SKRIPSI
Oleh :
RINGKASAN
SUMMARY
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
1. Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M.Agr., selaku Dosen pembimbing yang telah
3. Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. , Dr.Widya Paramita L., drh., MP. , Abdul
Manan, S.Pi., M.Si. sebagai dosen penguji yang telah bersedia memberikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ...................................................................................... iii
SUMMARY ...................................................................................... iv
I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 3
1.3 Tujuan ............................................................................. 3
1.4 Manfaat ........................................................................... 3
IV METODOLOGI ............................................................................ 17
4.1 Tempat dan Waktu ............................................................. 17
4.2 Materi Penelitian ............................................................... 17
4.2.1 Alat Penelitian .......................................................... 17
4.2.2 Bahan Bahan Penelitian ............................................ 17
A. Ikan Uji .............................................................. 17
B. Media Pemeliharaan dan Kepadatan ................... 18
C. Pakan ................................................................... 18
LAMPIRAN ........................................................................................ 38
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Syarat mutu pakan ikan gurami ....................................................... 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Laporan Analisis .............................................................................. 38
3. Biomass Ikan Gurami Awal dan Akhir Serta Jumlah Total Pakan . 40
I PENDAHULUAN
memiliki nilai ekonomis cukup tinggi, berukuran besar, dan berpotensi berkembang
herbivora. Oleh karena itu, di alam ikan gurame dapat mengkonsumsi sumber pakan
Produksi ikan gurami secara umum dari tahun ke tahun terus meningkat.
Tahun 2010-2013 produksi ikan gurame mengalami peningkatan dari 40.300 ton
pada tahun 2010 menjadi 46.600 ton pada tahun 2013 (KKP, 2013). Peningkatan
budidaya ikan air tawar dan ditargetkan meningkat hingga 5% pada tahun 2014
atau sebesar 48.900 ton. Sejalan dengan peningkatan produksi ikan gurami, maka
kebutuhan induk dan benih juga semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan
benih yang semakin meningkat diperlukan pasokan benih dalam jumlah yang
cukup dengan kualitas baik sehingga diperlukan adanya kesinambungan produksi dan
Pada habitat alaminya, gurami termasuk jenis ikan omnivora. Namun, ikan
gurami dikenal sebagai ikan yang memiliki pertumbuhan yang lambat, hal ini
mengkonsumsi pakan alami berupa daun daunan, seperti daun sente, daun
dikeringkan dan merupakan salah satu hasil sampingan pada proses pembuatan
protein tinggi hingga mencapai 63,35%, lemak 1,25%, abu 6,69% (Hasil Analisis
Ajitein mengandung protein yang tinggi dan berbagai macam asam amino
essensial yang mudah diserap tubuh ikan gurami. Semakin banyak jumlah protein
(Yulisman et al., 2008). Pertumbuhan yang baik sangat berkaitan dengan efisiensi
pula nilai efisiensi pakan. Efisiensi pakan yang tinggi menunjukkan jumlah pakan
yang dimanfaatkan oleh ikan dari total pakan yang diberikan secara optimal
optimal oleh tubuh ikan, maka dapat berpengaruh terhadap rasio konversi pakan
(FCR). Feed convertion ratio (FCR) atau nilai konversi pakan menentukan berapa
gram pakan yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram berat badan ikan. Semakin
sedikit pakan yang dibutuhkan (nilai FCR semakin kecil), maka semakin efisien
pakan terhadap efisiensi pakan tertinggi dan rasio konversi pakan terendah benih
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
ajitein yang tepat pada pakan benih ikan gurami guna menghasilkan efisiensi
pakan tertinggi dan rasio konversi pakan terendah benih ikan gurami serta
produksi.
II TINJAUAN PUSTAKA
memiliki gizi tinggi dan nilai ekonomis penting serta banyak digemari oleh
Fillum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Belontiidae
Famili : Osphronemidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy
Secara morfologi, ikan gurami memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan
tidak terputus. Bersisik stenoid dan memiliki gigi pada rahang bawah Sirip ekor
membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang
berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0-2,1 cm dari panjang standar. Pada
berjumlah 8-10 buah. Pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat. Ikan
gurami memiliki alat pernapasan tambahan berupa labirin sehingga dapat bertahan
hidup pada perairan yang kurang oksigen. Benih ikan gurami memiliki warna
tubuh kecoklatan dan bagian perut berwarna putih keperakan atau kekuning-
Ikan gurami mempunyai bentuk fisik yang khas. Badannya pipih, agak
panjang, dan lebar. Badan tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar.
