Anda di halaman 1dari 9

Kompetensi Dan Profesi Pendidik Dalam Membangun Nilai

Moral Siswa Pada Era Teknologi Digital


Muhammad Fathun
Universitas Tadulako
muhammadfathun33280@gmail.com

ABSTRAK
Guru merupakan komponen pendidikan yang utama. Berbagai komponen pendidikan lainnya,
seperti kurikulum, sarana prasarana, dan lainnya tidak akan berarti apa-apa, jika tidak ada
guru yang menerapkan dan menggunakannya. Karena demikian pentingnya seorang guru,
telah disepakati bahwa guru merupakan tenaga profesional yang membutuhkan berbagai
persyaratan yang menjamin profesinya itu dapat dilaksanakan dengan baik. Persyaratan
profesi tersebut terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam era digital seperti
yang terjadi saat ini, guru profesional kembali dipertanyatakan persyaratannya. Selain
persyaratan-persyaratan yang telah dimiliki sebelumnya, ia perlu ditambah dengan
persyaratan lainnya yang sesuai. Dengan merujuk berbagai literatur yang otoritatif dalam
jumlah yang memadai, serta disajikan secara deskriptif analitis, tulisan ini lebih lanjut
memfokuskan pembahasannya pada persyaratan guru profesional yang dibutuhkan di era
digigital. Di abad 21 ini terdapat perkembangan yang dahsyat dalam berbagai aspek salah
satunya adalah pesatnya perkembangan teknologi. Berbagai teknologi bermunculan yang
bertujuan untuk memberikan berbagai kemudahan kepada manusia. Misalnya dalam mencari
informasi, dulunya orang harus mempunyai teksbook yang terbatas. Namun sekarang buku-
buku tersebut banyak yang berbentuk soft-file yang dapat di download dari internet yang
merupakan hasil dari perkembangan teknologi. Pesatnya perkembangan ini dapat berdampak
positif atau negatif tergantung dari penggunanya. Di saat pesatnya perkembangan teknologi
ini, kasus kejahatan yang pelakunya masih di bawah umur juga meningkat.
Teachers are the main component of education. Various other educational components, such as
curriculum, infrastructure, and others will mean nothing, if there are no teachers who
implement and use them. Because of the importance of a teacher, it has been agreed that
teachers are professionals who need various requirements that ensure that their profession can
be carried out properly. The requirements of the profession continue to develop according to
the demands of the times. In the digital era as it is today, the requirements for professional
teachers are being questioned again. In addition to the requirements that have been previously
owned, it needs to be added with other appropriate requirements. By referring to an adequate
number of authoritative literature, and presented in an analytical descriptive manner, this
paper further focuses its discussion on the professional teacher requirements needed in the
digital era. In the 21st century, there are tremendous developments in various aspects, one of
which is the rapid development of technology. Various technologies have emerged that aim to
provide various conveniences to humans. For example, in searching for information, people
used to have to have a limited textbook. But now many of these books are in the form of soft-
files that can be downloaded from the internet which is the result of technological
developments. This rapid development can have a positive or negative impact depending on the
user. At this time of rapid technological development, cases of crimes involving minors are also
increasing.
relevant.
A. Pendahuluan
Saat ini masyarakat termasuk para guru sudah
Guru adalah pendidik profesional memasuki era digital, yaitu suatu era yang
dengan utama mendidik, membimbing, sudah melampaui era teknologi komputer.
mengarahkan, melatih, menilai dan
Menurut data yang diketahui, bahwa jumlah
mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan penjualan komputer saat ini sudah cenderung
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menurun dan terkalahkan oleh jumlah penjualan
menengah. Sebagai tenaga profesional guru teknologi digital handphone. Hal ini antara lain
wajib memiliki kualifikasi akademik, disebabkan oleh adanya sejumlah kelebihan
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat teknologi digital dibandingkan komputer atau
jasmani dan rohani, serta memiliki
laptop. Dari segi isi atau programnya, teknologi
kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kompetensi tersebut digital handphone lebih lengkap dibandingkan
meliputi kompetensi pedagogik, komputer; dari segi pelacakan dan sistem
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial kerjanya dalam mencari data nampak lebih
dan kompetensi profesional. Kompetensi cepat, dari segi harganya lebih terjangkau; dari
pedagogik meliputi 18 butir kemampuan, segi bentuk dan besarannya lebih simpel dan
yaitu:Pemahaman wwasan atau landasan bisa disimpan disaku baju, dari segi ongkos
pendidikan, pemahaman terhadap peserta
operasinalnya lebih ringan dan dari segi
didik, pengembangan kurikulum atau
silabus, perencangan pembelajaran, mobilitasnya lebih fleksibel. Dengan berbagai
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik kondisi objektif, sudah dapat dipastikan, bahwa
dan dialogis, pemanfaatan teknologi jumlah masyarakat yang menggunakan
pembelajaran, evauasi hasil belajar, teknologi digital akan jauh lebih banyak, hingga
pengembangan peserta didik untuk ke peloksok pedesaan dibandingkan dengan
mengaktualisasikan potensi yang penggunaan teknologi komputer. Tidak hanya
dimulikinya. Sedangkan kompetensi
itu, ekspansi dan daya inovasi teknologi digital
kepribadian meliputi 13 butir kompetensi,
yaitu: beriman dan betakwa, berakhlak handhone jauh juga lebih cepat. Ia benar-benar
mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mengikuti selera masyarakat, bahkan jauh
mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, melebihi selera dan imajinasi masyarakat.
sportif, menjadi teladan bagi peserta didik Teknologi digital telah menawarkan beragam
dan masyarakat, mengembangkan diri komunikasi, yakni selain dalam komunikasi
secara mandiri dan berkelanjutan. dengan voice dan sms, juga bisa melalui face
Selanjutnya kompetensi sosial meliputi 13
kemampuan, yaitu:berkomunikasi secara books, wash up, yo tobe, astagram, yo tube.
lisan, tulisan dan/atau isyarat secara santun, Selain dapat mengirim data, teknologi digital
menggunakan teknologi komunikasi dan juga dapat menyimpan data hampir tanpa batas,
informasi secara fungsional, bergaul secara menyediakan data melalui Google; bisa
efektif dengan peserta didik, sesama mendengarkan musik, bacaan ayat-ayat al-
pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan Qur’an, do’a, gruping tadarusan dan tahfidz al-
satuan pendidik, orang tua atau wali peserta
Qur’an, kirima pesan puisi, doa, taushiyah,
didik, bergaul secara santun dengan
masyarakat sekitar dengan mengindahkan mengecek tabungan di bank, transaksi, dan lain
norma serta sistem nilai yang berlaku dan sebagainya. Masyarakat saat ini telah memasui
menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan era digital.
semangat kebersamaan. Sedangkan Guru profesional yang ditandai oleh empat macam
kompetensi profesional meliputi kompetensi (paedagogik, kepribadian, sosial dan
penguasaan materi pelajaran secara luas profesinal) sebagaimana tersebut di atas kembali
dan mendalam, konsep dan metode disiplin dipertanyakan. Yakni apakah kriteria kompetensi
keilmuan, teknologi atau seni yang tersebut masih memadai, atau sudah tidak memadai
lagi, sehingga perlu adanya penyempurnaan. perkembangan teknologi adalah bangsa-bangsa
Dilihat dari segi waktu dirumuskannya kriteria yang memiliki etos kerja keilmuan yang tinggi serta
tersebut, yakni sekitar tahun 2008 yang berarti anggaran yang besar. Itulah sebabnya, negara-
baru berumur 9 tahun, nampak bahwa rumusan negara yang melahirkan dan mengembangkan
kriteria tersebut disusun pada masa yang sudah teknologi adalah negara-negara yang sudah maju.
masuk ke era digital. Dugaan ini benar adanya, Amerika, Jepang, Korea, Finlandia, dan China,
karena di dalam kriteria kompetensi pedadogik misalnya termasuk negara yang melahirkan
dan kompetensi sosial sebagaimana tersebut di berbagai teknologi digital yang sangat dinamis,
atas sudah memasukan unsur teknologi digital. karena bangsa-bangsa tersebut di samping memiliki
Pada kompetensi pedagogik sudah dimasukkan modal, juga memiliki modal etos kerja dan
keharusan pemanfaatan teknologi pembelajaran; ketekunan di atas rata-rata bangsa lain.
dan pada kompetensi sosial sudah dimasukan Teknologi memiliki karakter dan budayanya
menggunakan teknologi komunikasi dan sendiri. Sebuah cangkul misalnya, adalah teknologi
informasi secara fungsional. Namun demikian, tradisional yang amat sederhana. Namun ketika
kriteria kompetensi pedagogik dan sosial seseorang akan menggunakannya ia harus
tersebut masih perlu disempurnakan karena mengikuti logikanya, misalnya cara memegangnya,
beberapa alasan. Pertama, jarak waktu sembilan cara mengayunkannya, posisi orang yang
tahun yakni tahun 2008 ketika Undang-undang menggunakannya, arah yang dikenai sasaran dan
Nomor 14 Tahun 2008 sampai dengan sekarang sebagainya. Tanpa mau mengikuti logikanya, maka
untuk melihat perkembangan teknologi digital cangkul yang dibuatnya itu akan menjadi “senjata
sudah cukup lama, karena ekspansi dan makan tuan”. Ia tidak akan menghasilkan tanah
ekselerasi inovasi teknologi digital pada setiap yang gembur, melainkan kaki yang baba belur.
tahun selalu mengalami perkembangan yang luar Demikian pula teknologi digital, walaupun ia
biasa. Seseorang yang hidupnya selalu buatan manusia, namun ia memiliki logikanya
mengikuti perkembangan teknologi digital akan sendiri. Manusia yang menggunakannya harus
tidak pernah berhenti untuk menyediakan waktu, mengikuti logikanya itu. Di antara logika teknologi
pikiran dan dana untuk mengadakan, mencari digital adalah: (1)Sistemik. Yakni bahwa ia
dan memburunya, karena tanpa itu, kelengkapan dirancang dalam sebuah sistem yang canggih, yaitu
sarana dan prasarana kehidupannya akan terasa suatu keadaan di mana antara satu bagian dengan
kurang, dan social psychologinya akan terasa bagian lainnya saling berkaitan dan berurutan. Satu
terganggu, ia merasa dirinya sebagai orang yang sistem akan tampil dan berfungsi sebagaimana
kurang up to date. Selanjutnya, walaupun mestinya, apabila satu sistem yang lain yang
kriteria guru profesional tersebut di atas sudah merupakan patner yang merupakan pre-requisitenya
bernuansa teknologi digital, yakni menggunakan sudah ada. Karena sistem tersebut selalu di up date,
teknologi komunikasi dan informasi secara maka seseorang yang akan menggunakannya harus
fungsional serta pemanfaatan teknologi terus meng update kemampuan memahami
pembelajaran, namun kriteria tersebut belum perkembangan sistem tersebut. Sebagai suatu
secara eksplisit menyebutkan teknologi digital. sistem, teknologi digital tak ubahnya seperti
anggota tubuh manusia yang antara satu dan lainnya
Teknologi secara harfiah berarti ilmu tentang saling berkaitan. Ketika ada bagian anggota badan
teknik. Ia merupakan aplikasi dari sintesis sains yang terluka, maka yang merasakannya bukan
atau natural sciencies dengan teknik. Sains hanya bagian anggota yang terkena luka itu saja,
adalah hasil penelitian empirik berupa observasi melainkan sekujur tubuh ikut merasakannya. Oleh
dan eksperimen yang dirumuskan dengan karena itu, jika ada salah satu elemen yang rusak,
bantuan akal pikiran. Sedangkan teknologi terutama pada elemen yang pokok, maka teknologi
adalah aplikasi atau cara-cara penerapan sains digital tersebut tidak akan dapat bekerja, atau akan
dalam realitas kehidupan melalui eksperimen mati. Jika dalam tubuh manusia, komponen yang
dan kegiatan piloting selama bertahun-tahun. paling urgen adalah jantung, maka dalam teknologi
Dengan demikian teknologi adalah hasil digital adalah chip-nya, jika chipnya dicabut, maka
peneletian terapan. Penelitian model seperti teknologi digital akan berhenti bekerja.
biaya memerlukan ketekunan, waktu dan biaya
yang tinggi. Oleh sebab itu yang akan menguasai
B. Pembahasan intelegensi dasar siswa.
Yaitu, intelektual, emosional dan moral,
Pengembangan Guru Profesional Di Era tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri
Teknologi murid sekuat-kuatnya agar terpatri di
Pendidikan adalah investasi sumber daya dalam dirinya. Hal lain yang harus
manusia (SDM) jangka panjang yang diperhatikan guru adalah dimensi spiritual
mempunyai nilai strategis bagi siswa. Intelektual siswa harus luas, agar ia
kelangsungan peradaban manusia di bisa menghadapi era global dan tidak
dunia. Salah satu komponen penting ketinggalan zaman apalagi sampai terbawa
dalam pendidikan adalah guru. Guru arus. Selain itu, dimensi emosional dan
dalam konteks pendidikan mempunyai spiritual pelajar harus terdidik dengan
peranan yang besar dan strategis. Hal ini baik, agar bisa melahirkan perilaku yang
disebabkan karena guru yang berada di baik dan siswa bisa bertahan di antara
