Skripsi-Compressed 010
Skripsi-Compressed 010
SKRIPSI
OLEH
HARNIATI
NIM. 1422060133
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis dengan
Judul “ Formulasi Terrine Sotong (Sepia Sp) Yang Di Fortifikasi Dengan
Oregano (Origanum Vulgare)” adaah benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan Karya Ilmiah Praktek Akhir ini hasil karya orang lain, saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Yang Menyatakan
Harniati
iv
RINGKASAN
HARNIATI. 14 22 060 133. Formulasi Terrine Sotong (Sepia Sp) Yang Di
Fortifikasi Dengan Oregano (Origanum Vulgare). Dibimbing oleh Arham Rusli
dan Andi. Ridwan Makkulau.
v
SUMMARY
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidaya-
Nyalah kita masih diberi kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat
menyelesaikan Skripsi dengan judul “Formulasi Terrine Sotong (Sepia Sp) Yang
Di Fortifikasi Dengan Oregano (Origanum Vulgare).). Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada suri teladan kita Baginda Muhammad SAW.
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi
pada Program Studi Agroindustri Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada segenap keluarga tercinta
terutama dengan kedua orang tua saya, Ayahanda Muh.Ramli serta Ibunda Rohani
yang telah memberikan bantuan moril maupun material serta doa, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya do’a dan bukti penulis yang dapat
dipersembahkan pada Ibunda dan Ayahanda serta segenap keluarga atas segala
pengorbanannya dan bantuan yang diberikan pada penulis dan tak lupa penulis
ucapkan terimah kasih kepada Bapak Dr.Arham Rusli, S.Pi, M.Si, Selaku
Pembimbing I dan Bapak Dr.A.Ridwan Makkulawu, ST, M.Sc, Selaku
Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi tepat waktu.
Secara khusus penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Darmawan, MP., Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
2. Ibu Ir. Nurlaeli Fattah, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan.
1. Ibu Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, SP, MP, Selaku Ketua Program Studi
Agroindustri.
2. Ibu Ernawati Jassin, S.Si, M.Si Selaku Penasehat Akademik
3. Dosen beserta Teknisi Program Studi Agroindustri Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
vii
4. Seluruh rekan-rekan sesama mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
terkhusus angkatan XXVII Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
Program Studi Agroindustri.
Oleh karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki maka upaya
untuk menuangkan segala yang terbaik dalam skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan sehingga saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi
yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan kepada penulis secara
khusus.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN BIMBINGAN................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAAN PENGUJI.................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN........................................................... iv
RINGKASAN................................................................................................... v
SUMMARY...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR..................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................... 2
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................... 15
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................. 15
3.3 Metode Penelitian......................................................................................... 15
3.4 Perlakuan Penelitian..................................................................................... 15
3.5 Prosedur Pengolahan..................................................................................... 17
3.5.1 Pengolahan Terrine............................................................................. 17
ix
3.5.2 Diagram Alir Pembuatan Terrine........................................................ 18
3.6 Parameter Pengujian...................................................................................... 19
3.6.1 Analisis Proksimat................................................................................. 19
3.6.2 Uji Organoleptik.................................................................................... 22
3.7 Analisis Data................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 45
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
I.PENDAHULUAN
terletak di kepala) yang terdiri dari cangkang internal yang terletak di dalam
mantel, berwarna putih, berbentuk oval dan tebal, serta terbuat dari kapur. Tubuh
dan selubungi selaput tipis dan pada kedua sisinya terdapat sirip lateral yang
Sotong hidup didasar laut, dan banyak mengandung asam amino esensial
yang penting bagi manusia serta mengandung asam lemak dan tidak jenuh. Sotong
ini juga merupakan makanan sejenis seafood, dan juga makanan utama di wilayah
Mediterania dan Asia Timur. Sotong kaya akan kalsium dan protein tetapi rendah
Kelebihan dari sotong memiliki daging yang lunak sehingga dagingnya dijadikan
sebagai sumber makanan bagi masyarakat, tapi pemanfaatan sotong masih kurang
dilakukan oleh masyarakat Barru. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan
bahan baku. Salah satu produk olahan yang dapat dibuat dengan menggunakan
Terrine merupakan olahan produk khas Prancis yang disajikan dengan variasi
lapisan, dimana lapisan yang biasa digunakan terdiri dari daging, sayuran, ikan
1
salmon dan udang. Cita rasa terrine secara umum dapat diterima oleh masyarakat
luas, hal ini memberikan titik terang bagi upaya menganekaragamkan produk
olahan dari sotong, mengingat bahan dasar di areal perairan Indonesia yang
dimiliki. Pembuatan terrine selama ini menggunakan bahan dasar sepert ikan
salmon, udang, dan sayuran sehinga pada penelitian ini dalam pembuatan terrine
dengan mencoba mengambil bahan dasar dari sotong karena pembuatan Terrine
Vulgare)”.
sebagai berikut :
oregano?
2
2. Menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatan terrine dengan bahan
dengan oregano.
oregano.
3
II.TINJAUAN PUSTAKA
Oregano adalah bumbu masakan khas benua Eropa. Benuk daunya sepintas
mirip daun kemagi namun lebih kecil. Rasanya senderung pahit dan memiliki
aroma khas yang hangat. Tidak seperti kebanyakan bumbu daun, oregano justru
menghasilkan aroma lebih baik saat berbentuk bubuk. Oleh karena itu, oregano
lebih banyak dijual di pasaran dalam bentuk kering. Bumbu ini biasanya
digunakan untuk berbagai resep masakan asal Italia seperti pasta, saus pasta, pizza
dan spagheti. Untuk makanan yunani, oregano biasa digunakan sebagai bumbu
salad atau pendamping makanan ikan atau daging bakar. Sedangkan di Turki,
oregano banyak dipakai sebagai bumbu pada masakan daging, seperti domba
Oragano adalah tanaman yang masih satu saudara dengan daun mint. Namun
oregano memiliki rasa yang sedikit pahit dan memiliki rasa hangat ketika
dimakan. Warna daun dari oregano yang hijau segar sekilas mirip dengan daun
mint namun ukurannya lebih kecil. Biasanya untuk campuran makanan anda bisa
digunakan oregano yang sudah dikeringkan karena lebih keluar aromanya dan
4
tentunya tidak begitu pahit ketika dimakan. Oregano yang sudah dikeringkan
memiliki warna coklat pucat dan ukurannya sangat kecil seperti bubuk karena
pada saat pengeringan anda dapat mencacahnya menjadi ukuran yang kecil
Fungsi Oregano tak hanya bermanfaat untuk masakan saja namun juga
vitamin A, vitamin C, dan zat besi yang baik untuk sistem kekebalan tubuh.