Mulutnya kecil, letaknya miring, tidak tepat di bawah ujung moncong. Bibir
bawah terlihat menonjol sedikit dibandingkan dengan bibir atas. Ujung mulut
Ikan gurami sering kepermukaan air untuk mengambil oksigen dari udara
bebas. Oksigen yang terhisap akan terikat oleh alat pernapasan tambahan yang
perairan dengan kondisi oksigen terlarut yang sangat rendah, asalkan udara
Ikan gurami dapat hidup pada perairan tawar dan masih dapat bertoleransi
pada perairan yang sedikit payau (Pillay and Kutty, 2005). Habitat asli ikan
gurami adalah rawa di dataran rendah yang berair dalam dan mampu tumbuh
optimal pada ketinggian 50-400 m dari permukaan laut (dpl) (Pusat Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan, 2011). Salah satu faktor yang membedakan antara
dataran rendah dan tinggi adalah suhu airnya. Berkaitan dengan suhu, ikan gurami
akan tumbuh dengan baik pada suhu 25-28 ºC dengan pH 6,5-8. Kandungan
oksigen terlarut pada perairan untuk kehidupan ikan gurami antara 4-6 mg/liter
Ikan gurami mempunyai kebiasaan yang berbeda dari jenis ikan lainnya.
alat tambahan berupa labirin, sehingga mampu bertahan hidup pada kondisi
2000).
atau herbivora (Puspowardoyo dan Siregar, 1992). Selain itu menurut Sitanggang
(1995), ikan gurami termasuk omnivora atau pemakan sumber nabati dan hewani.
Ikan gurami adalah ikan omnivor yang bertendensi herbivor. Di alam ikan
yang baru menetas memakan cadangan makanan berupa kuning telur yang ada
pada tubuhnya. Lima sampai enam hari kuning telur cukup memberikan sumber
energi bagi larva. Jenis pakan alami yang banyak mengandung protein adalah dari
alami yang cocok untuk larva gurami. Larva ikan gurami yang berumur tujuh hari
diberi pakan alami berupa cacing tubifex sampai umur sekitar 40 hari merupakan
ikan karnivor yang kemudian berubah menjadi ikan herbivor (Standar Nasional
Indonesia, 2000).
2.2 Pakan
ikan, reproduksi dan kesehatan. Kekurangan pakan ini dapat mengurangi tingkat
pertumbuhan atau menyebabkan penyakit dan dalam beberapa kasus, jika terlalu
Pakan yang berasal dari alam disebut pakan alami dan pakan yang berasal
dari buatan manusia disebut pakan buatan. Pakan buatan berupa hasil campuran
dari beberapa bahan baku dan bahan tambahan pakan, sehingga mempunyai nilai
Indonesia, 2009). Pakan buatan memiiliki tipe yang bermacam-macam antara lain
karbohidrat (NRC, 1993). Ikan gurami ukuran 4-6 cm tergolong sebagai herbivor.
dengan kebutuhan nutrisi ikan omnivor maupun karnivor. Jumlah nutrisi yang
dibutuhkan tergantung pada ukuran tubuh, umur dan kondisi ikan. Ikan pada fase
pertumbuhan dan dalam kondisi pemulihan akan membutuhkan nutrisi yang lebih
lengkap dan jumlah yang lebih besar (Khairuman dan Amri, 2002).