barisan terdepan dalam pelaksanaan tarik-ulur pengaruh demoralisasi di era
pendidikan. Guru yang langsung global dengan prinsip spiritualnya. Di
berhadapan dengan peserta didik untuk samping itu, untuk mempertahankan
mentransfer ilmu pengetahuan dan profesinya, guru juga harus memiliki
teknologi, sekaligus mendidik dengan kualifikasi pendidikan profesi yang
nilai-nilai positif melalui bimbingan dan memadai, memiliki kompetensi keilmuan
keteladanan. Guru adalah praktisi sesuai dengan bidang yang ditekuninya,
pendidikan yang sesungguhnya. mampu berkomunikasi baik dengan
Dengan terbukanya saluran peserta didiknya, mempunyai jiwa kreatif
informasi, maka tidak adanya dan produktif, mempunyai etos kerja dan
pembatasan terhadap akses informasi komitmen tinggi terhadap profesinya.
menyebabkan perubahan drastis dalam Dengan demikian, tantangan guru di era
konstelansi kehidupan manusia. global tidak akan menggusurnya pada
Begitupula dengan profesi keguruan posisi yang tidak baik.
yang didalam kegiatannya memiliki Peran guru dan tugas guru sebagai
pengembangan dalam melakukan salah satu faktor determinan bagi
interaksi dengan peserta didiknya. Guru keberhasilan pendidikan, terutama dalam
yang profesional merupakan faktor menghadapi pendidikan di era Teknologi
penentu proses pendidikan yang Keberadaan dan peningkatan profesional
berkualitas. Guru dalam era teknologi guru menjadi wacana yang sangat penting.
informasi dan komunikasi sekarang ini Pendidikan di era Teknologi menuntut
bukan hanya sekadar mengajar (transfer adanya penataan manajemen pendidikan
of knowledge) melainkan harus menjadi yang baik dan professional. Guru yang
manajer belajar. Hal tersebut profesional menekankan pada kemampuan
mengandung arti, setiap guru diharapkan guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan,
mampu menciptakan kondisi belajar kemampuan guru dalam merancang
yang menantang kreativitas dan aktivitas strategi, dan kemampuan guru dalam
siswa, memotivasi siswa, menggunakan mengimplemetasikan pembelajarannya.
multimedia, multimetode dan Peranan Profesi Keguruan Dalam
multisumber agar mencapai tujuan Menghadapi Tantangan Di Era
pembelajaran yang diharapkan. Teknologi
Menanggapi persoalan tersebut, Mengingat strategisnya peran guru
dalam peningkatan kualitas pengajaran, dalam pendidikan, apalagi di era global ini,
guru harus bisa mengembangkan tiga maka kebutuhan akan guru yang
berkualitas menjadi sebuah keniscayaan pengangguran, dan banyaknya warga
demi masa depan bangsa yang gemilang. miskin. Krisis personalitas sebagai warga
Kebutuhan akan guru yang berkualitas negara Indonesia yang berdaulat. d.
yang semakin tinggi saat ini harus Perdagangan bebas yang meraja lela, baik
disikapi secara positif oleh para di tingkat ASEAN, Asia Pasifik dan
pengelola pendidikan guru. Respons mendunia.
positif ini harus ditunjukkan dengan Keadaan tersebut, tentunya sangat
senantiasa meningkatkan mutu program memerlukan dan membutuhkan guru yang
pendidikan yang ditawarkannya. memiliki yang idealis,berkompeten dan
Perbaikan mutu pendidikan pada jenjang berpendidikan yang tinggi, dalam rangka
pendidikan tinggi ini jelas akan membekali peserta didiknya dengan
membawa dampak positif bagi berbagai kemampuan yang dibutuhkan
penciptaan guru yang berkualitas kelak untuk melawan arus atau era yang sedang
di kemudian hari. dan terus berubah. Maka tidak heran jika
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 seorang guru merupakan faktor terpenting
tentang Guru dan Dosen, dinyatakan dalam menerapkan dan mengembangkan
bahwa Guru adalah pendidikan pendidikan dan tentunya tidak terlepas dari
profesional dengan tugas utama beberapa upaya yang harus dilakukannya,
mendidik, mengajar, membimbing, antara lain: a. Guru mampu menguasai
mengarahkan, melatih, menilai, dan materi pelajaran, ilmu pengetahun,
mengevaluasi peserta didik pada jalur informasi dan teknologi yang akan
pendidikan formal. Profesi menjadi digunakan dan diajarkannya kepada peserta
seorang guru menjadi profesi yang tidak didik. b. Guru mencerminkan tingkah laku
akan pernah tergantikan oleh dan sikap yang dapat diteladani peserta
perkembangan teknologi yang sangat didknya. c. Guru mempunyai kecintaan
luar biasa. Meskipun setiap orang saat ini dan komitmen terhadap profesinya sebagai
