Anda di halaman 1dari 92

PERBEDAAN PENGARUH KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS

TERHADAP PENINGKATAN LONG PASSING PADA SISWA

SSB GORGA FC HADILUWIH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fisioterapi

Oleh :
AKBAR AFNI NURPRIADI
201810490311106

PROGAM STUDI S1 FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
PERBEDAAN PENGARUH KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS
TERHADAP PENINGKATAN LONG PASSING PADA SISWA
SSB GORGA HADILUWIH PACITAN

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fisioterapi

Oleh :
AKBAR AFNI NURPRIADI
201810490311106

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
SURAT KEASLIAN PENELITIAN

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Perbedaan Pengaruh Knee Tuck Jump dan Barrier Hops Terhadap Peningkatan Long

Passsing Siswa SSB Gorga FC Hadiluwih”. maksud dari penyusunan skripsi ini adalah

untuk memenuhi syarat menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S1) pada Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Mengingat keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman penulis, sehingga dalam pembuatan skripsi ini tidak

sedikit bantuan, petunjuk, saran - saran maupun arahan dari berbagai pihak, oleh karena

itu dengan kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Bapak Dr. H. Fauzan, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan ilmu pengetahuan

di Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang beserta staf pendidik dan

administrasi yang telah memberika kesempatan dan bantuan panulis dalam proses

perkuliahan selama ini.

3. Bapak Dimas Sondang Irawan, SST.Ft, M.Fis., Ph.D selaku Kepala Program Studi

Fisioterapi yang telah banyak membantu dalam menjalani pendidikan di Program

Studi Fisioterapi.

4. Bayu Prastowo, S.Ft., M.Si selaku Dosen Pembimbing I;

5. Anita Faradilla Rahim, S.Fis., Ftr., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II;

v
6. Nungki Marlian Yuliadarwati, SST.Ft., M.Kes selaku Penguji I;

7. Zidni Imanurrohmah Lubis, S.Ft., Ftr., M.Biomed selaku Penguji II.

8. Kepada Alm. Mahmudi dan Endang Sayekti selaku orang tua saya yang selalu

mendukung, membantu, dan mendoakan saya.

9. Saya ucapkan terimakasih juga kepada pihak Sekolah Sepak Bola Gorga Hadiluwih

sebagai tempak saya untuk melakukan penelitian.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu Dosen Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, serta teman - teman Fisioterapi

angkatan 2018 yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Selain itu saran, kritik

dan perbaikan senantiasa sangat diharapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, 16 Juni 2022

Penulis

vi
PERBEDAAN PENGARUH KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS
TERHADAP PENINGKATAN LONG PASSING PADA SISWA
SSB GORGA FC HADILUWIH

Akbar Afni Nurpriadi¹, Bayu Prastowo¹, Anita Faradilla Rahim¹

Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah


Malang

Korespondensi: apin060300@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Sekolah Sepak Bola (SSB) berperan untuk kemajuan prestasi sepak
bola, untuk menemukan bibit unggul pemain dan menentukan masa depan dari pemain
sepak bola, khususnya SSB yang melakukan pembinaan di usia remaja. Penurunan
kondisi fisik dapat mempengaruhi kemampuan penguasaan teknik sepak bola.
Kurangnya latihan dan kondisi tingkat kekuatan otot yang rendah merupakan faktor dari
penurunan teknik. Salah satu teknik dalam sepak bola adalah teknik long passing atau
tendangan jarak jauh, teknik ini berguna untuk memberikan umpan dengan jarak jauh
kepada rekan satu tim. Salah satu komponen dari long passing adalah power otot
tungkai, untuk meningkatkan power otot tungkai bisa dengan latihan plyometrik,
dipenelitian ini menggunakan intervensi knee tuck jump dan barrier hops. Latihan ini
dapat meningkatkan kemampuan otot tungkai yang berakibat peningkatan kemampuan
long passing.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian Knee Tuck
Jump dan Barrier Hops terhadap peningkatan long passing pada siswa SSB Gorga FC
Hadiluwih.
Metode Penelitian: Penelitian menggunakan desain quasi experimental dengan
membagi kelompok menjadi dua grup pre dan post test design. instrumen pengukuran
roll meter
Hasil: Dengan uji normalitas didapat p (0,000) dan uji wilcoxon p (0,000 < 0,05).
Kesimpulan: Ada peningkatan kemampuan long passing pada siswa SSB Gorga
Hadiluwih dengan kedua intervensi knee tuck jump dan barrier hops, didapatkan
perbedaan intervensi barrier hops mengasilkan peningkatan lebih baik dibandingkan
knee tuck jump.
Kata Kunci:barrier hops, knee tuck jump, long passing
¹ Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

vii
DIFFERENT EFFECT OF KNEE TUCK JUMP AND BARRIER HOPS TO
INCREASE LONG PASSING IN STUDENTS
SSB GORGA FC HADILUWIH

Akbar Afni Nurpriadi¹, Bayu Prastowo¹, Anita Faradilla Rahim¹

Physiotherapy Study Program, Faculty of Health Science, University of


Muhammadiyah Malang
Correspondence: apin060300@gmail.com
ABSTRACT

Background: The Football School (SSB) player role in the advancement of football
achievements, to find superior players and determine the future of football players,
especially SSB who conducts coaching at young age. Decrease in physical condition
can affect the ability to master technique in soccer. Lack of exercise and the condition
of a low level of muscle strength is a factor in the decline in technique. One of the
techniques in football is the long passing technique or long distance kick, this technique
is useful for providing long distance bait to teammates. One component of long passing
is leg muscle power, to increase leg muscle power plyometric exercises can be used,
this study uses knee tuck jump and barrier hops interventions. This exercise can
improve the ability of the leg muscles which results in increase in long passing ability.
Research Objectives: To find out the difference in the effect of giving Knee Tuck Jump
and Barrier Hops to increase long passing in SSB Gorga FC Hadiluwih students.
Research Method: The study used a quasi-experimental design by dividing the group
into two groups, pre and post test design. roll meter measuring instrument
Result: With normality test obtained p (0.000) and Wilcoxon test p (0.000 <0.05).
Conclusion: There is increase in the long passing ability of Gorga Hadiluwih SSB
students with both knee tuck jump and barrier hops interventions, the difference
between barrier hops interventions produces a better improvement than the knee tuck
jump.
Keywords: barrier hops, knee tuck jump, long passing.
¹ Physiotherapy Study Program, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah
Malang

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................iii
SURAT KEASLIAN PENELITIAN................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................................v
ABSTRAK......................................................................................................................vii
ABSTRACT.....................................................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xii
DAFTAR BAGAN.........................................................................................................xiii
DAFTAR DIAGRAM....................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian............................................................................................5
E. Keaslian Penelitian............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................12
A. Sepak Bola......................................................................................................12
B. Knee Tuck Jump..............................................................................................14
C. Barrier Hops...................................................................................................16
D. Long passing...................................................................................................18
E. Anatomi dan Biomekanik Tendangan............................................................22
F. Sekolah Sepak Bola........................................................................................23
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS.....................................................24
A. Kerangka Konsep............................................................................................24
B. Hipotesis.........................................................................................................25
BAB IV METODE PENELITIAN..................................................................................26

ix
A. Desain Penelitian............................................................................................26
B. Kerangka Penelitian........................................................................................27
C. Populasi, Sampel,dan Sampling......................................................................28
D. Variabel penelitian..........................................................................................29
E. Definisi Operasional Variabel.........................................................................29
F. Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................31
G. Etika Penelitian...............................................................................................31
H. Instrumen Penelitian.......................................................................................31
I. Pengumpulan Data..........................................................................................32
J. Prosedur Pengumpulan Data...........................................................................32
K. Tahap pengolahan Data...................................................................................33
L. Analisis Data...................................................................................................34
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA................................................37
A. Karakteristik....................................................................................................37
B. Analisis...........................................................................................................41
BAB VI PEMBAHASAN...............................................................................................44
A. Karakteristik....................................................................................................44
B. Analisa............................................................................................................46
C. Keterbatasan Penelitian...................................................................................52
C. Implikasi.........................................................................................................52
BAB VII PENUTUP.......................................................................................................54
A. Kesimpulan.....................................................................................................54
B. Saran...............................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teknik Knee Tuck Jump..............................................................................16


Gambar 2.2 Teknik Barrier Hops...................................................................................18
Gambar 2.3 Long Passing...............................................................................................19
Gambar 2. 4 Roll Meter...................................................................................................21
Gambar 2.5 Otot-otot tungkai..........................................................................................23
Gambar 2.6 Tendangan Long Passing.............................................................................23

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian............................................................................................7
Tabel 2.2 Klasifikasi Long Passing.................................................................................21
Tabel 4 1 Definisi Operasional Variabel.........................................................................29
Tabel 5. 1 Hasil Uji Normalitas Peningkatan Long Passing...........................................41
Tabel 5. 2 Hasil Pengaruh Intervensi Terhadap Long Passing.......................................42
Tabel 5 .3 Hasil Perbedaan Pengaruh Intervensi Terhadap Long Passing......................43

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Bagan Kerangka Konsep................................................................................24


Bagan 4.2. Kerangka Penelitian......................................................................................27
Bagan 4 1 Desain Rancangan Pre Test dan Post Test.....................................................26

xiii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5 .1 Karakterisitik Usia.....................................................................................37


Diagram 5.2 Karakteristik Masa Latihan........................................................................38
Diagram 5 3 Karakterisitik Perbedaan Long Passing......................................................39
Diagram 5 4 Karakterisitik Tingkat Usia Terhadap Long Passing................................40

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent
Lampiran 2 Permohonan Kesediaan
Lampiran 3 Standart Operasional Prosedur
Lampiran 4 Surat Izin Studi Pendahulan/Penelitian
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 6 Lembar Konsultasi Pembimbing 1
Lampiran 7 Lembar Konsultasi Pembimbing 2
Lampiran 8 Angket Seminar Proposal
Lampiran 9 Angket Lembar Angket Persetujuan Seminar Hasil
Lampiran 10 Data Demografi
Lampiran 11 Dokumentasi
Lampiran 12 Riwayat Hidup

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepak bola mempunyai benyak manfaat dan tujuan antara lain sebagai hiburan,

sarana pendidikan, sarana rekreasi, melatih berorganisasi, maupun sebagai

pembentukan prestasi. Dalam perkembangannya, Sekolah Sepak Bola (SSB)

memiliki peran dan tanggung jawab yang besar untuk kemajuan prestasi sepak bola

di Indonesia. Program dari (SSB) bertujuan untuk menemukan bibit unggul pemain

sepak bola. Binaan sejak awal dapat menentukan masa depan dari prestasi pemain

(Soniawan, 2018). Prestasi pemain sepakbola ditentukan oleh penguasaan teknik.

Namun permasalahan yang sering dialami oleh pemain adalah penurunan kondisi

fisik sehingga berdampak pada penurunan penguasaan teknik. Penurunan tersebut

disebabkan karena kurangnya latihan dan tingkat kekuatan otot pada pemain yang

rendah (Wada & Wibowo, 2020). Teknik dasar dalam sepak bola meliputi, teknik

menendang (shooting), teknik passing dan long passing, teknik dribbling, teknik

trapping , teknik menyundul bola (heading), teknik menjatuhkan diri (diving), teknik

merebut bola (tackling), teknik lemparan ke dalam (throw-in), teknik menjaga

gawang (goalkeeping) (Aprianova, 2016).

Teknik long passing merupakan salah satu teknik dasar yang harus dimiliki

seorang atlet dalam permainan sepak bola. Kegunaan dari long passing ini yaitu

untuk melakukan umpan dengan jarak jauh yang berguna dalam penyusunan

serangan dan menciptakan peluang terciptanya gol dalam suatu pertandingan. Bila

1
2

kemampuan long passing yang bagus sudah dimiliki maka kesempatan untuk

memenangkan pertandingan akan semakin besar. Kegunaan long passing adalah

untuk merubah alur permainan, melakukan umpan silang, tendangan sudut,

tendangan bebas, clearance di daerah pertahanan dan berguna untuk memudahkan

pelatih dalam mengembangkan pola permainan. Teknik long passing dimulai saat

mencondongkan badan dan mengayunkan kaki yang akan digunakan untuk

menendang bola dengan ayunan tinggi ke belakang. Selama melakukan tendangan,

tumpuan sedikit lebih condong diletakkan di belakang bola. Komponen dalam

melakukan long passing adalah power, daya tahan, kelincahan, dan fleksibilitas

(Soniawan, 2018; Rahmanto et al., 2019).

Menurut mekanika gerak menendang terdapat komponen kondisi fisik yang

berperan terhadap jauhnya tendangan yaitu power tungkai. Power merupakan hasil

perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada kontraksi otot. Power merupakan salah

satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakuakan aktifitas yang

sangat berat karena dapat menentukan jauh atau tidaknya sebuah tendangan.

Pentingnya power tungkai dalam menentukan keberhasilan tendangan jarak jauh di

samping menguasai teknik dasar menendang seorang pemain juga harus memiliki

komponen anggota gerak bawah yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan

keseimbangan latihan antara pengembangan teknik dasar tendangan long passing

dengan kondisi fisik khususnya power tungkai (Irawan, 2017).

