Dokumen : PED-MUTU-PTN-01
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Pedoman Penyusunan Tata Naskah
Puskesmas Kecamatan Pulogadung ini telah kami selesaikan. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam proses penyusunan
Pedoman Penyusunan Dokumen ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis,
format, penyiapan, pengamanan, pengelolaan, distribusi dan penyimpanan Naskah Dinas
serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan. Puskesmas Kecamatan
Pulogadung menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses pengadministrasian dibutuhkan
pedoman atau acuan internal agar efisien dan efektif dalam pembuatan dokumen
administrasi Puskesmas Kecamatan Pulogadung. Pedoman Penyusunan Tata Naskah ini
menjadi pedoman utama dalam pembuatan dokumen yang berdasarkan Tata Naskah di
lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2|Page
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
LEMBAR PENGESAHAN
PEDOMAN TATA NASKAH
PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
Mengetahui :
Kepala Puskesmas
Kecamatan Pulogadung
DAFTAR ISI
3|Page
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
Kata Pengantar.............................................................................................................2
Daftar Isi .......................................................................................................................4
I. Pendahuluan ......................................................................................................... 5
A. Latar Belakang .................................................................................................5
B. Maksud dan Tujuan ..........................................................................................5
C. Sasaran ............................................................................................................5
D. Dasar Hukum ................................................................................................... 6
V. Penutup ................................................................................................................. 34
BAB I
4|Page
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan
administrasi dokumen Puskesmas adalah bagaimana mengatur sistem
pendokumentasiaan dokumen. Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu proses
implementasi penyusunan tata naskah dianggap penting karena dokumen merupakan
acuan kerja, bukti pelaksaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan serta
bagian dari salah satu persyaratan Akreditasi dan untuk membangun serta membakukan
sistem administrasi dan sistem penyelenggaraan Upaya Kesehatan, perlu disusun
pengaturan-pengaturan (regulasi) internal yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan
manajemen puskesmas dan pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, baik upaya
kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan. Regulasi internal tersebut
berupa Kebijakan, Pedoman, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan dokumen lain
disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-pedoman eksternal yang
berlaku. Untuk memudahkan dalam mempersiapkan regulasi internal tersebut, maka perlu
disusun pedoman penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas.
Pedoman ini disusun dengan tujuan sebagai acuan/ pedoman tata naskah bagi
Puskesmas Kecamatan Pulogadung untuk menyusun dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan dalam standar akreditasi. Dalam pedoman tata naskah perlu dimasukkan
bagaimana penyusunan kebijakan dan Standar Operasional Prosedur dengan tata
penomorannya, Manual Mutu, Rencana Lima Tahunan Puskesmas, PTP Tahunan,
Pedoman dan Kerangka Acuan Kegiatan.
1. Maksud
Pedoman ini dimaksudkan agar semua pemangku kepentingan memiliki acuan
dalam melakukan standarisasi tata naskah seluruh dokumen terkait akreditasi
2. Tujuan
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana
upaya kesehatan di Puskesmas dalam menyusun dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan dalam standar akreditasi.
C. Sasaran
1. Kepala Puskesmas
2. Penanggung jawab dan pelaksana upaya kesehatan di Puskesmas
3. Seluruh pegawai
4. Tim Mutu Puskesmas
D. Dasar Hukum
5|Page
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan
Publik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskemas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2022 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
11. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 99 Tahun 2021 tentang Tata
Naskah Dinas;
BAB II
6|Page
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
PENYUSUNAN TATA NASKAH PUSKESMAS
A. Tata Naskah
Untuk Ketentuan Tata Naskah Puskesmas Kecamatan Pulogadung memberlakukan
dokumen yang akan disusun dalam pemenuhan standarisasi dokumen Akreditasi
dengan mengacu pada Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 99 Tahun 2021 tentang Tata Naskah Dinas.
B. Naskah Dinas
1. Pengelolaan Naskah Dinas Masuk
a) UKPD penerima menindaklanjuti Naskah Dinas yang diterima melalui tahapan :
1) Penerimaan, pencatatan, pengarahan, penyampaian kepada pimpinan,
pendisposisian, pendistribusian kepada pimpinan unit pengolah;
2) Pimpinan unit pengolah menindaklanjuti sesuai arahan pimpinan;
3) Surat masuk dikendalikan dan diberikan informasi retensi arsip oleh unit
ketatausakaan/kesekretariatan.
b) Salinan Naskah Dinas masuk yang mempunyai tembusan disampaikan kepada
daftar sesuai tembusan; dan
c) Alur Naskah Dinas masuk diselenggarakan melalui mekanisme dari tingkat
pimpinan tertinggi hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang.
7|Page
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
d) Naskah Dinas ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan dapat
dilaksanakan secara elektronik; dan
e) Naskah Dinas disimpan pada tempat penyimpanan sesuai dengan ketentuan.
4. Kecepatan Proses
a) Amat segera/kilat, dengan batas waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam
setelah surat diterima.
b) Segera, dengan batas waktu 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam setelah
surat diterima.
c) Penting, dengan batas waktu 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam setelah
surat diterima.
d) Biasa, dengan batas waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah surat
diterima.
9|Page
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
b) Khusus untuk Naskah Dinas dengan tingkat keamanan Sangat Rahasia (SR),
Rahasia (R), Penting (P) dan Konfidensial (K) dimasukan ke dalam amplop
kedua dengan hanya mencantumkan alamat yang dituju dan pembubuhan
stempel dinas.
9. Pengelolaan dan Penyimpanan Naskah Dinas Rahasia
a) Pemberian kode keamanan pada Naskah Dinas dengan Kode Sangat Rahasia
(SR), Rahasia (R), Penting (P), Konfidensial (K) dan Biasa (B).
b) Naskah Dinas dapat dicetak pada media yang menerapkan security printing
yaitu pencetakan dengan pengamanan tingkat tinggi pada Naskah Dinas,
dengan tujuan untuk mencegah pemalsuan dan perusakah serta jaminan
terhadap keauntetikan dan keterpercayaan Naskah Dinas.
c) Pembuatan, pengawasan dan pencetakan pengamanan Naskah Dinas
dilakukan oleh Unit Kerja secara fungsional mempunyai tugas dan fungsi
berkaitan dengan kearsipan.
d) Penggandaan Naskah Dinas keluar yang kategori klasifikasi keamanannya
Sangat Rahasia (SR), Rahasia (R), Penting (P), dan Konfidensial (K) harus
diawasi secara ketat.
e) Penyimpanan Naskah Dinas dengan Kode Sangat Rahasia (SR), Rahasia (R),
Penting (P) dan Konfidensial (K) dilakukan oleh unit
ketatausahaan/kesekretariatan berkoordinasi dengan unit kerja yang secara
fungsional mempunyai tugas dan fungsi berkaitan dengan kearsipan.
14. Stempel
a) Bentuk Stempel
Bentuk stempel jabatan dan stempel perangkat daerah, terdiri atas:
1) Garis lingkaran luar;
2) Garis lingkaran tengah;
3) Garis lingkaran dalam; dan
4) Isi stempel.
b) Ukuran Stempel
Ukuran garis lingkaran adalah sebagai berikut:
1) Ukuran garis tengah lingkaran luar stempel 4 cm (empat sentimeter);
2) Ukuran garis tengah lingkaran tengah stempel 3,8 cm (tiga koma delapan
sentimeter); dan
3) Ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel 2,7 cm (dua koma tujuh
sentimeter).
c) Isi Stempel
Isi stempel UKPD, terdiri atas
1) Sebutan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;
2) Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi yang bersangkutan;
11 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
3) UKPD yang bersangkutan;
4) Lambang Daerah Jaya Raya.
15. KOP
a) Bentuk KOP Naskah Dinas
Bentuk Kop Naskah Dinas terdiri atas:
1) Kop Naskah Dinas tanpa alamat; dan
2) Kop Naskah Dinas dengan alamat.
12 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
BAB III
DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS
1. Dokumen Induk
Dukumen asli yang telah disahkan oleh Kepala Puskesmas dan memiliki tanda/
stempel "ASLI".
2. Dokumen Terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada sekretariat/ tiap unit/ pelaksana, terdaftar
dalam Daftar Distribusi Dokumen Terkendali, dan menjadi acuan dalam
melaksanakan pekerjaan dan dapat ditarik bila ada perubahan (revisi). Dokumen
ini harus ada tanda/ stempel “TERKENDALI”.
3. Dokumen Tidak Terkendali
Dokumen yang di didistribusikan untuk kebutuhan eksternal atau atas permintaan
pihak luar puskesmas digunakan untuk keperluan insidentil, tidak dapat digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki tanda/ stempel
"TIDAK TERKENDALI". Yang berhak mengeluarkan dukumen ini adalah
Penanggung Jawab Manajemen Mutu dan tercatat pada Daftar Distribusi Dukumen
Tidak Terkendali.
4. Dokumen Kedaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah mengalami
perubahan/ revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dokumen ini harus ada tanda/ stempel "KEDALUWARSA". Dokumen
induk diidentifikasi dan dokumen sisanya dimusnahkan.
13 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
d. Pedoman/ Panduan teknis yang terkait dengan manajemen
e. Standar Operasional Prosedur (SOP)
f. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) :
1) Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan
2) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
g. Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
14 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
BAB IV
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
A. Kebijakan
15 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
Penomoran Surat Keputusan (SK) untuk Puskesmas Kelurahan menggunakan
kode wilayah untuk mempermudah mengidentifikasi dokumen diantaranya
sebagai berikut :
2. Konsideran, meliputi:
a. Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi
latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf awal kata menimbang
ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca titik dua (:), dan diletakkan
di bagian kiri, konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil abjad (a) dan dimulai dengan kata bahwa diakhiri dengan tanda baca
titik koma (;);
b. Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat keputusan tersebut. Peraturan perundangnan yang
menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih
tinggi. Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata
menimbang. Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai
dengan hirarki tata perundangan diawali dengan nomor dengan huruf angka 1, 2,
dst diakhiri dengan tanda baca titik koma ( ; );
3. Diktum:
a. Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf kapital,
serta diletakkan di tengah margin diketik 3 spasi dibawah mengingat dan 3 spasi
diatas menetapkan;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke
bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan
16 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ) dan
diketik 2 spasi dibawah memutuskan;
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan huruf
Kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . )
4. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam
diktum-diktum, misalnya:
KESATU :
KEDUA :
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.
d. Masing-masing diktum diketik 2 spasi dari baris atasnya
e. Diktum terakhir menyatakan Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
5. Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi peraturan/keputusan
yang memuat penandatangan penerapan peraturan/keputusan, pengundangan
peraturan/keputusan yang terdiri atas tempat dan tanggal penetapan, nama
jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani,
dengan ketentuan:
a. Nama tempat ditetapkannya keputusan diketik 4 spasi dibawah isi diktum dengan
frasa Ditetapkan di Jakarta;
b. Tanggal, bulan, dan tahun ditetapkannya keputusan diketik dibawah nama tempat
tanpa spasi yang didahului dengan frasa pada tanggal;
c. Frasa KEPALA PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG diketik dibawah
tanggal ditetapkan dengan 2 spasi;
6. Penandatanganan:
Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala Puskesmas,
dituliskan nama tanpa gelar dan tanpa NIP dengan jarak 5-6 spasi dibawah frasa
KEPALA PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG;
7. Lampiran peraturan/keputusan:
1). Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor peraturan/keputusan
2). Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas.
Catatan: Untuk Peraturan pada Batang Tubuh tidak ditulis dalam diktum tetapi dalam
Bab-bab dan Pasal-pasal.
17 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
Sejalan dengan rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Puskesmas
perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi
Puskesmas bedasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas bersama seluruh jajaran
karyawan yang bertugas di Puskesmas melakukan analisis situasi yang meliputi analisis
pencapaian kinerja, mencari faktor-faktor yang menjadi pendorong maupun penghambat
kinerja, sehingga dapat menyusun program kerja lima tahunan yang dijabarkan dalam
kegiatan dan rencana anggaran.
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
18 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
c) Pengorganisasian
d) Perhitungan sumber daya yang diperlukan
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan of Action)
1) Penjadwalan
2) Pengalokasian sumber daya
3) Pelaksanaan kegiataan
4) Penggerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen
Bab III. Indikator Dan Standar Kinerja Untuk Tiap Upaya Dan Jenis Pelayanan
Puskesmas
Puskesmas menetapkan indikator kinerja capaian tiap upaya/ program dan jenis
pelayanan
19 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
g. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
target pada tiap-tiap indikator kinerja.
h. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh Kepala
Puskesmas.
i. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran puskesmas
4. Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas dalam
menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam rencana
tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.
Lampiran:
Lampiran 1. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas
20 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
wilayah/ Puskesmas sebagai rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah serta sumber dana lainnya.
1. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas.
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
adalah menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang meliputi usulan seluruh
kegiatan Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan berbagai kebijakan
yang berlaku, baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil
kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Selain itu, puskesmas juga
harus mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui kajian maupun
asupan dari lintas sektoral Puskesmas dalam penyusunan RUK.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan pembiayaan untuk kebutuhan
rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun
merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK telah selesai
dilaksanakan d Puskesmas bulan Januari tahun berjalan (H). RUK kemudian
dibahas di Dinas Kesehatan Provinsi selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas
Kesehatan Provinsi akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan
pembiayaan dan dukungan politis.
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas melalui
Dinas Kesehatan Provinsi, berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui, secara
rinci RUK dijabarkan dalam rencana pelaksanaan kegiatan (RPK). Penyusunan
RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan dalam forum Lokakarya Mini
yang pertama.
2. Tahap penyusunan RUK.
a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan
untuk melaksanakan tahap- tahap perencanaan. Kepala Puskesmas
membentum tim Penyususn PTP yang anggota nya terdiri dari staf puskesmas.
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimkasudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data
yang dikumpulkan tim yang telah ditunjuk oleh Kepala Puskesmas. Data- data
tersebut mencakup data umum, data khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas).
3. Tahap penyusunan RUK.
Penyusunan RUK memperhatikan hal- hal untuk mempertahankan kegiatan yang
sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperhatikan program/ upaya yang
masih bermasalah, menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan
kondisi kesehatan diwilayan tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui kesepakatan
tim penyusun dan lintas sektoral Puskesmas melalui:
1) Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan,
melalui analisis kesehatan masyarakat (community health analysis).
2) Menetapkan urutan prioritas masalah.
3) Merumuskan masalah.
4) Mencari akar penyebab, dapat mempergunakan diagram sebab akibat,
pohon masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat digunakan.
b. Penyusunan RUK.
21 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan wajib, pengembangan dan upaya
khusus setempat yang meliputi:
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik upaya kesehatan wajib, pengembangan
maupun khusus setempat dan rencana inovasi secara bersama-sama, terpadu dan
terintegrasi, dengan langkah-langkah:
a. Mempelajari alokasi kegiatan
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disutujui dengan RUK,
c. Menyusun rancangan awal secara rinci,
d. Mengadakan lokakarya mini,
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan menggunakan format-
format sesuai dengan Pedomanan Perencanaan Tingkat Puskesmas yang dikeluarkan
Kementrian Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Tahun 2006.
D. Pedoman/ Panduan
Pedoman/ panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga
dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1
(satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan SOP.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala
Puskesmas.
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan untuk suatu
kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmas dalam membuat pedoman/
panduan wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan.
5. Susunan pedoman/panduan:
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pedoman/ panduan adalah :
a. Ukuran kertas yang digunakan adalah Folio/F4 (215 x 330 mm).
b. Format Pengetikan:
1) Penggunaan jenis huruf arial dengan ukuran 12 (dua belas) .
2) Spasi antar baris 1,15.
c. Cover yang memuat judul, logo Puskesmas dan alamat Puskesmas Kecamatan
Pulogadung.
22 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
Format baku sistemika pedoman/ panduan yang lazim digunakan adalah sebagai
berikut :
23 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
Sistematika pedoman/ panduan pelayanan Puskesmas dapat dibuat sesuai dengan
materi/isi pedoman/ panduan. Pedoman/panduan yang harus dibuat adalah
pedoman/panduan minimal yang harus ada di Puskesmas yang dipersyaratkan
sebagai regulasi yang diminta dalam elemen penilaian. Apabila Puskesmas telah
menggunakan e-file tetap harus mempunyai hardcopy pedoman/panduan yang
dikelola oleh tim akreditasi Puskesmas atau bagian Tata Usaha Puskesmas.
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan oeh
Puskesmas, misalnya: program pengembangan SDM, program peningkatan mutu
Puskesmas dan Keselamatan Pasien, Program pencegahan bencana, Program
pencegahan kebakaran, Program Imunisasi, dsb.
Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan umum yang merupakan
tujuan secara garis besar dari keseluruhan program/kegiatan, dan tujuan khusus yang
merupakan tujuan dari tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan
harus dijelaskan bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan
penjadualan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
1. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pedoman/ panduan adalah :
a. Ukuran kertas yang digunakan adalah Folio/F4 (215 x 330 mm).
b. Format Pengetikan:
1) Penggunaan jenis huruf arial dengan ukuran 12 (dua belas) .
2) Spasi antar baris 1,15.
c. Cover yang memuat judul, logo Puskesmas dan alamat Puskesmas Kecamatan
Pulogadung.
VI. Sasaran
24 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan upaya/ kegiatan.
Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
1) Specific :
Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan
kesalahan interpretasi/ tidak multi tafsir dan menjawab masalah
2) Measurable :
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu
dua atau lebih mengukur indikator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama
3) Achievable :
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting, dan harus berguna
untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan
dampak serta proses
4) Relevan / Realistic:
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku
5) Timely :
sasaran memiliki batas waktu atau jangka waktu pencapaian yang jelas
VII. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan yang akan
dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan Gantt
25 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
F. Standar Prosedur Operasional (SOP)
3. Manfaat SOP
a. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
b. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
c. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
Contoh :
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan pasien dari
tempat tidur ke kereta dorong
4. Format SOP
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam SOP adalah :
26 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
a. Ukuran kertas yang digunakan adalah Folio/F4 (215 x 330 mm).
b. Format Pengetikan:
1) Penggunaan jenis huruf arial dengan ukuran 10 (sepuluh) .
2) Spasi antar baris 1,15.
c. Cover yang memuat judul, logo dan alamat Puskesmas Kecamatan Pulogadung.
Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan, contoh
pada lampiran, dan diberlakukan sesuai dengan akreditasi Puskesmas ini
diberlakukan, format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat
diberi tambahan materi/ kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang
memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan didalam melihat langkah-
langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak
boleh mengurangi item-tem yang ada di SOP.
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Nama Ka Puskesmas
Nama Puskesmas Ttd Ka Puskesmas
NIP
b) Puskesmas Kelurahan
Judul
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Nama Ka Puskesmas
Nama Puskesmas Kelurahan
NIP
c) Jika SOP disusun lebih dari halaman, pada halaman kedua dan seterusnya SOP
dibuat tanpa menyertakan kop/ heading.
2) Komponen SOP sebagai berikut:
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/langkah-langkah
7. Unit terkait
27 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
8. Dokumen Terkait
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah : nama Puskesmas dan
logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Kepala
Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/ langkah-
langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi kotak/ tabel.
6. Isi SOP
Isi dari SOP minimal adalah sebagai berikut:
a. Pengertian :
Diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah
yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan
multipersepsi.
b. Tujuan :
Berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “ Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk ……”
c. Kebijakan :
Berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar dibuatnya SOP
tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan:
Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak
d. Referensi :
Berisi dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa berbentuk buku,
peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka
e. Langkah-langkah/ Prosedur :
28 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
Bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah
kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu
f. Unit terkait :
Berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut
g. Diagram Alir / bagan alir (Flow Chart) :
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkah-
langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir untuk memudahkan
dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar
dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
o Awal kegiatan :
o Akhir kegiatan :
tidak
o Penghubung :
o Dokumen :
o Arsip :
h. Dokumen Terkait
Dokumen terkait yaitu : dokumen yang mendukung prosedur, missal formular,
rekaman hasil dan sebaianya. Sebagai bukti dari pelaksanan prosedur.
i. Riwayat Perubahan Dokumen
Riwayat perubahan dokumen dimunculkan apabila sop sudah melakukan revisi,
dan dalam riwayat perubahan harus menampilkan jenis perubahan dokumen, isi
perubahan/ yang direvisi dan disertai dengan tanggal mulai diberlakukan
dokumen.
8. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
a. Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan meniai
tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk evaluasi ini
dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat,
dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk mendukung
standarisasi suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermuadah pelaksanaan dan
memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan Identifikasi prsedur
yang membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan dan
monitoringnya
1. Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
2. Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
3. Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
4. Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
5. Lakukan uji-coba,
6. Lakukan perbaikan daftar tilik,
7. Standarisasi daftar tilik.
f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah- langkah
kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
30 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
b. Hasil evaluasi : SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP tersebut perlu
diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa dilakukan sebagian atau
seluruhnya.
c. Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila :
Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) pelayanan kesehatan,
Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
Adanya perubahan fasilititas
d. Peraturan Kepala Puskemas tetap berlaku, meskipun terjadi pergantian kepala
Puskesmas.
G. Prosedur Pengendalian Dokumen di Puskesmas
31 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
1) Semua dokumen harus diberi nomor,
2) Puskesmas agar membuat kebijakan tentang pemberian nomor sesuai
dengan tata naskah yang dijadikan pedoman,
3) Pemberian nomor mengikuti tata naskah Puskesmas, atau ketentuan
penomoran (bisa menggunakan garis miring atau dengan sistem digit)
4) Pemberian nomor sebaiknya dilakukan secara terpusat.
b. Pencatatan dalam Daftar Dokumen Eksternal atau Internal
c. Menyerahkan dokumen kepada pengusul untuk menggandakan
d. Mendistribusikan dokumen ke unit kerja yang sudah diberi stempel basah “
DOKUMEN TERKENDALI”
Tata Cara Pendistribusian Dokumen
1) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan dokumen kepada unit
upaya atau pelaksana yang memerlukan dokumen tersebut agar dapat
digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini
dilakukan oleh Tim Mutu atau bagian Tata Usaha Puskesmas sesuai
pedoman tata naskah
2) Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau formulir tanda terima
3) Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk
seluruh unit kerja lainnya
4) Bagi Puskesmas yang sudah menggunakan e-file maka distribusi dokumen
bisa melalui jejaring area lokal, dan diatur kewenangan otorisasi di setiap unit
kerja, sehingga unit kerja dapat mengetahui batas kewenangan dalam
membuka dokumen
e. Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti serta
mengisi format usulan penambahan/ penarikan dokumen
f. Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan membubuhkan
stempel "KADALUARSA" dan kemudian menyimpan dokumen tersebut selama 2
tahun
g. Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
32 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
a. Dilakukan setelah proses pengkajian serta harus mendapat pengesahan sesuai
pejabat yang berwenang
b. Setiap kali revisi seluruh halaman akan mengalami perubahan
c. Isi revisi atau perubahan harus tercatat pada riwayat perubahan dokumen
d. Tanggal terbit pada sudut kanan atas cover merupakan tanggal terbit dokumen
terkini (untuk dokumen selain kebijakan dan SOP)
H. Rekam Implementasi
1. Rekam implementasi adalah: dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan
yang dilakukan atau hasil yang dicapai sesuai kegiatan yang direncanakan.
2. Catatan/ rekam implementasi yang harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
diantaranya adalah: catatan/ rekaman yang berhubungan dengan lintas sektor atau
masyarakat, notulen mini lokakarya bulanan Puskesmas, notulen mini lokakarya
tribulanan, notulen rapat akreditasi, dan notulen rapat kedinasan yang disertai surat
tugas Kepala Puskesmas, selain itu dapat ditandatangani oleh pejabat langsung
yang berwenang misalnya, Ka Subag Tata Usaha, kasatpel UKP, kasatpel UKM.
3. Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendalikan. Catatan/ rekam implementasi harus dapat terbaca, segera dapat
teridentifikasi dan dapat diakses kembali.
33 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG
BAB V
PENUTUP
34 | P a g e
DILARANG MENYALIN/MEMPERBANYAK
TANPA SEIZIN WAKIL MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS KECAMATAN PULOGADUNG