2.4 Ajitein
dikategorikan sebagai protein sel tunggal (PST) yang merupakan salah satu hasil
dkk., 2012). Ajitein merupakan Fermented Mother Liquor (FML) yang telah
lemak 1,25%, abu 6,69% (Hasil Analisis Proksimat, 2015) dan asam amino
dengan bahan pakan sumber protein yang lain yaitu mengandung β glucan yang
dapat meningkatkan efek stimulasi imun, sehingga sistem kekebalan tubuh pada
Ajitein merupakan PST dengan asam amino dan kadar protein tinggi dan
bebas Salmonella sp. Salah satu kelebihan ajitein dibandingkan dengan sumber
protein lain bahan pakan, dengan mengandung beta glukan, ajitein dapat
kekebalan tubuh ternak. Dalam industri pengolahan pakan ternak ajitein dapat
Fungsi dari ajitein sebagai material bahan pakan tambahan alternatif yang
berpotensi sebagai bahan alternatif subtitusi tepung ikan dan bungkil kedelai,
keduanya mengandung sumber protein memadai namun kendala dari bahan pakan
ini adalah harga yang relatif tinggi karena mata rantai distribusi, dan ketersediaan
jumlah pakan yang dikonsumsi ikan. Efisiensi pakan dipengaruhi oleh kandungan
yang lebih baik (Giri dkk., 2007). Efisiensi pemberian pakan menunjukkan jumlah
pakan yang dimanfaatkan oleh ikan dari total pakan yang diberikan (Nirmala dan
Rasmawan, 2010). Nilai efisiensi pakan benih ikan gurami yang dipelihara selama
ruang gerak yang semakin sempit sehingga kompetisi ikan dalam mencari makan
yang dikonsumsi ikan adalah rendahnya kandungan oksigen terlarut dalam media
dimanfaatkan oleh ikan dari total pakan yang diberikan secara optimal (Nirmala
dan Rasmawan, 2010). Apabila pakan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh
tubuh ikan, maka dapat berpengaruh terhadap rasio konversi pakan (FCR). .
Semakin sedikit pakan yang dibutuhkan (nilai FCR semakin kecil/rendah), maka
semakin efisien pakan yang digunakan, sehingga efisiensi pakan semakin tinggi
(Mediawati, 2009).
menghasilkan bobot satu kilogram ikan. semakin sedikit pakan yang dibutuhkan
(nilai FCR makin kecil) makin efisien pakan yang digunakan (Mediawati, 2009).
Semakin kecil nilai konversi pakan menunjukkan bahwa mutu pakan tersebut
sehingga semakin rendah nilai konversi pakan maka semakin baik kualitas pakan
yang menunjukan tingkat kecernaan semakin tinggi serta semakin efisien ikan
sehingga, rasio konversi pakan menjadi tinggi. Kualitas pakan yang tidak baik
pakan yang mudah hancur atau bau pakan yang tidak merangsang dapat
Rasi konversi pakan (FCR) yang tinggi dapat disebabkan karena faktor-
faktor berikut meliputi rendahnya oksigen terlarut, pakan yang berlebih, pakan
berkualitas buruk atau ikan dalam kondisi sakit (Coche and Muir, 1998). FCR
yang lebih rendah menunjukkan bahwa budidaya dalam kondisi yang normal atau
proses metabolisme benih ikan gurami (Effendi dkk., 2006). Faktor-faktor yang
ikan gurami, misalnya faktor kualitas air yang meliputi suhu, oksigen terlarut
sampai batas tertentu yang dapat menekan kehidupan ikan bahkan menyebabkan
Derajat keasaman (pH) menunjukkan kondisi asam atau basa dari suatu
Kondisi dengan pH rendah (asam) dan pH tinggi (basa) merupakan kondisi yang
(Handajani dan Wahyu, 2010). Kadar amonia yang baik bagi kehidupan ikan air
tawar kurang dari 1 ppm. Amonia diekskresikan ikan sebagai hasil metabolisme,
(Effendi, 2006).
Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) merupakan ikan air tawar yang
memiliki gizi tinggi dan nilai ekonomi penting serta banyak digemari oleh
hambatan yaitu pertumbuhan ikan gurami yang lambat. Pertumbuhan ikan gurami
ikan, reproduksi dan kesehatan (NRC, 1993). Ajitein mengandung protein tinggi
hingga mencapai 63,35% dan mengandung asam amino essensial yang tertinggi
Ajitein mengandung protein yang tinggi dan berbagai macam asam amino
essensial yang mudah diserap tubuh ikan gurami. Semakin banyak jumlah protein
baik sangat berkaitan dengan efisiensi pakan. Efisiensi pakan yang tinggi
menunjukkan jumlah pakan yang dimanfaatkan oleh ikan dari total pakan yang
terhadap rasio konversi pakan (FCR). Semakin sedikit pakan yang dibutuhkan
(nilai FCR semakin kecil), maka semakin efisien pakan yang digunakan
3.2 Hipotesis
IV METODOLOGI PENELITIAN
Kegiatan penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai
Airlangga Surabaya. Analisis Proksimat bahan baku pakan dan pakan percobaan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah akuarium
ketelitian 0,01 g, baskom besar 5 buah, baki atau nampan besar 2 buah, plastik,
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan gurami
sebanyak 240 ekor benih ikan gurami yang sehat dan seumur, benih berkisar
antara 4-6 cm dengan berat benih rata-rata 2-3 g. Benih ikan gurami tersebut
C. Pakan
Pakan yang diberikan pada penelitian ini tersusun atas pakan, ajitein dan
dengan cara memberikan satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan
hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, tergantung dan kendali.
akuarium.
terdiri dari satu sumber keragaman, yaitu perlakuan disamping pengaruh acak,
perlakuan dan pengaruh acak. Model matematika untuk Rancangan Acak Lengkap
Keterangan:
i = 1, 2,3,....t
j = 1,2,3,.....n
Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j
µ = nilai tengah umum
τi = pengaruh perlakuan ke-i
ԑij = pengaruh galat atau acak percobaan (kesalahan percobaan) pada
(t = banyak perlakuan, n= banyak ulangan)
atau frekuensi suatu macam perlakuan yang dicobakan dalam suatu percobaan.
t (n-1) ≥ 15
Keterangan:
t= banyaknya perlakuan
n= banyaknya ulangan
Penelitian ini menggunakan lima perlakuan, P0, P1, P2, P3 dan P4 dengan
Glutamat (MSG) yang telah difermentasi oleh bakteri Brevibacterium sp. dalam
ransum pakan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya efisiensi pakan pada ikan
(Marzuqi dkk., 2010), sehingga perlakuan penambahan ajitein pada pakan antara
sederhana (simple random sampling) sistem lotre. Denah penelitian dapat dilihat
A. Pembuatan Pakan
Proses pembuatan pakan yang pertama yaitu pakan dan ajitein yang akan
nutrisi pada pakan. Kandungan protein minimal untuk ikan gurami dengan ukuran
panjang 4-6 cm adalah 32%. Setelah bahan pakan di proksimat, proses kedua
ajitein dilarutkan dengan menggunakan putih telur sebagai perekat pakan dan
dicampurkan pada pakan. Proses ketiga pakan yang sudah tercampur merata
dikering anginkan. Proses ke empat yaitu pakan yang sudah jadi dianalisis
Keterangan:
BK : Bahan Kering
PK : Protein Kasar
LK : Lemak Kasar
SK : Serat Kasar
BETN : Bahan Eksrak Tanpa Nitrogen
D. Persiapan Penelitian
sebagai media hidup ikan gurami. Sterilisasi perlatan dilakukan dengan cara
Akuarium yang telah kering diisi air dengan volume 9 liter per akuarium.
E. Persiapan Benih
Benih ikan gurami di ambil sebanyak 240 ekor yang sehat dan seumur
gurami dimasukkan ke dalam bak plastik yang diberi aerasi. Benih ikan gurami
F. Pelaksanan Penelitian
Pemberian pakan setiap hari diberikan dengan frekuensi 3 kali dalam sehari yaitu
pukul 09.00 WIB, 12.00 WIB dan pukul 16.00 WIB dan diberikan hingga
mempertahankan kualitas air media pemeliharaan agar tetap baik dan setiap 3 hari
sekali dilakukan pergantian air sebanyak ± 70 % dari volume total (Yandes dkk.,
2003).
dilakukan setiap 10 hari sekali dengan melakukan penimbangan ikan uji untuk
dilakukan 10 hari sekali, hal ini berhubungan dengan perubahan berat atau
Kematian ikan selama penelitian dicatat baik jumlah maupun beratnya guna
menghitung efisiensi pakan dan rasio konversi pakan. Pengamatan parameter uji
kali sehari, yaitu pada pukul 07.00 WIB dan 16.00 WIB. Diagram alir penelitian
Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy)
P0 P1 P2 P3 P4
Pakan Pakan Pakan Pakan Pakan
+ + + + +
Putih telur Putih telur Putih telur Putih telur Putih telur
+ + + + +
Ajitein Ajitein Ajitein Ajitein Ajitein
0% 4% 8% 12% 16%
Analisis Data
Kesimpulan
Parameter uji utama dalam penelitian ini adalah efisiensi pakan dan rasio
konversi pakan. Perhitungan parameter uji utama dilakukan pada awal dan akhir
akhir penelitian efisiesnsi pakan dan rasio konversi pakan untuk membandingkan
A. Efisiensi Pakan
penimbangan dan biomassa ikan yang mati dengan bobot biomassa awal dan
dibandingkan dengan jumlah pakan (F) yang telah dimakan (Nirmala dan
Rasmawan, 2010)..
Keterangan :
Rasio Konversi Pakan ditentukan berdasarkan jumlah pakan (F) yang telah
dimakan dibandingkan dengan selisih bobot biomassa ikan saat penimbangan dan
biomassa ikan yang mati dengan bobot biomassa awal (Kusriani dkk., 2012).
Keterangan :
FCR : Rasio konversi pakan
W0 : Berat hewan uji penelitian (g)
Wt : Berat hewan uji akhir penelitian (g)
D : Bobot Total Ikan yang mati
Parameter uji penunjang dalam penelitian ini antara lain kualitas air yang
perlakuan pakan terhadap efisiensi pakan dan rasio konversi pakan maka
(Kusriningum, 2012).
5.1 Hasil
5.1.1 Rasio Konversi Pakan (FCR)
Dari hasil penelitian didapatkan nilai rasio konversi pakan ikan gurami
yang bekisar antara 1,0438–2,3187. Data rata-rata rasio konversi pakan ikan
ajitein pada pakan menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap rasio
konversi pakan ikan gurami. Hasil rata-rata rasio konversi pakan menunjukkan
bahwa P0 berbeda nyata P3, P2 dan P1. Rasio konversi pakan ikan gurami
tertinggi pada perlakuan P2 (2,3187), sedangkan rasio pakan ikan gurami pada P0
dan P4 relativ rendah. Grafik rata-rata rasio konversi pakan ikan gurami dapat
gurami pada semua perlakuan,terlihat dalam grafik bahwa rasio konversi pakan
(FCR) tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (2,3187) dan terendah terdapat pada
perlakuan P0 (1,0438).
Dari hasil penelitian didapatkan nilai efisiensi pakan ikan gurami yang
bekisar antara 36,3506 – 39,6808. Data rata-rata efisiensi pakan ikan gurami
ajitein pada pakan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (p˃0,05) terhadap
efisiensi pakan ikan gurami. Nilai efisiensi pakan ikan gurami tertinggi pada
Efisiensi Pakan
40,005
39,005
38,005
Efisiensi Pakan
37,005
36,005
P0 P1 P2 P3 P4
P2 terlihat dalam grafik bahwa efisiensi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan
Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah suhu, pH,
amonia dan oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO). Pengukuran parameter
kualitas air dilakukan untuk bertujuan memantau kondisi kualitas air bagi ikan
gurami selama masa pemeliharaan. Data nilai kisaran kualitas air selama 40 hari
5.2 Pembahasan
bobot satu kilogram ikan, semakin sedikit pakan yang dibutuhkan (nilai FCR
makin kecil) maka makin efisien pakan yang digunakan (Mediawati, 2009). Nilai
rasio konversi pakan yang semakin tinggi menunjukan bahwa pakan yang
ini disebabkan karena pakan yang diberikan kurang di manfaatkan oleh ikan
gurami sehingga nutrisi dalam pakan tersebut tidak dapat terserap maksimal oleh
Nilai rasio konversi pakan ikan gurami terbaik pada semua perlakuan
terdapat pada P0 (1,0438). Nilai konversi pakan yang kecil menunjukan bahwa
pakan yang diberikan maksimal, pakan lebih banyak berubah menjadi daging di
banding menjadi feses (Tilman et al.,1996). Nilai tersebut tidak jauh berbeda
(FCR).
pakan berbeda nyata (P<0,05) terhadap rasio konversi pakan ikan gurami.Hasil
rata rata rasio konversi pakan menunjukan bahwa P0 berbeda nyata dengan P3,P2,
dan P1. Rasio konversi pakan (FCR) tertinggi terdapat pada perlakuan P2
menunjukan hasil rata-rata tertinggi pada rasio konversi pakan (FCR), akan tetapi
bahwa nilai FCR dipengaruhi oleh nilai kandungan nutrien pada pakan yang
tinggi kandungan protein yang terdapat pada pakan maka akan semakin baik ikan
kandungan yang terdapat pada ajitein yang memiliki kandungan kadar protein
tinggi hingga mencapai 63,35% lemak 1,25%, abu 6,69% (Hasil Analisis
Proksimat, 2015) dan asam amino essensial yang tertinggi secara berurutan
Efisiensi pakan adalah kemampuan suatu pakan untuk dapat dicerna secara
baik oleh ikan atau spesies tertentu yang menunjukan kualitas pakan yang
Efisiensi pakan ikan gurami pada penelitian ini yang tertinggi terdapat pada
P4 juga terlihat lebih tinggi daripada P3 (38,0342). Huet (1970) dalam Amalia
pakan yang efisien sehingga hanya sedikit protein yang di rombak untuk
kualitas pakan.
penyataan Nirmala dan Rasmawan (2010), nilai efisiensi pakan benih ikan gurami
Air berfungsi sebagai media internal dan eksternal bagi ikan. Sebagai
media internal, air berfungsi sebagai bahan baku untuk reaksi di dalam tubuh,
keseluruh tubuh. Sementara sebagai media eksternal, air berfungsi sebagai habitat
ikan. Oleh karena itu, peran air sangat esensial dalam kehidupan ikan, serta
kualitas dan kuantitasnya pun harus dijaga sesui kebutuhannya (Kordi, 2010).
antaranya adalah suhu, oksigen terlarut dan pH (Afrianto dan Liviawaty, 2011).
Nilai kisaran yang di dapat selama penelitian yaitu suhu 26 – 30o C, DO 4-6, pH
8-8,5, dan amonia 0-0,05. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmawangsa (2008)
Benih ikan gurami yang dipelihara di akuarium dapat tumbuh dengan baik pada
6.1 Kesimpulan
penambahan ajitein pada pakan komersil, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
(16%) yang memiliki pengaruh rasio konversi pakan terbaik pada ikan gurami
6.2 Saran
pada pakan dapat digunakan untuk meningkatkan nilai protein pada pakan
komersil dan sebagai alternatif mengurangi biaya produksi budidaya ikan gurami.
peningkat nilai protein pada pakan ikan gurami dengan dosis yang lebih tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Aslamyah, S., H.Y. Azis., Sriwulan dan K.G. Wiryawan. 2009. Mikroflora
Saluran Pencernaan Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac). Torani
(Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan) 9 (1): 66 – 73.
Boer, I., Adelina dan N. A. Pamukas. 2009. Pemanfaatan Fermentasi Ampas Tahu
Dalam Pakan Ikan Untuk Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy Lac.). Prosiding Seminar Antarabangsa Ke 2 Ekologi, Habitat
Manusia & Perubahan Persekitaran. Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan.
Universitas Riau.
Coche, A.G. and J.F. Muir. 1998. Management for Freshwater Fish Culture, Fish
Stocks, and Farm Management. Food an Agriculture Organization Of The
United Nations.
Effendi, I. H.J. Bugri dan Widanarmi. 2006. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap
Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy Lac.) Ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur Indonesia 5(2): 127-135.
Handajani, H dan W. Widodo. 2010. Nutrisi ikan. UMM Press. Malang. hal 2-
223.
Lovell, T. 1998. Nutrition and Feeding Of Fish. Kluwer Academic Publishers. 265
pp.
Masyuhri dan M. Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian–Pendekatan Praktis dan
Aplikatif. Bandung : PT Refika Aditama. hal 37.
Nofyan, E. 2005. Pengaruh Pemberian Pakan Dari Sumber Nabati Dan Hewani
Terhadap Berbagai Aspek Fisiologi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy).
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 5(1): 19-23.
Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. 2011. Budidaya Ikan Gurami. hal 7-
11.
Standar Nasional Indonesia. 2000. Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Gurami
(Osphronemus goramy Lac.) Kelas Induk Pokok (Parent Stock). Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional.
Lampiran 3. Biomas Ikan Gurami Awal Dan Akhir Serta Jumlah Total Pakan
Konsumsi Ikan Gurami
Perlakuan Ulangan Biomass Awal (gram) Biomass Akhir (gram) Total Pakan Konsumsi (gram)
1 28,57 31,03 11,72
2 30,16 33,28 14,86
P0
3 29,52 32,34 13,43
4 29,73 32,34 12,03
1 29,43 32,72 15,54
2 27,91 31,56 18,82
P1
3 27,57 31,23 17,23
4 29,88 33,91 19,08
1 28,5 32,72 19,58
2 29,63 33,44 17,95
P2
3 29,36 33,34 18,79
4 27,77 33,37 25,99
1 27,98 32,15 19,60
2 29,96 33,39 16,09
P3
3 29,28 33,25 18,55
4 29,1 33,25 19,73
1 26,2 29,43 15,25
2 31,82 35,25 16,23
P4
3 28,85 32,04 15,19
4 30,55 33,79 15,36
Lampiran 5. Hasil Analisis Statistik ANOVA dan Uji Berjarak Duncan Rasio
Konversi Pakan (FCR) Ikan Gurami
Descriptives
FCR
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
P0
4 1.04382 .098851 .049426 .88653 1.20112 .941 1.174
P1
4 1.69200 .272826 .136413 1.25787 2.12613 1.423 2.060
P2
4 2.31878 .573985 .286993 1.40544 3.23211 1.966 3.173
P3
4 1.78218 .320343 .160172 1.27244 2.29191 1.402 2.099
P4
4 1.30348 .114668 .057334 1.12101 1.48594 1.138 1.400
Total
20 1.62805 .532855 .119150 1.37867 1.87743 .941 3.173
ANOVA
FCR
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.806 4 .952 8.987 .001
Within Groups 1.588 15 .106
Total 5.395 19
FCR
Duncan
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan N 1c 2b 3a
P0 4 1.04382
P4 4 1.30348 1.30348 Post Hoc Tests
P1 4 1.69200
P3 4 1.78218
P2 4 2.31878
Sig. .277 .066 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Perlakuan Total
Ulangan
P0 P1 P2 P3 P4
1 38,5822 38,4561 36,2344 38,5024 35,3719 187,147
2 42,1703 37,4070 37,1093 39,5779 44,1194 200,3839
3 40,4619 36,9398 37,1674 37,0315 38,1907 189.7913
4 37,5086 37,5739 34,8915 37,0250 40,1610 187,16
Total 158,723 150,3768 145,4026 152,1368 157,843 764,4822
Rata rata 39,6807 37,5942 36,3506 38,0342 39,4607
Descriptives
Efisiensi Pakan
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
P0
4 3.96808E1 2.060187 1.030094 36.40260 42.95904 37.509 42.170
P1
4 3.75943E1 .634187 .317094 36.58512 38.60339 36.940 38.456
P2
4 3.63507E1 1.062281 .531141 34.66035 38.04100 34.892 37.167
P3
4 3.80343E1 1.241784 .620892 36.05831 40.01022 37.025 39.578
P4
4 3.94608E1 3.675365 1.837682 33.61247 45.30912 35.372 44.119
Total
20 3.82242E1 2.210640 .494314 37.18955 39.25877 34.892 44.119
ANOVA
Subset for alpha
Efisiensi Pakan = 0.05
Perlaku
an N 1
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups P2 4 36.35067
30.376 4 7.594 1.823 .177
P1 4 37.59425
Within Groups
62.476 15 4.165
P3 4 38.03426
Total
92.852 19 P4 4 39.46079
P0 4 39.68082
Sig. .053
Parameter Po P1 P2 P3 P4
uu ( ) 26-30 26-30 26-30 26-30 26-30
Oksigen terlarut (mg/lt) 4-6 4-6 4-6 4 4
pH 8-8,5 8-8,5 8-8,5 8-8,5 8-8,5
Amonia 0-0,05 0-0,05 0-0,05 0-0,05 0-0,05