Anda di halaman 1dari 109

EFEK AKUT SPORT MASSAGE

TERHADAP PERUBAHAN DENYUT NADI, TEKANAN


DARAH DAN SUHU TUBUH PADA ATLET SEPAK BOLA
PERSIJE JEKULO KUDUS KELOMPOK UMUR 15 TAHUN

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk
memperoleh gelar Sarjana Olahraga

Oleh

Dwi Abdul Azis

6211418134

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023

i
ABSTRAK
Dwi Abdul Azis. 2023. Efek Akut Sport Massage Terhadap Perubahan
Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Suhu Tubuh Pada Atlet Sepak Bola
Persije Jekulo Kudus Kelompok Umur 15 tahun. Skripsi Jurusan Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Sri
Sumartingsih, S.Si., M.Kes., Ph.D.
Altet SSB PERSIJE Jekulo U15 merupakan seorang atlet yang menjalani
latihan sepakbola di Kabupaten Kudus. Dalam olahraga, terdapat beberapa
unsur kemampuan yang dapat mempengaruhi performa pemain. Salah satunya
adalah faktor kelelahan yang disebabkan oleh kurangnya waktu recovery dan
pemulihan pasca latihan. Pada saat keletihan, maka dibutuhkan proses
pemulihan atau recovery secepat mungkin. Sport massage merupakan metode
recovery yang umum digunakan kepada olahragawan. Sport massage dilakukan
dengan melakukan pijatan mempergunakan tangan dibagian otot pada anggota
badan. Sport massage memiliki suatu modifikasi teknik yang ditujukan secara
khusus guna memperlancar aliran darah yang ada di dalam badan manusia
melalui gerakan rubbing, massaging and beating di permukaan kulit dan otot
manusia dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek
akut sport massage terhadap perubahan denyut nadi, tekanan darah dan suhu
tubuh pada atlet sepakbola SSB PERSIJE U-15. Metode yang digunakan adalah
pre-experimental dengan menggunakan pre test and post test design. Dengan
sport massage sebagai variabel bebas dan denyut nadi, tekanan darah dan suhu
tubuh sebagai variabel terikat.
Bersumber dari analisis data melalui pengumpulan data, tabulasi dan penyajian
data hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa hasil analisis data
menunjukkan bahwa keseluruhan variabel pengujian memiliki nilai sig (2-tailed)
0,00. Maka karena nilai 0,00 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima
artinya ada pengaruh pemberian sport massage diantara post-test 1 dan post-
test 2.maka dapat disimpulkan bahwa pemberian sport massage setelah
melakukan program latihan FIFA 11+ dan Fartlek pada atlet SSB PERSIJE
Jekulo U-15 dapat meningkatkan kebugaran jasmani dikarenakan pemberian
sport massage mampu mengembalikan kelenturan otot dan peredaran darah
sehingga didapatkan nilai post-test 2 yang lebih rendah dari nilai post-test 1.
Simpulan dari penelitian ini didapati bahwa Sport Massage sebagai metode
recovery mampu memberikan efek pada perubahan denyut nadi, tekanan darah
dan suhu tubuh secara signifikan pada atlet SSB PERSIJE U-15 dalam fase
recovery. Oleh karena itu Sport Massage dapat diterapkan secara rutin sebagai
salah satu cara yang dapat digunakan dalam recovery pasca latihan dan
pertandingan.

Kata Kunci: Atlet Sepak Bola, Recovery, Sport Massage

ii
ABSTRACT

Dwi Abdul Azis. 2023. Acute Effects of Sport Massage on Changes in Pulse
Rate, Blood Pressure and Body Temperature in Persije Jekulo Kudus
Football Athletes Age Group 15 Years
. Thesis Department of Sports Science, Semarang State University. Supervisor
Sri Sumartingsih, S.Si., M.Kes., Ph.D.

Altet SSB PERSIJE Jekulo U15 is an athlete who is undergoing soccer


training in Kudus Regency. In sports, there are several elements of ability that
can affect a player's performance. One of them is the fatigue factor caused by the
lack of recovery time and post-exercise recovery. When fatigue occurs, a
recovery process is needed as quickly as possible. Sport massage is a recovery
method that is commonly used for athletes. Sport massage is done by doing
massage using the hands on the muscles in the limbs. Sport massage has a
modified technique specifically aimed at facilitating blood flow in the human body
through precise rubbing, massaging and beating movements on the surface of
the human skin and muscles. This study aims to determine the effect of the acute
effects of sports massage on changes in pulse rate, blood pressure and body
temperature in SSB PERSIJE U-15 football athletes. The method used is pre-
experimental by using pre test and post test design. With sport massage as the
independent variable and pulse, blood pressure and body temperature as the
dependent variables.
Sourced from data analysis through data collection, tabulation and presentation
of research data and discussion results, it is known that the results of data
analysis indicate that all test variables have a sig (2-tailed) value of 0.00. So
because the value is 0.00 <0.05 it can be concluded that the hypothesis is
accepted meaning that there is an effect of giving sport massage between post-
test 1 and post-test 2. So it can be concluded that giving sport massage after
carrying out the FIFA 11+ and Fartlek training programs on athletes SSB
PERSIJE Jekulo U-15 can improve physical fitness because giving sports
massage is able to restore muscle flexibility and blood circulation so that post-test
2 scores are lower than post-test 1 scores.

The conclusion from this study is that Sport Massage as a recovery method can
significantly influence changes in pulse rate, blood pressure and body
temperature in SSB PERSIJE U-15 athletes in the recovery phase. Therefore
Sport Massage can be applied routinely as a way that can be used in recovery
after training and matches.

Keywords: Soccer Athlete, Recovery, Sport Massage

iii
ERYATAAN

iv
v
PENGESAHAN

Skripsi atas nama Dwi Abdul Azis, NIM 6211418134, Jurusan Ilmu

Keolahragaan dengan Judul ‘’Efek Akut Sport Massage Terhadap Perubahan

Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Suhu Tubuh Pada Atlet Sepak Bola Persije

Jekulo Kudus Kelompok Umur 15 tahun’’ telah dipertahankan dihadapan sidang

Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang pada hari senin, Tanggal 14 Agustus 2023.

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd Sugiarto, S.Si, M.Sc.


NIP. 196103201984032001 NIP. 198012242006041001

Dewan Penguji

(Penguji I) ………………..
1. Prof. Dr. Setya Rahayu, M.S.
NIP. 196111101986012001

2. dr. Anies Setiowati, M. Gizi. (Penguji II) ………………..


NIP. 197704132005012003

3. Sri Sumartiningsih, S. Si., M. Kes., Ph.D. (Penguji III) ..……………..

vi
NIP.198309182005012003

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO

Kebahagiaan terbesar kita tidak tergantung pada situasi hidup di mana kita
berada, tapi selalu dari hasil dari kesadaran yang baik, kesehatan yang baik,
pekerjaan, dan kebebasan dari semua tujuan.

-Thomas Jefferson

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tua, bapak Mundhofar, Ibu Kuntinah.


Yang selalu mendoakan dan mendukung anaknya
tanpa mengenal Lelah.
2. Pacar Dwi Hiroiummi Lihawa yang selalu memberi
Support dan semangat kepada saya sampai saya
menyelesaikan tugas Skripsi ini.
3. Pengawas dan staf Jurusan Ilmu Keolahragaan.
4. Dosen pembimbing yang sangat ramah dan baik hati,
Ibu Sri Sumartiningsih, S. Si., M. Kes., Ph.D. yang
sudah membantu menyelesaikan skripsi dan
membantu dalam berbagai hal.
5. Pengurus academy Persije Jekulo dan Tim Pelatih.
6. Temen-temen di desa sampai temen-temen IKOR UNNES Angkatan
2018.

Semarang, 14 Juni 2023

Penulis

vii
PRAKATA

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah

dan kemudahan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul ‘’Efek Akut Sport Massage Terhadap Perubahan Denyut Nadi,

Tekanan Darah dan Suhu Tubuh Pada Atlet Sepak Bola Persije Jekulo Kudus

Kelompok Umur 15 tahun’’ sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

di Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik

tanpa bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Penulis juga

menyadari bahwa dalan penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan. Penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai masukan berharga

bagi karya penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca dan turut memberikan kontribusi dalam kemajuan pendidikan di

Indonesia.

Semarang, 14 Juni 2023

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK..............................................................................................................ii
ABSTRACT...........................................................................................................iii
LEMBAR PERYATAAN........................................................................................iv
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................v
PENGESAHAN.....................................................................................................vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................vii
PRAKATA...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah......................................................................................9
1.3 Pembatasan Masalah...................................................................................9
1.4 Rumusan masalah........................................................................................9
1.5 Tujuan Penelitian........................................................................................10
1.6 Manfaat Penelitian......................................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................11
2.1 Landasan Teori...........................................................................................11
2.1.1 Pengertian Massage............................................................................11
2.1.2 Sport Massage.....................................................................................13
2.1.2.1 Jenis Sport Massage………....…………………………………….15
2.1.3 Denyut Nadi.........................................................................................29
2.1.4 Tekanan Darah....................................................................................33
2.1.5 Suhu Tubuh..........................................................................................34
2.2 Penelitian Terdahulu Yang Relevan...........................................................36

ix
2.3 Kerangka Berfikir........................................................................................37
2.4 Hipotesis Penelitian....................................................................................39
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................40
3.1 Jenis Dan Desain Penelitian.......................................................................40
3.2 Variabel Penelitian......................................................................................40
3.3 Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan sample...................................40
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data...................................................................41
3.4 Prosedur Penelitian....................................................................................41
3.5 Instrumen Penelitian...................................................................................44
3.6 Teknik Analisis Data...................................................................................44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................46
4.1 Hasil Penelitian...........................................................................................46
4.2 Uji Normalitas Data.....................................................................................47
4.3 Uji Homogenitas.........................................................................................49
4.1.3 Uji Wilcoxon (Pengujian Hipotesis)......................................................49
4.2 Pembahasan...............................................................................................51
4.3 Keterbatasan Penelitian..............................................................................53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................................55
5.1 Simpulan.....................................................................................................55
5.2 Saran..........................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................57
LAMPIRAN..........................................................................................................62

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Deskriptif Data ……………………………………..................................46
Tabel 4.2 Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk Variabel Diastolik…….47
Tabel 4.3 Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk Variabel Sistolik……...47
Tabel 4.4 Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk Variabel Denyut Nadi..48
Tabel 4.5 Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk Variabel Suhu Tubuh..48
Tabel 4.6 Uji Homogenitas……………………………………………………………49
Tabel 4.7 Hasil Uji Wilcoxon………………………………………………………….49

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gerakan Efflurage………………………………………………………17

Gambar 2.2 Manipulasi Petrissage…………………………………………………..19

Gambar 2.3 kneading 1…………………………………………………………….....19

Gambar 2.4 Kneading 2……………………………………………………………….20

Gambar 2.5 kneading 3……………………………………………………………….20

Gambar 2.6 pickhing up.…………………………………….………….…………….21

Gambar 2.7 Skin Rolling……………………………………………………….……..21

Gambar 2.8 Shaking (Menggoncang)……………………………………………….22

Gambar 2.9 Beating……………………………………………………………………24

Gambar 3.0 Clapping………………………………………………………………….25

Gambar 3.1 Hacking…………………………………………………………………..26

Gambar 3.2 Friction……………………………………………………………………27

Gambar 3.3 Stroking…………………………………………………………………..28

Gambar 3.4 Kerangka Berfikir………………………………………………………..38

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Dokumen Usulan Pembimbing…………………………………

61

Lampiran 2. Surat Memo

Pembimbing……………………………………….62

Lampiran 3. Surat SK Pembimbing…………………………………………..63

Lampiran 4. Surat Instrumen of Arrangement (IA) Observasi…………………….64


Lampiran 5. Surat Izin Observasi…………………………………………………….65
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian…………………………………………………….66
Lampiran 7. Surat Pengantar Ethical Clearance (EC)……………………………..67
Lampiran 8. Surat Ethical Clearance (EC)…………………………………………..68
Lampiran 9. Lembar validasi ahli…………………………………………………….69
Lampiran 10. Lembar validasi ahli …………………………………………………..70
Lampiran 11. Data Hasil Pre-test tinggi badan dan Berat badan…………………71
Lampiran 12. Data Hasil Postest 1 tinggi badan dan Berat badan……………….72
Lampiran 13 . Data Hasil Postest 2 tinggi badan dan Berat badan………………73
Lampiran 14 . Data Hasil Pretest Variabel Peneltian………………………………74
Lampiran 15. . Data Hasil Posttest 1 Variabel Peneltian………………………….75
Lampiran 16. Data Hasil Posttest 2 Variabel Peneltian……………………………76
Lampiran 17. Hasil Pengolahan SPSS………………………………………………77
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian……………………………………….………89

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik yang melalui partisipasi

acak atau terorganisir, diarahkan pada ekspresi atau peningkatan

kesejahteraan fisik dan mental, pembentukan hubungan sosial atau

pencapaian hasil dalam kompetisi semua level (Sutula, 2018). Segala

aktivitas yang berkaitan dengan olahraga wajib memiliki peraturan yang jelas

dan memiliki struktur teratur dan terukur. Dalam melaksanakan aktivitas

olahraga seseorang memiliki tujuan meningkatkan keahlian dan

keterampilan di setiap cabang olahraga yang ditekuni salah satunya sepak

bola.

