiol, sangat nukleofilik (elektron-menyumbang),
sehingga cocok untuk proses redoks biologis. Saat teroksidasi, dua molekul Cys
dapat membentuk ikatan kovalen yang disebut ikatan disulfida, yang mudah rusak
oleh reduksi untuk membentuk dua kelompok tiol. Sulfur tersedia bagi tanaman
terutama dalam bentuk sulfat anionik (SO42-) hadir di tanah. Hal ini aktif diangkut
ke dalam akar dan kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tanaman. Sulfat
dalam tanah terutama berasal dari pelapukan batuan. Sulfat yang ada di atmosfer
berasal dari industri. Gas sulfur dioksida (SO2) ini mudah diserap dan diasimilasi
oleh daun.
17
Gambar 2.3 Aliran materi dalam Siklus Sulfur
18
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam
setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
1. Peranan Nitrogen
19
2. Peranan Sulfur
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam-
asam amino sistin, sistein, dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian
dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam
tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya
adalah penyususn protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfide antara rantai-
rantai peptide. Belerang merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme
senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai activator, kofaktor
atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman. Selain fungsi
yang dikemukakan di atas, peranan S dalam pertumbuhan dan metabolisme
tanaman sangat banyak dan penting, diantaranya (1) merupakan bagian penting
dari ferodoksin, suatu complex Fe dan S yang terdapat dalam kloroplas dan
terlibat dalam reaksi oksidoreduksi dengan transfer elektron serta dalam reduksi
nitrat dalam proses fotosintesis, (2) S terdapat dalam senyawa-senyawa yang
mudah menguap yang menyebabkan adanya rasa dan bau pada rumput-rumputan
dan bawang-bawangan.
Belerang dikaitkan pula dengan pembentukan klorofil yang erat
hubungannya dengan proses fotosintesis dan ikut serta dalam beberapa reaksi
metabolisme seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Belerang juga dapat
merangssang pembentukan akar dan
20
4. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan
menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-
kecil
5. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari
bagian bawah terus ke bagian atas.
3.1 MINERAL
3.1.1 Definisi dan Klasifikasi
1. Definisi
Mineral merupakan suatu senyawa yang terdapat di alam dengan
kandungan kimia homogen, dan bentuk yang teratur (sistem kristal) yang
terbentuk secara alamiah atau melalui proses anorganik. Mineral memiliki struktur
kristal karna mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika yang penempatan atom-atom
beraturan di bagian dalamnya. Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh
tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya
untuk memelihara keteraturan metabolisme.Kurang lebih 4% berat tubuh manusia
terdiri atas mineral.
21
2. Klasifikasi
Dalam kegunaannya, mineral dibagi menjadi dua sifat.Yakni mineral
esensial dan non-esensial. Mineral esensial merupakan mineral yang mempunyai
peran atau kegunaan dalam aktivitas fisiologis pada makhluk hidup untuk
membantu kerja enzim atau pembentukan organ.Sedangkan mineral non-esensial
adalah mineral yang belum diketahui peranannya serta jumlahnya sangat kecil di
jaringan.
22
2. Trace mineral (mikromineral atau mikronutrition element)
Jumlah yang dibutuhkan tubuh kurang dari 100mg/hari. Mineral
jenis ini adalah : zat besi (Fe), Tembaga (Zu), Seng (Zn), Mangan (Mn),
Iodium (I), dan Fluoride (F). Zat -zat tersebut merupakan komponen
penting dari struktur tulang, jaringan ikat, hemoglobin, hormone dan
enzim.
3.1.2 Jenis dan Macam Mineral Beserta Mekanisme Kerja
1. Mineral Makro
a. Natrium (Na)
23
Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan
tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+)
merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan
konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan berada
pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang lebih kecil
yaitu ± 3 mmol/L.
Fungsi Natrium
Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan
berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga
aktivitas saraf , kontraksi otot dan juga akan berperan dalam proses
absorpsi glukosa. Pada keadaan normal, natrium (Na+ ) bersama dengan
pasangan (terutama klorida, Cl- ) akan memberikan kontribusi lebih dari
90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.
b. Klorida (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular.Konsentrasi klor
tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang),
lambung dan pancreas.Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam
dapur.Beberapa sayuran dan buah juga mengandung klor.
Absorpsi & Ekskresi Klor
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan
diekskresi melalui urine dan keringat.Kehilangan klor mengikuti
kehilangan natrium.Kebanyakan keringat dihalani oleh aldosteron
yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.
24
Fungsi Klor
Sebagai anion Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion
klorida juga akan berperan dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit.
Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu
sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut berperan dalam
menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium
(Na +), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang
keluar melalui keringat.
c. Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel
dan cairan intraseluler.Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber
utama adalah makanan segar/ mentah, terutama buah, sayuran dan kacang-
kacangan.
25
d. Kalsium (Ca)
Kalisum merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada
dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Di dalam cairan ekstraseluler dan
intraseluler, kalsium berperan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk
transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permebialitas
membrane sel. Kalsium mengatur kerja hormone dan factor pertumbuhan.Sumber
kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju. Ikan dimakan dengan
tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik, udang,
kerang, kepiting, kacang-kacangan dan hasil olahanannya, daun singkong, daun
lamtoro.
Absorpsi Kalsium (Ca)
Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang
dikonsumsi diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa
pertumbuhan dan menurun pada prses menua. Kemampuan absorpsi pada
laki-laki lebih tinggi daripada perempuan pada semua golongan usia.
Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian lebih tinggi atas usus halus
yaitu duodenum.Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran
cerna.Banyak faktor mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa
diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap
karena unsur lain, seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi
dikeluarkan melalui feses.
26
e. Fosfor (P)
Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya protein,
seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan serta
serealia.
27
Fungsi Fosfor (P)
Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu:
1. Klasifikasi gigi dan tulang
2. Mengatur pengalihan energi
3. Absorpsi dan transportasi zat gizi
4. Bagian dari ikatan tubuh esensial
5. Pengaturan keseimbangan asam basa
f. Magnesium (Mg)
28
Di dalam cairan sel ekstraseluler magnesium berperan dalam
transmisi saraf, kontrak, atot, dan pembekuan darah.Dalam hal ini peranan
magnesium berlawanan dengan kalsium.Kalsium merangsang kontraksi
otot, sedangkan magnesium mancegah.Kalsium menyebabkan ketegangan
saraf, sedangkan magnesium melemaskan saraf.
g. Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin
dan biotin serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul sistein
yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan
disulfide yang berperan dalam menstabilkan molekul protein. Sulfur terdapat
dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan
ikat yang bersifat kaku. Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung
berprotein.
29
2. Mineral Mikro
a. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan mineral mikrokarena keberadaannya dalam
tubuhsangat sedikit namun diperlukan dalamproses fisiologis. Di alam, Cu
ditemukandalam bentuk senyawa sulfida (CuS).Walaupun dibutuhkan tubuh
dalam jumlahsedikit, bila kelebihan dapat mengganggukesehatan atau
mengakibatkan keracunan.Namun bila terjadi kekurangan Cu dalamdarah dapat
menyebabkan anemia yangmerupakan gejala umum, pertumbuhanterhambat,
kerusakan tulang, depigmentasirambut dan bulu, pertumbuhan buluabnormal, dan
gangguan gastrointestinal(Davis dan Mertz 1987 dalam Clark et al. 1993).
Absorbsi Tembaga (Cu)
Dalam plasma darah ,tembaga mula – mula diikat pada albumin
dan suatu protein baru dam dibawa kehati dimana kan mendapat proses :
30
1. Tembaga berpernan dalam mencegah anemia dengan cara membanu
absorbs besi, merangsang sisntesis hemoglobin , melepas simpanan
besi dari feritin dalam hati dan sebagai bagian dari enzim
seruloplasmin.
2. Tembaga berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri.
3. Tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi
melanin, yaitu pigmen dan kulit.
4. Tembaga juga berperanan dalam pengikatan kolagen yang diperluka
untuk menjaga kekuatannya.
b. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan mineral makro dalam kerak bumi, tetapi dalam
system biologi tubuh merupakan mineral mikro. Pada hewan, manusia, dan
tanaman, Fetermasuk logam esensial, bersifat kurangstabil, dan secara perlahan
berubahmenjadi ferro (Fe II) atau ferri (Fe III).Kandungan Fe dalam tubuh hewan
bervariasi,bergantung pada status kesehatan,nutrisi, umur, jenis kelamin, dan
spesies.Besi dalam tubuh berasal daritiga sumber, yaitu hasil perusakan sel-
seldarah merah (hemolisis), dari penyimpanan di dalam tubuh, dan hasil
penyerapan pada saluran pencernaan.Dari ketiga sumber tersebut,Fe hasil
hemolisis merupakan sumberutama.Bentuk-bentuk senyawa yang adaialah
senyawa heme (hemoglobin, mioglobin,enzim heme) dan poliporfirin (tranfirin,
ferritin, dan hemosiderin). Sebagianbesar Fe disimpan dalam hati, limpa, dan
sumsum tulang.
31
Fungsi Besi (Fe)
Besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor
bagi enzim – enzim yang terlibat didalam reaksi oksidasi reduksi.
Metabolisme energy ,didalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai
protein –pengangkut- electron ,yang berperan dalam langkah –
langkah akhir metabolism energy. Sebanyak lebih dari 80 % besi yang
ada dalam tubuh berada dalam hemoglobin.
c. Kobalt (Co)
32
2. Interaksi Vitamin dengan Mineral
1. Suhu
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat
diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein,
dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai
contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak;
sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2 ),
hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2 ).
Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk
senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan
antarindividu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik
(Davis dan Mertz 1987).
33
2. Kadar pada Tubuh
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan
biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti
esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial. Mineral
esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan
organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh.
Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat
sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi
sangat kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam
tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ
tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping
mengakibatkan keracunan, logam juga dapat menyebabkan penyakit
defisiensi (McDonald et al. 1988; Spears 1999; Inoue et al. 2002).
34
BAB III
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Nitrogen adalah komponen penyusun utama atmosfer bumi. Udara terdiri
atas 78% volume nitrogen. Nitrogen adalah gas yang tidak berwarna , tidak
berbau, dan tidak berasa. Gas nitrogen termasuk gas yang inert hal ini disebabkan
oleh besarnya energi ikatan antara ikatan rangkap tiga. Oleh karena sifatnya yang
kurang reaktif, nitrogen digunakan sebagai atmosfer inert untuk suatu
proses/sistem yang terganggu oleh oksigen, misalnya dalam industri
elektronika. Nitrogen dapat diperoleh melalui berbagai cara. Adapun senyawa-
senyawa nitrogen diantaranyayaitu Amonia, Nitrida, Hidrazin, hidrosiklamin dan
azida, Asam Okso dan beberapa oksida nitrogen.
Mineral makro merupakan mineral yang jumlahnya relatif tinggi (>0,05%
dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah
>100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element)
terdapat <0,05% dari berat badan atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah <100 mg
sehari. Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur,
natrium, klor, dan magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi,
seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium,
silikon, vanadium, nikel, arsen dan fluor.
35
DAFTAR PUSTAKA
36