SR 15022023 111 118
SR 15022023 111 118
2 (2023) 111-118
JURNAL APTEK
p-ISSN 2085-2630
Artikel Ilmiah Aplikasi Teknologi e-ISSN 2655-9897
homepage: http://journal.upp.ac.id/index.php/aptek
111
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118
112
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118
dengan kebutuhan atau hingga pengguna telah Korban lain dari kecelakaan ini adalah saudara
menemukan akar penyebab dari hal yang IS, berhasil diselamatkan namun mengalami
diidentifikasi. Pertanyaan-pertanyaan ini memiliki luka robek di bagian kepala. ntuk mengangkat
keterkaitan satu sama lainnya. boom eksavator digunakan alat berat backhoe
Untuk menentukan akar penyebab suatu loader. Setelah berhasil mengevakuasi, korban
kejadian secara sistematis digunakan SCAT. AR segera dibawa ke Puskesmas kecamatan
SCAT biasanya ditampilakan dalam bentuk Tempuling namun saudara AR tidak dapat
diagram (SCAT chart) yang terdiri dari lima blok. diselamatkan dan dinyatakan meniggal dunia.
Blok pertama merupakan deskripsi kejadian, blok
ke dua dan ketiga adalah penyebab secara umum
dan awal mula terjadinya kecelakaan. Blok ke
empat berisi penyebab utama, yang terdiri dari
unsafe act dan unsafe condition; penyebab dasar,
terdiri dari faktor individu (personal factors),
faktor pekerjaan (job factors), dan faktor
manajemen, Barulah pada blok ke lima
dicantumkan tindakan pengendalian. Struktur
diagram SCAT berupa rangkaian serial dari lima
blok tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 1
blok terakhir adalah solusi berupa tindakan Gambar 2. Proses evakuasi korban AR, tertimpa
pengendalian berdasarkan penyebab kecelakaan lengan ekskavator
yang diidentifikasi dari blok-blok sebelumnya. Dari kronologis kejadian kecelakaan tersebut,
mengacu pada pasal 1 butir 6 Peraturan Pemerintah
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Deskripsi Kategori Penyebab Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Jo.
kecelakaan penyebab awal
Pemerintah Republik Indonesia nomor. 82 tahun
kerja yang kecelekaan kecelekaan
terjadi 2019 [6], tentang perubahan atas Pemerintah
Republik Indonesia nomor 44 tahun 2015 tentang
penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan
Tahap 4 Tahap 5 jaminan kematian [7]. Dinyatakan bahwa
Penyebab Upaya
dasar pencegahan kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi
kecelekaan terjadinya dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang
kecelakaan
terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat
Gambar 1. Diagram SCAT kecelakan kerja kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang
karyawan PT. BMU disebabkan oleh lingkungan kerja [8-10].
2. Spesifikasi silinder hidrolik lengan ekskavator
2.2 Data Primer Carterpilar 320D, dari data lapangan terlihat
1. Hasil investigasi dilapangan mengenai pada gambar 3 adalah sebagai berikut :
kronologis terjadinya kecelakaan dapat
diurutkan sebagai berikut :
Pada hari Ahad pada tanggal 13 September
2022, sekitar pukul 15.40 WIB, diproyek
pekerjaan pembangunan SPBU milik PT. PSB,
telah terjadi kecelakaan kerja disaat melakukan Gambar 3. Spesifikasi silinder arm hidrolik
pekerjaan pemasangan kayu pancang/ cerucuk. carterpilar 320D
Kecelekaan terjadi di kelurahan Tempuling, Keterangan :
kecamatan Tempuling Indragiri Hilir Provinsi S (Panjang langkah ) = 2100 mm
Riau. Kecelakaan mengakibatkan saudara AR D (Diameter piston) = 125 mm
(karyawan PT. BMU/ sebagai vendor) D rod (Diameter rod) = 80 mm
meninggal dunia. t rod speed = 4,5 det
P (Tekanan normal pompa hidrolik) = 18 MPa
113
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118
III. HASIL DAN PEMBAHASAN whys terhadap sumber yang mengetahui kejadian.
Kemudian barulah diambil tindakan
3.1 Perhitungan Gaya Hidrolik pengendaliannya dengan metode SCAT.
1. Luas penampang piston Hasil wawancara 5 whys dari sumber yang
mengetahui kejadian kecelakaan merupakan
D2
A (1) langkah pengembangan dan investigasi yang
4
dilakukan pada tahap 1, 2, dan 3 pada diagram
3,14 1252
SCAT. Sedangkan tahap 4 diagram SCAT
4
menunjukkan penyebab mendasar kecelakaan
12265,6 mm 2
bersumber dari faktor individu, faktor pekerjaan
2. Volume oli pada langkah kerja
dan faktor manajemen. Selanjutnya dikembangkan
V A S (2)
menjadi dasar tindakan pengendalian di tahap 5
12265,6 2100
dengan menggunakan data pendukung dan
25757812,5 mm3 melibatkan ide dari pihak manajemen perusahaan.
Jadi volume oli yang dibutuhkah untuk Hasil analisis SCAT memberikan dua jenis
menggerakan poros hidrolik dengan kondisi tindakan guna pengendalian dan pencegahan
memanjang penuh adalah 25757,8 mm3 atau 25,8 terjadinya kecelakaan yaitu tindakan teknis dan
liter. non teknis. Komposisi tindakan pengendalian
3. Debit aliran oli dalam silinder hidrolik adalah (II, III, IV, V, IX) merupakan tindakan
A S teknis dan (I, VI, VII, VIII, X) merupakan
Q (3)
t
tindakan non teknis. Tindakan nonteknis berkaitan
12265, 6 mm 2 2100 mm
dengan sistem organisasi perusahaan dalam
4,5 det
penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5723946 mm3 / det
di lingkungan perusahaan.
5723,95 l/det
13.00 WIB 13.15 WIB 15.40 WIB
4. Gaya pada silinder hidrolik lengan ekskavator Pekerja AR, IS AR dan IS Selang hidrolik
F dan operator masih eksavator pecah,
P (4) eksavator memegang dan terjadi
A
kembali mengarahkan kecelakaan, AR
F P A bekerja di cerucuk guna dan IS tertimpa
18 MPa 12265,6 mm 2 posisi pemancangan bucket eksavator
114
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118
115
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118
yang perlu ditambahkan pada eksavator Terhadap setiap tindakan pengendalian yang telah
merupakan di luar kemampuan perusahaan untuk dilakukan perlu dilakukan evaluasi melalui
implementasinya. Namun perusahaan dapat mekanisme penilaian dari manajemen perusahaan.
mengusulkan pada dealer maupun produsen alat Dari hasil evaluasi pihak perusahan dapat
berat sebagai perbaikan alat mereka. mengidentifikasi efektifitas usulan tindakan
Dalam jangka pendek pihak perusahaan perlu pengendalian ini .
mempertimbangkan alat pemegang cerucuk guna
Tahap 1 Tahap 2
menjaga jarak antara pekerja dengan bucket Deskripsi Kategori kontak
ekskavator. Sementara itu untuk jangka terjadinya kecelakaan kecelekaan
kerja Bucket ekskavator
panjang akan penggunaan hummer atau alat Pecahnya selang hidrolik menimpa karyawan AR
pemukul cerucuk, dengan pertimbangan lengan ekskavator menyebabkan meninggal
keselamatan pekerja, biaya dan efisiensi kerja. menyebabkan Bucket ekskavator juga
kecelakaan kerja mengenai kepala karyawan
Untuk tindakan yang berhubungan dengan tertimpanya dua IS menyebabkan sobek
menajemen resiko, seperti pada usulan IV dan VII, karyawan PT. BMU kepala
perusahaan pada dasarnya dapat
mengimplementasikannya. Tindakan pengedalian
VI, yaitu berkoordinasi dengan pihak ahli terutama Tahap 3 Tahap 4
dengan dinas ketenagakerjaan, agar perusahaan Penyebab awal Penyebab dasar
kecelekaan Kecelekaan
dapat mengasesmen tingkat resiko kerja pada Faktor individu
Tindakan tidak aman
proyek yang sedang dilaksanakan. Posisi AR dan IS sangat Tidak menyadari bahaya
dekat di bawah Bucket cara kerja
ekskavator Faktor Pekerjaan
Cerucuk dipegang Kondisi kerja untuk
langsung memegang langsung
cerucuk
Kondisi Tidak aman Prosedur kerja yang lebih
Tidak ada alat bantu aman tidak dilakukan
pemegang cerucuk dari Faktor manajemen
jauh Perusahan tidak
Cacat selang hidrolik melakukan prosedur aman
tidak diketahui dalam bekerja
Kondisi bising saat Tidak mendeteksi mula
ekskavator beroperasi terjadinya pecah selang
hidrolik
Gambar 5. Diagram interrelationship
pengendalian kecelakaan kerja
Untuk menghubungkan kesepuluh tindakan Tahap 5
Upaya pencegahan terjadinya kecelakaan
pengendalian oleh perusahaan pada tabel 2, I. Melakukan pelatihan dan sosialisasi K3
digambarkan dalam bentuk interrelationship II. Menyediakan alat/sistem khusus untuk pengontrolan
hidrolik lengan eksavator
diagram yang ditunjukkan pada gambar 5. Panah III. Usulan redisain alat/ sistem khusus untuk antisipasi
keluar dari suatu bagian tindakan pengendalian jatuhnya lengan eksavator bila selang hidrolik pecah
berarti tindakan tersebut akan berpengaruh IV. Melakukan perhitungan untuk mengurangi resiko
pecahnya selang hidrolik
terhadap tindakan lainnya. Dari interrelationship V. Merancang ulang sistem pemegangan tiang kayu
diagram diketahui bahwa tindakan pengendalian cerucuk
VI. Menyediakan tenaga ahli manajemen resiko dan K3
VI (menyediakan ahli K3) merupakan elemen VII. Melakukan secara rutin perhitungan dan analisis
dengan panah ke luar yang paling banyak. resiko penggunaan alat berat.
Mendatangkan tenaga ahli K3 tersebut VIII. Melengkapi prosedur kerja
IX. Mengganti sistem penekan cerucuk dengan hummer
merupakan tindakan kunci yang akan X. Melengkapi pekerja dengan Alat Pelindung Diri
mempengaruhi tindakan pengendalian lainnya. (APD) sesuai standar
Begitu juga dengan tindakan pengendalian I dan III
Gambar 6. Diagram SCAT kecelakaan kerja
merupakan prioritas untuk dilakukan. Tindakan
karyawan PT. BMU
pengendalian lain yang belum dapat dipenuhi
pihak manajemen tetap perlu diusahakan untuk
implementasinya.
116
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118
117
Rini dkk /APTEK, Vol. 15, No. 2, (Juni 2023) Hal. 111 - 118
2015.
[10] Ramadhan, R., Sudibyo, H., & Sari, M. S..
“Faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja
pada pekerja konstruksi bangunan di Kota
Malang”, Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia, 16(2), 68-77, 2017.
118