Anda di halaman 1dari 8

Jurnal APTEK Vol. 15 No.

2 (2023) 111-118

JURNAL APTEK
p-ISSN 2085-2630
Artikel Ilmiah Aplikasi Teknologi e-ISSN 2655-9897
homepage: http://journal.upp.ac.id/index.php/aptek

Investigasi Kecelakaan Pekerja Kosntruksi Tertimpa Lengan


Eksavator Dengan Metode 5 Whys Dan Scat
Silfia Rini a*, Yose Rizal b, Sepfitrahc, Syafrizalc
a
Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru, Riau
b
Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Rokan Hulu, Riau
c
Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru, Riau

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Histori artikel: Makalah ini menjelaskan tentang investigasi dan analisis tertimpanya pekerja
Tersedia Online: 24 Juni 2023 konstruksi SPBU PT.BMU oleh lengan eksavator. Kecelakaan ini menyebabkan
dua orang pekerja menjadi korban dan salah satunya meninggal dunia akibat
tertimpa bucket eksavator. Jatuhnya lengan ekskavator teridentifikasi akibat
pecahnya selang oli hidrolik sehingga tekanan pada silinder hidrolik menjadi
hilang dan batang piston hidrolik tidak dapat menahan berat lengan ekskavator
sebesar 5,6 ton. Gaya yang dihasilkan sistem hidrolik sebesar 22,5 ton mampu
untuk menggerakkan lengan ekskavator bila berfungsi normal. Proses investigasi
memberikan informasi penyebab kecelakaan terdiri dari 3 faktor yaitu faktor
individu, faktor pekerjaan dan faktor manajemen. Berdasarkan analisa
kecelakaan kerja menggunakan metode 5 WHYS dan SCAT, dihasilkan sepuluh
upaya tindakan pencegahan kecelakaan terdiri dari 5 kategori tindakan teknis dan
5 tidakan lainnya merupakan tindakan manajemen oleh organisasional
perusahaan. Tindakan yang menjadi prioritas untuk segera diimplementasikan
adalah meningkatkan kesadaran K3 melalui arahan tenaga ahli K3. Tindakan ini
diharapkan dapat menginduksi untuk terlaksananya tindakan pengendalian
lainnya.

Kata kunci: Kecelakaan kerja; ekskavator, 5WHYS; SCAT;


E–MAIL ABSTRACT
silfiarini77@gmail.com* This paper describes the investigation and analysis of the causes of gas station
yose_pury@yahoo.com construction work accidents at PT.BMU. This accident caused two workers to
become a victims and one of them died as a result of being crushed by an
sepfitrah@gmail.com
syafrizalizal@gmail.com
excavator bucket. The fall of the excavator arm was identified due to the rupture
of the hydraulic oil hose so that the pressure on the hydraulic cylinder was lost
and the hydraulic piston rod could not support the weight of the excavator arm of
5.6 tons. The force generated by the hydraulic system of 22.5 tons is capable to
moving the excavator arm when it functions normally. From the results of the
investigation it is known that the cause of the accident consists of 3 factors,
namely individual factors, work factors and management factors. Based on the
analysis of work accidents using the 5 WHYS and SCAT methods, ten accident
prevention efforts were produced consisting of 5 categories of technical actions
and 5 other actions which were management actions by company organizations.
The priority action to be implemented immediately is to increase K3 awareness
through the guidance of K3 experts. This action is expected to induce the
implementation of other control measures.
Key words: Work accident; excavator;5 WHYS ; SCAT