dapat menimba ilmu dari berbagai pendidik. d. Guru menguasai berbagai
sumber melalui kecanggihan teknologi macam metode dan strategi yang akan
yang serba digital. Namun, seorang guru digunakannya dalam pembelajaran dan
tetap dibutuhkan karena profesi yang teknik penilaian. e. Guru bersikap terbuka
mulia ini bukan hanya berfungsi untuk dalam menghadapi pembaharuan da
mentransfer ilmu pengetahuan saja wawasan dalam pengembangan
melainkan juga menanamkan nilai-nilai kompetensi dirinya, terutama dalam hal
kehidupan serta keteladanan yang tidak pembaharuan.
bisa dipelajari dari saluran informasi Memasuki era Teknologiini tugas guru
apapun. tidaklah semakin ringan, setidaknya guru
haruslah mampu mempersipkan dan
Berikut ini beberapa tantangan
meningkatkan kemampuan yang dimiliki
yang harus disikapi dan dipahami oleh
dengan baik dalam menghadapi era
guru di lembaga pendidikan terutama
tersebut, setidaknya ada 4 upaya yang haru
dalam menghadapi era Teknologi, antara
dilaksanakannya, sebagaimana yang
lain sebagai berikut:
dikemukakan oleh Wardiman Djojonegoro,
a. Perkembangan dan kemajuan ilmu
yaitu:
pengetahuan, teknologi dan informasi
a. Memiliki kemampuan dalam menguasai
yang begitu pesat. b. Moral, adab, dan
keahlian dalam suatu bidang yang
tingkah laku yang telah mengalami
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
kepunahan. c. Kritisnya kemasyarakatan
teknologi.
diantaranya kriminalitas, kekerasan,
b. Mampu bekerja secara profesioan
dengan otoritas mutu dan keunggulan. Peran Guru dalam Pendidikan
c. Menghasilkan karya-karya unggul Karakter Dan Moral untuk Menghadap
yang mamu bersaing secara global Era Teknologi
sebagai hasil dari keahlian dan Brown (2007) mengungkapkan
profesionalnya dan di era Teknologi bahwa seorang guru memiliki lima peran
d. Mempunyai karakteristik masyarakat yaitu sebagai pengontrol, pengarah,
teknologi, masyarakat madani yang pemimpin, fasilitator, dan sebagai sumber.
secara keseluruhan berpegaruh pada visi, Guru mengontrol dalam hal menentukan
misi dan tujuan pendidikan. apa saja yang akan dilakukan siswa di
Pertumbuhan teknologi akan dalam kelas ataupun di luar kelas sehingga
berpengaruh pada cara dan bentuk hidup tercipta situasi kelas yang interaktif.
manusia. Dengan demikian, hendaknya Selanjutnya guru juga sebagai pengarah
guru meningkatkan kualifikasi keilmuan yang mengarahkan siswa agar dapat
dan akademis yang dimilikinya, mengikuti proses pembelajaran. Di
mengubah kearifan dan kebijaksanaan samping itu guru juga berperan sebagai
yang masih bertumpu pada pola-pola pemimpin yang mengelola proses
klasik, memperbaiki sikap dan tingkah pembelajaran agar berjalan dengan efektif
laku yang selama ini dilakukannya seperti dengan menentukan apa saja materi
dihadapan peserta didik, dan melek akan yang perlu dipelajari, buku ajarnya,
perkembangan dan kemajuan teknologi kegiatan kelas, serta evaluasi
yang berkembang dengan pesat. Guru pembelajaran. Guru juga memfasilitasi
haruslah mampu mengambil sisi positif jalannya pembelajaran agar berjalan
dan mengantisipasi sisi negatif dari dengan baik dan mudah dipahami siswa.
perkembangan informasi dan teknolgi di Terakhir, peran guru sebagai sumber
era Teknologi yang sangat berdampak maksudnya guru tidak hanya transfer ilmu
pada proses pembelajarannya. Apabila namun juga memberi nasehat mengenai
hal tersebut tidak disikapi dan dicermati benar dan salah dan terbuka apabila siswa
dengan baik maka akan sia-sia. butuh konseling terhadap masalah yang
Kehadiran smartphone saat ini salah dihadapinya.
satunya telah menjadikan peserta didik Selanjutnya, Ryan and Bohlin
mudah dan cepat dalam mendapatkan (1999) menyebutkan bahwa ada tujuh
informasi terbaru yang up to date dan hal kompetensi yang dibutuhkan guru yang
ini sangat berpengaruh dalam KBM yang baik dalam hal pendidikan karakter.
dilakukan oleh guru jika tidak ditindak Pertama guru harus menjadi seorang role
lanjuti dengan cepat. Aplikasi tersebut, model dari karakter yang baik. Kedua,
memang diciptakan untuk memberikan perkembangan karakter siswa seharusnya
kemudakan bagi peserta didik berbuat menjadi suatu tanggung jawab profesional
dan bekerja serta memberikan dan prioritas bagi guru. Tiga, guru
kebahagiaan dan kesenangan bagi seharusnya membicarakan tentang yang
penggunanya. Artinya, kemajuan dan benar dan salah dalam kehidupan. Empat,
perkembangan tersebut, hendaknya guru seharusnya menggambarkan dirinya
disikapi dan ditindak lanjuti, serta yang beretika namun tidak menekankan
dijadikan sebagai sumber pendukung pada pikiran dan pendapat para guru.
dalam meningkatkan dan Kelima guru seharusnya membantu siswa
mengembangkan pendidikan agar lebih untuk memahami kehidupan orang lain dan
baik dan relevan serta sesuai dengan membantu mereka agar tertarik pada hal
kebutuhan peserta didik di era ini. tersebut. Keenam, guru seharusnya
menciptakan suatu atmosfir yang memiliki
nilai positif, standar etika dan respek perkembangan teknologi, kreatif dan inovatif
yang tinggi. Terakhir, guru seharusnya serta selalu mengintegrasikan pendidikan
menyediakan berbagai aktivitas yang karakter di dalam maata pelajaran yang
memberi pengalaman tentang diajarkan sehingga secara tidak sadar secara
pengorbanan, sikap yang pantas dan perlahan karakter siswa terbentuk melalui
menciptakan suatu atmosfir yang pembiasaan
demokratis. Guru sebagai role model
juga ditekankan oleh Sachar (2015) C. Penutup
karena waktu anak sekarang banyak
bersama guru. Apalagi dengan adanya Kesimpulan
program full day saat ini. Sedangkan
orang tua, waktunya disibukan untuk Abad 21 ditandai dengan kemajuan
mencari uang utnuk masa depan anak yang pesat terutama di bidang teknologi.
mereka. Menyadari banyaknya waktu Kemajuan ini apabila tidak dibarengi dengan
dengan guru, maka dengan otoritasnya pendidikan karakter maka akan menimbulkan
guru hendaknya menanamkan karakter ketimpangan. Maka muncul pribadi cerdas
positif kepada siswa berupa namun kosong secara ruhinya. Oleh karena itu
pengembangan nilai-nilai yang baik, diperlukan peran guru yaitu sebagai
mengasah sensitivitas atas terhadap pemimpin, mempunyai visi, role model,
keadaan sekitar, juga karakter motivasi pelajar, komunikator, kolaborator, adaptor,
sehingga anak memiliki budi yang luhur. dan berani mengambil resiko yang
Lain halnya dengan Sharma mencermintan guru yang kreatif dan inovatif
(2014) yang menguraikan peran guru terutama dalam hal memberikan contoh yang
menjadi tujuh aspek; (1) orang yang baik kepada siswanya sehingga nilai-nilai
kreatif, (2) pembicara yang baik, (3) yang dipaparkan oleh Diknas dapat
innovator, (4) penyusun rencana, (5) teraplikasikan. guru profesional di era digital
pengguna teknologi, (6) agen dari pada dasarnya adalah guru yang memiliki
perubahan sosial, (7) koordinator yang kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
baik. Selanjutnya, Arumsari (2014) profesional. Namun pada pelaksanaan
memaparkan bahwa peran guru dalam keempat kompetensi tersebut memerlukan
membentuk karakter siswa meliputi dukungan teknologi digital dengan berbagai
empat peran yaitu sebagai motivator, macam dan ragamnya. Dengan demikian, guru
fasilitator, role model, dan pendorong profesional di era digital adalah guru yang
kreativitas. Pendapat Arumsari ini dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya
sejalan dengan pernyataan Brown (2007) berbasis pada teknologi digital.
Terkait dengan penanaman karakter pada Kedua, penggunaan teknologi digital
untuk menghadapi era teknologi, maka dapat dilakukan oleh guru pada kegiatan
pekerjaan guru tidaklah mudah. Di saat belajar mengajar, pelayanan administrasi,
teknologi yang berkembang dengan pesat penugasan dan evaluasi. Untuk itu, pengusaan
dan siswa sangat gandrung dengan guru terhadap sistem, website dan tool harus
teknologi yang bahkan membuat mereka disediakan secara lengkap dan berkelanjutan.
terlena, guru seharusnya memainkan Ketiga, keberadaan teknologi digital
perannya yang akan mengarahkan, sebagian dapat menggantikan atau membantu
mendorong, membimbing para siswa peran guru terutama pada aspek pengajaran
serta memberikan contoh agar siswa yang bertumpu pada transfer of knowledge
memiliki kecerdasan yang komprehensif. and tekhnology and skill, namun tidak dapat
Guru hendaknya selalu belajar, menggantikan peran guru sebagai pendidik,
mengikuti yang bertugas membentuk karakter, mental,
kepribadian, sikap dan tabi’at melalui
penanaman nilai-nilai luhur, yang berbasis
pada agama dan nilai-nilai budaya luhur
yang dilakukan dengan cinta kasih, melalui
keteladanan, bimbingan, latihan,
pembiasaan, dan sebagainya.

Datar Pustaka

Aprillinda, Mutiara, Perkembangan Guru


Profesional di era revolusi indutri 4.0,
(Palembang: 2019)

Bahri, Saiful, Djamhari, Guru dan Anak


Didik dalam Interaksi Edukatif suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis,
(Yogyakarta:Rineka Cipta, 2005), cet. III.

Bilali, Abdul Hamid, Profil Murabi Ideal,


(Jakarta:An Nadwah, 1426 H./2005), cet. I.

Falah, Saiful, Guru ada Ustadz adalah Guru


Catatan Seorang Pendidik dengan Lebih dari
10.000 Anak Didik, (Jakarta:Republika,
2012), cet. I.

Kasyadi, Suparlan, dkk, Strategi Belajar dan


Pembelajaran, (Tangerang:Pustaka Mandiri,
2014), cet. I.

Miarso, Yusuf, Menyemai Benih Teknologi


Pendidikan, (Jakarta:Prenada Media
Kerjasama dengan Pusat Komunikasi dan
Informasi Pendidikan Postekom, DIKNAS,
2004), cet. I.

Manis, Hilda, Learning is Easy, Tip dan


Prosedur Praktis agar Belajar jadi Asyik,
Edukatif dan Menyenangkan,
(Jakarta:Kompas Gramedia, 2010).

Miller, John P., dkk., Holistic Learning and


Spirituality in Education, (New York: State
University of New York Press, 2005).

Anda mungkin juga menyukai