Oleh :
Fu’ad Anharuddin
G1A012024
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Fu’ad Anharuddin
G1A012024
SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
dr. Fitranto Arjadi, M.Kes dr. M. Zaenuri Syamsu H., Sp.KF, M,Si.Med
NIP. 19790822.200501.2.002 NIP. 19780228.200501.1.002
ii
PERBEDAAN KEKUATAN OTOT SEBELUM DAN SESUDAH
SPRINT INTERVAL TRAINING
“Studi pada Mahasiswa Anggota UKM Olahraga Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman”
ABSTRAK
Latar belakang : Kekuatan otot menunjang kebugaran fisik dalam melakukan
kerja atau aktivitas dengan intensitas beban yang cukup tinggi. Kekuatan otot
berpengaruh terhadap kualitas kesehatan, sehingga kekuatan otot juga dapat
digunakan sebagai alat prognostik kesehatan untuk masa mendatang. Sprint
Interval Training (SIT) merupakan regimen latihan yang diduga dapat
meningkatkan kekuatan otot. Tujuan : Mengetahui perbedaan kekuatan otot
sebelum dan sesudah intervensi Sprint Interval Training selama 5 minggu.
Metode : Penelitian menggunakan metode quasi-experimental dengan pre and
post test design without control. Subjek penelitian berjumlah 30 mahasiswa yang
dikumpulkan menggunakan metode consecutive sampling sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi. SIT terdiri atas 30 detik fase aktif (all out) dan 4 menit fase
istirahat. Fase dalam SIT dilakukan pengulangan sebanyak empat kali pengulangan
dalam satu kali periode, sebanyak tiga kali dalam seminggu, dan dilakukan selama
lima minggu. Kekuatan otot diukur menggunakan metode leg strength test dengan
alat back-leg dynamometer. Hasil : Hasil uji t-berpasangan yaitu terdapat
perbedaan yang bermakna pada nilai kekuatan otot sebelum dan sesudah intervensi
Sprint Interval Training (p<0,001). Peningkatan terjadi dari kekuatan otot sebelum
yaitu 130,17 ± 27,33 kg menjadi 149,23± 25,5 kg. Kesimpulan : Terdapat
perbedaan kekuatan otot sebelum dan sesudah intervensi Sprint Interval Training
(SIT) selama 5 minggu.
Kata Kunci : Kekuatan otot, Sprint Interval Training, Leg strength test, Back-leg
Dynamometer
iii
MUSCLE STRENGTH BEFORE AND AFTER
SPRINT INTERVAL TRAINING
"Study on Student Member of Student Activities Sports Unit Faculty of
Medicine General Soedirman University"
ABSTRACT
Background: Muscle strength is part of physical fitness to support work or activity
with high intensity. Muscle strength may affects to quality of health, so muscle
strength can be used as a health prognostic tools in the future. Sprint Interval
Training (SIT) is a regimen of exercise that was expected to increase muscle
strength. Objective: To determine differences in muscle strength before and after
Sprint Interval Training for 5 weeks. Methods: The study used a quasi-
experimental method with pre and post test design without control. Subject were
30 students that was collected using consecutive sampling method based on
inclusion and exclusion criteria. SIT composed of 30 second active phase (all out)
and 4 minutes of the resting phase. This phase of the SIT be repeated four times
repetition in one time period, as many as three times a week, and performed for
five weeks. Muscle strength was measured using the leg strength test methode with
a back-leg dynamometer. Results: The results of paired t-test were there are
significant differences in muscle strength values before and after the intervention
Sprint Interval Training (p <0.001). The increase occurred of muscle strength from
130,17 ± 27,33 kg to 149,23± 25,5 kg. Conclusions: There were differences in
muscle strength before and after the intervention Sprint Interval Training (SIT) for
5 weeks.
Keywords: muscle strength, Sprint Interval Training, Leg strength test, Back-leg
Dynamometer
iv
PRAKATA
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan seluruh
rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Perbedaan Kekuatan Otot
Sebelum dan Sesudah Sprint Interval Training : Studi pada Mahasiswa Anggota
UKM Olahraga Kedokteran Unsoed” telah berhasil diselesaikan. Skripsi ini
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi S1 Kedokteran
Umum dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penyelesaian skripsi ini
yaitu:
1. dr. Fitranto Arjadi, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Jenderal Soedirman yang telah memberikan kesempatan dan izin serta
masukan yang sangat bermanfaat untuk penelitian skripsi ini.
2. dr. M. Zaenuri Syamsu Hidayat, Sp.KF, M. Si Med selaku ketua jurusan
Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman yang telah memberikan
kesempatan dan izin kepada penulis untuk melaksankan penelitian.
3. dr. Susiana Candrawati, Sp. KO, selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran serta
mendukung penulis ditengah kesibukan beliau.
4. dr. Mustofa, M. Sc, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran serta mendukung
penulis ditengah kesibukan beliau.
5. dr. Joko Setyono, M. Sc selaku penelaah I yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan arahan pada saat ujian seminar proposal.
6. dr. Khusnul Muflikhah, M. Sc, selaku penelaah II yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan pada saat ujian seminar
hasil.
7. dr. Ika Murti Harini, M. Sc, selaku wakil tim komisi yang telah meluangkan
waktu dan memberikan masukan yang bermanfaat.
8. dr. Nendyah Koestijawati, M. PH, selaku ketua komisi skripsi yang telah
memberikan ijin untuk terlaksananya seminar hasil.
v
9. Seluruh dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan seluruh civitas
akademika Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman yang telah
membantu penulis dalam hal menuntut ilmu dari awal hingga akhir masa studi
dam dalam penulisan skripsi.
10. Keluarga tercinta yang selalu mendukung Ayah, Bunda, dek Azka
Auliarahman, dek Afifah Inayati Rosyada, Keluarga Besar Trah Kromo
Setiko dan Keluarga Besar Bani Marjono
11. Keluarga Sprint Squad yang telah berjuang bersama-sama melaksanankan
dari awal hingga selesai penelitian terima kasih banyak keluargaku
12. Keluarga Besar Hypoglossus 2012, Keluarga Besar Medical Basketball,
Keluarga Besar Insyaallah Sukses, Mizan Nasyid, serta my little family yang
paling aku sayangi keluarga purinirwana estate Azka RH, M Rifqi NK Tauhid
Yuda P dan Tomi Nugraha, semoga kita tetap keluarga sampai tua kelak.
13. Seluruh subjek penelitian yang telah bersedia dengan ikhlas mengikuti
penelitian sampai dengan selesai dan pihak-pihak lain yang turut terlibat
dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan ilmu yang berguna
dan dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Fu’ad Anharuddin
G1A012024
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Struktur dan Fisiologi Otot Rangka ................................................... 6
2. Jenis Otot Rangka .............................................................................. 8
3. Metabolisme Otot............................................................................... 10
4. Kekuatan Otot .................................................................................... 11
5. Sprint Interval Training ..................................................................... 19
6. Pengaruh Sprint Interval Training Terhadap Kekuatan Otot............. 23
B. Kerangka Teori ........................................................................................ 27
C. Kerangka Konsep ..................................................................................... 28
D. Hipotesis .................................................................................................. 28
III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ............................................................................... 29
B. Populasi dan Sampel ................................................................................ 29
C. Variabel Penelitian ................................................................................... 33
D. Definisi Operasional ................................................................................ 33
E. Pengumpulan Data ................................................................................... 34
F. Tata Urutan Kerja..................................................................................... 35
G. Analisis Data ............................................................................................ 38
H. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
vii
A. Hasil ......................................................................................................... 40
B. Pembahasan ............................................................................................. 42
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 46
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 47
B. Saran ........................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
LAMPIRAN ........................................................................................................ 53
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis Serat Otot Rangka dan Karakteristiknya ........... 9
Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 33
Tabel 3.2 Skema Protokol Sprint Interval Training ..................................... 37
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian .................................................... 40
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Saphiro-Wilk .............................................. 40
Tabel 4.3 Hasil Uji t – Berpasangan ............................................................. 41
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekuatan otot adalah salah satu hal penting dalam menentukan tingkat
atau aktivitas dengan intensitas beban yang cukup tinggi. Kekuatan otot juga
marker dari kualitas otot, sebab menurunnya kekutan otot kebanyakan akibat
gradasi kekuatan otot pada pria dengan kekuatan otot rendah memiliki risiko
kematian 24,8%, kekuatan otot sedang 18,5%, dan kekuatan otot tinggi 14 %
presentase angka kematian, tetapi juga sangat dibutuhkan oleh para atlet atau
41,1%, dan pada kasus terbanyak berikutnya strain (otot) adalah 37%. Pada
2
mendadak atau akibat beban yang terlalu berat. Cedera yang telah disebutkan
Sprint Interval Training (SIT) merupakan salah satu jenis latihan fisik
khusus dengan pola High intensity interval training (HIIT) yang relevan untuk
istirahat aktif yang bergantian sehingga dengan proporsi yang padat tidak
Kenney et al., 2012). Manfaat dari SIT diduga berpengaruh kepada kapasitas
aerobik dan anaerobik. Studi tentang SIT juga masih sangat minim di
Indonesia dan belum ada yang menghubungkan secara langsung pengaruh SIT
10,5 jam setara dengan SIT yang dilakukan dengan waktu komitmen hanya
2,5 jam sehingga SIT memiliki keunggulan efektifitas waktu yang lebih baik
bagi populasi yang memiliki waktu berolahraga yang sedikit (Hazell et al.,
memiliki jadwal cukup padat dan berakibat pada waktu olahraga yang sedikit
kebugaran fisik yang baik, kesehatan yang baik dan penurunan resiko cedera
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
training.
training.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
SIT.
2. Manfaat Praktis
anggota.
A. Landasan Teori
tersusun secara paralel satu sama lain yang terbentang di sepanjang bundle
otot. Serabut otot rangka disusun oleh miofibril yang terbagi menjadi
filamen tipis (aktin) dan filamen tebal (miosin) sebagai protein kontraktil.
Miofibril jika dilihat dengan mikroskop elektron maka akan terlihat pita A,
menjadi sisterna terminal yang berperan dalam proses perpindahan ion Ca2+
Gambar 2.1 Struktur Otot Rangka, Sarkomer dan Lokasi Z-line yang
Mengandung Protein α-actinin (Junqueira, 2013).
7
rangka. Peristiwa inilah yang membuat satu serabut sel otot rangka
memiliki banyak nukleus dan mitokondria, sehingga serabut otot rangka ini
2012).
miosin dan pergeseran filamen tipis pada filamen tebal yang menghasilkan
Gambar 2.2 (A) Mekanisme Kontraksi Otot, (B) Mekanisme Relaksasi Otot
(Martini, 2012).
serabut tipe II. Kedua jenis tipe tersebut memiliki ciri khas masing-masing
dari sisi morfologi dan kemampuan bekerjanya. Serabut otot rangka rangka
tipe I memiliki ciri khas jumlah mioglobin dan kapiler yang lebih banyak
daripada serabut otot rangka rangka tipe II, sehingga pada pewarnaan
serabut otot rangka tipe II. Kapasitas oksidatif dari serabut otot rangka tipe
besar daripada otot tipe I karena memiliki lebih banyak filamen aktin dan
miosin. Jumlah filamen yang lebih banyak, serabut otot rangka tipe II
sangat cepat. Serabut otot rangka tipe II dapat dibedakan menjadi tipe IIa,
dan IIx. Otot rangka manusia biasanya terdiri atas kombinasi tiga tipe
serabut otot rangka, yakni tipe I, tipe IIa dan Iix. Otot yang bekerja
otot rangka tipe I memiliki respon kontraksi yang lambat, masa laten
panjang, dan memiliki daya tahan kontraksi yang cukup lama untuk
mempertahankan sikap tubuh, sehingga tipe otot ini ideal untuk jenis
latihan aerobik. Serabut otot rangka tipe II memiliki respon kontraksi yang
cepat, kuat, daya tahan kontraksinya singkat, sehingga ideal untuk jenis
10
3. Metabolisme Otot
ATP dapat dihasilkan dari tiga jalur yaitu transfer fosfat berenergi tinggi
Pada saat awal kontraksi otot rangka menggunakan ATP yang telah
dengan aktin, membentuk ATP dari ADP sehingga otot dapat meneruskan
kontraksi dan relaksasi untuk beberapa saat sesuai dengan jumlah kreatin
yang cepat dan kuat, dilatasi pembuluh darah, mioglobin yang menyimpan
O2 (Sherwood, 2012).
Asam laktat yang ditimbun dalam otot akan menyebabkan kelelahan dan
rasa nyeri, karena senyawa ini dapat menurunkan pH sampai pada suatu
titik yang mengganggu fungsi sel. Akumulasi asam laktat yang berakibat
4. Kekuatan Otot
dihasilkan oleh seberkas atau sekelompok otot rangka dalam satu kali usaha
McArdle et al., 2010). Kekuatan otot juga bisa diartikan sebagai jumlah
gaya absolut maksimum yang mampu dihasilkan otot, atau gaya yang
12
dihasilkan relatif terhadap massa tubuh dan massa jaringan otot non-lemak
struktur otot, sistem neural, dan enzim pembentuk energi. Struktur otot
yang dimaksud adalah diameter dari serabut otot dan jenis otot yang
menyusun. Sistem neural yang dimaksud adalah unit saraf motorik yang
serabut otot yang teraktivasi maka semakin tinggi kekuatan otot. Enzim
Serabut otot rangka tipe IIx memiliki diameter paling besar di antara semua
tipe otot, sehingga memiliki potensi menghasilkan tenaga yang lebih besar
dalam waktu singkat. Serabut otot rangka tipe IIx membutuhkan energi
yang tinggi dalam waktu cepat, sehingga serabut otot rangka ini lebih
(berpengaruh terhadap ukuran otot), serta tipe serabut otot rangka (Mc
genetik, jenis kelamin, status gizi; (Barbara et al., 2007; North, 2008; Arts,
1. Usia
2. Genetik
Terdapat tiga tipe gen yaitu tipe RR, tipe RX, dan tipe XX dengan
merata antara serat otot tipe I dan tipe II, dan tipe XX distribusi jumlah
otot tipe I dominan. Gen tersebut diturunkan oleh orang tua kepada
anaknya.
3. Ras
terhadap pertumbuhan tulang dan otot. Ras kulit putih memiliki ukuran
14
tubuh yang lebih besar daripada ras asia sehingga berpengaruh secara
4. Jenis kelamin
intensitas latihan yang sama. Pada pria memiliki jumlah otot 50 % lebih
5. Asupan nutrisi
massa otot dalam menunjang proses latihan. Individi dengan massa otot
yang besar memiliki kekuatan otot yang lebih besar daripada individu
dengan massa otot yang kecil. Asupan protein secara tidak langsung
6. Status gizi
serat otot. Pada gizi kurang ukuran otot cenderung lebih kecil
antara lain:
a. Tensiometry
ketegangan kabel sehingga dapat terukur kekuatan dari otot kaki yang
dari berbagai macam titik dan sudut yang sesuai dengan range of
dilakukan pada satu bagian kaki seperti hanya kaki kanan saja dan
b. Dynamometry
strength test, push strength test, back strength test, dan leg strength
Pengukuran dengan metode pull strength test dan push strength test
metode leg strength test. Prinsip alat yang diterapkan pada metode
kekuatan otot subyek. Keunggulan dari kedua alat ini yaitu mudah
didapat, praktis, dan terbukti valid dan reliable (Mc Ardle et al., 2010).
c. One-repetition maximum
beban maksimal yang mampu diangkat dengan satu kali usaha. Untuk
(Mc Ardle et al., 2010). Salah satu instrumen yang dapat digunakan
otot dinamis memberikan gambaran hasil akhir yang lebih dari sekedar
1-RM. Sebagai contoh, dua individu dengan nilai 1-RM yang sama
penelitian SIT otot yang dominan digunakan adalah otot tungkai bawah
sehingga sangat tepat sasaran apabila yang diukur adalah otot tungkai
bawah. Selain itu, metode leg strength test membutuhkan waktu yang
2005).
a. Tipe Latihan
masing tipe latihan harus memiliki fase aktif dan istirahat yang
b. Intensitas
(ACSM, 2005).
diberi nilai lebih dari 16. Fase aktif pada SIT bernilai 14-16,
c. Frekuensi
dengan jeda 1-2 hari setiap sesinya (Parra et al., 2000). Menurut
d. Durasi
bentuk dari latihan IT. Latihan ini merujuk pada latihan ditandai dengan
merupakan bentuk latihan yang sangat efisien dari segi bobot latihan
juga terjadi setelah SIT (Whyte et al., 2010; Hazell et al., 2014).
anerobik dari adaptasi tubuh (Gist, 2013). Sprint Interval Training dapat
al., 2011; McArdle et al., 2010; Burgomaster et al., 2008; Gibala, 2008).
bahwa menurut tubuh SIT dianggap sebagai stimulan. Stimulan inilah yang
dibebankan kepada otot rangka akan menghasilkan dua jenis adaptasi, yaitu
meningkatnya sintesis filamen aktin dan miosin. Bentuk latihan ini mampu
meningkatkan ukuran otot dua hingga tiga kali lipat (Sherwood, 2012;
(ATP), kreatin fosfat (CP), dan glikogen otot yang berasal dari sitoplasma
HIIT menyatakan bahwa pada sampling biopsi otot subyek yang melakukan
anaerobik. Perubahan kadar ATP, CP, dan glikogen otot terjadi setelah
dari kadar ATP dari 9% menjadi 44%, kadar CP dari 35% menjadi 66%,
dan dan glikogen otot dari 17% menjadi 30%, juga diiringi dengan
korteks adrenal. Salah satu efek kortisol yaitu lipolisis yang kemudian asam
digunakan untuk mensintesis kembali kreatin fosfat. Sisa asam piruvat oleh
otot dan hepar. Terjadinya proses pembentukan kreatin fosfat dan glikogen
dengan kata lain akan terjadi peningkatan kekuatan otot (Rivera et al.,
latihan rutin dan berlangsung lama, akan terjadi adaptasi dari sistem
bersinergi dengan kemampuan jantung agar aliran darah efektif dan efisien.
terjadi peningkatan dari volume paru akibat alveolus yang aktif lebih
kerja jantung dan distribusi O2 pada otot aktif lebih optimal (Rivera et al.,
terhadap neuron motorik sehingga makin banyak serat otot yang dipersarafi
dan berefek pada kemampuan kelistrikan dari otot tersebut. Otot rangka
yang dipersarafi lebih banyak akan memiliki respon daya regang dan
kontraksi yang lebih baik, maka kekuatan ototpun akan meningkat saat
semua serabut otot dapat memiliki respon yang baik dan memiliki ambang
B. Kerangka Teori
SIT
Anaerobik Aerobik
kreatin fosfat,
glikogen Perubahan Adaptasi Rekrutmen unit
mitokondria vaskuler saraf motorik ↑
Jenis kelamin
Usia
Ras Pembentukan
Asupan nutrisi ATP↑
Sintesis
Status Gizi Diameter serabut filamen
otot rangka ↑ kontraktil ↑
Genetik
Kekuatan otot ↑
C. Kerangka Konsep
Jenis kelamin 2
Usia 2
Ras 2
Status Gizi 2
Genetik 2
Asupan nutrisi 3
D. Hipotesis
Jenderal Soedirman.
29
A. Rancangan Penelitian
test design without control. Pada penelitian ini, subjek penelitian diberikan
1. Populasi
a. Populasi target
b. Populasi terjangkau
berusia 18 – 25 tahun.
2. Sampel
b. Besar sampel
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽) 𝑆
𝑛= [ ]²
𝑥₁ − 𝑥₂
Keterangan:
n : Besar sampel
sehingga Zα = 1,960
Zβ = 1,282
al., 2011)
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽) 𝑆
𝑛= [ ]²
𝑥₁ − 𝑥₂
Keterangan :
𝑛 : besar sampel
sehingga Zα = 1,960
Zβ = 1,282
sampel.
32
1) Kriteria Inklusi
a) Laki-laki
b) Rutin latihan fisik aerobik minimal 2-3 kali per minggu dalam 3
dan ≤ 80 mmHg (JNC 7, 2003) , (2) denyut nadi teraba kuat 50-
Informed Consent
2) Kriteria eksklusi
atritis, sprain dan strain, ruptur tendon atau ligamen, fraktur dan
minggu).
C. Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional
E. Pengumpulan Data
d. Caynax-HIIT ® timer
e. Peluit
f. Back-leg dynamometer
intervensi (Lampiran 2)
dynamometer
meluruskan lutut
a. Studi pustaka
d. Seminar proposal
eksklusi
PAR-Q
IMT = (BB)/(TB2)
No Komponen Keterangan
1. Regimen Latihan inti terdiri dari lari sprint dengan
periode aktif selama 30 detik dan periode
istirahat aktif selama 4 menit berselangseling
dilakukan sebanyak 4 repetisi. Latihan inti
didahului dengan pemanasan dan diakhiri
dengan pendinginan selama masing-masing 5
menit. Latihan ini dilakukan selama 5 minggu
dengan jeda antar latihan 1-2 hari.
2. Work to Rasio periode aktif dengan periode istirahat
Rest Ratio aktif adalah 1 : 8 , dengan periode aktif selama
30 detik dan periode istirahat aktif selama 4
menit.
3. Volume Dalam 1 repetisi terdapat 1 periode aktif dan 1
periode istirahat, repetisi dilakukan sebanyak 4
kali.
4. Durasi Total durasi 1 sesi adalah 28 menit. Terdiri dari
latihan inti selama 18 menit, pemanasan 5
menit, dan pendinginan 5 menit.
5. Intensitas Intensitas periode aktif konsisten dengan Borg’s
Rating of Perceived Exertion (Borg’s Scale) 14-
18 dan periode istirahat aktif konsisten dengan
Borg’s Scale 10-13. Intensitas pemanasan dan
pendinginan konsisten dengan Borg’s Scale 10-
13 (Kenney et al., 2012 ; Guiraud et al., 2012)
6. Frekuensi Dilakukan dalam 3x/minggu selama 5 minggu
berselang 1-2 hari.
38
Four Day Food Record selama 4 hari pada saat melaksanakan intervensi.
l. Hari terakhir latihan subjek diinformasikan bahwa 1-2 hari pasca hari
minggu kelima.
G. Analisis Data
bentuk tekstular, tabular, dan grafikal. Analisis data dilakukan secara univariat
tabel yang menyajikan rata-rata dan standar deviasi. Uji normalitas data
39
dilakukan dengan uji Saphiro-Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50. Uji
normalitas data dilakukan untuk melihat distribusi data dan dilanjutkan dengan
dahulu.
2. Tempat Penelitian
A. HASIL
sebesar 19,06 ± 15,96 kg. Karakteristik sampel dapat diamati pada Tabel
4.1.
Tabel 4.2.
Hasil analisis uji normalitas data kekuatan otot sebelum dan sesudah
untuk melihat perbedaan kekuatan otot sebelum dan sesudah intervensi SIT
selama 5 minggu. Hasil Uji t – berpasangan dapat dilihat pada tabel 4.3.
rerata bermakna antara rerata kekuatan otot sebelum dan sesudah intervensi
Data asupan protein subjek penelitian diambil menggunakan four day food
asupan protein sebesar 77,63 ± 23,85 g dengan nilai maksimal 128,35 g dan
asupan protein dengan rerata perubahan kekuatan otot dengan intervensi SIT
kekuatan otot, semakin tinggi asupan protein maka semakin tinggi kekuatan
otot. Hal ini berarti, dalam penelitian ini asupan protein tidak lagi menjadi
B. PEMBAHASAN
pria lebih besar daripada wanita (Shankar et al., 2010; Arts et al.,
2010).
sddalam penelitian.
43
fisik sedang, yaitu subjek telah rutin beraktifitas fisik dengan intensitas
Training (SIT)
signifikan.
setelah intervensi SIT selama 2 minggu (tiga kali per minggu) pada
sebesar 1 : 8 (30 detik “all out” dan 4 menit fase istirahat) dengan
otot sbesar 0,0106 kg. Pada penelitian dengan perbandingan work : rest
rest 2 menit) dan 1 : 24 (fase work 10 detik dan fase rest 4 menit)
dengan fase work sebesar 30 detik dan rest 4 menit. Penelitian tersebut
berasal dari glikolisis dan kreatin fosfat yang membuat adaptasi tubuh
kemampuan aerobik dan anaerobik. Fase rest yang lebih besar juga
adaptasi vaskuler dan rekrutmen unit saraf motorik yang bisa menjadi
C. KETERBATASAN PENELITIAN
latihan fisik baik diluar intervensi sehingga intensitas dan durasi latihan
melaksanakan intervensi.
47
A. Kesimpulan
B. Saran
efektif dan efisien untuk atlet cabang olah raga yang identik dengan
kekuatan otot.
latihan fisik bagi masyarakat yang kurang memiliki waktu yang cukup
kontrol latihan fisik diluar SIT dan melakukan pengukuran denyut nadi
DAFTAR PUSTAKA
ACSM. 2005. ACSM : Panduan Uji Latihan Jasmani dan Peresepannya / Donald
A. Mahler et al : alih bahasa, Djaja Surya Atmadja, Muchsin Doewes ; editor
edisi bahasa Indonesia, Bertha Soegiarto. Ed. 5. Jakarta: EGC.
ACSM. 2014. ACSM: Resource Manual for Guidelines for Exercise Teting and
Prescription ed-6. USA: Lippincott Williams & Wilkins.
Angyan, L., Taczely, T., Mezey, B., Lelovics, Z. 2003. Selected Physical
Characteristics of Medical Students. Medical Education Online.
http://www.med-ed-online.org.
Arts, I., S. Pillen, Schelhaas, H.J., Overeem, S., Zwarts, M.J. 2010. Normal Values
For Quantitative Muscle Ultrasonography in Adults. Muscle and Nerve. Vol.
41(1): 32-41.
Barnett, C., Carey, M., Proietto, J., Cerin, E., Febbraio, M.A., Jenkins, D. 2004.
Muscle Metabolism during Sprint Exercise in Man: Influence of Sprint
Training. Journal Science Medicine Sport. Vol. 7(3) : 314-322.
Bhutkar, Milind V., Bhurkar, Pratima M., Taware, Govind B., Surdi, Anil. 2011.
How Effective Is Sun Salutation in Improving Muscle Strength, General
Body Endurance and Body Composition?. Asian Journal of Sport Medicine,
Vol. 2 : 259-266.
Birch, K., McLaren, D., George, K. 2005. Instant Notes in Sport and Exercise
Physiology. Oxford: BIOS Scientific.
Burgomaster KA, Cermak NM, Phillips SM, Benton CR, Bonen A, Gibala MJ.
2007. Divergent response of metabolite transport proteins in human skeletal
muscle after sprint interval training and detraining. American Journal
Physiology Regulation Integration Compotition Physiology. Vol. 292 : 1970
– 1976.
Clark, M., and Scott C.L. 2009. NASM's Essentials of Sport Performance Training.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Dahlan, S. 2010. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Uji Hipotesis dengan
Menggunakan SPSS. Jakarat: PT.Arkans.
Farzad B.,Gharakhanlou, R., Agha A.H., Curby D.G., Bayati M., Bahraminejad
M., dan Maestu J. 2011. Physiological and Performance Changes from
Addition of a Sprint-Interval Program to Wrestling Training. Journal
Strenght Condition Respiratory. Vol. 25 (9) : 2392-2399.
Ganong, W.F. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC.
Gibala, M.J., dan Jones, A.M. 2012. Physiological and Performance Adaptations
to High-Intensity Interval Training. Limits of Human Endurance. Vol. 76 :
51-60. Nestec Ltd, Switzerland.
Gibala, M.J., Little, J.P., Wilkin, G.P., Burgomaster, K.A., Safdar, A., Raha, S.
2006. Short Term Sprint Interval versus Traditional Endurance Training:
Similar Initial Adaptations in Human Skeletal Muscle and Exercise
Perfprmance. The Journal of Physiology. Vol. 575 (3): 901-911.
50
Gist N.H., Michael V.F., Rod.K.D., Kirk J.C. 2013. Sprint Interval Training Effects
on Aerobic Capacity: A Systematic Review and Meta-Analysis. Sports
Medicine. Vol. 44 (2) : 269-279.
Guiraud, T., Nigam, A., Gremeaux, V., Meyer, P., Juneau, M., Bosquet, L. 2012.
High-intensity interval training in cardiac rehabilitation. Sports Medicine.
Vol. 42 (7) : 587-605.
Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
11. Jakarta: EGC.
Hapsari, P.W. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Daya Tahan Otot
yang Diukur Menggunakan Test Sit Up 30 Detik pada Anak Sekolah Dasar
di SDN Pondok Cina 03, Depok Tahun 2011. Skripsi. Universitas Indonesia.
(Tidak dipublikasikan).
Hazell, T. J., Paterson, D. H. 2011. Run Sprint Interval Training Improves Aerobic
Performance but Not Maximal Cardiac Output.
Medical Science Sport Exercise. Vol. 43 (1) : 115 – 122.
DOI : 10.1249/MSS.0b013e3181e5eacd
Hazell, T., Hamilton, C., Olver, T., Lemon, P. 2014. Run Sprint Interval Training
Induces Fatloss in Women. Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism,
Vol. 39 (8) : 944 – 950.
Hazzel, T.J., Rebecca, E.K., Macpherson, Braden M.R.G., Peter W.R.L. 2010. 10
or 30-s Sprint Interval Training bouts Enhance both Aerobic and Anaerobic
Performance. Europe Journal Application Physiology. Vol 110: 153-160.
Howatson, Glyn., Ken A. van Someren. 2008. The Prevention and Treatment of
Exercise Induces Muscle Damage. Journal of Sports Medicine. Vol. 38 (6) :
483-503.
Junaidi. J., 2013. Cedera Olahraga pada Atlet PELATDA PON XVIII DKI
JAKARTA. Skripsi. Universitas Negeri Jakarta. (Tidak dipublikasikan).
Kenney, W., Wilmore, J., Costill, D. 2012. Physiology of sport and exercise.
Champaign, IL : Human Kinetics.
Lee, C., Chang, W. 2012. The effects of cigarette smoking on aerobic and
anaerobic capacity and heart rate variability among female university
students. International Journal of Women’s Health. Vol. 15 (1) : 75-87.
Martini, F.H., Nath, J.L., Bartholomew, E.F., Ober, W.C., Garrison, C.W., Welch,
K. 2009. Fundamentals of Anatomy and Physiology. Eight Edition. USA:
Pearson Education, Inc.
McArdle, W., Katch, F. and Katch, V. 2010. Exercise physiology. Baltimore, MD:
Lippincott Williams & Wilkins.
Mescher, Anthony L. 2013. Junqueira’s Basic Hystology Text and Atlas Ed 13th.
United States of America : McGraw-Hill
Newman, Anne B., Kupelian, Varant., Visser, Marjolein., Simonsick, Eleanor M.,
Goodpaster, Bret H., Kritchevsky, Stephen B., Tylavsky, Frances A, Rubin,
Susan M., Harris, Tamara B. 2006. Strength, But Not Muscle Mass, Is
Associated With Mortality in the Health, Aging And Body Composition
Study Cohort. Journal of Gerontology Medical Sciences. Vol. 61 (1) : 72-77
Parra, J., Cadefau, J., Rodas, G., Amigo, N., Cusso, R. 2000. The Distribution of
Rest Periods Affects Performance And Adaptations of Energy Metabolism
Induced by High-Intensity Training in Human Muscle. Acta Physiologica
Scandinavica. Vol 169 (2) : 157-166.
Pasiakos, S. M., McLellan, T. M., Lieberman, H.R. 2015. The Effects of Protein
Supplements on Muscle Mass, Strength, and Aerobic and Anaerobic Power
in Healthy Adults: A Systematic Review. Sports Med.Vol. 45(1) : 111 - 131.
DOI : 10.1007/s40279-014-0242-2
Rantanen, Taina., Harris, Tamara., Leveille, Suzanne G., Visser, Marjolein., Foley,
Dan., Masaki, Kamal., Guralnik, Jack M. 2000. Muscle Strength and Body
Mas Index as Long-Term Predictors of Mortality in Initially Healthy Men.
Journal of Gerontology Medical Sciences. Vol. 55 (3) : 168 - 173
Shankar,U. S., Roberts, S. A., Connolly, Martin J., O’ Connell, M. D. L., Adams,
Judith E., Oldham, Jackie A., Wu, Frederick C. W. 2010. Effects of
Testosterone on Muscle Strength, Physical Function, Body Composition, and
Quality of Life in Intermediate-Frail and Frail Elderly Men: A Randomized,
Double-Blind, Placebo-Controlled Study. The Journal of Clinical
Endocrinology & Metabolism. Vol. 69 (2) : 639 – 650.
Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Sloth, M., Sloth, D., Overgaard, K. Dalgas, U. 2013. Effects of Sprint Interval
Training on VO2max and Aerobic Exercise Performance: A Systematic
Review and Meta-analysis. Scanadian Journal Medical Science Sports, Vol.
23 (6) : 341 - 352. DOI : 10.1111/sms.12092
Smith, M.J. 2008. Sprint Interval Training –“It’s a HIIT!”. Fitness. Vol 1 (1). ISSN
2161 - 3044
Swain, D., and Ehrman, J.K. 2010. ACSM's Resource Manual for Guidelines for
Exercise Testing and Prescription Ed. 6th. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
WHO. 2004. Appropriate Body Mass Index for Asian Populations And It’s
Implications for Policy And Intervention Strategies. Lancet. Vol. 363: 157.
53
Whyte, L. J., Gill, J. M. R., & Cathcart, A. J. 2010. Effect of 2 Weeks of Sprint
Interval Training on Health-Related Outcomes in Sedentary Overweight /
Obese Men. Metabolism. Vol. 59 (10) : 1421–1428. DOI :
10.1016/j.metabol.2010.01.002
Zwetsloot, K., John, C., Lawrence, M., Battista, R. and Shanely, R. 2014. High
- Intensity Interval Training Induces A Modest Systemic Inflammatory
Response in Active Young Men. Journal of Inflammation Research.
Vol. 7 : 9.
54
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh Sprint Interval Training
terhadap Kekuatan Otot pada mahasiswa anggota UKM Olahraga Fakultas
Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman.
2. Keikutsertaan sukarela
Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan.Anda
berhak untuk menolak keikutsertaan dan berhak pula untuk mengundurkan diri
dari penelitian ini, meskipun Anda sudah menyatakan kesediaan untuk
berpartisipasi. Tidak akan ada kerugian atau sanksi apa pun (termasuk
kehilangan perawatan kesehatan maupun terapi yang seharusnya Anda terima)
yang akan Anda alami akibat penolakan atau pengunduran diri Anda. Jika
Anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari
penelitian ini, Anda dapat melakukannya kapan pun.
57
8. Klarifikasi
Jika Anda memiliki pertanyaan apapun terkait prosedur penelitian, atau
membutuhkan klarifikasi serta tambahan informasi tentang penelitian ini,
Anda dapat menghubungi: Fu’ad Anharuddin (087853541530)
9. Kesediaan
Jika Anda bersedia untuk berpartisipasi maka Anda akan mendapatkan satu
salinan dari lembar informasi dan kesediaan ini. Tanda tangan Anda pada
lembar ini menunjukkan kesediaan Anda untuk menjadi partisipan dalam
penelitian.
Tanggal: ……………………………..
…………………………………… ……………………………………
(Nama lengkap dengan huruf balok) (Nama lengkap dengan huruf balok)
……………………………………
(Nama lengkap dengan huruf balok)
59
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
KESEDIAAN
MENGIKUTI PENELITIAN
Tanggal: ……………………………..
Tandatangan Partisipan,
…………………………………….......
(Nama lengkap dengan huruf balok)
60
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama :
2. Tempat/tanggal lahir :
3. Pekerjaan :
4. Alamat :
5. No.telepon/HP :
B. PAR-Q
Jawaban
(beri tanda) NO ANAMNESIS
Ya Tidak
Apakah Anda pernah dinyatakan dokter mengidap
1 penyakit jantung dan membatasi aktivitas fisik kecuali
atas rekomendasi dokter?
Pernahkan Anda merasakan nyeri dada pada saat
2
melakukan aktivitas fisik?
Pernahkan Anda merasakan nyeri dada pada saat tidak
3
melakukan aktivitas fisik dalam 1 bulan terakhir?
Pernahkah Anda kehilangan keseimbangan karena rasa
4
pusing atau Anda kehilangan kesadaran/pingsan?
Apakah Anda mempunyai masalah tulang atau
5 persendian yang menjadi lebih parah jika Anda
melakukan aktivitas fisik?
Apakah Anda saat ini sedang dalam pengobatan/minum
6
obat untuk hipertensi atau penyakit jantung?
Selain yang telah disebutkan di atas, apakah ada alasan/
7 kondisi lain sehingga Anda tidak boleh atau harus
membatasi aktivitas fisik?
61
A. Identitas Subjek
1. Nama :
2. Tempat/tanggal lahir :
3. Alamat :
4. No.telepon/HP :
B. Kuesioner Anamnesis
1. Apakah anda rutin berolahraga minimal 2-3 kali per minggu selama
sekurang-kurangnya 3 minggu terakhir ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda pernah didiagnosis menderita penyakit jantung seperti
sindrom koroner akut (angina tidak stabil, infark miokard dengan ST-
elevasi atau tanpa ST-elevasi), gagal jantung, penyakit jantung
bawaan, kelainan katup dan hipertensi?
a. Ya, saya didiagnosis …
b. Tidak
3. Apakah anda pernah didiagnosis menderita penyakit paru obstruktif
dan restriktif?
a. Ya, saya didiagnosis …
b. Tidak
4. Apakah anda pernah didiagnosis menderita penyakit tulang dan sendi
(masalah anggota gerak yang membatasi range of motion, fleksibilitas,
daya tahan, dan kekuatan otot seperti artiritis, sprain dan strain, ruptur
tendon atau ligament, fraktur dan dislokasi) ?
a. Ya, diagnosisnya adalah …
b. Tidak
5. Apakah anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu?
a. Ya, sebutkan …
b. Tidak
62
A. Identitas Subjek
1. Nama :
2. Tempat/tanggal lahir :
3. Alamat :
4. No.telepon/HP :
5. Anggota UKM :
6. Frekuensi latihan : x/minggu
B. Form Pemeriksaan
1. Keadaan Umum
2. Antropometri
Berat Badan :
Tinggi Badan :
IMT :
Kadar lemak
Dada :
Perut :
Paha :
3. Tanda Vital
Tekanan darah : mmHg
Denyut nadi : Kuat/Lemah, denyut/menit
Frekuensi pernapasan : x/menit
Suhu : oC
65
Borg's RPE
Scale Exertion
6 No exertion
7 Very light
8
9
10 Notice breathing deeper, but still
11 comfortable. Conversations posible.
12
13 Aware of breathing harder ; more
difficult to hold conversation.
14
15 Starting to breathe hard and getting
uncomfortable
16
17 Deep and forceful breathing ; don’t want
to talk
18
19 Extremely hard
20 Maximum exertion
66
Nama :
Jadwal Jumlah
Jenis Makanan Nama Bahan
Makan URT* Gram
Makan Pagi
Selingan
Pagi
Makan
Siang
Selingan
Siang
Makan
Malam
Selingan
Malam
*URT (Ukuran Rumah Tangga) satu sendok makan, satu piring, satu mangkok
67
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Usia (tahun) ,187 30 ,009 ,861 30 ,001
2
IMT(kg/m ) ,176 30 ,018 ,865 30 ,001
Pretest (Kg) ,127 30 ,078 ,943 30 ,108
Postest (Kg) ,089 30 ,200* ,955 30 ,232
Asupan protein (g) ,097 30 ,200* ,976 30 ,719
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
3. Uji t Berpasangan
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Correlations
Kekuatan Otot Asupan protein
Kekuatan Otot Pearson Correlation 1 0,168
Sig. (2-tailed) 0,384
N 30 30
Asupan Protein Pearson Correlation 0,168 1
Sig. (2-tailed) 0,384
N 30 30
71
Denah pelaksanaan Sprint Interval Training disepanjang Jl. Medika Gumbreg No.1
72
Gambar b. Pengukuran
kekuatan otot dengan
metode leg strength test
menggunakan back-leg
dynamometer
73
SURAT PERNYATAAN
NIM : G1A012024
Jenderal Soedirman
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan atau tekanan
dari siapapun. Saya bersedia bertanggung jawab secara hukum, apabila terdapat
Fu’ad Anharuddin
74
RIWAYAT HIDUP
A. Judul Penelitian :
B. Data Pribadi
2. NIM : G1A012024
5. Agama : Islam
6. Kewarganegaraan : Indonesia
9. E-mail : funzhu9@gmail.com
75
C. Riwayat Pendidikan
Soedirman
D. Riwayat Organisasi
FK Unsoed
Unsoed
Unsoed
FK Unsoed
Unsoed
Unsoed
Nasional
Unsoed
FK Unsoed
Unsoed
Urgent FK Unsoed
Nasional
Unsoed