Sepak bola adalah permainan yang dimainkan antara dua tim yang

terdiri dari sebelas orang, di mana masing-masing tim mencoba untuk

menang dengan menendang bola ke gawang tim lain. Sepak bola pertama

kali diperkenalkan di Inggris pada tahun 1863 dengan dibentuknya Football

Asociation (Kitching, 2015). Awal mula munculnya sepak bola terjadi di

China, pada masa kekaisaran Han. Kekuasaan kaisar Han ditaksir terjadi

pada abad 2-3. Di zaman kaisar Han sepakbola dimainkan melalui media

kulit hewan yang digulung menyerupai bola. Sepak bola di Indonesia dibawa

oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1914 pada masa

penjajahan (Agustina, 2020).

Sepak bola adalah olahraga yang merupakan sarana hiburan dan

pertandingan digemari oleh semua rentang usia di setiap penjuru dunia.

Permainan sepak bola memiliki tujuan yaitu setiap tim berusaha

menyarangkan bola ke dalam gawang tim yang lain demi terciptanya sebuah

1
gol. Gol diciptakan dengan menendang atau menanduk bola ke dalam

gawang lawan, setiap gol dihitung dengan skor satu, dan tim yang paling

banyak menciptakan gol pemenangnya (Endie, 2019). Oleh karena itu,

sepak bola merupakan salah satu olahraga yang mengharuskan pemain

memiliki mobilitas dan performa fisik yang prima. Mobilitas diperlukan

pemain karena harus melakukan serangan ke area tim lawan disaat lawan

belum siap menerima serangan untuk mencetak gol. Sedangkan performa

fisik yang prima diperlukan karena olahraga sepak bola rentan terjadi duel

fisik yang menghasilkan benturan dan pergesekan tubuh yang keras.

Sepak bola adalah olahraga yang memerlukan kondisi fisik yang optimal

untuk mencapai performa terbaik. Atlet sepak bola terlibat dalam aktivitas

fisik yang intens, termasuk berlari, melompat, bergerak cepat, dan bertahan

dalam pertandingan yang penuh tekanan. Kondisi fisik yang baik adalah

faktor krusial dalam membantu para pemain menjalani pertandingan dengan

baik dan menghindari risiko cedera. Namun, aktivitas yang berulang dan

intensitas permainan dapat menyebabkan stres dan ketegangan pada otot,

ligamen, dan jaringan lunak lainnya dalam tubuh atlet. Pemain sepak bola

diharuskan mengetahui kebugaran jasmani yang dimilikinya. Komponen

kebugaran jasmani terdiri atas tiga komponen dimana komponen terpenting

yang berkaitan dengan kesehatan adalah denyut nadi atau pulse, tekanan

darah atau blood pressure dan suhu tubuh atau temperature.

Permainan sepak bola mengharuskan setiap atlet memiliki kemampuan

daya tahan maksimal yang baik atau tinggi lebih diutamakan. Hal ini

dikarenakan apabila terdapat atlet yang memiliki skill dan teknik bermain

2
yang seimbang, maka penentu kemenangan atau kekalahan didasarkan

pada kodisi fisik dan mental setiap atlet.

Kondisi fisik dan kebugaran fisik memiliki peranan yang sangat penting

dalam performa dan keselamatan para pemain sepak bola. Kebugaran fisik

tidak hanya mempengaruhi kemampuan mereka dalam bermain di lapangan,

tetapi juga berdampak pada kesehatan mereka secara keseluruhan.

Kebugaran fisik yang baik meningkatkan kemampuan pemain untuk

menjalankan berbagai gerakan sepak bola seperti berlari, melompat,

berputar, dan mengontrol bola. Pemain yang memiliki kondisi fisik yang baik

dapat menjaga kinerja mereka di level tertinggi sepanjang pertandingan.

Sepak bola melibatkan pertandingan dengan durasi yang relatif panjang,

terkadang bahkan mencapai 90 menit atau lebih dengan tambahan waktu.

Kebugaran fisik yang baik memungkinkan pemain untuk tetap berenergi dan

fokus sepanjang pertandingan. Kebugaran fisik yang buruk dapat

meningkatkan risiko cedera pada pemain. Otot yang lemah atau

ketidakseimbangan otot dapat menyebabkan cedera seperti regangan otot,

ligamen yang robek, atau cedera lainnya. Dengan menjaga kebugaran fisik,

pemain dapat mengurangi risiko cedera.

Setelah pertandingan atau latihan yang intens, pemulihan fisik yang

cepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan kebugaran jangka

panjang. Kebugaran fisik yang baik dapat mempercepat proses pemulihan

dan mempersiapkan pemain untuk pertandingan berikutnya. Program lahitan

yang baik harus memberikan waktu atlet untuk dapat melakukan recovery

atau pemulihan kebugaran fisiknya.

3
Recovery adalah proses pengembalian atau pemulihan pada keadaan

semula terhadap pemulihan fisik dan jiwa (physiological, psychological) yang

berkaitan erat dengan waktu (Kellmann et al., 2018). Seorang atlet sepak

bola memerlukan recovery agar dapat mengembalikan kebugaran dan

kondisi fisik yang prima agar dapat menjalankan program latihan yang

lainnya secara maksimal. Recovery atau pemulihan dibedakan menjadi tiga

jenis yakni pemulihan pasif, pemulihan aktif dan proaktif (Kellmann et al.,

2018). Salah satu cara pemulihan yang efektif adalah dengan cara

pemulihan secara pasif. Pemulihan pasif didefinisikan sebagai memberikan

istirahat pada tubuh dari latihan fisik secara intensif. Sedangkan pemulihan

aktif adalah segala jenis latihan yang dilakukan atlet dengan intensitas

rendah yang membuat perasaan lebih baik setelah berolahraga

dibandingkan sebelum melakukannya (Ortiz et al., 2018). Pemulihan secara

pasif merupakan cara efektif dalam memulihkan kondisi dan kebugaran fisik

atlet. Pemulihan pasif dapat dilakukan dengan menggunakan terapi

massage. Sebagian besar ahli tidak mampu memberikan kepastian

mengenai histori berkaitan dengan penemual massase dan kapan tepatnya

masase diperkenalkan dan dimplementasikan oleh seorang manusia. Hal ini

dikarenakan keseluruhan ahli tidak memiliki pengetahuan waktu penemuan

masase untuk pertama kali, mereka hanya memiliki pendapat dan

menaksirkan waktu implementasi masase oleh manusia. Jung Chang Hee

mengemukakan pendapatnya pada sebuah buku dengan judul “Massage

Olahraga untuk Masyarakat Umum” dalam buku ini diterangkan bahwasanya

massage telah di implementasikan pada saat proses manusia dilahirkan.

Pendapat tersebut dibuktikan melalui keberadaan teknik massage dalam

4
pahatan di dinding dan reliefe berupa gambaran proses massage. Sejarah

kemunculan massage juga bisa ditemukan pada hand-book kedokteran.

Sementara itu Sumaryanti melalui karyanya dengan judul “Massage

Olahraga” mengungkapkan bahwasannya sebagain besar ahli membuat

perkiraan proses massage sudah dilaksanakan pada zaman dimana sudah

terbentuk kelompok-kelompok manusia. Alasan yang mendasari yaitu

dikarenakan keilmuan massage bisa diajarkan dan diteruskan untuk semua

kalangan dari dewasa hingga usia dini serta proses massage tidak hanya

dilakukan pada manusia tetapi dapat diterapkan pada binatang peliharaan.

Berdasarkan definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa massage

merupakan suatu pijatan yang di implementasikan pada raga dan badan

manusia dengan tujuan untuk mengurangi rasa sakit. Hal ini disebabkan

adanya naluri yang dimiliki untuk memijat bagian badan dengan

menggunakan kedua tangan untuk meminimalisir rasa sakit. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas massage telah dilaksanakan

saat manusia tercipta di bumi (Wibowo and Kurniawan 2021). Terdapat

beberapa jenis terapi massage yang dapat diterpakan diantaranya sport

massage dan masase kebugaran pasca aktivitas fisik.

Massage termasuk suatu seni dalam pergerakan tangan yang memiliki

tujuan utama memberikan rasa nyaman, tenang dan memelihara kebugaran

fisik (Kurniawan & Ardani, 2021). Sport massage merupakan suatu metode

pemulihan anggota tubuh melalui pijatan khusus pada seorang atlet yang

berkecimpung dalam dunia olahraga. Perbedaan utama diantara massage

biasa dengan sport massage terletak pada tata cara implementasinya.

Teknik yang dipergunakan untuk mengatasi rasa lelah pada atlet merupakan

5
metode khusus yang tidak dapat di implementasikan pada massage biasa

(Kurniawan & Ardani, 2021). Sport massage bertujuan memberikan manfaat

pada peningkatan, pemulihan, kinerja, dan pencegahan cedera dengan

metode sederhana dan hemat waktu (Davis et al., 2020). Seorang atlet

membutuhkan adanya perawatan berupa masase setelah melakukan

beberapa kejuaraan dan latihan guna menjaga kondisi fisiknya agar tetap

prima.

Sport massage merupakan suatu rancangan berupa tata cara

melakukan pijatan khusus kepada seorang pelaku olah raga dalam hal ini

atlet (Kurniawan & Ardani, 2021). Sport massage dilakukan dengan

melakukan pijatan mempergunakan tangan dibagian otot pada anggota

badan. Sport massage memiliki suatu modifikasi teknik yang ditujukan

secara khusus guna memperlancar aliran darah yang ada di dalam badan

manusia melalui gerakan rubbing, massaging and beating di permukaan kulit

dan otot manusia dengan tepat. Sport massage mampu memberikan

relaksasi pada fikiran, mental dan raga manusia. Oleh karena itu sport

massage memiliki manfaat yang besar bagi seorang pelaku olahraga. Sport

massage wajib dilaksanakan guna mencegah adanya cidera serta

melakukan perawatan pada tubuh atlet untuk meningkatkan prestasinya

ketika turun dalam suatu even kejuaraan.

Tahapan yang dilaksanakan dalam penerapan sport massage pada atlet

yaitu melakukan pemijatan pada tungkai atas kemudian berurutan sampai

telapak kaki, selanjutnya pemijatan dilakukan pada pinggang dan punggung,

yang kemudian diikuti pada area pantat, lengan, bahu dan dada atlet.

Masase olahraga yang diberikan dapat mendatangkan kebugaran,

6
memperbaiki kinerja otot serta persendian tubuh. Dilain sisi sport massage

memiliki kemampuan menyembuhkan cidera akibat intensitas gerakan yang

tinggi pada tubuh manusia, memperbaiki kerusakan syaraf dan anggota

tubuh yang lain.

Sport massage dilakukan dengan tujuan menanggulangi kelelahan yang

dialami oleh atlet sepak bola agar dapat kembali ke kondisi kebugaran yang

prima. Untuk mengetahui seorang atlet mengalami kelelahan dapat dilihat

pada peningkatan denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh serta kondisi fisik

atlet. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi denyut nadi,

tekanan darah dan suhu tubuh seseorang diantaranya usia, gender, posisi

tubuh serta excersise. Excersise atau latihan fisik yang dilakukan memiliki

pengaruh pada cardiovascular, pengaruh tersebut disebabkan karena

aktifitas yang dilakukan dengan menggunakan seluruh atau sebagian

anggota tubuh memicu adanya kenaikan denyut nadi dan ritme pernafasan.

Denyut nadi adalah gerakan posisional dan lokal, yang berasal dari

sumber vital utama yaitu jantung dan arteri (Vaghasloo et al., 2017). Denyut

nadi merupakan suatu gelombang yang terjadi karena adanya proses

jantung memompa aliran darah untuk diteruskan pada nadi, aorta danareteri.

Seorang manusia bisa merasakan adanya pulse dengan cara meraba arteri

yang terdapat pada bagian kulit manusia, sebagai contoh pada pergelangan

tangan manusia (Sandi, 2016).

Saat melakukan olahraga seorang atlet sepakbola mengalami adanya

kenaikan tekanan darah karena aktivitas pada tubuhnya. Tekanan darah

adalah parameter pengukuran paling umum dalam pengujian klinis (Magder,

2018). Blood pressure merupakan penekanan yang dilakukan oleh jantung

7
pada bilik jantung untuk diteruskan ke seluruh bagian tubuh (Zanchetti,

2015). Penekanan ini bersifat continue di dalam pembuluh darah sehingga

memberikan kemungkinan darah teralir dengan stabil. Blood pressure

sangatlah krusial dikarenakan memiliki sifat mendorong darah dalam fungsi

peredaran ke semua aliran yang ada dalam tubuh manusia. Blood pressure

sering dijelaskan oleh penekanan yang terjadi diantara systolic pada

diastolyc. Implementasi massage yang dilaksanakan secara rutin dapat

mengurangi tekanan darah tersebut, serta mengurangi kandungan hormon

stres, mengurangi rasa cemas yang nantinya akan memperbaiki sel-sel

darah pada tubuh (Fitriani & Sitepu, 2018).

Seorang atlet setelah melakukan olahraga akan mengalami kenaikan

pada suhu tubuhnya. Kenaikan suhu tubuh terjadi karena adanya kelelahan

yang disebabkan adanya pergesekan otot yang digunakan selama

berolahraga. Suhu tubuh ialah suatu kondisi dimana terdapat transisi kondisi

tubuh yang semula panas menjadi dingin kondisi tersebut dapat diukur

menggunakan alat pengukur suhu dengan satuan celsius (C°) (Sandi, 2016).

Semakin tinggi temperatur seorang atlet maka semakin tinggi pula aktivitas

fisik yang dilakukan sehingga dapat memicu terjadinya kelelahan.

Peneliti melakukan observasi pada atlet sepak bola SSB PERSIJE

Jekulo Kudus kelompok umur 15 tahun, hasil observasi menujukan

bahwasanya seluruh atlet yang menjalani latihan terindikasi mengalami

gejala kelelahan pada saat menjalani pertandingan. Kelelahan yang dialami

atlet terjadi pada akhir paruh kedua dimulai pada menit ke 80. Dari beberapa

atlet yang diwawancarai mengaku bahwa mereka mudah mengalami

kelelahan ketika memasuki paruh ke 2 terutama setelah 80 menit. Sport

8
massage dilakukan untuk mengatasi kelelahan pada seorang atlet. Indikator

kelelahan seorang atlet dapat dilihat pada perubahan denyut nadi, tekanan

darah dan suhu tubuh.

Metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah tersebut

peneliti menggunakan sport massage sebagai metode pasif dalam

meminimalkan efek kelelahan setelah aktivitas olahraga. Alasan

penggunaan metode ini dikarenakan sport massage memiliki manfaat dalam

peningkatan, perawatan serta pemulihan kebugaran jasmani seorang atlet

yang dapat memberikan suatu peluang memperoleh kinerja yang lebih baik

untuk menghasilkan kemenangan dengan mengurangi resiko cidera.

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan diatas maka peneliti

melakukan penelitian yang berjudul “Efek Akut Sport Massage Terhadap

Perubahan Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Suhu Tubuh Pada Atlet Sepak

Bola PERSIJE Jekulo Kudus Kelompok Umur 15 Tahun”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat di

identifikasi masalah sebagai berikut :

1) Atlet sepak bola SSB PERSIJE Jekulo Kudus kelompok umur 15 tahun

memiliki Denyut nadi yang kencang setelah melakukan latihan.

2) Atlet sepak bola SSB PERSIJE Jekulo Kudus kelompok umur 15 tahun

memiliki tekanan darah yang tinggi setelah latihan.

3) Atlet sepak bola SSB PERSIJE Jekulo Kudus kelompok umur 15 tahun

memiliki temperatur suhu tubuh yang tinggi setelah latihan.

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka perlu

diadakan pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas

9
permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini dibatasi pada permasalahan

sebagai berikut :

1) Variabel yang digunakan yaitu sport massage, denyut nadi, tekanan

darah dan suhu tubuh.

2) Objek penelitian dilakukan pada atlet sepak bola SSB PERSIJE Jekulo

Kudus Kelompok Umur 15 Tahun.

3) Penelitian dilakukan pada bulan September Tahun 2022.

1.4 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah serta identifikasi

masalah maka peneliti mengangkat permasalahan sebagai berikut:

1) Apakah terdapat efek sport massage terhadap perubahan denyut nadi

pada atlet sepak bola PERSIJE Jekulo kelompok umur 15 tahun sebelum

dan sesudah latihan?

2) Apakah terdapat efek sport massage terhadap perubahan tekanan darah

pada atlet sepak bola PERSIJE Jekulo kelompok umur 15 tahun sebelum

dan sesudah latihan?

3) Apakah terdapat efek sport massage terhadap perubahan suhu tubuh

pada atlet sepak bola PERSIJE Jekulo kelompok umur 15 tahun sebelum

dan sesudah latihan?

1.5 Tujuan Penelitian


1) Menurunkan detak denyut nadi yang kencang pada atlet sepak bola SSB

PERSIJE Jekulo Kudus Kelompok Umur 15 Tahun setelah latihan.

2) Menurunkan tingkat tekanan darah pada atlet sepak bola SSB PERSIJE

Jekulo Kudus Kelompok Umur 15 Tahun setelah latihan.

3) Menurunkan suhu tubuh yang tinggi setelah latihan pada atlet sepak bola

SSB PERSIJE Jekulo Kudus Kelompok Umur 15 Tahun setelah latihan.

10
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk

mengembangkan dan meningkatkan prestasi atlet sepak bola, khususnya

memiliki kondisi denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh yang baik

dengan menggunakan sport massage sebagai metode untuk

memperbaikinya.

1.6.2. Manfaat Praktis


Atlet sepak bola dapat mengetahui kondisi fisik masing-masing.

Sehingga dari hasil pengukuran dapat membantu pelatih ketika

memberi latihan dengan intensitas yang berat untuk mempertimbangkan

akan kondisi denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh.

11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Sport Massage
Massage termasuk suatu seni dalam pergerakan tangan yang memiliki

tujuan utama memberikan rasa nyaman, tenang dan memelihara kebugaran

fisik (Kurniawan & Ardani, 2021). Pijat umumnya didefinisikan sebagai

manipulasi jaringan lunak, sedangkan terapi pijat adalah penerapan pijat

secara sistematik. Beberapa sumber memperluas definisi terapi pijat untuk

memasukkan sistematis manipulasi manual jaringan lunak untuk

meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan (Kennedy et al., 2016).

Massage yang dilakukan dengan tepat dapat meredakan ketegangan otot,

melancarkan peredaran darah dan sirkulasi limfatik, meningkatkan

fleksibilitas, membantu pemulihan dalam penanganan cedera, mengurangi

rasa sakit, mengurangi tingkat keparahan cedera dan mencegah cedera.

Pijat mengandung elemen lain dari lingkungan dan interaksi psikososial di

luar sistem mekanik atau bahkan neurologis jaringan yang dilakukan pada

jaringan otot tubuh manusia. Terapi pijat terdiri dari penerapan pijat dan

komponen non-tangan, termasuk promosi kesehatan dan edukasi

pendidikan untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap

kesehatan tubuh.

Teknik manipulasi massage yang dapat diterapkan pada tubuh manusia

terbagi atas counterstrain technique, muscle energy technique, soft tissue

technique, thrust technique, sport massage (Nagrale et al., 2010). Lima

teknik manipulasi tersebut dijelaskan sebagai berikut :

12
1) Counterstrain technique

Counterstrain technique adalah teknik terapi manual dimana terapis

hanya menggunakan tangan mereka untuk pengobatan nyeri otot dan

sendi. Pemijatan ini dilakukan pada otot hipertonik dengan tujuan

membantu meningkatkan kenyamanan pada posisi tertentu dan baik

untuk mengobati kejang otot dan nyeri otot akut (Paul & Balakrishnan,

2018).

2) Muscle energy technique

Muscle energy technique adalah suatu metode pemijatan yang

menggunakan teknik mobilisasi jaringan lunak dengan menggabungkan

kontraksi isometric (Nugraha et al., 2020).

3) Soft tissue technique

Soft tissue technique adalah teknik pijat pada jaringan lunak bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan melalui efek

mekanisnya pada jaringan lunak tubuh seperti gesekan, kompresi, geser

jaringan, dan pelepasan myofascial (Mylonas et al., 2021).

4) Thrust technique

Thrust technique adalah teknik pijat yang menggunakan kekuatan untuk

mengembalikan gerakan ke sendi. Thrust technique memiliki teknik

dorong yang juga dikenal sebagai teknik manipulatif kecepatan

tinggi/amplitudo rendah yang menghasilkan efek pemisahan sendi

(Hegganvar & Fernandes, 2021).

13
5) Sport massage

Sport massage adalah sebagai sekumpulan teknik pijat yang dilakukan

pada atlet atau individu aktif dengan tujuan membantu pemulihan atau

mengobati cidera ringan (Brumitt, 2008).

Beberapa teknik sport massage memiliki manfaat yang berbeda-beda.

Pada penelitian ini yang menjadi fokus penulis adalah penerapan teknik

sport massage pada atlet sepak bola pasca menjalani latihan.

2.1.2 Sport Massage


Seorang atlet seringkali harus menghadapi cidera ketika melakukan

suatu olahraga baik pada saat laithan dan melakukan pertarungan. Apabila

seorang atlet dalam kondisi cidera maka kebugaran dan kondisi fisiknya

mengalami penurunan sehingga menyebabkan atlet tersebut tidak bisa

memperoleh kemenangan ketika melakukan pertandingan. Walaupun

olahraga memiliki dasar keilmuan serta terdapat teknik latihan, akan tetapi

seorang atlet masih memungkinkan memiliki peluang cidera baik dalam

kompetisi profesional ataupun amatir (Kurniawan & Ardani, 2021). Seiring

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi beberapa ahli mulai

melakukan suatu penelitian untuk menghasilkan suatu metode yang dapat

mencegah cidera pada olahragawan secara efektif. Metode yang ditemukan

tersebut diharapkan mampu mengurangi jumlah cidera yang dialami para

atlet secara signifikan sehingga mereka bisa menghasilkan prestasi yang

optimal. Sport massage merupakan suatu temuan yang telah dibuktikan

mampu menjaga kebugaran jasmani seorang atlet untuk menghindari resiko

cidera di seluruh negara.

Sport massage merupakan suatu metode pemulihan anggota tubuh

melalui pijatan khusus pada seorang atlet yang berkecimpung dalam dunia

14
olahraga. Perbedaan utama diantara masase biasa dengan sport massage

terletak pada tata cara pengimplementasiannya. Teknik yang dipergunakan

untuk mengatasi rasa lelah pada atlet merupakan metode khusus yang tidak

dapat di implementasikan pada masase biasa. Tujuan sport massage secara

garis besar dijelaskan berikut ini (Kurniawan & Ardani, 2021). :

1. Memperlancar pendistribusian darah, utamanya pada suatu proses

pendorongan darah venosa yang mengarah ke jantung. Pendistribusian

darah yang lancar dapat membakar kandungan dan nutrisi yang

dikonsumsi manusia untuk selanjutnya diproses menjadi suatu energi

dengan cepat dan efisien.

2. Memberikan rangsangan pada syaraf, utamanya pada bagian periferer

guna menaikkan rasa peka seorang atlet pada suatu rangsangan.

3. Menaikkan tingkat kelenturan serta otot untuk mempertinggi daya

kerjanya.

4. Membersihkan dan menghaluskan kulit.

Tujuan lain yang dimiliki oleh pemijatan yang di implementasikan pada

olahragawan adalah melakukan peremajaan pada raga serta memberikan

kesempatan seorang atlet untuk menenangkan dan mengatur psikologinya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sport massage mempunyai berbagai

macam manfaat dalam bekal sport science. Sport massage wajib

dilaksanakan oleh seorang olahragawan agar dapat meminimalisir risiko

cidera serta memperbaiki kesehatan dan kondisi fisik agar dapat

menghasilkan prestasi yang optimal.

Seseorang dikatakan memiliki kemampuan untuk melaksanakan sport

massage memerlukan latar belakang keilmuan fisio, ilmu anatomi tubuh,

15
serta sport psycology sehingga dapat menciptakan teknik yang tepat dalam

melakukan implementasi sport massage.

2.1.2.1 Jenis Sport Massage


1. Sport Massage untuk latihan

Sport massage dibutuhkan oleh olahragawan dalam kondisi

pelatihan dan perlombaan. Tujuan utama yang dimiliki adalah untuk

dapat meminimalisir risiko cidera serta memperbaiki kesehatan dan

kondisi fisik agar dapat menghasilkan prestasi yang optimal. Keiilmuan

fisiologi diperlukan dalam teknik sport massage hal ini dikarenakan

pemijatan memerlukan seoarang masseur mengetahui fungsi organ

tubuh, letak otot, arah gerak otot dan sendi dimana setiap olahraga satu

dengan yang lainnya memiliki perbedaan.

2. Sport massage untuk persiapan

Sport massage dapat dilaksanakan dengan perlahan ataupun

dengan penekanan penuh pada otot tubuh. Terutama pada area sendi

dapat dilakukan pemijatan pada atlet pra-latihan ataupun saat melakukan

pertandingan guna melemaskan ketegangan otot.

3. Sport massage pasca aktifitas

Sport massage pasca aktivitas fisik ini bertujuan memelihara kondisi

badan agar tetap baik disaat latihan atau menjelang pertandingan dengan

cara menghilangkan kelelahan pada jaringan otot dan gangguan gerak

pada persendian.

Dalam sport massage terdapat beberapa teknik dan manfaat bagi tubuh

atlet (Hanief et al., 2019)., yang dijelaskan sebagai berikut:

16
a. Effleurage (Menggosok)

Effleurage melibatkan sapuan panjang dan menyapu yang

dilakukan dengan tangan atau ujung jari, menggunakan tekanan

lembut dan gerakan berirama. Stroke biasanya dilakukan ke arah

jantung, membantu meningkatkan sirkulasi, mengendurkan otot, dan

meningkatkan rasa relaksasi dan kesejahteraan. Teknik ini sering

digunakan pada awal dan akhir sesi pemijatan, berfungsi sebagai

metode pemanasan atau pendinginan. (Hanief et al., 2019). Dalam

pijatan, effleurage mengacu pada serangkaian gerakan panjang dan

meluncur yang dilakukan dengan tangan, jari, atau telapak tangan.

Pukulan ini diterapkan pada tubuh klien menggunakan tekanan lembut

dan gerakan berirama. Arah stroke biasanya menuju jantung, yang

diyakini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan aliran limfatik.

Effleurage melayani berbagai tujuan dalam terapi pijat. Ini sering

digunakan pada awal sesi sebagai teknik pemanasan untuk

mempersiapkan otot klien untuk manipulasi yang lebih dalam. Pukulan

umumnya luas dan dangkal, menutupi area tubuh yang lebih luas, dan

membantu untuk rileks dan menenangkan penerima.

Manfaat pijat effleurage antara lain:

1. Peningkatan sirkulasi: Sapuan effleurage yang lembut membantu

merangsang aliran darah, membantu pengiriman oksigen dan

nutrisi ke otot dan organ sambil memfasilitasi pembuangan produk

limbah.

2. Relaksasi otot: Sifat effleurage yang ritmis dan menenangkan

membantu meredakan ketegangan otot dan meningkatkan

17
relaksasi. Ini juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan

ketidaknyamanan.

3. Pengurangan stres: Gerakan effleurage yang lambat dan lembut

memiliki efek menenangkan pada sistem saraf, membantu

mengurangi stres, kecemasan, dan meningkatkan rasa sejahtera.

4. Peningkatan drainase limfatik: Effleurage stroke dapat

merangsang aliran limfatik, mendukung proses detoksifikasi alami

tubuh.

Gambar 2.1. Gerakan Efflurage

b. Petrissage (comot-tekan)

Petrissage adalah teknik pemijatan yang biasa digunakan dalam

berbagai bentuk bodywork dan terapi pemijatan. Ini melibatkan

menguleni, menggulung, dan meremas jaringan lunak tubuh untuk

merangsang sirkulasi, mengendurkan otot, dan melepaskan

ketegangan. Petrissage biasanya mengikuti effleurage, yang

merupakan teknik meluncur dan membelai yang digunakan untuk

18
menghangatkan otot dan mempersiapkannya untuk pekerjaan yang

lebih dalam. Petrisage melibatkan gerakan meremas, menggulung,

atau meremas otot dan jaringan klien secara ritmis. Ini biasanya

mengikuti effleurage (guratan meluncur) dalam sesi pijat dan dilakukan

dengan tangan, ibu jari, atau ujung jari (Hanief et al., 2019).

Tujuan utama petrissage adalah memanipulasi otot dan jaringan

untuk meningkatkan sirkulasi, meningkatkan fleksibilitas, meredakan

ketegangan otot, dan meningkatkan relaksasi. Teknik ini membantu

memecah adhesi atau simpul di dalam otot, meningkatkan aliran

limfatik, dan merangsang pelepasan produk sisa metabolisme dari

jaringan. Petrissage juga dapat meningkatkan rasa sejahtera dan

mengurangi stres. Teknik petrissage sering dimasukkan ke dalam

berbagai jenis pijat, termasuk pijat Swedia, pijat jaringan dalam, dan

pijat olahraga. Terapis dapat menggunakan tangan, jari, buku jari, atau

telapak tangan, tergantung pada area spesifik yang dirawat dan efek

yang diinginkan. Tekanan yang diterapkan selama petrissage dapat

bervariasi dari ringan hingga dalam, tergantung pada kebutuhan dan

tingkat kenyamanan klien. Penting untuk dicatat bahwa petrissage

harus dilakukan oleh terapis pijat terlatih dan berkualitas yang

memahami anatomi dan teknik yang terlibat. Jika Anda tertarik untuk

menerima pijat petrissage atau jenis pijat lainnya, disarankan untuk

mencari layanan terapis pijat berlisensi dan berpengalaman yang

dapat menyesuaikan perawatan dengan kebutuhan atlet (Kurniawan

ari wibowo 2021).

19
Gambar 2.2 Manipulasi Petrissage

Terdapat beberapa macam teknik petrisage (Hanief et al., 2019).

diantaranya:

1) Kneading merupakan teknik yang melibatkan penggunaan tangan

untuk menggenggam dan meremas otot dengan lembut, mengangkat

dan menggulungnya di antara jari dan telapak tangan. Terapis

berganti-ganti antara area dan kelompok otot yang berbeda,

memberikan tekanan dan pelepasan untuk meningkatkan aliran darah

dan mengendurkan otot.(Hanief et al., 2019).

Gambar 2.3 kneading 1

20
21
Gambar 2.4 Kneading 2

Gambar 2.5 kneading 3

2) Pickhing Up

Teknik ini dilakukan dengan menggenggam otot atau bagian tubuh

dengan kedua tangan dan memelintirnya ke arah yang berlawanan,

mirip dengan memeras kain basah. Terapis menerapkan tekanan

sedang untuk melepaskan ketegangan dan meningkatkan sirkulasi.

(Hanief et al., 2019).

22
Gambar 2.6 pickhing up

3) Skin Rolling

Teknik ini melibatkan mengangkat dan menggulung dengan lembut

bagian kulit dan jaringan di bawahnya di antara jari dan telapak

tangan. Ini membantu melonggarkan jaringan ikat dan meningkatkan

fleksibilitas (Hanief et al., 2019).

Gambar 2.7 Skin Rolling

c. Shaking (Menggoncang)

Shaking adalah teknik pijatan yang melibatkan gerakan berosilasi

berirama yang diterapkan pada tubuh. Ini sering digunakan dalam

berbagai bentuk terapi pijat, termasuk pijat Swedia, pijat olahraga, dan

beberapa teknik pijay bodywork Asia. Terapis menggunakan tangan,

telapak tangan, atau ujung jari mereka untuk menggoyang atau

menggetarkan bagian tubuh yang berbeda dengan lembut. Gerakan

gemetar biasanya cepat dan berirama, dengan intensitas ringan

23
hingga sedang. Terapis dapat menargetkan otot tertentu, persendian,

atau bagian tubuh yang lebih besar. Mengguncang terutama

digunakan untuk merangsang sistem saraf, meningkatkan relaksasi,

dan melepaskan ketegangan. Osilasi cepat dapat membantu

mengendurkan otot, meningkatkan aliran darah, dan menciptakan rasa

penyegaran. Ini sering diterapkan pada area dengan sesak, kaku, atau

ketegangan otot.

Gambar 2.8 Shaking (Menggoncang)

d. Tapotement (Memukul)

Tapotement adalah teknik pemijatan yang ditandai dengan

ketukan berirama, tepukan, atau gerakan perkusi yang diterapkan

pada tubuh. Ini sering digunakan dalam berbagai gaya pijat, termasuk

pijat Swedia dan pijat olahraga.(Hanief et al., 2019). Tapotement

melibatkan serangkaian pukulan atau ketukan yang cepat dan

24
berulang yang dilakukan dengan tangan, ujung jari, atau telapak

tangan. Terapis dapat menggunakan bagian tangan yang berbeda

untuk menciptakan sensasi yang berbeda-beda, seperti

menangkupkan tangan atau menggunakan kepalan tangan yang

longgar. Tapotement bertujuan untuk merangsang dan menyegarkan

tubuh. Ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi, meningkatkan

tonus otot, dan meningkatkan relaksasi. Tapotement sering digunakan

sebagai teknik persiapan atau sebagai cara untuk memberi energi dan

membangunkan tubuh selama sesi pijat. Tapotement terdiri atas

beberapa jenis (Hanief et al., 2019).

1) Beating

Dalam terapi pijat, istilah beating mengacu pada jenis teknik

tapotement tertentu. Teknik tapotement, termasuk pemukulan,

melibatkan gerakan ritmis dan perkusi yang diterapkan pada tubuh.

Meskipun pemukulan tidak umum digunakan seperti teknik

tapotement lainnya, teknik ini dapat digunakan dalam konteks

pemijatan tertentu. Selama pemukulan, terapis pijat menggunakan

kepalan tangan yang longgar atau sisi tangan mereka untuk

memberikan pukulan cepat dan berirama ke otot. Pukulan

dilakukan secara berulang-ulang, dengan intensitas dan tempo

sedang. Terapis dapat menargetkan area tertentu atau bekerja di

seluruh kelompok otot yang lebih luas

25
Gambar 2.9 Beating

2) Clapping

Teknik clapping juga dikenal sebagai tapotement atau perkusi,

adalah teknik pemijatan yang melibatkan gerakan mengetuk atau

menampar tubuh secara ritmis dan berulang. Biasanya digunakan

dalam terapi pijat untuk merangsang dan memperkuat otot,

meningkatkan aliran darah, dan memberikan efek revitalisasi.

Teknik ini biasanya diterapkan menggunakan telapak tangan, ujung

jari, atau tangan yang ditangkupkan. Teknik ini digunakan untuk

merangsang dan membangunkan otot dan jaringan. Ini dapat

membantu meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan drainase

limfatik, dan meningkatkan respons otot. Gerakan menepuk atau

menampar yang cepat dapat menyegarkan tubuh dan memberikan

efek revitalisasi. Selain itu, teknik bertepuk tangan dapat

membantu meredakan ketegangan otot, meningkatkan persepsi

sensorik, dan meningkatkan relaksasi secara keseluruhan.

26
Gambar 3.0 Clapping

3) Hacking

Dalam terapi pijat, "hacking" mengacu pada jenis teknik

tapotement tertentu. Teknik tapotement melibatkan gerakan ritmis

dan perkusi yang diterapkan pada tubuh. Peretasan umumnya

digunakan dalam berbagai gaya pijat, termasuk pijat Swedia dan

pijat olahraga. Hacking melibatkan penggunaan sisi tangan atau

jari untuk memberikan gerakan memotong ringan ke tubuh. Terapis

melakukan serangan cepat dan bergantian dengan gerakan

pergelangan tangan yang longgar. Pukulan biasanya disampaikan

dalam pola yang cepat dan ritmis. Teknik hacking terutama

digunakan untuk merangsang dan menyegarkan tubuh. Gerakan

memotong yang cepat dan berulang membantu meningkatkan

sirkulasi darah, mengaktifkan otot, dan memberikan efek energi. Ini

juga dapat membantu meredakan ketegangan otot dan

meningkatkan relaksasi otot.

27
Gambar 3.1 Hacking

e. Friction (Menggerus)

Friction atau gesekan adalah teknik pijat yang biasa digunakan

oleh terapis pijat untuk memberikan tekanan yang dalam dan

memanipulasi otot dan jaringan lunak. Ini melibatkan penggunaan

ujung jari, ibu jari, atau telapak tangan untuk membuat gerakan

melingkar atau linier di permukaan tubuh.(Hanief et al., 2019). Terapis

memberikan tekanan yang dalam dan menggunakan gerakan

melingkar atau linier kecil pada otot dan jaringan lunak. Teknik

gesekan melibatkan jari, ibu jari, atau telapak tangan terapis yang

membuat gerakan tegas dan fokus di seluruh kulit (Hanief et al., 2019)

Friction terutama digunakan untuk menargetkan area tertentu dari

ketegangan otot, adhesi, atau simpul. Tekanan dalam dan gerakan

melingkar atau linier bertujuan untuk memecah adhesi, merangsang

aliran darah, dan meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas jaringan. Ini

dapat membantu meringankan rasa sakit, melepaskan ketegangan

otot, dan mengembalikan pola gerakan normal. (kurniawan ariwibowo

& 2021).

28
Gambar 3.2 Friction

f. Stroking

Stroking atau membelai, juga dikenal sebagai effleurage, adalah

teknik pemijatan mendasar yang biasa digunakan dalam berbagai

gaya pemijatan. Ini melibatkan gerakan menyapu yang panjang yang

dilakukan dengan tangan atau ujung jari dengan lembut dan mengalir.

Stroking dilakukan dengan memberikan tekanan ringan hingga sedang

menggunakan telapak tangan, jari, atau ujung jari tangan. Terapis

menggerakkan tangan mereka dengan lancar dan berirama di kulit

klien. Stroke biasanya panjang dan terus menerus, menutupi area

tubuh yang lebih luas (Hanief et al., 2019). Stroking melayani berbagai

tujuan dalam pijatan. Ini membantu menghangatkan jaringan,

menyebarkan pelumas atau minyak secara merata, dan menciptakan

efek relaksasi dan menenangkan. Membelai juga membantu

meningkatkan sirkulasi darah dan limfatik, mempersiapkan tubuh untuk

teknik pemijatan yang lebih dalam, dan mendorong keadaan relaksasi.

29
Stroking sering diterapkan dalam sepak bola karena memiliki manfaat

sebagai berikut:

1. Relaksasi: gerakan stroking yang lembut dan berirama

meningkatkan rasa relaksasi dan mengurangi stres dan

ketegangan.

2. Peningkatan sirkulasi: stroking membantu merangsang aliran

darah dan limfatik, meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi

ke jaringan sambil membantu menghilangkan produk limbah.

3. Pemanasan: stroking sering digunakan sebagai teknik pemanasan

di awal sesi pijat untuk mempersiapkan tubuh bekerja lebih dalam.

4. Rasa kesejahteraan yang ditingkatkan: sifat stroking yang

menenangkan dan memelihara dapat berkontribusi pada rasa

kesejahteraan dan kenyamanan secara keseluruhan.

Gambar 3.3 Stroking

30
2.1.3 Denyut Nadi
a. Definisi Denyut Nadi

Dalam bidang medis, denyut nadi mengacu pada ekspansi berirama dan

kontraksi arteri yang disebabkan oleh detak jantung. Ini adalah ukuran detak

dan ritme jantung dan sering dirasakan dengan meletakkan jari pada titik

arteri tertentu, seperti pergelangan tangan (denyut radial) atau leher (denyut

nadi karotis). Denyut nadi biasanya diukur dalam denyut per menit (BPM)

dan memberikan informasi berharga tentang kesehatan dan fungsi

kardiovaskular (Sandi, 2016). Denyut nadi biasanya diukur dalam denyut per

menit (BPM). Biasanya dinilai dengan meraba arteri, seperti arteri radialis di

pergelangan tangan atau arteri karotis di leher, dan menghitung jumlah

denyutan yang dirasakan dalam periode waktu tertentu (biasanya 15 atau 30

detik) lalu mengalikannya untuk menghitung BPM. Denyut nadi istirahat

normal untuk orang dewasa umumnya antara 60 dan 100 BPM, tetapi dapat

bervariasi berdasarkan faktor seperti usia, tingkat kebugaran, dan kesehatan

secara keseluruhan.(Kasenda et al., 2014). karakteristik denyut nadi lainnya

dapat memberikan informasi berharga. Ini termasuk ritme, kekuatan atau

amplitudo, dan kualitas. Denyut nadi yang teratur dan berirama menunjukkan

irama jantung yang normal, sedangkan denyut nadi yang tidak teratur

mungkin menunjukkan kondisi jantung yang mendasarinya. Kekuatan atau

amplitudo denyut nadi dapat berkisar dari lemah atau tipis hingga kuat atau

terikat, berpotensi menunjukkan faktor-faktor seperti dehidrasi, kehilangan

31
darah, atau kesehatan kardiovaskular. Kualitas denyut nadi mengacu pada

rasa keseluruhan dan dapat dijelaskan menggunakan istilah seperti teratur,

tidak teratur, halus, atau tersentak-sentak (Herru & Priatna, 2015).

b. Macam-Macam Denyut Nadi

denyut nadi ada 3 macam yaitu:

1) Denyut Nadi Basal

Istilah denyut nadi basal biasanya mengacu pada denyut nadi istirahat

atau denyut nadi yang diukur dalam keadaan istirahat total. Ini mewakili

denyut nadi terendah yang dapat dimiliki seseorang saat bangun dan

istirahat. Denyut nadi basal sering diukur di pagi hari, segera setelah

bangun tidur, sebelum aktivitas fisik atau stimulasi apa pun. Pengukuran

dasar ini memberikan titik referensi untuk detak jantung istirahat

seseorang..

2) Denyut Nadi Istirahat

Denyut nadi istirahat, juga dikenal sebagai detak jantung istirahat,

mengacu pada detak jantung yang diukur saat seseorang beristirahat

total, biasanya dalam keadaan tenang dan rileks. Ini mewakili berapa kali

jantung berdetak per menit (BPM) saat tubuh tidak melakukan aktivitas

fisik apa pun atau mengalami stres eksternal. Denyut nadi istirahat

biasanya diukur dengan meletakkan jari pada titik arteri, seperti arteri

radialis di pergelangan tangan atau arteri karotis di leher, dan menghitung

jumlah detak yang dirasakan dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu

menit. Namun, itu juga dapat diukur untuk durasi yang lebih pendek,

32
seperti 15 atau 30 detik, dan kemudian dikalikan untuk memperkirakan

BPM.

3) Denyut Nadi Latihan

Denyut nadi latihan, juga dikenal sebagai detak jantung olahraga,

mengacu pada detak jantung yang dialami selama aktivitas fisik atau

olahraga. Ini mewakili berapa kali jantung berdetak per menit (BPM) saat

tubuh terlibat dalam aktivitas fisik Denyut nadi latihan dapat diukur selama

latihan menggunakan berbagai metode. Salah satu metode umum adalah

memakai monitor detak jantung yang melacak detak jantung Anda terus

menerus selama latihan. Sebagai alternatif, Anda dapat memeriksa

denyut nadi secara manual dengan meletakkan jari pada titik arteri,

seperti arteri radialis di pergelangan tangan, dan menghitung detak untuk

durasi tertentu, misalnya 15 detik, lalu mengalikannya untuk

memperkirakan BPM (Khadhiroh, 2018).

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Denyut Nadi

Ada beberapa factor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi

seseorang seperti halnya :

1) Usia

Usia dapat mempengaruhi denyut nadi. Umumnya, bayi dan anak kecil

memiliki denyut nadi istirahat yang lebih tinggi dibandingkan orang

dewasa. Seiring bertambahnya usia individu, denyut nadi istirahat mereka

cenderung menurun (Sandi, 2013). Pada remaja dan orang dewasa,

denyut nadi istirahat umumnya berkisar antara 60 hingga 100 BPM.

Namun, faktor seperti tingkat kebugaran, kesehatan secara keseluruhan,

dan variasi individu dapat menyebabkan denyut nadi sedikit di luar

33
rentang ini. Aktivitas fisik dan olahraga teratur dapat berkontribusi pada

denyut nadi istirahat yang lebih rendah pada individu yang sehat secara

fisik.

2) Jenis Kelamin

Menurut Wingsoebroto (1995) mengatakan bahwa pulsa jantung wanita

umumnya berdenyut tinggi daripada pria yaitu sekitar 10 denyut/menit

(Purba & Jabbar Rambe, 2014).

3) Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks massa tubuh (IMT) adalah ukuran lemak tubuh berdasarkan berat

dan tinggi badan seseorang. Ini dihitung dengan membagi berat badan

seseorang dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan mereka dalam

meter (IMT = berat dalam kg / (tinggi dalam meter)^2). Sementara BMI itu

sendiri bukanlah faktor langsung yang mempengaruhi denyut nadi, namun

secara tidak langsung dapat dikaitkan dengan perubahan denyut nadi

karena hubungannya dengan kesehatan jantung dan komposisi tubuh

secara keseluruhan(Sandi, 2013).

4) Aktifitas Fisik

Terlibat dalam aktivitas fisik, olahraga, atau segala bentuk pengerahan

tenaga dapat meningkatkan denyut nadi. Ini karena tubuh membutuhkan

lebih banyak oksigen dan nutrisi, dan jantung perlu memompa lebih

banyak darah untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.(Naesilla et

al., 2016).

5) Rokok dan Kafein

34
Rokok mengandung nikotin, stimulan yang dapat meningkatkan denyut

jantung dan denyut nadi. Ketika nikotin memasuki aliran darah, itu

merangsang pelepasan adrenalin, yang pada gilirannya dapat

menyebabkan peningkatan denyut nadi. Efek ini bisa sangat terlihat

setelah merokok (Tawbariah et al., 2014). Sedangkan Kafein sementara

dapat meningkatkan tekanan darah dengan merangsang pelepasan

hormon stres seperti adrenalin. Peningkatan tekanan darah ini

selanjutnya dapat menyebabkan peningkatan denyut nadi. (Rahayu,

2019).

2.1.4 Tekanan Darah


Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung

terhadap dinding arteri (Zanchetti, 2015). Tekanan ini terus menerus akan

berada dalam pembuluh darah dan memungkinkan darah mengalir secara

konstan. Tekanan darah mengacu pada kekuatan yang diberikan oleh

sirkulasi darah terhadap dinding pembuluh darah. Ini adalah pengukuran

fisiologis penting yang menunjukkan tekanan dalam sistem kardiovaskular

dan mencerminkan aksi pemompaan jantung. Tekanan darah biasanya

dinyatakan dalam milimeter air raksa (mmHg) dan diwakili oleh dua nilai:

tekanan sistolik di atas tekanan diastolik. Tekanan sistolik mewakili angka

yang lebih tinggi dalam pembacaan tekanan darah. Ini sesuai dengan

tekanan di arteri saat jantung berkontraksi dan memompa darah keluar ke

sirkulasi. Fase siklus jantung ini dikenal sebagai sistol. Tekanan sistolik

mencerminkan kekuatan maksimum yang diberikan oleh jantung terhadap

dinding arteri untuk mendorong darah ke seluruh tubuh.Tekanan diastolik

mewakili angka yang lebih rendah dalam pembacaan tekanan darah. Ini

35
sesuai dengan tekanan di arteri saat jantung beristirahat di antara detak

jantung. Fase siklus jantung ini dikenal sebagai diastole. Tekanan diastolik

mencerminkan tekanan sisa dalam sistem arteri saat jantung tidak

berkontraksi secara aktif (Fitriani & Sitepu, 2018).

Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Dengan

memperbanyak aktifitas fisik seseorang maka kebutuhan darah yang

mengandung oksigen, akan semakin besar. Kebutuhan ini akan diambil oleh

jantung dengan meningkatkan aliran darahnya. Kurangnya aktivitas fisik

akan meningkatkan resiko terkena penyakit hypertensi (Makawekes et al.,

2020).

2.1.5 Suhu Tubuh


a) Definisi Suhu Tubuh

Suhu tubuh mengacu pada tingkat panas yang ada dalam tubuh,

biasanya diukur dalam derajat Fahrenheit (°F) atau Celcius (°C). Ini adalah

parameter fisiologis penting yang mencerminkan keseimbangan antara

produksi panas dan kehilangan panas di dalam tubuh (Sandi, 2016).

Semakin tinggi temperatur seorang atlet maka semakin tinggi pula aktivitas

fisik yang dilakukan sehingga dapat memicu terjadinya kelelahan.

Tubuh memiliki kemampuan luar biasa untuk mengatur suhu internal

melalui proses yang dikenal sebagai termoregulasi. Hipotalamus, suatu

wilayah di otak, memainkan peran penting dalam menjaga suhu tubuh dalam

kisaran yang sempit. Saat suhu tubuh naik, mekanisme seperti berkeringat

dan pelebaran pembuluh darah membantu menghilangkan panas.

36
Sebaliknya, ketika suhu tubuh turun, mekanisme seperti menggigil dan

penyempitan pembuluh darah membantu menghemat panas (Guyton & Hall,

2011). Sepanjang hari, suhu tubuh dapat sedikit berfluktuasi, dengan titik

terendah biasanya terjadi pada pagi hari dan titik tertinggi pada sore atau

sore hari. Selain itu, faktor-faktor seperti aktivitas fisik, suhu lingkungan,

kadar hormon, dan penyakit dapat menyebabkan variasi sementara suhu

tubuh.

b. Suhu Tubuh Normal

Suhu tubuh normal rata-rata untuk orang dewasa umumnya dianggap

sekitar 98,6°F (37°C) bila diukur secara oral. Namun, penting untuk

diperhatikan bahwa suhu tubuh normal dapat sedikit berbeda antara individu

dan sepanjang hari (Unang Achlison, 2020).

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

Suhu tubuh dapat bervariasi karena faktor seperti usia, aktivitas fisik,

fluktuasi hormonal, dan kondisi lingkungan. Misalnya, suhu tubuh cenderung

sedikit lebih rendah di pagi hari dan lebih tinggi di sore atau sore hari.

Aktivitas fisik dan perubahan hormon, seperti saat menstruasi, juga dapat

memengaruhi suhu tubuh untuk sementara (Guyton & Hall, 2011). Suhu

lingkungan sekitar dapat mempengaruhi suhu tubuh. Paparan lingkungan

yang panas atau dingin dapat menyebabkan tubuh menyesuaikan dan

mengatur suhunya sesuai dengan itu. Di lingkungan yang panas, tubuh

dapat mendinginkan diri melalui keringat dan pelebaran pembuluh darah di

dekat permukaan kulit. Di lingkungan yang dingin, tubuh mungkin mencoba

menghemat panas dengan menyempitkan pembuluh darah dan menggigil.

37
Melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan suhu tubuh. Pengerahan

tenaga otot menghasilkan panas, yang menyebabkan kenaikan suhu tubuh.

Inilah sebabnya mengapa individu sering mengalami peningkatan suhu

tubuh saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat (Guyton &

Hall, 2011).

Laju metabolisme tubuh, yang mengacu pada laju produksi dan

penggunaan energi, dapat memengaruhi suhu tubuh. Tingkat metabolisme

yang lebih tinggi, seperti selama periode peningkatan aktivitas fisik atau

dengan kondisi medis tertentu, dapat menyebabkan peningkatan suhu

tubuh. Stres dan keadaan emosi dapat memengaruhi suhu tubuh. Situasi

stres atau emosi yang kuat dapat memicu respons fisiologis yang

memengaruhi suhu tubuh, seperti peningkatan detak jantung dan aliran

darah. (Guyton & Hall, 2011).

2.2 Penelitian Terdahulu Yang Relevan


Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini sangat di perlukan

untuk mendukung kajian teoritis. Adapun hasil penelitian yang relevan di

bawah ini adalah :

1. Baha’u Adzanil Umam dan Fatkur Rohman Kafrawi dalam penelitiannya

yang berjudul “Efektifitas Sport Massage Dalam Penurunan Denyut Nadi

Dan Tekanan Darah Setelah Aktivitas Anaerob”, hasil penelitian

menunjukan bahwa pemberian sport massage setelah latihan

berpengaruh terhadap penurunan denyut nadi dan tekanan darah

(Umam & Kafrawi, 2020).

2. Rodhi Rusdianto Hidayat, Ibrahim dalam penelitiannya yang berjudul

“PEMULIHAN SUHU TUBUH DAN DENYUT JANTUNG DENGAN

METODE SPORT MASSAGE DAN STRETCHING STATIS SETELAH

38
BERENANG” hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian sport

massage dapat menurunkan suhu tubuh dan denyut nadi (Hidayat &

Ibrahim, 2021).

3. Bambang Priyonoadi, Ali Satia Graha, Rachmah Laksmi Ambardani, BM

Woro Kushartanti, “The Effectiveness of Post-Workout Fitness and

Sports Massage in Changing Blood Pressure, Pulse Rate, and Breathing

Frequency” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian sport

massage terbukti dapat mempengaruhi tekanan darah, denyut nadi dan

frekuensi pernafasan (Priyonoadi et al., 2018).

2.3 Kerangka Berfikir


Latihan dapat menyebabkan adanya kenaikan pada denyut nadi,

frekuensi pernafasan, dan tekanan darah. Denyut nadi meningkat pada saat

latihan karena jantung memompa darah lebih cepat karena tubuh

memerlukan tenaga berlebih untuk melakukan aktivitas latihan. Tekanan

darah meningkat karena derasnya aliran darah di dalam pembuluh darah

menyebabkan tekanan darah terhadap pembuluh darah lebih kuat. Suhu

tubuh mengalami kenaikan karena adanya perubahan enrgi tubuh akibat

aktifitas anaerob. Empat hal tersebut mengakibatkan atlet mengalami

kelelahan setelah melakukan latihan. Oleh karena itu diperlukan sport

massage sebagai metode dalam upaya meningkatakan kebugaran tubuh

seorang atlet agar tidak mudah mengalami kelelahan. Kelelahan tersebut

dapat diminimalisir dengan adanya proses recovery yang mampu

menstabilkan kembali kondisi tubuh terutama terhadap denyut nadi, tekanan

39
darah dan suhu tubuh. Aktifitas recovery yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu sport massage.

Atlet sepak bola SSB PERSIJE


Jekulo Kudus kelompok umur 15
tahun memiliki denyut nadi yang
kencang, tekanan darah yang
tinggi serta suhu tubuh yang
tinggi setelah melakukan Latihan.

Sport Massage
1. Efflurage
2. Petrisage
3. Shaking
4. Friction
5. Walken
6. Tapotemen

40
Sport massage memiliki efek pada
denyut nadi, tekanan darah dan
suhu tubuh atlet sepak bola
PERSIJE JEKULO kelompok
umur 15 tahun setelah melakukan
latihan.

Gambar 3.4 Kerangka Berfikir

41
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka hipotesis alternatif dalam

penelitian ini adalah:

1) Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian sport massage

terhadap denyut nadi pada atlet sepak bola PERSIJE Jekulo Kelompok

Umur 15 Tahun.

2) Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian sport massage

terhadap tekanan darah pada atlet sepak bola PERSIJE Jekulo

Kelompok Umur 15 Tahun.

3) Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian sport massage

terhadap suhu tubuh pada atlet sepak bola PERSIJE Jekulo Kelompok

Umur 15 Tahun.

42
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pre-experimental dengan

menggunakan pre-test and post-test design adapun desain dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

PR T PT1 X PT2

Keterangan :

PR : Hasil pre-test
T : Program latihan FIFA 11+ dan Fartlek
PT1 : Hasil post-test setelah program latihan
X : Pemberian sport massage
PT2 : Hasil post-test setelah pemberian sport massage
3.2 Variabel Penelitian
1) Variabel independen pada penelitian ini adalah sport massage (X).

2) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah denyut nadi, tekanan

darah dan suhu tubuh (Y).

3.2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian


1) Sport Massage

Sport massage merupakan suatu metode pemulihan anggota tubuh

melalui pijatan khusus pada seorang atlet yang berkecimpung dalam

dunia olahraga (Kurniawan ari wibowo 2021). Sport massage dalam

penelitian ini dilakukan dengan metode efflurage, petrisage, shaking,

friction, walken, tapotemen.

43
2) Denyut nadi

Denyut nadi merujuk pada detak jantung atau irama berdenyut yang

bisa dirasakan atau diukur melalui pembuluh darah di berbagai bagian

tubuh seperti pergelangan tangan, leher, atau pergelangan kaki. Denyut

nadi biasanya diukur dalam denyut per menit (BPM) dan memberikan

informasi berharga tentang kesehatan dan fungsi kardiovaskular (Sandi,

2016). Peneliti melakukan pengukuran denyut nadi dengan menggunakan

tensimeter digital.

3) Tekanan darah

Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung

terhadap dinding arteri (Zanchetti, 2015). Tekanan darah dalam penelitian

ini diukur menggunakan tensimeter digital.

4) Suhu tubuh

Suhu tubuh mengacu pada tingkat panas yang ada dalam tubuh,

biasanya diukur dalam derajat Fahrenheit (°F) atau Celcius (°C).

Pengukuran suhu tubuh pada penelitian ini menggunakan termomoter

dengan skala celcius.

3.3 Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan sample


Populasi dari penelitian ini adalah seluruh atlet sepak bola PERSIJE

Jekulo Kudus. Adapun sampel pada penelitian ini sesuai dengan metode

sampel jenuh atau total sampling yang diperoleh 18 atlet mendapatkan

perlakuan sport massage, dengan tolak ukur denyut nadi, tekanan darah dan

suhu tubuh.

44
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan dua cara yaitu studi dokumentasi, penelitian kepustakaan

(library research) dan studi observasi (field research).

1. Teknik dokumentasi dibutuhkan untuk mengumpulkan data nama-nama

atlet PERSIJE Jekulo Kelompok Umur 15 Tahun, foto dalam pelaksanaan

penelitian.

2. Teknik obeservasi dibutuhkan untuk mengamati keseriusan atlet

PERSIJE Jekulo Kelompok Umur 15 Tahun, dalam proses latihan dan

mengikuti penelitian selama kontrak penelitian berlangsung.

3. Tenik metode eksperimen, tehnik ini dilaksanakan untuk mendapatkan

nilai ukur atau angka dari hasil tes denyut nadi, tekanan darah dan suhu

tubuh sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test).

3.4 Prosedur Penelitian


Penelitian mulai dilaksanakan setelah peneliti memperoleh surat izin,

dan dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 3 s.d 4 September 2022 setelah

itu peneliti mempersiapkan kerangka kerja yang digunakan dalam penelitian ini

berupa panduan atau pedoman lapangan. Dengan adanya panduan pedoman

lapangan yang dibuat peneliti untuk memperoleh sumber dari data penelitian

pada tahap pengumpulan data.

Langkah awal sebelum melakukan penelitian adalah melakukan studi

pendahuluan, dengan tujuan mengetahui kondisi di lapangan yang dijadikan

sebagai tempat penelitian. Dalam studi pendahuluan kegiatan yang dilakukan

adalah :

1) Berkoordinasi dengan Pelatih Klub Sepak Bola Persije Jekulo Kudus

mengenai kegiatan penelitian yang akan dilakukan.

45
2) Menentukan subjek yang akan digunakan dalam penelitian, Atlet Sepak

Bola Persije Jekulo Kudus.

Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan instrumen penelitian, dalam

penelitian ini instrumen yang dibutuhkan meliputi Tensimeter Digital Sinocare,

Thermometer Miiso, alat tulis, stopwatch dan kamera digital. Setelah

mempersiapkan instrumen penelitian langkah selanjutnya adalah tahap

pengambilan data. Dalam penelitian ini ada tiga tahap pengambilan data, data

yang diambil meliputi denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh, tinggi badan dan

berat badan. Tahapan yang dilalui adalah tahap pre-test sebelum melakukan

program latihan, post-test 1 setelah malakukan proram latihan dan post-test 2

setelah pemberian massage pada atlet sepak bola PERSIJE Jekulo Kudus.

Dengan 18 atlet untuk menyelesaikan tahapan tersebut dibagi 2 kelompok untuk

melakukanya secara bergantian.

1) Pre-test (Tahap sebelum latihan)

a) Mempersiapkan atlet untuk cek pengambilan data denyut nadi, tekanan

darah, suhu tubuh, tinggi badan dan berat badan.

b) Setiap atlet yang berjumlah 18 orang. Baris 2 sab bergantian untuk antri

cek pengambilan denyut nadi, tekanan darah suhu tubuh, tinggi badan

dan berat badan.

c) Waktu yang diperlukan untuk pengambilan data tahap pre-test ini

berlangsung selama 1 menit.

2) Post-test 1 (tahap melakukan latihan)

a) Setelah pengambilan data pre-test atlet melakukan program latihan

FIFA 11+ dan Fartlek. Di sesi latihan ini atlet memerlukan waktu 15

46
menit untuk melakukan latihan tersebut, pada tahap ini atlet secara

bergantian 2 atlet melaksanakan latihan tersebut

b) Setelah latihan atlet tersebut langsung dicek dan diambil data denyut

nadi, tekanan darah suhu tubuh, tinggi badan dan berat badan, Waktu

untuk pengecekan data 2 atlet tersebut 1 menit.

3) Post-test 2 (Tahap pemberian Sport Massage)

a) Setelah cek pengambilan data pada post-test 1, alet mendapatkan

pemberian sport massage, dengan masseur 2 orang.

b) Untuk bagian yang mendapatkan perlakuan massage adalah hanya

bagian kaki mengingat atlet sepak bola dominan menggunakan otot

kaki. Lebih tepatnya telapak kaki, betis, pantat, punggung kaki, paha,

dalam posisi tengkurap dan telentang.

c) Untuk teknik pemberian massage menggunakan teknik effleurage,

friction, walken, tapotemen, petrisage, shaking.

d) Waktu yang di butuhkan untuk pemberian massage yaitu estimasi 20

menit,

e) Setelah dilakukan pemberian massage yaitu tahap pengecekan

pengambilan data terakhir meliputi denyut nadi, tekanan darah suhu

tubuh, tinggi badan dan berat badan selama 1 menit.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai

berikut:

1) Pemeriksaan Denyut Nadi

Pemeriksaan denyut nadi pada penelitian ini menggunakan

tensimeter digital merek Sinocare BA-801. Pengukuran denyut nadi

dilakukan selama proses pre test, post test 1 dan post test 2 dengan

47
meletakkan alat pengukur denyut nadi pada ibu jari. Hasil denyut nadi

akan ditampilkan dalam layar tensimeter digital.

2. Pemeriksaan Tekanan Darah

Pemerikasaan tekanan darah dilakukan dengan menggunakan

tensimeter digital merek Sinocare BA-801. Proses pengukuran tekanan

darah dilakukan selama rangkain proses pretest, posttest 1 dan posttest

2. Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah menggunakan

tensimeter digital pada lengan atlet yang selanjutnya hasilnya akan

ditampilkan pada layar yang tersedia.

3. Pemeriksaan kondisi Suhu tubuh

Pengukuran suhu tubuh pada penelitian ini menggunakan alat bantu

thermo gun merek MIISO. Pengukuran dilakukan selama rangkain proses

pretest, posttest 1 dan posttest 2. Peneliti melakukan pengukuran suhu

tubuh dengan meletakkan thermo gun pada dahi para atlet yang

selanjutnya akan keluar suhu tubuh dalam layar digital.

4. Pemeriksaan tinggi badan

Pemeriksaan tinggi badan dilakukan dengan Statue meter GEA 2

meter selama rangkaian proses pretest, posttest 1 dan posttest 2. Peneliti

mengukur tinggi badan atlet dengan cara memposisikan atlet pada bidang

datar kemudian dilakukan pengukuran yang hasilnya dilihat pada statue

meter GEA 2.

5. Pemeriksaan Berat badan

Pemeriksaan berat badan pada penelitian ini menggunakan

timbangan digital merek Panasonic. Peneliti mengukur berat badan atlet

dengan cara atlet diarhkan untuk berdiri diatas timbangan digital yang

48
kemudian hasilnya ditampilkan oleh indikator yang ada pada timbangan

digital tersebut.

3.6 Teknik Analisis Data


Perhitungan hasil penelitian akan mengunakan statistik deskripsif, uji

normalitas, uji homogenitas dan uji t-test, uji Wilcoxon. Statistik deskriptif

akan digunakan untuk mendeskripsikan data sampel seperti membahas

tentang mean (rata-rata), standard deviation (simpangan baku), varians, nilai

maksimum, dan minimum. Dalam penelitian ini statistik probabilitas

digunakan untuk mencari besarnya pengaruh sport massage terhadap

perubahan denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh. Uji Normalitas

dipergunakan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau

variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak.

Uji homogenitas memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data

sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang memiliki variansi yang

sama.

Pengujian selanjutnya yang digunakan adalah uji t-test dan uji wilcoxon

dimana pengujian tersebut digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis

yang diajukan oleh peneliti dalam membedakan rata-rata pada dua populasi.

49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Peneliti telah melakukan penelitian pada tanggal 3 s.d 4 September 2022 di

lapangan PERSIJE Jekulo untuk melakukan penelitian efek akut sport massage

terhadap perubahan denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh pada atlet

sepak bola persije jekulo kudus kelompok umur 15 tahun dengan hasil yang

disajikan dibawah ini.

Tabel 4.1 Deskriptif Data


Mean Mean Mean
±Sd.Deviation(N=18) ±Sd.Deviation(N=18 ±Sd.Deviation(N=18)
Variabel
)
Pre-Test Post-Test 1 Post-Test 2
Usia 14,611 ± 0,501 - -
(Tahun)
Tinggi 165,41 ± 4,36 165,52 ± 4,41 165,36 ± 4,43
Badan
(Cm)
Berat 53,44 ± 3,41 52,58 ± 3,29 52,61 ± 3,28
Badan
(Kg)
Indeks 19,5167 ± 0,925 19,194 ± 0,947 19,233 ± 0,964
Masa
Tubuh
(M2/Kg)
Tekanan 73,77 ± 3,35 85,22 ± 3,35 81,16 ± 3,34
Darah
Diastolik
(mmHg)
Tekanan 122,33 ± 3,81 138,22 ± 3,40 133,27 ± 3,34
Darah
Sistolik
(mmHg)
Denyut 72,05 ± 2,01 118,33 ± 2,84 107,22 ± 6,72
Nadi
(detik)
Suhu 35,93 ± 0,29 37,08 ± 0,19 36,6 ± 0,21
Tubuh
(°Celcius
)

50
4.2 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dilakukan dengan tujuan utama

memberikan bukti apakah di dalam suatu model regresi variabel pengacau

ataupun variabel residu mempunyai distribusi normal. Hasil uji normalitas

data dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 4.2
Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk Variabel Diastolik
Keterangan
Variabel P Value
Diastolik Pretest 0.171 Normal
Diastolik Posttest 1 0,034 Tidak Normal
Diastolik Posttest 2 0,931 Normal
Sumber: output SPSS 2022

Dari uji normalitas diatas didapatkan, p value Diastolik pretest 1 =

0,171, dan p value Diastolik posttest 2 0,931, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa p > 0,05, maka data terdistribusi normal. Sementara

untuk p value diastolik posttest 1 = 0,034 < 0,05 yang dapat diartikan data

tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.3
Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk Variabel Sistolik
Keterangan
Variabel P Value
Sistolik Pretest 0.021 Tidak Normal
Sistolik Posttest 1 0,316 Normal
Sistolik Posttest 2 0,762 Normal
Sumber: output SPSS 2022

Dari uji normalitas diatas didapatkan, p value Sistolik posttest 1 =

0,316 dan posttest 2 = 0,762, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa p

> 0,05, maka data terdistribusi normal. Sementara untuk p value Sistolik

pretest = 0,021 < 0,05 yang dapat diartikan data tidak berdistribusi normal.

51
Tabel 4.4
Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk Variabel Denyut Nadi
Keterangan
Variabel P Value
Denyut Nadi Pretest 0.198 Normal
Denyut Nadi Posttest 1 0,798 Normal
Denyut Nadi Posttest 2 0,401 Normal
Sumber: output SPSS 2022

Dari uji normalitas diatas didapatkan, p value Denyut Nadi posttest

1 = 0,198 Denyut Nadi posttest 1 = 0,798 dan posttest 2 = 0,401 dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa p > 0,05, maka data terdistribusi

normal.

Tabel 4.5
Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk Variabel Suhu Tubuh
Keterangan
Variabel P Value
Suhu Tubuh Pretest 0.102 Normal
Suhu Tubuh Posttest 1 0,003 Tidak Normal
Suhu Tubuh Posttest 2 0,768 Normal
Sumber: output SPSS 2022

Dari uji normalitas diatas didapatkan, p value Suhu Tubuh pretest 1 =

0,102 Suhu Tubuh posttest 2 = 0,768, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa p > 0,05, maka data terdistribusi normal. Sedangkan untuk p value

posttest 1 = 0,003 < 0,05 dengan demikian maka data tidak terdistribusi

normal.

Berdasarkan pada tabel pengujian normalitas data yang telah

dijelaskan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat variabel yang

tidak memenuhi uji normalitas sehingga dalam penelitian dalam pengujian

hipotesis dilakukan menggunakan uji Wilcoxon.

52
4.3 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan tujuan memperlihatkan

bahwa dua atau lebih kelompok data sampel yang telah diambil berasal

dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Hasil pengujian

homogenitas dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.6
Uji Homogenitas
Keterangan
Variabel P Value
Diastolik 0.897 Homogen
Sistolik 0,312 Homogen
Denyut Nadi 0,190 Homogen
Suhu Tubuh 0,065 Homogen
Sumber: output SPSS 2022

Berdasarkan pada tabel pengujian homogenitas data yang telah

dijelaskan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan variabel

pada setiap pengujian memiliki nilai varian sama. Hal ini dikarenakan nilai

signifikansi > 0,05.

4.1.3 Uji Wilcoxon (Pengujian Hipotesis)


Uji wilcoxon digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan oleh peneliti dengan data tidak terdistribusi normal dengan p value <

0,05. Hasil uji wilcoxon dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.7
Hasil Uji Wilcoxon

Mean ± Sd. Mean ± Sd. Mean ± Sd.


Deviation Deviation Deviation
Variabel (n=18) (n=18) (n=18) P Value
Pretest Post-test 1 Post-test 2
Diastolik 73,77 ± 3,35 85,22 ± 3,35 81,16 ± 3,34 0,000
Pretest –

53
Mean ± Sd. Mean ± Sd. Mean ± Sd.
Deviation Deviation Deviation
Variabel (n=18) (n=18) (n=18) P Value
Pretest Post-test 1 Post-test 2
Diastolik
Posttest 1
Diastolik 73,77 ± 3,35 85,22 ± 3,35 81,16 ± 3,34 0,001
Posttest 1 –
Diastolik
Posttest 2
Sistolik 122,33 ± 3,81 138,22 ± 3,40 133,27 ± 4,45 0,000
Pretest –
Sistolik
Posttest 1
Sistolik 122,33 ± 3,81 138,22 ± 3,40 133,27 ± 4,45 0,000
Postest 1 –
Sistolik
Posttest 2
Denyut Nadi 71,88 ± 1,96 118,33 ± 2,84 107,22 ± 6,72 0,000
Pretest –
Denyut Nadi
Posttest 1
Denyut Nadi 71,88 ± 1,96 118,33 ± 2,84 107,22 ± 6,72 0,000
Posttest 1 –
Denyut Nadi
Posttest 2
Suhu Tubuh 35,93±0,29 37,08±0,19 36,60±0,21 0,000
Pretest –
Suhu
Tubuh
Posttest 1
Suhu Tubuh 35,93±0,29 37,08±0,19 36,60±0,21 0,000
Posttest 1 –
Suhu Tubuh
Posttest 2

Berdasarkan pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil uji wilcoxon

semua variabel yang dilakukan pengujian memiliki nilai yang signifikan

dikarenakan p value < 0,05. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh sport massage terhadap tekanan darah, denyut nadi dan ada

pengaruh sport massage terhadap suhu tubuh diterima. Sehingga dapat

disimpulkan sebagai berikut:

54
H1 : Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian sports massage

terhadap tekanan darah pada atlet sepak bola PERSIJE Jekulo

“diterima”.

H2 : Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian sports massage

terhadap denyut nadi pada atlet sepak bola PERSIJE Jekulo

“diterima”.

H3 : Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian sports massage

terhadap suruh tubuh pada atlet sepak bola PERSIJE Jekulo

“diterima”.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode program

latihan FIFA 11+ dan Fartlek menunjukkan bahwa 18 subjek yang diteliti

mendapatkan skor post test 2 lebih baik dibandingkan dengan hasil post test

1. Pemain sepak bola diharuskan memiliki keahlian dari segi teknik, memiliki

taktik dan strategi serta mampu membaca kelemahan dan kekuatan tim

lawan. Pemain sepak bola juga diharuskan mengetahui kebugaran jasmani

yang dimilikinya. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut seorang atlet sepak

bola memerlukan kebugaran fisik yang prima agar tidak cepat mengalami

kelelahan.

Atlet sepak bola dapat melaksanakan latihan yang terstruktur dan

terprogram secara sistematis dan tepat sasaran untuk meningkatkan

kebugaran jasmaninya. Program latihan yang baik harus memberikan waktu

atlet untuk dapat melakukan recovery atau pemulihan kebugaran fisiknya.

Recovery adalah proses pengembalian atau pemulihan pada keadaan

55
semula terhadap pemulihan fisik dan jiwa (physiological, psychological) yang

berkaitan erat dengan waktu (Kellmann et al., 2018). Seorang atlet sepak

bola memerlukan recovery agar dapat mengembalikan kebugaran dan

kondisi fisik yang prima agar dapat menjalankan program latihan yang

lainnya secara maksimal. Peran peneliti serta dibantu oleh pelatih PERSIJE

Jekulo dalam melaksanakan recovery setelah latihan FIFA 11+ dan Fartlek

yang itu memberikan metode sport massage kepada atlet yang sudah

melakukan program latihan tersebut.

Pada perlakuan pertama peneliti melakukan pengambilan data post test

tekanan darah, denyut nadi dan suhu tubuh yang selanjutnya atlet diarahkan

untuk melakukan program latihan FIFA 11+ dan Fartlek yang diikuti oleh 18

orang atlet. Dapat terlihat bahwa keseluruhan atlet melaksanakan program

latihan tersebut. Perlakuan kedua setelah atlet selesai melakukan program

latihan peneliti melakukan pengambilan data post test 1 berupa data tekanan

darah, denyut nadi dan suhu tubuh. Pada tahap yang ketiga peneliti

melakukan sport massage dengan teknik effleurage, petrisage, shaking dan

kembali efflurage lagi. Teknik effleurage dilakukan sesuai dengan peredaran

darah menuju jantung maupun kelenjar-kelenjar getah bening. Tujuan

aplikasi ini adalah memperlancar peredaran darah dan cairan getah bening

yang dapat mempengaruhi kelenturan otot dan suhu tubuh (Hanief et al.,

2019). Teknik petrisage (memijat) yaitu dilakukan dengan memeras atau

memijat otot-otot serta jaringan penunjangnya, dengan gerakan menekan

otot kebawah dan kemudian meremasnya, yaitu dengan jalan mengangkat

seolah-olah menjebol otot keatas yang bertujuan untuk melenturkan otot dan

denyut nadi (Hanief et al., 2019). Sedangkan teknik shaking dilakukan

56
dengan cara menggoyang-goyangkan segmen tubuh yang akan

dimanipulasi. Teknik ini bermaksud untuk menempatkan bangunan-

bangunan di bawah kulit seperti otot, pembuluh darah dan persyarafan yang

ada pada bagian tersebut dikembalikan pada tempatnya setelah melakukan

aktifitas.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemberian sport massage

sebagai upaya pemulihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani atlet

sepak bola memiliki pengaruh pada tiga faktor utama pendukung kebugaran

jasmani yakni tekanan darah, denyut nadi dan suhu tubuh. Hasil penelitian

ini juga menunjukkan ada 18 subjek melakukan latihan FIFA 11+ dan Fartlek

serta memperoleh perlakuan sport massage setelah melakukan program

tersebut. Ketiga metode sport massage tersebut dapat meningkatkan

kebugaran jasmani dikarenakan pemberian sport massage mampu

mengembalikan kelenturan otot dan peredaran darah.

Hasil analisis data menggunakan uji Wilcoxon dengan pengambilan

keputusan jika sig (2-tailed) < 0,05 maka hipotesis diterima. Jika Sig (2-

tailed) > 0,05 Maka hipotesis ditolak. Hasil analisis data menenjukkan

keseluruhan variabel pengujian memiliki nilai sig (2-tailed) 0,00. Maka karena

nilai 0,00 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima artinya ada

pengaruh pemberian sport massage diantara post-test 1 dan post-test 2.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini telah dilakukan dengan semaksimal mungkin guna

mendapatkan hasil yang baik, akan tetapi pada kenyataanya ada beberapa

kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan peneliti, diantaranya yaitu:

1. Penelitian ini hanya dilakukan di SSB PERSIJE Jekulo dengan sampel

yang hanya berjumplah 18 atlet U-15.

57
2. Variabel yang diteliti hanya menjelaskan pengaruh sport massage pada

tekanan darah, denyut nadi dan suhu tubuh.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa pemberian sport massage setelah melakukan program latihan FIFA

11+ dan Fartlek pada atlet PERSIJE Jekulo U-15 dapat meningkatkan

kebugaran jasmani dikarenakan pemberian sport massage mampu

mengembalikan kelenturan otot dan peredaran darah sehingga didapatkan

nilai post-test 2 yang lebih rendah dari nilai post-test 1.

Hasil analisis data menggunakan uji wilcoxon dengan pengambilan

keputusan jika sig (2-tailed) < 0,05 maka hipotesis diterima. Jika Sig (2-tailed)

> 0,05 Maka hipotesis ditolak. Hasil analisis data menenjukkan keseluruhan

variabel pengujian memiliki nilai sig (2-tailed) 0,00. Maka karena nilai 0,00 <

0,05 dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima artinya ada pengaruh

pemberian sport massage pada tekanan darah, denyut nadi dan suhu tubuh

atlet SSB PERSIJE Jekulo U-15.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka dapat dikemukakan saran

sebagai berikut:

1) Bagi Pelatih Sepak Bola SSB PERSIJE Jekulo U-15

Hendaknya dapat menggunakan metode sport massage yang dapat

diberikan setelah melakukan program latihan FIFA 11+ dan Fartlek pada

keseharian latihan guna meningkatkan kebugaran jasmani atletnya.

58
Sehingga diharapkan dengan adanya peningkatan kebugaran jasmai atlet

dapat melaksanakan pertandingan dengan prima.

2) Bagi Peneliti

Penelitian berikutnya diharapkan dapat melaksanakan penelitian lebih

lanjut, tentang perlakuan sport massage sebagai metode recovery dalam

meningkatkan kebugaran jasmani, dilakukan penelitian ulang yang

melibatkan jumlah sampel lebih banyak dengan harapan dapat

menyelesaikan masalah dengan baik dan diharapkan dalam penelitian lain

dapat menambahkan teknik sport massage yang lain seperti stroking dan

melakukan pengujian pada kadar asam laktat.

59
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R. S. (2020). Buku Jago Sepak Bola ( Ira N. & Santi (Ed.)). Tim

Cemerlang.

Brumitt, J. (2008). The Role Of Massage In Sports Performance And

Rehabilitation : Current Evidence And Future Direction. North American

Journal Of Sports Physical Therapy, 3(1), 7–21.

Davis, H. L., Alabed, S., James, T., & Chico, A. (2020). Effect Of Sports Massage

On Performance And Recovery : A Systematic Review And Meta- Analysis.

BMJ Open Sport & Exercise Medicine, 1–9.

Endie, R. (2019). Pengaruh Permainan Sepakbola Terhadap Peningkatan

Kebugaran Jasmani. Jurnal Olympia, 1(1), 29–35.

Fitriani, D., & Sitepu, P. (2018). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah

Puskesmas Bakti Jaya Setu Tangerang Selatan. Edudharma Journal, 2(2),

50–59.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Guyton And Hall Textbook Of Medical

Physiology. In L. Stingelin (Ed.), United States. William Schmitt.

Hanief, Y. N., Indra, A. M. P, Junaidi, S., Burstiando, R., M, A. Z., & Warthadi, A.

N. (2019). Cara Cepat Kuasai Massage Kebugaran Berbasis Aplikasi

Android (D. P. Pamungkas (Ed.)). Cv. Kasih Inovasi Teknologi.

Hegganvar, A., & Fernandes, S. C. (2021). Immediate Effects Of Cervical Thrust

Manipulation In Weight-Bearing And Non-Weight Bearing On Cervical

60
Range Of Motion In Asymptomatic Individuals - A Randomized Clinical Trial.

International Journal Physiother, 8(2), 70–75.

Herru & Priatna, H. (2015). Penambahaan Resistance Exercise Pada Senam

Aerobik Lebih Baik Terhadap Penurunan Denyut Nadi 2 Menit Setelah

Latihan Pada Remaja Putri Usia 17-21 Tahun. Journal Fisioterapi, 15(April),

15(1).

Hidayat, R. R., & Ibrahim. (2021). Pemulihan Suhu Tubuh Dan Denyut Jantung

Dengan Metode Sport Massage Dan Stretching Statis. Sport Science &

Education Journal, 2(1), 1–20.

Kasenda, I., Marunduh, S., & Wungouw, H. (2014). Perbandingan Denyut Nadi

Antara Penduduk Yang Tinggal Di Dataran Tinggi Dan Dataran Rendah.

Jurnal E-Biomedik, 2(2).

Kellmann, M., Bertollo, M., Bosquet, L., Brink, M., Coutts, A. J., Duffield, R.,

Erlacher, D., Halson, S. L., Hecksteden, A., Heidari, J., Wolfgang Kallus, K.,

Meeusen, R., Mujika, I., Robazza, C., Skorski, S., Venter, R., & Beckmann,

J. (2018). Recovery And Performance In Sport: Consensus Statement.

International Journal Of Sports Physiology And Performance, 13(2), 240–

245.

Kennedy, A. B., Cambron, J. A., Sharpe, P. A., & Travillian, R. S. (2016).

Clarifying Definitions For The Massage Therapy Profession : The Results Of

The Best Practices Symposium. International Journal Of Therapeutic, 9(3),

15–26.

Khadhiroh, M. R. (2018). Peningkatan Keseimbangan Statis Dan Dinamis Pada

Wanita Lansia Melalui Senam Bugar Lansia Posyandu Lansia Berseri

Bancar Tuban. Jurnal Kesehatan Olahraga, 6(2), 4–5.

61
Kitching, G. (2015). The Origins Of Football: History, Ideology And The Making

Of ‘The People’s Game. History Workshop Journal, 79(1), 1–27.

Kurniawan, A. Wibowo, & Ardani, Muchmmad T. (2021). Sport Massage -Pijat

Kebugaran Olahraga- (A. Wijayanto (Ed.)). Akademia Pustaka.

Magder, S. (2018). The Meaning Of Blood Pressure. Critical Care, 22(1), 1–10.

Makawekes, E., Suling, L., & Kallo, V. (2020). Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap

Tekanan Darah Pada Usia Lanjut 60-74 Tahun. Jurnal Keperawatan, 8(1),

83.

Mylonas, K., Angelopulos, P., Tsepis, E., Billis, E., & Fousekis, K. (2021). Soft-

Tissue Techniques In Sport Injuries Prevention And Rehabilition. Recent

Advanced In Sport Science, 1–27.

Naesilla, Argarini, R., & Mukono, I. (2016). Latihan Interval Intensitas Tinggi

Menurunkan Tekanan Darah Sistol Istirahat Tetapi Tidak Menurunkan

Tekanan Darah Diastol Dan Denyut Nadi Istirahat Pada Dewasa Muda

Sehat Normotensif. Sport And Fitness Journal, 4(1), 16–24.

Nagrale, A. V, Glynn, P., Joshi, A., & Ramteke, G. (2010). The Efficacy Of An

Integrated Neuromuscular Inhibition Technique On Upper Trapezius Trigger

Points In Subjects With Non-Specific Neck Pain : A Randomized Controlled

Trial. Journal Of Manual And Manipulative Therapy, 18(1), 37–43.

Nugraha, Made Hendra Satria, Antari, Ni Komang Ayu Juni, & Saraswati, Ni

Luh Putu Gita Karunia. (2020). The Efficacy Of Muscle Energy Technique In

Individuals With Mechanical Neck Pain : A Systematic Review. Sport And

Fitness Journal, 8(2), 91–98.

Ortiz, R. O., Elder, A. J. S., Elder, C. L., & Dawes, J. J. (2018). A Systematic

Review On The Effectiveness Of Active Recovery Interventions On Athletic

62
Performance Of Professional-, Collegiate-, And Competitive-Level Adult

Athletes. Journal Of Strength And Conditioning Research, 00(00), 1–13.

Paul, J., & Balakrishnan, P. (2018). Effect Of Strain Counter Strain Technique

And Stretching In Treatment Of Patients With Upper Trapezius Tenderness

In Neck Pain. International Journal Physiother, 5(4), 141–144.

Priyonoadi, B., Ambardini, R. L., Graha, A. S., & Kushartanti, B. W. (2018). The

Effectiveness Of Post-Workout Fitness And Sports Massage In Changing

Blood Pressure , Pulse Rate , And Breathing Frequency. Advances In Social

Science, Education And Humanities Research, Volume, 278, 529–533.

Purba, E., & Jabbar Rambe, A. M. (2014). Analisis Beban Kerja Fisiologis

Operator Di Stasiun Penggorengan Pada Industri Kerupuk. Jurnal Teknik

Industri FT USU, 5(2), 11–16.

Rahayu, M. (2019). Analisis Pengaruh Konsumsi Kopi Dengan Denyut Jantung

Pada Pemuda. Unistek, 6(2), 5–12.

Sandi, I. N. (2013). Hubungan Antara Tinggi Badan, Berat Badan, Indeks Massa

Tubuh, Dan Umur Terhadap Frekuensi Denyut Nadi Istirahat Siswa Smkn-5

Denpasar. Sport And Fitness Journal, 1(1), 38–44.

Sandi, I. N. (2016). Effect Of Physical Exercise On The Pulse Rate. Sport And

Fitness Journal, 4(2), 1–6.

Sutula, V. (2018). General Definition Of The Concept Sports. Journal Of Physical

Fitness, Medicine & Treatment In Sports, 4(4), 8–9.

Tawbariah, L., Apriliana, E., Wintoko, R., & Sukohar, A. (2014). Hubungan

Konsumsi Rokok Dengan Perubahan Tekanan Darah Pada Masyarakat Di

Pulau Pasaran Kelurahan Kota Karang Kecamatan Teluk Betung Timur

Bandar Lampung. Medical Journal Of Lampung University, 3(6), 91–98.

63
Umam, B. A., & Kafrawi, F. R. (2020). Efektifitas Sport Massage Dalam

Penurunan Denyut Nadi Dan Tekanan Darah Setelah Aktivitas Anaerob.

Jurnal Kesehatan Olahraga, 08(03), 157–166.

Unang Achlison. (2020). Analisis Implementasi Pengukuran Suhu Tubuh

Manusia Dalam Pandemi Covid-19 Di Indonesia. Pixel :Jurnal Ilmiah

Komputer Grafis, 13(2), 102–106.

Vaghasloo, Mahdi Alizadeh, Naghizadeh, A., & Keshavarz, M. (2017). The

Concept Of Pulse. Traditional & Integrative Medicine, 2(2), 54–60.

Zanchetti, A. (2015). Factors Influencing Blood Pressure Levels. Journal of

Hypertension, 33(8), 1497–1498.

64
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Usulan Pembimbing

65
Lampiran 2. Surat Memo Pembimbing

66
Lampiran 3. Surat SK Pembimbing

67
Lampiran 4. Surat Instrumen of Arrangement (IA) Observasi

68
Lampiran 5. Surat Izin Observasi

69
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian

70
Lampiran 7. Surat Pengantar Ethical Clearance (EC)

71
Lampiran 8. Surat Ethical Clearance (EC)

72
Lampiran 9. Lembar validasi ahli

73
Lampiran 10. Lembar validasi ahli

74
Lampiran 11. Data Hasil Pre-test tinggi badan dan Berat badan

75
Lampiran 12. Data Hasil Postest 1 tinggi badan dan Berat badan

76
Lampiran 13 . Data Hasil Postest 2 tinggi badan dan Berat badan

77
Lampiran 14 . Data Hasil Pretest Variabel Peneltian

78
Lampiran 15. . Data Hasil Posttest 1 Variabel Peneltian

79
Lampiran 16. Data Hasil Posttest 2 Variabel Peneltian

80
81
Lampiran 17. Hasil Pengolahan SPSS
a). Analisis Deskriptif Statistik Tinggi badan dan Berat Badan

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
PretestDIA 18 68,00 78,00 73,7778 3,35288

PretestSYS 18 118,00 129,00 122,3333 3,81945

PretestDN 18 69,00 75,00 72,0556 2,01384


PretestST 18 35,50 36,40 35,9333 0,29104
Posttest1DIA 18 78,00 89,00 85,2222 3,35288

Posttest1SYS 18 132,00 144,00 138,2222 3,40511

Posttest1DN 18 113,00 123,00 118,3333 2,84915

Posttest1ST 18 36,80 37,30 37,0833 0,19478

Posttest2DIA 18 74,00 88,00 81,1667 3,34752

Posttest2SYS 18 125,00 142,00 133,2778 4,45640

Posttest2DN 18 98,00 121,00 107,2222 6,72620

Posttest2ST 18 36,20 37,00 36,6000 0,21420

USIA 18 14,00 15,00 14,6111 0,50163


TB_PT 18 156,80 171,40 165,4111 4,36441
BB_PT 18 45,16 58,73 53,4444 3,41081
TB_POSTTEST1 18 156,50 171,50 165,5222 4,40889

BB_POSTTEST1 18 44,60 58,21 52,5883 3,29770

TB_POSTTEST2 18 156,10 171,30 165,3667 4,43582

BB_POSTTEST2 18 44,65 58,18 52,6161 3,28323

IMT_PT 18 16,80 20,70 19,5167 0,92562


IMT_POSTTEST1 18 16,50 20,70 19,1944 0,94711

IMT_POSTTEST2 18 16,50 20,80 19,2333 0,96467

Valid N (listwise) 18

b). Analisis Deskriptif Statistik Data Hasil Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

82
Pretest DIA 18 68,00 78,00 73,7778 3,35288

Pretest SYS 18 118,00 129,00 122,3333 3,81945

Pretest DN 18 69,00 75,00 72,0556 2,01384

Pretest ST 18 35,50 36,40 35,9333 ,29104

Posttest1 DIA 18 78,00 89,00 85,2222 3,35288

Postest1 SYS 18 132,00 144,00 138,2222 3,40511

Postest1 DN 18 113,00 123,00 118,3333 2,84915

Postest1 ST 18 36,80 37,30 37,0833 ,19478

Postest2 DIA 18 74,00 88,00 81,1667 3,34752

Postest2 SYS 18 125,00 142,00 133,2778 4,45640

Postest2 DN 18 98,00 121,00 107,2222 6,72620

Postest2 ST 18 36,20 37,00 36,6000 ,21420

Valid N (listwise) 18

c). Uji Normalitas

83
d). Uji Homogenitas

84
Sumber: output SPSS 2022

85
e). Uji wilcoxon

86
87
88
89
90
91
92
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian

a). Pengambilan data tinggi badan dan Berat badan

93
b). Pengambilan Data Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Suhu Tubuh

94
c). Program Latihan Fifa 11+ dan fartlek

95
d). Pemberian Sport Massage

96

Anda mungkin juga menyukai