B. STANDAR RUJUKAN
Seluruh standar rujukan yang dipergunakan dalam spesifikasi teknis ini mengacu pada
standar rujukan yang ditentukan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga
Nomor: 16.1/SE/Db/2020 tentang Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 untuk Pekerjaan
Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2) di Direktorat Jenderal Bina Marga yang terlampir
dalam lampiran spesifikasi teknis ini.
C. PERSYARATAN BAHAN
Persyaratan seluruh bahan untuk pekerjaan yang dipergunakan dalam spesifikasi teknis
ini mengacu pada persyaratan bahan dan kriteria penerimaan bahan yang ditentukan
dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor : 16.1/SE/Db/2020 tentang
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan
(Revisi 2) sebagaimana terlampir dalam lampiran spesifikasi teknis ini. Seluruh bahan baik
bahan alam maupun olahan (hasil pabrik) yang dipergunakan dalam seluruh item
pekerjaan ini harus menggunakan produk dalam negeri.
F.1. Mobilisasi
Mobilisasi adalah sebuah kegiatan pengadaan sumber daya yang berguna untuk
kelangsungan suatu proyek dan merupakan tahap awal dari seluruh rangkaian
pelaksanaan yang tertuang dalam uraian metode pelaksanaan. Untuk kelancaran
mobilisasi secara umum dan personil secara khusus dalam hal memantau kinerja jalan
sepanjang ruas penanganan, maka diperlukan 1 unit Mobil operasional untuk melakukan
pemantauan dan pengawasan.
1) Prosedur dan tata cara pelaksanaan serta penerapan keselamatan konstruksi harus
berdasarkan ketentuan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 (Revisi 2) yang
berkaitan dengan pekerjaan ini, termasuk didalamnya kesiapan sumber daya material,
peralatan dan personil. Sebagai bagian dari penerapan keselamatan konstruksi,
Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja yang telah bersertifikasi terampil
sesuai bidangnya dan operator alat yang telah memiliki Surat Izin Operator (SIO).
2) Setelah dilakukan penyiapan badan jalan dan mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi
penghamparan Lapis Fondasi Pada setiap saat, Wheel Loader memuat material Lapis
Fondasi Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp;
3) Dump Truck mengangkut Lapis Fondasi Agregat Kelas A hasil olahan menggunakan
Blending Equipment dengan kadar air yg memenuhi ke lokasi pekerjaan dan dihampar
dengan Motor Grader, kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam Spesifikasi
umum Bina Marga 2018 Rev. 2. kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata;
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Jembatan Baru Jembatan S. Lamoluo 2 4
4) Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu
turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila
kadar air bahan jadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam Spesifikasi
Umum Bina Marga 2018 (Revisi 2);
5) Hamparan agregat dipadatkan dengan Vibratory Roller, setiap lapis harus dihampar
pada suatu kegiatan dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang
diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan dan tidak menyebabkan segregasi pada
partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau
dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik;
6) Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan peralatan
khusus yang disetujui oleh pengawas pekerjaan;
7) Kegiatan pemadatan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit kearah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang
ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Kegiatan pemadatan harus dilanjutkan
sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara
merata;
8) Bahan yang tidak terjangkau mesin gilas, harus dipadatkan dengan trimbis mekanis
atau pemadat lain yang disetujui;
9) Pemadatan dilanjutkan sampai seluruh lokasi terpadatkan rata, kepadatan dan kadar
air bahan Lapis Fondasi Agregat yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa,
sebagaimana ketentuan pengujian dalam Spesifikasi Umum 2018 (Revisi 2);
10) Kuantitas pekerjaan diperkirakan 3.240 M3, dengan waktu Pelaksanaan Pekerjaan
paling lambat 300 Hari dengan uraian :
Kapasitas Perkiraan
Perkiraan
Grup kerja Durasi
Lokasi Kerja Kuantitas
Kerja Perhari (Hari)
(M3)
(M3/Hari)
sebelum pemadatan. Butiran yang kasar tidak boleh ditebarkan di atas permukaan
yang telah padat;
4. Segera setelah CPHMA dihampar dan diratakan, permukaan CPHMA harus diperiksa
dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus diperbaiki;
5. Pemadatan campuran beraspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah yaitu
pemadatan awal, antara dan akhir;
6. Pemadatan awal atau Breakdown rolling dilakukan dengan alat pemadat baja tandem
sebanyak 1 lintasan jika menggunakan alat pemadat dengan berat 6-8 ton atau 2
lintasan jika menggunakan alat pemadat dengan berat 4-6 ton.
7. Pemadatan antara atau utama harus dilakukan dengan menggunakan pemadatan
roda karet (Pneumatic Tire Roller, PTR) 8-10 ton. Jumlah lintasan hasil percobaan
pemadatan (trial compaction). Pemadatan akhir atau penyelesaian harus
dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi). Bila
hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan setelah pemadatan
kedua, pemadatan akhir bisa tidak dilakukan. Kepadatan akhir lapis CPHMA yang
dapat diterima adalah minimum 98% dari kepadatan Standar Kerja (Job Standar
Density).
8. Kuantitas pekerjaan diperkirakan 848,18 ton, dengan lokasi penanganan secara
segmental pada beberapa ruas jalan dengan panjang total km. Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan paling lambat 300 hari kalender dengan uraian :
Kapasitas Perkiraan
Perkiraan
Grup kerja Durasi
Lokasi Pekerjaan Kuantitas
Kerja Perhari (Hari)
(Ton)
(Ton/Hari)
1. Jembatan S. Lamoluo 2 848,18 93,69 9
beton rata-rata yang ditargetkan dalam rancangan campuran beton (mix design)
umur 7 hari;
3. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas;
4. Pencampuran semen, air dan agregat menggunakan concrete mixer dengan kapasitas
0,5 M3;
5. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan
selesai;
6. Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang
dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh
melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran;
7. Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal
dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat
30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur;
8. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis (concrete vibrator) dari dalam
atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat
yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan me madai. Penggetar
tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain
di dalam cetakan;
9. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi;
10. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperature
yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar
air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperature yang relative tetap
dalam watu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya
pada semen dan pengerasan beton;
11. Kuantitas pekerjaan diperkirakan 529,95 M3, Waktu Penyelesaian Pekerjaan paling
lambat 300 hari kalender dengan uraian:
Kapasitas Perkiraan
Perkiraan
Grup kerja Durasi
Lokasi Kerja Kuantitas
Kerja Perhari (Hari)
(M3)
(M3/Hari)
1. Jembatan S. Lamoluo 2 529,95 69,72 8
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Jembatan Baru Jembatan S. Lamoluo 2 7
Kapasitas Perkiraan
Perkiraan
Grup kerja Durasi
Lokasi Kerja Kuantitas
Kerja Perhari (Hari)
(Buah)
(Buah/Hari)
1. Jembatan S. Lamoluo 2 10,00 3,7 3
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Jembatan Baru Jembatan S. Lamoluo 2 8
Kapasitas Perkiraan
Perkiraan
Grup kerja Durasi
Lokasi Kerja Kuantitas
Kerja Perhari (Hari)
(Kg)
(Kg/Hari)
1. Jembatan S. Lamoluo 2 47.655,51 100 1
Kapasitas Perkiraan
Perkiraan
Grup kerja Durasi
Lokasi Kerja Kuantitas
Kerja Perhari (Hari)
(M1)
(M1/Hari)
1. Jembatan S. Lamoluo 2 576,00 112,05 6
G. PEKERJAAN UTAMA
a. Daftar item pekerjaan utama sebagai berikut:
No. item Nama item pekerjaan utama
3.1.(5) Galian Struktur dengan Kedalaman 2 – 4 m
5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
6.6.(1) CPHMA
7.1 (5b) Beton struktur, fc’30 MPa
7.2.(2b) Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 25,6 meter
7.3 (4) Baja Tulangan Sirip BjTS 420B
7.6.(17a) Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Jembatan Baru Jembatan S. Lamoluo 2 10
Daftar peralatan utama diatas yang menjadi persyaratan evaluasi dalam tender:
Jumlah
No Jenis peralatan utama Kapasitas
(unit)
1. Pile Driver + Hammer 2,5 Ton 1
2. Crane On Track ≥25 Ton 1
3. Stressing jack ≥0,83 Ton 1
4. Dump Truck ≥4 M3 atau ≥3900 cc 3
5. Excavator ≥ 100 HP 1
6. Vibratory Roller 5-8 Ton 1
I. PERSONIL MANAJERIAL
Kebutuhan personil manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:
1. Daftar personil manajerial yang menjadi persyaratan evaluasi tender:
Pengalaman
Pendidikan Sertifikat Kompetensi
No Jabatan Kerja
Minimal Kerja
(tahun)
1 Manajer Pelaksanaan/Proyek S1 Sipil 4 (empat) SKA/SKK Ahli Teknik
Jembatan Muda
2 Manajer Teknik S1 Sipil 3 (tiga) SKA/SKK Ahli Teknik Jalan
Muda
3 Manajer Keuangan S1 2 (dua) --
4 Ahli K3 Konstruksi/Ahli 3 (tiga) SKA/SKK Ahli K3 Konstruksi
Keselamatan Konstruksi Muda
S1
0 (nol) SKA/SKK Ahli K3 Konstruksi
Madya
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Jembatan Baru Jembatan S. Lamoluo 2 11
2. Daftar personil manajerial yang tidak menjadi persyaratan evaluasi tender, namun
wajib dimobilisasi pada pelaksanaan pekerjaan:
Pengalaman
Pendidikan Sertifikat Kompetensi
No Jabatan Kerja
Minimal Kerja
(tahun)
1 Surveyor SLTA 3 (tiga) SKT Juru Ukur/Teknisi Survey
Pemetaan (TS 048)
2 Material/Lab Technician SLTA 2 (Dua) SKT Laboratorium Jalan
(TS 064)
3 Material Technician Tanah SLTA 2 (Dua) SKT Asisten Teknisi
Laboratorium Mekanika Tanah
(TS 065)
4 Administrasi Proyek SLTA 2 (dua) -
Tingkat
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Uraian Identifikasi Bahaya Kekerapan Keparahan
Risiko
4. Beton Struktur fc’ 30 Mpa a. Tertabrak Truck Mixer pada saat 1 4 4
mobilisasi
b. Tertimpa campuran beton pada 1 4 4
saat pelaksanaan pengecoran
c. Runtuhnya bekisting pada saat 1 4 4
pengecoran
5. Baja Tulangan Sirip BjTS a. Tertusuk baja tulangan pada saat 2 2 4
420B perakitan tulangan
b. Terjepit baja tulangan saat 2 2 4
perakitan tulangan
[tingkat risiko = kekerapan x keparahan]
Dari uraian jenis pekerjaan dan jenis bahaya di atas, dipilih satu jenis pekerjaan dan satu
identifikasi bahaya yang memiliki tingkat risiko paling tinggi untuk menjadi persyaratan
evaluasi tender sebagai berikut:
M. GAMBAR TEKNIK
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan tertuang dalam Detailed Engineering
Design (DED) sebagaimana terlampir dan menjadi bagian dari dokumen spesifikasi teknik
ini.
Uraian spesifikasi teknis ini telah direviu untuk selanjutnya ditetapkan menjadi bagian dalam
Dokumen Persiapan Pengadaan.
Kendari, 09 Oktober 2023
Menyetujui
Kepala Satuan Kerja PPK 2.2 Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaksanaan Jalan Nasional Wil II
Provinsi Sulawesi Tenggara (Timur),