111
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118

penelitian sedangkan sebagai objek penelitian


I. PENDAHULUAN adalah kejadian kecelakaan kerja yang menimpa
pekerja konstruksi. Pekerja yang menjadi korban
Menurut Peraturan Mentri Tenaga Kerja
kecelakan adalah karyawan PT BMU yang
No.Per-03/MEN/1998, bahwa kecelakaan kerja
melibatkan alat berat eksavator.
merupakan suatu kejadian yang tidak dikehendaki
Kecelakaan berawal dari dua orang karyawan
dan tidak terduga akan terjadi [1]. Akibat dari
berinisial AR dan IS bertugas melaksanakan
suatu kecelakaan kerja berdampak kerugian bagi
pemasangan kayu pancang atau cerucuk. Kedua
karyawan, lingkungan, maupun perusahaan, baik
orang tersebut bertugas memegang kayu cerucuk
dalam bentuk cidera ringan, cidera berat, kematian
agar tepat berada ditengah-tengah bucket
atau kerusakan alat. Ada beberapa faktor penyebab
eksavator. Bucket eksavator selanjutnya menekan
terjadinya kecelakaan kerja diantaranya berasal
cerucuk agar bisa masuk kedalam tanah. Namun
dari faktor manusia, mesin-mesin, peralatan kerja,
ketika lengan alat berat tersebut mendekati cerucuk
sistem kerja dan lingkungan tempat bekerja.
untuk menekan, lengan eksavator jatuh secara tiba-
Semua faktor tersebut saling berinteraksi dalam
tiba. AR dan IS yang sedang berada dibawahnya
sebuah pekerjaan.
tertimpa oleh bucket eksavator tersebut.
Suatu alat atau mesin yang digunakan dalam
Berdasarkan laporan operator alat berat tersebut,
pekerjaan berpotensi menimbulakan bahaya mesin.
selang hidrolik lengan eksavator mengalami pecah.
Bahaya mesin disebut juga mechanical hazard
Sehingga sistem hidrolik tidak dapat berfungsi
yaitu segala jenis yang berpotensi dan akan
menahan beban lengan eksavator.
mendatangkan bahaya sehingga berakibat kerugian
Kecelakaan berakibat fatal dimana AR
pada manusia, lingkungan, serta alat kerja [2].
meninggal dunia tertimpa dan terjepit dibawah
Mesin-mesin yang ada dalam kegiatan pekerjaan
bucket eksavator, sedang IS mengalami luka robek
merupakan sumber terjadinya bahaya dan
di bagian kepala dan masih diselamatkan. Dari
penyebab cedera maupun kematian pada pekerja.
kejadian ini dilakukan investigasi dan analisis
Mekanisme kerja mesin dalam bentuk
penyebab (cause analysis). Dari hasil investigasi
perputaran (rotasi), gerak translasi, hantaman, baik
dan analisis penyebab, diharapkan tindakan
dalam kecepatan lambat hingga tinggi merupakan
pengendalian yang tepat dengan
sumber bahaya yang dapat menyebabkan
mempertimbangkan keterkaitan antar tindakan
kecelakaan pada pekerja. Dampak gaya gerak
melalui instrumen interrelationship diagram.
komponen mesin yang dihasilkan tersebut dapat
Observasi terhadap fakta kejadian dilapangan
berakibat kecelakan pada karyawan berupa kondisi
dengan melihat langsung dan mendokumentasikan
remuk/hancur akibat himpitan (crushing), terjepit
alat berat penyebab kecelakaan, dan wawancara
(shearing), terpotong (cutting), tertusuk
terhadap operatornya sebagai metode
(puncturing), serta keram dan terkilir (straining
pengumpulan data. Selanjutanya data
and spraining) [3]. Jenis-jenis kejadian kecelakaan
dideskripsikan secara analitis dengan menelaah
tersebut sering terjadi bahkan kita alami.
kasus untuk menemukan akar masalah dan
Dalam makalah ini dilakukan investigasi dan
mendapatkan solusi. Teknik yang digunakan
analisis penyebab kecelakaan kerja pada pekerjaan
adalah 5 WHYS dan Sytematic Cause Analysis
konstruksi SPBU PT.BMU akibat tertimpa bucket
Technique (SCAT). Teknik bertanya 5 whys
eksavator. Dengan mengetahui penyebab
merupakan suatu proses pengajuan pertanyaan
kecelakaan akan diambil tindakan terhadap korban
secara terus menerus yang dilakukan sampai
dan penanggulangan agar terhidar dari kecelakaan
memperoleh pemecahan masalah yang efektif [4].
serupa suatu hari.
Sakichi Toyoda dari Toyota pada tahun 1930
sebagai orang yang mengajukan metoda 5 whys.
II. METODOLOGI
Menurutnya alasan penggunaan istilah 5 whys
2.1 Metodologi Penelitian
karena seseorang akan memahami penyebab
Penelitian ini diangkat dari sebuah kasus
permasalahan apabila sudah mengajukan
nyata di suatu pekerjaan pembangunan Stasiun
pertanyaan “mengapa” sebanyak lima kali [3-5].
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Lokasi
Pada penerapannya jumlah pertanyaan disesuaikan
pekerjaan konstruksi ini ditetapkan sebagai tempat

112
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118

dengan kebutuhan atau hingga pengguna telah  Korban lain dari kecelakaan ini adalah saudara
menemukan akar penyebab dari hal yang IS, berhasil diselamatkan namun mengalami
diidentifikasi. Pertanyaan-pertanyaan ini memiliki luka robek di bagian kepala. ntuk mengangkat
keterkaitan satu sama lainnya. boom eksavator digunakan alat berat backhoe
Untuk menentukan akar penyebab suatu loader. Setelah berhasil mengevakuasi, korban
kejadian secara sistematis digunakan SCAT. AR segera dibawa ke Puskesmas kecamatan
SCAT biasanya ditampilakan dalam bentuk Tempuling namun saudara AR tidak dapat
diagram (SCAT chart) yang terdiri dari lima blok. diselamatkan dan dinyatakan meniggal dunia.
Blok pertama merupakan deskripsi kejadian, blok
ke dua dan ketiga adalah penyebab secara umum
dan awal mula terjadinya kecelakaan. Blok ke
empat berisi penyebab utama, yang terdiri dari
unsafe act dan unsafe condition; penyebab dasar,
terdiri dari faktor individu (personal factors),
faktor pekerjaan (job factors), dan faktor
manajemen, Barulah pada blok ke lima
dicantumkan tindakan pengendalian. Struktur
diagram SCAT berupa rangkaian serial dari lima
blok tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 1
blok terakhir adalah solusi berupa tindakan Gambar 2. Proses evakuasi korban AR, tertimpa
pengendalian berdasarkan penyebab kecelakaan lengan ekskavator
yang diidentifikasi dari blok-blok sebelumnya. Dari kronologis kejadian kecelakaan tersebut,
mengacu pada pasal 1 butir 6 Peraturan Pemerintah
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Deskripsi Kategori Penyebab Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Jo.
kecelakaan penyebab awal
Pemerintah Republik Indonesia nomor. 82 tahun
kerja yang kecelekaan kecelekaan
terjadi 2019 [6], tentang perubahan atas Pemerintah
Republik Indonesia nomor 44 tahun 2015 tentang
penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan
Tahap 4 Tahap 5 jaminan kematian [7]. Dinyatakan bahwa
Penyebab Upaya
dasar pencegahan kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi
kecelekaan terjadinya dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang
kecelakaan
terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat
Gambar 1. Diagram SCAT kecelakan kerja kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang
karyawan PT. BMU disebabkan oleh lingkungan kerja [8-10].
2. Spesifikasi silinder hidrolik lengan ekskavator
2.2 Data Primer Carterpilar 320D, dari data lapangan terlihat
1. Hasil investigasi dilapangan mengenai pada gambar 3 adalah sebagai berikut :
kronologis terjadinya kecelakaan dapat
diurutkan sebagai berikut :
 Pada hari Ahad pada tanggal 13 September
2022, sekitar pukul 15.40 WIB, diproyek
pekerjaan pembangunan SPBU milik PT. PSB,
telah terjadi kecelakaan kerja disaat melakukan Gambar 3. Spesifikasi silinder arm hidrolik
pekerjaan pemasangan kayu pancang/ cerucuk. carterpilar 320D
Kecelekaan terjadi di kelurahan Tempuling, Keterangan :
kecamatan Tempuling Indragiri Hilir Provinsi S (Panjang langkah ) = 2100 mm
Riau. Kecelakaan mengakibatkan saudara AR D (Diameter piston) = 125 mm
(karyawan PT. BMU/ sebagai vendor) D rod (Diameter rod) = 80 mm
meninggal dunia. t rod speed = 4,5 det
P (Tekanan normal pompa hidrolik) = 18 MPa

113
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118

III. HASIL DAN PEMBAHASAN whys terhadap sumber yang mengetahui kejadian.
Kemudian barulah diambil tindakan
3.1 Perhitungan Gaya Hidrolik pengendaliannya dengan metode SCAT.
1. Luas penampang piston Hasil wawancara 5 whys dari sumber yang
mengetahui kejadian kecelakaan merupakan
 D2
A (1) langkah pengembangan dan investigasi yang
4
dilakukan pada tahap 1, 2, dan 3 pada diagram
3,14  1252
 SCAT. Sedangkan tahap 4 diagram SCAT
4
menunjukkan penyebab mendasar kecelakaan
 12265,6 mm 2
bersumber dari faktor individu, faktor pekerjaan
2. Volume oli pada langkah kerja
dan faktor manajemen. Selanjutnya dikembangkan
V  A S (2)
menjadi dasar tindakan pengendalian di tahap 5
 12265,6  2100
dengan menggunakan data pendukung dan
 25757812,5 mm3 melibatkan ide dari pihak manajemen perusahaan.
Jadi volume oli yang dibutuhkah untuk Hasil analisis SCAT memberikan dua jenis
menggerakan poros hidrolik dengan kondisi tindakan guna pengendalian dan pencegahan
memanjang penuh adalah 25757,8 mm3 atau 25,8 terjadinya kecelakaan yaitu tindakan teknis dan
liter. non teknis. Komposisi tindakan pengendalian
3. Debit aliran oli dalam silinder hidrolik adalah (II, III, IV, V, IX) merupakan tindakan
A S teknis dan (I, VI, VII, VIII, X) merupakan
Q (3)
t
tindakan non teknis. Tindakan nonteknis berkaitan
12265, 6 mm 2  2100 mm
 dengan sistem organisasi perusahaan dalam
4,5 det
penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 5723946 mm3 / det
di lingkungan perusahaan.
 5723,95 l/det
13.00 WIB 13.15 WIB 15.40 WIB
4. Gaya pada silinder hidrolik lengan ekskavator Pekerja AR, IS AR dan IS Selang hidrolik
F dan operator masih eksavator pecah,
P (4) eksavator memegang dan terjadi
A
kembali mengarahkan kecelakaan, AR
F  P A bekerja di cerucuk guna dan IS tertimpa
 18 MPa  12265,6 mm 2 posisi pemancangan bucket eksavator

 183,55 kg/cm 2  122,66 cm 2 16.20 WIB 16.10 WIB 15.45 WIB


Petugas Dengan
 22514,24 kg puskesmas
Proses evekuasi
bantuan backho korban, IS
5. Berat lengan ekskavator Carterpillar 320D memastikan loader korban berhasil
korban AR AR bisa diselamatkan
Berdasarkan tabel 2.2, bert komponen utama meniggal, dievakuasi dan sedangkan AR
lengan ekskavator adalah: korban IS di bawa ke masih tertimpa
dirawat
L ekskavator  L bawah  L atas  Bucket (5)
= 1640 kg  1670 kg  666 kg 16.30 WIB
 5616 kg Guna keperluan
visum, korban AR
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, gaya pada dibawa kerumah
silinder hidrolik untuk menggerakkan lengan sakit terdekat
ekskavator untuk mengangkat dan menekan
cerucuk adalah sebesar 22,5 ton. Dari temuan di
Gambar 4. Urutan terjadinya kecelakan kerja
lapangan terjadi pecah pada selang hidrolik lengan
ekskavator, sehingga gaya unntuk mengangkat dan
menahan berat lengan ekskavator menjadi nol.
3.2 Tinjauan Kecelakaan dengan Metode 5WHYS
dan SCAT
Merujuk pada hasil investigasi mengenai
kronologi kecelakaan kerja yang terjadi pada
korban AR dan IS, maka dilakukan wawancara 5

114
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118

Tabel 1. Investigasi berupa wanwancara dengan menggunakan instrument interrelationship


saksi kecelakan kerja diagram[3]. Hasil evaluasi dipaparkan dalam
bentuk matriks evaluasi pada Tabel 2 berikut.
Sumber : Saksi #1 (mewakili perusahaan)
No Pertanyaan Jawaban Tabel 2. Usulan, evaluasi dan penilaian tindakan
Mengapa korban Sudah menjadi tugas dan tanggung pengendalian
1. berada di tempat jawab korban bekerja di lokasi
kejadian ? tersebut
Usulan
Apakah ada yang Evaluasi
Ada satu orang yang memberi Tindakan
megawasi proses No. Implement Penilaian Manajemen
2. instruksi penekanan tiang dengan Pengendalia
pekerjaan asi
bucket ke operator eksavator n
pemancangan?
Berapa lama baru Melakukan Sudah dan Perusahaan telah melakukan
Kecelakaan diketahui sketika,
3. diketahui terjadinya sosialisasi dan akan terus sosialisasi dan pelatihan K3 bagi
setelah lengan eksavator jatuh
kecelakaan? I pelatihan K3 diimplementasi operator alat berat, pengarahan
Apa tindakan yang Pengawas lapangan memanggil kam sebelum melaksanakan
dilakukan setelah orang disekitar termasuk operator pekerjaan setiap harinya.
4.
mengetahui terjadi eksavator untuk mengeluarkan Menyediakan Perlu Untuk mengadakan alat / sistem
kecelakaan? karyawan yang tertimpa bucket. alat/sistem pertimbangan khusus ini akan diusulkan
Akibat lengan eksavator jatuh, di II khusus untuk untuk kepada produsen alat berat.
Mengapa kecelakaan
5. duga akibat selang hidroliknya hidrolik lengan diimplemetasik
kerja terjadi?
pecah. eksavator an
Apakah sebelumnya III Usulan redisain Tidak memilikiUntuk redisain alat / sistem
pernah terjadi Sebelumnya pernah terjadi tetapi alat/ sistem kemampuan khusus ini juga akan di usulkan
6.
pecahnya selang tapi dalam kondisi kerja berbeda. khusus untuk untuk kepada dealer resmi merek alat
hidrolik ? antisipasi mengimplemet berat eksavator yang digunakan,
Apakah dilakukan Skhedule perawatan pada alat berat jatuhnya lengan asikan sebagai masukkan untuk
7. perawatan berkala ada dilakukan, (menunjukkan bukti eksavator perbaikan produknya.
terhadap eksavator ? perawatan berkala). Melakukan Dapat Untuk asessment daya tahan
Ada yaitu menggunakan alat asessment untuk diimplemetasik selang hidrolik terhadap beban
pemukul tiang cerucuk (hummer), IV mengurangi an kerja dengan kondisi selang
Apakah ada cara lain resiko pecahnya yang digunakan saat ini, dapat
perusahaan tidak memiliki alat
8. untuk melakukan selang hidrolik dilakukan perhitungan.
tersebut dan perhitungan ongkos
pekerjaan serupa? Merancang ulang Dapat Untuk memegang cerucuk perlu
dan efisiensi kerja karena hummer
sulit untuk dipindah-pindahkan. sistem diimplemetasik dibuat alat agar perja tidak
Perbandingan resiko V pemegangan an terlulu dekat dengan posisi
kecelakan antara Seharusnya penggunaan hummer tiang kayu buicket saat melakukan
9. menggunakan jauh lebih aman dalam proses cerucuk penekanan
hummer dan penanaman cerucuk. Menyediakan Membutuhkan Perusahaan menjajaki kerjasama
eksavator? tenaga ahli pertimbangan dengan dinas ketenagakerjaan
VI
manajemen untuk untuk mendatangkan Tenaga
Sumber : Saksi #2 (orang didekat kejadian) resiko dan K3 implemetasi Ahli K3
Melakukan Membutuhkan Melalui tenaga akhli dari pihak
Karena posisi bucket tetap secara rutin pertimbangan luar ataupun dinas ketenaga
Mengapa korban AR menimpa korban, dan lengan perhitungan dan untuk kerjaan, perusahaan akan
1. VII
tidak terselamatkan? bucket sangat berat untuk analisis resiko implemetasi meminta untuk asesmen resiko
dipindahkan. penggunaan alat penggunaan alat berat di proyek
Apakan ada tanda- berat. yang sedang ditangani
Saksi tidak memperhatikan dan
2. tanda bucket akan Melengkapi Dapat Perusahaan sudah menyebarkan
mengingat tanda awal yang terjadi.
jatuh? VIII prosedur kerja diimplemetasik pamflet prosedur kerja di ruang
Ya, terdengar teriakan saudara an kantor dan kerja karyawan
Apakah korban
3. korban IS berteriak kesakitan dan Mengganti Membutuhkan Perusahaan akan
sempat minta tolong
minta tolong. sistem penekan pertimbangan mempertimbangkan dari segi
Apakah korban IX cerucuk dengan untuk biaya, efesiensi, dan
4. Ya, korban menggunakan helm
menggunakan APD, hummer diimplemetasik keselamatan kerja
an
3.3 Tindakan Pengendalian Kecelakaan Kerja Melengkapi Dapat Sudah dilaksanakan
Ada 10 tindakan yang dihasilkan oleh metode X
pekerja diimplemetasik
dengan APD an
SCAT untuk dilakukan sintesis lebih lanjut sebagai sesuai standar
tindakan pengendalian sistem kerja kedepannya.
Pihak manajeman yang paling berkepentingan Tabel 2 menunjukkan beberapa tindakan yang
dalam hal ini wajib melakukan tindakan kunci dapat diimplemetasikan dan berdampak baik untuk
utama dan mengevaluasi tindakan pengendalian kinerja perusahaan dan keselamatan karyawannya.
yang sudah ada. Penentuan tindakan kunci dengan Tindakan pengendalian nomor III yang
berhubungan dengan alat ataupun sistem kontrol

115
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118

yang perlu ditambahkan pada eksavator Terhadap setiap tindakan pengendalian yang telah
merupakan di luar kemampuan perusahaan untuk dilakukan perlu dilakukan evaluasi melalui
implementasinya. Namun perusahaan dapat mekanisme penilaian dari manajemen perusahaan.
mengusulkan pada dealer maupun produsen alat Dari hasil evaluasi pihak perusahan dapat
berat sebagai perbaikan alat mereka. mengidentifikasi efektifitas usulan tindakan
Dalam jangka pendek pihak perusahaan perlu pengendalian ini .
mempertimbangkan alat pemegang cerucuk guna
Tahap 1 Tahap 2
menjaga jarak antara pekerja dengan bucket Deskripsi Kategori kontak
ekskavator. Sementara itu untuk jangka terjadinya kecelakaan kecelekaan
kerja  Bucket ekskavator
panjang akan penggunaan hummer atau alat Pecahnya selang hidrolik menimpa karyawan AR
pemukul cerucuk, dengan pertimbangan lengan ekskavator menyebabkan meninggal
keselamatan pekerja, biaya dan efisiensi kerja. menyebabkan  Bucket ekskavator juga
kecelakaan kerja mengenai kepala karyawan
Untuk tindakan yang berhubungan dengan tertimpanya dua IS menyebabkan sobek
menajemen resiko, seperti pada usulan IV dan VII, karyawan PT. BMU kepala
perusahaan pada dasarnya dapat
mengimplementasikannya. Tindakan pengedalian
VI, yaitu berkoordinasi dengan pihak ahli terutama Tahap 3 Tahap 4
dengan dinas ketenagakerjaan, agar perusahaan Penyebab awal Penyebab dasar
kecelekaan Kecelekaan
dapat mengasesmen tingkat resiko kerja pada Faktor individu
Tindakan tidak aman
proyek yang sedang dilaksanakan.  Posisi AR dan IS sangat  Tidak menyadari bahaya
dekat di bawah Bucket cara kerja
ekskavator Faktor Pekerjaan
 Cerucuk dipegang  Kondisi kerja untuk
langsung memegang langsung
cerucuk
Kondisi Tidak aman  Prosedur kerja yang lebih
 Tidak ada alat bantu aman tidak dilakukan
pemegang cerucuk dari Faktor manajemen
jauh  Perusahan tidak
 Cacat selang hidrolik melakukan prosedur aman
tidak diketahui dalam bekerja
 Kondisi bising saat  Tidak mendeteksi mula
ekskavator beroperasi terjadinya pecah selang
hidrolik
Gambar 5. Diagram interrelationship
pengendalian kecelakaan kerja
Untuk menghubungkan kesepuluh tindakan Tahap 5
Upaya pencegahan terjadinya kecelakaan
pengendalian oleh perusahaan pada tabel 2, I. Melakukan pelatihan dan sosialisasi K3
digambarkan dalam bentuk interrelationship II. Menyediakan alat/sistem khusus untuk pengontrolan
hidrolik lengan eksavator
diagram yang ditunjukkan pada gambar 5. Panah III. Usulan redisain alat/ sistem khusus untuk antisipasi
keluar dari suatu bagian tindakan pengendalian jatuhnya lengan eksavator bila selang hidrolik pecah
berarti tindakan tersebut akan berpengaruh IV. Melakukan perhitungan untuk mengurangi resiko
pecahnya selang hidrolik
terhadap tindakan lainnya. Dari interrelationship V. Merancang ulang sistem pemegangan tiang kayu
diagram diketahui bahwa tindakan pengendalian cerucuk
VI. Menyediakan tenaga ahli manajemen resiko dan K3
VI (menyediakan ahli K3) merupakan elemen VII. Melakukan secara rutin perhitungan dan analisis
dengan panah ke luar yang paling banyak. resiko penggunaan alat berat.
Mendatangkan tenaga ahli K3 tersebut VIII. Melengkapi prosedur kerja
IX. Mengganti sistem penekan cerucuk dengan hummer
merupakan tindakan kunci yang akan X. Melengkapi pekerja dengan Alat Pelindung Diri
mempengaruhi tindakan pengendalian lainnya. (APD) sesuai standar
Begitu juga dengan tindakan pengendalian I dan III
Gambar 6. Diagram SCAT kecelakaan kerja
merupakan prioritas untuk dilakukan. Tindakan
karyawan PT. BMU
pengendalian lain yang belum dapat dipenuhi
pihak manajemen tetap perlu diusahakan untuk
implementasinya.

116
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118

Tinjauan terhadap kasus kecelakaan kerja 1. Diharapkan pihak terkait mempertimbangkan


karyawan PT. BMU, berhasil menelusuri penyebab metode lain yang lebih aman dalam menanam
dasar kecalakaan yang berasal dari faktor individu, tiang fondasi cerucuk yaitu dengan
pekerjaan dan manajemen. Hasil Investigasi menggunakan alat pemukul hammer.
dengan metode SCAT seperti terlihat pada gambar 2. Cara lain untuk menghindari pekerja terimpa
6 diatas menghasilkan sepuluh upaya tindakan lengan ekskavator yaitu dengan menjaga jarak
pencegahan kecelakaan berdasarkan penyebab aman pekerja saat penekanan cerucuk.
kejadian. Tindakan ini diusulkan untuk dijadikan
sebagai tindakan prioritas untuk segera UCAPAN TERIMAKASIH
diimplementasinya. Tenaga ahli K3 akan Ucapan terimakasih kepada LPPM Sekolah Tinggi
menginduksi tindakan pengendalian lainnya Teknologi Pekanbaru dan Dinas Tenaga Kerja
sehingga lebih efektif dan efisien. Provinsi Riau yang telah mendukung
terlaksananya penelitian ini
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut : DAFTAR PUSTAKA
1. Penyebab jatuhnya lengan ekskavator seberat [1] KementeriN Tenaga Kerja, “Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomor: 03/Men/1998
5,6 ton adalah pecahnya selang hidrolik lengan
Tentang Tata Cara Pelaporan Dan
ekskavator sehingga hidrolik ekskavator Pemeriksaan Kecelakaan,”1998
kehilangan tekanan sebesar 22,5 ton pada [2] E. P. K Ima Ismara, Ulin Nuha, Bekerja
silinder hidrolik untuk menahan berat lengan Dengan Alat Berat Secara Selamat dan Sehat,
ekskavator. 2nd ed. Yogyakarta: UNY Press, 2020.
2. Ada 3 faktor penyebab kecelakaan yaitu faktor [3] L. T. Dewi and L. V. Pangaribuan, “Studi
Kecelakaan Kerja Operator Mesin di Industri
individu dimana pekerja tidak menyadari
Pengolahan Kelapa Sawit: Investigasi dan
bahaya cara dalam bekerja, faktor pekerjaan Analisis Penyebab dengan Metode 5 Whys
dimana yaitu tuntuan perkerjaan dan tidak dan SCAT,” J. Ergon. dan K3, vol. 4, no. 2,
menerapkan cara bekerja yang lebih aman, pp. 10–16, 2019, doi:
faktor manajemen dimana perusahan tidak 10.5614/j.ergo.2019.4.2.2.
melakukan prosedur pekerjaan dengan metode [4] Y. Erdhianto, “Analisis Keselamatan Dan
yang lebih aman. Kesehatan Kerja Pada Departemen Service Pt.
Mega Daya Motor Mazda Jatim Dengan
3. Berdasarkan analisa kecelakaan kerja
Metode 5 Whys Dan Scat,” J. IPTEK, vol. 21,
menggunakan metode SCAT, dihasilkan no. 1, p. 1, 2017, doi:
sepuluh upaya tindakan pencegahan kecelakaan 10.31284/j.iptek.2017.v21i1.44.
berdasarkan penyebab kejadian. Tindakan ini [5] 2019 Goleman et al., “Analisa Faktor-Faktor
terbagi atas dua kategori yaitu 5 kategori Yang Menyebabkan Kesalahan Pengiriman
tindakan teknis dan 5 tidakan lainnya Barang Dari Gudang,” J. Chem. Inf. Model.,
merupakan tindakan manajemen administratif vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2019.
[6] D. T. Kerja, “Peraturan Menteri Tenaga Kerja”
oleh organisasional perusahaan.
Nomor:82/2019 Tentang Kecelakaan Kerja
4. Kunci utama untuk tindakan pengendalian dan Kematian, no. 024096. Indonesia, 2019.
kecelakaan adalah meningkatkan kesadaran K3 [7] Pemerintah RI, “Peraturan Pemerintah RI No.
di lingkungan kerja dengan mendatangkan 44 Taahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
tenaga ahli K3. Tindakan ini diusulkan untuk Progrma Jaminan Kecelakaan Kerja dan
dijadikan sebagai tindakan prioritas untuk Jaminan Kematian,” pp. 1–39, 2015
[8] Kementerian Ketenagakerjaan Republik
segera diimplementasikan sehingga
Indonesia. “Undang-Undang Nomor 1 Tahun
menginduksi peusahaan untuk melakukan 1970 tentang Keselamatan Kerja”, Jakarta:
tindakan pengendalian lainnya. Kementerian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia, 2017.
Beberapa tindakan perlu juga untuk dilakukan baik [9] Choi, S. D., & Kim, Y. S. “The effects of
dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan occupational stress, work environment, and
kerja, yaitu : job insecurity on employee burnout and
customer orientation in the casino industry”,
Journal of Travel Research, 54(5), 631-644,

117
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118

2015.
[10] Ramadhan, R., Sudibyo, H., & Sari, M. S..
“Faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja
pada pekerja konstruksi bangunan di Kota
Malang”, Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia, 16(2), 68-77, 2017.

118

Anda mungkin juga menyukai