Mengkonsumsi oregano dapat mencegah bakteri dan infeksi yang ada pada tubuh
ada pada oregano dapat meringankan iritasi pada gusi, memperlancar pencernaan,
dapat mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi, dan berguna untuk mengatasi
penyakit pernapasan.
dari 2 jenis phenols carvacrol dan juga thymol, lebih lanjut lagi, beberapa jenis
yang berbahan dasar ikan. Terine biasa disajikan dalam bentuk irisan tipis
kadangkadang separo bagian putih separo bagian lagi berwarna orange, atau
5
sebagian besar permukaan berwarna putih tetapi di tengah-tengah diselingi warna
orange dan ragam bentuk lainnya seperti dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 2. Terrine
Selain itu dalam penyajiannya dilengkapi dengan hiasan yang berupa sayuran
segar sebagai pemanis. Warna putih berasal dari warna daging ikan yang
berdaging putih, sedangkan warna orange merupakan warna dari ikan atau
sejenisnya yang berdaging orange. Ikan yang berdaging putih banyak jenisnya
seperti tenggiri, patin, nila, tagih dan lain-lain. Sedangkan ikan dengan daging
berwarna orange antara lain : salmon, udang dan sebagainya. Sehingga pada
khusus. Bahan yang diperlukan minimal, beberapa jenis keju, kubis atau lobak,
tomat dan bahan sayuran lainnya. Jenis sayuran lainnya yang dapat ditambahkan
dalam pembuatan terrine antara lain : asparagus, bayam, bawang, keju kambing,
Salah satu tambahan yang digunakan pada pembuatan terrine adalah tepung
tepung maizena juga berfungsi menambah kandungan gizi dari produk terrine.
Tepung maizena sering menjadi bahan tambahan atau bahan pengganti terigu
6
dalam pembuatan makanan. Misalnya, dalam pembuatan cake, kue kering, bubur,
puding, dan saus, tepung maizena akan menghasilkan tekstur makanan yang lebih
pas.
Prinsip penting pada pembuatan terrine ini adalah membuat formulasi dari
bentuk presentase terhadap total adonan. Prinsip lain yang juga penting adalah
pemanggangan. Pada tahap ini perlu diperhatikan suhu dan lama waktu
Keadaan
Tekstur Normal
(kaki hewan terletak di kepala) yang terdiri dari cangkang internal yang terletak di
7
dalam mantel, berwarna putih, berbentuk oval dan tebal, serta terbuat dari kapur.
kehitaman dan diselubungi selaput tipis dan pada kedua sisinya terdapat sirip
lateral yang memanjang dari ujung dorsal sampai ventral (Ozyurt et al. 2006).
Cephalopoda merupakan salah satu sumber daya hayati penting dalam sektor
perikanan laut (Bihan et al. 2006). Cephalopoda adalah salah satu kelompok
gurita (octopus) dan kerabatnya. Sotong (Sepia sp.) merupakan salah satu jenis
cephalopoda yang cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat. Terdapat kurang
untuk jenis sotong juga disebabkan oleh adanya tinta ini. Kantung tinta
mengandung pigmen melanin dan lendir. Tinta sotong berwarna coklat tua yang
mengandung tirosin, dopamin dan sejumlah kecil asam amino, contohnya taurin,
asam aspartat, asam glutamat, alanin, dan lisin. Tinta sotong digunakan sebagai
alat tulis pada zaman dahulu, namun saat ini tinta sotong juga digunakan sebagai
pewarna makanan dan bumbu, misalnya dalam pembuatan pasta atau saus. Studi
8
sel, termasuk sel tumor (Caldwell 2005).
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Bangsa : Sepiida
Suku : Sepiidae
Marga : Sepia
Habitat sotong pada umumnya pada daerah demersal dekat pantai dan zona
di perairan hangat dan subtropis. Sotong hidup di dasar berbatu, berpasir dan
iklim. Jenis Sepia recurvirostra tersebar di Pasifik Barat, Laut Andaman, Laut
Cina Selatan, Filipina dan selatan Laut Cina Timur. Sotong ini hidup di daerah
terbaik bagi sotong. Oleh karena itu, tidak heran jika kita dapat menemukan
sotong dimanapun di daerah perairan laut negeri kita. Sotong adalah hewan yang
banyak hidup dan aktif bergerak jika menemukan cahaya, karena itu sangat
untuk bergerak secara vertikal. Gerakan tersebut membuat sotong bergerak secara
9
langsung ke permukaan air laut. Habitat sotong memang kebanyakan berada di
perairan yang berkarang dan berbatu. Selain menjadi tempat hidou, daerah
a. Tepung Maizena
Tepung Maizena berasal dari hasil ektraksi biji jagung. Secara umum
seperti sifat tepung-tepungan yang lain, tepung maezena mengandung dua fraksi
polisakarida yaitu:
-Amilosa, molekul amilosa terdiri dari 50 sampai 500 unit glukosa yang tergabung
-Milopektin, molekul ini terdiri dari 100.000 unit glukosa yang tergabung dalam
lebih mudah larut dalam air dan kurang kental dibanding amilopektin. Kandungan
dan 20 amilosa. Sifat-sifat tepung maezena seperti halnya tepung-tepung yang lain
dapat dikelompokkan dari sisi kenampakan, kelarutan, rasa manis, dan hidrolisis.
Kenampakan dan kelarutan warna pati secara umum putih, berbentuk powder non
Karena terbuat dari jagung, maka tepung maizena adalah jenis tepung
yang bebas gluten. Dan beberapa kandungan gizi dari maizena di antaranya adalah
karbohidrat, protein, fosfor, kalsium, dan zat besi, maizena juga cenderung tidak
mengandung lemak, sangat baik untuk diet. Maizena adalah pati yang terbuat dari
10
Maizena digunakan sebagai bahan pengikat karena mengandung kadar lemak
rendah sehingga tidak cepat menimbulkan ketengikan pada hasil olahan produk,
selain itu maizena sangat baik untuk produk-produk emulsi karena mampu
mengikat air dan menahan air tersebut selama pemasakan dan maizena digunakan
sebagai bahan pengisi agar memperoleh tekstur yang kompak dan tidak mudah
b. Telur
Telur ayam merupakan jenis telur yang sering digunakan untuk membuat
kue. Pilih telur yang masih baru, tidak retak, dan tidak ada kotoran yang
menempel. Telur yang baru ditandai dengan putih telur yang masih kental dan
kuning telur masih bulat utuh (Sutomo, 2012). Telur juga berfungsi sebagai
pembalut dan pengikat. Fungsi lainnya adalah untuk areasi, yaitu kemampuan
menangkap udara pada saat adonan dikocok sehingga udara menyebar rata pada
adonan. Telur dapat mempengaruhi warna, aroma, dan rasa. Lisitin pada telur
Protein utama yang terdapat di dalam putih telur adalah albumin. Bagian
kuning telur merupakan emulsi lemak dalam air.Protein utama yang terdapat pada
bagian ini adalah vitellin. Disamping protein juga mengandung vitamin (vitamin
B komplek dan vitamin A) dan garam-garam mineral seperti Fosfor, besi, dan
11
c. Garam
digunakan sebagai penegas cita rasa dan bahan pengawet. Penggunaan garam
(salting out) dan rasa produk menjadi asin. Kosentrasi garam yang ditambahkan
biasanya berkisar 2 sampai 3% dari berat daging yang digunakan (Aswar, 2005).
Fortifikasi adalah penambahan suatu atau lebih zat gizi (nutrien) ke pangan.
Tujuan utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang
manusia dan kerugian sosio ekonomis. Namun demikian, fortifikasi pangan juga
digunakan untuk menghapus dan mengendalikan defisiensi zat gizi dan gangguan
untuk mengatasi masalah kekurangan zat gizi mikro yang terjadi di masyarakat.
Program yang sedang dijalankan pada saat ini di antaranya yodium pada garam,
vitamin A pada minyak, lemak, margarin, gula, dan susu, serta zat besi pada
Fortifikasi pangan adalah penambahan satu atau lebih zat gizi ke dalam suatu
produk pangan dengan tujuan tertentu (Siagian 2003). Tujuan utama fortifikasi
yaitu memberikan atau menyediakan produk pangan yang dapat dijadikan sumber
zat gizi tertentu yang diperlukan oleh masyarakat target, sehingga dapat
12
meningkatkan status atau mutu gizi umum dari masyarakat target tersebut
(Hariyadi 2006).
Salah satu sumber pangan hewani yang kaya kandungan nutrisi adalah
makanan hasil laut. Makanan laut kaya protein, dengan komposisi asam amino
Beberapa spesies makanan laut juga mengandung sebagian besar dari 90 jenis
sektor perikanan laut yang penting dan hanya memiliki sedikit bagian yang tidak
bisa dimanfaatkan. Cephalopoda tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk segar, tapi
juga yang telah diolah, diantaranya dalam bentuk kering, beku, dan produk dingin
mineral yang bagus, diantaranya kalsium, potasium, seng, besi, fosfor, dan
kolesterol (Okuzumi dan Fujii, 2000). Berikut disajikan komposisi kimia dan
13
Tabel 2. Komposisi Kimia sotong
Meski kadar kalorinya rendah, namun lemaknya tinggi. Untuk anda yang
2. Mencegah Kanker
Cuttlefish ini memiliki tinta yang kaya dengan asam amino essensial dan zat besi.
Sehingga bagus untuk pertumbuhan sel-sel anda. Apabila muncul sel ganas tumor
atau kanker pada tubuh, maka bakal segera diluruhkan oleh tintanya.
3. Meringankan Radang
Kondisi parahnya eadang bisa membuat diri badan demam. sbagai meringankan
14
radang anda, lebih baiknya anda mengambil 1atau 2 ekor Sotong untuk menu
Otak memiliki fungsi yang banyak, namun secara garis besar ada 3 fungsi
otak, yaitu:
ditumbuhkan lagi. Biasanya karena faktor stress dan kebiasaan. Nafsu makan
yang terus menerus buruk akan membuat tubuh jadi sakit. Untuk mengatasi
ini juga terkait dengan ketahanan tubuh, kekuatan fisik, maupun bagaimana tubuh.
a. Kandungan Protein
Terdapat 28 gram protein dalam 300 gram sotong. Jumlahnya dapat memenuhi
60% dari total protein harian yang diperlukan. Anda bisa melakukan diet
kardiovaskular.
b. Mineral
15
Setiap 85 gram sotong, mengandung 9,2 mg zat besi dan 493 mg fosfor atau
tersebut.
c. Vitamin
Vitamin A, sekitar 10% dari total yang dibutuhkan vitamin B12, 4,59
Dalam 300 gram sotong, terkandung 1,19 gtram lemak. Kandungan lemak
tersebut bisa mencukup 2% asupan harian. Lemak yang terkandung terdiri dari
0,228 gram lemak tak jenuh ganda, 0,138 gram lemak tak jenuh tunggal dan
0,201 gram lemak jenuh. Namun, sotong memiliki kandungan kolesterol yang
yang didapat dari sotong mungkin tidak akan mempengaruhi kadar kolesterol
darah Anda secara keseluruhan. Jadi, sotong masih bisa menjadi menu diet
jantung sehat.
e. Makronutrien
karbohidrat, 1 gram lemak, 134 kalori dan 28 gram protein. Sebagian lemak
16
III. METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2018, di Mini Plant
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan terrine adalah food processor, loyang,
pisau, timbangan, kompor, oven, sendok, mangkuk, cetakan, talenan, gelas ukur,
baskom, baki.
3.2.2 Bahan
susu tawar, telur, saos tomat, saos sambal, tepung maizena, merica, garam, terigu,
(RAL), dengan 3 taraf perlakun yaitu A1 (5%), A2 (10%) dan A3 (15%) dan
penambahan oregano dengan kosentrasi 0%, 0,25% dan 0,5% dan masing-masing
17
Pangkajene. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan tiga perlakuan dan dua kali ulangan dengan penambahan
oregano.
A1 = 5% Tepung Maizena
B1 = 0% Oregano
B2 = 0,25% Oregano
B3 = 0,5% Oregano
18
A3B1 = 15% Tepung Maizena + 0% Oregano
Perlakuan B1 B2 B3
4. Bumbu-bumbu yang terdiri dari garam, merica, saus tomat, saus sambal,
19
6. Setelah semua bahan-bahan siap, daging sotong yang telah dihaluskan
8. Sementara itu siapkan loyang persegi panjang yang telah diolesi margarin
11. Jika sudah matang, keluarkan adonan dari loyang, dan siap dihidangkan
20
3.5.2 Diagram Alir Pembuatan Terrine
Masako, susu
Penimbangan bahan tambahan dan bumbu tawar, garam,
merica, saus
tomat, saus
Pencampuran bahan sambal, telur
tepung maezena,
0%, 0,25%, wortel
Penambahan Oregano
dan 0,5%
Daging Sotong
Pengadukan semua bahan masako, susu
tawar, garam,
Penuangan dalam cetakan merica, saus
tomat, saus
Suhu 1500 C sambal, telur
dan waktu Pemanggangan dalam oven tepung maezena,
30 menit wortel
Terrine Sotong
5 Menit
21
3.6 Parameter Pengujian
Parameter yang diamati pad produk Terrine yaitu kadar air, kadar protein,
kadar abu, kadar lemak. Parameter yang diamati pada uji organoleptik yaitu uji
kesukaan (hedonik) dimana terdiri dari beberapa karakteristik yang uji seperti
di nolkan.
vakum pada suhu 1000 C, selama 5 jam atau oven selama semalam,
kemudian ditimbang.
B- A
22
C = Berat Cawan + Contoh Kering
a. Tahap Destruksi
labu kjeldahl.
Dinginkan
b. Tahap Destilasi
green.
c. Tahap Titrasi
Dititrasi dengan HCl 0,2 sampai berubah warna dari hijau menjadi abu-
abu netral.
W x 1000
23
Dimana : VA = Mililiter HCL titrasi contoh
W = Berat Contoh
Rumus :
Berat contoh
24
Keterangan :
tabung yang sebelumnya diisi kapas dan pada kedua ujungnya diikat
saring.
berdasarkan kesukaan (uji hedonik) terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur.
Dengan parameter : Sangat suka, suka, netral, tdak suka, sangat tidak suka
25
dengan jumlah panelis sebanyak 15 orang. Panelis diminta untuk memberikan
5= Sangat suka
4= Suka
3= Netral/Biasa
2= Tidak Suka
program Statistical Package Science (SPSS) versi 16.0 dengan model Anova dan
Duncan
26
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
air akan mempengaruhi masa simpan suhu bahan pangan karena semakin tinggi
menggunakan tepung maizena berpengaruh nyata terhadap kadar air terrine. Hal
ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi perlakuan terhadap kadar air yang kurang
dari 0,05 (Lampiran 10). Ini menunjukkan bahwa kadar air yang dihasilkan
(74,59) dan 10% (74,72) terhadap kadar air terrine sotong. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi tepung maizena maka semakin rendah kadar air pada
Grafik diatas menunjukkan bahwa tiga perlakuan yang tertinggi ada pada
kosentrasi (5%) mencapai 75,59 dan yang paling terendah ada pada kosentrasi
(15%) mencapai 70,58. Hal ini disebabkan meningkatnya kadar air pada terrine di
tepung maizena maka kadar air akan semakin meningkat hal ini akan
27
Hasil analisis kadar air terrine dengan menggunakan tepung maizena dapat
76 75,59 74,72
74
Kadar Air (%)
72
70,58
70
68
5 10 15
Kosentrasi Tepung Maizena
Gambar 5. Kadar Air Berdasarkan Kosentrasi Tepung Maizena
Tingginya kadar air akan mempengaruhi masa simpan suatu bahan pangan karena
semakin tinggi kadar air bahan pangan akan semakin rentan terhadap
akan berfungsi mengikat air juga semakin berkurang juga cepat mengalami
jumlah yang berbeda beda, kadar air dalam makanan mempengaruhi daya tahan
bahan makanan tersebut. Selain itu kadar air juga ikut menentukan acceptability,
kesegaran penampakan, cita rasa bahan pangan tersebut. Kadar air perlu
sehingga dengan berkurangnya protein pada daging maka kadar air terrine sotong
28
Kadar air terrine berkisar antara 70,58 sampai 75,59. Menurut SNI 01-
6683 tentang nugget ayam, kadar air maksimal adalah 60% (Badan Standar
Nasional, 2002). Kadar air terrine hasil penelitian ini melebihi standar dan tidak
Hasil analisis kadar air terrine dengan penambahan oregano dapat dilihat
pada Gambar 6.
74.5 74,28
74 73,71
Kadar Air (%)
73.5
73 72,89
72.5
72
0 0.25 0.5
Kosentrasi Penambahan Oregano
berbeda nyata terhadap kadar air terrine sotong. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikasi perlakuan terhadap kadar air yang lebih dari 0,05 (Lampiran 10 ). Ini
menunjukkan bahwa kadar air yang dihasilkan tidak berpengaruh nyata terhadap
kosentrasi 0% (72,89), 0,25% (73,71) dan 0,5% (74,28) tidak berbeda nyata
yang tertinggi ada pada kosentrasi dengan penambahan oregano 0,5% mencapai
74,28 dan yang paling terendah ada pada kosentrasi 0% tanpa penambahan
29
4.1.2 Kadar Abu
menggunakan tepung maizena tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu. Hal
ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi perlakuan terhadap kadar abu yang lebih dari
0,05 (Lampiran 11). Ini menunjukkan bahwa kadar abu yang dihasilkan tidak
berpengaruh nyata terhadap penggunaan tepung maizena. Dapat dilihat bahwa ada
dua kosentrasi yang berbeda nyata yaitu pada kosentrasi 5% dan 10% terhadap
kadar abu terrine. Dan di ketahui bahwa tepung maizena dengan kosentrasi 5%
(2,43) berbeda nyata dengan perlakuan 10% (2,30) terhadap kadar abu terrine
sotong dengan menggunakan model duncan dapat dilihat pada (lampiran 11).
hasil analisis kadar abu terrine dengan penggunaan tepung maizena dapat dilihat
pada Gambar 7.
2.45 2,43
2.4 2,38
2.35
Kadar Abu (%)
2,30
2.3
2.25
2.2
5 10 15
Kosentrasi Tepung Maizena
Gambar 7. Kadar Abu Berdasarkan Kosentrasi Tepung Maizena
menggunakan tepung maizena (5%) mencapai 2,43 dan yang paling terendah ialah
30
mineral pada sotong cukup tinggi. Kadar abu merupakan unsur mineral sebagai
sisa yang tertinggal setelah bahan dibakar sampai bebas unsur karbon. Kadar abu
juga dapat diartikan sebagai komponen yang tidak mudah menguap, tetap tinggal
berpengaruh nyata terhadap kadar abu produk terrine. Hal ini ditunjukkan oleh
nilai signifikasi perlakuan terhadap kadar abu yang lebih dari 0,05 (Lampiran 11).
Ini menunjukkan bahwa kadar abu yang dihasilkan tidak berpengaruh nyata
terhadap penambahan oregano. Pada tiga taraf kosentrasi ada yang berbeda nyata
yaitu pada kosentrasi 0% dan 0,5% berbeda nyata terhadap kadar abu pada terrine
kosentrasi 0% mencapai 2,47, 0,5% mencapai 2,28 terhadap kadar abu pada
ada pada kosentrasi (0%) mencapai 2,47 dan kosentrasi yang paling terendah ada
pada kosentrasi (0,5%) mencapai 2,28. Pada kosentrasi 0,25% dan 0,5% tidak
ada pada kosentrasi (0%) mencapai 2,47 dan kosentrasi yang paling terendah ada
pada kosentrasi (0,5%) mencapai 2,28. Pada kosentrasi 0,25% dan 0,5% tidak
31
Pengukuran hasil analisis kadar abu terrine dengan penambahan oregano
2.5 2,47
2.4 2,37
2,28
Kadar Abu (%)
2.3
2.2
2.1
0 0.25 0.5
Kosentrasi Penambahan Oregano
menggunakan tepung maizena tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak pada
produk terrine sotong. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi perlakuan
terhadap kadar lemak yang lebih dari 0,05 (Lampiran 12). Ini menunjukkan
bahwa kadar abu yang dihasilkan tidak berpengaruh nyata terhadap penggunaan
tepung maizena. Tiga perlakuan itu tidak berbeda nyata yakni pada perlakuan A1,
A2 dan A3 terhadap kadar lemak produk terrine sotong. Dan di ketahui bahwa
tepung maizena dengan kos 5%ntrasi mencapai (3,67), 10% (3,67), dan 15%
(3,58).
Hasil analisis kadar lemak menunjukkan pada grafik bahwa kadar lemak
yang tertinggi pada produk terrine berada pada perlakuan A2 dimana perlakuan
menggunakan tepung maizena 10% mencapai 3,67 dan yang paling terendah ada
disebabkan karena hal ini memungkinkan karena kandungan serat tepung maizena
32
yang tinggi (7%) (Anonim, 2009). Semakin tinggi serat maka semakin tinggi
lemak yang terserap, sehingga samakin tinggi lemak yang tereksudasi. Hal ini
Kadar lemak terrine ini mencapai 3,58 sampai 3,67 menunjukkan bahwa
kadar lemak terrine ini sesuai dengan persyaratan SNI nugget ayam dengan nilai
hasil analisis kadar lemak terrine dengan menggunakan tepung maizena dapat
3.65
3.6 3,58
3.55
3.5
5 10 15
Kosentrasi Tepung Maizena
berpengaruh nyata terhadap kadar lemak pada produk terrine sotong. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikasi perlakuan terhadap kadar lemak yang lebih dari
0,05 (Lampiran 12). Ini menunjukkan bahwa kadar lemak yang dihasilkan tidak
menggunakan model duncan dapat dilihat bahwa pada tiga taraf kosentrasi ada
yang tidak berbeda nyata yaitu pada kosentrasi B1, B2 dan B3 tidak berbeda
33
nyata terhadap kadar lemak pada terrine sotong. Dan di ketahui bahwa
(Lampiran 12), 0% mencapai 3,69, 0,25% mencapai 3,62 dan 0,5% mencapai 3,62
3.7 3,69
3.68
3.66
Kadar Lemak (%)
Protein merupakan suatu zat makanan yang penting bagi tubuh karena zat
ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai
pada produk terrine sotong. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi perlakuan
terhadap kadar protein yang lebih dari 0,05 (Lampiran 13). Ini menunjukkan
penggunaan tepung maizena. Tiga perlakuan itu tidak berbeda nyata yakni pada
perlakuan A1, A2 dan A3 terhadap kadar protein terrine sotong. Dan di ketahui
34
bahwa tepung maizena dengan kosentrasi 5% mencapai (10,86), 10% (11,44), dan
15% (11,05).
hasil analisis kadar protein terrine dengan porforsi tepung maizena dapat dilihat
11.6
11,44
11.4
Kadar Protein (%)
11.2
11,05
11 10,86
10.8
10.6
10.4
5 10 15
Kosentrasi Tepung Maizena
Hasil analisis kadar protein menunjukkan pada grafik bahwa kadar protein
yang tertinggi pada produk terrine berada pada perlakuan A2 dimana perlakuan
menggunakan tepung maizena 10% dan mencapai 11,44 dan kadar protein
Kadar protein terrine ini mencapai 10,86 sampai 11,44 menunjukkan bahwa
kadar protein terrine ini dibawah standar persyaratan SNI nugget ayam dengan
berpengaruh nyata terhadap kadar protein pada produk terrine sotong. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikasi perlakuan terhadap kadar protein yang lebih dari
35
0,05 (Lampiran 13). Ini menunjukkan bahwa kadar protein yang dihasilkan tidak
11.3 11,24
11.25
11.2
Kadar Protein (%)
11.15 11,08
11.1
11.05 11,03
11
10.95
10.9
0 0.25 0.5
Dari hasil analisa dengan menggunakan model duncan dapat dilihat bahwa
pada tiga taraf kosentrasi ada yang tidak berbeda nyata yaitu pada kosentrasi B1,
B2 dan B3 tidak berbeda nyata terhadap kadar protein pada terrine sotong. Dan di
berbeda nyata (Lampiran 13), 0% mencapai 11,24, 0,25% mencapai 11,03 dan
0,5% mencapai 11,08 terhadap kadar protein pada produk terrine sotong.
yang paling terendah ada pada kosentrasi B2 dengan penambahan oregano 0,25%
mencapai 11,03.
36
pada produk terrine sotong. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi perlakuan
terhadap kadar lemak yang kurang dari 0,05 (Lampiran 14). Ini menunjukkan
tepung maizena. Dapat dilihat bahwa ada yang berbeda nyata yaitu pada
dan kosentrasi 15% mencapai 12,38. Pada perlakuan A2 dan A3 juga berbeda
nyata yakni dengan kosentrasi 10% mencapai 7,85 dan 15% mencapai 12,38
14 12,38
Kadar Karbohidrat
12
10 7,42 7,85
8
(%)
6
4
2
0
5 10 15
Kosentrasi Tepung Maizena
karbohidrat yang tertinggi pada produk terrine berada pada perlakuan A3 dimana
perlakuan menggunakan tepung maizena 15% dan mencapai 12,38 dan kadar
37
bahwa semakin tinggi penambahan tepung maizena pada produk terrine sotong
maka semakin tinggi kadar karbohidrat pada produk terrine sotong. Begitupun
karbohidrat.
berpengaruh nyata terhadap kadar karbohidrat pada produk terrine sotong. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikasi perlakuan terhadap kadar karbohidrat yang lebih
dari 0,05 (Lampiran 14). Ini menunjukkan bahwa kadar protein yang dihasilkan
tidak berpengaruh nyata terhadap penambahan oregano. Dari hasil analisa dengan
menggunakan model duncan dapat dilihat bahwa pada tiga taraf kosentrasi tidak
berbeda nyata yaitu pada kosentrasi B1, B2 dan B3 tidak berbeda nyata terhadap
kadar karbohidrat pada terrine sotong. Dan di ketahui bahwa penambahan oregano
dengan kosentrasi 0% mencapai , 9,69, 0,25% mencapai 9,25 dan 0,5% mencapai
8,71 tidak berbeda nyata (Lampiran 14) terhadap kadar karbohidrat pada produk
terrine sotong.
10 9,69
9.5 9,25
Kadar Karbohidrat
9 8,71
(%)
8.5
8
0 0.25 0.5
Kosentrasi Penambahan Oregano
Gambar 14. Kadar Karbohidrat Berdasarkan Kosentrasi Oregano
38
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan oregano tidak
berpengaruh nyata terhadap kadar karbohidrat pada produk terrine sotong. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikasi perlakuan terhadap kadar karbohidrat yang lebih
dari 0,05 (Lampiran 14). Ini menunjukkan bahwa kadar protein yang dihasilkan
tidak berpengaruh nyata terhadap penambahan oregano. Dari hasil analisa dengan
menggunakan model duncan dapat dilihat bahwa pada tiga taraf kosentrasi tidak
berbeda nyata yaitu pada kosentrasi B1, B2 dan B3 tidak berbeda nyata terhadap
kadar karbohidrat pada terrine sotong. Dan di ketahui bahwa penambahan oregano
dengan kosentrasi 0% mencapai , 9,69, 0,25% mencapai 9,25 dan 0,5% mencapai
8,71 tidak berbeda nyata (Lampiran 14) terhadap kadar karbohidrat pada produk
terrine sotong.
oregano 0,5% mencapai 8,71. Kadar karbohidrat terrine ini mencapai 8,71 sampai
persyaratan SNI nugget ayam dengan nilai maksimun 25% (Badan Standar
Nasional, 2002).
mengetahui sejauh mana tingkat kesukaan panelis terhadap produk terrine yang
39
dilakukan uji hedonik atau tingkat kesukaan pada terrine dengan parameter
4.2.1 Warna
kualitas atau derajat penerimaan suatu bahan pangan. Suatu bahan pangan
meskipun dinilai enak dan teksturnya sangat baik, tetapi memiliki warna yang
tidak sedap dipandang atau memberikan kesan yang menyimpang dari warna
menentukan diterimanya produk oleh konsumen adalah warna. Hal ini disebabkan
2
1
0
5 10 15
Kosentrasi Tepung Maizena
terrine artinya tidak berpengaruh nyata terhadap warna karena lebih dari 0,005
40
(Lampiran 15), Ini menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan tidak berpengaruh
nyata terhadap penggunaan tepung maizena. Dapat dilihat bahwa ada yang
berbeda nyata yaitu pada perlakuan A1 dan A3 terhadap warna pada terrine
dengan skor nilai yaitu 2,95 dan perlakuan 15% dengan skor 3,55.
Tingkat penerimaan pada panelis pada produk terrine sotong yang tertinggi
ada pada perlakuan A2 dengan kosentrasi (10% tepung maizena) dengan nilai
3,76 yang di sukai oleh panelis. Tingkat penerimaan terendah pada panelis ada
3.8 3,74
Nilai Warna
3.6
3.4
3,27 3,25
3.2
3
0 0.25 0.5
Kosentrasi Penambahan Oregano
terhadap warna terrine artinya tidak berpengaruh nyata terhadap warna karena
lebih dari 0,005 (Lampiran 15), uji oganoleptik warna dengan tiga Kosentrasi B1,
41
B2 dan B3 tidak berbeda nyata terhadap warna. Pada kosentrasi penambahan
oregano taraf 0%, 0,25% dan 0,5% tidak berbeda nyata dengan skor yang
Tingkat penerimaan panelis pada produk terrine sotong yang tertinggi ada
pada kosentrasi B1 (0% oregano) dengan nilai 3,74 yang di sukai oleh panelis.
Tingkat penerimaan terendah pada panelis ada pada kosentrasi B3(0,5%) dengan
4.2.2 Aroma
Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang tercium
oleh syaraf-syaraf olfaktori yang berada dalam rongga hidung ketika makanan
makanan, biasanya makanan dinilai lezat oleh konsumen dari aroma yang
ditimbulkan. Untuk pembentukan rasa enak adalah hasil degradasi sttrecker dari
asam amino alfa diubah menjadi aldehid dengan atom karbon yang berkurang satu
(Ridwan, 2008).
makanan tersebut. Bau-bauan baru dapat dikenali bila terbentuk uap, dan molekul-
molekul komponen bau tersebut harus sempat menyentuh silia sel olfaktori dan
diteruskan ke otak dalam bentuk impuls listrik oleh ujung-ujung syaraf olfaktori
(Winarno, 2000).
42
dilanjutkan dengan mengetahui bahwa perlakuan signifikan terhadap aroma
terrine artinya tidak berpengaruh nyata terhadap aroma karena lebih dari 0,005
(Lampiran 15), artinya uji oganoleptik warna dengan tga perlakuan A1, A2 dan
3.8 3,62
3,55
3.6
Nilai Aroma
3.4
3,22
3.2
3
5 10 15
Kosentrasi Penambahan Tepung Maizena
Tingkat penerimaan aroma pada panelis pada produk terrine sotong yang
tertinggi ada pada perlakuan A3 (15% tepung maizena) dengan nilai 3,62 (suka).
Tingkat penerimaan terendah pada panelis ada pada perlakuan A1(5% tepung
nyata terhadap aroma terrine sotong karena lebih dari 0,005 (Lampiran 15),
artinya uji oganoleptik aroma dengan tiga Kosentrasi B1, B2 dan B3 tidak
43
oregano taraf 0%, 0,25% dan 0,5% tidak berbeda nyata dengan skor nilai yaitu ,
3.6 3,54
3,51
3.5
Nilai Aroma
3.4 3,34
3.3
3.2
0 0.25 0.5
Kosentrasi Penambahan Oregano
Tingkat penerimaan panelis pada produk terrine sotong yang tertinggi pada
aroma ada pada kosentrasi B1 (0% oregano) dengan nilai 3,54 yang di sukai oleh
panelis. Tingkat penerimaan terendah pada panelis ada pada perlakuan B3 (0,5%)
4.2.3 Tekstur
Tekstur suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh
perubahan tekstur bahan dapat mengubah rasa dan bau yang timbul karena dapat
44
berpengaruh nyata terhadap tekstur dengan penambahan tepung maizena karena
lebih dari 0,005 (Lampiran 15). Perbedaan tersebut terdapat pada penambahan
tepung maizena 5% dan 15% dengan skor yang dihasilkan yaitu 3,13 dan 3,51.
Pada hasil uji tekstur terrine sotong bahwa perlakuan A1 dan A3 berbeda nyata
rerata tekstur terrine sotong mengalami peningkatan, yaitu menjadi semakin baik
menggunakan tepung maizena 5%, 10%, 15% dan penambahan dapat dilihat pada
Gambar 19.
3.6
3,51
3.5
Nilai Tekstur
3,41
3.4
3.3
3.2 3,13
3.1
3
2.9
5 10 15
Kosentrasi Tepung Maizena
Gambar 19. Tekstur Berdasarkan Kosentrasi Tepung Maizena
karena tekstur tepung maizena lebih halus dari pada tepung-tepung yang lain.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Daniyanti (2005) bahwa salah satu tujuan
digunakan tepung maizena sebagai filler adalah untuk memperbaiki tekstur serta
karena dengan semakin tinggi level penambahan tepung maizena pada pembuatan
terrine sotong kualitas tekstur semakin meningkat menjadi sangat kurang kasar.
45
Uji tekstur yang terbaik pada penelitian ini adalah pada level 15% dengan skor
dalam pembuatan produk terrine sotong dengan penambahan oregano dapat dilihat
3.6 3,54
3.5
3.4 3,33
Nilai Tekstur
3.3 3,17
3.2
3.1
3
2.9
0 0.25 0.5
Kosentrasi Penambahan Oregano
Gambar 20. Tekstur Berdasarkan Kosentrasi Penambahan Oregano
tidak berpengaruh nyata terhadap penambahan oregano, karena lebih dari 0,005
(Lampiran 15), uji tekstur berbeda nyata dengan adanya penambahan oregano
penambahan oregano 0,5% dan 0% dengan skor yang dihasilkan yaitu 3,17 dan
3,54. Artinya uji oganoleptik tekstur dengan kosentrasi B3 dan B1 berbeda nyata
Hal ini disebabkan karena semakin rendah taraf penambahan oregano maka
semakin tinggi tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur begitu juga dengan
46
Tingkat penerimaan panelis yang tertinggi ada pada kosentrasi 0% tanpa
4.2.4 Rasa
pangan. Faktor rasa memegang peranan penting dalam pemilihan produk oleh
oleh suatu makanan. Rasa merupakan faktor yang penting dalam penelian
organoleptik suatu produk karena bila faktor lainnya baik, namun rasanya tidak
disukai maka produk akan ditolak konsumen. Rasa ini biasanya dijadikan sebagai
faktor penentu daya terima konsumen terhadap produk makanan. Penilaian rasa
porforsi tepung maizena 5%, 10%, 15% dapat dilihat pada Gambar 21.
4 3,76
3.8 3,63
3.6
Nilai Rasa
3.4 3,23
3.2
3
2.8
5 10 15
berpengaruh nyata terhadap pengunaan tepung maizena, karena lebih dari 0,005
47
(Lampiran 15), uji rasa berbeda nyata dengan adanya penambahan tepung
10% dengan skor yang dihasilkan yaitu 3,23 dan 3,63. Perbedaan lain juga
terdapat pada level penambahan tepung maizena 5% dan 15% dengan skor yang
ada pada perlakuan A3 dengan skor yaitu 3,76 (suka) dan yang paling terendah
ada pada perlakuan A1 dengan skor nilai yaitu 3,23 (biasa/netral). Berdasarkan
maizena hal ini disebabkan semakin tinggi taraf penambahan tepung maizena
penerimaan panelis.
dalam pembuatan produk terrine sotong dengan porforsi oregano dapat dilihat
3.8 3,76
3.7
3.6
Nilai Rasa
48
Gambar grafik diatas dapat menunjukkan bahwa 3 kosentrasi yang
(Lampiran 15), artinya uji oganoleptik rasa dengan tiga Kosentrasi B1, B2 dan B3
kosentrasi penambahan oregano taraf 0%, 0,25% dan 0,5% tidak berbeda nyata
Tingkat penerimaan panelis pada produk terrine sotong yang tertinggi pada
rasa ada pada kosentrasi B1 (0% oregano) dengan nilai 3,76 yang di sukai oleh
panelis. Tingkat penerimaan terendah pada panelis ada pada perlakuan B3 (0,5%)
49
V. KESIMPULAN DAN SARAN
2.5 Kesimpulan
terrin sotong dilakukan proses pembuatan mulai dari persiapan bahan baku
Secara keseluruhan formulasi yang tepat pada pembuatan terrine sotong yang
tingkat suka adalah penggunaan tepung maizena 15% tanpa penambahan oregano
sotong sehingga dihasilkan produk yang baik dan layak diterima pada konsumen.
Perlakuan yang terbaik pada penelitian ini berdasarkan komposisi kimia dan
2.6 Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional, 2002. Naget Ayam (Chicken Nugget). SNI 01-6683-
2002.
Badan Standarisasi Nasional (BSN), 2002. Nugget ayam (Chiken Nugget) SNI
01-6683-2002.(Online).
http://pustan.bpkmi.kemenperin.go.id/files/SNI%2001-6683-2002.pdf.
Diakses 18 Juli 2018
Friska Muriana gintang, 2010. Analisis Cemarang Logam Berat Pb dan Cd pada
Sotong (Sepia sp) Berdasarkan Variasi Ukuran Secara Spektrofotometri.
51
Serapan Atom. Skripsi. Medan.Fakultas Farmasi, Universitas Sumatra
Utara.
Haryadi, P. 2006. Teknologi Fortifikasi. Dalam: Food Review Vol.1 No.3.PT
Media Pangan Indonesia. Bogor
Laboratory Manual on Analytical Methodes and Procedures for Fish Products 2ND
Edition 1992, Marine Fisheries Research Depaertment, Southeast Asia
Fisheries Development Centre Singapore.
Rizky,2010.BasildanOregano,https://www.google.co.id/amp/s/rizymygift.wordpre
ss.com/2010/03/23/basil-dan-oregano-2-herba-utama-khas-cita-rasa-
pizza/amp/html. [Askes pada 14 Desember 2017]
Soekirman, 2003. Fortifikasi dalam program Gizi. Apa dan Mengapa. Koalisi
Fortifikasi Indonesia
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Universitas Gajah Mada Press,
Yogyakarta.
Winarno F.G.2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
52
LAMPIRAN
53
Lampiran 1. Bahan Dalam Pembuatan Terrine
54
Lanjutan......Bahan Pembuatan Trrine
55
Lampiran 2. Proses Pembuatan Terrine
Pemotongan Pencucian
56
Lanjutan...... Proses Pembuatan Terrine
Adonan Pemanggangan
Di Oven Pengemasan
Terrine
57
Lampiran 3. Pengujian Laboratorium
58
Lampiran 4. Hasil Analisa Kimia Terrine
HASIL ANALISIS PROKSIMAT TERRINE
HASIL ANALISIS
KODE PARAMETER RATA-
NO ULANGAN ULANGAN
CONTOH ANALISIS RATA
I II
1 A1B1 KADAR AIR (%) 75,08 73,87 74,48
A1B2 74,92 74,44 74,68
A1B3 78,55 76,68 77,62
A2B1 75,86 73,66 74,76
A2B2 75,03 74,62 74,83
A2B3 75,13 74,03 74,58
A3B1 67,76 71,14 69,45
A3B2 70,93 72,37 71,65
A3B3 71,69 69,64 70,67
KADAR ABU
2 A1B1
(%) 2,65 2,53 2,59
A1B2 2,47 2,47 2,47
A1B3 2,2 2,3 2,25
A2B1 2,54 2,35 2,45
A2B2 2,27 2,3 2,29
A2B3 2,19 2,18 2,19
A3B1 2,37 2,38 2,38
A3B2 2,31 2,42 2,37
A3B3 2,55 2,28 2,42
KADAR LEMAK
3 A1B1
(%) 3,64 3,91 3,78
A1B2 3,71 3,53 3,62
A1B3 3,57 3,7 3,64
A2B1 3,67 3,75 3,71
A2B2 3,69 3,57 3,63
A2B3 3,63 3,76 3,70
A3B1 3,58 3,6 3,59
A3B2 3,61 3,64 3,63
A3B3 3,47 3,61 3,54
KADAR
4 A1B1
PROTEIN (%) 10,68 10,3 10,49
A1B2 10,39 11,26 10,83
A1B3 10,83 11,75 11,29
A2B1 11,81 11,83 11,82
A2B2 11,41 11,06 11,24
A2B3 11,08 11,46 11,27
A3B1 11,64 11,23 11,44
A3B2 11,58 10,48 11,03
A3B3 10,32 11,09 10,71
59
KADAR
A1B1 KARBOHIDRAT
5 (%) 7,95 9,39 8,67
A1B2 8,51 8,3 8,41
A1B3 4,85 5,57 5,21
A2B1 6,12 8,41 7,27
A2B2 7,6 8,45 8,03
A2B3 7,97 8,57 8,27
A3B1 14,65 11,65 13,15
A3B2 11,57 11,09 11,33
A3B3 11,97 13,38 12,68
Keterangan :
A1B1 = 5% Tepung Maizena + 0% Oregano
A1B2 = 5% Tepung Maizena + 0,25% Oregano
A1B3 = 5% Tepung Maizena + 0,5% 0regano
60
Lampiran 5. Quisioner Uji Organoleptik
Quisioner Uji Organoleptik
FORMULASI TERRINE BERBAHAN DASAR SOTONG (Sepia Sp) Yang
DIFORTIFIKASI DENGAN OREGANO (Origanum Vulgare)
Nama :
Hari/Tanggal :
Umur :
Kriteria Penilaian
KODE
Warna Aroma Tekstur Rasa Keterangan
A1B1
A1B2
A1B3
A2B1
A2B2
A2B3
A3B1
A3B2
A3B3
Keterangan :
A1 = 5% Tepung Maizena
A2 = 10% Tepung Maizena
A3 = 15% Tepung Maizena
B1 = 0 % Oregano
B2 = 0,25 Oregano
B3 = 0,5% Oregano
61
Parameter Penilaian :
5. Sangat Suka
4. Suka
3. Biasa
2. Tidak suka
1. Sangat Tidak Suka
Panelis
(...............................)
62
Lampiran 6. Uji Organoleptik Parameter Warna
KONSENTRASI
PANELIS 1 2
A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3 A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3
1 4 5 3 4 3 4 5 3 4 3 4 3 5 4 3 5 3 5
2 4 2 1 3 2 2 4 2 3 2 2 3 5 4 4 5 4 4
3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 4 4 5
4 2 3 3 4 2 5 4 4 4 2 1 3 4 3 2 4 3 4
5 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3
6 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 2 5 3 2 5 2 2
7 3 4 2 5 5 5 3 3 3 2 4 3 5 4 4 5 5 5
8 5 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4
9 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 1 1 4 4 4 5 5 5
10 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
11 5 4 4 4 5 4 2 3 2 2 2 3 5 4 4 5 5 5
12 4 3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4
13 3 3 2 5 2 2 5 2 1 3 3 2 5 2 3 3 3 1
14 4 3 3 4 4 3 4 3 3 5 3 2 4 3 5 5 5 5
15 4 4 4 5 5 5 4 3 3 2 1 2 5 4 4 5 5 4
JUMLAH 54 49 44 57 51 52 51 41 42 40 39 40 68 56 55 67 59 60
RATA- 3,60 3,27 2,93 3,80 3,40 3,47 3,40 2,73 2,80 2,67 2,60 2,67 4,53 3,73 3,67 4,47 3,93 4,00
RATA
63
Lampiran 7. Uji Organoleptik Parameter Aroma
KONSENTRASI
PANELIS 1 2
A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3 A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3
1 3 5 3 3 3 3 5 5 3 3 3 3 5 4 4 5 5 5
2 4 2 1 4 4 3 3 3 4 2 2 4 4 3 4 5 5 4
3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 5 5 4 4 4 5 5
4 2 3 4 3 4 4 5 3 4 2 4 3 3 2 3 5 3 4
5 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3
6 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 5 3 3 4 4 4
7 3 4 2 5 5 5 3 5 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5
8 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3
9 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 5 3 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
11 4 2 2 3 4 4 2 2 2 3 2 2 5 3 2 5 5 3
12 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3
13 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 4 2 2 2 3 3 3 3
14 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4
15 4 4 4 2 2 3 3 2 1 2 4 4 3 3 3 4 4 4
JUMLAH 50 53 43 51 53 52 51 50 47 44 51 49 60 51 53 63 58 57
RATA- 3,33 3,53 2,87 3,40 3,53 3,47 3,40 3,33 3,13 2,93 3,40 3,27 4,00 3,40 3,53 4,20 3,87 3,80
RATA
64
Lampiran 8. Uji Organoleptik Parameter Tekstur
KONSENTRASI
PANELIS 1 2
A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3 A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3
1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
2 5 4 2 4 2 3 5 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 5
3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 2 3 2 5 5 2 4 4 4
4 4 4 4 2 3 3 3 2 4 3 2 4 2 1 2 4 2 3
5 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 5 3 3
6 3 3 4 4 4 2 4 3 4 1 2 2 3 3 5 5 4 4
7 4 4 4 5 4 5 3 3 4 2 3 2 5 5 5 5 4 5
8 5 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4
9 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2
10 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
11 4 3 2 3 4 4 2 3 2 2 3 2 4 3 3 5 5 2
12 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4
13 5 3 2 5 3 2 5 4 2 4 3 3 5 3 3 4 4 3
14 4 3 3 4 3 4 3 5 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4
15 4 3 2 3 3 2 3 4 2 1 1 1 3 3 3 3 4 3
JUMLAH 57 50 44 53 50 48 51 53 50 44 44 43 57 50 49 57 53 52
RATA- 3,80 3,33 2,93 3,53 3,33 3,20 3,40 3,53 3,33 2,93 2,93 2,87 3,80 3,33 3,27 3,80 3,53 3,47
RATA
65
Lampiran 9. Uji Organoleptik Parameter Rasa
KONSENTRASI
PANELIS 1 2
A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3 A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3
1 3 5 2 2 2 5 5 3 3 2 3 4 4 4 4 2 5 3
2 5 3 2 3 2 2 5 2 3 2 3 3 3 4 4 2 2 5
3 5 3 3 5 4 4 5 4 2 2 2 2 4 5 3 5 4 3
4 3 4 5 4 4 3 2 3 5 1 3 2 3 5 3 2 4 5
5 3 4 3 3 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4
6 3 3 4 4 3 3 5 4 4 2 2 2 4 2 4 5 5 4
7 2 3 3 5 3 5 4 3 3 5 2 3 5 4 5 5 3 3
8 5 5 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4
9 3 3 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 4 3 4 5 3 3
10 3 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4
11 4 2 2 4 5 5 4 3 2 4 2 3 5 4 3 5 4 5
12 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 2 4 3 3 5 5 5
13 5 2 2 5 4 2 5 5 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3
14 3 3 3 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4
15 4 2 1 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3
JUMLAH 55 50 43 52 48 53 60 53 50 50 45 48 62 56 56 60 58 58
RATA- 3,67 3,33 2,87 3,47 3,20 3,53 4,00 3,53 3,33 3,33 3,00 3,20 4,13 3,73 3,73 4,00 3,87 3,87
RATA
66
Lampiran 10. Analisa Sidik Ragam Kadar Air Terrine
Kadar_Air
Duncan
Subset
maisena N 1 2
15% 6 70.5883
10% 6 74.7217
5% 6 75.5900
Sig. 1.000 .267
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,617.
67
Lampiran 11. Analisa Sidik Ragam Kadar Abu Terrine
Kadar_Abu
Duncan
Subset
maisena N 1 2
10% 6 2.3050
15% 6 2.3850 2.3850
5% 6 2.4367
Sig. .159 .347
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,008.
68
Kadar_Abu
Duncan
Subset
oregano N 1 2
0,5% 6 2.2833
0,25% 6 2.3733 2.3733
0% 6 2.4700
Sig. .118 .097
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,008.
69
Lampiran 12. Analisa Sidik Ragam Kadar Lemak Terrine
Kadar _Lemak
Duncan
Subset
maisena N 1
15% 6 3.5850
5% 6 3.6767
10% 6 3.6783
Sig. .157
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,010.
70
Lampiran 13. Analisa Sidik Ragam Kadar Protein Terrine
Kadar_Protein
Duncan
Subset
maisena N 1
5% 6 10.8683
15% 6 11.0567
10% 6 11.4417
Sig. .074
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,221.
71
Lampiran 14. Analisa Sidik Ragam Kadar Karbohidrat Terrine
kadar_karbohidrat
Duncan
Subset
maisena N 1 2
5% 6 7.4283
10% 6 7.8533
15% 6 12.3850
Sig. .504 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,121.
72
Lampiran 15. Analisa Sidik Ragam Organoleptik Terrine
Warna
Warna
Duncan
Subset
maisena N 1 2
5% 6 2.9567
15% 6 3.5550 3.5550
10% 6 3.7667
Sig. .108 .544
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,338.
73
Aroma
Aroma
Duncan
Subset
maisena N 1
5% 6 3.2217
10% 6 3.5550
15% 6 3.6217
Sig. .084
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,117.
74
Tekstur
Tekstur
Duncan
Subset
maisena N 1 2
5% 6 3.1317
10% 6 3.4100 3.4100
15% 6 3.5100
Sig. .092 .515
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,065.
75
Tekstur
Duncan
Subset
oregano N 1 2
0,5% 6 3.1783
0,25% 6 3.3300 3.3300
0% 6 3.5433
Sig. .331 .183
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,065.
Rasa
76
Rasa
Duncan
Subset
maisena N 1 2
5% 6 3.2333
10% 6 3.6317
15% 6 3.7667
Sig. 1.000 .438
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,083.
Rasa
Duncan
Subset
oregano N 1
0,5% 6 3.4217
0,25% 6 3.4433
0% 6 3.7667
Sig. .079
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,083.
77
RIWAYAH HIDUP
78