Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Mitigasi Bencana Alam


Guru pembimbing: Ni Made Dwi Puspitarini,s.Pd

Diusulkan oleh: Kelompok 4


Anggota Kelompok:
• A.A Istri Mutiara Gangga (01)
• I Gede Agastya Dalenka Praneshwara (05)
• I Wayan Bhisma Pratama Putra (22)
• Ni Kadek Shira Kusuma Putri (27)
• Ni Nyoman Tiana Paramita (35)
• Si Ayu Agung Sri Andani (48)

Kelas X11
Geografi
SMA Negeri 1 Kuta Utara
2023/2024
Kata Pengantar

Om Swastiastu,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala
rahmat, hidayah, serta berkah-Nya yang senantiasa membimbing kita dalam penyusunan makalah ini guna
memenuhi tugas ”Geografi” ini sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini kami susun sebagai bagian dari pembelajaran dalam mata pelajaran geografi, dengan topik
yang sangat relevan dan penting dalam konteks kerukunan dengan alam dan manusia, yaitu "Mitigasi
Bencana Alam." Bencana alam adalah peristiwa yang menguji kepekaan kita terhadap lingkungan dan
kemanusiaan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai mitigasi bencana alam menjadi hal yang
sangat penting dalam menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini akan menguraikan konsep, prinsip, strategi, serta pentingnya mitigasi bencana alam dalam
perspektif geografi. Kami akan menjelaskan definisi bencana alam, berbagai jenisnya, serta faktor-faktor
yang memicu terjadinya. Kami juga akan mendalami mengapa mitigasi bencana alam sangat penting dalam
melestarikan harmoni antara manusia dan alam.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ni Made Dwi Puspitarini,s.Pd ,
memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang upaya mitigasi yang dapat dilakukan oleh kita semua,
serta bagaimana kita dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam dan membantu sesama
manusia dalam menghadapi bencana.
Kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ni Made Dwi Puspitarini,s.Pd selaku
guru ”Geografi” yang telah memberikan tugas ini sehingga kami serta pembaca dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Semoga makalah ini menjadi
sumber inspirasi dan pengetahuan yang berguna bagi pembaca, khususnya para pelajar dan pencinta
geografi.
Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf jika terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa memberikan berkah dan keselamatan kepada kita
semua.

Om Shanti, Shanti, Shanti.

{Kelompok 4}
Daftar Isi
COVER.............................................................................................................
Kata Pengantar ..........................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................
Bab I: Pendahuluan .......................................................................................
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan .................................................................................................

Bab II: Pembahasan.......................................................................................


A. Pengertian Bencana ............................................................................
B. Jenis dan Karakteristik.........................................................................
C. Persebaran Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia .......................
D. Mitigasi Bencana Alam ........................................................................
E. Usaha Pengurangan Risiko Bencana Alam ...........................................
F. Usaha yang Dilakukan Sebelum dan Setelah Bencana Alam ................
G. Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam ....................................

Bab III: Penutup ............................................................................................


A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................
C. Daftar Pustaka .....................................................................................
Bab I:
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bencana alam merupakan salah satu tantangan yang tidak dapat dihindari dalam
kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, bencana alam semakin
sering terjadi dan meninggalkan dampak yang merusak serta memilukan. Fenomena
ini tidak terlepas dari perubahan iklim global, aktivitas manusia yang tidak
berkelanjutan, serta faktor-faktor alamiah yang kompleks. Bencana alam dapat
berupa gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan, letusan gunung berapi, badai
tropis, dan berbagai jenis bencana lainnya.

Indonesia, sebagai salah satu negara yang terletak di Cincin Api Pasifik,
merupakan daerah rawan bencana alam. Keberadaan gunung berapi, pertemuan
lempeng tektonik, dan karakteristik geografis Indonesia yang berkelok-kelok telah
menyebabkan negara ini menjadi zona bencana alam yang tinggi. Setiap tahun,
ribuan warga Indonesia harus menghadapi risiko dan konsekuensi dari berbagai jenis
bencana alam.

Selain Indonesia, banyak negara lain di seluruh dunia juga mengalami bencana
alam dengan dampak yang merusak dan sering kali mengancam nyawa manusia.
Kekhawatiran akan meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam akibat
perubahan iklim global menjadi isu global yang mendesak.

Dalam menghadapi bencana alam, penting untuk tidak hanya fokus pada respons
pasca-bencana, tetapi juga pada upaya mitigasi yang dapat mengurangi risiko dan
dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut. Mitigasi bencana alam adalah
serangkaian tindakan yang bertujuan untuk mengurangi kerugian yang disebabkan
oleh bencana alam, baik dalam hal manusia, harta benda, maupun lingkungan alam.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan bencana alam, dan apa saja jenis-jenis bencana alam
yang paling umum terjadi di dunia?
2) Apa saja Jenis dan karakteristik bencana?
3) Bagaimana persebaran daerah rawan gempa bumi?
4) Apa yang dimaksud dengan mitigasi bencana?
5) Usaha apa yang dapat dilakukan untuk menangulangi sebelum dan sesudah
bencana alam?
6) Kelembagaan apa yang menanggulangi suatu peristiwa bencana alam?

C. Tujuan
Tujuan dalam Makalah ini adalah
• Mengenalkan Konsep Mitigasi Bencana Alam: Untuk memberikan pemahaman
yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan mitigasi bencana alam dan
mengapa hal ini penting dalam konteks geografi.
• Menjelaskan Jenis-Jenis Bencana Alam: Untuk mengidentifikasi dan
menjelaskan berbagai jenis bencana alam yang dapat terjadi di dunia dan
bagaimana geografi berperan dalam penentuan jenis bencana tersebut.
• Menganalisis Faktor-Faktor Penyebab Bencana Alam: Untuk mengidentifikasi dan
menganalisis faktor-faktor yang memicu terjadinya bencana alam dan bagaimana
geografi mempengaruhi faktor-faktor tersebut.
• Memaparkan Strategi dan Langkah-Langkah Mitigasi: Untuk memberikan
wawasan tentang berbagai strategi dan langkah-langkah konkret yang dapat
dilakukan dalam upaya mitigasi bencana alam.
• Menggugah Kesadaran dan Tindakan: Untuk menginspirasi pembaca, khususnya
seluruh khalayak masyarakat, untuk lebih peduli terhadap lingkungan alam,
menjaga keamanan, serta berperan aktif dalam upaya mitigasi bencana alam di
lingkungan mereka.
Bab II:
Pembahasan
A. Pengertian Bencana
Bencana (disaster) merupakan fenomena yang terjadi karena adanya
pemicu,ancaman, dan kerentanan sehingga menimbulkan terjadinya resiko.
Pengertian bencana berdasarkan Undang-Undang 24 Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana,yang dimaksud bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan,baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbul nya korban jiwa, kerusakan
lingkungan,kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Undang-Undang nomor 24
Tahun 2007 mengelompok kan bencana menjadi tiga jenis :
A). Bencana Alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa alam
B). Bencana Non Alam merupakan bencana yg diakibatkan oleh fenomena yg bukan
berasal dari alam, antara lain kegagalan teknologi,wabah penyakit, DLL.
C). Bencana Sosial merupakan bencana yg diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian
peristiwa yg disebabkan oleh manusia.

B. Jenis dan Karakteristik


1. Bencana Alam Geologi
Secara singkatnya bencana ini disebabkan oleh tenaga geologi berupa tektonisme
dan vulkanisme. Beberapa contoh nya sebagai berikut.
1) Letusan Gunung Api
yaitu proses keluarnya magma dari dalam perut bumi.
2) Gempa Bumi
Peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-
tiba. Karakteristik nya yaitu :
• Waktu terjadinya singkat.
• Lokasi kejadian tertentu atau random tidak mengenal tempat kejadian, dan
biasanya terjadi diwilayah patahan dan juga jalur sesar tanah.
3) Tsunami
Dapat diartikan sebagai gelombang laut yang sangat besar. Karakteristiknya
yaitu:
• Memiliki panjang gelombang sekitar 100-200 km atau lebih. Memiliki
perioda 10-60 menit.
• Kecepatan perambatan gelombang bergantung pada kedalaman dasar laut

4) Tanah Longsor
Berpindahnya material tanah dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih
rendah. Karakteristiknya yaitu:
a) Umumnya terjadi di wilayah perbukitan dan lereng gunung dengan kemiringan
20 derajat.
b) Lapisan tanah di atasnya merupakan lereng tebal. Lahannya gundul tidak
memiliki pepohonan, sehingga lerengnya terbuka.
c) Ada retakan tanah di atas lereng dan tebing

2. Bencana Alam Meterologi


Merupakan bencana alam yang berhubungan dengan iklim, berikut contoh
bencananya:

1) Banjir
Luapan air dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan terangkutnya berbagai
barang. Berikut karakteristiknya:
a) Tinggi air yang meluap.
b) Pembengkakan sungai atau danau.
c) Luapan air hujan yang berlebihan.
d) Rob atau pasang laut yang tinggi.
2) Kekeringan
Terjadi karena permukaan bumi kekurangan air. Dampaknya yaitu gagal panen,
kebakaran Hutan, kerusakan tanah, kepunahan hewan dan tumbuhan. Berikut
karakteristiknya:
a) Curah hujan yang rendah.
b) Defisit air tanah.
c) Menurunnya pasokan air permukaan.
d) Peningkatan kebutuhan air.
3) Topan/Tornado
Pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong spiral. Berikut
karakteristiknya:
a) Angin kencang berputar.
b) Pusat pusaran yang kuat.
c) Kerusakan struktural parah.
d) Hujan deras dan badai petir.

3. Bencana alam ekstraterestial


Bencana alam yang berhubungan dengan benda luar angkasa yang jatuh kebumi.
Contohnya hujan meteor. Jika bencana ini terjadi, akan menimbulkan kerugian
yang besar.

C. Persebaran Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia


Persebaran Daerah Rawan Gempa Bumi
Gempa bumi yang paling membahayakan adalah gempa tektonik atau karena
pergeseran lempeng tektonik yang sering terjadi di daerah zona
patahan/subduksi. pemetaan daerah rawan gempa di Indonesia yaitu Aceh,
Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung, Banten, Bali, NTT, NTB

2. Persebaran Daerah Rawan Gunung Meletus


Erupsi adalah peristiwa meletusnya gunung api. Daerah-daerah yang berada di
sekitar gunung api aktif termasuk zona rawan, seperti gunung Bromo, Sinabung,
Semeru. Wilayah Indonesia termasuk rawan adalah Aceh, Bengkulu, Sumatera
Barat
3. Persebaran Daerah Rawan Banjir
Banjir biasanya terjadi di daerah dataran rendah, daerah yang dialiri sungai,
banyak terjadi saat musim hujan tiba. Seperti daerah Jakarta,Bandung, Bekasi.
Banjir juga bisa diakibatkan oleh pasang laut (banjir rob) seperti di daerah
Semarang.

4. Persebaran Daerah Rawan Longsor


Longsor sering terjadi di Indonesia karena curah hujan yang tinggi niasanya terjadi
di daerah yang tanahnya curam. Contohnya Banjarnegara, Wonosobo, dan
Ponorogo

5. Persebaran Daerah Rawan Tsunami


Tsunami dapat dipicu oleh gempa runtuhan di dasar laut/erupsi gunung api di laut.
Contoh daerah rawan seperti pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, Bali.

6. Persebaran Daerah Rawan Kekeringan


Kekeringan disebabkan oleh musim kemarau panjang/anomali cuaca El Nino.
Daerah rawan di antaranya Gunung Kidul, Pacitan, dan Sulawesi.

7. Persebaran Daerah Rawan Kebakaran Lahan


Kebakaran lahan banyak terjadi di daerah banyak hutan gambut, seperti
Kalimantan Selatan, Riau dam Jambi
D. Mitigasi Bencana Alam
Indonesia adalah negara yang mempunyai kerentanan bencana khususnya
bencana geolog yang tinggi Oleh karena itu dibutuhkan mitigasi bencana yang
tepat untuk meminimalar kengan akibat fenomena alam yang bisa mengakibatkan
bencana.

1. Pengertian mitigasi bencana

Menurut Pasal 1 ayat (6) PP No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana merupakan sebuah rangkaian upaya
guna mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan falk atau penyadaran
dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Jadi, mitigasi
bencana adalah upaya untuk mengurangi risiko bencana (baik bencana alam atau
natural disaster maupun bencana ulah manusia atau man made disaster) sehingga
jumlah korban dan kerugian bisa diperkecil Caranya yakni dengan membuat
persiapan sebelum bencana terjadi. Beberapa tujuan utama mitigasi bencana
sebagai berikuT
• Meminimalisir risiko korban jiwa
• Meminimalisir kerugian ekonomi,
• Meminimalisir kerusakan sumber daya alam
• Pedoman bagi pemerintah untuk membuat rencana pembangunan di masa
depan
• Meningkatkan public awareness atau kesadaran masyarakat dalam menghadapi
risiko dan dampak bencana

Adapun beberapa kegiatan mitigasi bencana, sebagai berikut.


• Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana
• Pengembangan budaya sadar bencana.
• Penerapan upaya fisik confisik dan pengaturan penanggulangan bencana e.
Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana
• Pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam.
• Pemantauan terhadap penggunaan teknologi tingg
• f. Pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan
hidup
2. Jenis-jenis mitigasi

Mitigasi dibagi menjadi dua macam, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi
nonstruktural

a) Mitigasi struktural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability)


terhadap bencana dangan cara rekayasa teknis bangunan tahan
bencana.Bangunan tahan bencana adalah bangunan dengan struktur yang
direncanakan sedemikian rupa sehingga bangunan tersebut mampu bertahan
atau mengalami kerusakan yang tidak membahayakan apabila bencana yang
bersangkutan terjadi. Rekayasa teknis adalah prosedur perancangan struktur
bangunan yang telah memperhitungkan karakteristik aksi dari bencana

b) Mitigasi nonstruktural Mitigasi nonstruktural adalah upaya mengurangi


dampak bencana selain dari upaya rekayasa teknis dan bangunan tahan gempa.
Misalnya, pembuatan kebijakan Undang- Undang Penanggulangan Bencana (UU
PB), pembuatan tata ruang kota, capacity building masyarakat, bahkan sampai
menghidupkan berbagai aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas
masyarakat, juga bagian dari mitigasi ini. Ini semua dilakukan untuk masyarakat
yang hidup di sekitar daerah rawan bencana
E. Usaha Pengurangan risiko bencana alam
a) Pembuatan peta risiko bencana
Secara umum, peta ini menggambarkan tingkat risiki terjadinya suatu bencana
tertentu di suatu wilayah.

b) Sistem peringatan dini


UNISDR mendifinisikan yaitu sekumpulan kapasitat yag dibutuhkan untuk
mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi peringatan yang bermakna
dan tepat waktu untuk mengurangi kemungkinan bahaya / kerugian. Empat
unsur diantara nya adalah :
• Pengetahuan tentang risiko bencana
• Layanan pengawasan dan peringatan
• Penyebaran informasi dan komunikasi
• Kemampuan merespon

c) Simulasasi bencana
Yaitu kegiatan pemberian informasi tentang cara cara penyelamatan diri lepada
masyarakat oleh petugas/instansi terkait pada wilayah rawan bencana.

F. Usaha yang Dilakukan Sebelum dan Setelah Bencana Alam

1) Sebelum Bencana Tanah Longsor:


• Pemetaan daerah rawan longsor.
• Pengaturan tata guna lahan yang tepat.
• Pembangunan sistem peringatan dini.
• Pelatihan masyarakat dalam menghadapi longsor.
Setelahnya:
• Pencarian dan penyelamatan korban.
• Pembersihan dan pemulihan daerah yang terdampak.
• Evaluasi untuk mencegah longsor berulang.
• Sebelum Bencana Gunung Meletus:
• Sebelumnya:
2) Sebelum Bencana Gunung Meletus:
• Pemantauan aktivitas gunung berapi.
• Penetapan zona-zona evakuasi.
• Sistem peringatan dini.
• Pendidikan kepada masyarakat mengenai tindakan darurat.
Setelahnya:
• Evakuasi penduduk dari zona berbahaya.
• Penanganan korban dan luka.
• Pembersihan abu vulkanik.
• Pemulihan dan relokasi jika diperlukan.

3) Sebelum Bencana Gempa Bumi:


• Konstruksi bangunan tahan gempa.
• Penyuluhan mengenai tindakan saat gempa.
• Pemasangan peralatan peringatan dini.

Setelahnya:
• Pencarian dan penyelamatan korban.
• Pemberian perawatan medis.
• Pembersihan reruntuhan.
• Pemulihan infrastruktur.
• Sebelum Bencana Tsunami:

4) Sebelum Bencana Tsunami:


• Pemantauan gempa laut dan peringatan dini.
• Pelatihan evakuasi tsunami.
• Konstruksi tanggul dan perlindungan pantai.
Setelahnya:
• Evakuasi penduduk ke daerah yang lebih tinggi.
• Pencarian dan penyelamatan korban.
• Pemulihan daerah terdampak.
• Evaluasi untuk perbaikan sistem peringatan.
5) Sebelum Bencana Angin Topan:
• Sistem peringatan dini topa
• Perencanaan evakuasi.
• Pemantauan cuaca ekstrem.

Setelahnya:
• Pencarian dan penyelamatan korban.
• Pembersihan dan pemulihan daerah yang terkena dampak.
• Evaluasi untuk perbaikan peringatan dini.

6) Sebelum Bencana Kebakaran:


• Pembersihan vegetasi dan pembuatan garis pemadaman.
• Pelatihan masyarakat dalam tindakan pencegahan kebakaran.
• Pengaturan tata guna lahan yang aman.

Setelahnya:
• Pemadaman api.
• Bantuan kepada korban dan pemulihan daerah terbakar.
• Investigasi penyebab kebakaran.

7) Sebelum Bencana Banjir:


• Pemantauan cuaca dan tinggi air sungai.
• Pemeliharaan saluran air.
• Evakuasi penduduk dari zona berisiko banjir.

Setelahnya:
• Pencarian dan penyelamatan korban.
• Pembersihan dan pemulihan daerah terendam.
• Evaluasi untuk perbaikan pengendalian banjir.
8) Sebelum Bencana Kekeringan:
• Pengelolaan air yang efisien.
• Penyuluhan mengenai penggunaan air yang bijak.
• Penyimpanan air dalam masa-masa kekeringan yang diantisipasi.

Setelahnya:
• Distribusi air kepada daerah yang terdampak.
• Bantuan kepada petani dan sektor pertanian.
• Langkah-langkah untuk mengurangi dampak masa depan.
• Usaha-usaha ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat kesiapsiagaan dan
respons pemerintah dan masyarakat setempat.

G. Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam


Kelembagaan penanggulangan bencana alam yang dibentuk mempunyai tujuan
dan fungsi yang berkaitan erat, yaitu upaya mengurangi timbulnya resiko akibat
dari bencana alam tersebut

1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) adalah lembaga pemerintah non-


kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
penanggulangan bencana.

2. Badan Sar (Basarnas)

Badan SAR Nasional (Basarnas) adalah lembaga pemerintahan nonkementerian


Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian
dan pertolongan. Tugas dan fungsi Basarnas adalah penanganan musibah
pelayaran, penerbangan, dan bencana alam dalam upaya pencarian dan
pertolongan saat terjadinya bencana.
3. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya bemama


Badan Meteorolog dan Geofisika (BMG) merupakan lembaga pemerintah
nondepartemen Indonesia yang mempunya tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mempunyai tugas


melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang
vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.

BabIII:
Penutup
A. Kesimpulan
mitigasi bencana alam merupakan upaya penting untuk mengurangi risiko
dan dampak bencana alam pada manusia, lingkungan, dan ekonomi. Ini
melibatkan pemahaman yang mendalam tentang kondisi geografis suatu
daerah, perencanaan yang bijak, peringatan dini, partisipasi masyarakat,
pembangunan infrastruktur tahan bencana, serta upaya pelestarian
lingkungan alam. Selain itu, mitigasi bencana alam juga harus dilihat
sebagai respons terhadap perubahan iklim global yang berdampak pada
intensitas dan frekuensi bencana alam. Mitigasi bukanlah tugas satu
entitas saja, melainkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan
lembaga internasional untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman
dan berkelanjutan. Kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana alam
perlu terus ditingkatkan agar kita dapat menghadapi bencana alam
dengan lebih baik.
B. Saran
1) Saran-saran yang dapat dimasukkan dalam makalah mengenai mitigasi
bencana alam dalam konteks geografi adalah sebagai berikut:

2) Pemahaman yang Mendalam: Penting bagi para peneliti dan ahli geografi
untuk terus memahami dan menganalisis geografi suatu daerah secara
mendalam, termasuk karakteristik geologis, iklim, dan pola alam yang
dapat mempengaruhi bencana alam.

3) Kolaborasi Antarbidang: Dalam upaya mitigasi bencana alam, kerja sama


antara ilmu geografi dengan ilmu lain seperti meteorologi, geologi, dan
ekologi sangat penting untuk menghasilkan pemahaman yang lebih
lengkap tentang faktor-faktor yang memicu bencana alam.

4) Perencanaan Tepat: Pemerintah dan lembaga terkait harus mengadopsi


perencanaan tata ruang yang bijak, yang mempertimbangkan zona-zona
risiko bencana dalam pengembangan perkotaan dan pedesaan.

5) Pemberdayaan Masyarakat: Masyarakat perlu diberdayakan melalui


pendidikan dan pelatihan mengenai tindakan pencegahan dan respons
dalam situasi darurat. Peningkatan kesadaran masyarakat adalah kunci
dalam mitigasi bencana.

6) Teknologi untuk Peringatan Dini: Investasi dalam teknologi peringatan dini


yang canggih dapat memberikan waktu yang lebih lama untuk evakuasi
dan persiapan, sehingga mengurangi risiko dampak bencana.

7) Evaluasi Berkelanjutan: Program-program mitigasi harus dievaluasi secara


berkala untuk memastikan efektivitasnya, dan perbaikan serta
penyesuaian perlu dilakukan sesuai dengan perubahan kondisi geografi
dan sosial.

8) Pengurangan Kerentanan Lingkungan: Pelestarian lingkungan alam,


termasuk hutan, sungai, dan pesisir, harus menjadi fokus dalam
mengurangi kerentanan terhadap bencana alam.
9) Sistem Informasi Geografis (SIG): Pemanfaatan teknologi SIG dapat
membantu dalam pemetaan zona-zona risiko, perencanaan evakuasi, dan
manajemen bencana.

10) Kesadaran Iklim: Mengedukasi masyarakat tentang dampak perubahan


iklim dan bagaimana perubahan ini dapat memengaruhi pola bencana
alam.

11) Kerja Sama Internasional: Mendorong kerja sama internasional dalam


pertukaran pengetahuan dan pengalaman, serta bantuan lintas batas
dalam situasi bencana yang ekstensif.
C. Daftar Pustaka
1. Buku Sumber:
Nama Buku: Geografi SMA/MA 1a
Penulis: Indah Kusumawati
Tahun Terbit: 2022

Anda mungkin juga menyukai