Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

Sepanjang daur kehidupan tidak terlepas dari situasi yang dapat mempengaruhi respon emosi
individu. Salah satu situasi yang mempengaruhi emosi individu adalah kehilangan, baik
kehilangan yang dapat diantisipasi maupun yang tidak dapat diantisipasi. Bangsa Indonesia
baru saja mengalami berduka karena kehilangan sebagai dampak dari tsunami yang mengenai
beberapa kabupaten di NAD dan juga 2 kabupaten di Pulau Nias. Berduka ini dialami oleh
bangsa kita terutama oleh saudara kita di NAD yang menjadi korban langsung. Semua
berduka karena kehilangan yang dialami oleh saudara kita di NAD membutuhkan intervensi
keperawatan. Dalam modul ini kita akan mempelajari tentang konsep kehilangan dan berduka
yang merupakan bagian dari masalah psikososial. Materi yang akan dibahas adalah konsep
kehilangan serta asuhan keperawatan. Oleh karenanya peserta pelatihan IC-CMHN harus
mempelajari materi kehilangan ini serta melaksanakan semua tahapan pada modul.

A. Tujuan :
Setelah mempelajari modul ini diharapkan mampu :
1. Melakukan pengkajian pasien dengan kehilangan dan berduka
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien dengan kehilangan dan berduka
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan pasien dan keluarga dengan kehilangan dan
berduka
4. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga dengan kehilangan dan
berduka
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dengan kehilangan dan berduka
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan kehilangan dan berduka
B. Pengkajian

1. Pengertian kehilangan
Kehilangan akan situasi yang diharapkan terjadi, perubahan dari yang dimiliki sehingga
tidak memungkinkan ada atau telah hilang. Dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi
dimana seseorang mengalami kekurangan akan sesuatu yang sebelumnya ada. Misalnya :
kematian orang yang dicintai, PHK.

2. Sumber Kehilangan
a. Kehilangan orang yang dicintai
- Perpisahan, perceraian, kematian
b. Kehilangan aspek diri (biopsikososial)
- Kehilangan fungsi tubuh
- Kehilangan peran sosial (pekerjaan, kedudukan)
c. Kehilangan suatu objek eksternal
- Uang / harta benda ; rumah ; binatang kesayangan
Kehilangan dari lingkungan yang telah dikenal

3. Respons berduka terhadap kehilangan (Kőbler Ross’s)


Respon terhadap duka dan kehilangan dapat dilihat pada tabel
Tabel 1. Respons berduka terhadap kehilangan (Kőbler Ross’s)

Tahapan Respons perilaku


1. Mengingkari :  Menolak mempercayai bahwa kehilangan itu terjadi
Mengingkari kenyataan Contoh :
yang ada ”Tidak , berita itu tidak benar anak saya nanti juga akan
kembali mungkin belum mau pulang saja”
 Tidak siap menangani masalah yang berhubungan
dengan praktik atau prosedural
Contoh :
”Saya tidak apa – apa, sakit – sakit saja, itu dokter salah
periksanya untuk apa saya mengikuti anjurannya”

2. Marah :  Klien atau keluarga langsung marah pada petugas


Mencari orang yang salah kesehatan
dalam peristiwa kematian Contoh :
”Jangan suka bawa berita yang tidak benar, kalau tidak
tahu pasti”.
”Jangan bicara, itu ! ”Tuhan tidak adil”.
3. Tawar menawar :  Meminta perundingan (menawar) untuk menghindari
Keinginan menunda kehilangan
realitas kematian Contoh :
”Kenapa saya mengizinkan pergi”. Kalau saja dia
dirumah tentu ia tidak kena bencana itu?
 Mengekspresikan perasaan kesalahannya atau takut
hukuman atas dosa yang lalu, kenyataan atau
kesan/imagined
Contoh :
”Kalau saja saya dulu berobat atau kontrol teratur
mungkin ...”.
4. Depresi :  Berkabung yang berlebihan
Kenyataan tidak dapat  Tidak dapat melakukan apapun
dipungkiri  Bicara sesuka hati
 Menarik diri, Termenung
 Sedih, Menangis
Contoh :
”Ia. Saya tidak mau anak saya pergi lagi”.
”Makan tidak makan kumpul saja dirumah”.
”Biar saja tidak perlu berobat nanti juga sembuh”
”Tidak usah bawa ke RS, sudah nasib saya”.
5. Penerimaan :  Mulai menerima arti kehilangan
Berusaha menerima dan  Menurunnya ketertarikan dengan lingkungan
adaptasi  Tidak tergantung pada orang yang mensupport
 Mulai membuat perencanaan
Contoh :
”Ya Allah maha segalanya semua atas kehendakNya”.
”Hidup sehat itu penting mencegah lebih baik dari pada
mengobati”.
”Ya akhirnya saya harus dioperasi”.
”Apa yang harus saya lakukan supaya saya cepat
sembuh”.

