Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS-BUILD-TRIUMPH : SEBUAH MODEL


PEMBELAJARAN YANG KOOPERATIF

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Mukhammad Luqman Hakim, M.Pd

Disusun oleh:

Nazila Basuin Abdullah 21105241030


Muhammad Akmal Abid 21105241056
Isa Romansah 21105241057

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Atas rahmat, hidayah, serta inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ujian
akhir semester Model-Model Pembelajaran terkait pengembangan model pembelajaran
dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas ujian
akhir semester pada mata kuliah model-model pembelajaran serta sebagai sarana untuk
menambah wawasan dan ilmu bagi para pembaca dan penulis. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Mukhammad Luqman Hakim, M.Pd.. selaku dosen mata kuliah
Model-model pembelajaran.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman kelompok yang telah
berpartisipasi aktif dalam penyusunan tugas makalah pengembangan model pembelajaran
ini. Terlepas dari segala hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah pengembangan
model pembelajaran ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun di harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogykarta, 27 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
C. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4
A. Pembelajaran Kooperatif ..................................................................................................... 4
B. Model Pembelajaran Team-Build-Triumph ......................................................................... 6
C. Karakteristik Model Pembelajaran Team-Build-Triumph ................................................... 7
D. Sintaks Model Pembelajaran Team-Build-Triumph............................................................. 7
E. Prinsip Reaksi dan Teori Sistem .......................................................................................... 9
F. Sistem Pendukung Dalam Model Pembelajaran Team-Build-Triumph ............................... 9
G. Dampak Instruksional dan Pengiring ................................................................................... 9
H. Implementasi ...................................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu elemen penting dalam pembangunan di suatu
negara. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
dalam pasal 1, telah dijelaskan bahwa; pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar
siswa secara aktif dapat mengembangkan dan meningkatkan
potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan oleh dirinya sendiri maupun masyarakat, bangsa dan negara. Dengan
demikian, dapat dikatakan juga bahwa pendidikan merupakan suatu sistem pembelajaran
mengenai pengetahuan serta keterampilan yang diberikan
untuk mengubah sikap atau tingkah laku manusia dalam usaha untuk mendewasakan
melalui pengelolaan dan pelatihan. Peranannya sangat penting karena dengan pendidikan
yang bermutu maka akan berpengaruh terhadap penciptaan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Di samping itu, pendidikan sendiri memiliki banyak cakupan aspek yang sangat
luas, salah satu yang paling utamanya merupakan model pembelajaran. Model
pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran dan
pendidikan sebab model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Komalasari, 2013:57). Ada beberapa
alasan pentingnya pengembangan model pembelajaran, yaitu: a) model pembelajaran yang
efektif sangat membantu dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran lebih
mudah tercapai, b) model pembelajaran dapat memberikan informasi yang berguna bagi
peserta didik dalam proses pembelajarannya, c) variasi model pembelajaran dapat
memberikan gairah belajar peserta didik, menghindari rasa bosan, dan akan berimplikasi
pada minat serta motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, d)
mengembangkan ragam model pembelajaran sangat urgen karena adanya perbedaan

1
karakteristik, kepribadian, kebiasaan-kebiasaan cara belajar para peserta didik, e)
kemampuan dosen/guru dalam menggunakan model pembelajaran pun beragam, dan
mereka tidak terpaku hanya pada model tertentu, dan f) tuntutan bagi dosen/guru
profesional memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam menjalankan
tugas/profesinya.

Dari urgensi tersebut juga dapat dikaitkan dengan bagaimana suatu model
pembelajaran juga harus terus developing untuk mengikuti perkembangan karakteristik
pendidikan, sehingga desainer instruksional juga perlu menganlasis relvansi kebutuhan
kompetensi-kompetensi yang menjadi urgensi terutama kompetensi pendidikan abad 21
dalam pengembangan model pembelajaran.

Pada pendidikan yang membangun kompetensi “Partnership 21st Century


Learning” yang mengacu pada format pendidikan abad 21 yang diusung oleh Hermawan
(2006), salah satu kompetensinya adalah; pembelajaran yang menggunakan kelompok
sebagai upaya menumbuhkan kerjasama antar peserta didik (cooperative learning).
Kooperatif berarti bekerja bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain. Dalam
hal ini, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota
kelompoknya. Jika dikaji lebih dalam, kolaborasi atau kooperatif ini memuat kemampuan
bekerja sama, beradaptasi dalam berbagi peran dan bertanggung jawab, bekerja secara
produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya, dan juga menghormati
perspektif yang berbeda. Menurut Apriono (2013), pembelajaran yang kolaboratif
berorientasi pada peserta didik yang tingkat kognitifnya rendah sehingga mempengaruhi
peserta didik satu dengan yang lainnya.

Dengan demikian, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada abad 21
ini pendidikan adalah suatu sistem pembelajaran mengenai pengetahuan serta keterampilan
yang diberikan agar terjadi adanya perubahan sikap atau tingkah laku manusia dalam
rangka menuju proses pendewasaan. Peranan pendidikan ini sangat penting karena dengan
pendidikan yang bermutu, maka akan berpengaruh terhadap penciptaan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Usaha untuk menciptakan
SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi tentulah dipengaruhi juga oleh model

2
pembelajaran yang digunakan dalam lembaga pendidikan tersebut, khususnya di era
revolusi industri sekarang ini yang membutuhkan kemampuan 4C.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif?

2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Team-Build-Triumph?

3. Apa saja karakteristik model pembelajaran Team-Build-Triumph?

4. Bagaimana sintaks dalam model pembelajaran Team-Build-Triumph?

5. Bagaimana prinsip reaksi dan sistem dalam model pembelajaran Team-Build-Triumph?

6. Apa saja sistem pendukung dan dampak instruksional serta pengiring dari model
pembelajaran Team-Build-Triumph?

7. Bagaimana implementasi model pembelajaran Team-Build-Triumph?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif

2. Mendeskripsikan model pembelajaran Team-Build-Triumph

3. Mengidentifikasi karakteristik model pembelajaran Team-Build-Triumph

4. Mendeskripsikan sintaks dalam model pembelajaran Team-Build-Triumph

5. Mendeskripsikan prinsip reaksi dan sistem dalam model pembelajaran Team-Build-


Triumph

6. Mengidentifikasi sistem pendukung dan dampak instruksional serta pengiring dari


model pembelajaran Team-Build-Triumph

7. Mendeskripsikan implementasi model pembelajaran Team-Build-Triumph

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Kooperatif
Cooperative Learning berasal dari gabungan dua kata yaitu Cooperative dan
Learning. Cooperative memiliki arti kerjasama dan Learning sendiri berarti belajar. Jadi,
Cooperative Learning merupakan model pembelajaran melalui kegiatan bersama.
Cooperative Learning merupakan suatu model pembelajaran dengan penerapan learning
community yaitu dengan membentuk masyarakat belajar atau kelompok-kelompok belajar.
Hal tersebut berarti bahwa selama proses belajar berlangsung, tentunya ada diskusi,
pertukaran ide, kerjasama, yang pandai mengajari yang lemah, dari individu atau kelompok
yang belum tahu menjadi tahu.
Pada dasarnya Cooperative Learning secara general mengandung pengertian
sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu antara sesama
dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau
lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri. Cooperative Learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur
tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok. Cooperatif
Learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar dalam
model cooperative learning harus ada “struktur dorongan dan tugas yang bersifat
kooperatif” sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-
hubugan yang bersifat interdependensi yang efektif diantara anggota kelompok.
Terdapat jenis-jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran. Setiap model memiliki karakteristik masing-masing yang bisa
disesuaikan dalam pembelajaran atau situasi tertentu. Pemilihan model pembelajaran ini
juga harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi yang akan disampaikan.

a. Jigsaw

Model pembelajaran jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif


di mana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa
secara heterogen. Pada pembelajaran jigsaw ini terdapat kelompok asal dan

4
kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang
beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang yang beragam.
Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok
asal yang berbeda dan ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyampaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan
topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada kelompok asal.

b. STAD (Student Team Achievement Division)

Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu jenis


kooperatif yang menekankan adanya aktivitas serta interaksi antara siswa
agar saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal.

c. TGT (Team game Tournament)

Jenis model pembelajaran kooperatif TGT ini dilakukan dengan


menempatkan siswa ke dalam kelompok belajar dengan adanya permainan
pada setiap meja turnamen. Permainan tersebut akan menggunakan kartu
berisi soal dan kunci jawabannya.

d. GI (Group Investigation)

Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran kooperatif


yang kompleks. Model pembelajaran ini memadukan antara prinsip belajar
kooperatif dan pembelajaran berbasis konstruktivisme serta proses
pembelajaran demokrasi. Model pembelajaran ini juga mengharapkan agar
siswa mampu terlibat aktif dari tahap awal sampai akhir pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif model ini menjadikan siswa mampu berfikir secara
analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif.

e. NHT (Number Head Together)

5
Model pembelajaran kooperatife tipe NHT (kepala bernomor)
merupakan pengembangan dari model kooperatif tipe TGT. Ciri khususnya
adalah pembelajaran kelompok melalui penyelesaian tugas dengan saling
membagi ide. Setiap kelompok harus memastikan bahwa anggotanya
memahami dan menguasai tugas, sehingga semua siswa memahami konsep
bersamaan.

f. TPS (Think Pair Share)

Tipe pembelajaran model ini dikembangkan oleh Frank T. Lyman


(1981) dan memungkinkan setiap anggota pasangan siswa mampu
berkontemplasi terhadap sebuah pertanyaan yang diajukan. Siswa bersama
kelompoknya diminta untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan.
Setelah diskusi selesai, selanjutnya guru mengumpulkan tanggapan atau
jawaban atas pertanyaan yang diajukan dari seluruh kelas.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Cooperative Learning merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok-kelompok kecil yang tediri dari 4-6 orang. Dalam
pembelajaran kooperatif ini dituntut untuk saling bekerjasama memecahkan
suatu masalah dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pada
proses pembelajaran guna untuk mencapai tujuan yang maksimal atau
tujuan pembelajaran yang diinginkan.

B. Model Pembelajaran Team-Build-Triumph


Secara konsep awal model pembelajaran Teams-Build-Triumph merupakan
kombinasi antara teori model Gardner mengenai delapan jenis kecerdasan manusia dengan
model pembelajaran Teams-Games-Tournament yang berfokus pada kompetisi antar tim
di akhir pembelajaran. Model Gardner adalah model pembelajaran yang dikembangkan
oleh Dr. Howard Gardner pada 1983 yang menggunakan dan menerapkan teori inteligensi
ganda yang perlu dipersiapkan dan dirancang dengan baik sebelum proses pembelajaran
dilaksanakan.

6
Teori intelegensi ganda terdiri dari delapan jenis kecerdasan yaitu (1) kecerdasan
matematis-logis (kecerdasan angka/nalar); (2) kecerdasan spasial (kecerdasan
piktorial/gambar); (3) kecerdasan linguistik (kecerdasan kata-kata); (4) kecerdasan
kinestetik-jasmani (kecerdasan tubuh); (5) kecerdasan musikal (kecerdasan musik); (6)
kecerdasan interpersonal (kecerdasan berelasi dengan orang lain); (7) kecerdasan
intrapersonal (kecerdasan diri); (8) kecerdasan naturalistik (kecerdasan alam). Sedangkan
model pembelajaran Teams-Games-Tournament merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan oleh Slavin pada 1995 yang dapat membantu siswa mereview dan
menguasai materi pembelajaran serta meningkatkan skill-skill dasar, pencapaian, interaksi
positif antar siswa, harga diri, dan sikap penerimaan pada siswa-siswa lain yang berbeda.
Secara garis besar, model pembelajaran Teams-Build-Triumph merupakan model
pembelajaran yang berfokus pada peserta didik untuk berkolaborasi sekaligus berkompetisi
dalam lingkungan kelas sehingga diharapkan bisa membuat partisipasi siswa lebih
mendominasi praktek pembelajaran.

C. Karakteristik Model Pembelajaran Team-Build-Triumph


Karakteristik model pembelajaran Teams-Build-Triumph sebenarnya bisa
digunakan untuk semua jenjang pendidikan. Namun, kami sebagai pengembang lebih
merekomendasikan untuk jenjang sekolah dasar untuk melatih kemampuan bekerja sama
mereka dengan orang lain sekaligus karena karakteristik mata pelajaran yang bersifat
sederhana dan sangat dasar.

D. Sintaks Model Pembelajaran Team-Build-Triumph

Pendahuluan ● Guru memberikan pre-test diawal pembelajaran untuk mengetahui


bakat, minat, kemampuan serta karakteristik siswa.
● Setelah melakukan pre-test , guru mengelompokkan dan
mendistribusikan siswa berdasarkan bakat, minat, kemampuan serta
karakteristik siswa ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3
atau 5 orang (disesuaikan dengan jumlah murid dalam satu kelas).
● Pembagian kelompok ini harus seimbang yang terdiri dari siswa dengan
kemampuan akademik dan kemampuan non-akademik untuk
mempermudah proses peer-teaching (misal dalam satu kelompok
terdiri dari siswa yang memiliki kecerdasan angka/nalar , siswa yang
memiliki kecerdasan relasi dengan orang lain dan siswa yang memiliki
kecerdasan di bidang olahraga).

7
● Kelompok yang sudah dibagi ini nantinya akan berlanjut sampai akhir
semester. Namun bisa juga diubah lagi tergantung kecocokan antar
siswa

Kegiatan Inti ● Pembelajaran materi dimulai seperti biasa, dimana guru menjadi pusat
utama sumber belajar yang didukung dengan sumber belajar lainnya
seperti buku literatur ataupun materi dari internet.
● Setelah materi selesai, guru membuka sesi tanya jawab dan diskusi
antara guru dan siswa ataupun siswa dengan siswa (antar kelompok).
Disini guru juga bertugas mencatat keaktifan siswa untuk
diakumulasikan diakhir pembelajaran sebagai nilai individu dan nilai
kelompok
● Setelah sesi tanya jawab atau diskusi selesai, guru mempersilahkan
perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mengulang kembali
materi yang telah dibahas di depan kelas. Hal ini berfungsi untuk
penguatan materi bagi siswa. Selain itu, guru juga tetap mencatat siapa
yang menjadi penguatan materi didepan kelas yang nantinya juga akan
diakumulasikan sebagai nilai individu dan nilai kelompok.
● Setelah akhir pembelajaran (harian) guru memberikan tugas kelompok
dimana nantinya diharapkan siswa melakukan peer-teaching untuk
membantu siswa yang kurang mahir dibidang tersebut (misal guru
memberikan tugas matematika, nanti harapannya siswa yang mahir
dalam matematika ini dalam kelompok bisa melakukan peer-teaching
dengan dua teman lainnya yang kurang mahir dan begitu pula
sebaiknya di mata pelajaran lain.

Penutup ● Diakhir semester , guru memberikan tes akhir (untuk mengukur


kemampuan kognitif individu siswa), angket untuk mengukur aspek
kognitif siswa (baik secara individu maupun secara kelompok
mengenai kecocokan kelompok)
● Selain ada tes dan angket, guru juga mengadakan sejenis turnamen
untuk semua mata pelajaran. Turnamen ini diikuti oleh perwakilan dari
masing masing kelompok. Hasil dari turnamen ini nantinya akan
menjadi nilai kelompok
● Kelompok teratas akan diberikan reward agar memotivasi dan
memancing keaktifan siswa

8
E. Prinsip Reaksi dan Teori Sistem

Peran ● Sebagai pusat sumber belajar pada pemberian materi diawal


Guru pembelajaran
● Sebagai fasilitator, pengamat dan penengah di fase pembelajaran
selanjutnya yang cenderung bersifat kompetisi

Peran ● Sebagai subjek aktif yang bertanya dan berdiskusi


Siswa ● Sebagai subjek aktif untuk berinteraksi dengan orang lain dengan bekerja
sama

F. Sistem Pendukung Dalam Model Pembelajaran Team-Build-Triumph


a. Guru yang cukup kompeten untuk mengkondisikan siswa, baik dalam proses awal
pembelajaran maupun fase inti dan penutup dalam pembelajaran Teams-Build-
Triumph
b. Media dan sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran di kelas maupun
saat peer-teaching seperti buku literatur yang cukup fleksibel berbentuk PDF
ataupun media pembelajaran lainnya. Dalam hal ini guru memiliki peran penting
untuk menentukan pemilihan, penggunaan, dan pemanfaatan sumber belajar yang
sesuai.

G. Dampak Instruksional dan Pengiring


a. Dampak Instruksional
Meningkatnya aspek kognitif siswa (seperti kemampuan memahami fakta, teori
atau prinsip, kemampuan visualisasi atau analogi sebuah prosedur, kemampuan
pemecahan masalah, kemampuan kreativitas, dll).
b. Dampak Pengiring
Meningkatnya aspek afektif siswa (seperti kemampuan bekerja sama, kemampuan
berinteraksi dengan orang lain, kemampuan menghargai pendapat orang lain,
kemampuan untuk memahami karakteristik orang lain, dll)

9
H. Implementasi

Nama Sekolah Sekolah Dasar 1 Yogyakarta

Mata Pelajaran Matematika

Materi Perkalian dan Pembagian


Pembelajaran

Alokasi Waktu 2 x 35 menit

Standar Mampu melakukan operasi hitung sampai 3 angka


Kompetensi

Kompetensi Dasar Siswa mampu melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian sampai
3 angka

Indikator ● Siswa mampu melakukan operasi hitung perkalian sampai 3 angka


dengan benar
● Siswa mampu melakukan operasi hitung pembagian sampai 3
angka dengan benar

Karakteristik ● Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


Siswa yang ● Disiplin
Diharapkan ● Tekun
● Teliti
● Kerja sama
● Percaya Diri
● Berani

Pendekatan Menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru di awal


Pembelajaran pembelajaran dan berorientasi pada siswa di kegiatan inti dan akhir
pembelajaran

Strategi & Metode Menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dengan metode
Pembelajaran pembelajaran peer-teaching

Kegiatan ● Pendahuluan
Pembelajaran o Guru memberikan pre-test untuk menentukan kelompok
diawal tahun pelajaran untuk menentukan
o Guru membuka pelajaran dengan salam, berdoa, presensi
dan memberikan apesepsi
● Kegiatan Inti
o Guru memulai pembelajaran dengan ceramah
o Setelah materi selesai, guru membuka sesi tanya jawab dan
diskusi
o Pada penguatan materi, guru mempersilahkan perwakilan
dari kelompok untuk mengulang kembali materi yang telah

10
dipelajari dikelas untuk dipresentasikan di depan kelas (bisa
berupa pembacaan rangkuman).
● Penutup
o Pada akhir pelajaran, guru memberikan tugas proyek yang
harapannya siswa bisa melakukan peer-teaching di luar jam
pembelajaran di kelas
o Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam

Sumber ● Guru
Pembelajaran ● Sumber literatur yang relevan (seperti buku paket)
● Alat peraga yang relevan (seperti sempoa ataupun alat hitung
sederhana lainnya)
● Sumber dari internet

Evaluasi ● Evaluasi formatif (perwakilan dari kelompok untuk penguatan


materi di depan kelas)
● Evaluasi sumantif (ujian akhir semester dan turnamen antar
kelompok)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam
pembelajaran dan pendidikan sebab model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model
pembelajaran Teams-Build-Triumph merupakan kombinasi antara teori model
Gardner mengenai delapan jenis kecerdasan manusia dengan model pembelajaran
Teams-Games-Tournament yang berfokus pada kompetisi antar tim di akhir
pembelajaran. Model pembelajaran Teams-Build-Triumph ini lebih
direkomendasikan kepada jenjang sekolah dasar untuk melatih kemampuan bekerja
sama mereka dengan orang lain sekaligus karena karakteristik mata pelajaran yang
bersifat sederhana dan sangat dasar.
Dengan demikian, model pembelajaran Teams-Build-Triumph merupakan
model pembelajaran inovatif yang kooperatif dan berfokus pada peserta didik untuk
berkolaborasi sekaligus berkompetisi dalam lingkungan kelas sehingga diharapkan
bisa membuat partisipasi siswa lebih mendominasi praktek pembelajaran.

B. Saran
Semoga dengan adanya inovasi model pembelajaran Teams-Build-Triumph
bisa meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar yang sifatnya kolaboratif dan
namun juga kompetitif. Selain itu, kami juga mengharapkan masukan yang
membangun demi kesempurnaan inovasi model pembelajaran ini.

12
Daftar Pustaka
Apriono, D. (2013) Pembelajaran Kolaboratif (Suatu Landasan untuk Membangun Kebersamaan
dan Keterampilan Kerjasama. Diklus. Edisi XVII (1)
Fahyuni, Eni Fariyarul, dkk. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia Learning
Center.
Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

13

Anda mungkin juga menyukai