Anda di halaman 1dari 4

5.

Penentuan Risiko Pengendalian-Ekuitas Pemegang Saham


Strategi Substantif sering kali digunakan untuk mengaudit ekuitas pemegang saham
karena jumlah transaksi biaya transaksinya sedikit. Meskipun resiko pengendalian kemudian
dapat ditentukan pada tingkat maksimum, auditor masih harus memahami jenis-jenis
pengendalian yang ditempatkan untuk mencegah salah saji materia dalam transaksi ekuitas.
Banyak entitas-entitas besar, seperti perusahaan publik, menggunakan pendaftaran,
agen transfer, dan badan pembayaran deviden untuk memproses dan mencatat transaksi
ekuitas.
 Pendaftaran bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh saham yang
diterbitkan sesuai dengan anggaran dasar perusahaan dan untuk memelihara total
pengedalian untuk total saham yang beredar.
 Agen Transfer bertanggung jawab untuk menyiapkan sertifikat saham dan memelihara
catatan pemegang saham yang memadai.
 Badan Pmabayaran Deviden bertanggung jawab menyiapkan dan mengirim ke deviden
ke catatan pemegang saham. Jika entitas menggunakan pendfatara, agen transfer dan
badan pembayaran deviden yang independen, auditor bisa memperoleh bukti yang cukup
dengan memberikan informasi yang relevan dengan pihak-pihak tersebut.
Jika entitas menggunakan karyawannya sendiri untuk melakukan fungsi utama transfer
saham dan pembayaran deviden, auditor perlu melakukan pengujian yang lebih rinci atas
catatan dan transaksi yang terkait dengan saham yang terjadi selama periode audit.
Asersi, prosedur pengendalian, dan pemisahan tugas berikut ini adalah relevan pada saat
karyawan klien mentransfer saham dan membayar deviden.
a. Asersi dan prosedur pengendalian terkait
Berikut ini adalah asersi utama untuk ekuitas pemegang saham :
1. Verifikasi bahwa transaksi saham dan deviden dengan anggaran perusahaan.
2. Verifkasi bahwa transaksi saham dan deviden telah dibukukan dan diikhtisarkan
dengan tepat dalam catatan akuntansi.
3. Verifikasi bahwa transaksi saham dan deviden telah disetujui dengan layak.
4. Verifikasi bahwa transaksi saham dan deviden telah dinilai dengan tepat.
Asersi-asersi dalam Audit Laporan Keuangan
• Keterjadian (Occurence)
Salah seorang karyawan prusahaan, seperti sekretarsis perusahaan atau konsultan
hukum, harus memastikan bahwa setiap transaksi saham atau deviden sesuai dengan
anggaran dasar pesuahaan atau peraturan hukum yang ada mempengaruhi entitas.
• Akurasi (Accuracy)
Prosedur pengendalian untuk asersi ini meliputi rekonsiliasi catatan pemegang saham
dengan jumlah saham yang beredar dan rekonsiliasi deviden yang dibayarkan dengan total
saham yang beredar pada tanggal catatan deviden.
• Otorisasi ( Authorzation)
Bagi kebanyakan entitas, dewan komisaris atas pemegang saham yang menyetujui
transaksi saham dan deviden.
• Penilaian ( Valuation)
Penerbitan saham, pembelian kembali saham, dan deviden harus dicatat oleh
departemen bagian keuangan (treasure) pada jumlah yang sesuai dengan GAAP.

b. Pemisahan tugas.
Jika entitas memiki karyawan yang cukup, pemisahan tugas berikut harus dipertahankan:
1. Orang yang bertanggung jawab menerbitkan, mentransfer, dan membatalkan sertifikat saham
harus tidak memiliki tanggung jawab akuntansi.
2. Orang yang bertanggung jawab memelihara catatan rinci mengenai pemegang saham harus
independen dengan memelihara akun-akun pengendalian buku besar.
3. Orang yang bertanggung jawab memelihara catatan rinci mengenai pemegang saham harus
terpisah dengan pemrosesan penerimaan atau pengeluaran kas.
4. Pemisahan tugs yang memadai harus dibentuk anatara penyiapan, pencatatan,
penandatanganan, dan pengiriman cek deviden.
6. AUDIT AKUN MODAL SAHAM
Akun modal saham meliputi saham biasa, saham preferen, dan modal disetor (pain in
capital). Pada saat mengaudit akun modal saham, auditor biasanya dipautkan dengan asersi
keterjadian, kelengkapan, penilaian, dan kelengkapan pengungkapan. Auditor memulai audit
modal saham dengan memperoleh skedul seluruh aktivitas akun tersebut untuk periode
berjalan. Saldo awal dicocokan dengan kertas kerja tahun lalu dan saldo akhir dicocokan
dengan buku besar umum mayoritas pekerjaan audit kemudian difokuskan kepada aktivitas
periode berjalan dalam setiap akun.

A. Keterjadian dan Kelengkapan


Seluruh transaksi modal saham yang bisa disetujui oleh dewan komisaris. Oleh karena itu,
auditor dapat menguji keterjadian transaksi modal saham dengan menelusuri transaksi yang
tercatat ditahun berjalan ke risalah dewan komsaris. Jika pendaftra dan agen transfer
digunakan oleh entitas, auditor mengkonfirmasikan jumlah total saham beredar pada akhir
periode. Jika jumlah saham yang terdaftar sebagian saham beredar dalam konfirmaih tersebt
sesuai dengan akun modal saham dalam buku besar umum, auditor memiliki bukti bahwa
sejumlah total saham yang beredar pada akhir periode adalah benar. Jika entitas tidak
menggunakan agen luar, etintas akan memelihara catatan saham dan atau buku sertifikat
saham. Auditor bisa melakukan pengujian berikut ini.
 Telusuri transfer saham antar pemegang saham dengan catatan saham dan atau buku sertifikat
saham.
 Jumlahkan kebawah saham yang beredar dalam catatan saham dan taua buku sertifikat
saham dan cocokkan jumlahnya dengan total saham yang beredar diakun modal saham dalam
buku besar umum.
 Periksa adanya sertfikit saham yang dibatalkan.
 Pertanggungjawabakan dan periksa adanya sertifikta saham yang tidak dterbitkan dalam buku
sertifikas saham.

B. Penilaian
Jika modal saham diterbitkan untuk memperoleh kas , penetuan penilaian yang tepat
adalah hal yang mudah. Nilai pari atau nominal untuk saham yang diterbitkan dialokasikan
keakun modal saham masing-masing, sedangkan selisih antara harga dan nilai pari atau nilai
nominal dialokasikan ke modal di setor. Auditor dapat menghitung kembali nilai yang
dialokasikan ke setiap transaksi. Hasil dari penjulana saham biasanya di telusuri ke catatat ke
penerimaan kas.

C. Kelengkapan pengungkapan
Jumlah pengungkapan penting sering kali diperlukan untuk ekuitas pemegang saham.
Biasanya informasi ini bersumber dari anggaran dasar perusahaan,risalah rapat dewan
komisaris, dan perjanjian kontrak.

Tiga konsep pengungkapan tersebut adalah:

 Adequate disclosure (Pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan adalah


Adequate Disclosure, yaitu pengungkapan minimum yang dinyatakan oleh peraturan
yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan
benar oleh investor.
 Fair disclosure (Pengungkapan wajar), adalah pengungkapan yang secara tidak
langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua
pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca
potensial.
 Full disclosure (Pengungkapan penuh), adalah pengungkapan yang
mengimplikasikan penyajian dari seluruh informasi yang relevan. Pengungkapan ini
sering dianggap berlebihan. Hendriksen berpendapat terlalu banyak informasi akan
membahayakan, karena penyajian atas informasi tidak penting yang rinci akan
mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan sulit untuk
diinterpretasikan.

Anda mungkin juga menyukai