Respons ini adalah normal pada individu yang mengalami kehilangan, apabila saat ini
banyak individu yang mengalami berduka yang berkepanjangan itu dikarenakan karena
tidak mendapatkan intervensi pada saat terjadi berduka sesuai tahapan respons yang
dialami, sebenarnya apabila tahapan respons ini dapat diatasi sampai dengan pasien bisa
menerima kehilangan atau tahap penerimaan maka disfungsi berduka yang berkepanjangan
mungkin tidak terjadi.
Lamanya proses berduka sangat individual dan dapat sampai beberapa tahun lamanya. Fase
akut berduka biasanya 6 – 8 minggu, dan penyelesaian respons kehilangan atau berduka
secara menyeluruh memerlukan waktu 1 bulan sampai 3 tahun.
5. Tanda dan gejala :
a. Ungkapan kehilangan
b. Menangis
c. Gangguan tidur
d. Kehilangan nafsu makan
e. Susah konsentrasi
f. Karakteristik berduka yang berkepanjangan
- Waktu mengingkari kenyataan kematian yang lama
- Depresi
- Adanya gejala fisik yang berat
- Keinginan untuk bunuh diri

C. Diagnosa Keperawatan
1. Antisipasi berduka
(sudah terjadi kehilangan tetapi respon masih normal)
2. Berduka berkepanjangan
(sudah terjadi berduka tetapi respon berkepanjangan)

2. Tindakan keperawatan pada pasien Berduka berkepanjangan


a. Tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan Khusus
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2) Pasien mengenali peristiwa kehilangan yang dialaminya
3) Pasien dapat memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan
dirinya
4) Pasien dapat mengidentifikasi cara – cara mengatasi berduka yang dialaminya
5) Pasien dapat memanfaatkan faktor pendukung

b. Tindakan keperawatan:
Pertemuan perawat pasien lebih kurang 12 kali.
1) Bina hubungan saling percaya dengan pasien :
a) Perkenalkan diri
b) Buat kontrak asuhan dengan pasien
c) Jelaskan bahwa perawat akan membantu pasien
d) Jelaskan bahwa perawat akan menjaga kerahasiaan informasi tentang
pasien
e) Dengarkan dengan penuh empati ungkapan perasaan pasien
Diskusikan dengan pasien kehilangan yang dialaminya :
Kondisi fikiran, perasaan, fisik, sosial dan spiritual.
2) Diskusikan dengan pasien keadaan saat ini :
a) Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual pasien sebelum
mengalami kehilangan terjadi
b) Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial dan spiritual pasien sesudah
peristiwa kehilangan terjadi
c) Hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang
terjadi
3) Diskusikan cara – cara pengatasi berduka yang dialaminya
a) Cara verbal (ventilasi perasaan)
b) Cara fisik (beri kesempatan aktifitas fisik)
c) Cara sosial (sharing dengan rekan senasib melalui ”self help group”)
d) Cara spiritual (berdo’a, berserah)
4) Diskusikan kegiatan yang biasa dilakukan
5) Diskusikan kegiatan baru yang akan dimulai.
6) Diskusi tentang sumber bantuan yang ada dimasyarakat yang dapat dimanfaatkan
oleh pasien:
a) Bantu mengidentifikasi potensi yang dimiliki dan sumber yang dimiliki
b) Eksplorasi sistem pendukung yang tersedia
c) Bantu berhubungan dengan sistem pendukung
d) Bantu membuat rangkuman aktivitas lama dan memulai aktivitas yang
baru
7) Bantu dan latih melakukan kegiatan dan memasukkan dalam jadual kegiatan.
8) Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa (GP+) di Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai