INDUSTRI
Disusun oleh :
21506334015
Khairunnisa’, M.T.
FAKULTAS VOKASI
A. PENDAHULUAN
1. Sistem Instalasi 3 Fasa
Instalasi listrik industri merupakan instalasi yang menggunakan
beban yang besar dengan sistem kelistrikan 3 fasa[1]. Daya listrik
yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban akan
seimbang pada sistem kelistrikan 3 fasa. Sistem kelistrikan 3 fasa
terdiri dari 3 penghantar fasa R , S dan T serta N (netral) yang
masing – masing fasa mempunyai tegangan yang sama namun
terdapat perbedaan pada sudut phase sebesar 120°. Tegangan listrik
dalam sistem 3 fasa terdiri dari tegangan antara fasa atau Voltage
Phase to Phase dan tegangan fasa ke netral atau Voltage Phase to
Neutral[2].
Sistem kelistrikan 3 fasa dapat dihubungkan menggunakan 2 jenis
koneksi yaitu koneksi secara bintang (Y) dan koneksi secara delta (
∆ )[3].
a. Koneksi bintang atau Star Connection
Koneksi bintang terdiri dari 3 kawat fasa yang
dihubungkan menjadi satu titik netral atau titik bintang
yang menyebabkan besaran tegangan fase seimbang dan
dapat ditulis secara sistematis :[3]
Vline=√ 3 Vfasa
b. Koneksi Delta
Koneksi delta terdiri dari 4 kawat, 3 kawat fasa dan 1
kawat netral yang dihubungkan dengan membentuk
segitiga yang menyebabkan tidak ada titik netral serta
tegangan saluran yang dihitung antar fasa atau secara
matematis :[3]
Vline=Vfasa
2. Instalasi Panel Listrik
Panel listrik merupakan benda kerja yang terdiri dari berbagai
macam komponen kelistrikan dan memiliki fungsi sebagai transmisi
listrik, pengaman serta kontrol[4]. Berbagai macam panel listrik :
a. Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP)
Low Voltage Main Distribution (LVMDP) memiliki fungsi
menerima daya dari sumber tegangan PLN atau generator
lalu mendistribusikan daya ke panel Low Voltage Sub
Distribution (LVSDP). Pengaman yang digunakan pada
Low Voltage Main Distribution (LVMDP) yaitu Air Circuit
Breaker (ACB) dan Moulded Case Circuit Breaker
(MCCB)[5].
b. Main Distribution Panel (MDP)
Main Distribution Panel (MDP) memiliki fungsi
menerimaa daya dari sumber tegangan PLN atau generator
lalu mendistribusikan ke seluruh beban. Pengaman yang
digunakan pada Main Distribution Panel (MDP) yaitu
Circuit Breaker (CB), dan fuse[6].
c. Sub Distribution Panel (SDP)
Sub Distribution Panel (SDP) memiliki fungsi mengontrol
proteksi dan mendistribusikan listrik yang dekat dengan
beban. Sub Distribution Panel (SDP) dapat terbagi menjadi
SDP beban penerangan dan beban Air Conditioning (AC).
Pengaman yang digunakan pada Sub Distribution Panel
(SDP) yaitu Miniatur Circuit Breaker (MCB) dan Moulded
Case Circuit Breaker (MCCB)[7].
C. DATA PENGAMATAN
Data pengamatan hasil praktikum identifikasi komponen listrik 3
phase dan observasi equipment instalasi dimasukkan kedalam tabel yang
berisikan nama komponen, spesifikasi komponen, test fungsi dan kondisi
set.
Tabel 1Data Pengamatan identifikasi komponen listrik 3 phase dan observasi equipment instalasi
MCB 1 Phase
SCHNEIDER
Arus Maksimal 4A
Breaking Capacity
2. Berfungsi Baik
6000A
Tegangan 230V~
Kelas Energi 3
Thermal Overload
Relay (TOR)
SCHNEIDER
Tegangan Kerja Terminal NO
3. 690V 97 dan 98 Kurang Baik
Frekuensi 50/60Hz tidak berfungsi
Arus 10A
Magnetic Contactor
(MC) METASOL
Type MC-32a
4. Berfungsi Baik
Tegangan 220V
Frekuensi 50/60Hz
Push Button NO
dan NC SCHNEIDER
Tegangan 240V
5. Arus 3A Berfungsi Baik
Tegangan
Maksimal 6kV
Selector Switch
HANYOUNG
Terminal 3 dan
Type CRSL-253A1
8. 2 tidak Kurang baik
Tegangan 250VAC
berfungsi
Arus 5A
Pilot Lamp
SHEMSCO
Tegangan 110 –
9. - Baik
240VAC
Arus 20mA
No Fuse Breaker
SCHNEIDER
(NFB)
Type JIS-C8201-2-
1 CAT 2
Frekuensi 50/60Hz
10. - Baik
Temperatur
40°/50°C
Tegangan
Maksimal 6kV
Magnetic Contactor
(MC) Konveyor
MITSUBISHI
Type SN-21
12. Tegangan 220 – Berfungsi Baik
240V
Frekuensi 50Hz
Amperemeter
TAB
Type CR-52
13. Berfungsi Baik
Class 2,5
Batas 0 – 15A
Voltmeter
TAB
Type SF-52
15. Berfungsi Baik
Class 2,5
Batas 0 -500V
ELCB 1 Fasa
SCHNEIDER
Arus bocor 30mA
16. Berfungsi Baik
Tegangan 230V
Arus 25A
ELCB 3 Fasa
SCHNEIDER
17. Arus bocor 300mA Berfungsi Baik
Tegangan 400V
Switch Voltmeter
BIGM
Tegangan 380 –
18. Berfungsi Baik
440V ;220 – 250V
Arus 20A.
MCCB
SCHNEIDER
Type EZ-C250F
19. Berfungsi Baik
Arus 250A
3 pole
Sumber : https://www.kibrispdr.org/unduh-5/gambar-simbol-
mcb.html
MCB 1 phase merupakan komponen listrik dengan kutub tunggal
yang berfungsi sebagai pemutus aliran listrik ketika terjadi beban
lebih dan arus hubung singkat. Cara kerja MCB yaitu dengan
pemanfaatan pemuaian yang terjadi pada bimetal yang panas akibat
dari arus yang mengalir dan menyebabkan terputusnya arus
listrik[8].
2. MCB 3 Phase
Sumber : https://www.teknikelektro.com/2021/08/MCB-atau-
Miniature-Circuit-Breaker.html
MCB 3 phase merupakan komponen listrik dengan 3 kutub yang
berfungsi sebagai pemutus aliran listrik ketika terjadi beban lebih
dan arus hubung singkat. Cara kerja MCB yaitu dengan
pemanfaatan pemuaian yang terjadi pada bimetal yang panas akibat
dari arus yang mengalir dan menyebabkan terputusnya arus
listrik[8].
3. Thermal Overload Relay (TOR)
Sumber : https://www.kelistrikanku.com/2016/02/thermal-Overload-
Relay.html
Thermal Overload Relay (TOR) merupakan pengaman terhadap
arus beban lebih yang digunakan pada motor listrik. Cara kerja
Thermal Overload Relay (TOR) yaitu logam bimetal yang terkena
panas akan melepaskan kontak atau ketika beban lebih kontak bantu
NC akan memutus suplai daya ke kontaktor[9].
4. Magnetic Contactor (MC)
Sumber :
https://listrikpemakaian.wordpress.com/2011/07/11/kontaktor-
magnetik-magnetic-contactor-mc/
Magnetic Contactor (MC) merupakan saklar otomatis yang
berfungsi sebagai saklar penghubung atau pemutus sumber listrik
dari beban. Cara kerja Magnetic Contactor (MC) yaitu dengan
prinsip elektromagnetik dengan kumparan atau koil diberi tegangan
maka timbul medan magnet dan menarik inti besi kontak kontaktor
sehingga menyebabkan terhubungnya kontak utama dan kontak
bantu kontaktor[10].
5. Push Button NO dan NC
Sumber : https://www.kelasplc.com/pengertian-push-button/
Push Button NO dan NC merupakan saklar tekan yang berfungsi
sebagai saklar pemutus dan penyambung arus listrik dari sumber
arus ke beban. Cara kerja Push Button NO dan NC yaitu dalam
keadaan normal kontak tidak akan berubah dan ketika ditekan
kontak NC akan berfungsi untuk memberhentikan dan kontak NO
berfungsi untuk menjalankan[11].
6. Motor 3 Phase dan 1 Phase
Sumber : https://sinaupedia.com/simbol-listrik/
Motor 3 Phase dan 1 Phase merupakan motor tak serempaj yang
berfungsi sebagai penggerak atau penghasil tenaga mekanis. Cara
kerja motor 3 Phase dan 1 Phase yaitu dengan prinsip induksi
elektromagnetik ketika belitan kumparan stator diberi tegangan AC
maka arus akan mengalir dan menimbulkan medan putar. Garus
gaya fluks stator akan memotong penghantar rotor dan
menimbulkan GGL[12].
7. Power Source 3 Fasa
Sumber : https://www.teknik-listrik.com/2020/02/simbol-listrik.html
Power Source 3 Fasa merupakan kabel penghantar dengan 4 kabel,
3 fasa dan 1 netral dengan tegangan masing – masing phase sama
dan mempunya sudut sebesar 120°.
8. Selector Switch
Sumber : https://www.teknik-listrik.com/2020/02/simbol-listrik.html
Selector Switch merupakan saklar yang mempunyai dua atau lebih
posisi untuk menentukan pilihan selector kembali ke posisi semula
atau netral[13].
9. Pilot Lamp
Sumber : http://mrrobiansyah.blogspot.com/2019/07/10rangkaian-
listrik-tenaga.html
Pilot Lamp merupakan lampu yang berfungsi untuk memberikan
tanda atau indikasi nyala dan mati. Cara kerja Pilot Lamp yaitu
ketika lampu merah menandakan kondisi bahaya, kuning kondisi
tidak normal, biru mesin siap untuk bekerja dan hijau dalam kondisi
normal[10].
10. No Fuse Breaker (NFB)
No Fuse Breaker (NFB) merupakan pemutus dengan sensor arus
yang berfungsi memutus aliran listrik ketika terjadi hubung singkat.
Cara kerja No Fuse Breaker (NFB) yaitu ketika arus melewati
peralatan melebihi kapasitas maka bimetal akan bekerja dan breaker
melepas beban[11].
11. Time Delay Relay (TDR)
Sumber : https://www.kelistrikanku.com/2016/02/timer-delay-
relay.html
Time Delay Relay (TDR) merupakan relay timer atau relay
penunda batas waktu yang dalam penggunaannya membutuhkan
pengaturan otomatis dan berfungsi untuk mengatur waktu peralatan
yang dikendalikan. Cara kerja Time Delay Relay (TDR) yaitu
kumparan timer akan bekerja jika mendapat arus dan ketika
mencapai batas yang ditentukan maka otomatis timer akan
mengunci atau kontak NO menjadi NC dan sebaliknya[8].
12. Amperemeter
Gambar 11. Simbol Amperemeter
Sumber : https://tambahpinter.com/listrik-dinamis/
Ampermeter merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur kuat
arus listrik. Cara kerja amperemeter yaitu menggunakan prinsip
gaya Lorentz, ketika arus mengalir pada kumparan maka
menyebabkan kumparan timbul medan magnet dan menimbulkan
bergeraknya jarum amperemeter[14].
13. Voltmeter
Sumber : https://tambahpinter.com/listrik-dinamis/
Voltmeter meruapakan alat yang berfungsi megukur tegangan
listrik atau beda potensial dua titik. Cara kerja voltmeteryaitu
menggunakan prinsip gaya Lorentz, ketika arus mengalir pada
kumparan maka menyebabkan kumparan timbul medan magnet dan
menimbulkan bergeraknya jarum amperemeter[14].
14. ELCB 1 Fasa dan 3 fasa
Sumber : http://www.rokhmad.com/2017/11/alat-pengaman-listrik-
fuse-mcb-dan-elcb.html
ELCB merupakan peralatn proteksi yang berfungsi pemutus ketika
terjadi arus bocor. Cara kerja ELCB ketika keadaan normal arus
yang mengalir pada kabel fasa dan netral sama dengan nol. Namun
ketika terjadi arus bocor maka arus tidak sama dengan nol maka CT
akan memberi induksi tegangan dan trigger sehingga pemutus akan
bekerja memutuskan sumber ke beban[15].
15. Switch Voltmeter
Switch Voltmeter merupakan saklar yang berfungsi untuk
memilihmode atau mengubah tegangan listrik. Cara kerja switch
voltmeter yaitu ketika selector switch diputar kekanan maka arus
akan mengalir ke kontak NO/NC yang ada disebelah kanan.
16. MCCB
Sumber : https://www.carailmu.com/2021/05/perbedaan-mcb-
mccb.html
MCCB merupakan alat pengaman yang berfungsi mengamankan
dari gangguan arus hubung singkat serta beban lebih. Cara kerja
MCCB yaitu ketika kondisi normal maka arus listrik akan melewati
bimetal, namun ketika arus yang melewati melebihi kapasitas maka
bimetal akan panas dan menybabkan tuas akan tertekan dan
memutus arus listrik[11].
17. Air Circuit Breaker (ACB)
Air Circuit Breaker (ACB) merupakan circuit breaker yang
menggunakan udara sebagai pemadam busur api. Cara kerja Air
Circuit Breaker (ACB) yaitu menggunakan udara sebagai peredam
busur api yang ditiimbulkan karena adanya gangguan hubung
singkat atau beban berlebih[16].
E. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum identifikasi komponen listrik 3 phase dan
observasi equipment instalasi dapat diambil kesimpulan bahwa komponen
listrik 3 phase dapat diidentifikasi dengan melakukan test fungsi serta
melihat kondisi komponen. Hasil dari melakukan test fungsi dan melihat
kondisi komponen dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa komponen
yang tidak berfungsi dengan baik disebabkan karena adanya terminal yang
tidak berfungsi. Praktikum ini juga menambah wawasan untuk
mengetahui fungsi serta cara kerja komponen listrik 3 phase dan
equipment instalasi.
F. DAFTAR PUSTAKA
[1] A. A. Nurhadi, D. Darlis, and M. A. Murti, “Implementasi Modul
Komunikasi LoRa RFM95W Pada Sistem Pemantauan Listrik 3 Fasa
Berbasis IoT,” Ultim. Comput. J. Sist. Komput., vol. 13, no. 1, pp. 17–21,
2021, doi: 10.31937/sk.v13i1.2065.
[2] R. D. Prawesti, F. Fathoni, and A. Pracoyo, “Rancang Bangun Six-Step
Inverter 3 Fasa Sebagai Modul Pembelajaran Elektronika Daya,” J.
Elektron. dan Otomasi Ind., vol. 8, no. 2, p. 59, 2021, doi:
10.33795/elk.v8i2.276.
[3] S. Fasa and S. Ag, “Makalah rangkaian listrik ii ‘sistem 3 fasa,’” 2016.
[4] Abdul Azis Fitriaji and Aswin Domodite, “Analisis Upaya Meningkatkan
Kualitas Produksi Panel Listrik Guna Mengurangi Defect Menggunakan
Metode DMAIC,” TEKNOSAINS J. Sains, Teknol. dan Inform., vol. 9, no.
2, pp. 90–100, 2022, doi: 10.37373/tekno.v9i1.226.
[5] P. U. Fasa et al., “Perakitan Dan Pengujian Panel Daya Listrik Portable
Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) Dengan Proteksi Urutan
Fasa,” J. Spektro, vol. 5, no. 1, pp. 1–9, 2022, [Online]. Available:
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/spektro/article/view/8166
[6] S. Suhanto, “Rancang Bangun Simulasi Supervisory Control And Data
Acquisition (SCADA) Main Distribution Panel (MDP) Berbasis
Programmable Logic Controller (PLC),” J. Penelit., vol. 2, no. 1, pp. 47–
57, 2017, doi: 10.46491/jp.v2e1.111.47-57.
[7] M. Firsya, A. Akbar, P. Iswahyudi, and L. S. Moonlight, “Rancang Bangun
Kontrol Dan Monitoring Sistem Proteksi Beban Tidak Seimbang Berbasis
Programmable Logic Controller,” Snitp, vol. Vol. 2, No, no. September, pp.
1–6, 2018, [Online]. Available:
https://ejournal.poltekbangsby.ac.id/index.php/SNITP/article/view/236
[8] E. Susanto, “Automatic Transfer Switch (Suatu Tinjauan),” J. Tek. Elektro
Unnes, vol. 5, no. 1, pp. 3–6, 2013.
[9] Rahmadi Islam, “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における
健康関連指標に関する共分散構造分析 Title,” مجلة اسيوط للدراسات البيئة,
vol. العدد الحا, no. 3, pp. 1–13, 2018, [Online]. Available:
http://dx.doi.org/10.1186/s13662-017-1121-6%0Ahttps://doi.org/10.1007/
s41980-018-0101-2%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.cnsns.2018.04.019%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.cam.2017.10.014%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.apm.2011.07.041%0Ahttp://arxiv.org/abs/1502.020
[10] A. Supriyadi, H. Purnama, and S. W. Jadmiko, “Rancang Bangun
Automatic Close-Transition Transfer Switch ( Acts ) Dengan Sistem Back-
Up Catu Daya Ups,” Jur. Tek. Elektro, Politek. Negeri Bandung, pp. 4–5,
2021.
[11] Ridho, “Bab II Landasan Teori,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp.
1689–1699, 2018.
[12] S. Nasution, “Analisis Sistem Kerja Inverter untuk Mengubah Kecepatan
Motor Induksi Tiga Phasa sebagai Driver Robot,” J. Ilm. Elit. Elektro, vol.
3, no. 2, pp. 139–143, 2012.
[13] В. Микрюков, “No Тяжелое бремя АмерикиTitle,” Независимое
Военное Обозрение, no. 16.1.2015, 2015.
[14] B. Suriansyah, “Catu Daya Cadangan Berkapasitas 100 Ah / 12 V Untuk
Laboratorium Otomasi Industri Poliban,” J. Intekna, no. 2, pp. 102–209,
2014.
[15] B. Kilis and C. Mamahit, “Penerapan Sistem Proteksi Arus Bocor pada
Instalasi Listrik Rumah Tinggal,” J. EDUNITRO J. Pendidik. Tek. Elektro,
vol. 1, no. 2, pp. 43–52, 2022, doi: 10.53682/edunitro.v1i2.2650.
[16] P. Bunga, M. Pakiding, and S. Silimang, “Perancangan Sistem
Pengendalian Beban Dari Jarak Jauh Menggunakan Smart Relay,” E-
Journal Tek. Elektro dan Komput., vol. 4, no. 5, pp. 65–75, 2015.