Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP

PENGELUARAN KAS UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA


KECURANGAN (FRAUD)

Sandar Tutuk Pridawa, A.md


041930029
Email: sandartutuk@gmail.com
Program Studi S1 Akuntansi
Universitas Terbuka

ABSTRAK

Dalam mencapai suatu tujuan, perusahaan membutuhkan pengendalian yang


efisien yang dalam hal ini sering disebut system pengendalian internal. Perusahaan
yang berada dimanapun dan berbentuk apapun, sangat memerlukan pengendalian
internal guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Bahwa system yang lemah
bisa berakibat pada perkembangan dan kelangsungan perusahaan. Aktivitas
Pengeluaran kas ialah aktivitas utama perusahaan yang selalu terjadi,
misalnya pembelian barang dan jasa serta pembayaran biaya-biaya lainnya.
Karena kas mempunyai sifat mudah dikorupsi dan menyebabkan terjadinya
fraud (kecurangan) Fraud berdampak buruk bagi perusahaan dengan kerugian
serta bisa mengakibatkan perusahaan pailit atau gulung tikar. Jadi, perusahaan
perlu menerapkan sebuah pengendalian internal terhadap pengeluaran kas, untuk
kelangsungan hidup perusahaan.

Kata Kunci: Pengeluaran Kas, Kecurangan (Fraud), Pengendalian Internal


PENDAHULUAN

Perkembangan sebuah perusahaan yang baik adalah hasil dari sebuah


pengendalian yang baik, dimana salah satu ciri sebuah perusahaan yang sehat
ialah perusahaan yang sudah menjalankan pengendalian internal dengan baik.
Pengendalian internal ialah kumpulan standart operasional kerja yang dilakukan
dan ditaati untuk menjalankan dan melindungi asset dari pada perusahaan tersebut
dan menghindarkani segala macam tindakan penyelewengan, kecurangan dalam
bentuk apapun, dan memastikan aktivitas perusahaan sesuai dengan tujuan
perusahaan dan berjalan semestinya serta dipatuhi oleh seluruh pekerja
perusahaan. (Sujarwni V. Wiratna, 2015).

Sebagian besar dalam transaksi pada kegiatan operasional akan selalu


berhubungan sama kas. Sebuah kegiatan pencatatan yang berfungsi untuk
membukukan kas yang bersumber dari bermacam sumber pemasukan, seperti
penjualan tunai, pemasukan bersasal dari penjualan asset tetap juga hutang atau
piutang dan pemasukan baru dalam sebuah perusahaan. Prosedur inilah yang
disebut kas. (Sujarwni V. Wiratna, 2015). Aktivitas tersebut dapat menyebabkan
terjadinya kecurangan atau fraud pada nantinya akan berakibat pada perusahaan

sehingga perusahaan akan mengalami kerugian.

Pengendalian internal terhadap pengeluaran kas harus sistematis, akurat


dan cermat. Sistematis artinya harus disusun menurut ketentuan dan standart
tertentu yang efektif dan efisien. Tanpa mengenai pengendalian internal,
perusahaan dapat menggunakan keputusan yang tidak sesuai dan kemungkinan
nantinya menimbulkan kerugian jangka panjang yang signifikan.
PEMBAHASAN

Pengeluaran Kas

Kas merupakan sebuah aktiva lancar dan mudah digunakan dalam


kegiatan usaha perusahaan dan memiliki manfaat. Perusahaan akan memiliki
profit dan laba yang diharapkan diwaktu yang akan dating, yaitu laba atau
keuntungan, kas digunakan terlebih dahulu sebagai pengeluaran dalam kegiatan
usahanya.
Pengeluaran kas merupakan kegiatan yang dilakukan secara langsung pada
kegiatan utama usaha perusahaan y a n g meliputi pembelian barang dan jasa,
serta pembayaran untuk kegiatan operasional seperti gaji karyawan, sewa
gedung, listrik, air, telepon, asuransi, pajak penghasilan dan pembayaran
keperluan lainnya. Perusahaan bertanggung jawab pada setiap transaksi
pengeluaran kas, karena kas bersifat mudah digelapkan dan dipindahtangankan.
Pada hakikatnya kas bisa berupa uang ditangan atau biasa disebut uang
tunai ataupun saldo direkning bank yang dalam bentuk baik berupa cek dan/atau
giro atau saldo rekening. Bentuk pengeluaran kas terdiri Dario 3 (tiga) jenis, antara
lain;

1) Uang Tunai (Cash)

Uang tunai (cash) ialah jenis kas yang ada di tangan perusahaan dan
bersifat tidak mempunyai identitas kepemilikan apabila hilang maka kemungkinan

terlacak atau kembali sangatlah kecil. Pengeluaran kas secara uang tunai bisanya
hanya dilakukan pada sistem Kas Kecil (Petty Cash). Petty cash berfungsi untuk
membayar pengeluaran bernilai kecil berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
perusahaan. Meskipun nilainya kecil, perlu diawasi ketat karena penggunaannya
digunakan dalam kegiatan operasional sehari-hari seperti membayar bahan
bakar kendaraan, parkir, alat tulis kantor dan lain-lain.
2) Cek (Cheque)

Cek (cheque) diterbitkan oleh pihak bank dan digunakan perusahaan


sebagai salah satu jenis alat pembayaran. Pengeluaran kas melalui cheque bila
tanpa digunakan dengan hati-hati maka risiko terjadinya kecurangan berpotensi
merugikan perusahaan. Sehingga perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Keterangan yang tertera di dalam cheque perlu diisi dengan lengkap dan
benar, seperti nama penerima cheque, tanggal penulisan cheque, dan
nominal baik dalam bentuk huruf maupun angka;

b. Hindari penulisan cash atau tunai dalam pengisian nama penerima cheque

karena nama penerima adalah kepada siapa pembayaran ditujukan;

c. Jangan bertanda tangan diatas cheque yang tidak diisi dengan lengkap
dengan alasan untuk disimpan dan digunakan saat keperluan mendadak;

d. Buku cheque harap disimpan dengan baik untuk menghindari pemalsuan


tandatangan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab;

3) Transfer Dana (Wire Transfer)

Transfer dana (wire transfer) ialah salah satu alat pembayaran via bank
secara elektronik yang digunakan oleh perusahaan. Wire transfer ini sangatlah
mudah digunakan, a k a n tetapi berisiko paling tinggi diantara bentuk
pengeluaran kas lainnya. Pihak perusahaan yang bertanggung jawab atas
kekuasaan penggunaan wire transfer ini bebas memindahkan dana perusahaan di
bank ke bank lain, sehingga penggunaan wire transfer ini ada di tangan orang
terpercaya dalam perusahaan.
Pengendalian Internal

Krismiaji (2015:188), mengartikan pengendalian internal merupakan


himpunan peraturan dan petujuk-petunjuk guna menjaga aset-aset dari hal-hal yang
tidak diinginkan dan penyalahgunaan serta memastikan pekerjaan berjalan sesuai
dengan prosedur yang sudah ditetapkan dan disepakati oleh manajemen, dan
memastikan karyawan dalam bekerja sudah memenuhi standart operasional yang
sudah dijalankan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan serta merata
dilakukan oleh seluruh lini dalam perusahaan. Pada standart operasional dimaksud
mencakup hukum bisnis dan pasar modal serta peraturan dibidang perpajakaan,
perundangan aturan beserta turunannya.

Menerapkan pengendalian internal dalam perusahaan tidaklah mudah


oleh karena itu dibutuhkan komunikasi dan kerjasama diberbagai pihak di
dalam lingkungan perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan perlu
mengeluarkan biaya yang mahal serta proses yang membutuhkan waktu yang
c u k u p panjang. Apabila perusahaan tidak berkeinginan untuk menerapkan
pengendalian internal maka tujuan perusahaan didirikan hanya dapat dinikmati
dalam jangka waktu yang relatif pendek.
Pengendalian internal yang efektif terhadap pengeluaran kas harus
melalui mekanisme yang memadai untuk menghindari kecurangan (fraud).
Prosedur-prosedur yang dipakai sebagai kebijakan perusahaan sebagai berikut:

1. Sistem Otorisasi

Otorisasi merupakan langkah awal untuk membangun sebuah


pengendalian internal terhadap pengeluaran kas. Sistem otorisasi yang dapat
diterapkan dalam pengeluaran kas dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Sistem otorisasi terbatas, misalnya kegiatan transaksi dengan nilai yang
rendah tidak memerlukan persetujuan kepala bagaian keuangan. Hal ini
berfungsi untuk menciptakan efisiensi waktu sehingga transaksi yang
bernilai kecil tidak perlu diotorisasi.
b. Sistem otorisasi bertingkat, misalnya untuk transaksi kegiatan transaksi
dengan nilai besar memerlukan persetujuan kepala departemen keuangan
dan direksi keuangan. Hal ini berfungsi untuk meminimalkan risiko
kecurangan karena nilai transaksi yang besar berpeluang tinggi untuk
dicuri.
2. Pemisahan Tugas

Tugas yang dipisah dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan


dan penyimpangan. Pemisahan tugas yang efektif dan efisien terhadap
pengeluaran kas terdiri dari; fungsi pelaksana dan fungsi pencatatan. Misalnya
fungsi pelaksana seperti bagian kasir menyiapkan dan mengeluarkan
semua transaksi pembayaran dan fungsi pencatatan seperti bagian
akuntansi melakukan semua pencatatan dan pelaporan atas pembayaran tersebut.

3. Dokumen dan Catatan

Beberapa dasar yang diterapkan pada suatu catatan atau dokumen


yaitu:
a. Dokumen harus diberi nomor urut tercetak sehingga mudah dilacak dan
terkendali.
b. Segera dicatat saat terjadinya transaksi sehingga meminimalkan
kesalahan penetapan waktu.

4. Pemeriksaan Independen

Pentingnya pemeriksaan independent dan berkala guna memantau jalannya


pengendalian internal yang dilakukan pada perusahaan. Dengan cara rekonsiliasi
bank secara periodik dan perhitungan fisik terhadap jumlah kas secara mendadak
merupakan upaya pemeriksaan independen yang dapat diterapkan dan dilakukan.

Elemen-elemen Pengendalian Internal

Cakupan elemen-elemen pada pengendalian internal diutaran oleh Mulyadi


(2014:164) yaitu;

1. Pemisahan tanggung jawab sesuai dengan struktur organisasi perusahaan.

2. Bagian-bagian atau unit-unit dalam perusahaan berjalan sesuai job deskripsi


dan fungsinya.

3. Sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh


perusahaan.
4. Aktivitas kegiatan pencatatan pencatatan sesuai dengan standar operasional
yang melindungi kekayaan, utang, biaya dan pendapatan.

Sujarweni (2015:71), menurut bukunya menjelaskan bahwa komponen


pengendalian internal terdiri dari lima bagian yaitu;

1. Aktivitas manajemen perusahaan sebaiknya bisa mengidentifikasikan segala


macam risiko perusahaan tersebut dan meminimalisirkan terjadinya dampak
buruk terhadap perusahaan, aktivitas tersebut dilakukan oleh manajemen
perusahaan, kegiatan ini merupakan komponen pengendalian internal yang
disebut lingkungan pengendalian (Control Enviroment)

2. Pengidentifikasi sebuah risiko baik yang akan dialami oleh perusahaan


maupun yang sedang dialami oleh perusahaan dengan cara memahami risiko
tersebut dan mengambil Langkah solusi kemudian melakukan Tindakan
pencegahan yang bertujuan untuk menghidari kerugian pada perusahaan
tersebut, komponen inilah yang disebut dengan penilaian risiko (Risk
Assessment).

3. Penegakan fungsi pengawasan berdasarkan prosedur perusahaan yang dimiliki


oleh manajemen sebagai jaminan untuk menyakinkan kalua perusahaan telah
dijalankan dengan baik yang meliputi segala aspek aktivitas perusahaan
tersebut sehingga terciptannya aktivitas yang sehat pada setiap bagian
perusahaan, komponen inilah yang disebut sebagai pengendalian aktivitas
(Control Activities)

4. Segala bentuk interaksi yang dilakukan dalam bentuk visual ataupun non-
visual yang bertujuan untuk penyampaian informasi kepada seluruh jajaran
personil yang dalam sebuah perusahaan yang berisikan tentang aktivitas
mereka yang berkaituan dengan pekerjaan, pelaporan, maupun segala bentuk
teknis pekerjaan dan berkaitan dengan hubungan perusahaan baik yang
didalam maupun yang diluar merupakan komponen Infomasi ( Information ).
5. Tindakan yang dilakukan untuk melihat, memantau seluruh rangkaian
kegiatan dalam jalannya aktivitas perusahaan yang tersistem guna untuk
mengawasi proses jalannya system informasi akuntansi suatu perusahaan dan
diharapkan dari aktivitas tersebut dapat meminimal kan masalah yang timbul
serta segera didapatkan solusi ataupun pencegahan terhadap kendala dan
masalah yang akan dihadapi perusahaan. Komponen inilah yang disebut
pemantauan (Monitoring).

Kecurangan (Fraud)

Lemahnya pengendalian internal terhadap pengeluaran kas membawa


dampak yang buruk bagi perusahaan salah satunya adalah terjadinya kecurangan
(fraud). Kecurangan inilah yang menjadikan perusahaan menderita kerugian dan
keadaan yang paling buruknya bisa menyebabkan bangkrut atau pailit.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa fraud adalah suatu aktivitas ilegal yang
dilakukan dengan terencana dan bermotif penipuan, penyembunyian dan/atau
pelanggaran kepercayaan oleh seluruh pihak dari organisasi untuk mendapatkan
keuntungan atau kepentingan pribadi.

Berdasarkan KUHP Priantara (2013:228) dapat didefinisikan kecurangan


(fraud) seperti:

1) Pencurian

Siapapun yang dengan sengaja atau tidak sengaja mengambil sesuatu yang
bukan miliknya dengan tujuan untuk memperkaya diri-sendiri secara melawan
hukum. (KUH-P, pasal 362). Mengambil/mencuri sesuatu yang ada didalam
dana kas kecil (petty cash fund) tanpa persetujuan dari perusahaan merupakan
salah satu contoh pencurian.

2) Penggelapan

Siapapun yang melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara


memiliki suatu benda dengan sepenuhnya ataupun tidak dan yang bukan miliknya,
akan tetapi dalam lingkup kewenangannya bukan didasari kejahatan. (KUH-P,
pasal 372). Mentransfer sejumlah saldo ke dalam rekening bank dan dibuat agar
tidak diketahui oleh orang lain dengan unsur kesengajaan yang dilakukan
perusahaan secara illegal (tidak sah) untuk kepentingan pribadi merupakan
salah satu contoh penggelapan.

3) Curang dan Penipuan

Siapapun yang bermaksud untuk memperkaya pribadi dan/atau golongan


tertentu dengan motif melanggar hukum, dan/atau memakai nama samaran
atau apapun dalam bentuk alias, ataupun rangkaian kebohongan, yang didasari
niat untuk penipuan, serta merugikan orang lain atau banyak pihak, serta
mempengaruhi orang lain untuk memberikan barang berharga yang dimilikinya
kepada dirinya(KUHP, pasal 378). Melaporkan biaya seperti ongkos
transportasi secara berlebihan untuk mendapatkan penggantian dari
perusahaan merupakan salah satu contoh penipuan.
Kecurangan-kecurangan yang disebutkan di atas, bukanlah hal yang
mudah untuk dihindari oleh perusahaan. Perusahaan harus mempunyai solusi yang
baik selain menanggung kerugian yang besar jika tidak berbuat sesuatu terlebih
dahulu. Solusi tersebut adalah menerapkan dan menjalankan pengendalian
internal yang disusun secara sistematis.

Pengawasan Penerimaan dan Pengendalian

Sujarweni (2015 : 76 - 77), terdiri dari 3 (tiga) unsur, antara lain yaitu :

a) kegiatannya

b) lingkungannya

c) tujuannya

Menurut Hery (2016:173-179) prinsip pengendalian pada penerimaan kas dapat


ditarik kesimpulan yaitu :

1. Pegawai perusahaan yang telah dipilih ditugaskan untuk membuat dan


mengerjakan pemasukan uang.

2. Pembagian tugas ( segregation of duties ) karyawan, pegawai, pekerja bertugas


menerima kas, karyawan yang bertugas mencatat dibuku penerimaan tersebut
serta bagian yang melakukan penyimpanan kas.
3. Penerimaan transaksi berupa kas sebaiknya disupport atau didukung data-data
seperti nota-nota, struk kwitansi, dan rekening bank atau bukti lainnya.

4. Pemasukan uang kas harian atau harus disetorkan ke bank setiap harinya.

5. Pemeriksaan rutin atau verifikasi internal. Mengingat pentingnya


pertanggungjawaban laporan keuangan.
PENUTUP

Kesimpulan
1. Penerapan pengendalian internal terhadap pengeluaran kas untuk
menghindarinya terjadinya kecurangan (fraud) bukanlah hal yang mudah
namun dengan langkah-langkah yang sistematis perusahaan dapat
melakukan dengan baik sehingga visi dari perusahan tersebut terwujud.
2. Dengan dilakukan penerapan pengendalian internal terhadap pengeluaran
kas adalah merupakan membangun sebuah awal keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Kecurangan (fraud) merupakan suatu ancaman bagi perusahaan bila
pengendalian internal tidak diterapkan dengan baik.

Saran

1. Sebaiknya ditingkatkan kwalitas dari karyawan dan bimbingan mengenai


pengendalian internal serta pemanfaatan teknologi agar lebih efisen dan
efektif agar pengendalian internal dalam perusahaan tersebut dapat
terlaksana dengan baik.

2. Diperlukan monitoring berkala untuk menghindari terjadinya kecurangan


(fraud), sehingga tidak merugikan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Hendrik Fengky, Herijanto Sabijono dan Meily Kalalo, 2019. “Evaluasi Penerapan
Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pada Hotel Yuta Manado”
dalam Jurnal EMBA Vol.7 No.1 Januari 2019, Hal. 1001 – 1010 Manado,
Universitas Samratulangi Manado

Krismiaji. 2015. Sistem Informasi Akuntansi, Unit Penrbit, Yogyakarta

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dalam Priantara (2013:228)

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Cetakan Kelima. Salemba Empat, Jakarta

Sujarwni V. Wiratna, 2015. Sistem Akuntansi. Cetakan Pertama. Pustaka Baru


Press. Yogyakarta

Hery. 2014. Accounting Principles. PT Grasindo, Palmerah Barat, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai