Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STAD


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN
GALO-GALO PADA SUBTEMA 2 KEBERSAMAAN DALAM
KEBERAGAMAN

Sahwia Kacoa

03301911051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat
rahmat, hidayah dan karunia-nya serta kesehatan dan kesempatan sehinga penulis
dapat menyelesaikan penyusunaan proposal dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV SDN Galo-Galo Pada Subtema 2 Kebersamaan Dalam
Keberagaman”

Syalawat dan salam tak lupa pula dicurakan kepada junjungan besar nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, tabi’it tabi’innya yang menghantarkan
manusia dari jaman jahilia menuju jaman alam terang menderang hingga saat ini.

Penulisan proposal ini merupakan salah satau persyaratan untuk


menyelesaikan studi stara satu (SI) untuk memperoleh sarjana pendidikan.
Dengan segala kerendahaan hati penulis menyadari bahwa dalam penulisan
proposal ini masi jauh dari kesempurnaan, karena sebagai manusia biasa tentu tak
luput dari kesalahaan dan kehilafan. Oleh karena itu, kriktik dan saran yang
bersifat membanun saangat diharapkan guna menyempurnakan proposal ini
sehingga bermanfaat bagi penulis selanjutnya.

Ternate, 2 Oktober 2023

Sahwia Kacoa

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah........................................................................... 3

C. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

D. Tujuan Penelitian................................................................................ 4

E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4

F. Asumsi Penelitian............................................................................... 5

H. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 6

I. Defenisi Istilah/ Oprasional................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSATAKA............................................................. 7

A. Konsep Belajar................................................................................... 7

1. Penegrtian Belajar......................................................................... 7

2. Tujuan Belajar............................................................................... 7

3. Hasil Belajar.................................................................................. 8

B. Konsep Model Pemebalajaran Kooperatif ......................................... 9

1. Pengertian Model Pembalajaran Kooperatif................................. 9

2.Prinsip Dan Ciri-Ciri Pemebalajaran Kooperatif........................... 9

3. Model Pemebalajaran Kooperatif Tipe STAD.............................. 11

a. Pengertian Kooperatif Tipe STAD.......................................... 11


iii
b. Langkah-Langkah Pemebalajaran Kooperatif Tipe STAD..... 12

c. Kelebihan dan kekurangan Kooperatif tipe STAD................. 14

C. Materi Kebersamaan Dalam Keberagaman........................................ 15

D. Hasil Penelitian Yang Relevan .......................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 19

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian........................................................ 19

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 19

C. Kelas Dan Subjek Penelitian.............................................................. 19

D. Rancangan Penelitian ........................................................................ 20

E. Sumber Data....................................................................................... 21

F. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 21

G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 22

H. Pengecekan Keabsahan Data.............................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 24

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh


perubaha tingkah laku secara keseluruhan dalam interaksi dari hasil
pengalamannya. Untuk memperoleh suatu pencapaian seseorang tentunya harus
mempunyai usaha. Usaha tersebut berupa kerjasama ataupun mandiri. Belajar
adalah suatu perubahan internal di dalam diri seseorang, pembentukan asosiasi
baru, atau potensi untuk untuk suatu tanggapan baru (Abdullah, 2011). Belajar
adalah suatu perubahan perilaku individu yang terjadi akibat interaksi dengan
lingkungannya (Lutfi, Ardi, Relsas, 2020). Oleh kerena itu, dapat diatas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan interaksi individu secara
berulang untuk mencapai tujuan peningkatan diri dan perubahan tingkah laku
yang menetap.

Sudjana mengatakan terbentuknya tingkah laku sebagai hasil belajar


mempunyai tiga ciri pokok yakni (1) Tingkah laku baru itu berupa kemampuan
aktual dan potensial (2) kemampuan itu berlaku dalam waktu yang relatif lama,
(3) kemampuan baru diperoleh melalui usaha (Abdullah, 2011). Hasil belajar
merupakan proses perubahan kemampuan intelektual (kongnitif), kemempuan
minat tau emosi (afektif) dan kemempuan motorik halus dan kasar (piskomotorik)
pada peserta didik (Muhamad afdal, Evi Chamalah, 2013). Oleh karena itu, dari
pendapt diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan
tingkah laku baru yang diusahakan agar perubahan tersebut menetap pada diri
individu dalam aspek Pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Studen Team Achievement Division)


tipe ini dikembangkan oleh Slavin merupakan salah satu tipe yang menekankan
pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai perestasi yang
1
maksimal. Pada kegiatan pemebeljarannya, belajar kooperati tipe STAD akan
melalui lima tahap yaitu 1) tahap penyaajian materi 2) tahap kegiatan kelompok,
3) tahap tahap teks individu, 4) tahap penghitungan skor pengembangan individu,
5) tahap pemberian penghargaan kelompok (Isjoni, 2009). Kooperati tipe STAD
menekankan pada aktivitas dan interaksi antara siswa untuk saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran, guna mencapai tujuan yang diharapkan, siswa
di tempatkan dalam tim belajar agar bekerja sama dalam kelompok untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru (Pritasari & Wilujeng, 2020). Oleh
karena itu dapat disimpukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
model pemebelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam kegiata proses
belajara dan juga menekankan kerja sama siswa dalam memeperesentasikan
pemahaman, pendapat dan kemampuan dari msing-masing peserta didik untuk
mencapai tujuan bersama.

Untuk melaksanakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus diciptakan


sehingga dapat berjalan seara terus menerus dengan mengunakan model, metode,
dan strategi mengajar yang tepat. Guru hendaknya menciptakan suasana belajar
yang dapat mendorong siswa untuk bertanya, menyawab, menagamati,
mengadakan eksperimen, serta menemuka fakta dan konsep yang benar. Oleh
karena itu, guru harus melaksanakan kegiatan pembelaljaran mengunakan
multimedia, sehingga terjadi suasana belajar sambil bekarja, belajar sambil
mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai dengan konteks materi yang akan
dipelajari. Namun pembalajaran di sekolah masih belum sesuai harapan. Hal ini
disebabkan lemahnya proses pembalajaran yang mengakibatkan kurangnya
dorongan kemampuan berpikir dan memotivasi belajar siswa.

Berdasarakan hasil observasi awal dan pengalaman peneliti pada bulan Maret
di Kelas VI SDN Galo-Galo, khususnya pada mata pelajaran tematik, diiketahui
bahwa hasil belajar siswa masi rendah. Selain itu kegiatan proses pembelajaran
dikelas masih juga minim, kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga tidak ada interaksi antara siswa dengan guru begitu pun

2
siswa dengan siswa. Kurangnya semangat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Oleh sebab itu, seorang guru harus bisa memilih suatu model
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa sehingga keaktifan dan hasil
belajar siswa lebih meningkat.

Permasalahan dapat diatasi dengan penerapan model pembelajaran yang


efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Solusi untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD. Karena model kooperatif ini menekankan kerjasama
siswa selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Model pemebalajaran
kooperatif tipe STAD (Studen Team Achievement Division) sangat
memungkinkan siswa antara anggota kelompok dapat saling memotivasi dan
membantu untuk bersama-sama memecahkan masalah dengan perantara diskusi
kelompok. Tentunya semua individu ataupun kelompok akan termotivasi untuk
mendapatkan nilai yang maksimal dalam ketercapaian nilainya dibandingkan
dengan niai sebelumnya. Selain itu siswa juga akan lebih termotivasi dengan
adanya pemberian penghargaan kelompok, bagi kelompok yang berhasil dengan
kriteria yang tetapkan.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memutuskan untuk melakukan


penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe
STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Galo-Galo
Pada Subtema 2 Kebersamaan Dalam Keberagaman”

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas,
maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar, hal ini dapat diliaht dari
proses kegiatan pembelajaran, Ada siswa yang melakukan aktivitasnya
sendiri sehingga tidak memperhatikan penjelasan materi yang
disaampaikan guru.

3
2. Kurangnya aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat
diliat ketika proses pembelajaran berlangung siswa cenderung pasif.
Sehingga tidak ada aktivitas tanya jawab antara siswa dengan siswa atau
pun siswa dengan guru.
3. Rendahnya hasil belajar siswa yang masi dibawah rata-rata.
B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat


meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Galo-Galo pada subtema 2
kebersamaan dalam keberagaman?

2. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD


pada subtema 2 Kebersamaan dalam keberagaman kelas IV SDN Galo-
Galo.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penilitian ini sebagai


berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam penerapan


kooperatif Tipe STAD pada subtema 2 kebersamaan dalam keberagaman di
kelas IV SD Negeri Galo-Galo

2. Untuk mengetahui proses pengunaan kooperatif Tipe STAD pada subtema


2 kebersamaan dalam keberagaman di kelas IV SD Negeri Galo-Galo

D. Manfaat Penelitian

Ada 2 Manfaat dalam melakukan penelitian ini yakni mafaat teoritis dan
Manfaat praktis yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis
4
Manfaat teoritis dalam penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan ilmiah tentang penerapan model pembelajaran
kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
pada subtama 2 kebersamaan dalam keberagaman.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan dalam menyusun program pembelajaran dan


menjadi bahan refeleksi sekolah mengenai penerapan model
pembelajaran cooperative tipe STAD.

b. Bagi Guru

Mengembangkan dan meningkatkan kualitas guru dalam


menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD di kelas
menjadi lebih menarik.

c. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar, sikap santun, sikap kerjasama dan


peduli siswa kelas IV pada Subtema 2 kebersamaan dalam
keberagaman

d. Bagi Peneliti

Untuk menamba wawasan dalam pengetahuan, pengalaman dalam


memecahkan masalah yang terjadi di sekolah dengan menggunakan
model cooperative Tipe STAD

E. Asumsi Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah di uraikan diatas, maka penelitian berasumsi


yaitu sebagai berikut:
5
1. Guru SD Negeri Galo-Galo mampuh menerapkan model pembelajaran
kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas IV.

2. Siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran kooperatif Tipe STAD

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri


Galo-Galo

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD hasil belajar siswa.

G. Definisi Istilah/Operasional

Agar penelitian ini lebih terarah dan memiliki persamaan persepsi maka perlu
adanya batasan - batasan istilah yang digunakan dalam variable judul penelitian
ini istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement


Divisions). Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan
beranggotakan 4-5 siswa, dalam kelompok tersebut harus berbagai macam
siswa, seperti tingkatan dalam prestasi, jenis kelamin, rasa atau suku dan
agama. Selanjutnya guru memberikan materi kepada tiap kelompok,
setiap siswa dalam kelompok tersebut harus mengerjakan tugas secara
sendiri-sendiri. Dalam penilaiannya guru memeberikan skor kepada
masing- masing siswa sesuai kesepakatan bersama.

2. Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh peserta didik setelah


melakukan aktivitas belajar. Perubahan tersebut tergantung pada apa yang
didapatkan oleh siswa itu sendiri, dan keberhasilan seseorang dalam proses
belajar mengajar diukur dengan alat ukur tes belajar, yang diberikan
diakhir pembelajaran atau diakhir semester.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Belajar
1. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu kata yang sangat familiar disetiap kalangan masyarakat
bagi parah pelajar maupun mahasiswa kata “Belajar” merupakan kata yang tidak
asing bahkan sudah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari setiap
kegiatan menurut ilmu lembaga pendidikan formal. Kegiatan yang mereka
lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan.

Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang
dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum
dan sesudah belajar (Djamaluddin & Wardana,2019). Klein menekankan
terjadinya perubahan tingkah laku sebagai alat ukur seseorang dalam belajar.
Dengan kata lain seseorang dapat dikatakan belajar apabila seseorang tersebut
sudah memiliki perubahan tingkah laku yang baru dari sebelumnya, perubahan
sikap itu tidak dihasilkan dalam waktu yang singkat tapi melalui proses yang
panjang (Abdullah, 2011). Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja atau tidak sengaja oleh setiap individu, sehingga terjadi perubahan dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa berjalan menjadi bisa berjalan,
tidak dapat membaca menjadi dapat membaca dan sebagainya (Gusnarib Wahab
& Rosnawati, 2021)

Dari pendapat parah ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berupa suatu hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya.

2. Tujuan Belajar
7
Dalam kegiatan balajar tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.
Secara garis besar Taksonomi Bloo mengatakan Tujuan belajar dikelompokan
kedalam tiga kategori, yakni:

a) Ranah Kongnitif yang terdiri dari enam tingkatan, yaitu: Pengetahuan,


Pemahaman, Penerapan, Analisa, Sintesis, Penilaian

b) Ranah Afektif yang terdiri dari lima tingkatan, yaitu: Penerimaan,


Penanggapan, Penilaian, Pengelolaan, Bermuatan Nilai

c) Ranah Pisikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu: Manipulasi,


Keseksamaan, Artikulasi, Naturalisasi. (Muhamad afdal, Evi Chamalah,
2013).

Tujuan belajar dapat dirtikan sebagi kondisi perubahan tingkah laku dari
individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar (Noorlaila, 2020)

3. Hasil Belajar

Interaksi antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara sadar, baik
didalam ruangan maupun diluar ruangan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik ditentukan oleh hasil belajar. Hasil belajar itu ditentukan melalui intektual
question, emasional question dan spiritual question (IQ, EQ, SQ) (Djamaluddin &
Wardana, 2019). Bloom menggelompokan hasil belajar dalam tiga wilayah
(domain) atau dikenal dengan taksonomi Bloom yaiyu: (1) ranah kongnitif
(pengetahuan), (2) ranah afektif (sikap),(3) ranah pisikomotorik (keterampilan)
(Lutfi, Ardi, Relsas, 2020)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Siswa yang berhasil yaitu
siswa yang berkopetensi diukur dari nilai-nilai hasil belajarnya. Hasil belajar juga
tidak dapat dipisakan dari adanya sebua interaksi, suatu proses dan evaluasi
belajar. Proses interaksi antara sesama peserta didik dan pendidik guna
melaksanakan kegiatan psoses belajar mengajar agar hasil yang dicapai peserta

8
didik memuaskan. Sehingga peserta didik lebih antusias dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.

B. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembalajaran adalah suatu yang dilakukan siswa, bukan dibuat oelah siswa.
Pembalajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik membantu peserta didik
melakukan kegiatan. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efensinsi dan
efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

Pembelajaran kooperatif merupakan metode belajar yang dilaksanakan


dengan bekerja sama antar siswa, sehingga nantinya siswa tidak semata mencapai
kesuksesan secara individual atau saling mngalahakan antar siswa, namun mereka
juga bisa membantu teman belajarnya yang berkemampuan di bawah standart
minimum, dengan demikian tumbuhlah jiwa sosial dalam diri siswa (Ali,
2021). Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah strategi pembelajaran yang
melibatkan siswa yang bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama
(Hasanah, 2021). Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang
melibatkan kelompok-kelompok kecil yang heterogen dimana siswa bekerjasama
untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugas-tugas akademik bersama sebagai latihan
hidup di dalam masyarakat nyata. (Ni Nyoman Sukerti, 2017)

Dari beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa belajar dengan


model kooperatif adalah belajar kelompok yang memotivasi siswa diberikan
keleluasaan untuk menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap,
kemampuan, ketrampilan, pendapatnya dan menghargai pendapat teman, saling
memberikan pendapat untuk secara bersama-sama meningkatkan pemahaman
seluruh anggota.

2. Prinsip dan ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

9
Ada yang membedakan mode pembelajaran kooperatif dengan model
pembelajaran yang lain perbedaan itu dapat dilihat dari prinsip dan cirinya. Unsur
yang mendasar pembelajaran sebagaimana yang dijelaskan oleh Roger dan David
johnson (Rusman, 2012)

1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam


pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas
tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut \.
Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota kelompok. Oleh kerena itu, semua anggota dalam kelompok aan
merasakan saling ketergantungan.

2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability) yaitu


keberhasilan kelompoak sangat tegantung dari masing-masing aanggota
kelompokanya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai
tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut

3) Interaksi tatap muka (face to face promation interaction), yaitu


memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk
beratatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan
menerima informasi dari anggota lain.

4) Partisipasi dan komunikasi (participation communiction) yaitu melatih


siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan
pembelajaran.

5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi


kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka, agar agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif.

Sedangkan menurut (Isjoni, 2009). Pembelajaran kooperatif juga memiliki


ciri-ciri yaitu sebagai berikut:

1) Setiap anggota memiliki peran

10
2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa

3) Setiap anggota kelompok bertanggug jawab atas belajarnya dan juga


teman-teman sekelompoknya

4) Guru membantu mengembangkan keterampilan - keterampilan inpersonal


kelompok guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

a. Pengertian kooperati tipe STAD

Menurut Slavin (Rusman, 2012). mengembangkan model STAD (Student


Teams Achievement Divisions) ini merupakan variasi pembelajaran kooperatif
yang paling banyak diteliti dan juga sangat mudah diadaptasi.

Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe


pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim
belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat
kinerjanya, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan suatu pelajaran kemudian
siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah
menguasai pelajaran tersebut. Akhimya, seluruh siswa menjalani kuis
perseorangan tentang materi tersebut, dengan catatan pada saat kuis berlangsung
mereka tidak boleh saling membantu.

Slavin juga memaparkan bahwa “Gagasan utama di belakang STAD


adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk
menguasai keterampilan yang diajarkan guru”. Jika siswa menginginkan timnya
memperoleh hadiah, mereka harus saling membantu teman sekelompoknya dalam
memahami pelajaran. Mereka harus saling mendorong dan memotivasi teman
sekelompoknya untuk melakukan yang terbaik, menunjukkan bahwa belajar
itu sangat penting, berharga, dan menyenangkan.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini mengajarkan kepada


peserta didik agar bisa untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi antar sesama
11
anggota kelompoknya, saling membantu, berkerjasama untuk mengatasi, dan
membereskan tugas ataupun materi yang diberikan dalam kelompoknya, dan
untuk bersama-sama belajar memahami pembelajaran agar dapat mencapai hasil
suatu pembelajaran yang sangat ideal (Ridwan et al., 2022)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajar kooperatif tipe
STAD murupakan suatu

b. Langka-langka pembeljaran kooperatif tipe STAD

Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini guru


harus memperhatikan gambaran secara baik tentang langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, agar tujuan yang dinginkan dapat tercapai.
Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu sebagai
berikut:

1) Penyampaian tujuan dan motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran


tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar

2) Pembagian kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya


terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman)
kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, dan rasa atau etnik.

1) Presentasi dari guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan


tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta
pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari dalam proses pembelajaran
guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan pula tentang keterampilan

12
dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan
yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.

2) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan


lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua
anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama
tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan,
dorongan, dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri
terpenting dari STAD.

3) Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi


yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil
kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual
dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar
siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam
memahami bahan ajar tersebut.

4) Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0–100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas
keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan
tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Menghitung skor individu

Menurut Slavin, untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung


sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 2.2 perhitungan perkembangan Skor Individu

13
Nilai Tes Skor
Lebih dari 10 Poin dibawah skor awal 0 Poin
10-1 poin di bawah skor awal 10 Poin
Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20 Poin
Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 Poin

Nilai sempurna (tampa memperhatikan 30 poin

b) Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan


anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua perkembangan
indvidu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok
tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh
skor kelompok sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Perhitungan perkembangan skor kelompok

Rata-Rata Skor Kualifikasi


0N5 Tim yang Sangat Kurang Baik
7 N 15 Tim yang Kurang Baik
16 N 20 Tim yang Cukup Baik
21 N 30 Tim yang Baik

c) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru


memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok
sesuai dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan guru).

c. Kelebihan dan kekuranggan kooperato tipe STAD

Pembelajaran dengan menggunakan model koopetif tipe STAD memiliki


keungulan dan kelemahan (Wulandari, 2022)

14
Kelebihan model pembelajaran STAD sebgai berikut:

1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi


norma- norma kelompok,
2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama,
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok,
4) Interaksi antara siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka
dalam berpendapat.
Kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran STAD sebagai
berikut:
1) Sejumlah siswa mungkin banyak yang bingung kerena belaum terbiasa
dengan perlakuan seperti ini
2) Membutukan waktu yang lebih lama sehingga sulit mencapai target
kurikulum
3) Membutukan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
4) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan pembelajaran kooperatif STAD
5) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama

B. Materi Kebersamaan Dalam Keberagaman

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keberagaman budaya.


Keberagaman budaya bisa dilihat mulai dari bahasa daerah, upacara adat, tari
tradisional, alat musik tradisional, rumah adat, makanan khas, lagu daerah, dan
lain sebagainya. Keberagaman budaya di Indonesia disebabkan karena adanya
keberagaman ras atau suku masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu, kita harus
menjaga kebersamaan dalam keberagaman untuk membuat setiap masyarakat di
Indonesia hidup dengan damai dan aman.

1. Makna Kebersamaan dalam Keberagaman

15
Kebersamaan adalah kondisi di mana masyarakat selalu hidup berdampingan.
Sedangkan, keberagaman adalah kondisi di mana terdapat bermacam-macam
perbedaan di tengah kehidupan masyarakat. Perbedaan tersebut tidak hanya
berupa suku, ras, agama, budaya, tetapi juga berbagai bidang lainnya. Jadi makna
kebersamaan dalam keberagaman adalah kondisi di mana masyarakat selalu hidup
berdampingan di antara beragam perbedaan di tengah kehidupan. Masyarakat
yang menjaga kebersamaan dalam keberagaman akan bermanfaat untuk menjaga
kesatuan dan persatuan Indonesia.

2. Keberagaman Agama di Indonesia


Di Indonesia, sejatinya terdapat 6 agama yang diakui oleh negara, yakni Islam,
Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu. Namun, untuk kepercayaan itu
dapat berbeda-beda. Tidak hanya itu saja, bahkan di dalam suatu agama juga akan
terdapat perbedaan cara beribadahnya. Meskipun demikian, keberagaman tersebut
tidak boleh menodai kesatuan bangsa Indonesia ini

Edo dan kelima temannya mendapat tugas untuk melakukan percobaan


tentang bunyi. Sepulang sekolah, mereka berkumpul di rumahnya. Setiap orang
sudah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Lani dan Siti membawa beberapa
kaleng yang sudah dilubangi. Udin dan Beni membawa benang kasur. Mereka

16
berkumpul di halaman depan rumah. Keenam sekawan siap bekerja sama
melakukan percobaan.

Saat percobaan akan dimulai, tiba-tiba terdengar adzan. Siti dan Udin
meminta izin teman-temannya untuk shalat. Teman-temannya mengizinkan
mereka untuk melakukan ibadah. Edo meminjamkan ruang makannya untuk
digunakan Siti dan Udin Shalat. Meskipun Edo beragama Katolik, ia tidak
keberatan rumahnya dipakai untuk shalat. Beni yang beragama Kristen, Dayu
yang beragama Hindu, dan Lani yang beragama Buddha menunggu dengan sabar
temannya beribadah. Keenam sahabat selalu menghargai satu dengan yang lain.

Tiba saatnya keenam sekawan melakukan percobaan. Setiap orang


menunjukkan tanggung jawabnya dalam bekerja. Tidak ada satu pun di antara
mereka yang duduk diam atau memberi perintah saja. Semuanya ikut bagian
dalam percobaan. Saat Dayu membutuhkan pertolongan memotong benang, Udin
datang membawakan gunting. Saat Edo kesulitan menalikan benang di kaleng,
Siti ikut membantu. Keenam sahabat bekerja sama dengan semangat. Mereka
hidup rukun, saling membantu meskipun berbeda agama.

Bahasa Indonesia
a. Gagasan Pokok dan Gagasan Pendukung
Gagasan pokok adalah gagasan atau ide yang menjadi pokok atau pikiran
utama dalam mengembangkan paragraf suatu bacaan. Gagasan pokok berupa
kalimat utama yang dapat ditemukan pada awal paragraf (paragraf deduktif), pada
akhir paragraf (paragraf induktif), atau pada awal dan akhir paragraf (paragraf
campuran.
Gagasan pendukung adalah uraian atau tambahan informasi yang mendukung
gagasan pokok. Gagasan pendukung berupa kalimat-kalimat penejelas yang
memberi tambahan untuk gagasan utama.
IPS
a. Tempat Ibadah:
1. Islam Tempat Ibadah Masjid.
17
2. Kristen Tempat Ibadah Gereja.
3. Katolik Tempat Ibadah Gereja.
4. Hindu Tempat Ibadah Pura.
5. Budha Tempat Ibadah Vihara.
6. Konghuchu Tempat Ibadah Klenteng.
b. Kitab Suci:
1. Islam : Al Quran
2. Kristen : Al Kitab atau Injil
3. Katolik : Al Kitab atau Injil
4. Hindu : Weda
5. Budha : Tripitaka
6. Konghuchu : Sishu Wujing
c. Hari Besar:
1. Islam: Idul Fitri, Idul Adha, Maulud Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mijra’
2. Kristen : Natal, Jumat Agung, Kenaikan Isa Al Masih, dan Hari Paskah.
3. Katolik : Natal, Jumat Agung, Kenaikan Isa Al Masih, dan Hari Paskah.
4. Hindu : Nyepi, Kuningan, Galungan, dan Hari Saraswati
5. Budha : Hari Kathina, Hari Waisak, dan Hari Asadha
6. Konghuchu : Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh (Junistira, 2022) yang berjudul Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V mata pelajaran IPS, terbukti mampu meningkatkan hsil belajar
peserta ddidik.
Penelitian yang dilakukan oleh (Ni Nyoman Sukerti, 2017). Dengan judul
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar tematik siswa kelas III SD Negeri 2 Kampung Baru
semester II tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil
belajar siswa pada beberapa siklus yaitu pra siklus sebesar 66,33% yang tergolong

18
cukup, siklus I sebesar 74,00% yang tergolong cukup tinggi dan meningkat lagi
pada siklus

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Merupakan ragam
penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil
pembelajaran (Somadayo, 2013)

2. Pendekatakan
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif
berpendapat penelitian kualitatif atau disebut juga penelitian naturalistic, alamiah
dengan pertimbangan melakukan penelitian dalam latar yang sesungguhnya objek
tidak berubah, baik sebelum maupun sesuda diadakan suatu penelitian. Jenis
penelitian ini berkarakteristik alamiah atau berseting apa adanya dari fenomena
yang terjadi dilapangan yang menitik beratkan pada kualitasnya (Ratna, 2010).
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN Galo-Galo

19
2. Waktu penelitian
Pengambilan dan pengumpulan data ini dilaksanakan pada disemester
ganjil tahun ajaran 2023/2024
C. Kelas dan Subjek Penelitian
Sesuai dengan hakikatnya, objek adalah keseluruhan permasalahan yang
dibicarakan dalam penelitian, ebagai bentuk pasif, sedngkan yang
membicarakan, sebagai bentuk akti adalah subjek. Dengan singkat obejek
adalah segala sesuatu yang diteliti, sedangkan subjek adalah peneliti (Ratna,
2010). Oleh karena itu, objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri Galo-Galo yang berjumlah 15 orang siswa.

D. Rancangan Penelitian.

Siklus Penelitian Tindakan Kelas


(Somadayo, 2013)
1. Perencanaa tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan untuk
melaksanakan tindakan perbaikan terkait masalah penelitian yang telah

20
ditetapkan. Hal terpenting yang harus disiapkan saat perencanaan tindakan ini
antara lain.
a. Menyusun skenario pembelajaran
b. Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang terlaksananya tindakan
c. Menyusun instrument, baik instrumen proses maupun instrumen hasil
d. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi.
Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interpretasi, merupakan tahapan
pengaplikasian semua perencanaan tindakan yang telah disusun.Scenario tindakan
dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang sesungguhnya. Pada konteks ini,
observasi dan interpretasi dilakukan secara bersama.
3. Analisis dan refleksi
Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan pada
pelaksanaan tindakan dalam menyelesaikan masalah penelitian. Dalam hal ini,
dilakukan analisis data berupa:
a. Reduksi data (penyederhanaan, pengelompokan, atau pengorganisasian
data mentah menjadi informasi bermakna)
b. Paparan data (menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami)
c. Penyimpulan (pengambilan intisari dari sajian data)
d. Dilakukan refleksi dengan mengkaji apa yang telah dan belum terjadi dan
apa yang harus dilakukan selanjutnya.
E. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber diantaranya
yaitu :
1. Siswa
Untuk mendapat data tentang hasil aktivitas belajar dalam proses
pembelajaran.
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan pada pembelajaran yang dicapai siswa.
3. Observer

21
Untuk menilai dan mengevaluasi penelitian selama dalam proses belajar
mengajar berlangsung.
F. Prosedur pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data melalui tehnik sebagai berikut:
a. Observasi
Teknik Observasi aadalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan
dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung keobjek atau lapangan
terhadap gejala social. Teknik observasi dipakai untuk mencari dan mengali
data dan informasi dari sumber dapat yang berbentukrekam gambar,peristiwa,
benda, lokasi, atau tempat.

b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kata-kata tertulis dari informan atau narasumber,
dukumen terbagi menjadi dua, dokumen formal dan pribadi dukumen formal
terdiri atas dokumen kelembagaan, arsip-arsip lembaga, dokumen komunikasi
ekestrnal data stastistik, foto, benda-beda, atau artefak lainnya. Dokumen
pribadi, buku harian atau otobiografi.

c. Tes
Tes sebagai pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, intelegensi, kemampuan, atau
bakat yang dimiliki individu atau kelompok.(Sigit Purnama, 2019)
G. Tehnik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa
dapat di analisis secara individu maupun klaisikal rumus yang digunakan yaitu :

Keterangan :
KI : Ketuntasan individu
SS : Skor hasil belajar siswa

22
SMI : Skor maksimal ideal

Keterangan :
KK : Presentase ketuntasan hasil belajar
JST : Jumlah siswa yang tuntas
JS : Jumlah seluruh siswa
Setiap siswa dikatakan tuntas apabila memiliki KKM (Kriteria Ketuntasan
Individu) yang ditentukan sekolah adalah 67. Oleh karena itu, kriteria yang
digunakan peneliti untuk menyatakan ketuntasan dalam proses belajar harus
dicapai 67.
H. Pengecekan keabsahan data
Untuk memperoleh penyajian data yang akurat, maka dibutuhkan pemeriksaan
sumber data dalam hal ini, penulis menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Pengecekan keabsahan data sebagai kriteria keberhasilan penelitian
merupakan ketuntasan belajar yang dinilai secara langsung dengan mengamati
keterampilan pembelajaran siswa pada materi keberagaman suku bangsa dan
agama di negeriku dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe
STAD yang dipakai dalam proses pembelajaran.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. (2011). Teori Pembelajaran. Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi


antara peserta didik. Media Pustaka.

Ali, I. (2021). Pembelajaran Kooperatif Dalam Pengajaran Pendidikan Agama


Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(1), 247–264.
http://journal.an-nur.ac.id/index.php/mubtadiin/article/view/82

Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 4 Pilar


Peningkatan Kompetensi Pedagogis. CV. KAAFFAH LEARNING
CENTER.

Gusnarib Wahab, & Rosnawati. (2021). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran.


(CV. Adanu Abimata).

Hasanah, Z. (2021). IRSYADUNA: Jurnal Studi Kemahasiswaan Vol. 1, No. 1,


April 2021 P-ISSN : -; E-ISSN : -

24
https://jurnal.stituwjombang.ac.id/index.php/irsyaduna. 1(1), 1–13.

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Model Belajar Mengajar. Pustaka


Belajar.

Junistira, D. D. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPS. JIIP -
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(2), 533–540.
https://doi.org/10.54371/jiip.v5i2.440

Lutfi, Ardi, Relsas, A. & F. (2020). METODOLOI PEMBEAJARAN: STRATEGI,


PRNDRKATAN,MODEL,METODE PEMBELAJARAN. CV IRDH.

Muhamad afdal, Evi Chamalah, & O. P. W. (2013). Model dan Metode


Pembelajaran. UNISSULA PRESS.

Ni Nyoman Sukerti. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah
Dasar, 1(1), 1. https://doi.org/10.23887/jisd.v1i1.10128

Noorlaila, F. (2020). Teori-Teori Belajar dalam Pendidikan. EDU PUBLISHER.

Pritasari, O. K., & Wilujeng, B. Y. (2020). Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Mahasiswa. Journal of Vocational and Technical Education (JVTE), 2(1),
14–18. https://doi.org/10.26740/jvte.v2n1.p14-18

Ratna, N. K. (2010). Metodologi Penelitian. Kajian Budaya dan ilmu sosial


Humsiora pada umumnya. Pustaka Pelajar.

Ridwan, A. … Afriliani, M. (2022). Analisis Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Sikap Kompetitif Belajar pada
Siswa Sekolah Dasar. Journal on Education, 05(01), 447–459.
https://jonedu.org/index.php/joe/article/view/633

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Mengemabangkan Profisionalisme


25
Guru. Rajawali Press.

Sigit Purnama, H. P. & P. S. R. (2019). Penelitian Tindakan Kelas Untuk


Pendidikan Usia Dini. Pustaka Pelajar.

Somadayo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Graha Ilmu.

Wulandari, I. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ( Student


Teams Achievement Division) dalam Pembelajaran MI. Jurnal Papeda:
Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar, 4(1), 17–23.
https://doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v4i1.1754

26

Anda mungkin juga menyukai