Sekitar 12% - 15% atlet mengalami penurunan kemampuan pada otot-otot

tungkai. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kemampuan siswa SSB

Gorga Football Club (FC) masih terbilang kurang baik. Terlihat saat melakukan
3

pertandingan jauhnya tendangan masih belum terlalu jauh dan tepat kepada rekan

satu tim yang mengakibatkan bola dapat di rebut oleh pemain tim lawan. Penurunan

kemampuan tersebut terjadi karena kurangnya latihan atau ketidakseimbangan porsi

latihan. Demikian halnya jika power otot-otot tungkai menurun akan menurunkan

performa kemampuan long passing pemain sepak bola. Apabila pemain sepak bola

memiliki long passing yang jelek atau lemah akan mengakibatkan kemampuan

mengumpan bola secara jauh untuk memberikan bola ke teman satu tim menjadi

tidak tepat dan akurat yang harusnya bisa menjadi peluang untuk melakukan

serangan mencetak gol karena umpan yang tidak tepat akhirnya gagal (Aprianova,

2016).

Syarat utama jauhnya tendangan yaitu kondisi power otot tungkai yang

maksimal, oleh karena itu perlunya melatih power otot tungkai. Dalam melatih

power otot tungkai, dapat digunakan salah satu metode latihan yaitu dengan metode

plyometric. Latihan plyometric adalah latihan yang dilakukan dengan cara

merenggangkan otot otot tertentu sebelum mengkontraksikan secara ekploisif dan

latihan ini mudah untuk dilakukan atlet pada saat latihan di lapangan. Agar

menghasilkan long passing maka gerakan eksplosif otot tungkai sangat dibutuhkan

untuk memperoleh gaya yang besar sehinga menghasilkan tendangan yang

maksimal. Selain itu seorang pemain bola dituntut untuk memiliki power otot

tungkai yang maksimal agar dapat terhindar dari cedera saat melakukan program

latihan maupun saat bertanding. Karena power merupakan hasil kali antara kekuatan

dan kecepatan, maka latihan plyometric dibutuhkan untuk meningkatkan power atlet

pemain sepakbola, karena gerakan latihan plyometric cepat dan kuat. Metode
4

plyometric yang diterapkan pada penelitian ini yaitu dengan bentuk latihan knee tuck

jump dan barrier hops (Salim, 2021).

Latihan knee tuck jump adalah suatu bentuk latihan yang dilakukan dengan cara

melakukan satu kali lompatan ke atas dengan 2 tungkai diangkat sampai setinggi

dada, dalam latihan knee tuck jump berkebalikan dengan persentase 60% kecepatan

dan 40% kekuatan. Ketika latihan knee tuck jump otot-otot yang dikembangkan

adalah fleksor pinggul dan paha, gastrocnemius, gluteals, quadriceps dan hamstrings

(Gusdiyanto et al., 2016). Sedangkan latihan barrier hops adalah adalah latihan yang

dilakukan pada gawang-gawang atau rintangan-rintangan yang tinggi dibuat kurang

lebih 80% dari rata-rata panjang tungkai sampel. Secara anatomi gerakan barrier

hops melibatkan otot tungkai bagian atas dan otot tungkai bagian bawah sehingga

semua otot yang ada dibagian tersebut bekerja menerima beban latihan (Sulaiman et

al., 2018). Kedua latihan tersebut berperan untuk meningkatkan performa long

passing yang peningkatan performa long passing dapat diketahui menggunakan

instrumen tes roll meter. Intrumen tes ini dapat dijadikan alat pengukuran seberapa

jauh pemain dapat melakukan tendangan jarak jauh. Jika dalam hasil pengukurannya

seorang dapat mencapai jarak yang jauh artinya pemain itu mempunyai kemampuan

teknik long passsing yang baik (Azhari et al., 2020).

Pada penelitian sebelumnya yang berjudul ” Pengaruh Latihan Longpass dengan

Penambahan Latihan Knee Tuck Jump dan Barrier Hops Terhadap Hasil Longpass

Pada Siswa Ekstrakurikuler Sepak Bola SMA Negeri 1 Candimulya Kabupaten

Magelang” dihasilkan pengaruh peningkatan longpass pada pemain sepakbola.

(Kurniawan et al., 2014). Berdasarkan studi pendahuluan tersebut peneliti bertujuan


5

untuk melakukan penelitian tentang Latihan pliometrik pada Sekolah Sepak Bola

(SSB) dengan judul Perbedaan Pengaruh Knee Tuck Jump dan Barrier Hops

Terhadap Peningkatan Long passing Pada Siswa SSB Gorga FC Hadiluwih untuk

mengetahui perbedaan pengaruh dari kedua latihan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana perbedaan pengaruh pemberian Knee Tuck Jump dan barrier hops

terhadap peningkatan long passing pada siswa SSB Gorga FC Hadiluwih ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian Knee Tuck Jump dan

Barrier Hops terhadap peningkatan long passing pada siswa SSB Gorga FC

Hadiluwih .

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi long passing sebelum dan sesudah diberikannya intervensi

knee tuck jump terhadap peningkatan long passing pada siswa SSB Gorga

FC Hadiluwih .

b. Mengidentifikasi long passing sebelum dan sesudah diberikannya intervensi

barrier hops terhadap peningkatan long passing pada siswa SSB Gorga FC

Hadiluwih .

c. Menganalisis perbedaan pengaruh antara knee tuck jump dan barrier hops

terhadap peningkatan long passing pada siswa SSB Gorga FC Hadiluwih .

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
6

a. Penelitian ini bisa digunakan untuk suatu pembelajaran serta refrensi untuk

menambah pengetahuan

b. Memberikan sebuah inovasi dalam penggunaan metode eksperimen dalam

peningkatan long passing pada pemain sepak bola.

c. Sebagai pijakan dan refrensi buat peneliti yang selanjutnya yang

berhubungan dengan Knee Tuck Jump dan Barrier Hops terhadap

peningkatan long passing pada pemain sepak bola.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat untuk Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti pada bidang

fisioterapi olahraga, khususnya tentang Knee Tuck Jump dan Barrier Hops

terhadap peningkatan long passing pada pemain sepak bola dan dijadikan

sebuah penelitian selanjutnya.

b. Manfaat untuk Institusi

Memberikan sebuah masukan, refrensi dan informasi sebagai bahan ajar

dalam pengembangan kemampuan pada mahasiswa dalam hal ini adalah

mahasiswa program studi fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang.

c. Manfaat untuk IPTEK Fisioterapi

Menambah pengetahuan beserta teknis pelaksanaan dalam pengaruh

pemberian Knee Tuck Jump dan Barrier Hops terhadap peningkatan long

passing pada pemain sepak bola.


7

E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan dari data kajian pustaka yang sudah ada,belum terdapat penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk meneliti

hal yang berhubungan dengan apa yang akan dilakukan penelitian oleh peneliti, tetapi ada beberapa penelitian yang sudah

dilakukan berhubungan dengan latihan pliometrik, knee tuck jump, barrier hops maupun long passing itu. Beberapa penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya antara lain:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Nama
No Judul Peneliti Metode Penelitian Kesimpulan Perbedaan Penelitian
Peneliti
1 Priyono & Pengaruh Latihan Desain: Penelitian ini Disimpulkan bahwa terdapat Perbedaan dengan
Yudi, (2019) Plyometric Terhadap menggunakan metode adanya pengaruh yang penelitian saya terletak
Jauhnya Tendangan desain penelitian signifikan dari latihan pada judul, variabel,
Long Pass eksperimen dengan plyometric terhadap jauhnya sampel dan teknik
desain One Group Pre tendangan long pass pemin sampling, populasi serta
Test-Post Test Design. SMAN 4 Sumbar FA. lokasi penelitian.
Sampel:Teknik Penelitian saya
pengambilan sampel menggunakan quasi
menggunakan experimental dengan
sampling jenuh. desain penelitian two
Jumlah sebanyak 22 group pre test-post test
pemain SMAN 4 design dan teknik
Sumbar FA sampling jenuh.
Lokasi:SMAN4 Variabel independen pada
Sumbar FA penelitian saya adalah
Variabel Independen: knee tuck jump dan
Variabel bebas dalam barrier hops sedangkan
8

penelitian ini adalah variabel dependennya


latihan plyometric. adalah peningkatan long
Variabel Dependen: passing. Populasi pada
Variabel terikatnya penelitian ini adalah siswa
adalah hasil jauhnya SSB Gorga FC Hadiluwih
tendangan long pass
Analisis Data:
Menggunakan uji
analis t-test
2 (Effendi et Effect of Plyometric Desain: Penelitian ini Dapat disimpulkan bahwa Perbedaan dengan
al., 2020) Training Front Cone merupakan penelitian terdapat pengaruh latihan penelitian saya terletak
Hops and Knee Tuck experimen pliometrik front cone hops dan pada judul, variabel,
Jump on dengan pre-test dan knee tuck jump terhadap sampel dan teknik
Improvement post test pengingkatan daya ledak otot sampling, populasi serta
Muscle Explosion Sampel: Pemain pada pemain sepakbola lokasi penelitian.
Power ekstrakurikuler ekstrakurikuler SMAN 13 Penelitian saya
sepak bola SMAN 13 Banjarmasin menggunakan quasi
Banjarmasih yang experimental dengan
berjumlah 30 desain penelitian two
pemain ,menggunakan group pre test-post test
teknik sampling. design dan teknik
Lokasi: SMAN 13 sampling jenuh.
Banjarmasin Variabel independen pada
Variabel Independen: penelitian saya adalah
Variabel knee tuck jump dan
independennya adalah barrier hops sedangkan
latihan front cone hops variabel dependennya
dan knee tuck jump adalah peningkatan long
Variabel Dependen: passing. Populasi pada
Variabel dependenya penelitian ini adalah siswa
9

adalah peningkatan SSB Gorga FC Hadiluwih


daya ledak otot
Analisis Data: Peneliti
menggunakan data
analysis t-test
3 Sanggantara Pengaruh Latihan Desain: Penelitian ini Dapat diambil kesimpulan Perbedaan dengan
& Arjuna, Plyometric Terhadap menggunakan pemberian latihan plyometric penelitian saya terletak
(2016) Hasil Tendangan preeksperimental, berpengaruh terhadap pada judul, variabel,
Bola Lambung Jauh desain yang digunakan peningkatan jauhnya sampel dan teknik
Pada Pemain Sepak dalam penelitian ini tendangan bola lambung sampling, populasi serta
bola adalah One Group pemain sepak bola klub lokasi penelitian.
Pretest-Posttest Design Arkansas FC Magelang Penelitian saya
Sampel: Jumlah sebesar 6,39 % menggunakan quasi
sampelnya adalah 24 experimental dengan
pemain klun sepak desain penelitian two
bola Arkansas FC group pre test-post test
Magelang design dan teknik
Lokasi: Klub sepak sampling jenuh.
bola Arkansas FC Variabel independen pada
Magelang penelitian saya adalah
Variabel Independen: knee tuck jump dan
Variabel independenya barrier hops sedangkan
adalah latihan variabel dependennya
plyometric adalah peningkatan long
Variabel Dependen: passing. Populasi pada
Variabel dependennya penelitian ini adalah siswa
adalah peningkatan SSB Gorga FC Hadiluwih
jauhnya tendangan
Analisis Data: Untuk
menganalisis data
10

menggunakan uji beda


mean
4 Gusdiyanto, Pengaruh Latihan Desain: Penelitian Latihan single multiple jump Perbedaan dengan
& Amiq, Single Multiple Jump eksperimen matching berpengaruh secara signifikan penelitian saya terletak
(2016) dan Knee Tuck Jump pretest-posttest terhadap keterampilan long pada judul, variabel,
Terhadap comparison group pass siswa Sekolah Sepakbola sampel dan teknik
Keterampilan Long design Nusantara usia 15-17 tahun sampling, populasi serta
Pass Pada Siswa Sampel: 22 Siswa Kota Malang,Latihan knee lokasi penelitian.
Sekolah Sepakbola Lokasi: SSB tuck jump tidak ada pengaruh Penelitian saya
Nusantara Usia 15-17 Nusantara Kota yang signifikan terhadap menggunakan quasi
Tahun Kota Malang Malang keterampilan long pass siswa experimental dengan
Variabel Independen: Sekolah Sepakbola Nusantara desain penelitian two
Latihan Single usia 15-17 tahun Kota group pre test-post test
Multiple Jump dan Malang,Latihan single multiple design dan teknik
Knee Tuck Jump jump secara signifikan lebih sampling jenuh.
Variabel Dependen: baik terhadap keterampilan Variabel independen pada
Keterampilan long long pass siswa Sekolah penelitian saya adalah
passing Sepakbola Nusantara usia 15- knee tuck jump dan
Analisis Data: Uji 17 tahun Kota Malang barrier hops sedangkan
analis t-test dibandingkan dengan latihan variabel dependennya
knee tuck jump adalah peningkatan long
passing. Populasi pada
penelitian ini adalah siswa
SSB Gorga FC Hadiluwih
11

5 Anwar et al The Effect of Desain: method used Berdasarkan hasil penelitian Perbedaan dengan
(2020) Plyometric Knee is a quasiexperiment dan pembahasan dalam hal ini penelitian saya terletak
Tuck Jump and method tesis ini, dapat disimpulkan pada judul, variabel,
Barrier Hops Training Sampel: 20 orang bahwa “Ada pengaruh sampel dan teknik
on Explosive Muscle Lokasi: SMAN 3 pelatihan lompat lutut tuck sampling, populasi serta
Explosion Futsal Banjarmasin plyometric dan lompatan lokasi penelitian.
Player Variabel Independen: penghalang di Penelitian saya
Knee Tuck Jump and daya ledak otot tungkai pemain menggunakan quasi
Barrier Hops Variabel futsal. experimental dengan
Dependen: Explosive desain penelitian two
Muscle group pre test-post test
Analisis Data: analisis design dan teknik
t-tes sampling jenuh.
Variabel independen pada
penelitian saya adalah
knee tuck jump dan
barrier hops sedangkan
variabel dependennya
adalah peningkatan long
passing. Populasi pada
penelitian ini adalah siswa
SSB Gorga FC Hadiluwih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sepak Bola
1. Definisi Sepak Bola

Permainan Sepak bola merupakan salah satu permainan yang dituntut

kepada pemain harus mempunyai kemampuan menendang bola, menahan

bola, menggiring bola, menyundul bola, gerak tipu, merebut bola, lemparan

ke dalam lapangan, dan teknik penjaga gawang. Oleh karena itu setiap

pemain perlu mempelajari dan harus menguasai teknik dasar bermain sepak

bola. Sepak bola merupakan olahraga tim yang terdiri dari penjaga gawang,

pemain belakang, pemain tengah dan pemain depan. Dimana posisi tersebut

memiliki tugas masing-masing (Nusufi, 2016).

