SKRIPSI
Oleh
Erdiansyah Saputra
6211415022
ii
ABSTRACT
Pearson correlation test results of exercise intensity (FITT) with the ability
of endurance breaststroke swimming have a correlation in the strong category,
namely ρ = 0.782, paired sample t test results with a value of 0,000 <0.05, it can
be concluded from the two variables there are differences in the average average
results at pretest and posttest which showed an increase. A good endurance
athlete will be able to apply the technique correctly and well, with good
endurance capabilities to help athletes achieve easier achievements. So the
endurance ability of a good athlete will be able to perform, and finish the game to
the maximum. With this the existing training program at the club OCEAN
Kebumen on each of its sub-variables greatly affects the aerobic results of
swimming athletes.
iii
PERNYATAAN
NIM : 6211415022
Judul Skripsi : Korelasi Intensitas Latihan (FITT), Kapasitas Vital Paru, dan
sendiri dan tidak menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya
maupun sebagian. Bagian tulisan dalam skripsi ini yang merupakan kutipan dari
karya ahli atau orang lain, telah diberi penjelasan sumbernya sesuai dengan tata
cara pengutipan.
Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi
akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sanksi hukuman sesuai yang
Yang menyatakan
Erdiansyah Saputra
NIM. 6211415022
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah di setujui oleh Dosen pembimbing untuk diajukan sidang. Panitia
NIM : 6211415022
Judul Skripsi : Korelasi Intensitas Latihan (FITT), Kapasitas Vital Paru, dan
Pada hari :
Tanggal :
Mengetahui, Mengetahui,
v
PENGESAHAN
Skripsi atas nama Erdiansyah Saputra NIM 6211415022 Program Studi Ilmu
Keolahragaan Judul Korelasi Intensitas Latihan (FITT), Kapasitas Vital Paru, dan
Hari : Jum‟at
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd. Mohammad Arif Ali, S.Si., M.Sc.
NIP. 196103201984032001 NIP. 198812312015041002
Dewan Penguji
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu
bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya.” (Anatole
France).
“Walau layar robek, biar kemudi patah, lebih baik tenggelam, dari pada putar
haluan.” (Penulis).
PERSEMBAHAN:
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berjudul ”Korelasi Intensitas Latihan (FITT), Kapasitas Vital Paru, dan Respon
ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang
timbul dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
5. Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Keolahragaan atas bekal ilmu
6. Ocean Swimming Club Kebumen atas ijin penelitian yang telah diberikan.
motivasinya.
viii
8. Teman-temanku Syukron Maulana Huda, Bagus Nugroho, Khafid Irkham,
Semoga Allah SWT selalu memberikan barokah dan anugerah yang terbaik atas
hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
ABSTRACT ........................................................................................................ iii
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
PERSETUJUAN .................................................................................................. v
PENGESAHAN ................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
PRAKATA ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
xi
4.2.2 Korelasi Intensitas Latihan (FITT) dengan Kemampuan Daya Tahan
Renang Gaya Dada....................................................................... 60
4.2.3 Korelasi Kapasitas Vital Paru dengan Kemampuan Daya Tahan
Renang Gaya Dada....................................................................... 61
4.2.4 Respon Daya Tahan Kardiorespirasi dengan Kemampuan Daya
Tahan Renang Gaya Dada............................................................ 62
4.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 66
LAMPIRAN ........................................................................................................ 70
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
individu, (Palar, et al., 2015). Dengan beban latihan yang sistematis, maka akan
timbul respon terhadap kestabilan tubuh. Dosis atau takaran beban latihan yang
menjadi intensitas rendah, sedang, dan tinggi. Dimana dalam penelitian ini atlet
renang selalu diberi program latihan dalam satu minggu atlet renang berlatih
sebanyak 5 kali . Latihan dilaksanakan tiap sore pada hari senin, selasa, kamis,
sabtu, dan minggu. Untuk hari rabu, dan jum‟at digunakan untuk istirahat.
difokuskan pada sore hari karena para atlet renang saat pagi melakukan aktivitas
proses latihan yang berlangsung dalam angka panjang maupun jangka pendek
dapat terlaksana dengan baik. Dalam program latihan harus dapat meningkatkan
kondisi fisik para atlet dengan latihan yang ringan sampai dengan latihan yang
berat secara periodik dan continue. Dengan latihan ini dituntut kerja keras dan
kerjasama yang baik antara atlet renang dan pelatih. Sehingga dapat
memberikan kontribusi yang optimal dalam peningkatan kondisi fisik atlet renang
OCEAN Kebumen.
setelah udara inspirasi maksimal, (Pearce & Evelyn, 2009). Kapasitas vital paru
sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume alur nafas dan
volume cadangan ekspirasi ini adalah jumlah maksimum yang dapat dikeluarkan
seseorang dari paru setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum,
(Guyton & Hall, 2008). Volume udara dalam paru dapat dibagi dalam volume dan
kapasitas paru yang dapat diukur secara langsung dengan spirometer dan
secara tidak langsung dengan teknik difusi gas. Pada waktu pernafasan normal,
volume udara yang memasuki paru pada waktu inspirasi dan meningkatkan paru
pada waktu ekshalasi disebut volume tidal (VT). Jumlah seluruh udara inhalasi
yang diukur dalam satu menit adalah volume inspirasi semenit (VI) dan jumlah
seluruh udara ekshalasi yang diukur dalam satu menit disebut (VE). Volume
udara maksimal yang dapat di inshalasi dari akhir adalah volume inspirasi ( IRV).
inspirasi. Ini didapat dari volume inhalasi maksimal yang berasal dari akhir
pada atlet renang, sehingga dapat menentukan program latihan yang ideal untuk
dapat meningkatkan kondisi fisik. Dengan kondisi fisik yang bagus maka akan
menghasilkan atlet-atlet renang yang bagus pula pada klub OCEAN. Seseorang
akan mempunyai kapasitas vital paru yang besar pada atlet terlatih misalnya
perenang, pembalap sepeda, pelari dan cabang jenis olahraga aerobik, (Tjaliek,
2002). Tingkat kapasitas vital paru dan VO2Max disinyalir mempunyai kontribusi,
seseorang yang mempunyai tingkat daya tahan yang baik akan dapat
melaksanakan tugas sehari-hari secara efektif dan efisien dalam waktu yang
pada prinsipnya manusia ada yang memiliki daya tahan yang kuat dan ada juga
yang memiliki daya tahan yang lemah, keadaan ini akan mempengaruhi manusia
untuk melakukan aktivitas yang berat maupun ringan. Ketahanan fisik yang baik
maksimum oksigen, yang dapat digunakan dalam satu menit per kilogram berat
badan. Orang yang kebugarannya baik mempunyai nilai VO2Max yang lebih
tinggi dan dapat melakukan aktivitas lebih kuat dari pada mereka yang tidak
Menurut Guyton dan Hall dalam Giri Wiarto (2015) VO2Max adalah
maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh seseorang selama latihan
atau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat sampai kelelahan,
tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.
makanan menjadi ATP (adenosine triphosphate) yang siap dipakai untuk kerja
tiap sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan
istirahat. Sel otot yang berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot
prinsip-prinsip serta metode latihan dengan intensitas yang akurat (FITT) agar
Daya tahan yang baik seorang atlet renang akan mampu mengatasi dan
siap menghadapi pertandingan, oleh karena itu atlet dapat berfikir dengan daya
pikir yang tinggi, pola pikir yang kreatif dan konsentrasi yang tinggi. Sehingga
dengan baik dan optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka daya tahan
diperhatikan yaitu: daya tahan kardiorespirasi, kekuatan otot, daya tahan otot,
jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan grup otot-otot yang besar untuk
5
melakukan latihan-latihan yang keras dalam jangka waktu yang lama, (Brian J.
Sharkey, 2003)
menentukan prestasi seorang atlet, karena daya tahan yang baik seorang atlet
akan mampu menerapkan teknik dan taktik secara maksimal, sehingga dengan
kemampuan daya tahan yang prima kesempatan untuk meraih prestasi akan
renang merupakan salah satu dari sebagian besar kelompok atlet yang ada di
memiliki potensi untuk mencetak bibit-bibit atlet berbakat. Salah satunya adalah
cabang olahraga renang. Renang adalah suatu kegiatan positif yang bisa dipakai
untuk mengendalikan seorang jauh dari aktivitas yang kurang baik, dengan
memiliki tanggung jawab atas apa yang mereka dapatkan di saat latihan
terkoordinasi untuk berpindah dari satu titik ke titik lain yang menggunakan air
renang sebagai olahraga prestasi. Saat berenang organ yang paling berperan
adalah jantung dan paru-paru, dimana jantung akan berdetak cepat dengan
secara tepat dalam jangka waktu yang lama sangat dibutuhkan untuk seorang
kebutuhan oksigen dalam tubuh dan bahan bakar untuk menghasilkan energi.
Gaya dada merupakan gaya yang memakan sedikit tenaga karena tangan
bergerak dalam air dan daya apung alami menjaga agar tubuh tetap mengapung.
Gaya yang memerlukan sangat sedikit tenaga ini akan menjadi faktor penyelamat
bila berenang untuk jarak yang sangat jauh. Gaya dada juga memungkinkan
untuk melihat kearah mana berenang. Gaya dada memberikan suatu cara yang
paling mudah agar kepala tetap terangkat diatas permukaan air sewaktu
1.2.2 Atlet renang masih sedikit yang berpartisipasi atau lolos seleksi dalam
1.2.3 Atlet renang terlihat kurang menguasai daya tahan berenang yang baik.
1.3.1 Penelitian ini memfokuskan pada survei tingkat intensitas latihan (FITT)
1.3.3 Penelitian ini memfokuskan pada survei tingkat respon daya tahan
sebagai berikut:
1.4.2 Bagaimana korelasi kapasitas vital paru dengan kemampuan daya tahan
adalah untuk:
1.5.2 Mengetahui korelasi kapasitas vital paru dengan kemampuan daya tahan
kabupaten Kebumen dan sebagai salah satu tolak ukur untuk membantu
daya tahan dalam usaha peningkatan daya tahan renang gaya dada.
BAB II
fungsi fisiologis dan psikologis, (Palar, et. al., 2015). Latihan fisik sendiri berbeda
dengan aktivitas fisik. Latihan fisik adalah suatu proses dimana gerak jasmani
yang lebih optimal, (Yudiana, dkk., 2012). Sedangkan aktivitas fisik adalah
karena tidak ada beban yang sama persis untuk setiap orang, (Bafirman, 2013).
Dengan hal ini, latihan sebaiknya dilakukan sesuai dengan kemampuan tubuh
dalam menanggapi stress yang diberikan, bila tubuh diberi beban latihan yang
terlalu ringan maka tidak akan terjadi proses adaptasi. Demikian juga jika
diberikan beban latihan terlalu berat dan tubuh tidak mampu mentolerir, akan
11
Formula latihan meliputi apa yang biasa disebut sebagai konsep FITT
(Frequency, Intensity, Type, Time) yaitu: frekuensi, intensitas, bentuk latihan dan
ideal dilakukan sebanyak 5 kali per minggu, berdasarkan pada prinsip latihan,
ada hari latihan berat dan hari latihan ringan. Intensity menyatakan berat
ringannya beban latihan dan merupakan faktor utama yang mempengaruhi efek
latihan terhadap fungsi tubuh, dapat diukur dengan cara menghitung denyut nadi
maksimum (DNM) = 220 - umur (dalam tahun). Untuk olahraga prestasi: antara
70 - 85% dari DNM (Denyut Nadi Maksimum). Type adalah bentuk olahraga
yang akan dilakukan. Pada dasarnya hanya ada dua bentuk latihan fisik, yaitu:
latihan aerobik dan latihan an-aerobik. Yang terakhir yaitu Time (durasi) adalah
lamanya waktu yang dianjurkan untuk berolahraga dalam olahraga prestasi yaitu
untuk meingkatkan dan menjaga kesehatan olahraga, semua orang dewasa yang
intensitas sedang selama minimal 30 menit setiap 5 kali setiap minggu, yang
pada umumnya setara dengan jalan cepat dan terasa mempercepat jantung,
tinggi 30 menit setiap 3 kali dalam satu minggu dicontohkan dengan latihan
aerobik dimana melibatkan otot yang banyak, diantaranya jogging, naik turun
tangga atau bangku, lompat tali, berenang dan lain lain menyebabkan
12
resiko penyakit kronis dan kecacatan, mencegah kenaikan berat badan yang
sebanyak 5 kali pada hari senin, selasa, kamis, sabtu, dan minggu. Program
latihan yang diterapkan pada klub OCEAN Kebumen sudah sesuai dengan
standar FITT (Frequency, Intensity, Type, Time) dan memberikan variasi latihan
baik latihan ringan maupun berat dengan diselingi latihan sprint. Dalam program
latihan harus dapat meningkatkan kondisi fisik para atlet dengan latihan yang
ringan sampai dengan latihan yang berat secara periodik dan continue. Ini
dituntut kerja keras dan kerjasama yang baik antara atlet renang dan pelatih.
daya ledak dan daya tahan otot. Otot-otot menjadi lebih kuat dan dapat memikul
kerja yang lebih besar dan akan memperlihatkan berkurangnya rasa lelah
Intensitas latihan yang diterapkan setiap minggu pada hari senin, selasa,
kamis, sabtu difokuskan pada sore hari jam 15.00 – 17.30 karena para atlet
renang saat pagi melakukan aktivitas belajar, dan minggu pukul 07.00-10.00.
Dengan latihan yang terprogram dan continue dapat meningkatkan kondisi fisik
para atlet renang. Program latihan adalah pedoman latihan yang direncanakan
sasaran agar proses pelatihan yang berlangsung dalam angka panjang maupun
sehingga kondisi puncak (peak performance) dapat dicapai pada waktu yang
menjadi dua, yaitu recovery aktif dan recovery pasif, (Parwata, 2015). Recovery
aktif adalah latihan dengan intensitas rendah atau ringan. Recovery aktif
membantu membersihkan otot-otot dari laktat yang menyebabkan rasa sakit dan
mempunyai beberapa manfaat, yaitu: 1) Rasa nyeri otot dapat hilang lebih cepat,
2011).
Recovery pasif yaitu latihan yang tidak melibatkan aktivitas atau dilakukan
istirahat total. Jadi recovery pasif yaitu suatu aktivitas fisik tanpa adanya aktifitas
fisik, yaitu diam, istirahat total (duduk dipinggir kolam) atau dengan tidak
melakukan aktivitas apapun. Prinsip dari pemulihan pasif hampir sama dengan
(Setiawan, 2011). Tidur adalah teknik utama dalam pemulihan pasif, tidur
paru-paru. Paru adalah salah satu organ vital bagi manusia, oleh sebab itu kita
harus menjaganya dari kemungkinan faktor penyebab fungsi paru tidak berjalan
keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru kempes kembali, disebabkan
sifat elastik paru-paru itu. gerakan ini adalah proses aktif. Volume udara yang
dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan nafas dan
pengeluaran nafas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru, (Evelyn, 2006).
Kapasitas vital paru adalah jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan
dari paru-paru setelah inspirasi maksimal, (Koesyanto dan Eram, 2005). Ada
beberapa faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital paru: Posisi tubuh
pernafasan, dan kemampuan paru dan rongga dada untuk berkembang, (Aiello,
2008).
kapasitas volume vital pada wanita normalnya 3-4 liter, (Sugiarto & Nanang,
akan menurun. Hal ini disebabkan dua faktor: Organ-organ yang ada di dalam
volume darah pulmoner sebagai hasil dari perubahan tekanan hemodinamik. Ada
(1) Tidal volume adalah volume udara yang diinspirasikan dan diekspirasikan
dengan setiap pernafasan normal, dan jumlahnya kira-kira 600 ml pada pria
dewasa muda yang normal. (2) Volume cadangan inspirasi adalah volume
tambahan udara yang dapat di inspirasikan di atas tidal volume normal, dan
biasanya sama dengan kira-kira 3000 ml pada pria dewasa muda. (3) Volume
cadangan ekspirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan
ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi tidal yang normal: jumlahnya kira-kira
1100 ml pada pria dewasa muda. (4) Volume residual adalah volume udara yang
masih tersisa di dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat. Volume ini rata-rata
cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara 3000 ml yang dapat dihirup oleh
volume cadangan ekspirasi ditambah volume residual. Ini adalah jumlah udara
yang tersisa didalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal kira-kira 2300 ml. (3)
Kapasitas vital adalah volume cadangan ekspirasi ditambah tidal volume dan
volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat
inspirasi. Pada waktu otot inspirasi berelaksasi, sifat elastik paru-paru dan toraks
tingkat ekspirasi istirahat. Volume udara didalam paru-paru pada tingkat ini sama
dengan kapasitas residual fungsional, atau kira-kira 2300 ml pada pria dewasa
muda. Pada orang normal, volume udara didalam paru-paru terutama tergantung
kepada ukuran dan bentuk tubuh. Berbagai volume dan kapasitas berubah
dengan posisi tubuh, kebanyakan berkurang bila orang tersebut berbaring dan
bertambah ia berdiri. Perubahan dengan posisi ini disebabkan oleh dua faktor
utama, suatu kecenderungan isi perut untuk menekan ke atas pada diafragma
dalam posisi berbaring dan peningkatan volume darah paru-paru dalam posisi
berbaring, yang pada saat bersamaan menurunkan ruangan yang tersedia untuk
18
udara paru-paru. Volume residual merupakan udara yang tidak dikeluarkan dari
paru-paru bahkan dengan ekspirasi kuat. Ini penting karena menyediakan udara
karbondioksida didalam darah akan naik dan turun secara jelas dengan setiap
pernafasan yang tentu akan merugikan proses pernafasan. Besar daya muat
udara oleh paru-paru adalah 4.500 ml sampai 5000 ml atau 4½ sampai 5 liter
perlu adanya suatu proses pengukuran. Salah satu cara yang dapat digunakan
vital paru yaitu dengan menggunakan alat yang dinamakan spirometer. Ada 2
macam spirometer yaitu spirometer udara (spirometer riester) dan spirometer air
Keterangan gambar:
2.1.2.4 Pernafasan
oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen
pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air
gas di dalam jaringan atau pernafasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru
Udara ditarik ke dalam paru-paru pada waktu menarik nafas dan didorong
adalah pertukaran gas antara tubuh dengan sekitarnya, meskipun juga kadang-
udara yang masuk kedalam paru-paru dan udara yang keluar banyak
gas, yaitu antara udara dan darah (inspirasi) dan mengeluarkan nafas (ekspirasi)
20
adalah pertukaran gas dan uap air melalui ekspirasi, (Sugiarto, 2002).
pertukaran zat di dalam sel-sel udara luar. Oksigen masuk kedalam paru
melewati: rongga hidung, faring, laring, trakhea, bronkus besar, bronkus kecil,
darah. Gas hasil oksidasi sel ini kemudian dibawa ke paru-paru untuk
tekanan partikelnya.
2006). Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit.
Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar serbaseus yang ditutupi oleh
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh
darah, dan bersambung dengan farinx dan dengan selaput lendir semua sinus
dilapisi dengan epitelium silinder dan sel spitel berambut yang mengandung sel
cangkir atau sel lendir. Sekresi dari sel itu membuat permukaan nares basah dan
berlendir. Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang
terdapat didalam vestibulum, dan karena kontak dengan permukaan lendir yang
dilaluinya maka udara menjadi hangat, dan oleh penguapan air dari permukaan
selaput lendir menjadi lembab, (Evelyn, 2006). Farinx (tekak) adalah pipa berotot
bagian terendah farinx yang memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari
dibawahnya. Larinx terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh
dari larinx sampai kira-kira ketinggian vertebra torakhalis kelima dan di tempat ini
lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh
2.1.2.5 Paru-Paru
mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan
oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak
didalam mediastinum. Letak paru-paru didalam rongga dada yang terdiri dari
jaringan elastis. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apex
(puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikula didalam dasar leher,
(Evelyn, 2006). Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh
fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru dua lobus. Setiap
lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkhial kecil masuk kedalam setiap
lobula, dan semakin bercabang, semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir
Pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakhea dan pipa bronkhial
ke alveoli dan dapat erat hubungan dengan darah didalam kapiler pulmonaris. Di
melalui pipa bronkhial dan trakhea dikeluarkan melalui hidung dan mulut. Ada
berikut: 1) Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam
alveoli dengan udara luar, 2) Arus darah melalui paru-paru, 3) Distribusi arus
udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiap dapat
pemisah alveoli dan kapiler CO2 lebih mudah berdifusi daripada oksigen, (Evelyn,
2006).
Udara mengalir diantara atmosfer dan paru karena alasan yang sama
dengan aliran darah di seluruh tubuh, yaitu adanya perbedaan tekanan. Kita
menghirup nafas bila tekanan didalam paru lebih rendah daripada tekanan udara
di dalam atmosfer. Menghembus nafas apabila tekanan di dalam lebih besar dari
besar, intensitas tinggi dan waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan
gerak dengan seluruh tubuhnya dalam waktu yang cukup lama dan dengan
tempo sedang sampai cepat, tanpa mengalami rasa sakit dan kelelahan berat.
kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik. Maksimal Aerobic Power
nomor endurance secara tetap menunjukkan nilai VO2Max yang tinggi. Nilai
yang relatif sangat besar dalam jangka waktu yang lama, (Bassett, 2000).
Latihan yang dilakukan secara teratur, maka akan timbul respon terhadap
Dosis atau takaran beban latihan yang diberikan secara sistematis, akan
keseimbangan agar tetap stabil, (Sugiharto, 2003). Selain itu, latihan yang tepat
akan meningkatkan prestasi kerja dari fisiologi tubuh. Peningkatan prestasi kerja
1) Kekuatan (Strenght).
yang penting pada daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan persyaratan
kekuatan yang baik berenang, atlet dapat melakukan gerakan renang hingga
terhadap suatu dorongan atau kayuhan dalam berenang. Latihan yang sesuai
kayuhan.
27
untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan
bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama, dan setelah berlatih dalam jangka
salah satu permainan yang membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu yang
cukup lama. Daya tahan penting dalam berenang sebab dalam jangka waktu
yang lama saat latihan melakukan kegiatan fisik yang terus menerus dengan
adalah suatu kemampuan tubuh untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa
kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut
akan mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas yang
memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara
Pemakaian daya otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal dalam waktu singkat
dan pendek. Orang yang sering melakukan aktivitas fisik membuat daya ototnya
menjadi baik. Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan kontraksi
28
otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan
atau kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau
berulang-ulang terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu. Jadi, daya
4) Kecepatan (Speed).
anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan
pergerakan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat.
Terdapat dua tipe kecepatan yaitu (1) Kecepatan reaksi adalah kapasitas awal
pergerakan tubuh untuk menerima rangsangan secara tiba-tiba atau cepat, dan
(2) Kecepatan bergerak adalah kecepatan berkontraksi dari beberapa otot untuk
2010).
melakukan suatu gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek setelah
berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh. Faktor yang
mempengaruhi kecepatan, antara lain adalah : kelentukan, tipe tubuh, usia, jenis
akan dapat dengan cepat mencapai finish dengan waktu yang baik. Dari
sesingkat-singkatnya.
atau jumlah oksigen maksimal, (Irianto, 2004). VO2Max dinyatakan dalam liter/
menit. Selama eksersi VO2Max pasokan energi adalah aerobik dan anaerobik.
untuk berlari atau bersepeda lebih lambat. Oleh karena itu tingkat beban
VO2Max naik. Tetapi yang lebih penting adalah fakta bahwa latihan juga
mempengaruhi pasokan energi, sehingga lebih aerobik untuk beban kerja yang
meningkat. Willmore dan Costill (2004) menjelaskan istilah lain dari VO2Max
yang dikonsumsi. Berbagai istilah tersebut memiliki arti yang sama dengan
antara O2 yang dihisap masuk kedalam paru dan CO2 yang dihembuskan keluar
paru.
kapasitas jantung, paru dan sirkulasi untuk menyampaikan oksigen ke otot yang
sedang bekerja, (Sugiarto & Nanang, 2007). Jantung, paru dan pembuluh darah
harus berfungsi dengan baik, sehingga oksigen yang dihisap dan masuk ke paru.
yaitu fungsi jantung harus normal, volume darah harus normal, jumlah sel-sel
darah merah harus normal dan konsentrasi hemoglobin harus normal, serta
tidak aktif ke otot yang sedang aktif yang membutuhkan oksigen yang lebih
besar. Jaringan jaringan, terutama otot harus mempunyai kapasitas yang normal
jaringan-jaringan tubuh, maka orang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar,
juga memiliki konsumsi oksigen yang lebih besar dari pada orang yang lebih
kecil, baik pada waktu istirahat maupun pada waktu latihan. Karena itu ukuran
1) Fungsi paru-jantung
Orang tidak dapat menggunakan oksigen lebih cepat dari pada sistem
fungsional paru-jantung yang lain seperti kapasitas pertukaran udara dan tingkat
3) Kegemukan badan
4) Keadaan latihan
5) Keturunan
keturunan.
Metode tes yang bisa digunakan untuk melihat tingkat VO2Max seseorang
diantaranya: a) Wlliams Swimming Beep Test, b) 2.4km Run Test (Tes lari 2,4
km), c) Balke VO2Max test (Tes Balke), d) Cooper VO2Max test (Tes Cooper), e)
Dari beberapa metode tes yang bisa digunakan, Wlliams Swimming Beep
Test adalah metode tes kapasitas aerobik yang dilakukan di air (Graham, 2003).
Sebagai pertimbangan pelaksanaan tes peneliti lebih memilih Tes MFT atau
Multistage Fitness Test karena metode tes yang paling mudah untuk digunakan.
Hal ini karena pada saat pelaksanaan tes Wlliams Swimming Beep Test lebar
32
kolam renang tidak layak untuk dilakukannya tes tersebut, dengan pertimbangan
tersebut peneliti lebih memilih tes MFT karena tidak memerlukan lintasan yang
terlalu panjang yaitu hanya sekitar 20 meter. Selain itu, hasil tes yang berupa
tingkat VO2Max dapat langsung dilihat pada tabel hasil MFT tanpa perlu
MFT merupakan salah satu bentuk alat pengukur kebugaran yang biasa
semakin meningkat.
1) Peserta tes harus dalam kondisi sehat, dan apabila terdapat peserta tes
yang kurang sehat dapat melakukan konsultasi dengan dokter, perawat atau
2) Pengetes perlu menggugah motivasi dan perhatian peserta test agar mereka
peserta tes berhenti berlari ketika tidak dapat lagi menyesuaikan langkah
3) Usahakan sebelum Tes Peserta tidak makan ataupun minum terlalu banyak.
boleh makan namun yang ringan seperti roti ataupun camilan dengan jumlah
yang sedikit.
33
b. Perlengkapan Tes
1) Tempat tes dapat berupa halaman, lapangan olahraga atau tanah datar yang
tidak licin. Panjang tempat tes tidak kurang dari 22 meter dengan lebar 1
sampai 1,5 m.
2) Tape recorder
6) Stopwatch
2) Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8.6 detik dalam 7 kali
bolak-balik.
3) Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7.5 detik dalam 8
kali bolak-balik.
4) Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6.7 detik dalam 9
5) Setiap jarak 20 meter telah ditempuh dan pada setiap akhir level akan
6) Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh terus
berhenti, tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit untuk
2.1.5 Renang
Renang merupakan olahraga air yang yang dilakukan secara individu dan
beregu yang melibatkan banyak unsur, seperti fisik, teknik, mental, dan
merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat terkenal banyak digemari
oleh masyarakat. Hal ini dapat kita lihat banyaknya orang-orang yang memenuhi
kolam renang serta banyaknya bermunculan klub-klub renang, dan dari indikasi
Renang adalah salah satu olahraga aerobik dengan melibatkan seluruh otot
utama tubuh, (Isti, 2011). Berenang terbilang minim resiko cedera fisik karena
saat berenang seluruh berat badan ditahan oleh air atau mengapung,
dalam renang agar menjadi perenang yang baik. Teknik dasar tersebut menjadi
35
adanya latihan yang continue, sehingga setiap individu memiliki gerakan yang
olahraga renang terdiri dari empat gaya, yaitu gaya crawl (bebas), gaya
backcrawl (punggung), gaya dada, gaya dolphin atau gaya kupu-kupu, (Dekerle
salah satu cabang olahraga yang diakui dan diminati oleh masyarakat Indonesia,
hal ini terbukti dengan masuknya cabang olahraga renang dalam berbagai
kejuaraan, antara lain pada (1) Tingkat Daerah, yang sering disebut dengan
PORDA (Pekan Olahraga Daerah), (2) Tingkat Nasional atau disebut PON
(Pekan Olahraga Nasional), (3) dan Tingkat Internasional seperti SEA GAMES,
dll.
paru-paru serta memperlancar darah. Selain itu renang dapat memupuk rasa
percaya diri serta menumbuhkan sikap pemberani. Manfaat renang selain untuk
Renang gaya dada sering juga disebut dengan gaya katak yang dimana
gaya renang yang koordinasi gerakan lengan dan kakinya mirip dengan gerakan
katak yang sedang berenang. Kemiripan yang sangat terlihat yaitu terlihat pada
kakinya. Gerakan kaki dan tungkai sangat penting pada renang gaya dada
(2010) berpendapat bahwa gaya dada ialah gaya yang gerakannya paling
renang, dimana dalam perlomban renang gaya dada anggota yang boleh muncul
Gaya dada merupakan gaya renang yang sangat spesifik, bila ditinjau
dari gerakan lengan dan tungkai pada saat perenang meningkatkan kecepatan
sedatar mungkin dengan air. Posisi ini membantu atlet renang mengurangi
tahanan pada dorongan kedepan. Hal ini akan lebih efektif dalam penggunaan
latihan yang berlangsung lebih dari tiga atau empat menit adalah kapasitas
jantung, paru dan sirkulasi untuk menyampaikan oksigen ke otot yang sedang
bekerja. Seseorang tidak dapat menggunakan oksigen cepat dari pada sistem
fungsional paru-jantung adalah kunci penentu VO2Max nya. Kualitas daya tahan
sebagian orang. Respon fisiologis juga terjadi pada peredaran darah. Pertama-
tama volume total dari jantung akan bertambah karena latihan olahraga.
Kenaikan ini disebabkan oleh membesarnya rongga jantung dan juga otot-otot
darah lebih banyak dan dengan sendirinya stroke volume pada waktu istirahat
menjadi lebih besar salah satu faktor utama yang menentukan besarnya
kapasitas vital paru yaitu kemampuan paru dan rongga dada untuk berkembang,
dikonsumsi selama latihan. Selama melakukan latihan daya tahan aerobik, lebih
banyak lagi oksigen yang harus disampaikan ke otot yang sedang bekerja, dan
karbondioksida harus diangkut dari otot itu. Proses ini memerlukan percepatan
pergantian oksigen dan karbondioksida antara paru dan darah, untuk ini disertai
laju difusi dari paru masuk ke darah dan karbondioksida dari darah ke udara di
dalam paru. Jadi untuk mengukur konsumsi oksigen maksimal, harus tahu
berapa banyak oksigen yang dihisap dan jumlah oksigen yang dihembuskan.
dan Costill (2004) mengatakan bahwa subyek yang belum terlatih VO2Max
latihan selama 6 bulan. Nilai VO2Max yang tinggi dapat meningkatkan untuk kerja
pada aktivitas daya tahan, yaitu meningkatkan kemampuan rata-rata kerja lebih
besar atau lebih cepat. Atlet maupun seorang pelatih yang ingin meningkatkan
daya tahan (endurance) harus mengetahui bahwa yang perlu ditingkatkan adalah
yang baik, maka kebutuhan biologis tubuh pada waktu kerja akan lancar.
yang benar, memerlukan latihan yang teratur agar berprestasi. Usaha mencapai
sendiri didukung oleh faktor internal yakni kemampuan atlet (bakat dan motivasi)
yang sempurna dan daya tahan tubuh atau kebugaran. Salah satu dasar yang di
atau kondisi fisik adalah suatu persyaratan yang sangat diperlukan dalam setiap
usaha peningkatan prestasi atlet, bahkan dapat di katakan dasar landasan titik
Daya tahan yang baik merupakan sebuah pondasi bagi atlet renang untuk
mampu melakukan kegiatan atau kerja dalam waktu yang relatif cepat untuk
kembali bugar.
digunakan dalam satu menit per kilogram berat badan. Orang yang
kebugarannya baik mempunyai nilai VO2Max yang lebih tinggi dan dapat
melakukan aktivitas lebih kuat dari pada mereka yang tidak dalam kondisi baik.
seseorang yang mempunyai tingkat daya tahan yang baik akan dapat
melaksanakan tugas sehari-hari secara efektif dan efisien dalam waktu yang
Klub renang adalah suatu kegiatan positif yang bisa dipakai untuk
jawab atas apa yang mereka dapatkan di akademi ataupun di klub renang
beradaptasi positif dengan lingkungan, selain itu tumbuh dewasa dan menjunjung
tinggi nilai sportivitas, klub renang juga bermanfaat di pergaulan mereka, kondisi
klub renang.
melatih atlet dengan program latihan yang telah ditetapkan program latihan
memiliki periodisasi dan komponen program latihan yang tersusun dengan baik.
Pengukuran kapasitas vital paru dan VO2Max dinilai sangat penting dalam
program latihan dan daya tahan perenang sehingga peneliti tertarik untuk
membahas tentang korelasi intensitas latihan (FITT), kapasitas vital paru dengan
Atlet Renang
OCEAN Kebumen
Aktivitas Olahraga
Renang
METODE PENELITIAN
satu ciri penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk pencapaian tujuan
dengan menggunakan rancangan one group pre-test and post-test design yaitu
desain penelitian yang terdapat pre-test sebelum diberikan perlakuan dan post-
test setelah diberi perlakuan (treathment). Dengan demikian dapat diketahui lebih
hasil pre-test and pos-test korelasi intensitas latihan (FITT), kapasitas vital paru
tes multistage fitnes tes (MFT), dan mengukur peningkatkan kemampuan daya
Variabel penelitian merupakan suatu sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
variabel dependent atau variabel terikat, (Sugiyono, 2010). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah korelasi intensitas latihan (FITT) dan kapasitas vital paru
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat oleh adanya variabel
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
2006). Karena jumlahnya kurang dari 100 orang lebih baik semua diambil
kebutuhan penelitian.
Kriteria inklusi dalam penarikan sampel ini, antara lain: 1) Atlet renang di
lain: 1) Mengundurkan diri, dan 2) Mengalami sakit atau cidera pada saat
perlakukan.
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti ini lebih
kabupaten Kebumen. Validator ahli dalam penelitian ini yaitu Dosen Ilmu
seluruh Indonesia. Validasi dari para ahli berupa program latihan yang akan
diberikan, pengetesan alat yang akan digunakan dalam tes, dan pengetesan
yang dimulai dengan lari pelan-pelan secara bertahap yang semakin lama
semakin cepat hingga atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari,
3) Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali
bolak-balik.
4) Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam
5) Setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada setiap akhir level, akan
6) Start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki di belakang garis start.
Dengan aba-aba “siap ya”, atlet lari sesuai dengan irama menuju garis
7) Bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampuai garis batas,
tetapi untuk lari balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah
ada tanda bunyi atlet belum sampai pada garis batas, atlet harus
mempercepat lari sampai melewati garis batas dan segera kembali lari ke
arah sebaliknya.
8) Bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari
9) Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh
terus berhenti, tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit
2) Pegang spirometer dengan satu tangan dan cek jarum skala spirometer
3) Jika belum menunjukan angka nol putarlah cincin terluar pada skala untuk
piece pada bibir dan keluarkan nafas (selama 4-5 detik).hal ini untuk
pengukuran diambil sebagai nilai kapasitas vital paru. Nilai kapasitas vital
1) Pengurusan surat ijin penelitian pada instansi terkait, yakni: Fakultas Ilmu
Kebumen.
2) Tempat Penelitian
3) Waktu Penelitian
diberikan petunjuk teknik dan gambaran pelaksanaan penelitian secara jelas dan
terperinci serta sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan oleh peneliti sendiri.
dengan tujuan, maksud dan manfaat dari tes yang akan dilakukan sekaligus
testee mengikuti tes intensitas latihan dengan berenang gaya dada, kapasitas
vital paru, dan VO2Max secara bergantian dan dilakukan selama dua bulan.
Sesuai dengan jenis penelitian, maka teknik analisis data yang digunakan
ini dilakukan dengan menggunakan metode pre-test dan post-test. Uji normalitas
data menggunakan uji kolmogorov smirnov test karena jumlah sempel < 30.
Untuk uji korelasi menggunakan uji Correlations Bivariate dan paired sampel t-
test sebagai penjelas perbedaan data pretest dan posttest terdapat peningkatan
data dalam penelitian ini menggunakan software program SPSS for windows
data yang diteliti, meliputi korelasi nilai intensitas latihan, kapasitas vital paru, dan
VO2Max. Sesuai dengan jenis penelitian, maka teknik analisis data yang
untuk mengetahui frekuensi, persentase, dan rata-rata serta standar deviasi dari
Uji normalitas data dalam penelitian ini dengan statistik non parametrik
ketentuan jika signifikan > 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal. Uji
korelasi menggunkan program SPSS 23.0 dengan tujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya korelasi, besar korelasi dan arah korelasi antara variabel bebas
dan variabel terikat. Pada penelitian ini uji korelasi ditunjukkan untuk mengetahui
“Korelasi Intensitas Latihan (FITT), Kapasitas Vital Paru, dan Respon Daya
Keterangan :
Hα = ada korelasi
masing variabel dengan taraf signifikasi 5% atau 0,05. Uji-t menghasilkan nilai
hitung (t) dan nilai probabilitas (ρ) yang dapat digunakan untuk membuktikan ada
Apabila nilai probabilitas signifikasi > 0,05, maka Ho diterima dan Hα ditolak.
Apabila nilai probabilitas signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak dan Hα diterima.
Keterangan :
Hα = ada perbedaan
BAB IV
2019. Sampel yang digunakan penelitian ini adalah atlet cabang olahraga renang
kriteria inklusi yang sudah disebutkan di BAB 3, terdapat sebanyak 11 atlet yang
dengan Kemampuan Daya Tahan Renang Gaya Dada” yang diberikan sebuah
Karakteristik data sampel mengenai usia yaitu pada kelompok umur satu,
atlet renang, menguasai teknik berenang yang baik, sehat raga, dan jasmani.
Kelompok
Kelompok ITSD
Variabel
(n=11)
vital paru pretest minimum 3,75 liter, kapasitas vital paru pretest maximum 5,18
liter. Mean atau rata-rata kapasitas vital paru dari 11 sampel adalah 4,2855 liter,
dan diperoleh standar deviasi ,50597. Kapasitas vital paru posttest minimum
pada 2 bulan 3,92 liter, kapasitas vital paru posttest maximum 5,34 liter. Mean
atau rata-rata kapasitas vital paru dari 11 sampel adalah 4,5700 liter, dan
atau rata-rata VO2Max dari 11 sampel adalah 47,6091, dan diperoleh standar
posttest maximum 53,90. Mean atau rata-rata VO2Max dari 11 sampel adalah
Daya tahan pretest minimum 1267 detik, daya tahan pretest maximum
1403 detik. Mean atau rata-rata daya tahan dari 11 sampel adalah 1328,64 detik,
dan diperoleh standar deviasi 48,735. Daya tahan posttest minimum pada 2
bulan 1239 detik, daya tahan posttest maximum 1396 detik. Mean atau rata-rata
53
daya tahan dari 11 sampel adalah 1301,55 detik, dan diperoleh standar deviasi
49,885.
kapasitas_ kapasitas_
vital_paru_ vital_paru_ VO2MAX VO2MAX enduren_ enduren_
pretest posttest _pretest _posttest pretest posttest
N 11 11 11 11 11 11
< 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan normal. Jika nilai p > 0,05 maka data
intensitas latihan (FITT), kapasitas vital paru, respon daya tahan kardiorespirasi,
dan kemampuan daya tahan renang gaya dada maka data dapat disimpulkan
kemampuan daya tahan renang gaya dada pretest dan posttest dari pemberian
program latihan selama 2 bulan. Hasil analisis data penelitian ini sebagai berikut :
enduren_pretest enduren_posttest
**
enduren_pretest Pearson Correlation 1 .782
N 11 11
**
enduren_posttest Pearson Correlation .782 1
N 11 11
Berdasarkan tabel 7 dari data diatas, hasil uji korelasi intensitas latihan
(FITT) dengan kemampuan daya tahan renang gaya dada pretest dan posttest
Keterangan :
Hα = ada korelasi
Diketahui hasil uji korelasi pada penelitian ini diperoleh ρ 0,004 < 0,05,
antara daya tahan pretest dan posttest. Hasil nilai pearson correlation antara nilai
sebesar 0,782, maka dapat disimpulkan tingkat korelasi daya tahan pretest dan
kapasitas_vital_pa
ru_posttest enduren_posttest
**
kapasitas_vital_paru_posttest Pearson Correlation 1 .811
N 11 11
**
enduren_posttest Pearson Correlation .811 1
N 11 11
Berdasarkan tabel 8 dari data diatas, hasil uji korelasi kapasitas vital paru
Keterangan :
Hα = ada korelasi
Diketahui hasil uji korelasi pada penelitian ini diperoleh ρ 0,002 < 0,05,
antara kapasitas vital paru dengan kemampuan daya tahan renang gaya dada.
Hasil nilai pearson correlation antara nilai sebesar 0,811, maka dapat
disimpulkan tingkat korelasi kapasitas vital paru dengan kemampuan daya tahan
56
renang gaya dada terdapat pada kategori sangat kuat yaitu diantara 0,800 –
1,000.
VO2MAX_posttest enduren_posttest
**
VO2MAX_posttest Pearson Correlation 1 .840
N 11 11
**
enduren_posttest Pearson Correlation .840 1
N 11 11
Berdasarkan tabel 9 dari data diatas, hasil uji korelasi respon daya tahan
Keterangan :
Hα = ada korelasi
Diketahui hasil uji korelasi pada penelitian ini diperoleh ρ 0,001 < 0,05,
antara daya tahan kardiorespirasi dengan kemampuan daya tahan renang gaya
dada. Hasil nilai pearson correlation antara nilai sebesar 0,840, maka dapat
taha renang gaya dada terdapat pada kategori sangat kuat yaitu diantara 0,800 –
1,000.
Uji beda t-test dua rata-rata tes kapasitas vital paru, VO2Max, dengan
kemampuan daya tahan renang gaya dada dilakukan untuk mengetahui ada
Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata paired sampel t-test disajikan pada
Tabel 10. Analisis Perbedaan Kapasitas Vital Paru Pretest dan Posttest
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair kapasitas_vital_p
1 aru_pretest -
-.28455 .13508 .04073 -.37530 -.19380 -6.986 10 .000
kapasitas_vital_p
aru_posttest
Berdasarkan tabel 10 dari data diatas, hasil uji perbedaan kapasitas vital
paru pretest dan posttest, diperoleh nilai sig. 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan ada perbedaan rata-rata kapasitas vital paru pretest dan posttest.
58
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 VO2MAX_pr
etest -
-1.52727 1.01004 .30454 -2.20583 -.84872 -5.015 10 .001
VO2MAX_po
sttest
pretest dan posttest, diperoleh nilai sig. 0,001 < 0.05, maka dapat disimpulkan
Tabel 12. Analisis Perbedaan Daya Tahan Renang Pretest dan Posttest
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair enduren_pretest -
27.091 32.559 9.817 5.217 48.964 2.760 10 .020
1 enduren_posttest
Berdasarkan tabel 12 dari data diatas, hasil uji perbedaan daya tahan
renang pretest dan posttest, diperoleh nilai sig. 0,020 < 0.05, maka dapat
disimpulkan ada perbedaan rata-rata daya tahan renang pretest dan posttest.
59
Tabel 13. Deskripsi hasil tes peningkatan kemampuan daya tahan renang
gaya dada dengan program latihan (FITT)
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 11
program SPSS 23.0 diketahui daya tahan pretest minimum 1267 detik, daya
tahan pretest maximum 1403 detik. Mean atau rata-rata daya tahan dari 11
sample adalah 1328,64 detik, dan diperoleh standar deviasi 48,735. Daya tahan
posttest minimum pada 2 bulan 1239 detik, daya tahan posttest maximum 1396
detik. Mean atau rata-rata daya tahan dari 11 sample adalah 1301,55 detik, dan
4.2 Pembahasan
sebuah tes sebelum (pretest) dan tes sesudah (posttest). Tes yang diberikan
berupa tes kapasitas vital paru, VO2Max, dan daya tahan renang. Analisis data
berdistribusi normal dengan nilai p > 0,05 sehingga data dapat dianalisa dengan
uji korelasi pearson. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan p < 0,05 yang
artinya bahwa terdapat hubungan antara intensitas latihan (FITT), kapasitas vital
60
paru, respon daya tahan kardiorespirasi, dan kemampuan daya tahan renang
gaya dada.
korelasi intensitas latihan (FITT) dengan kemampuan daya tahan renang gaya
dada memiliki korelasi pada kategori kuat, hal ini dikarenakan penelitian ini
latihan.
Berdasarkan hasil uji t dengan paired sample t test menunjukkan p < 0.05
yang atinya terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttest kemampuan
daya tahan renang gaya dada, dapat disimpulkan ada perbedaan yang
pada hari senin, selasa, kamis, sabtu, dan minggu dengan tujuan latihan untuk
hubungan kapasitas vital paru dengan kemampuan daya tahan daya tahan
renang gaya dada memiliki korelasi yang baik, hal ini dikarenakan penelitian ini
latihan.
Willmore dan Costill (2004), mengatakan bahwa latihan fisik yang intens
jumlah mitikondia, enzim oksidatif dan mioglobin. Pada penelitian ini didapatkan
kategori VO2Max pada saat pretest dan posttest bagus dan tinggi dan nilai
kapasitas vital paru baik hal ini dikarenakan atlet disiplin program latihan yang
tertata.
faktor utama yang menentukan besarnya kapasitas vital paru yaitu kemampuan
paru dan rongga dada untuk berkembang. Besarnya daya kapasitas vital paru
latihan. Selama melakukan latihan daya tahan aerobik lebih banyak lagi oksigen
yang digunakan otot yang sedang bekerja, menurut Giri Wiarto (2015),
menjelaskan bahwa orang yang memiliki kapasitas vital paru besar akan lebih
beruntung karena frekuensi nafas tidak terlalu cepat, ventilasi paru yang pada
hingga 200 liter/menit, otot-otot pernafasan berperan dalam kapasitas vital paru
karena akan berguna dalam pengambilan daya tampung oksigen yang saat
konsumsi oksigen maksimal yang akan diraih karena tampungan oksigen yang
secara maksimal. Hal ini dapat disimpulkan faktor pendukung dari VO2Max
disimpulkan bahwa, kapasitas vital paru memiliki korelasi yang sangat kuat
dengan kemampuan daya tahan renang gaya dada, serta pola latihan aerobik
yang terprogram dengan teratur dapat menentukan nilai kapasitas vital paru
seorang atlet renang, di dalam penelitian ini antara kapasitas vital paru memiliki
korelasi yang sangat kuat, dan hasil saat pretest dan posttest kapasitas vital paru
dengan daya tahan atlet renang terdapat pada kategori sangat kuat yaitu
renang gaya dada memiliki korelasi pada kategori yang sangat kuat,
sesuai dalam program latihan. VO2Max dinilai sangat penting dalam mengetahui
kondisi atlet serta menentukan program latihan yang diterapkan secara efektif
untuk memberikan perkembangan kondisi fisik atlet renang. VO2Max yang baik
yang dimiliki, dapat berjalan dengan baik dan optimal. Berdasarkan hal tersebut,
yang harus diperhatikan yaitu: daya tahan kardiorespirasi, kekuatan otot, daya
tahan otot, kelentukan, dan komposisi tubuh. Dari kelima komponen tersebut
dari jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan grup otot-otot yang besar untuk
melakukan latihan-latihan yang keras dalam jangka waktu yang lama, (Brian J.
Sharkey, 2003).
seorang atlet akan mampu menerapkan teknik dan taktik secara maksimal,
sehingga dengan kemampuan daya tahan yang baik dapat membantu atlet
dalam meraih prestasi lebih mudah. Faktor keberhasilan dalam latihan dan
atlet renang.
Kendala dan keterbatasan dalam penelitian ini adalah jarak dari rumah
masing-masing atlet renang dengan kolam lokasi penelitian sangat jauh sehingga
mengganggu ketepatan waktu dan efektifitas waktu penelitian, dan latihan. Saat
pemantauan tes atlet latihan tidak sepenuhnya dilakukan dalam tiap harinya
sehingga atlet yang dipantau dalam penelitian tidak sepenuhnya tertib dalam
5.1 Simpulan
disimpulkan bahwa:
1. Hasil uji korelasi pearson intensitas latihan (FITT) dengan kemampuan daya
tahan renang gaya dada memiliki korelasi pada kategori kuat, dikarenakan
2. Hasil uji korelasi pearson hubungan kapasitas vital paru dengan kemampuan
daya tahan renang gaya dada memiliki korelasi pada kategori yang sangat
dengan kemampuan daya tahan renang gaya dada memiliki korelasi pada
5.2 Saran
menyarankan :
1. Bagi Atlet
program latihan sudah berada dalam urutan jadwal latihan perhari dan
2. Bagi Pelatih
latihan yang ada agar dapat meningkatkan kualitas atlet dan dapat menuju
Aiello, et al. 2008. Lung Diffusio Capacity can Predict Maximal Xercise in
Apparently Healthy Heavy Smokers. Journal of Sports Science and
Medicine, 7: 229-234.
Akhmad, I. 2015. Efek Latihan Berbeban terhadap Fungsi Kerja Otot. Jurnal
Pedagogik Keolahragaan, Vol. 1, No. 2:80-102.
Evelyn C. Pearce. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Jakarta: PT.
Guyton, A.C. dan Hall, J.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. (Irawati
Setiawan. Terjemahan). Jakarta: EGC. Buku asli diterbitkan Tahun 1996.
Haskell, W. L. et. al. 2007. “Updated Recommendation fot Adults From the
American College of Sports Medicine and American Heart Assosiation”.
Physical Activity and Public Health, Vol. 116, Issue 9: 1081-1093.
Isti, M. 2011. Perbedaaan Antara Nilai Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan
Sesudah Olahraga Renang Selama Dua Belas Minggu. Artikel Ilmiah.
Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang.
Muliarta, I. W. 2010. “Pengaruh Latiha Interval Anaerob dan Power Otot Tungkai
Terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada 50 Meter (Studi Eksperimen
Latihan Interval Anaerob Dengan Rasio Waktu Kerja Istirahat 1:2 Dan 1:3
Pada Siswa Putra Kelas IX Ekstrakurikuler Renang SMP Negeri 2
Singaraja-Bali)”. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Snell, P. G., Stray-Gundersen, J., Levine, B. D., Hawkins, M. N., & Raven, P. B.
2007. Maximal oxygen uptake as a parametric measure of cardiorespiratory
capacity. Medicine and Science in Sports and Exercise,39(1),103–107.
Sugiarto & Nanang, I. 2007. Korelasi Antara VO2 Max dan Vital Capasity Dengan
Ketahanan Menyelam Pada Mahasiswa Ikora Angkatan 2006. Procceding
Seminar Nasioanal PORPERTI. Yogyakarta: Kemahasiswaan UNY.
Welis, W. & Rifki, M. S. 2013. Gizi untuk Aktivitas Fisik dan Kebugaran. Fakultas
Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang.
Willmore, Jack.H & Costill, David.L, 2004. Physiology Of Sport And Exercise.2nd
ed. Champaign, Illionis: Human kinetics Published, Inc.
LAMPIRAN
70
1. 5x10m normal
2. 10x10m kaki katak kedua tangan di depan
3. 10x10m kaki katak pinggul main
4. 10x10m recovery
14-20 1 1. Gaya Dada
5. 4x10m weter filling
6. 10x10m dada normal
7. 10x50m dada normal
8. 2x10m CO
1. Gaya Crawl 1. 5x10m bebas normal
2. Gaya 2. 12x10m kaki kedua tangan di depan
Punggung 3. 12x10m kaki miring di ikuti bahu kemiringan 90
3. Gaya Dada derajat
4. Gaya Kupu 4. 10x10m recovery
21-27 2
5. 10x10m cats up
Juli
6. 4x10m weter filling
7. 5x10m tanpa ambil nafas
8. 10x50m normal
9. 2x10m CO
1. 5x10m bebas normal
2. 12x10m kaki kedua tangan di depan
3. 12x10m kaki miring di ikuti bahu kemiringan 90
1. Gaya Crawl
derajat
2. Gaya
4. 10x10m recovery
28-3 3 Punggung
5. 10x10m cats up
3. Gaya Dada
6. 4x10m weter filling
4. Gaya Kupu
7. 5x10m tanpa ambil nafas
8. 10x50m normal
9. 2x10m CO
1. 5x10m bebas normal
2. 12x10m kaki kedua tangan di depan
3. 12x10m kaki miring di ikuti bahu kemiringan 90
1. Gaya Crawl
derajat
2. Gaya
4. 10x10m recovery
4-10 4 Punggung
5. 10x10m cats up
3. Gaya Dada
6. 4x10m weter filling
4. Gaya Kupu
7. 5x10m tanpa ambil nafas
8. 16x50m normal
9. 2x10m CO
1. 5x10m bebas normal
2. 12x10m kaki kedua tangan di depan
3. 12x10m kaki miring di ikuti bahu kemiringan 90
1. Gaya Crawl
derajat
2. Gaya
4. 10x10m recovery
Agustus 11-17 5 Punggung
5. 10x10m cats up
3. Gaya Dada
6. 4x10m weter filling
4. Gaya Kupu
7. 5x10m tanpa ambil nafas
8. 16x50m normal
9. 2x10m CO
1. 5x10m bebas normal
2. 12x10m kaki kedua tangan di depan
3. 12x10m kaki miring di ikuti bahu kemiringan 90
1. Gaya Crawl
derajat
2. Gaya
4. 10x10m recovery
18-24 6 Punggung
5. 10x10m cats up
3. Gaya Dada
6. 4x10m weter filling
4. Gaya Kupu
7. 5x10m tanpa ambil nafas
8. 16x50m normal
9. 2x10m CO
89
Descriptive Statistics
Normalitas
kapasitas_vit kapasitas_vit
al_paru_pret al_paru_post VO2MAX_ VO2MAX_ enduren_p enduren_p
est test pretest posttest retest osttest
N 11 11 11 11 11 11
Correlations
Correlations
enduren_pretest enduren_posttest
N 11 11
N 11 11
Correlations
kapasitas_vital_paru
_posttest enduren_posttest
N 11 11
N 11 11
Correlations
VO2MAX_posttest enduren_posttest
N 11 11
N 11 11
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Pair 1 kapasitas_vital_paru
_pretest -
-.28455 .13508 .04073 -.37530 -.19380 -6.986 10 .000
kapasitas_vital_paru
_posttest
Paired Differences
Pair 1 VO2MAX_pretest -
Paired Differences
Pair 1 enduren_pretest -
27.091 32.559 9.817 5.217 48.964 2.760 10 .020
enduren_posttest
95
1 17,2 1 20,0
2 17.6 2 2 20,4
3 18,0 3 20,8
1 4 18,4 4 21,2
5 18,8 5 21,6
6 19,2 6 22,0
7 19,6 7 22,4
8 22,8
1 23,2 1 26,4
2 23,6 2 26,8
3 24,0 3 27,2
3 4 24,4 4 4 27,2
5 24,8 5 27,6
6 25,2 6 28,0
7 25,6 7 28,7
8 26,0 8 29,1
9 29,5
1 29,8 1 33,2
2 30,2 2 33,6
3 30,6 3 33,9
4 31,0 4 34,3
5 5 31,4 6 5 34,7
6 31,8 6 35,0
7 32,4 7 35,4
8 32,6 8 35,7
9 32,9 9 36,0
10 36,4
96
1 36,8 1 40,2
2 37,1 2 40,5
3 37,5 3 40,8
4 37,5 4 41,1
5 38,2 5 41,5
7 6 38,5 8 6 41,8
7 38,9 7 42,0
8 39,2 8 42,2
9 39,6 9 42,6
10 39,9 10 42,9
11 43,3
1 43,6 1 47,1
2 43,9 2 47,4
3 44,2 3 47,7
4 44,5 4 48,0
5 44,9 5 48,4
9 6 45,2 10 6 48,7
7 45,5 7 49,0
8 45,8 8 49,3
9 46,2 9 49,6
10 46,5 10 49,9
11 46,8 11 50,2
97
1 50,5 1 54,0
2 50,8 2 54,3
3 51,1 3 54,5
4 51,4 4 54,8
5 51,6 5 55,1
11 6 51,9 12 6 55,4
7 52,2 7 55,7
8 52,5 8 56,0
9 52,8 9 56,3
10 53,1 10 56,5
11 53,4 11 56,8
12 53,7 12 57,1
1 57,4 1 60,8
2 57,6 2 61,1
3 57,9 3 61,4
4 58,2 4 61,7
5 58,5 5 62,0
6 58,7 6 62,2
13 7 59,0 14 7 62,5
8 59,3 8 62,7
9 59,5 9 63,0
10 59,8 10 63,2
11 60,0 11 63,5
12 60,3 12 63,8
13 60,6 13 64,0
98
1 64,3 1 67,8
2 64,4 2 68,0
3 64,8 3 68,3
4 65,1 4 68,5
5 65,3 5 68,8
6 65,6 6 69,0
15 7 65,9 16 7 69,3
8 66,2 8 69,5
9 66,5 9 69,7
10 66,7 10 69,9
11 66,9 11 70,2
12 67,2 12 70,5
13 67,5 13 70,7
14 70,9
1 71,2 1 74,6
2 71,4 2 74,8
3 71,6 3 75,0
4 71,9 4 75,3
5 72,2 5 75,6
6 72,4 6 75,8
7 72,6 7 76,0
17 8 72,9 18 8 76,2
9 73,2 9 76,5
10 73,4 10 76,7
11 73,6 11 76,9
12 73,9 12 77,2
13 74,2 13 77,4
14 74,4 14 77,6
15 77,9
99
1 78,1 1 81,5
2 78,3 2 81,8
3 78,5 3 82,0
4 78,8 4 82,2
5 79,0 5 82,4
6 79,2 6 82,6
7 79,5 7 82,8
19 8 79,7 20 8 83,0
9 79,9 9 83,2
10 80,2 10 83,5
11 80,4 11 83,7
12 80,6 12 83,9
13 80,8 13 84,1
14 81,0 14 84,3
15 81,3 15 84,5
16 84,8
1 85,0
2 85,2
3 85,4
21 4 85,6
5 85,8
6 86,1
7 86,3
8 86,5
9 86,7
10 86,9
11 87,2
12 87,4
13 87,6
14 87,8
15 88,0
16 88,2
100
Pretest
Post Test