Anda di halaman 1dari 2

Nabilla Vernanda

Media Sosial

Di era digital seperti sekarang,dunia maya telah menjadi kekuatan nyata yang
menghubungkan soliditas dan militansi kelompok radikal hinga ke lintas
negara.Keberadaannya menawarkan kemudahan dalam berinteraksi dan
pengorganisasian.Karena itu,kemunculan mereka di jejaring virtual turut mengubah
strategi dan pola teror.Bahkan pada dekade ke-2 abad ke-21 ini muncul
kecenderungan kelompok radikal meningkatkan interaksi dan propagandanya.Dengan
memanfaatkan laman-laman tertentu untuk menyebarkan ide dan gagasan
kebencian,pemahaman radikal.

Terlebihi menurut saya di era disrupsi informasi seperti sekarang ini, di mana segala
hal berubah dengan cepat, warganet harus dibekali dengan kemampuan literasi digital
baik dalam rangka melawan hoax maupun penyebaran paham radikal.Minimnya
literasi juga merupakan salah satu mengapa kita semua terjebak ke dalam hoax.

Karenanya, sejak dini, pendidikan literasi digital harus digalakkan guna membangun
pondasi pendidikan karakter yang selaras dengan perkembangan zaman. Mengingat,
kehidupan mereka pasti akan senantiasa bersinggungan dengan jagat digital yang
serba online. Literasi digital bisa menjadi sarana tepat dalam upaya menangkal
budaya konsumsi informasi secara instan yang menyebabkan banyak masyarakat
bahkan Saya sendiri masih terjebak dan mempercayai berita hoax.

Melalui blog yang pernah Saya baca dengan pendidikan literasi digital tradisi
membaca di dunia maya akan terbangun, sehingga mereka mampu memilih informasi
tepat, dan membangun informasi yang bersifat membangun, bukan menyulut
kemarahan dan kebencian yang berujung terseret arus radikalisme untuk selanjutnya
bertindak kekerasan.

Maka warganet akan terbiasa menemukan beragam perbedaan pendapat yang


mungkin ia temukan dari bacaan yang pernah dibaca sebelumnya. Sehingga,
terbangunlah pemahaman bahwa toleransi bermanfaat untuk menyuburkan
pengetahuan dan perdamaian, sementara intoleransi menumbuhkan kebencian dan
permusuhan. Hal ini karena warganet mampu mengkonstruksi hal baik dan buruk
dalam pikiran mereka. Model perilaku seperti ini tentu saja sangat dibutuhkan untuk
menghindarkan diri dari ideologi radikal yang merusak kedamaian dan ketentraman
NKRI.

Dengan menfilter penggunaan media sosial, mari manfaatkan media sosial guna
kepentingan yang bermanfaat melalui penyebaran dan posting konten konten positif
yang menumbuhkan optimisme antar anak bangsa.

Anda mungkin juga menyukai