Sepak bola merupakan olahraga yang menggunakan kemampuan teknik,

taktik, strategi dan mental untuk meraih kemenangan. Berdasarkan definisi di

atas, dapat disimpulkan bahwa permainan sepak bola adalah cabang olahraga

permainan beregu atau permainan tim, maka suatu kesebelasan yang baik,

kuat, tangguh adalah kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang

mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, artinya mempunyai

kerja tim yang baik (Nusufi, 2016).

2. Komponen Fisik

Kondisi fisik merupakan komponen terpenting dalam penunjang prestasi.

Kondisi fisik terdiri dari kondisi fisik umum dan kondisi fisik khusus.

Kondisi fisik umum merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan

kemampuan untuk melakukan kegiatan atau aktifitas yang berhubungan

prestasitubuh yang dimiliki ( Rahmanto, 2015). Kemampuan dasar itu


13

meliputi kekuatan umum, kecepatan umum, daya tahan umum dan

kelentukan. Kondisi fisik umum diperlukan untuk setiap cabang olahraga dan

merupakan tahap awal menuju kondisi fisik khusus (Maliki et al., 2017).

Kondisi fisik khusus merupakan kemampuan fisik yang dikhususkan

untuk suatu cabang olahraga tertentu. Setiap cabang olahraga memiliki

karakteristik dan kekhususan tersendiri sehingga dibutuhkan kondisi fisik

khusus, seperti pada cabang olahraga sepak bola. Kondisi fisik yang sangat

dibutuhkan dalam sepak bola antara lain, daya tahan (endurance), daya ledak

otot tungkai (explosive power), kecepatan (speed) dan kelincahan (agility)

(Maliki et al., 2017). Kondisi fisik bagi pemain sepak bola sangat penting

karena merupakan faktor yang penting untuk menampilkan keterampilan

ketika bermain sepak bola. Komponen fisik yang baik akan mendukung

terhadap keberhasilan proses pelaksanaan ketrampilan gerak dalam cabang

olahraga sepak bola (Rofifah, 2019) .

3. Teknik Sepak Bola

Upaya untuk mencapai suatu prestasi dalam permainan sepak bola, ada

beberapa komponen dan faktor-faktor yang menunjang diantaranya yaitu:

kemampuan teknik dasar sepak bola. Kemampuan teknik dasar merupakan

salah satu pondasi bagi seseorang untuk dapat bermain sepak bola. Pengertian

teknik dasar adalah semua kegiatan yang mendasar permainan sehingga

dengan modal demikian seseorang sudah dapat bermain sepak bola (Saputra

et al., 2019).

Teknik dasar dalam sepak bola meliputi, teknik menendang (shooting)

adalah kemampuan dasar dalam menendang bola, teknik passing adalah cara
14

pemain memindahkan posisi bola dari suatu pemain ke pemain lain, teknik

dribbling adalah kemampuan dasar dalam sepak bola karena setiap pemain

harus mampu mengusai bola saat berlari, teknik trapping adalah cara pemain

mengontrol bola yang digunakan pemain saat menerima bola dari pemain

lain, teknik menyundul bola (heading), para pemain bisa melakukan heading

ketika sedang meloncat, melompat ke depan atau bisa untuk menciptakan gol,

menjatuhkan diri (diving) adalah teknik pemain sepak bola untuk

mendapatkan tendangan bebas, teknik merebut bola (tackling) merupakan

cara merebut bola lawan dengan menjatuhkan lawan, teknik lemparan ke

dalam (throw-in) adalah teknik pemain untuk melemparkan bola yang keluar

dari garis pinggir lapangan, (goalkeeping) merupakan bagian pertahanan

terakhir di dalam tim sepak bola untuk mempertahankan tim agar tim lawan

tidak dapat mendapatkan gol (Aprianova, 2016).

B. Knee Tuck Jump

1. Definisi

Latihan knee tuck jump merupakan suatu rangkaian gerakan loncat yang

eksplosif secara cepat di tempat. Latihan ini tidak menggunakan alat sehingga

akan lebih efektif dan efisien. Latihan ini merupakan bagian dari latihan

meloncat pada metode pliometrik yang bertujuan untuk mencapai ketinggian

maksimum, sedangkan kecepatan pelaksanaan merupakan faktor kedua, dan

jarak horizontal tidak diperlukan dalam meloncat. Otot-otot yang

dikembangkan adalah otot-otot tungkai atas dan bawah seperti, flexsors

pinggul dan paha, gastronemius, gluteals, quadriceps dan hamstrings

(Abduh, 2020).
15

2. Manfaat atau Tujuan

Latihan Knee tuck jump ini memiliki tujuan untuk meningkatkan

kekuatan otot dengan cepat dan efektif, sehingga dapat memberikan pengaruh

pada keterampilan long passing (Abduh, 2020).

3. Indikasi

Knee tuck jump merupakan latihan yang termasuk dalam latihan

pliometrik. Latihan ini memiliki indikasi penurunan kekuatan otot,dengan

latihan ini diharapkan dapat meningkatkan kekuatan otot untuk peningkatan

dalam long passing. Selain itu latihan ini dapat mengurangi nyeri gerak dan

mencegah atrofi pada pemain (Santoso et al., 2018).

4. Kontraindikasi

Latihan pliometrik merupakan latihan yang cenderung menahan nafas

saat menahan beban yang dapat menimbulkan kenaikan tekanan darah maka

orang dengan gangguan kardiovaskular dapat menjadi salah satu

kontraindikasi dari latihan ini. Kontradikasi yang lain adalah pemain yang

sedang mengalami masalah muskuloskletal-nya. Sebagai contoh pemain

mengalami inflamasi atau cedera akut pada bagian otot atau ligamen (Santoso

et al., 2018).

5. Fisiologi Knee tuck jump

Latihan knee tuck jump merupakan modalitas fisioterapi yang bermanfaat

untuk meningkatkan kekuatan otot. Latihan knee tuck jump ini akan

menimbulkan penambahan jumlah sarkomer dan serabut otot (filament aktin

dan miosin yang diperlukan dalam kontraksi otot), sehingga dengan

terbentuknya serabut-serabut otot yang baru maka kekuatan otot dapat


16

meningkat dan memperoleh stabilitas pada sendi tersebut. Efeknya jika

kekuatan otot meningkat akan terjadi peningkatan juga dalam pemain

melakukan long passing (Santoso et al., 2018)

6. Teknik Latihan dan Dosis Knee Tuck Jump

Petunjuk pelaksanan knee tuck jump adalah sebagai berikut :

A. Posisi awal

Ambil sikap berdiri tegak lurus. Tempatkan kedua telapak tangan

menghadap kebawah setinggi dada (Abduh, 2020).

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan latihan knee tuck jump dimulai dengan posisi

quarter squad, kemudian loncat ke atas dengan cepat. Gerakan lutut ke

atas ke arah dada hingga menyentuh telapak tangan. Gerakan ini

dilakukan ulangan 10-20 kali dengan jarak setiap loncatan jarak 1 meter

yang ditentukan dari kemampuan sampel dalam melakukan rangkaian

loncatan yang maksimal dan waktu istirahat antara 1-2 menit diantara set

(Abduh, 2020).

Gambar 2.1 Teknik Knee Tuck Jump


(Sulaiman et al., 2018)

C. Barrier Hops

1. Definisi Barrier Hops


17

Latihan Barrier Hops adalah latihan yang dilakukan pada gawang-

gawang atau rintangan-rintangan yang tinggi dibuat kurang lebih 80% dari

rata-rata panjang tungkai sampel dengan jarak antar gawang 1 meter

ditentukan dari kemampuan sampel dalam melakukan rangkaian loncatan

yang maksimal. Gerakan dimulai dari pinggang dan lutut merenggang,

kemudian gunakan ayunan kedua lengan untuk menjaga keseimbangan dan

mencapai ketinggian. Secara anatomi gerakan barrier hops melibatkan otot

tungkai bagian atas dan otot tungkai bagian bawah sehingga semua otot yang

ada dibagian tersebut bekerja menerima beban latihan (Doewes, 2016).

2. Manfaat Barrifer hops

Latihan barrier hops ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kekuatan

otot dan meningkatkan power otot tungkai dengan cepat dan efektif, sehingga

dapat memberikan pengaruh pada keterampilan long passing pemain

sepakbola (Sanggantara & Arjuna, 2019).

3. Indikasi

Barrier hops merupakan latihan yang termasuk dalam latihan pliometrik.

Latihan ini memiliki indikasi seorang pemain yang ingin meingkatkan

performanya agak maksimal dalam bermain sepakbola. Selain itu untuk

menguatkan dan membentuk masa otot (Santoso et al., 2018).

4. Kontraindikasi

Latihan ini dapat mengakibatkan risiko yang tinggi untuk cidera,

contohnya seperti spinal stenosis, tendonitis, dan angkle damage (Santoso et

al., 2018).

5. Fisiologi Barrier hops


18

Ketika kontraksi konsentrik muncul (otot memendek) secepatnya akan

diikuti dengan kontraksi eksentrik (otot memanjang) kemudian gaya akan

meningkat secara dramatis. Ketika gaya yang dikeluarkan besar maka otot

juga harus berkontraksi secara cepat (Sulaiman et al., 2018). Latihan barrier

hops ini akan menimbulkan penambahan jumlah sarkomer dan serabut otot

(filament aktin dan miosin yang diperlukan dalam kontraksi otot), sehingga

dengan terbentuknya serabut-serabut otot yang baru maka kekuatan otot dapat

meningkat dan memperoleh stabilitas pada sendi tersebut. Efeknya jika

kekuatan otot meningkat akan terjadi peningkatan juga dalam pemain

melakukan long passing (Irawan 2014; Santoso et al., 2018).

6. Teknik latihan dan dosis Barrier Hops

Latihan barrier hops dikerjakan pada gawang atau rintangan yang


tingginya dibuat kurang lebih 80% dari rata-rata panjang tungkai sampel
dengan jarak antar gawang 1 meter. Rintangan akan jatuh bila atlet membuat
kesalahan, start dimulai dengan berdiri dibelakang rintangan, gerakan
meloncat yang melewati rintangan-rintangan dengan kedua kaki bersamaan.
Gunakan ayunan kedua lengan untuk menjaga keseimbangan dan mencapai
ketinggian (Sulaiman et al., 2018).

Gambar 2.2 Teknik Barrier Hops


(Sulaiman et al., 2018)
19

D. Long passing
1. Definisi Long Passing

Keterampilan mendasar yang wajib atau yang sangat penting untuk dimiliki

dan dikuasai oleh seorang pemain sepak bola dalam permainan sepak bola yaitu

menendang bola atau lebih khususnya mengumpan (long passing). Dalam

permainan sepak bola mengumpan atau passing merupakan hal penting, tanpa

mengabaikan juga pentingnya teknik-teknik yang lain. Teknik long passing

dimulai saat mencondongkan badan dan mengayunkan kaki yang akan

digunakan untuk menendang bola dengan ayunan tinggi ke belakang. Selama

melakukan tendangan, tumpuan sedikit lebih condong diletakkan di belakang

bola. Ini bertujuan untuk memberikan angkatan bola yang maksimal kepada

hasil tendangan nantinya. Usahakan bola dikenakan pada posisi separuh dari

bawah dan gunakan lengan sebagai penyeimbang, perpanjanglah tendangan

dengan gerak lanjut yang kuat untuk menambah jarak hasil tendangan.

Perkenaan kaki pada saat bola akan ditendang hendaknya menggunakan kura-

kura kaki atau kaki bagian dalam agar mendapat hasil yang maksimal. Adapun

teknik menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam yaitu letak kaki

tumpuan, kaki yang menendang, sikap badan, bagian bola yang akan ditendang

(Suhartoyo et al., 2019).

Gambar 2.3 Long


Passing
20

(Suhartoyo et al., 2019)

2. Faktor yang mempengaruhi long passing

a. Faktor fisik penendang

Saalah satu komponen utama pemain sepakbola untuk melakukan

long passing adalah kondisi fisik yang baik. Selain itu faktor pendukung

yang sangat penting bagi penguasaan keterampilan sepak bola khususnya

pada kemampuan long passing, salah satunya adalah unsur fisik yang

meliputi, kelentukan (flexibility) merupakan kemampuan dari sebuah

sendi,otot dan ligamen disekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan

nyaman dalam ruang gerak maksimal yang diharapkan, kekuatan

(strength) merupakan kemampuan kelompok otot untuk mengatasi suatu

beban atau tahanan dalam menjalankan aktivitas permainan sepakbola,

daya ledak (power) merupakan kemampuan otot untuk menggerakkan

kekuatan secara maksimal dalam waktu yang relatif cepat, dan daya

tahan (endurance) merupakan kemampuan tubuh yang dapat melakukan

aktifitas sepakbola atau latihan untuk waktu yang lama, tanpa mengalami

kelelahan yang berlebihan. Oleh karena itu setiap pemain sepakbola

harus memiliki kondisi fisik yang bagus agar dapat melakukan

permainan sepak bola dengan kemampuan yang maksimal. Kondisi fisik

memiliki peran penting untuk menentukan kualitas dan kemampuan atlet

untuk mencapai tuntutan prestasi yang optimal. Dari banyak faktor yang

menjadi faktor utama untuk pemain sepakbola melakukan teknik long

passing adalah faktor power khususnya power otot tungkai, karena


21

tungkai menjadi unsur pemain sepakabola dalam melakukan tendangan

long passing. (Sulasmono,2016).

Tungkai merupakan salah satu bagian tubuh yang digunakan

untuk melakukan tendangan. Secara anatomi tungkai meliputi bagian

kaki, betis, dan paha. Pada saat gerakan tendangan long passing otot-

otot yang digunakan adalah otot tungkai bagian atas dan bawah, yang

akan faktor dalam pergerakan fleksi dan ekstensi pada saat melakukan

tendangan long passing. Dari situ, untuk meningkatkan power tungkai

dalam penelitian ini digunakan bentuk latihan berupa latihan plyometric.

Pelaksanaan dari latihan plyometric yaitu dengan menggunakan bentuk

latihan knee tuck jump dan barrier hops. (Ridwan, 2020).

b. Alat ukur long passing

Cara melakukan long passing yaitu pemain melakukan tendangan

sebanyak 3 kali. Setelah melakukan tendangan diukur tendangan terjauh

dengan menggunakan alat ukur yaitu roll meter. Setelah itu data yang

diperoleh diambil dari data tendangan terjauh yang dilakukan oleh para

pemain (Azhari et al., 2020).

Gambar 2. 4 Roll Meter


(Amrullah & Widodo, 2017)
22

Tabel 2.2 Klasifikasi Long Passing


No Rentang Nilai (m) Kategori
1 >45 Sangat Baik
2 31-35 Baik
3 16-30 Cukup
4 0-15 Kurang
Sumber : (Kurniawan et al., 2019)

E. Anatomi dan Biomekanik Tendangan


Secara anatomi gerakan knee tuck jump dan barrier hops melibatkan otot

tungkai bagian atas dan otot tungkai bagian bawah sehingga semua otot yang

ada dibagian tersebut bekerja menerima beban latihan. Latihan ini sama-sama

melatih kekuatan dan kecepatan otot tungkai atau disering disebut power otot

tungkai. Gerakan fleksi paha (gerakan menekuk paha), otot-otot yang

berperan adalah otot sartorius, illiacus dan gracialis. Gerakan ekstensi paha

(gerakan meluruskan paha), otot-otot yang terlibat yaitu bisep femoris,

semitedinosus (kelompok harmstring) dan j uga gluteus maksimus dan

minimus. Gerakan fleksi lutut dan kaki (gerakan menekuk lutut dan kaki),

otot-otot yang berperan yaitu Gastronemius. Gerakan ekstensi lutut yaitu

suatu gerakan latihan kaki untuk meluruskan kedua lutut bersamaan, otot-

otot yang berperan yaitu otot rectus femoris, vastus lateralis, vastus medialis

dan intermedialis (kelompok quadriceps). Kekuatan merupakan dasar (basic)

otot dari power dan daya tahan otot. Berdasarkan hal tersebut, kekuatan

merupakan unsur utama untuk menghasilkan power dan daya tahan otot.

Power otot dapat ditingkatkan dan dikembangkan melalui latihan fisik. Untuk

meningkatkan power otot diperlukan peningkatan kekuatan dan kecepatan

secara bersama-sama. Power akan dapat dikembangkan dengan suatu

dorongan atau tolakan yang kuat dan singkat sehingga memacu kecepatan

rangsang syaraf (Sihabudin, 2017).


23

Gambar 2.5 Otot-otot tungkai


(Harmono, 2018)

Gambar 2.6 Tendangan Long Passing


(Sihabudin, 2017)

F. Sekolah Sepak Bola


SSB Gorga FC Hadiluwih berusaha membina anak-anak remaja dalam

hal bermain sepak bola. Permainan sepakbola di pacitan belum sepenuhnya

mengikuti standar permainan, hal tersebut terjadi dikarenakan permainan sepak

bola di pacitan belum sepenuhnya memenuhi kaidah dan standar permainan

sepakbola. Berdasarkan dari hasil pengamatan dan wawancara terdahulu di SSB

Gorga FC Hadiluwih, diperolah kekurangan dalam melakukan teknik long

passing (Fauzi et al., 2021).


BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Sepak Bola

Passing Heading Long Controlling Shooting


passing

Dribbling Goal Keeping

Endurance Balance Power Flexibility Coordination

Knee Power Leg Barrier


Tuck Muscle Hops
Jump

 Peningkatan  Peningkatan
kekuatan otot kekuatan otot
 Peningkatan  Peningkatan
besar otot besar otot
 Peningkatan  Peningkatan
jumlah jumlah
mitokondria mitokondria

Peningkatan Peningkatan Peningkatan


power otot Long passing power otot
tungkai bawah tungkai atas

Bagan 3.1 Bagan Kerangka Konsep

24
25

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

: Hubungan

: Pengaruh

B. Hipotesis
H0 : Tidak ditemukan perbedaan pengaruh knee tuck jump dan barrier hops

terdahap peningkatan long passing pada siswa SSB Gorga FC Hadiluwih.

H1 : Ditemukan perbedaan pengaruh knee tuck jump dan barrier hops terhadap

peningkatan long passsing siswa SSB Gorga FC Hadiluwih.


BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan

quasi eksperimental dengan two group pre dan post test. Jenis penelitian ini

dengan membagi sampel menjadi 2 kelompok dan akan dilakukan pre test

sebelum tindakan intervensi dan dilakukan post test setelah dilakukan intervensi.

Objek peneliti atau siswa SSB Gorga FC Hadiluwih akan mendapatkan tindakan

latihan knee tuck jump dan barrier hops yang selanjutnya akan dibangdingkan

pengaruhnya antara knee tuck jump dan barrier hops terhadap peningkatan long

passing (Kadry et al., 2021).

S1 P1 S2
P R
N1 P2 N2

Bagan 4 1 Desain Rancangan Pre Test dan Post Test


Keterangan :

P = Populasi
R = Sampel
S1 = Kelompok knee tuck jump sebelum tindakan (nilai pre test)
N1 = Kelompok barrier hops sebelum tindakan (nilai pre test)
P1 = Tindakan dengan latihan knee tuck jump
P2 = Tindakan dengan latihan barrier hops
S2 = Kelompok knee tuck jump setelah tindakan (nilai post test)
N2 = Kelompok barrier hops setelah tindakan (nilai post test)

26
27

B. Kerangka Penelitian

Quasi experimental (desain 2 grup pre test dan post test


test)

Populasi: SSB Gorga FC Hadiluwih

Sampling technique: Random


sampling

Sampel: Siswa SSB Gorga FC Hadiluwih

Variabel Dependen Variabel Independen

Knee tuck jump Barrier hops Long passing

Instrumen SOP Instrumen: roll meter

Skala data : rasio

Analisis Univariate dan Bivariate

H0 : Tidak terdapat H1 : Terdapat


perbandingan pengaruh knee perbandingan pengaruh
tuck jump dan barrier hops knee tuck jump dan
terhadap peningkatan long barrier hops terhadap
passing pada siswa SSB Gorga long passing pada siswa
FC Hadiluwih SSB Gorga FC
Hadiluwih
Bagan 4.2. Kerangka Penelitian
28

C. Populasi, Sampel,dan Sampling


1. Populasi

Populasi adalah kaseluruhan subjek penelitian. Untuk melakukan

penelitian keseluruh data atau objek dengan karakteristik tertentu.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa SSB Gorga FC Hadiluwih

(Data Penelitian., 2022).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah perwakilan siswa SSB Gorga

FC Hadiluwih yang berjumlah 40 orang (Abduh et al., 2019).

3. Sampling

Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

teknik non probability, yaitu purpose sampling. Sampel ditentukan

dengan pertimbangan yang sesuai dengan peneliti yang diharapkan

sampel memiliki kompetensi (Abduh et al., 2019).

a. Kriteria inklusi

1) Usia 11-13 Tahun

2) Pemain SSB Gorga Hadiluwih aktif ( sedang berlatih di SSB )

3) Bersedia jadi responden

b. Kriteria eksklusi

1) Kondisi responden sakit

2) Mempunyai cedera akut bagian ekstremitas bawah

c. Kriteria dropout

1) Responden tidak mengikuti serangkaian penelitian

2) Mengalami cedera ketika dalam proses penelitian


29

3) Responden tidak mengikuti latihan minimal 3 kali

D. Variabel penelitian
1. Variabel Independent

Variabel independen dalam penelitian ini adalah knee tuck jump

dan barrier hops.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peningkatan long

passing pada siswa SSB Gorga FC Hadiluwih

E. Definisi Operasional Variabel


Tabel 4 1 Definisi Operasional Variabel
Skala
No Variabel Definisi Operasional Instrumen Penelitian
Data
.
Variabel Gerakan diawali posisi Standar Operasional -
1
independen: Prosedur (SOP)
quarter-squad, setelah itu
a.Knee Tuck
Jump loncat ke atas dengan cepat.
Gerakan lutut ke atas ke
arah dada hingga
menyentuh telapak tangan.
Memiliki jarak setiap
loncatan jarak 1 meter yang
ditentukan dari kemampuan
pemain dalam melakukan
loncatan yang maksimal.
Latihan ini dilakukan 5 kali
dalam satu set dan 10 kali
loncatan. Dilakukan 3 kali
dalam 1 minggu dan
berlangsung selama 6
minggu
b.Barrier Hops Dengan menggerakan Standar Operasional -
2
30

loncatan ke arah depan Prosedur (SOP)


melewati satu satu
penghalang yang ada
dengan gerakan yang
eksplosif. Memaksimalkan
ketinggian loncatan dan
kecepatan loncatan. Latihan
ini dilaksanakan 5 kali
dalam satu set dan 10 kali
loncatan. Dilakukan 3 kali
satu minggu dalam waktu 6
minggu
Variabel Long passing merupakan - Nilai >45 m Rasio
3
Dependen: tendangan yang dilakukan katergori baik
Peningkatan seseorang sejauh mungkin - Nilai 31-35 m
Long passing untuk mengumpan bola ketegori baik
kepada teman satu tim pada - Nilai 16-30 m
posisi yang jauh darinya. kategori cukup
Pengukuran hasil long - Nilai 0-15 m
passing menggunakan alat kategori kurang
ukur roll meter untuk
mengetahui jarak jauhnya
tendangan.
31

F. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Gorga Hadiluwih yang

beralamatkan di Jln. Lorok-Pacitan, Rt.01, Dusun Gareng, Desa Hadiluwih,

kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Penelitian ini dilakukan selama 6

minggu. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 27 Februari sampai 7

April tahun 2022 dan dilaksanakan 3 kali dalam seminggu pada hari selasa,

kamis, dan minggu.

G. Etika Penelitian
1. Lembar Persetujuan (informed consent)

Fungsi dari lembar persetujuan adalah agar responden paham atau

mengerti dengan tujuan dilakukannya penelitian. Jika responden bersedia,

maka lembar persetujuan dapat ditandatangani, namun jika responden tidak

bersedia, maka peneliti akan menghormati keputusan dari responden

(Kurniawan, 2017).

2. Tanpa Nama (anonimity)

Dalam setiap hasil data dari penelitian akan diberikan kode dengan

mencantumkan inisial dari responden (Kurniawan, 2017).

3. Kerahasiaan (konfidentiality)

Menjaga kerahasiaan responden seperti pada informasi pengumpulan

data, hanya data tertentu yang digunakan sebagai penelitian dan dibagikan

sebagai hasil riset (Kurniawan, 2017).

H. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan instrument penelitian dengan alat roll

meter. Cara untuk mengukur long passing dengan batas bola pertama akan
32

ditendang dan sampai bola pertama jatuh di tanah lalu diukur menggunakan

satuan meter. Responden akan diberi 3 kali kesempatan menendang, dan jarak

tendangan yang paling jauh yang akan diambil data (Azhari et al., 2020).

I. Pengumpulan Data
Pengumpulan data meupakan cara yang dilakukan peneliti untuk

mendapatkan data yang nantinya digunakan dalam penelitian. Untuk

mendapatkan data,pada penelitian ini dalam mengumpulkan data menggunakan

metode pengukuran menggunakan alat roll meter. Pengukuran ini digunakan

untuk mengetahui jarak tendangan long passing dari pemain (Azhari et al.,

2020).

J. Prosedur Pengumpulan Data


1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Tahap penyusunan proposal penelitian

b. Tahap melakukan studi pendahuluan penelitian

c. Tahap menyiapkan instrumen penelitian yang nantinya akan digunakan

oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan

menggunakan informed concent, serta tempat dan alat untuk melakukan

prosedur latihan.

2. Tahap pelaksanaan Penelitian

a. Memberikan surat persetujuan penelitian untuk semua responden dan

memastikan bahwa responden bersedia untuk dijadikan sampel.

b. Membagi responden menjadi 2 kelompok intervensi

c. Semua responden melakukan pre-test menendang bola sekencang

mungkin atau sejauh-jauhnya untuk mengukur kekuatan tendangan.


33

d. Kelompok pertama diberikan intervensi knee tuck jump pada hari

pertama sampai 1 bulan kedepan dengan perlakuan 3 kali dalam

seminggu dan dosis yang diberikan yaitu 1 set 10 kali pengulangan

disetiap pertemuan.

e. Kelompok kedua diberikan intervensi barrier hops pada hari pertama

sampai 1 bulan kedepan dengan perlakuan 3 kali dalam seminggu dan

dosis yang diberikan yaitu 1 set 10 kali pengulangan disetiap pertemuan.

f. Semua responden melakukan post-test menendang bola sekencang

mungkin atau sejauh-jauhnya untuk mengukur kekuatan tendangan

menggunakan alat ukur roll meter setelah diberikannya kedua intervensi

pada hari terakhir untuk kedua kelompok.

g. Melihat apakah ada peningkatan dan perbedaan pengaruh long passing

sebelum dan sesudah diberikannya knee tuck jump dan barrier hops dari

awal hingga akhir.

K. Tahap pengolahan Data


Secara umum, tahap pengolahan data ialah kegiatan lanjutan setelah

semua data terkumpul. Pada penelitian kuantitatif biasanya dilaksanakan melalui

berbagai tahap, seperti tahap editing (memeriksa), tahap coding (pemberian

identitas), dan juga entry data (proses memasukkan data) (Wahyu et al., 2018).

1. Editing (Pemeriksaan)

Pada tahap ini, peneliti memeriksa semua lembar instrumen

pengumpulan data satu persatu dan juga poin-poin serta jawaban yang sudah
34

tersedia. Apabila nantinya terdapat kejanggalan maka poin yang janggal

tersebut akan diberi identitas tertentu (Wahyu et al., 2018).

2. Coding (Identitas)

Peneliti akan memberikan pengkodean pada data untuk tahap ini. Di

dalam penelitian ini digunakan pengkodean menggunakan nama inisial yang

diikuti oleh nomor ururt (A.K1,2,3...) untuk kelompok intervensi X dan

nama inisial diikuti oleh nomor urut (A.R,1,2,3…) untuk kelompok

intervensi Y (Wahyu et al., 2018).

3. Entry Data (Memasukkan Data)

Bagian ini, peneliti akan memasukkan data lalu membuat distribusi

frekuensi sederhana atau membuat tabel kontingensi responden seperti usia,

jenis kelamin, pekerjaan, pengukuran nilai long passing sebelum dan

sesudah diberikannya intervensi knee tuck jump dan Barrier hops (Wahyu et

al., 2018).

L. Analisis Data
1. Univariate Analysis

Analisis univariat yaitu analisis yang dilakukan untuk 1 variabel

atau per variabel dengan tujuan untuk menjelaskan karakteristik dari

setiap variabel penelitian yang meliputi karakteristik usia, dan lama

latihan (Data Penelitian., 2022).

2. Bivariate Analysis

a. Uji Normalitas
35

Uji normalitas merupakan sebuah ujian yang bertujuan untuk

menilai data pada suatu kelompok data atau variabel. Hasilnya akan

menunjukkan apakah data akan berdistribusi normal atau tidak. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan jenis uji normalitas menggunakan

uji shapiro wilk karena jumlah responden dibawah 50 . Kesimpulan

hasil data akan berdistribusi normal jika p >0,05 dan data akan

berdistribusi tidak normal jika p <0,05 (Fitri et al., 2015).

b. Uji Hipotesis

1. Uji Pengaruh

1) Uji Wilcoxoon

Uji willcoxom digunakan untuk mengetahui data yang

didistribusikan tidak normal. Uji ini adalah uji non parametrik

digunakan untuk dua sampel bergantungan atau berhubungan

(korelasi). Jika pada uji tanda hanya memperhatikan arah

perbedaan dalam pasangan maka Uji Wilcoxon di samping

memperhatikan arah perbedaan juga menentukan besarnya atau

adanya perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari

satu sampel yang berhubungan. Dasar pengambilan keputuasan

dalam Uji Wilcoxon sebagai berikut, jika nilai Asymp.Sig. (2-

tailed) < 0.05 maka ada perbedaan yang signifikan antara variabel

awal dengan variabel akhir. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0.05

maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara variabel awal

dengan variabel akhir (Damayanti, 2019).


36

2. Uji Beda Pengaruh

1) Uji Mann Whitney

untuk mengetahui nilai signifikansi ada tidaknya

perbedaan pengaruh antara knee tuck jump dan barrier hops pada

kemampuan long passing pada pemain SSB Gorga Fc Hadiluwih

dilakukan dengan uji Mann Whitney. Uji ini dilakukan karena

data tidak yang distribusi tidak normal. Hasil uji Mann Whitney

menggunakan program SPSS, H0 akan diterima apabila p >0,05

yang artinya tidak ada perbedaan pengaruh antara Knee Tuck

Jump maupun Barrier Hops terhadap peningkatan long passing.

H1 akan diterima apabila p <0,05 yang artinya terdapat adanya

perbedaan pengaruh antara Knee Tuck Jump dan Barrier Hops

terhadap peningkatan long passing (Harmila et al., 2017).


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

A. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Data mengenai karakterisitik responden berdasarkan usia dapat

dilihat sebagaimana pada diagram 5.1 berikut:

23%
30%
Usia 11 Tahun
Usia 12 Tahun
Usia 13 Tahun

48%
Diagram 5 .1 Karakterisitik Usia
(Data Penelitian, 2022)

Berdasarkan data diagram 5.1 diperoleh data usia 40 responden

pada Siswa SSB Gorga FC Hadiluwih memiliki karakteristik usia 11

tahun, 12 tahun dan 13 tahun. Presentase karakteristik usia 11 tahun

sebesar 9 responden (22 %), presentase usia 13 tahun sebesar 12

responden (30 %) dan presentase terbanyak didominasi usia 12 tahun

sebesar 19 responden (48 %).

2. Karakteristik Responden berdasarkan Lama Latihan

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan lama latihan

dapat dilihat pada diagram 5.2 sebagai berikut :

37
38

18%
1-1,5 tahun
43% 1,5-2 tahun
2-2,5 tahun

40%

Diagram 5.2 Karakteristik Masa Latihan


( Data Penelitian, 2022)

Berdasarkan data diagram 5.2 diatas diperoleh data masa latihan 40

responden pada Siswa SSB Gorga FC Hadiluwih memiliki karakteristik masa

latihan terbagi menjadi 3 kategori yaitu, masa latihan 1 – 1,5 tahun, masa latihan

1,5 – 2 tahun dan masa latihan 2 – 2,5 tahun. Presentase masa latihan 1 – 1,5

tahun sebanyak 7 responden (17%), presentase masa latihan 1,5 – 2 tahun

sebesar 16 responden (40 %) dan presentase terbanyak didominasi masa latihan

2 – 2,5 tahun sebesar 17 responden (43 %).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Perbedaan Long Passing Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Intervensi Knee Tuck Jump Dan Barrier Hops

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan perbedaan peningkatan

long passing sebelum dan sesudah diberikan intervensi knee tuck jump dan

barrier hops dengan nilai pengukuran menggunakan roll meter dapat dilihat

pada diagram grafik 5.1 berikut :


39

3.3
3.2 m
3.2
3.1 m
3.1
3
2.9 m
2.9 Knee Tuck Jump
2.8 2.8 m Barrier Hops

2.7
2.6
2.5
Sebelum Sesudah

Diagram 5 3 Karakterisitik Perbedaan Long Passing


(Data Penelitian, 2022)

Berdasarkan data diagram grafik 5.1 di atas diperoleh dari 40 responden

hasil perbedaan nilai roll meter sebelum dan sesudah intervensi knee tuck jump

dan barrier hops mengalami peningkatan. Jadi hasil perbedaan nilai long

passing sebelum intervensi knee tuck jump 2,9 m dan sesudah intervensi

perbedaan nilai long passing 3,1 m dengan nilai selisih 0,2 m. Hasil perbedaan

nilai long passing sebelum intervensi barrier hops 2,8 m dan sesudah intervensi

perbedaan nilai long passing 3,2 m dengan nilai selisih 0,4 m.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia Terhadap Peningkatan Long

Passing Sebelum Dan Sesudah Diberikan Intervensi Knee Tuck Jump Dan

Barrier Hops.

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan tingkat usia terhadap

peningkatan long passing sebelum dan sesudah diberikan intervensi Knee Tuck

Jump dan Barrier Hops dengan nilai pengukuran menggunakan roll meter dapat

dilihat pada diagram grafik 5.2 berikut :


40

30
24.2825.38
25
22.03 23.11 24
20.22 19.2 20.3 19.75 20.5421.48
20 18.32

15

10

0
Usia 11 Tahun Usia 12 Tahun Usia 13 Tahun
Pre Barrier Hops Post Barrier Hops Pre Knee Tuck Jump
Post Knee Tuck Jump

Diagram 5 4 Karakterisitik Tingkat Usia Terhadap Long Passing


(Data Penelitian, 2022)

Berdasarkan data diagram grafik 5.1 di atas, diperoleh dari 40 responden

hasil perbedaan usia terhadap tingkat long passing dengan nilai roll meter sebelum

dan sesudah intervensi knee tuck jump dan barrier hops mengalami peningkatan.

Karakteristik usia dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu usia 11 tahun, 12 tahun dan 13

tahun. Presentase kelompok usia 11 tahun sebelum dan sesudah diberikan

intervensi barrier hops sebesar 18,32 m dan 20,22 m. Presentase kelompok usia 11

tahun sebelum dan sesudah diberikan intervensi knee tuck jump sebesar 19,2 m dan

20,3 m. Presentase kelompok usia 12 tahun sebelum dan sesudah diberikan

intervensi barrier hops sebesar 19,75 m dan 22,03 m. Presentase kelompok usia 12

tahun sebelum dan sesudah diberikan intervensi knee tuck jump sebesar 20,54 m

dan 21,48 m. Presentase usia 13 tahun sebelum dan sesudah diberikan intervensi

barrier hops sebesar 24,28 m dan 25,38 m. Presentase kelompok usia 13 tahun

sebelum dan sesudah diberikan intervensi knee tuck jump sebesar 23,11 m dan 24

m. Jadi Presentase berdasarkan usia terhadap peningkatan long passing sebelum


41

dan sesudah diberikan intervensi knee tuck jump dan barrier hops yang paling

didominasi pada usia 13 tahun.

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data pre-test

dan pos-test dengan uji normalitas Shapiro-wilk test. Shapiro-wilk test

digunakan karena jumlah sampel responden ada 40 responden sebagaimana di

tabel 5.1 dan 5.2 dengan intervensi knee tuck jump dan barrier hops sebagai

berikut :

Tabel 5. 1 Hasil Uji Normalitas Peningkatan Long Passing (Data Penelitian,


2022)
Kelompok Uji Normalitas n p α
Knee Tuck Jump Pre test 20 0,000 0,05
Post test 20 0,000 0,05
Barrier Hops Pre test 20 0,000 0,05
Post test 20 0,000 0,05

Ket : Uji = Uji Shapiro Wilk ; n = jumlah sempel ; p = nilai sig .2-tailed ; p = nilai signifikan

Berdasarkan tabel 5.1 uji normalitas menggunakan SPSS dengan nilai

signifikansi pada sampel yang berjumlah 40 responden didapatkan nilai pre test

dan post test intervensi knee tuck jump adalah 0,000 (p<0,05) dan 0,000

(p<0,05). Nilai pre test dan post test intervensi berrier hops adalah 0,000

(p<0,05) dan 0,000 (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan pada uji

normalitas menunjukan distribusi data tidak normal.

2. Pengaruh Knee Tuck Jump Dan Barrier Hops Terhadap Peningkatan Long

Passing
42

Pengujian pengaruh knee tuck jump dan barrier hops terhadap peningkatan

long passing antara pre-test dan pos-test dilakukan menggunakan uji wilcoxon.

Hasil pengujian dapat diketahui dari hasil analisis data melalui SPSS

sebagaimana di tabel 5.2.

Tabel 5. 2 Hasil Pengaruh Intervensi Terhadap Long Passing ( Data


Penelitian, 2022)
Kelompok n p α
Knee Tuck Jump 20 0,014 0,05
Barrier Hops 20 0,014 0,05
Ket : Uji = Uji wilcoxom ; n = jumlah sempel ; p = nilai sig .2-tailed ; p = nilai signifikan

Berdasarkan hasil uji wilcoxon nilai signifikasi pada intervensi knee tuck

jump dan barrier hops yaitu 0,014 dengan p < 0,05 yang berarti ada pengaruh

peningkatan long passing yang signifikan pada intervensi knee tuck jump dengan

dan 0,014 dengan p < 0,05 ada pengaruh peningkatan long passing yang

signifikasi pada intervensi barrier hops. Selisih dari hasil uji wilcoxon setelah

diberikan intervensi didapatkan nilai p 0,000 kurang dari 0,05 atau 0,014 < 0,05

dan sehingga dapat diartikan bahwa H1 diterima, yaitu terdapat perbedaan

pengaruh knee tuck jump dan barrier hops terhadap peningkatan long passsing

siswa SSB Gorga FC Hadiluwih.

3. Perbedaan Pengaruh Knee Tuck Jump Dan Barrier Hops Terhadap

Peningkatan Long Passsing

Pengujian perbedaan pengaruh knee tuck jump dan barrier hops terhadap

peningkatan long passsing antara pre-test dan pos-test dilakukan menggunakan

uji Mann-Whitney Test. Hasil pengujian dapat diketahui dari hasil analisis data

melalui SPSS sebagaimana di tabel 5.3.


43

Tabel 5 .3 Hasil Perbedaan Pengaruh Intervensi Terhadap Long Passing


(Data Penelitian, 2022)
Kelompok n Sig (2-tailed) α
Perbedaan Pengaruh Knee Tuck Jump 40 0.000
0,05
Dan Barrier Hops
Ket : Uji = Uji Mann-Whitney ; n = jumlah sempel ; p = nilai sig .2-tailed ; p = nilai signifikan

Berdasarkan tabel 5.3 hasil perbedaan pengaruh intervensi terhadap

peningkatan long passing dengan nilai Signifikasi 0,000 maka p<0,05 yang

berarti ada perbedaan pengaruh knee tuck jump dan barrier hops terhadap

peningkatan long passing. Dari hasil diatas dapat diartikan bahwa H1 diterima,

yaitu ada perbedaan pengaruh knee tuck jump dan barrier hops terhadap

peningkatan long passsing siswa SSB Gorga FC Hadiluwih.


BAB VI

PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Menurut Usia

Responden pada penelitian ini berusia antara 11 sampai 13 tahun dan di

dominasi dengan jumlah responpen terbanyak di usia 12 tahun di SSB Gorga

Hadiluwih. Menurut Kursus Asosiasi Sepakbola Swedia (SFA) pentingnya

memberikan pelatihan pemain khususnya anak-anak dan remaja karena pada

usia 10-12 tahun merupakan pondasi untuk teknik sepakbola yang baik di

masa depan. Adanya pengelompokan umur dalam kurikulum Persatuan

Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk pembinaan usia dini. Disini

peniliti memilih usia 11-13 tahun dengan alasan karena pada kelompok

tersebut merupakan fase usia emas untuk belajar khususnya belajar permainan

sepakbola. Pada usia ini dikategorikan sebagai usia remaja awal, ilmu yang

dilatih cepat diserap dan efektif untuk belajar kemampuan dalam permainan

sepakbola. (Gusdiyanto et al., 2016).

Pertumbuhan pada umur 11-13 tahun merupakan usia masa dimana anak-

anak mengalami pubertas, perkembangan kedewasaan seksual dan

pertumbuhan yang cepat, perubahan di sarkomer otot sehingga terjadi

hipertropi otot dan pertumbuhan massa otot didukung pematangan pada saraf.

Tingkat growth hormone pada remaja yang sangat tinggi. GH mengandung

steroid alami yang berfungsi untuk meningkatkan massa otot pada remaja.
45

Fungsi dari GH tersebut adalah untuk memperbaiki jaringan – jaringan otot

dengan menambah jumlah actin dan myosin sehingga menambah diameter

serabut otot. Penambahan jumlah actin dan myosin pada serabut otot sangat

berpengaruh terhadap besarnya unit kontraktil otot yang berdampak pada

meningkatnya daya kontraksi otot. Ketika pada usia perkembangan ini dilatih

dengan cara baik yang akhirnya memberikan efek terhadap kemampuan fisik,

dengan kondisi fisik yang baik maka meningkatkan juga pada kemampuan

long passing karena untuk dapat melakukan long passing yang baik

dibutuhkan kondisi fisik yang baik juga. Selain itu di usia ini anak mampu

memahami arahan yang diberikan pelatih, ketika arahan-arah diberikan

pelatih bisa di pahami mudah untuk melakukan latihan seperti pemain dapat

dengan mudah memahami pola cara melakukan teknik tendangan long

passing (Gusdiyanto et al., 2016; Soethama et al., 2016).

2. Karakteristik Lama Latihan

Pada penelitian ini menurut karakteristik masa latihan didominasi pada

masa latihan 2 – 2,5 tahun sebanyak 17 responden (43 %). Lama waktu

latihan pemain sepakbola berpengaruh terhadap kemampuan respon serat otot

sebagai bentuk adaptasi fisiologis. Untuk beradaptasi otot perlu setidaknya

melakukan latihan dengan waktu 6-12 minggu latihan yang disiplin, teratur,

dan terprogram. Seiring dengan lama latihan tubuh akan beradaptasi

khususnya pada bagian otot dan tendon yang akan memberikan efek

hipertrofi otot (Bei, 2017).


46

Latihan fisik yang dilaksanakan secara terpogram dan disiplin, akan

menghasilkan perubahan fisiologis yang mengarah pada kemampuan

mendapatkan energi yang besar dan perbaikan penampilan, peningkatan

kondisi fisik, dan berakibat hipertrofi otot. Perubahan-perubahan pada otot

seperti peningkatan diameter myofibril, peningkatan jumlah myofibril,

peningkatan protein kontraktil, dan peningkatan jumlah kapiler. Semakin

lama latihan yang dilakukan secara baik akan meningkat juga jumlah

mitokondria dalam otot rangka dan meningkat aktivitas enzim untuk

metabolisme energi. Otot yang terbiasa dilatih akan jadi besar dan lebih kuat

dibanding otot yang tidak terlatih (Sholeh et al., 2015).

Latihan adalah suatu proses atau periode waktu yang berlangsung selama

beberapa tahun, sampai atlet tersebut mencapai standar penampilan tinggi.

Perbedaan waktu reaksi ini dikaitkan dengan perbedaan level kemampuan dan

lama latihan dimana atlet di tingkat internasional sudah berlatih lebih lama

dibandingkan atlet di tingkat regional. Pada saat pendidikan di SSB yang

dilatih tidak hanya teknik long passing, tetapi banyak teknik – teknik

mengenai permainan sepakbola yng dilatih. Semakin lama dan baik waktu

latihan maka akan mempengaruhi penguasaan teknik dari pemain, seperti

bagaima pola - pola pelaksanaan teknik akan berbeda dengan pemain yang

belum lama berlatih sepakbola. Penelitian ini menunjukkan bahwa rentang

lama latihan dapat mempengaruhi hasil kemampuan pemain. (Lismadiana,

2016).

B. Analisa Hipotesa
47

1. Pengaruh Knee Tuck Jump pada Long Passing

Hasil penelitian ini yang menggunakan uji wilcoxon test. Ada pengaruh

peningkatan long passing yang signifikan antara sebelum dan sesudah

intervensi diberikan. Dapat diartikan hasil ini menunjukkan adanya

pengaruh dari knee tuck jump terhadap peningkatan long passing.

Latihan knee tuck jump adalah salah satu program latihan yang

pelaksanaanya dengan cara melompat menggunakan kedua kaki setinggi

dada dan latihan ini dilakukan berulang-ulang untuk dapat menghasilkan

peningkatan power tungkai yang maksimal. Latihan knee tuck jump

menekankan pada lompatan yang maksimal, sehingga bagian otot-otot yang

kena pada saat gerakan aduksi paha melibatkan otot- otot gluteus maxsimus,

gluteus minimus, adductor longus, brevis, magnus,vastus lateralis dan

quadriceps, untuk gerakan ekstensi lutut melibatkan otot- otot vastus

lateralis, vastus medialis, dan rektus vemoris, dan untuk gerakan ekstensi

tungkai melibatkan otot-otot soleus, biceps femoris, semitendinous, dan

semimembranosus. Latihan ini menyebabkan peregangan otot secara tiba-

tiba dan pemanjangan otot akan terdeteksi oleh muscle spindle yang

menyebabkan terjadi respon dinamis. Suatu ledakan impuls yang besar akan

dikirim ke susunan saraf pusat dan mengirimkan dikembali kembali secara

kuat menuju serat otot rangka dan menyebabkan otot berkontraksi sehingga

terjadi menciptakan power otot. (Utama et al., 2019).

Latihan knee tuck jump merupakan salah satu bentuk latihan yang

berguna untuk meningkatkan atau mengoptimalkan kinerja power otot


48

tungkai. Power merupakan gabungan antara kecepatan dan kekuatan

dengan berbagai variasi gerakan. Bentuk latihan ini menekankan kontraksi

otot yang sangat cepat dan kuat dalam mengatasitahanan, yakni otot selalu

berkontraksi baik saat memanjang maupun saat memendek dalam waktu

yang cepat. Ketika Latihan knee tuck jump dilatih dengan baik maka akan

meningkatkan power otot tungkai. Karena salah satu faktor pendukung

dalam melakukan teknik long passing adalah kemampuan power otot

tungkai yang baik, yang artinya jika seorang pemain sepakbola melakukan

latihan knee tuck jump untuk meningkatkan power otot tungkai akan

memberi efek peningkatan pada kemampuan long passingnya. Sebagai

contoh jika pemain sepakbola memiliki power otot tungkai yang kuat, maka

kemampuan untuk memberikan bola ke sudut manapun akan terasa jauh dan

lebih mudah. (Abduh, 2020; Rahmanto et al., 2020).

2. Pengaruh Barrier Hops pada Long Passing

Hasil dari penelitian yang menggunakan uji wilcoxon test. Ada pengaruh

pengingkatan long passing yang signifikan ketika sebelum dan sesudah

diberikan intervensi barrier hops. Yang hasilnya menunjukkan adanya pengaruh

barrier hops terhadap peningkatan long passing.

Barrier hops merupakan latihan yang dilakukan dengan cara meloncat ke

depan melalui rintangan berupa gawang dengan pengulangan untuk mencapai

atau dapat meningkatkan power dari otot tungkai yang dapat meningkatkan

performa long passing. Latihan barrier hops menekankan pada lompatan

melewati rintangan yang maksimal, sehingga bagian otot- otot yang kena pada
49

saat gerakan ekstensi lutut melibatkan otot- otot vastus lateralis, vastus

medialis, intermedius, rectus femoris, semitendinosus, untuk gerakan abduksi

Paha, melibatkan otot- otot gastrocnemius, peroneus, soleus, gluteus medius,

gluteus minimus, Adductor longus, Brevis, magnus, minimus dan hallucis, dan

untuk gerakan ekstensi tungkai melibatkan otot- otot soleus, biceps femori,

semitendinous dan semimembranosus. Tubuh memiliki reseptor yang dapat

menerima ketegangan dan peregangan. Otot-otot tungkai, seperti contoh

kelompok otot quadriceps, kelompok hamstring, gastrocnemius, soleus, gluteus

merupakan propioseptor yang memiliki peran dalam gerakan stretch reflex.

Stretch refelex sendiri merupakan respon yang tidak sadar berupa kontraksi

melalui stimulus dari luar yang akhirnya otot mengalami penguluran. Ketika

otot-otot tungkai terulur akan disampaikan respon ke spinal cord, kemudian

respon itu diproses dan dikembalikan ke otot yang akhirnya terjadi kontraksi

(Doewes, 2016).

Latihan barrier hops akan memberikan respon ke tubuh seperti terjadi

kontraksi otot kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamis yang cepat

dari otot-otot yang terlibat. Dengan adanya pembebanan pada otot-otot tungkai,

maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan tonus otot tungkai, masa otot,

dan serabut otot tungkai yang dapat meningkatkan power otot tungkai. Selain

itu, akan terjadi peningkatan komponen biomotor kekuatan juga merupakan

salah satu komponen yang dapat dengan cepat ditingkatkan. Selain

meningkatkan komponen biomotor kekuatan, latihan kekuatan akan terjadi

peningkatan kemampuan dan respons fisiologis, yang antara lain seperti adaptasi
50

persyarafan atau respon sistem neuromuscular yang akan terjadi peningkatan

aktivasi neuromuscular junction dan kecepatan konduksi saraf sehingga terjadi

peningkatan koordinasi intermuscular yang akan meningkatkan reaksi pada

tungkai pemain akhirnya membuat efektifitas dan efisiensi dalam melakukan

gerakan. Terjadi juga respon hypertropy atau terjadi pembesaran ukuran sel otot,

daya tahan otot juga akan mengalami peningkatan, dan respon kardiovaskuler

seperti ukuran jantung pada atlit pada umumnya lebih besar dibanding non atlit.

Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan volume ventrikel (serambi

jantung). Dari banyak respon baik latihan terhadap tubuh akan tetapi

peningkatan power otot tungkai menjadi salah satu faktor utama dalam

melakukan kemampuan teknik long passing, dengan latihan barrier hops ini

akan memberikan efek peningkatan power otot tungkai. Jika seorang pemain

sepakbola memiliki power otot tungkai yang baik maka kemampuan untuk

memberikan umpan bola dengan jarak yang jauh akan lebih mudah (Azis et al.,

2020).

3. Perbedaan Pengaruh Knee Tuck Jump dan Barrier Hops pada Long Passing

Kedua latihan ini sama sama untuk meningkatkan power otot pada tungkai

dan latihan ini butuh suatu kontraksi otot yang sama. Kontraksi diikuti dengan

stretching yang akan menyebabkan respon pada sarkomer otot yang dapat

mengakibatkan kontraksi otot (Irawan et al., 2022). Dengan latihan yang

dilakukan secara teratur memberikan efek hipertrofi otot, ini terjadi karena

peningkatan dari jumlah miofibril, kepadatan pembuluh darah kapiler, saraf,

tendon, dan jumlah kontraktil (Mulyana, 2019).


51

Di dalam penelitian ini terdapat adanya peningkatan long passing dengan

nilai rata-rata selisih peningkatan pada kelompok intervensi knee tuck jump dan

barrier hops yang signifikan secara statistik, sehingga H1 diterima, yaitu ada

perbedaan pengaruh knee tuck jump dan barrier hops terhadap peningkatan long

passsing siswa SSB Gorga FC Hadiluwih. Pada kelompok barrier hops

menghasilkan peningkatan sedikit lebih baik dibandingkan knee tuck jump,

dengan nilai sebelum intervensi 2,8 dan sesudah intervensi 3,2 meter pada

kelompok barrier hops. Nilai sebelum intervensi 2,9 meter dan sesudah

intervensi 3,1 meter pada kelompok knee tuck jump, yang artinya kedua

intervensi ini sama-sama efektif dan memberi efek yang baik untuk

meningkatkan kemampuan long passing (Data penelitian, 2022).

Perbedaan hasil ini bisa terjadi karena latihan knee tuck jump

pelaksanaannya dengan cara melakukan loncatan di tempat, sehingga tekanan

pada otot tungkai tidak terlalu besar, sedangkan dari barrier hops pelaksanaanya

dengan cara melompat ke depan dengan melewati rintangan gawang, sehingga

tekanan pada otot tungkai lebih besar. Metode barrier hops dilihat dari cara

pelaksanaannya yang menggunakan rintangan atau barrier. Pemain harus

mampu untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol tubuh dengan

penambahan rintangan. Arah lompatan pada saat melakukan lompatan latihan

barrier hops yaitu kearah kedepan atau horizontal yang lebih menekankan

pemain untuk mengeluarkan tenaga yang lebih banyak (Mulyana, 2019).

Latihan barrier hops juga dapat lebih cepat untuk mengalami pembesaran

otot. Walaupun dilihat dari pelaksanaannya, knee tuck jump menuntut kerja otot
52

tungkai lebih kuat dan cepat agar dapat melompat setinggi mungkin. Namun,

metode latihan knee tuck jump yang pelaksanaannya lebih mudah karena

prosedur pelaksanaannya dilakukan hanya dengan lompatan ke arah atas

berulang-ulang dan tanpa adanya halangan. Tenaga yang dikerahkan juga lebih

sedikit dibandingkan dengan metode latihan barrier hops. (Mulyana, 2019).

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam Penelitian ini peneliti tidak dapat mengontrol aktifitas dan riwayat

penyakit responden, seperti aktifitas atau kegiatan apa yang dilakukan responden

ketika diluar lapangan, melakukan olahraga di sekolahnya, dan melakukan

aktifitas sehari-hari dalam bermain. Peneliti tidak melakukan pemeriksaan

lengkap terkait riwayat penyakit responden, baik riwayat penyakit terhadulu.

Namun, peneliti memeriksa riwayat penyakit sekarang tanpa di dampingi oleh

orang tua atau wali dari masing-masing responden.

C. Implikasi Fisioterapi

1. Implikasi Untuk Peneliti Selanjutnya

Dari perhitungan uji normalitas, hipotesa yang didapatkan adanya

perbedaan pengaruh knee tuck jump dan barrier hops terhadap peningkatan

long passing. Fisioterapi berperan penting dalam dunia olahraga khususnya

dalam olahraga sepakbola, sehingga peran fisioterapi diharapkan bisa

membuat perkembangan yang positif untuk perkembangan sepakbola di dunia

dan di Indonesia pada khususnya.


53

Diharapkan penelitian ini nantinya dapat dijadikan praktik berbasis bukti

yang akan semakin memperkuat perkembangan terapi dalam ilmu fisioterapi

khususnya dalam bidang ilmu fisioterapi olahraga dan muskuloskeletal.

2. Implikasi Untuk Profesi Fisioterapi

Hasil dari penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pembelajaran dan

pertimbangan atlet ataupun pelatih dalam mengatasi permasalahan long

passing tersebut. Dan hasil ini juga dapat dijadikan bahan materi di SSB

Gorga Hadiluwih pada saat menggelar latihan untuk meningkatkan long

passing pada siswa-siswanya. Latihan ini dapat pula dijadikan sebagai

referensi untuk pengembangan kemampuan long passing terutama pada SSB

Gorga FC Hadiluwih.
BAB VII

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian dan pembahasan perbedaan pengaruh pemberian

Knee Tuck Jump dan barrier hops terhadap peningkatan long passing pada siswa

SSB Gorga FC Hadiluwih, dapat disimpulkan, yaitu:

a. Pada kelompok Knee Tuck Jump didapatkan hasil sebelum intervensi, rerata

nilai long passing 2,9 m sedangkan sesudah intervensi rerata nilai long

passing 3,1 m.

b. Pada kelompok Barrier Hops didapatkan hasil sebelum intervensi, rerata nilai

long passing 2,8 m sedangkan sesudah intervensi rerata nilai long passing 3,2

m.

c. Dapat disimpulkan bahwa kedua latihan ini sama-sama memberikan efek

yang baik tetapi sedikit lebih efektif menggunakan latihan barrier hops

dibanding knee tuck jump.

B. Saran
a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan mengontrol faktor yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Faktor tersebut meliputi aktifitas responden

diluar latihan, bisa nantinya dalam penelitian pada siswa SSB ditempatkan

di asrama agar dalam aktifitas latihan bisa terkontrol, selain itu pemeriksaan

riwayat penyakit dengan pendampingan orang tua responden dan

mengetahui rekam medisnya. Perluasan responden kedepannya kepada jenis

kelamin.

54
55

Untuk mengetahui perbandingan karakteristik antara laki-laki dan

perempuan.

b. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat dijadikan rujukan referensi untuk menambah ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang sport physiotherapy.

c. Bagi IPTEK Fisioterapi

Dapat dijadikan referensi yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan,

untuk mengetahui cara pelaksanaan, efek dan tujuan dari latihan knee tuck

jump dan barrier hops.

d. Bagi Sekolah Sepak Bola

Kepada siswa SSB dapat meningkatkan pengetahuan dan teknik

kemampuan long passing pada sepakbola dengan latihan tersebut dan

untuk pelatih kedua latihan tersebut dapat digunakan untuk memandu

bakat, minat dan kemampuan siswa dalam bermain sepakbola.


DAFTAR PUSTAKA

Abduh, I., Basri, Z., & Mentara, H. (2019). Pengaruh latihan lompat katak dan skipping
terhadap tendangan lambung jauh di tim ekstrakulikuler sma negeri 1 poso.
Journal Sport Sciences and Physical Education, 7, 14–26.
Amrullah, G. W. S., & Widodo, A. (2017). ( Long Passing) Dalam Permainan Sepak
Bola Pada SSB PSP Jember U-15. Jurnal Kesehatan Olahraga, 5(1), 15–20.
Aprianova, F. (2016). Metode Drill Untuk Meningkatkan Teknik Dasar Menggiring
Bola ( Dribbling ) Dalam Permainan Sepakbola Pada Siswa Sekolah Sepakbola
Putra Zodiac Kabupaten Bojonegoro Usia 13-15 Tahun. Jurnal Kepelatihan
Olahraga, 1(1), 63–74.
Azhari, R., Bekti, R. A., & Junaidi, S. (2020). Hubungan Antara Kekuatan Otot Perut
dan Power Otot Tungkai Dengan Jauhnya Tendangan Pada Pemain Sekolah
Sepakbola Kediri Putra Usia 15-17 Tahun Kota Kediri. SPRINTER: Jurnal Ilmu
Olahraga, 1(1), 79–83.
Azis, M. A., Mubarok, M. Z., & Mudzakir, D. O. (2020). Hubungan Kekuatan Otot
Tungkai Terhadap Hasil Keterampilan Long Passing Pemain Sepak Bola. Jurnal
Kependidikan Jasmani Dan Olahraga, 4(2), 62–67.
Damayanti, E. E. N. M. D. R. (2019). Modul Statistika Induktif Uji Dependent Sample
T Test, Independent Sample T Test, Dan Uji Wilcoxon. Artikel Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, June, 1–27.
Doewes, R. I. (2016). Pengaruh Latihan Plyometric Barrier Hops (PBH) Dan Multiple
Box To Box (MBTB) Terhadap Hasil Tendangan Lambung Jauh Dalam Sepak
Bola Pada Pembinaan Prestasi Sepak Bola KU 19-21 Tahun POK FKIP UNS
Tahun 2016. Jurnal Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2018–2238.
Effendi, S., Basuki, S., & Shadiqin, A. (2020). Effect of Plyometric Training Front
Cone Hops and Knee Tuck Jump on Improvement Muscle Explosion Power.
Journal Sport Science and Education, 407(Sbicsse 2019), 141–143.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.200219.041
Fauzi, R. A., & Hariyadi, K. (2021). Pengaruh Model Latihan Ground Pass Terhadap
Passing Permainan Sepakbola Pada SSB Perisai Muda Trenggalek KU 14-16 Di
Gandusari. SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga, 2(2), 180–186.
https://doi.org/10.46838/spr.v2i2.123
Fitri, M., & . D. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor. INPAFI (Inovasi
Pembelajaran Fisika), 3(2). https://doi.org/10.24114/inpafi.v3i2.5130
Gusdiyanto, H., Asim, & Amiq, F. (2016). Pengaruh Latihan Single Multiple Jump dan
Knee Tuck Jump Terhadap Keterampilan Long Pass pada Siswa Sekolah
Sepakbola Nusantara Usia 15-17 Tahun Kota Malang. Pendidikan Jasmani, 26(2),
424–437.
Harmila, D., Rais, R., & Fadjryani, F. (2017). Analisis Keaktifan Mahasiswa Jurusan
Matematika Fakultas Mipa Universitas Tadulako Dengan Metode Mann Whitney.
Jurnal Ilmiah Matematika Dan Terapan, 12(2), 104–114.
https://doi.org/10.22487/2540766x.2015.v12.i2.7903
Ikhwan Abduh. (2020). Efek Latihan Pliometrik Knee Tuck Jump Dan Scissors Jump
Terhadap Kecepatan Lari Pemain Sepak Bola Sekolah Menengah Atas. Tadulako
Journal Sport Sciences and Physical Education, 8(1), 122–130.
Indarwati, I., Budihastuti, U. R., & Dewi, Y. L. R. (2017). Analysis of Factors
Influencing Female Infertility. Journal of Maternal and Child Health, 02(02), 150–
161. https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.02.02.06
Irawan, D. (2017). Six Weeks Progressive Plyometrics Training on Badminton Player’s
Agility. Advances in Health Sciences Research (AHSR, 2(Hsic), 18–21.
https://doi.org/10.2991/hsic-17.2017.4
Irawan, D. S., Huoth, C., Sinsurin, K., Kiratisin, P., Vachalathiti, R., & Richards, J.
(2022). Concurrent Validity and Reliability of Two-dimensional Frontal Plane
Knee Measurements during Multi-directional Cutting Maneuvers. International
Journal of Sports Physical Therapy, 17(2), 148–155.
https://doi.org/10.26603/001c.31651
Irawan, & Sondang, D. (2014). Metode Konvensional, Kinesiotaping, dan Motor
Relearning Dalam Meningkatkan Pola Jalan Pasien Post Stroke di Klinik Ontoseno
Malang. Jurnal Fisioterapi, 14(1), 17–24.
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Fisio/article/download/1104/1013
Kadry, R. H., Hidayat, A. S., & Setiawan, M. A. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievment Division) Terhadap
Keterampilan Passing Sepakbola. Jurnal Literasi Olahraga, 2(April), 126–134.
Kurniawan, D. E. (2017). Penyelesaian Masalah Etik Dan Legal Dalam Penelitian
Keperawatan. Journal of Chemical Information and Modeling, 01(01), 1689–1699.
Kurniawan, D., Junaidi, S., Hidayah, T., Siswa, P., Sepak, E., & Sma, B. (2014).
Pengaruh Latihan Longpass Dengan Penambahan Latihan Knee Tuck Jump Dan
Barrier Hops Terhadap Hasil Longpass Pada Siswa Ekstrakulikuler Sepak Bola
Sma Negeri 1 Candimulyo Kabupaten Magelang. JSSF (Journal of Sport Science
and Fitness), 3(4), 1–5.
Kurniawan, W., Triansyah, A., & Haetami, M. (2019). Pengaruh Latihan Squat Jump
Dan Box Jump Terhadap Keterampilan Long Pass Pada Permainan Sepak Bola.
Jurnal Kependidikan Jasmani Dan Olahraga, 13(3), 1576–1580.
Maliki, O., Hadi, H., & Royana, I. F. (2017). Analisis Kondisi Fisik Pemain Sepakbola
Klub PERSEPU UPGRIS Tahun 2016. Jendela Olahraga, 2(2), 1–8.
Mulyana, D. (2019). Perbandingan Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump Dengan Barrier
Hops Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai. Journal of S.P.O.R.T, 3(1), 56–
61.
Nusufi, M. (2016). Hubungan Kemampuan Montor Ability dengan Keterampilan
Bermain Sepak Bola pada Klub Himadirga Unsyiah. Jurnal Pedagogik
Keolahragaan, 02(01), 4–10.
Rahmanto, S, Utami, K. P., & Jessica, J. (2019). Pengaruh swiss ball exercise terhadap
peningkatan fleksibilitas otot punggung bawah pada mahasiswi ekstrakurikuler
dance di Universitas Adi Buana Surabaya. JPOS (Journal Power Of …, 2(2), 8–14.
Rahmanto, Safun. (2015). Exercise Tungkai Bawah Terhadap Penurunan Nyeri Dan
Peningkatan ROM Pasien Osteoarthritis. Prosiding Fikes.
Rahmanto, Safun, Multazam, A., & Utomo, B. S. (2020). Perbandingan pengaruh
latihan nordic hamstring dan static stretching terhadap kelincahan pemain basket
Charis National Academy. Safun. JPOS (Journal Power Of Sports), 3(1), 35–46.
Ridwan, A. (2020). Pengaruh Latihan Pliometrik Terhadap Hasil Long Passing Sepak
Bola. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 9(3), 3–10.
Rofifah, D. (2019). Profil Kondisi Fisik Pemain Sepakbola Wanita Candra Kirana.
Jurnal Olahraga, 4(2), 141–151.
Salim, A. (2021). Peningkatan Tendangan Melambung. Jurnal Program Studi
Pendidikan Jasmani FKIP Untan Pontianak, 5, 110–119.
Sanggantara, Y., & Arjuna, F. (2019). Pengaruh Latihan Plyometric Terhadap Hasil
Tendangan Bola Lambung Jauh Pada Pemain Sepak Bola. Medikora, 15(2), 74–84.
https://doi.org/10.21831/medikora.v15i2.23200
Santoso, I., Sari, I. D. K., Noviana, M., & Pahlawi, R. (2018). Penatalaksanaan
Fisioterapi Pada Post Op Rekonstruksi Anterior Cruciate Ligament Sinistra Grade
III Akibat Ruptur Di RSPAD Gatot Soebroto. Jurnal Vokasi Indonesia, 6(1), 66–
80. https://doi.org/10.7454/jvi.v6i1.117
Saputra, A., Muzaffar, A., Alpaizin, M., & Wibowo, Y. G. (2019). Analisis
Kemampuan Teknik Dasar Pemain Sepak Bola Ssb Pratama Kabupaten
Batanghari. Indonesian Journal of Sport Science and Coaching, 1(1), 1–10.
https://doi.org/10.22437/ijssc.v1i1.6311
Sholeh, I., Supriyadi, & Sudjana, I. N. (2015). Pengaruh Variasi Latihan Ladder Drill
terhadap Peningkatan Kelincahan Pemain Sepak Bola u-16 SSB Kijang Merah.
Journal Sport Science, 5(1).
Sihabudin, S., I. (2017). Sihabudin Satia Bagdja Ijatna dan Yasep Setiakarnawijaya.
Jurnal Ilmiah Sport Coaching and Education, 1(1), 1–15.
Soethama, G. R. R., Silakarma, D., & Wiryanthini, I. A. D. (2016). Pengaruh Latihan
Beban Terhadap Peningkatan Massa Otot Pectoralis Mayor dan Biceps Pada
Remaja dan Dewasa. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, 2, 52–57.
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/22088-1-42987-1-10-20160715.pdf
Suhartoyo, T., Rilastiyo, D., Kusuma, M. N. H., Syafei, M., Listiadi, A. D., & Hidayat,
R. (2019). Koordinasi Mata Dan Kaki Pada Long Passing Sepak Bola. Physical
Activity Journal, 1(2011), 51–60.
Sulaiman, A., Hariyoko, H., & Wahyudi, U. (2018). Pengaruh Metode Barriers Hop
Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Long Pass Sepakbola. Gelanggang
Pendidikan Jasmani Indonesia, 2(2), 128.
https://doi.org/10.17977/um040v2i2p128-134
Susanto, N., & Lismadiana, L. (2016). Manajemen program latihan sekolah sepakbola
(SSB) GAMA Yogyakarta. Jurnal Keolahragaan, 4(1), 98.
https://doi.org/10.21831/jk.v4i1.8133
Utama, A. A. G. E. S., Winaya, I. M. N., I Made Krisna Dinata, & Sugiritama, I. W.
(2019). Penambahan Contract Relax Stretching Otot Paha Dan Slump Stretch
Setelah Latihan Knee Tuck Jump Efektif Dalam Meningkatkan Daya Ledak Otot
Tungkai Pada Pemain Sepak Bola Fisioterapi FK UNUD. Jurnal Fisioterapi
Indonesia, 5, 31–44.
Wada, Z. H., & Wibowo, M. (2020). Pengaruh Lari Zig Zag dan Side Jump Sprint
terhadap Peningkatan Power Pemain Sepak Bola. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(2),
75–84. https://doi.org/10.48144/jiks.v13i2.254
Wahyu, H., Betrianita, B., Pramesti, M. T., & Padila, P. (2018). Pengaruh Metode
Glenn Doman (Tahap 1 dan 2) terhadap Perkembangan Komunikasi Anak Autisme
di Autis Center Bengkulu. Jurnal Keperawatan Silampari, 2(1), 169–183.
https://doi.org/10.31539/jks.v2i1.306
Weda, & Harmono, S. (2018). Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai , Panjang
Tungkai Dan Kelentukan Dengan Jauhnya Tendangan Pada Siswa Ekstrakurikuler
Di SMA PGRI 4 Kediri Tahun 2017-2018. Prosiding Seminar Nasional IPTEK
Olahraga, 01(1), 31–38.
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/semnassenalog/article/view/171/123
Wio Bei, W. P. (2017). Pengaruh Latihan Lari Zig-Zag, Lari Bolak-Balik, Push-Up
dengan Pola Circuit Training Terhadap Kesegaran Jasmani Siswa Ekstrakurikuler
Sepak Bola SMAN I Soa Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Pembelajaran
Oahraga, 3(2), 203. https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v3i2.11895
LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent
Lampiran 2 Permohonan Kesediaan
PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yth. Calon Responden Penelitian

Di Kota Malang

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Mahasiswa Program Studi Fisioterapi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang :

Nama : Akbar Afni Nurpriadi

NIM : 201810490311106

Bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “PERBEDAAN

PENGARUH KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP

PENINGKATAN LONG PASSING PADA SISWA SSB GORGA HADILUWIH

PACITAN”. Untuk terlaksananya kegiatan tersebut, saya memohon kesediaan saudara

untuk berpartisipasi dalam pengambilan beberapa data. Untuk data–data pribadi akan

dijaga kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian yang ada. Apabila saudara

bersedia, mohon sekiranya saudara terlebih dahulu menandatangi lembar persetujuan

menjadi responden (Informed Consent).

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kerja sama atas penelitian ini

saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

Akbar Afni Nurpriadi


NIM.201810490311106
Lampiran 3 Standart Operasional Prosedur
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Knee tuck jump dan Barrier hops
A. Prosedur Latihan
1. Pengambilan sempel
a. Membagi sampel kedalam dua kelompok penelitian secara acak yaitu
kelompok Knee Tuck Jump dan kelompok Barrier Hops dengan jumlah
yang sama banyak.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan Knee Tuck Jump dan Barrier Hops
serta lamanya penelitian.
c. Meminta responden untuk mengisi informed concent jika bersedia
mengikuti penelitian.
2. Perlakuan terhadap kelompok Knee Tuck Jump
a. Sebelum diberikan intervensi, masing-masing subjek penelitian diminta
untuk melakukan tes long passing dengan roll meter. Tes long passing
yang dilakukan sebelum melakukan Knee Tuck Jump dan setelah
melakukan Knee Tuck Jump.
b. Subjek diminta untuk melakukan Knee Tuck Jump sebagai berikut :
Tabel 1 Gerakan Knee Tuck Jump
No Nama Gambar Keterangan
Latihan
1. Knee - Gerakan
Tuck dimulai pada
Jump posisi
quarter-
squad,
Sumber : (Sulaiman et al., 2018)
setelah itu
loncat ke
atas dengan
cepat.
Gerakan
lutut ke atas
ke arah dada
hingga
menyentuh
telapak
tangan.
Memiliki
jarak setiap
loncatan
jarak 1 meter
yang
ditentukan
dari
kemampuan
pemain
dalam
melakukan
loncatan
yang
maksimal
- Latihan ini
dilakukan 5
kali dalam
satu set dan
10 kali
loncatan
- Dilakukan
3 kali
dalam 1
minggu dan
berlangsung
selama 6
minggu

d. Setelah menyelesaikan program Knee Tuck Jump selama enam


minggu, sampel diminta untuk melakukan tes long passing dengan
alat ukur roll meter.
3. Perlakuan terhadap kelompok Barrier Hops
a. Sebelum diberikan intervensi, masing-masing subjek penelititan
diminta untuk melakukan tes long passing dengan roll meter. Tes
long passing yang dilakukan sebelum melakukan Barrier Hops dan
setelah melakukan Barrier Hops.
b. Subjek diminta untuk melakukan Barrier Hops sebagai berikut :
No Nama Gerakan Keterangan
. Latiha
n
1. Barrie -Dengan
r Hops menggerakan
loncatan ke
Sumber : (Sulaiman et al., arah depan
2018) melewati satu
satu
penghalang
yang ada
dengan
gerakan yang
eksplosif.
Memaksimalka
n ketinggian
loncatan dan
kecepatan
loncatan
-Latihan ini
dilaksanakan 5
kali dalam satu
set dan 10 kali
loncatan
-Dilakukan 3 kali
satu minggu
dalam waktu 6
minggu

c. Setelah menyelesaikan program Barrier Hops selama empat minggu,


sampel diminta untuk melakukan tes long passing dengan alat ukur
roll meter.

Lampiran 4 Surat Izin Studi Pendahulan/Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian


Lampiran 6 Lembar Konsultasi Pembimbing 1
Lampiran 7 Lembar Konsultasi Pembimbing 2
Lampiran 8 Angket Seminar Proposal
Lampiran 9 Angket Lembar Angket Persetujuan Seminar Hasil
Lampiran 10 Data Demografi
Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 11 9 22.5 22.5 22.5

12 19 47.5 47.5 70.0

13 12 30.0 30.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Lama_Latihan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-1,5 tahun 7 17.5 17.5 17.5

1,5-2 tahun 16 40.0 40.0 57.5

2-2,5 tahun 17 42.5 42.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

UJI NORMALITAS KNEE TRUCK JUMP

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pre_KTJ .509 20 .000 .433 20 .000

Post_KTJ .509 20 .000 .433 20 .000

a. Lilliefors Significance Correction


UJI NORMALITAS BARRIER HOPS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pre_Barrier_Hops .487 20 .000 .495 20 .000

Post_Barrier_Hops .527 20 .000 .351 20 .000

a. Lilliefors Significance Correction

UJI Wilcoxon Knee Truck Jump


Test Statisticsb

Post_KTJ -
Pre_KTJ

Z -2.449a

Asymp. Sig. (2-tailed) .014

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

UJI Wilcoxon Barrier Hops

Test Statisticsb

Post_Barrier_Ho
ps -
Pre_Barrier_Hop
s

Z -2.449a

Asymp. Sig. (2-tailed) .014

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Uji Mann Whitney

Test Statisticsb

Hasil

Mann-Whitney U 180.000

Wilcoxon W 390.000

Z -2.874

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok


Lampiran 11 Dokumentasi

Pengukuran dengan instrumen roll meter

Pre test

Post test
Latihan Knee Tuck Jump

Latihan Barrier Hops


Lampiran 12 Riwayat Hidup
CURRICULUM VITAE

PERSONAL DETAIL
Name : Akbar Afni Nurpriadi

Place and Date of Birth : Pacitan, 6 Maret 2000

Sex : Male

Religion : Islam

Weight : 52 kg

Height : 170 cm

Address : Jl Pagerlor, RT 05, RW 03, Dusun Krajan, Desa


Pagerlor, Kec. Sudimoro, Kab. Pacitan, Jawa Timur

Email : apin060300@gmail.com

PERSONAL EDUCATION BACKGROUND


YEAR LEVEL INSTITUTION
2004-2006 Kindergaten TK Mardi Putra
2006-2012 Elementary School SDN Pagerlor 1
2012-2015 Junior High School SMPN 3 Sudimoro
2015-2018 Senior High School SMAN 1 Ngadirojo
2018-2022 Physiotheraphy (S1) Physiotherapy
Departement, Health
Science Faculty,
University of
Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai